Komposisi dan potensi kulit buah kakao: Kulit buah kakao adalah bagian
luar dari buah kakao yang dibuang saat pengolahan biji kakao. Penulis
menemukan bahwa data tentang penggunaannya dalam literatur sebagai
bahan kosmetik sangat jarang1. Dalam penelitian ini, ekstrak kulit buah
kakao diteliti untuk potensi sebagai bahan kosmetik.
Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah kakao (CPE): Komposisi CPE
ditentukan menggunakan UHPLC. Kapasitas antioksidan diukur
menggunakan uji penangkapan radikal 1,2-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH),
uji pemutihan β-karoten (BCB) dan uji daya reduksi besi (FRAP). CPE
menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik, berdasarkan mekanisme uji
dibandingkan dengan asam askorbat (AA) dan ekstrak kulit pinus standar
(PBE).
Aktivitas anti-kerut dan penghambatan tirosinase CPE: Pengaruh
menghambat terhadap enzim degradasi kulit dilakukan menggunakan uji
elastase dan kolagenase. Efek pemutihan kulit CPE ditentukan berdasarkan
uji tirosinase jamur dan efek penyaringan sinar matahari (UV-absorbansi
pada panjang gelombang 200-400 nm). CPE menunjukkan aktivitas yang
lebih baik terhadap enzim elastase dan kolagenase dibandingkan dengan
PBE dan AA2. CPE juga menghambat enzim tirosinase lebih tinggi daripada
asam kojik dan AA, meskipun lebih rendah daripada PBE3. CPE
menginduksi proliferasi saat diuji pada sel fibroblas manusia pada
konsentrasi rendah. CPE juga menunjukkan potensi sebagai tabir surya
UVB meskipun kinerjanya rendah sebagai agen tabir surya UVA.
Kesimpulan: Oleh karena itu, CPE memiliki potensi tinggi sebagai bahan
kosmetik karena efek anti-kerut, pemutihan kulit, dan tabir surya.
Jurnal 2
Penelitian tentang hand body lotion dari lemak kakao dan polifenol:
Dokumen ini menjelaskan penelitian tentang kualitas dan efek penambahan
polifenol ke hand body lotion yang dibuat dari lemak kakao. Lotion ini
bertujuan untuk meningkatkan kelembaban, kehalusan, dan perlindungan
kulit dari kerusakan UVB.
Bahan dan metode: Dokumen ini menjelaskan bahan yang digunakan
dalam penelitian, seperti lemak kakao, polifenol dari biji kakao, minyak
zaitun, asam stearat, gliserin, dan novemer sebagai emulsifier. Dokumen ini
juga menjelaskan metode ekstraksi, formulasi, dan pengujian lotion.
Hasil dan pembahasan: Dokumen ini menyajikan hasil dari uji kualitas dan
efek lotion. Dokumen ini menunjukkan bahwa lotion memiliki karakteristik
yang baik seperti kadar air, pH, viskositas, dan keamanan mikrobiologis.
Dokumen ini juga menunjukkan bahwa lotion dapat meningkatkan hidrasi
kulit, kadar sebum, kehalusan, dan elastisitas kulit. Dokumen ini juga
memiliki potensi untuk melindungi kulit dari penuaan dan kerusakan yang
diinduksi oleh UVB.
Jurnal 3
Jurnal 4
Chocolate and antioxidants: The document reports a study that shows how
dark chocolate can increase the antioxidant capacity and ()epicatechin
content of blood plasma, which may have health benefits for cardiovascular
diseases.
Milk and flavonoids: The document also shows how milk can interfere
with the absorption of flavonoids from chocolate, either by adding milk
during consumption or by making milk chocolate. This may reduce the
antioxidant activity and protective effects of chocolate in vivo.
Implications and suggestions: The document suggests that milk may
impair the antioxidant activity of other flavonoid-rich foods as well, and that
dietary habits should be considered when assessing the association between
flavonoids, antioxidants and degenerative diseases.
Jurnal 5
Jurnal 6
Jurnal 8
Jurnal 9
Jurnal 11
Cokelat dan perlindungan kulit dari sinar UV: Halaman ini melaporkan
sebuah penelitian yang menunjukkan bagaimana cokelat hitam dapat
meningkatkan kapasitas antioksidan dan kandungan epikatekin plasma
darah, yang dapat memberikan manfaat kesehatan untuk penyakit
kardiovaskular. In summary, our study revealed that HF chocolate protects the skin from
harmful UV effects. The physiological relevance of the measured MED increase as
demonstrated in our study is not only a reduced sunburn risk, but might also indicate a
consequently reduced risk for later sequelae of UV-induced skin damage such as extrinsic
skin aging and skin cancer. Further studies are warranted to look into the longterm effects.
Susu dan flavonoid: Halaman ini juga menunjukkan bagaimana susu dapat
mengganggu penyerapan flavonoid dari cokelat, baik dengan menambahkan
susu saat konsumsi atau dengan membuat cokelat susu. Hal ini dapat
mengurangi aktivitas antioksidan dan efek perlindungan cokelat in vivo.
Implikasi dan saran: Halaman ini menyarankan bahwa susu dapat
mengganggu aktivitas antioksidan makanan lain yang kaya flavonoid, dan
bahwa kebiasaan makan harus dipertimbangkan saat menilai hubungan
antara flavonoid, antioksidan, dan penyakit degeneratif.
Jurnal 12
Jurnal 13
Junal 14