Anda di halaman 1dari 6

METHOD

Metode Penugasan yang Diberikan Oleh RS

a. Model penugasannya sudah di operasikan di Unit rawat inap, tim tenaga kesehatan berpendapat
untuk penerapan metode askep yg baik digunakan adalah metode asuhan keperawatan primer

b. Ya menerapkan, karena metode asuhan keperawatan di RS M. Salamun sudah diterapkan sampai


saat ini

c. Dengan model asuhan keperawatan primer, terdapat kontinuitas yg bersifat komprehensif serta
dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat yg memberikan asuhan keperawatan primer biasanya
mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien dirawat di rumah sakit

d. Ya, agar perawat mampu memahami dan mengidentifikasi riwayat kebutuhan, memahami perilaku,
serta mampu meningkatkan kemampuan pengetahuan perawat sesuai bidangnya.

e. Terdapat pengetahuan dan kemampuan tentang proses keperawatan untuk mengkaji kesehatan
pasien, menentukan diagnosa, merencanakan asuhan keperawatan, menerapkan dan mengevaluasi
tindakan keperawatan yang diberikan sehingga mencapai hasil yang memuaskan

f. Ya, karena prinsip etik keperawatan penting bagi perawat terutama dipelayanan rumah sakit. Etika
keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara
perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung.

g. Ya, pemberian asuhan keperawatan di RS M. Salamun sudah sesuai pada SPO (Standar Prosedur
Operasional) yang sudah di tetapkan

h. Sesuai dengan UU Keperawatan. Perawat dalam pemberian asuhan keperawatan berorientasi pada
keselamatan pasien. Begitu pun jumlah tenaga perawat yang mencukupi kebutuhan pasien diperlukan
agar pelayanan yang diberikan kepada pasien menjadi optimal.

i. Salah satu prinsip belajar yang diterapkan pada pasien, keluarga maupun masyarakat yaitu
penerapan sikap caring. Karena pasie akan lebih menghargai perawat yang memperlakukan mereka
dengan sepenuh hati, karena perawat ada di saat mereka memerlukannya dan pasien merasa lebih
diperhatikan

j. Ya, pihak manajemen selalu melakukan supervisi langsung kepada bawahan, baik kepada staff atau
petugas kesehatan

k. tidak terdapat pedoman SAK pada kasus di RS Salamun

l. tidak terdapat program revisi SAK pada kasus di RS Salamun


m. Ada, karena sebagai acuan khusus untuk tenaga kesehatan yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan ,sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif

n. Terdapat SPO disetiap ruangan, sehingga dalam melakukan tindakan sudah sesuai dengan prosedur
yang ada

o. Disetiap ruangan terdapat daftar masalah untuk diagnosa yang didapat

p. Disetiap ruangan memiliki daftar perencanaan keperawatan yang didapat

q. Disetiap ruangan selalu memiliki format catatan keperawatan untuk implementasi keperawatan

r. Disetiap ruangan memiliki pencatatan format perkembangan untuk dimasukkan ke dalam suatu
evaluasi

s. Sudah, setiap ruangan selalu melakukan dokumentasi dengan konsisten.

Pelayanan keperawatan :

a. Ya, banyak rumah sakit menetapkan program pengembangan pelayanan keperawatan sebagai
bagian dari pengembangan pelayanan rumah sakit salah satu nya yaitu Rumah Sakit dr. M. Salamun.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan perawat dan merespons perkembangan
dalam dunia perawatan kesehatan. Ini dapat mencakup pelatihan, pengembangan kompetensi,
peningkatan teknologi medis, dan upaya untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
berkualitas. Program semacam ini penting untuk menjaga dan meningkatkan standar pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.

b. Ya, dalam bidang keperawatan, sistem penugasan perawat dalam penjadwalan dinas seringkali
didasarkan pada analisis jumlah, kualifikasi, dan beban kerja perawat. Penentuan jadwal dinas
perawat adalah tugas penting yang harus dipertimbangkan dengan cermat untuk memastikan bahwa
setiap pasien menerima perawatan yang sesuai dan berkualitas. Kepala Ruangan atau manajer
keperawatan bertanggung jawab untuk merencanakan penjadwalan perawat dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah pasien, tingkat kebutuhan perawatan, spesialisasi
perawat, kualifikasi, waktu istirahat, dan peraturan kerja yang berlaku.Dengan demikian, sistem
penugasan perawat yang baik harus mencakup analisis menyeluruh terhadap kebutuhan pelayanan
pasien dan kualifikasi perawat yang ada untuk memastikan pelayanan yang optimal. Ini juga dapat
membantu menghindari penumpukan pekerjaan dan memastikan bahwa beban kerja perawat
seimbang.

c. Ya, dalam bidang keperawatan, seringkali ada program bimbingan teknis yang berjenjang yang
dapat membantu perawat dalam pengembangan kariernya hingga mencapai posisi Kepala Ruangan
atau manajer keperawatan. Program semacam ini dirancang untuk membantu perawat memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan untuk naik ke posisi manajemen atau
kepemimpinan.Program bimbingan teknis ini mungkin melibatkan pelatihan, pembimbingan, atau
mentorship dari perawat yang berpengalaman atau manajer keperawatan yang lebih senior. Tujuannya
adalah membantu perawat memahami tugas dan tanggung jawab manajerial, mengembangkan
keterampilan kepemimpinan, dan belajar tentang aspek-aspek administrasi dan manajemen di
lingkungan perawatan kesehatan. Dengan adanya program ini, perawat dapat memiliki peluang untuk
naik ke posisi kepemimpinan seperti Kepala Ruangan dalam organisasi perawatan kesehatan.

d. Ya, dalam bidang keperawatan, program rapat koordinasi teknis dengan staf perawat dan kepala
ruangan adalah hal yang umum. Rapat koordinasi ini bertujuan untuk memastikan komunikasi yang
efisien, berbagi informasi, dan pemantauan yang baik dalam lingkungan perawatan kesehatan.
Beberapa tujuan dari rapat koordinasi teknis dapat mencakup:

1. Memastikan pelayanan perawatan yang koheren dan berkualitas.

2. Berbagi informasi tentang pasien, diagnosis, dan rencana perawatan.

3. Mengatasi masalah dan tantangan yang muncul selama perawatan.

4. Merencanakan tindakan dan kebijakan perawatan yang konsisten.

5. Meningkatkan kolaborasi antara staf perawat dan kepala ruangan.

Rapat koordinasi teknis ini merupakan bagian penting dari manajemen perawatan kesehatan untuk
memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik dan bahwa operasi rumah sakit berjalan
dengan baik.

e. Ya, kepala bidang keperawatan atau kepala unit keperawatan seringkali terlibat dalam kegiatan
"peer review" atau berpartisipasi dalam komunitas profesional untuk membahas visi dan
pengembangan pelayanan keperawatan. Peer review adalah proses di mana profesional keperawatan
mengevaluasi dan memberikan masukan tentang praktik perawatan dan pelayanan yang diberikan
oleh rekan-rekan mereka. Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan mutu perawatan, mematuhi
pedoman klinis, dan mengidentifikasi area peningkatan.Selain itu, komunitas profesional keperawatan
seperti asosiasi keperawatan dan kelompok diskusi juga menjadi tempat di mana kepala bidang
keperawatan dapat berbagi ide, tren, dan praktik terbaik dalam pelayanan keperawatan. Ini membantu
dalam mengembangkan visi dan strategi pengembangan untuk memastikan perawatan yang lebih baik
dan memenuhi standar keperawatan yang ada.

Dengan adanya peer review dan partisipasi dalam komunitas profesional, kepala bidang keperawatan
dapat berkolaborasi dengan sesama profesional untuk terus meningkatkan dan mengembangkan
layanan keperawatan di organisasi mereka.
f. Ya, bidang keperawatan seringkali memiliki laporan berkala tentang penyelenggaraanpelayanan
keperawatan. Laporan semacam ini sangat penting untuk memantau, mengevaluasi, dan meningkatkan
mutu layanan keperawatan yang diberikan. Laporan ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti:

1. Statistik pasien: Informasi tentang jumlah pasien yang dirawat, diagnosis, dan jenis pelayanan yang
diberikan.

2. Kualitas perawatan: Evaluasi tentang sejauh mana pelayanan keperawatan sesuai dengan pedoman
dan standar klinis.

3. Kepuasan pasien: Tanggapan pasien terhadap pelayanan yang mereka terima.

4. Kinerja staf: Evaluasi tentang produktivitas dan kualifikasi staf keperawatan.

5. Permasalahan dan rekomendasi: Identifikasi masalah atau tantangan dalam penyelenggaraan


pelayanan dan rekomendasi perbaikan.

6. Keuangan: Informasi tentang biaya pelayanan dan efisiensi penggunaan sumber daya.Laporan ini
membantu manajemen keperawatan dan kepala bidang keperawatan dalam membuat keputusan yang
lebih baik, meningkatkan pelayanan, dan memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
berkualitas. Laporan ini juga dapat digunakan dalam komunikasi dengan instansi pengawas, pihak
berwenang, dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Tentu, ruang perawatan biasanya memiliki mekanisme penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan perawat sesuai dengan bidangnya. Mekanisme ini dapat mencakup aktivitas seperti:

1.) Journal Reading (Membaca Jurnal): Perawat sering diberi tugas untuk membaca jurnal ilmiah
terkini yang relevan dengan praktik keperawatan mereka. Ini membantu mereka tetap terkini dengan
pengetahuan medis dan penelitian terbaru.

2.) Konsultasi: Perawat dapat berkonsultasi dengan sesama perawat atau anggota tim medis lainnya
untuk memecahkan masalah atau memahami kasus yang kompleks.

3.) Ronde Keperawatan: Ini adalah praktik umum di mana perawat berkumpul untuk membahas
kondisi pasien, perubahan dalam rencana perawatan, dan masalah yang perlu diatasi. Ini
meningkatkan kolaborasi antarperawat dan memastikan perawatan yang koheren.

4.) Konferensi Kasus: Dalam konferensi ini, tim perawat dan profesional medis lainnya dapat
membahas kasus pasien secara mendalam, berbagi pengetahuan, dan mencari solusi terbaik.Semua
mekanisme ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan memastikan perawat
terus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka sesuai dengan perkembangan ilmu
kedokteran dan keperawatan terbaru.
4. Prinsip preceptorship dan mentorship dapat diterapkan dalam berbagai situasi, termasuk ketika
seorang Clinical Instructor (Cl) membimbing mahasiswa atau ketika ada perawat baru yang
bergabung dengan tim. Berikut penjelasannya:

1.) Ketika Cl Membimbing Mahasiswa: Ketika seorang Clinical Instructor membimbing mahasiswa
keperawatan dalam klinik atau praktik lapangan, prinsip preceptorship seringkali diterapkan. Dalam
konteks ini, seorang Cl berperan sebagai preceptor yang memberikan bimbingan, pengawasan, dan
pendampingan kepada mahasiswa. Mereka membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan
klinis, pengetahuan, dan pemahaman tentang perawatan pasien.

2.) Ketika Ada Perawat Baru: Prinsip mentorship umumnya diterapkan ketika ada perawat baru yang
bergabung dengan tim atau organisasi. Dalam situasi ini, perawat yang lebih berpengalaman dapat
berperan sebagai mentor yang membimbing perawat baru. Mentor membantu perawat baru
beradaptasi dengan lingkungan kerja, memahami budaya organisasi, mengembangkan keterampilan
klinis, dan memberikan dukungan dalam pengembangan karier mereka.Kedua prinsip ini bertujuan
untuk membantu individu yang sedang belajar atau yang baru memulai karier keperawatan agar dapat
sukses dan berkembang dalam profesi mereka.

5. Iya, dalam dunia keperawatan, terdapat program-program capacity building yang dirancang khusus
untuk membangun budaya kerja yang positif dan profesional. Program semacam ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas perawat, mempromosikan kolaborasi tim yang kuat, dan menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung praktik perawatan yang berkualitas.

Beberapa inisiatif yang terlibat dalam membangun budaya kerja yang positif dan profesional dalam
keperawatan meliputi:

1.) Pelatihan dan Pengembangan: Program pelatihan berkelanjutan membantu perawat meningkatkan
keterampilan klinis mereka, mengikuti perkembangan medis terbaru, dan memahami praktik-praktik
terbaik.

2.) Mentoring: Program mentoring memungkinkan perawat yang lebih berpengalaman membimbing
perawat baru dalam berbagai aspek praktik keperawatan. Ini membantu membangun hubungan yang
positif dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada perawat baru.

3.) Budaya Keselamatan Pasien: Program yang mendorong keselamatan pasien dan pelaporan insiden
keselamatan adalah bagian penting dari budaya kerja positif. Fokus pada keselamatan pasien
membantu mencegah insiden yang dapat mengganggu kualitas perawatan.

4.) Pengembangan Kepemimpinan: Membangun kemampuan kepemimpinan dalamkeperawatan


adalah tujuan penting dalam menciptakan budaya kerja yang profesional. Program kepemimpinan
membantu perawat menjadi pemimpin yang efektif dalam perawatan pasien.Semua program ini
berperan penting dalam menciptakan budaya kerja yang positif, profesional, dan berorientasi pada
perawatan pasien yang aman dan berkualitas dalam keperawatan.

6. Iya, banyak rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan memiliki program mutasi tenaga
keperawatan berbasis kompetensi salah satu nya yaitu Rumah Sajir dr. M. Salamun. Program
semacam ini dirancang untuk mengelola, mengukur, dan memfasilitasi mutasi atau perpindahan
perawat antarunit atau spesialisasi berdasarkan kompetensi dan keahlian mereka. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa perawat yang berpindah dapat memberikan perawatan yang aman dan
berkualitas di unit atau spesialisasi baru mereka. Program ini mungkin melibatkan langkah-langkah
seperti:

1.) Evaluasi Kompetensi: Sebelum mutasi, perawat mungkin akan dievaluasi untuk memastikan
bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpindah ke unit atau
spesialisasi baru.

2.) Pelatihan Tambahan: Jika perawat perlu mengembangkan kompetensi tambahan, mereka dapat
menerima pelatihan atau pendidikan tambahan sebelum mutasi.

3.) Dukungan Mentoring: Seorang mentor mungkin ditugaskan untuk mendampingi perawat yang
baru mutasi, membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan baru dan praktik yang berbeda.

4.) Evaluasi Kinerja Berkelanjutan: Setelah mutasi, perawat terus dievaluasi untuk memastikan bahwa
mereka berhasil beradaptasi dengan peran baru mereka dan memberikan perawatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai