Anda di halaman 1dari 164

ANALISIS KOMPERASI METODE SQ3R

(SURVEY, QUESTION, READ RECITE, REVIEW)


DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN HASIL BELAJAR

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Maya Amanda Sari Siti Sahara
11160183000055

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
ABSTRAK
Maya Amanda Sari Siti Sahara (11160183000055) Analisis Komperasi
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Dengan
Kemampuan Membaca Dan Hasil Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada mata pelajaran bahasa indonesia. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dengan metode yang digunakan Libray
Research. Metode kepustakaan atau Libray Research yaitu menganalisa data
yang telah diperoleh melalui e-book serta jurnal metode SQ3R dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data ini menggunakan
buku-buku majalah, artikel, makalah, jurnal-jurnal, e-book, web (internet)
serta data-data yang relavan menunjang penelitian. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan content analysis. Dari hasil analisis metode
SQ3R ini merupakan metode untuk mempermudah pemahaman dalam
belajar Bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilam membaca
pemahaman dan dapat meningkatkan ketempilan membaca dalam membuat
sebuah kesimpulan dari bacaan peserta didik dan memahami bacaan apa
yang dibaca oleh peserta didik dalam belajar di sekolah dasar. Dalam hal ini
dapat mempermudah peserta didik untuk meningkatkan keterampilan
membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
Kata kunci : Metode SQ3R, Bahasa Indonesia.

i
ABCTRAK

Maya Amanda Sari Siti Sahara (11160183000055) Analysis Comparative


of the Method SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Reading
Ability and Learning Outcomes.
This study aims to apply the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review) method to Indonesia subjects. This type of research is qualitative
with the method used in Libray Research. The libray method or libray
research is analyzing data that has been obtained through e-books and
journals of the SQ3R method in Indonesian subjects. Data collection
techniques use magazine books, articles, papers, journals, e-books, web
(internet) and relevant data that support research. Data analysis in this
study used content analysis. From the results of the analysis, the SQ3R
method is a method to facilitate understanding in learning Indonesian in
improving reading comprehension skills and can improve reading skills in
making a conclusion from students' readings and understanding what
readings are read by students in learning in elementary schools. In this case,
it can make it easier for students to improve reading skills in learning
Indonesian in elementary schools.
Keywords : SQ3R method, Indonesian.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta
keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami.
Namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururim, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Rohmat, M.Pd selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
5. Dr. Siti Masyithoh, M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang
sangat bermanfaat kepada penulis selama membuat Proposal
Skripsi ini.
6. Dindin Ridwanudin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang
sangat bermanfaat kepada penulis selama membuat Proposal
Skripsi ini.
7. Lu’luil Maknun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

iii
telah memberikan masukan semangat dan masukan yang
bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
9. Kedua orang tua saya, Siti Nurhikmah dan Juanda sebagai orang
yang paling berjasa dalam hidup saya. Kesabarannya,
perhatiannya, dan doa-doanya yang tidak akan pernah bisa
terbalaskan.
10. Kaka saya Mayang Widiansari, Aa Dede Hidayat dan Adik saya
Maysha Cantika yang telah menjadi saudara saya sebagai
pelengkap hidup saya.
11. Keponakan saya Abyan Al-fatih dan Aiswaria Nuha yang membuat
saya membangkitkan semangat dalam kehidupan saya sehari-hari.
12. Teman teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, terkhusus
teman seperjuangan Amalia Ramadhanty, Siti Aulia Fadilah, Diah
Kurnia Rahayu dan Fitriana Ramadhan yang selalu mensupport
saya dalam mengerjakan skripsi ini.
13. Sahabat saya Weni Irsalinda, Melida Della Tazkia, Dwi Ayu
Setiani, Erika Widiastuti, Salma Salsabila, Kiki Ismawati dan Yani
Srimulyani yang telah mengisi hari-hari saya dan selalu saling
perduli satu sama lain.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang harus disempurnakan dari penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Jakarta, 17 Febuari 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTAK ..................................................................................................................... 3

KATA PENGANTAR .................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR BAGAN .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x

BAB PENDAHULUAN ............................................................................................. x

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................... 7

A. KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 7

1. Metode SQ3R ....................................................................................................... 7

a. Pengertian Metode SQ3R..................................................................................... 7

b. Karakteristik Metode SQ3R ............................... Error! Bookmark not defined.

v
c. Langkah-langkah Metode SQ3R ..................... Error! Bookmark not defined.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ..... Error! Bookmark not defined.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................... Error! Bookmark not defined.

a. Pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ........ Error! Bookmark not defined.

c. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

B.Hasil Penelitian yangRelevan .....................................Error! Bookmark not defined.

C.Kerangka Berpikir ....................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 26

A.Tempat dan WaktuPenelitian................................................................................. 26

1. Tempat Penelitian ............................................................................................... 26

2. Waktu Penelitian .............................................................................................. 26

B. Metode Penelitian ................................................................................................ 39

C. Fokus Penelitian ................................................................................................... 29

D. Prosedur Penelitian .............................................................................................. 29

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif ............................................................. 31

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif ............................................................ 64

C. Interprestansi Hasil Data ....................................................................................... 67

1. Meningkatkan kemampuan membaca dalam menyimpulkan isi cerita .............. 67

2. Metode pembelajaran SQ3R terhadap hasil belajar ............................................ 70

3. Meningkatkan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa indonesia ...... 72

4. Metode SQ3R Tehadap Hasil Belajar ........................................................... 75

5. Implementasi Metode SQ3R dalam Kemampuan Membaca .............................. 78

6. Penerapan SQ3R untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dengan


Hasil Belajar ..................................................................................................... 80

vi
7. Media SQ3R Meningkatkan Kualitas Membaca dengan Media Gambar
.......................................................................................................................... 83

8. Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Membaca .................... 85

9. Strategi SQ3R dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca ..................... 86

10. Meningkatkan Kemampuan dalam Membaca .................................................... 89

11. SQ3R dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca dalam


Pemahaman .............................................................................................. 92

12. Model Pembelajaran dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca .......... 94

D.Pembahasan ........................................................................................................... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 102

A. Simpulan ............................................................................................................ 102

B. Implikasi ............................................................................................................. 102

C. Saran .................................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 104

LAMPIRAN

vii
DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Berfikir Metode SQ3R dengan Kemampuan Membaca dan


Hasil Belajar ...................................................................................... 24

viii
DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Tempat dan Waktu Penelitian dengan Rincian Kegiatan ................. 27

4.1 Tabel Persamaan Metode SQ3R dengan Kemampuan Mambaca dan


Hasil Belajar ............................................................................................... 49

4.2 Tabel Perbedaan Metode SQ3R dengan Kemampuan Membaca dan


Hasil Belajar ...............................................................................................

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profil Sekolah MI Nurul Huda Assuriyah

Lampiran 2 : Pedoman Instrumen Wawancara

Lampiran 3 : Hasil Wawancara

Lampiran 4 : Pengesahan Proposal Skripsi

Lampiran 5 : Surat Bimbingan Skripsi I

Lampiran 6 : Surat Bimbingan Skripsi II

Lampiran 7 : Uji Referensi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak periode-orde baru, pendidikan dasar sudah menjadi


perhatian pemerintah dan hingga sekarang sudah mendekati
pemerataan. Adanya penerapan program wajib belajar 9 tahun, yang
menwajibkan anak memasuki usia sekolah harus menyelesaikan
pendidikan dasar. Hasil yang didapat dari sekolah dasar memiliki
pengaruh yang besar untuk melaksanakan pendidikan tingkat
selanjutnya, maka hal itu telah menjadi kewajiban pemerintah serta
pihak sekolah untuk melakukan upaya menghasilkan SDM yang
mempunyai kualitas.

Dewasa ini, membuat tiap negara harus memaksimalkan


mutu pendidikannya, usaha pemerintah dalam melakukan pemerataan
serta memaksimalkan pendidikan supaya tercapai tujuan pendidikan
nasional, sehingga melalui pembelajaran yang bermutu bisa
menaikkan kualitas pendidikan. Pembelajaran yang bermutu sangat
berpengaruh pada pendidikan yang diharapkan bisa mendorong
peserta didik agar membentuk cara berpikir yang baik.
Perlu adanya pembinaan serta pengembangan terhadap
bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia berperan penting sebagai
bahasa nasional maupun negara. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan,
bahasa Indonesia tidak akan bisa berkembang dengan baik. Misalnya
dengan cara adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran
wajib di tingkat SD. Mata pelajaran ini mempunyai posisi yang paling
pentingdi SD. Ini dilakukan karena memiliki tujuan supaya siswa

1
mempunyai keterampilan berbahasa dan juga agar memaksimalkan
keterampilan siswa dalam melakukan komunikasi secara baik, baik
melalui tulisan atau lisan. Bukan hanya itu, diharapkan pembelajaran
Bahasa Indonesia juga bisa menimbulkan pemahaman peserta didik
terhadap karya sastra Indonesia.

Bahasa Indonesia meliputi aspek keterampilan bersastra dan


berbahasa, yakni aspek kemampuan mendengarkan, membaca,
berbicara, dan menulis. Aspek keterampilan tersebut memiliki
keterkaitan di kehidupan sehari-hari atau pada pembelajaran.
Sesuai dengan kedudukannya yakni sebagai bahasa negara
serta Bahasa nasional, sehingga kegunaan mata pelajaran Bahasa
Indonesia atau Sastra Indonesia yaitu sarana dalam meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan berbahasa indonesia yang bertujuan
guna pelestarian mengembangkan kebudayaan; pembinaan kesatuan
serta persatuan bangsa; meningkatkan kemampuan serta pengetahuan
berbahasa indonesia agar mencapai serta mengembangkan teknologi,
ilmu pengetahuan, juga seni; sarana penyebaran penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik agar bermacam kebutuhanterikat dengan berbagai
permasalahan; serta sarana pengembangan penalaran.1
Metode SQ3R yaitu metode yang meliputi 5 langkah, yakni
dimulai dari aktivitas survey terhadap bacaan, membuat pertanyaan
terkait bacaan, kemudian membaca secara menyeluruh, lalu
menceritakan lagi bacaan, serta terakhir ialah meninjau ulang bacaan
tersebut.2

Metode SQ3R memiliki perbedaan dengan metode membaca


yang biasa. Metode ini mempunyai proses yang lebih rinci serta
terdapat beberapa tahapan. Secara umum metode SQ3R dijelaskan
1
Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, “Pengajaran
Keterampilan Berbahasa”(Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.
2
Hanafiah,dkk., “Konsep Strategi Pembelajaran”, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010), h 59

2
seperti berikut. Survey, langkah ini melakukan penelaahan sepintas
pada semua struktur teks. Yang memiliki tujuan guna melihat
panjangnya teks, judul bagian. Question, kedua yaitu membuat
pertanyaan yang singkat, jelas, relevan dengan bagian teks yang sudah
diberi tanda di langkah pertama. Banyaknya pertanyaan tergantung
dengan panjang pendeknya teks, serta kemampuan untuk memahami
teks yang dipelajari. Read, ketiga yaitu membaca dengan aktif guna
memperoleh jawaban dari pertanyaan yang sudah disusun. Dengan
demikian, membaca dengan aktif juga memiliki arti membaca yang
diutamakan pada paragraf yang diprediksi relevan dengan pertanyaan
yang sudah tersusun di langkah kedua. Melalui membaca, peserta
didik bisa mengisi informasi dalam kerangka pikiran bab yang dibuat
di proses survey. Recite, langkah ini peserta didik dimohon untuk
merenungkan lagi pesan yang sudah dibaca, dengan menyatakan hal-
hal penting, serta menjawab pertanyaan mengenai bacaan tersebut.
Review, langkah ini peserta didik membaca lagi tulisan singkat yang
dibuatnya serta mengulangnya lagi semua bacaan jika perlu dan
diulang lagi menjawab pertanyaan yang sudah diberikan.

Metode SQ3R memberi deskripsi umum terkait bahan yang


dipelajari, peserta didik bisa membuat pertanyaan dari judul, membaca
dengan aktif guna memperoleh jawaban atas pertanyaan, menceritakan
jawaban dari pertanyaan yang sudah disusun tanpa membuka buku
guna melatih daya ingatnya serta melakukan peninjauan kembali atas
semua pertanyaan maupun jawaban, sehingga didapat kesimpulan
secara singkat, namun bisa mendeskripsikan semua jawaban dari
pertanyaan yang diberikan.

Populasi pada penelitian ini adalah kelas IV dan V MI Nurul


Huda Assuriyah Tahun Pelajaran 2019/2020, sampel penelitian ini
yakni melalui hasil wawancara saja dikarenakan keadaan. Wawancara
ini langsung berhadapan dengan Wali kelas IV dan Wali kelas V

3
masing-masing kelas, serta hasil wawancara menunjukan bahwa dari
masing-masing wali kelas IV dan V sering menggunakan metode
ceramah saja, kemampuan siswa dalam membaca juga masih ada
siswa yang belum lancar membaca serta hasil belajar bahasa Indonesia
belum memenuhi standar KKM.

Alasan pemilihan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa


Indonesia ini dilandaskan pada hasil penelitian penulis bahwa selama
ini pada pembelajaran membaca pembelajaran Bahasa Indonesia
peserta didik belum melaksanakan aktivitas membaca sebagaimana
mestinya dalam suatu pembelajaran para guru juga sering
menggunakan metode ceramah sehingga para peserta didik kurang
memperhatikan. Metode SQ3R ini ditinjau dari aspek proses aktivitas
membaca yang terkihat sangat sistematis sehingga diasumsikan
implementasi metode SQ3R bisa menaikan kemampuan membaca
pada pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SD. Dengan
menggunakan metode SQ3R membuat peserta didik aktif pada
aktivitas membaca, siswa mudah memahami serta menguasai isi
bacaan, serta peserta didik bisa mengingat hal penting pada bacaan
lebih lama karena siswa terlibat langsung dalam membaca dan terlibat
langsung juga pada penerapan metode tersebut.

Dalam mengantisipasi pembelajaran di kelas, pengajar bisa


mengimplementasikan beberapa macam metode atraktif. Seperti
metode yang bisa dipakai guna mendukung prestasi belajar siswa yaitu
metode SQ3R. Melalui metode ini peserta didik bisa diajarkan
bagaimana cara memahaminya seperti melalui langkah-langkah SQ3R.

Melihat dari pentingnya sebuah metode pada pembelajaran.


Maka, peneliti tertarik melakukan penelitian terkait implementasi
metode tersebut yang judulnya ”Analisis Komperasi Metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) dengan Kemampuan

4
Membaca dan Hasil Belajar”

B. Identifikasi Masalah
Menurut latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah
yang muncul yaitu:

1. Kesulitan untuk memahami suatu bacaan

2. Tingkat penerapan metode dalam pelajara Bahasa


Indonesiakurang

3. Anggapan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia


menjadimata pelajaran yang membosankan.

C. Pembatasan Masalah
Menurut identifikasi permasalahan tersebut serta mengingat
luasnya masalah yang ada, maka peneliti membahas implementasi
metode SQ3R.

Guna menyelesaikan permasalahan tersebut, maka peneliti


akan mengimplementasikan metode SQ3R yang bisa disebut sebagai
alat pilihan agar memudahkan peserta didik untuk memenuhi
keterampilan membaca dan hasil belajar.

D. Rumusan Masalah
Adapun dari batasan masalah yang sudah dipaparkan, maka
rumusan masalah pada penelitian yaitu;

1. Bagaimanakah Analisis Komperasi Metode SQ3R (Survey,


Question, Read, Recite, Review)?

2. Bagaimanakah Analisis Komperasi Metode SQ3R (Survey,


Question, Read, Recite, Review) dengan Kemampuan
Membaca dan Hasil Belajar?

E. Tujuan Penelitian

5
Terdapat tujuan penelitian ini yaitu guna melihat analisis
komperasi metode SQ3R dengan kemampuan membaca dan hasil
belajar.

F. Manfaat Penelitian
Berlandaskan tujuan yang ingin diraih, diharapkan hasil penelitian
bisa memberi manfaat pada pihak yang memiliki kepentingan.
Terdapat manfaat yang diharapkan yaitu:

1. Bagi sekolah:

a. Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pemikiran pada


peningkatan kualitas pembelajaran, terutama pelajaran
Bahasa Indonesia.

b. Diharapkan sekolahan menambah sarana prasarana yang


mampu menunjang prosespembelajaran.

c. Diharapkan pihak sekolah selalu memperbanyak koleksi


bukuperpustakaan.

d. Diharapkan pihak sekolah selalu menjaga suasana


pembelajaran yang kondusif.

2. Bagiguru:

a. Pengajar bisa memakai metode SQ3R menjadi metode


alternatif guna memaksimalkan kemampuan membaca
pemahaman.

b. Diharapkan pengajar selalu menaikkan kreatifitas serta


memakai metode yang lebih beragam pada pembelajaran.

3. Bagi siswa:
a. Memaksimalkan kemampuan membaca pemahaman
peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia.

6
b. Melakukan aktivitas membaca lehih sering guna melatih
keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia serta memperbanyak kosakata dan mendapatkan
pengetahuan yang semakin luas.

c. Menggunakan fasilitas perpustakaan yang tersedia


secaramaksimal.

7
8
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI
1. Metode SQ3R
a. Pengertian Metode SQ3R
Ketika melakukan suatu kegiatan membaca, manusia memiliki
metodenya sendiri-sendiri dalam hal membaca sebuah tulisan yang
mana metode tersebut sudah dikembangkan serta dapat diterapkan
ketika di dalam berbagai penelitian ilmiah. Salah satu metode
membaca yang sering dikenal adalah metode SQ3R. Di dalam
metode tersebut dapat diartikan bahwasannya dalam metode
membaca tersebut mempunyai suatu tujuan ialah untuk memahami
tentang bahan-bahan materi yang akan dibaca, soal dalam bentuk
cerita analisis, dan bentuk tulisan yang lainnya. Di dalam metode
SQ3R ini sudah banyak sekali terbukti bahwasannya dengan
menggunakan metode tersebut diyakini dapat mengalami suatu
peningkatan dalam hal memahami bacaan yang telah disiapkan baik
dalam bentuk cerita tentang kehidupan sehari-hari, novel, ataupun
bisa juga dalam materi pelajaran.
Ketika dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran di dalam
sekolah ada sebuah metode atau strategi yang digunakan yang mana
hal tersebut memiliki arti dalam hal penggunaan metode atau strategi
tersebut merupakan salah satu pilihan yang mana memiliki peran
yang penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar, bahkan hal
tersebut sangatlah direkomendasikan yang mana bertujuan agar
selalu menggunakan metode atau strategi tersebut karena metode
atau strategi tersebut merupakan suatu penghubung dalam hal suatu
penyampaian sebuah materi yang diberikan oleh pemberi informasi
agar hal tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan rinci dengan

9
baik. Masih banyak juga macam-macam metode dalam suatu
kegiatan belajar mengajar yang mana salah satu metode tersebut
ialah metode SQ3R. di dalam metode SQ3R tersebut yang mana
telah dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Francis P.
Robinson yang berada di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.
Di dalam metode tersebut memiliki sifat yang sangat baik dalam hal
penggunaan kegiatan pembelajaran yang mana bersifat praktis serta
dengan mudahnya dapat di implementasikan secara langsung di
dalam berbagai pendekatan kegiatan pembelajaran. 3
Ada seorang ahli yang mana bernama Tarigan, lalu menurut
dirinya sendiri pengertian dari metode SQ3R ialah sebuah strategi
dalam hal melakukan suatu kegiatan membaca suatu serangkaian
tulisan yang terkumpul menjadi satu kesatuan yang mana bertujuan
untuk mendapatkan suatu topik yang ada di dalam tulisan yang akan
dibaca oleh si pembaca tersebut. lalu kemudian bagi seorang
pembaca yang selanjutnya dapat mengajukan beberapa sebuah
pertanyaan yang akan di serahkan pada dirinya sendiri yang mana
jawaban atas pertanyaan tersebut dapat diharapkan ada di dalam
suatu bacaan yang telah dibaca tersebut dan hal tersebut dapat
memudahkan dalam memahami sebuah bacaan yang tertera. Yang
selanjutnya, pembaca ini akan mencoba membuat serangkaian kata-
kata yang dibuat oleh dirinya sendiri mengenai pokok-pokok inti atas
suatu bacaan tersebut. Dengan melakukan suatu kegiatan tersebut
mempunyai tujuan agar lebih mudah dalam menguasai bacaan serta
dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.4
Pengertian yang lain dari metode atau teknik SQ3R ini ialah
dapat diartikan bahwasannya metode SQ3R ini merupakan suatu

3
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gunung
Persada Press Jakarta, 2012), h. 24-35.
4
Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R
Terhadap Kemampu Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang,
http://jurnal-online.um.ac.id, 2012.

10
metode dalam belajar suatu ilmu pengetahuan atau apapun yang
lebih efektif yang mana akan membantu seorang pembaca tersebut
dapat lebih mudah dalam memahami serta menguasai mengenai
materi pembelajaran yang akan dibaca atau dipelajari oleh
seseorang.5 Yang mana di dalam proses pembalajaran tersebut ada
beberapa seorang siswa yang masih mengalami kesulitan ketika
belajar akan suatu ilmu pengetahuan ketika memahami topik yang
sedang dibacanya, bahkan masih sedikit dari hal tersebut ada sebuah
tujuan yang mana di dalam metode tersebut dapat lebih mudah untuk
memahami suatu bacaan yang telah dipersiapkan tersebut maka
siswa disini akan membaca suatu bacaan tersebut sampai beberapa
kali pembacaan ulang atas bacaan tersebut.
Di dalam metode ataupun strategi mengenai metode yang akan
dilakukan pada saat belajar mengajar ini ialah salah satu dari
banyaknya pilihan yang mana hal tersebut merupakan peran yang
sangat penting di dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan hal
tersebut sangatlah direkomendasikan agar selalu dapat digunakan
dikarenakan hal tersebut dapat diartikan sebagai suatu penghubung
ketika menyampaikan sebuah materi mengenai belajar mengajar
tersebut yang bertujuan untuk tersampaikannya materi yang telah
dibahas dengan baik dan benar. Ada berbagai macam-macam metode
dalam kegiatan pembelajaran tersebut yang mana salah satunya
menggunakan metode SQ3R. Di dalam metode tersebut yang mana
telah dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Francis P.
Robinson yang berada di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.
Di dalam metode tersebut memiliki sifat yang sangat baik dalam hal
penggunaan kegiatan pembelajaran yang mana bersifat praktis serta
dengan mudahnya dapat di implementasikan secara langsung di

5
Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang
Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan
http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.

11
dalam berbagai pendekatan kegiatan pembelajaran. 6
Menurut seorang ahli yang bernama Suyatmi, beliau
memberikan suatu pengertian metode membaca SQ3R yang mana
dapat diartikan bahwasannya metode tersebut merupakan salah satu
dari beberapa metode dari membaca yang menurut dirinya cukup
efektif dan efisien jika diterapkan dikehidupan sehari-hari. Menurut
ahli yang bernama Francis P.Robinson yang mana beliau juga
mengungkapkan bahwasannya di dalam metode SQ3R tersebut akan
mencakup lima langkah yang harus ditempuh oleh pembaca yang
bertujuan untuk lebih mudah memahami mengenai materi yang akan
dibaca oleh pembaca tersebut. Di dalam metode SQ3R tersebut dapat
membantuk siwa tersebut untuk mendapatkan sesuatu yang
dikehendakinya pada saat pertama kali mereka membaca sebuah teks
atau materi. Yang selanjutnya bagi seorang pendidik atau guru,
metode SQ3R tersebut bertujuan untuk dapat membantu mereka para
pendidik dalam melakukan suatu pembimbingan atas siswa-siswa
sebagaimana membaca serta berpikir selayaknya seorang pembaca
membaca secara efektif. 7

Metode ini dikemukakan oleh Francis P. Robinson di


Universitas Ohio Amerika Serikat pada tahun 1941. Metode SQ3R
terdiri dari lima tahapan yaitu, Survey, Question, Read, Recite, and
Review. Sebelum kita membaca, terlebih dahulu kita melakukan
survey bacaan untuk memperoleh gambaran umum dari apa yang
akan kita baca, selanjutnya kita membuat daftar pertanyaan untuk
diri kita sendiri dimana jawabannya akan kita dapat saat kita
membaca bacaan tersebut. Langkah berikutnya kita mengutarakan
kembali gagasan pokok dari apa yang kita baca dengan kata-kata

6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 128
7
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal. 244-245

12
sendiri. Metode ini akan membantu kita agar lebih mudah
memahami dan mengingat lebih lama isi bacaan.8

Di dalam metode SQ3R ini merupakan suatu metode


pembelajaran dalam membaca suatu materi ataupun teks yang mana
disini terdiri dalam menjadi lima langkah yang dapat disebutkan
sebagai berikut : yang pertama question, yang kedua survey, yang
ketiga read, yang keempat recite, dan yang kelima adalah review
yang mana kelima langkah tersebut merupakan suatu langkah yang
tepat untuk digunakan sebagai suatu metode membaca pada seorang
pembaca. Ada sebuah tujuan atas penerapan metode SQ3R tersebut
yang mana tujuan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut : yang
pertama ialah bertujuan untuk meningkatkan suatu pemahaman atas
suatu isi dari bacaan yang akan dibaca oleh seorang pembaca
tersebut, dan yang kedua ialah bertujuan untuk mempertahankan
suatu pemahaman mengenai materi yang akan dibaca tersebut dalam
jangka waktu yang panjang akan pemahaman materi tersebut. Di
dalam metode ini merupakan suatu metode yang sangat baik serta
bertujuan untuk memberikan suatu dorongan kepada siswa dalam hal
proses belajar mengajar di sekolah. 9

Ada seorang ahli yang bernama Tohirin, yang mana dia


mengemukakan bahwasannya di dalam metode SQ3R tersebut ialah
suatu proses ataupun langkah-langkah yang bertujuan untuk
mempelajari suatu sekumpulan teks yang mana teks tersebut akan
meliputi mengenai survey, di dalam survey tersebut dapat diartikan
sebagai suatu proses untuk melakukan suatu kegiatan memeriksa

8
Yuhanna, Upaya Meningkatkan Hasil Membaca Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Membaca Dengan Metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, and Review) Di Kelas IV MIS Al-Manar Tembung, (Sumatera Utara: Skripsi
Tidak Diterbitkan, 2018)
9
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h 107

13
ataupun meneliti atau bisa juga disebut untuk mengindentifikasi
keseluruhan teks yang akan dibaca tersebut. Langkah yang
selanjutnya ialah Read, di dalam langkah tersebut mempunyai arti
bahwasannya ketika melakukan suatu kegiatan membaca sebuah teks
secara aktif yang mana hal tersebut bertujuan untuk menemukan
suatu jawaban atas sebuah pertanyaan yang sebelum membaca telah
tersusun secara sistematis, langkah yang selanjutnya ialah Question
yang mana langkah ini memiliki arti bahwa di dalam melakukan
kegiatan penyusunan daftar pertanyaan yang mana harus sesuai
dengan teks atas bacaan tersebut. Langkah yang selanjutnya ialah
Recite, yang mana hal tersebut berarti suatu kegiatan dalam
membaca untuk menghafal setiap jawaban atas pertanyaan yang
telah tersusun di dalam bacaan yang bersangkutan. Langkah yang
selanjutnya ialah Review yang berarti bahwasannya dalam meninjau
kembali seluruh jawaban yang ada atas sebuah pertanyaan yang telah
diberikan pada saat di dalam langkah question dan read.10

Di dalam metode SQ3R tersebut dapat digunakan secara


mudah ketiga dalam melakukan suatu kegiatan belajar mengajar
yang bertujuan untuk lebih dengan mudah memahami mengenai
materi yang disediakan oleh pendidik atau guru yang bersangkutan,
seperti halnya di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat
menengah atas bahkan di dalam perguruan tinggi juga menggunakan
metode tersebut. Beberapa tahun kebelakang penggunaan atas
metode SQ3R ini digunakan sebagai suatu sistem dalam metode
belajar mengajar yang mana hal tersebut bertujuan bagi mahasiswa
itu sendiri akan tetapi penggunaan metode tersebut juga sangat
sesuai atau cocok bagi siswa yang digunakan untuk alat belajar
dalam memahami suatu bacaan, dikarenakan dengan menggunakan
metode tersebut akan lebih dimudahkan lagi dalam pengaplikasian
10
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006)
h. 113

14
untuk sebuah teks cerita yang ada di kehidupan sehari-hari dengan
bentuk yang lebih sederhana.11

Ketika sedang menggunakan metode SQ3R tersebut, sebelum


melakukan kegiatan membaca maka disini kita sebagai seorang
pembaca dapat melakukan suatu tindakan survey ( penafsiran
pendahuluan) yang bertujuan untuk dapat memperoleh sebuah
gambaran umum atas suatu bacaan yang akan dibaca, setelah
melakukan survey atas buku yang kit abaca tersebut lalu kita sebagai
pembaca dapat merumuskan atau membuat sebuah pertanyaan untuk
diri kita sendiri sebagai pembaca yang mana dapat diharapkan juga
jawaban atas pertanyaan yang telah kita buat tersebut ada di dalam
bacaan tersebut. Setelah melakukan proses tersebut maka langkah
yang selanjutnya ialah membaca teks, pertanyaan itu merupakan
penentuan yang dapat membantu pembaca dalam menentukan
informasi yang ingin di temukannya dengan cepat, kegiatan
membaca diakhiri dengan kegiatan meninjau kembali apa yang
sudah kita baca.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasannya di dalam


metode SQ3R dapat diartikan bahwasannya metode tersebut ialah
teknik dari proses membaca sebuah bacaan yang mana bertujuan
untuk lebih memahami sebuah bacaan yang bersangkutan melewati
tahap ataupun langkah-langkah yang telah ditentukan tersebut.

2. Karakteristik Metode SQ3R


Ada seorang ahli yang berpendapat bahwasannya ada beberapa
karakteristik dari metode SQ3R tersebut menurut Muhibbin Syah, yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a) Siswa haruslah berperan untuk lebih aktif lagi di dalam kegiatan

11
Pamela J. Faris, Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s
Clasrooms, (New York: MC Graw Hill, 2004), h. 356

15
belajar mengajar yang ada di sekolah
b) Seorang pendidik atau guru disini dapat disebut sebagai suatu
penyedia atau fasilitator serta monitor yang lebih aktif lagi di
kelas
c) Dalam kegiata belajar mengajar yang ada di dalam kelas ini
akan dibentuk menjadi sebuah beberapa kelompok kecil serta
disini guru atau pendidik berperan hanya sebagai pembimbing
d) Seorang siswa disini akan dihadapkan pada sebuah fenomena
yang mana nantinya dikemudian hari dapat dimintakan sebuah
survey terlebih dahulu.12

Yang ada di dalam metode membaca SQ3R ini memiliki suatu


manfaat yang mana dapat memberikan sebuah gambaran mengenai
materi bacaan secara umum dan bacaan tersebut akan dipelajari lebih
lanjut lagi, lalu disini seorang siswa dapat membuat atau menciptakan
suatu pertanyaan yang berkaitan satu sama lain dengan judul/subjudul
bab, lalu siswa dapat membaca bacaan secara aktif lagi yang mana hal
tersebut bertujuan untuk mencarikan sebuah jawaban atas suatu
pertanyaan yang telah dibuat, lalu disini siswa akan memaparkan hasil
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan dan jawaban
tersebut akan tersusun secara sistematis tanpa menggunakan buku
dalam menjawab pertanyaan tersebut untuk melatih seorang siswa
tersebut akan daya ingat membacanya serta hal tersebut dapat dilakukan
sebuah peninjauan kembali atau review atas semua pertanyaan dan
jawaban yang di berikan oleh pembaca yang mana dapat disimpulkan
secara lebih singkat, akan tetapi daripada hal tersebut dapat
digambarkan juga bahwa seluruh jawaban tersebut dapat terjawab dari

12
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP
Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan

16
pertanyaan yang telah diberikan kepada pembaca.13

3. Langkah-Langkah Metode SQ3R

Ketika menggunakan metode SQ3R tersebut seorang siswa disini


tidak hanya untuk menghafal serta mengulang dari sebuah bacaan yang
telah dibaca saja akan tetapi disini dapat juga untuk keterlibatan
seorang siswa pada saat proses berfikir ketika mencari sebuah
pemahaman akan makna informasi yang sesungguhnya yang mana
sedang dipelajari oleh seorang siswa tersebut. di dalam metode SQ3R
ini mempunyai prinsip-prinsip yang mana dapat dijabarkan menjadi
sebuah langkah-langkah tentang mempelajari sebuah teks bacaan yang
meliputi sebagai berikut :

a. Survey, disini arti yang sesungguhnya dari survey itu sendiri


ialah memiliki arti untuk memeriksa atau bisa juga melakukan
suatu penelitian atas bacaan yang bersangkutan atau dapat
mengindenfikasi gambaran tentang keseluruhan teks yang ada
b. Question, yang dimaksud dengan question disini ialah
mempunyai arti bahwasannya ketika melakukan suatu
penyusunan daftar pertanyaan maka haruslah sesuai dengan
bacaan atas teks yang bersangkutan agar jawaban yang didapat
atas pertanyaan tersebut relevan dengan teks
c. Read. Arti dari read ini sendiri dapat diartikan sebagai seorang
pembaca yang mana akan membaca teks dari bacaan secara
lebih aktif lagi yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas
sebuah pertanyaan yang telah tersusun sebelum pembaca
melakukan kegiatan membaca tersebut.
d. Recite, yang dimaksud dalam recite ini ialah untuk dapat

13
Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode
Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.

17
menghafal setiap jawaban-jawaban dari seluruh pertanyaan yang
diberikan di dalam bacaan yang mana jawaban tersebut telah
ditemukan.
e. Review, arti dari review itu sendiri ialah untuk melihat kembali
atas keseluruhan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diberikan yang mana telah tersusun secara sistematis di dalam
langkah question dan read.14

Hasil dari penggunaan SQ3R ini ketika melakukan suatu


kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang siswa
tersebut memilik suatu pesan yang mana dapat diharapkan agar
dapat lebih memuaskan lagi, dikarenakan didalam hal ini seorang
siswa akan dijadikan sebagai suatu pembaca yang aktif dan
sistematis searah dengan sesuai peraturan yang ada sekarang dan
nantinya. Dengan demikian dapat di temukan kandungan-
kandungan yang mana dapat tersirat dan tersurat di teks yang telah
dibaca tersebut.

Agar dapat memperoleh sebuah pemahaman mengenai


informasi yang tersedia di dalam bacaan tersebut maka disini
seorang siswa diwajibkan agar dapat terampil ketika membaca
sebuah materi bacaan yang mana telah disajikan oleh pendidik atau
guru itu sendiri. Ada juga mengenai langkah-langkah dari cara
penggunakan metode SQ3R yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Seorang ahli yang bernama Tarigan telah menjelaskan


bahwasannya didalam metode SQ3R tersebut merupakan sebuah
perencanaan mengenai studi yang lebih terpadu lagi yang memiliki
tujuan untuk memahami serta agar lebih mudah untuk menguasai
keseluruhan isi dari bacaan yang telah diberikan tersebut yang mana

14
Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja
rosdakarya, 2010), h. 128.

18
langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Survey

Langkah yang pertama ialah disini seorang siswa akan


diminta agar dapat meneliti sebuah judul dari bacaan yang telah
diberikan tersebut, serta harus meneliti mengenai keseluruhan
isi dari bacaan tersebut mulai dari paragraf pertama sampai
terakhir. Di dalam tahap ini sendiri yang mana telah dilakukan
oleh seorang siswa dikerjakan hanya untuk membaca sebuah
judul dan ide utama yang bertujuan untuk diberikan kepada
pembaca terkait gambaran secara umum isi dari bacaan yang
telah disediakan tersebut dan struktur atas bacaan yang telah di
jelaskan tersebut.

2) Question

Di dalam langkah question ini dapat dilakukan setelah


melakukan kegiatan meneliti bacaan yang bersangkutan tersebut
yang mana disini seorang siswa wajib untuk menggunakan
informasi yang ada dan telah diperolehnya dengan diri mereka
sendiri yang dapat dilihat dari judul serta gagasan utama yang
mana bertujuan untuk menyusun sebuah pertanyaan-pertanyaan
yang akan diberikan. Dari pertanyaan yang telah disusun
tersebut yang mana jawaban atas pertanyaan itu haruslah
merujuk kepada bagian dari teks bacaan yang bersangkutan
ketika seorang siswa membaca bacaan tersebut dengan susunan
yang telah ada sebagaimana sebuah susunan atas wacana yang
diberikan tersebut. lalu disini pertanyaan yang akan dibuat
gunakan “ judul serta sub judul atau bisa juga topic dan sub
topic utama dari suatu bacaan tersebut,” yang mana pertanyaan-
pertanyaan yang akan dibuat harus diawali dengan
menggunakan kata- kata “ bagaimana, mengapa. Siapa, apa”

19
3) Read

Pada saat di dalam langkah read ini dapat diartikan


bahwasannya tahap membaca ini akan dilakukan dengan
sendirinya oleh seorang siswa yang mana mempunyai sebuah
tujuan untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan yang
telah dibuat oleh dirinya sendiri. Tujuan lain dari kegiatan
membaca ini ialah bertujuan untuk menemukan informasi yang
ada di dalam bacaan tersebut agar dapat menjawab pertanyaan
yang telah dibuat oleh seorang siswa tersebut. disini siswa
dibiasakan agar dapat membaca sebuah bacaan secara fleksibel
yang mana hal tersebut memiliki arti bahwasannya kecepatan
dalam membaca dapat disesuaikan dengan jenis-jenis informasi
yang dapat diperoleh dari suatu teks bacaan yang bersangkutan.

4) Recite

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah disini


siswa dapat menemukan jawaban-jawaban yang sesuai untuk
setiap pertanyaan yang ada di dalam bacaan tersebut lalu
selanjutnya disini seorang siswa diharuskan agar dapat
menyusun sebuah ringkasan atas seluruh isi dari bacaan tersebut
berdasarkan sebuah jawaban yang mana telah dibuat dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh dirinya
sendiri. kegiatan recite ini sendiri sangat penting dilakukan oleh
seorang siswa dalam membaca suatu bacaan yang mana
bertujuan untuk dapat meyakinkan dirinya sendiri akan
pemahaman mengenai seluruh langkah-langkah membaca
tersebut. Dan bisa juga untuk dapat mengingat seluruh informasi
yang penting dalam bacaan tersebut, serta disini seorang siswa
sendiri akan disarankan untuk dapat menulis setiap-setiap ide
pokok dari paragraf pertama sampai akhir yang ada di dalam

20
bacaan tersebut.

5) Review
Lankah yang terakhir ini disebut dengan review yang mana
memiliki arti bahwasannya disini seorang siswa akan melihat
kembali mengenai keseluruhan jawaban atas segala pertanyaan
yang diberikan kepadanya.15

Seorang ahli yang bernama Robinson memiliki strategi yang


mana dapat mencakup kedalam lima langkah diatas serta dapat
dijelaskan sebagai berikut 16:

1) Survey: di dalam melakukan survey ini seorang siswa akan


dapat mereview sebuah teks ataupun bacaan tersendiri yang
mana bertujuan agar dapat diperolehnya sebuah makna awal
dari judul tersebut, dan tulisan yang telah dibold tersebut dan
tabel ataupun bagan-bagan yang ada di dalam teks bacaan
tersebut.

Yang mana disini survey dapat dilakukan oleh seorang


siswa sebagai suatu langkah yang pertama sebelum kita akan
memulai melakukan kegiatan membaca secara lebih lengkap.
Disini jika kita akan membaca suatu buku maka yang pastinya
kita sendiri merasa tertarik terlebih dahulu untuk mengetahui
tentang gambaran keseluruhan atas buku itu, yang mana dapat
dilihat dengan melihat terlebih dahulu judul, halaman, cover,
kata pengantar, atau rankuman yang mana terdapat di belakang
halaman buku tersebut.17

2) Question: Di dalam question ini ialah melakukan sebuah

15
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Karakter, h. 108
16
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal. 244-245
17
Yuhanna, op cit, hal 24

21
kegiatan untuk membuat sebuah pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat oleh dirinya sendiri atau suatu pertanyaan yang telah
diberikan oleh pendidik ataupun gurunya sendiri yang mana
akan lebih jelas dan sesuai dengan pokok-pokok kajian yang
diberikan.

Di dalam question ini dapat diartikan bahwsannya


melakukan suatu kegiatan menanyakan kepada seseorang
ataupun meminta sebuah keterangan kepada seseorang. Yang
mana dapat dilihat secara umum bahwa question ini dapat
dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan survey di langkah
yang pertama tersebut. Ketika sedang melakukan suatu survey
tersebut terhadap bacaan yang ada di dalam buku, maka disini
seorang siswa harus memulai terlebih dahulu dan dapat
memberikan sebuah pertanyaan-pertanyaan mengenai isi dari
buku itu sendiri. dan dapat dijelaskan secara lebih detail sebagai
berikut :

Langkah dalam memberikan sebuah question ketika sedang


membaca ialah dapat dijelaskan sebagai berikut :18

a. Ketika sedang membaca maka dapat dilakukan suatu


tindakan berhenti terlebih dahulu dalam waktu yang singkat
setelah melakukan kegiatan membaca dalam sebuah bagian
atau bab di suatu bacaan tersebut.
b. Terlebih dahulu untuk mencoba dalam menjawab suatu
pertanyaan-pertanyaan atau bisa juga untuk menyebutkan
mengenai hal-hal yang terpending dari sebuah bagian serta
bab tertentu dengan menggunakan kata-kata yang dibuat
oleh dirinya sendiri.
c. Buatlah sebuah catatan tersendiri yang diyakini perlu di tulis

18
Ibid,. hal 24

22
tentang hal-hal yang menarik di dalam bacaan tersebut serta
yang penting dari buku tersebut. serta ketika membuat
catatan tersebut dapat dilakukan ketika langkah recite.
d. Ketika seorang siswa masih mengalami beberapa kesulitan
atas memahami bacaan tersebut maka dapat dilakukan suatu
kegiatan ialah dengan mengulang membaca serta dapat
memperhatikan bagian-bagian yang telah ditandai oleh kita
sendiri.
3) Review : makna ataupun arti dari review ini ialah dapat
dijelaskan bahwasannya siswa seharusnya dapat mereview
kembali akan teks tersebut yang mana bertujuan untuk
menjawab atas segala pertanyaan-pertanyaan serta yang
selanjutnya dapat mengingat kembali mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang telah dijawab sebelumnya.
Mengenai suatu penerapan atas metode membaca SQ3R ini
seorang siswa tidak hanya untuk menghafal suatu bacaan itu
saja serta dapat mengulang tanpa adanya suatu pemahaman
mengenai teks bacaan tersebut, akan tetapi disini juga perlu
dilibatkan juga seorang siswa dalam hal mengenai proses
berpikir serta meneliti ataupun mencari mengenai pemahaman
makna yang secara khusus tersebut dari suatu informasi yang
telah disajikan dan dipelajari oleh siswa itu sendiri. hal tersebut
mempunyai tujuan untuk dapat mendapatkan suatu pemahaman
dari informasi yang disajikan tersebut, dan disini seorang siswa
juga haruslah untuk pandai dalam melakukan kegiatan membaca
tentang bacaan yang telah disajikan oleh pendidik atau guru
tersebut.

Ada juga mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam


melaksanakan kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R
ialah sebagai berikut :

23
1. Survey
Langkah yang pertama ialah disini seorang siswa akan
diminta agar dapat meneliti sebuah judul dari bacaan yang telah
diberikan tersebut, serta harus meneliti mengenai keseluruhan isi
dari bacaan tersebut mulai dari paragraf pertama sampai terakhir.
Di dalam tahap ini sendiri yang mana telah dilakukan oleh seorang
siswa dikerjakan hanya untuk membaca sebuah judul dan ide
utama yang bertujuan untuk diberikan kepada pembaca terkait
gambaran secara umum isi dari bacaan yang telah disediakan
tersebut dan struktur atas bacaan yang telah di jelaskan tersebut.
Yang mana disini survey dapat dilakukan oleh seorang
siswa sebagai suatu langkah yang pertama sebelum kita akan
memulai melakukan kegiatan membaca secara lebih lengkap.
Disini jika kita akan membaca suatu buku maka yang pastinya kita
sendiri merasa tertarik terlebih dahulu untuk mengetahui tentang
gambaran keseluruhan atas buku itu, yang mana dapat dilihat
dengan melihat terlebih dahulu judul, halaman, cover, kata
pengantar, atau rankuman yang mana terdapat di belakang halaman
buku tersebut.
2. Question
Di dalam langkah question ini dapat dilakukan setelah
melakukan kegiatan meneliti bacaan yang bersangkutan tersebut
yang mana disini seorang siswa wajib untuk menggunakan
informasi yang ada dan telah diperolehnya dengan diri mereka
sendiri yang dapat dilihat dari judul serta gagasan utama yang
mana bertujuan untuk menyusun sebuah pertanyaan-pertanyaan
yang akan diberikan. Dari pertanyaan yang telah disusun tersebut
yang mana jawaban atas pertanyaan itu haruslah merujuk kepada
bagian dari teks bacaan yang bersangkutan ketika seorang siswa
membaca bacaan tersebut dengan susunan yang telah ada
sebagaimana sebuah susunan atas wacana yang diberikan tersebut.

24
lalu disini pertanyaan yang akan dibuat gunakan “ judul serta sub
judul atau bisa juga topic dan sub topic utama dari suatu bacaan
tersebut,” yang mana pertanyaan-pertanyaan yang akan dibuat
harus diawali dengan menggunakan kata- kata “ bagaimana,
mengapa. Siapa, apa”
3. Read
Pada saat di dalam langkah read ini dapat diartikan
bahwasannya tahap membaca ini akan dilakukan dengan
sendirinya oleh seorang siswa yang mana mempunyai sebuah
tujuan untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan yang
telah dibuat oleh dirinya sendiri. Tujuan lain dari kegiatan
membaca ini ialah bertujuan untuk menemukan informasi yang ada
di dalam bacaan tersebut agar dapat menjawab pertanyaan yang
telah dibuat oleh seorang siswa tersebut. disini siswa dibiasakan
agar dapat membaca sebuah bacaan secara fleksibel yang mana hal
tersebut memiliki arti bahwasannya kecepatan dalam membaca
dapat disesuaikan dengan jenis-jenis informasi yang dapat
diperoleh dari suatu teks bacaan yang bersangkutan.
4. Recite
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah disini
siswa dapat menemukan jawaban-jawaban yang sesuai untuk setiap
pertanyaan yang ada di dalam bacaan tersebut lalu selanjutnya
disini seorang siswa diharuskan agar dapat menyusun sebuah
ringkasan atas seluruh isi dari bacaan tersebut berdasarkan sebuah
jawaban yang mana telah dibuat dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh dirinya sendiri. kegiatan recite ini sendiri
sangat penting dilakukan oleh seorang siswa dalam membaca suatu
bacaan yang mana bertujuan untuk dapat meyakinkan dirinya
sendiri akan pemahaman mengenai seluruh langkah-langkah
membaca tersebut.
5. Review

25
Makna ataupun arti dari review ini ialah dapat dijelaskan
bahwasannya siswa seharusnya dapat mereview kembali akan teks
tersebut yang mana bertujuan untuk menjawab atas segala
pertanyaan-pertanyaan serta yang selanjutnya dapat mengingat
kembali mengenai pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab
sebelumnya serta dapat dijadikan sebagai acuan mengenai seberapa
jauh tingkat pemahaman seorang siswa atas bacaan yang telah
diajarkan oleh seorang pendidik atau guru itu sendiri.

Menurut robinson strategi ini mencakup lima langkah berikut ini :

Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih


memahami buku teks yang mereka pelajari dan lebih terarah pada
intisari yang terdapat dalam buku teks. Selain itu, tahapan-tahapan
yang sistematis pada metode SQ3R membuat siswa untuk aktif
dalam proses berpikir. Sehingga diharapkan setiap informasi yang
dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori
jangka panjang siswa. Menurut Soedarso usaha yang efektif untuk
memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (1)
mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah
dipahami, (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain atau
dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang
andahadapi.19

Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan


menggunakan metode SQ3R ini dianggap lebih menarik, karena
dengan teknik ini dapat memotivasi seseorang untuk lebih
memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau
kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau
teks. Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini

19
Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, (Jakarta:
Garamedia Pustaka, 2004), h. 58

26
tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga
diharapkan setiap informasi-informasi yang dipelajari dapat
tersimpan dengan abik dalam sistem memori jangka panjang
seseorang.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R


Seperti halnya Metode pembelajaran lain, metode
pembelajaran SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca cenderung lebih
menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut
bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan
sistematik.
Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis
bacaan dapat dipelajari dengan metode ini.20
Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan,
dan Hafdarani kelebihan metode SQ3R adalah :
a. Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi
pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut,
b. Membuat siswa menjadi lebih aktif,
c. Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-
kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.21
Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses
pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah:
a. Kurangnya waktu belajar, serta
b. Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.22

Menurut Rahmahwildah kelebihan dan kekurangan SQ3R23, yaitu :

20
Warsiti, loc.cit.
21
Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman, Tek Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu, 2013, h, 6.
22
Ibid, h. 7.
23
Rahmahwildah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan

27
a. Kelebihan Metode SQ3R
Metode ini mencakup berbagai aspek aktifitas belajar
mengajar, sehingga materi yang diajarkan atau disampaikan
kemungkinan penguasaan ilmunya lebih baik. Dapat memahami
isi buku secara baik, karena sambil membaca mempertanyakan
apa yang sudah dibaca. Dapat mempermudah dalam memahami
isi buku atau bacaan, karena terlebih dahulu melakukan survey.
Kesan yang ditimbulkan lebih tahan lama, karena ada unsur
perenungan kembali isi bacaan. Selain itu, siswa diarahkan
untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan sehingga siswa
menjadi aktif, dan terlatih untuk bisa membuat pertanyaan.
Siswa berusaha memikirkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan pada isi bacaan atau teks tersebut. Siswa dapat
bekerjasama dalam kelompoknya untuk saling bertukar
pendapat dalam memahami konsep materi yang disajikan dalam
uraian teks.
Menurut Robinson, penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan
hasil belajar karena memiliki keunggulan:
a) Metode SQ3R mempunyai langkah-langkah yang jelas sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi.
b) Metode SQ3R menuntut siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif
dan terarah langsung pada intisari yang ada dalam pokok materi.
c) Metode SQ3R menjadikan siswa dapat memahami dan mengingat
materi dalam jangka waktu yang lama.
d) Metode SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa
selama kegiatam pembelajaran berlangsung.

Kekurangan Metode SQ3R,yaitu :


a) Siswa yang malas menulis akan mengalami kesulitan dalam

Metode Pembelajaran SQ3R Pada Mata Pelajaran PKN Materi Keberagaman Sosial
Budaya Masyarakat Kelas V MIS Nurul Fadhilah Bandar Setia T.A 2017/2018, (Medan:
Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018).

28
mengikuti pembelajaran.
b) Ada kalanya siswa merasa bosan membaca dan mencatat, karena ia
merasa banyak yang dibaca dan dicatat
c) Kalau tidak biasa, sulit bagi siswa mengikuti metode pembelajaran
ini.
d) Siswa kurang tepat dalam membuat pertanyaan yang akan
diketahuinya.
e) Alokasi waktu yang digunakan mungkin tidak jauh beda dengan
pembelajaran teks biasa.
f) Siswa sulit dikondisikan saat berdiskusi dengan teman sebangku
atau kelompoknya dalam mempelajari teks materi pelajaran.
Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling
penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi
kekurangan-kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga
tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yang


sebelumnya telah direncanakan guru untuk disampaikan kepada para
peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dapat terjadi jika ada
interaksi antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa
yang penyampainnya dapat dipahami dan diterima oleh pesertadidik.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan manusia yang


kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.24

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah


prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan

24
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
2009), h. 24.

29
kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara
aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
MohammadSurya menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.25

Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang


memiliki peranan penting dalam pendidikan, yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada siswa dengan berbagai macam metode agar
tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yangdiharapkan.

Menyatakan Minto Rahayu ada beberapa ahli mendefinisikan


Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:

1) Teeuw (sarjanaBelanda)
Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-berabad
tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf
diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
2) AminSinggih
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui
serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama
sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum dalam bahasa
kesatuan kita.
3) Purbatjaraka
Bahasa Indonesia yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi
bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.26

Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar diarahkan untuk

25
Asep Hernawan, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah
Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h.3
26
Minto Rahayu, Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi, ( Jakarta: PT Grasindo,
2007), h. 8

30
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, baik
secara lisan maupun tulisan. Disamping itu, dengan pembelajaran bahasa
Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap
hasil karya sastra Indonesia.

Chaucard mengatakan “Apabila seorang anak tidak mengadakan


kontak dengan manusia lain, maka pada dasarnya dia bukan manusia,
bentuknya manusia namun tidak bermartabat manusia”.27Kemudian
Cassirer memandang bahwa “Mempelajari bahasa untuk dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebutuhan utama manusia, sebab
dengan bahasa, mausia dapat berpikir”28

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, bahasa


Indonesia merupaka bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa
Indonesia, serta sebagai alat pengembangan intelektual untuk mencapai
kesejahteraan sosial manusia. Seorang anak manusia yang tidak pernah
diajarkan berbicara, maka tidak akan pernah memiliki kemampuan
berbicara. Dalam kegiatan berkomunikasi hendaknya menggunakan
kalimat bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi langsung
maupun tidak langsung dengan memperhatikan kaidah-kaidah ejaan dan
tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).

Dengan demikian pembelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu


proses interaksi guna mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
karena Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dapat
mengembangkan pribadi diri sebagai bangsa Indonesia.

27
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 3
28
Ibid, h. 4

31
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang penting dan wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan
karena merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagaiberikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupuntulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasaNegara.
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagaitujuan.
4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dansosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuanberbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusiaIndonesia.29

Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang


diajarkan di SD, karea bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan
fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu:

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang


berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

29
Bambang Soehendro, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI, (Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006), cet 1, h.22.

32
bahasa persatuan dan bahasa Negara.

3) Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat


dan efektif dalam berbagai tujuan.

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan


intelektual serta kematangan emosional dan sosial.30

Sehingga Bahasa Indonesia memiliki fungsi Sebagai sarana


penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia, sarana pelestarian dan
pengembangan budaya, sarana pengembangan penalaran siswa, dan
sebagai penerapan pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan tentang
penggunaan bahasa.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


Ruang lingkup Bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
Dari keempat aspek bahasa Indonesia tersebut harus dapat dikuasai
oleh siswa. Agar tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia yang memenuhi
keempat aspek tersebut dapat dicapai dengan maksimal, maka diperlukan
adanya pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa dalam
mencapai keempat aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang
telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya,yaitu:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti HazrinaSiregar

30
Ibid, h.4

33
Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil
belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran serta harga
keseimbangan melalui metode Survey, Question, Read, Recite,
Review (SQ3R) yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas
(PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklusII.31 Analisis yang
membedakan hasil penelitian saya dengan penelitian Siti Hazrina
Siregar pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan 12
jurnal yang didapatkan melalui web (internet) serta data-data di
mulai dari kelas 3 dan kelas 4 yang berkaitan dengan metode
SQ3R di sekolah dasar. Penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis
atau tercetak dalam media massa (Content Analysis).
2. Hasil penelitian yang dilakukan olehTihajar
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan
membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS
Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode
penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi
72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan
membaca.32 Analisis yang membedakan hasil penelitian saya
dengan penelitian Siti Hazrina Siregar pendekatan dalam penelitian
ini adalah kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik
pengumpulan data menggunakan 12 jurnal yang didapatkan
melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 3 dan

31
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP
Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
32
Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R
Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan
Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

34
kelas 4 yang berkaitan dengan metode SQ3R di sekolah dasar.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam
media massa (Content Analysis).
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad SyaefulRahman
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan
membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa
kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (MTS) Mathla’ul Anwar 2 kota
bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif
digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman
cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.33
Analisis yang membedakan hasil penelitian saya dengan penelitian
Siti Hazrina Siregar pendekatan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data
menggunakan 12 jurnal yang didapatkan melalui web (internet)
serta data-data di mulai dari kelas 3 dan kelas 4 yang berkaitan
dengan metode SQ3R di sekolah dasar. Penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa (Content
Analysis).
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian.
Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan
karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian
dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik di pinggiran kota,
terutama dalam budaya dan gaya hidup.
Sekolah yang menjadi target penelitian ini memiliki ciri

33
Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen
dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul
Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta),
2011, tidak dipublikasikan.

35
khas yang unik, diantaranya yaitu letak lokasi yang dipinggiran
kota, sebagian murid sekolah MI Unwaanunnajah merupakan
pendatang dari berbagai macam daerah. Sehingga banyak ragam
dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi tantangan
tersendiri dalam pengajaran Bahasa Indonesia.

C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang selama ini
dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu
ceramah. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian
LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang
bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa
menjadi kurang bersemangat dan menjadi jenuh.
Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal
untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak
siswa yang mendapat nilai dibawah target. Mereka kesulitan memahami teks
bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari
bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih
bagaimana cara belajar Bahasa Indonesia dalam memahami bacaan dan
menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam
memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban
dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.
Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan
harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif
mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi
keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran
akan berlangsung lebih efektif
Dalam penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar dengan faktor penghambat dalam suatu pembelajaran para
guru sering mengunakan metode ceramah sehingga para peserta didik kurang

36
memerhatikan sehingga dilakukan dengan analisis menggunakan metode
SQ3R.

Bagan 2.1

Kerangka Berfikir Faktor Penghambat Metode SQ3R dengan


Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar

“ Analisis komperasi metode


SQ3R dengan kemampuan
membaca dan hasil belajar”

ANALISIS

- Faktor penghambat

Dalam suatu pembelajaran


Para Guru sering
menggunakan metode ceramah
sehingga para perserta didik
kurang memperhatikan.

37
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan WaktuPenelitian


1. TempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu perpustakaan di
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan objek perpustakaan
faktultas ilmu tarbiyaH dan keguruan, perpusatakaan utama,
dan juga perpustakaan yang lainnya.
2. WaktuPenelitian
Data yang dikumpulkan terkait dengan penelitian dimulai
pada tahun 2020/2021. Penelitian ini digunakan
jenis/pendekatan Studi Kepustakaan (Library Research).

Tahap penerapan hingga pada proses pelaporan hasil


penelitian akan dilakukan dengan rencana sepuluh bulan,
terhitung dari bulan maret hinga selesai. Perencanaan waktu
dan jenis kegiatan dalam penelitian dilihat pada tabel berikut:
No. Kegiatan Pelaksanaan Bulan dan Tahun
1. Rancangan Proposal Januari – Febuari 2020
2. Ujian Proposal April 2020
3. Revisi Proposal April – Juli 2020
Pengumpulan Data
4. Agustus 2020
Penelitian
Pengolahan Data
5. September 2020
Penelitian
Analisis, Pembahasan
6. Data dan Penyusunan September – Desember 2020
Bab IV dan V

38
7. Sidang Skripsi Maret 2021
8. Wisuda Juni 2021
Tabel 3.1

Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa yunani, “methodos” yang berarti cara.


Metode penelitian berfungsi memahami suatu objek yang dijadikan
sebagai saran ilmu yang bersangkutan. Metode merupakan cara, kerja,
meneliti, serta menganalisis suatu objek yang menjadi sasaran sebuah
penelitian sehingga dihasilkan sebuah kesimpulan.34Metode penelitian
merupakan suatu cara bersifat ilmiah kemudian digunakan seorang
peneliti memperoleh data relevan dan valid yang digunakan sebagai
bahan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.35

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset


kepustakaan (library research). Metode library research dapat diartikan
sebagai metode yang menggunakan sumber kepustakaan sebagai bahan
utamanya, yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan
terhadap permasalahan penelitian36
Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui metode kualitatif,
yaitu suatu penelitian yang digunakan mendeksripsikan serta
menganalisis sebuah fenomena, peristiwa, sikap, persepsi dalam
kelompok maupun individual yang digunakan untuk menemukan
penjelasan yang mengarah pada kesimpulan penelitian.37

34
Kuncoro Ningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,(Jakarta: PT Gramedia,
1989), hal.7
35
Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 6
36
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), hal. 3
37
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 60

39
Penelitian ini menggunakan jenis riset kepustakaan dengan sumber
dasar data-data lapangan yang sudah terdapat didalam buku atau
jurnal. Penelitian ini juga menggunakan beragam kajian literatur
terbitan terdahulu yang kemungkinan data kepustakaan ini sudah tidak
diterbitkan dilapangan dikarenakan perubahan situasi dan kondisi yang
terjadi.
Metode riset kepustakaan dilakukan dengan beragam kegiatan
yang terdapat kaitannya dengan metode pengumpulan data pustaka,
yaitu dalam hal mencatat, membaca serta mengolah data
penelitian.38Tujuan dilakukannya yaitu membantu mengetahui
permasalahan yang terjadi dilingkungan melalui pengamatan, yang
kemudian diseimbangkan dengan analisis dan interpretasi. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa metode kepustakaan atau Library
Research ini terkait dengan kajian literatur yang sebatas hanya bahan
koleksi perpustakaan, seperti buku, e-book, jurnal dan lain sebagainya.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
bersumber pada kajian literatur yaitu buku, majalah, artikel,
makalah, e-book, website (internet), jurnal,serta beberapa data yang
relevan terhadap penelitian.
Penggunaan analisis data pada penelitian, melalui content
analysis atau analisis isi yang dilakukan dengan cara melakukan
pengumpulan data secara sistematis dan konsisten yang relevan
dengan penelitian, kemudian melakukan analisis, menyeleksi
dan menarasikannya untuk dapat ditarik kesimpulan. Pada
mulanya, analisis isi dianggap sebagai salah satu ciri dari
metode kuantitatif, karena memberikan intensitas pada
objektivitas dan secara sistematik seperti yang dipahami dalam
ilmu positivistic. Melalui analisis isi (content analysis) disini

38
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), Cet.II, hal.3.

40
secara sistematik peneliti mendeskripsikan isi dari bahasan
penelitian dengan pendekatan kuantitatif.39 Menurut muhajjir,
analisis isi dengan ciri kuantitatif positivisme ini kemudian
berkembang menjadi positivistik kualitatif, naturalisme, dengan
bercirikan adanya interaksi simbolik.40
Data yang digunakan penulis yaitu analisis isi (content
analysis) yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Sehingga langkah yang dilakukan penulis dalam hal ini adalah
mencari dan menelaah berbagai sumber data yang terkait dengan
variabel penelitian, yaitu berupa buku, jurnal, e-book, atau yang
lainnya.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi untuk mengerucutkan permasalahan


penelitian, sehingga dalam melakukan penelitian dapat mengetahui
apa yang menjadi fokus penelitian di lapanga, dan kemudian akan
dihasilkan sebuah hipotesis maupun teori baru dari apa yang terjadi
dilapangan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian dalam bidang Studi Pustaka meliputi tahap


dan fase dalam menyusun suatu prosedur penelitian tersebut, yaitu:
1. Tahap konseptual, yakni merumuskan serta melakukan
identifikasi permasalahan dalam penelitian,melihat sumber
kepustakaan yang relevan dengan bahasan penelitian,

39
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
Cet. V,hal.321.
40
Nyoman Kutha Ratna, Metodelogi Penelitian; Kajian Budaya Ilmu Sosial
HumanioraPada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.I, hal.358.

41
mendeskripsikan kerangka teoritis, dan merumuskan
hipotesis.
2. Fase perancangan dan perencanaan, dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu membuat rancangan penelitian yang
akan dilakukan, melakukan identifikasi populasi, memilih
metode yang digunakan, merencanakan rancangan sampling,
meninjau dan melaksanakan rencana penelitian, serta tahap
akhir yaitu melakukan revisi.
3. Membuat laporan instrumen dan mengumpulkan data yang
relevan dengan penelitian.
4. Fase empirik, yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dan
mempersiapkannya untuk dilakukan analisis.
5. Fase analitik, yaitu melakukan analisis dan menghitung data
penelitian, serta melakukan olah data pada hasil penelitian.
Data yang telah diperoleh dari pengamatan kemudian diolah
serta dilakukan analisis dengan tujuan mendapatkan
kesimpulan, diantaranya adalah hasil dari pengujian hipotesis
penelitian.

42
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Analisis KritisDeskriptif


Proses pembelajran di sekolah memilki tujuan diantaranya hasil yang
diperoleh ketika siswa belajar, maka dari itu gutu wajib memiliki pengetahuan
dan pembelajaran metode pengajaran serta kemampuan dalam mempraktekan
motede tersebut. Sehingga guru sendiri dituntut untuk melakukan pengajaran
dengan menggunakan metode yang diperlukan dalam pembelajaran dikelas
1
guna meningkatkan prestasi belajar siswa. menjelaskan terkait posisi statsu
metode ialah sebagai alat dorongan ekstrinsik mencapai tujuan dan pleaning
pembelajaran.

Lembaga Pendidikan seperti sekolah sangat membutuhkan metode


pembelajaran khusunya pembelajran dalam kelas.41Menjelaskan pengertian
model pembelajaran merupakan struktur atau perencanaan yang dipakai
sebagai standarisasi pembelajaran tutorial atau pembelajaran dikelas..42
Berpendapat makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.

Guru wajib memiliki perencaan pembelajran anak yang efekti dan efisein
dan sesuai dnegan tujuan yang diharapkan (Roestiyah :1989). Seorang tguru
atau tenaga pendidik harus memiliki kemampuan dalam penguasan kelas ,
sehingga bisa memberikan pemberajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
Oleh sebab itu guru memerlukan metode pembelajran yang baik dan
berpengaruh positif pada hasil pembelajaran siswa. Guru juga memerlukan

41
Trianto, “Konsep, Strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. hal 85
42
PupuhFathurrohman , M. Sobry Sutikno, “Strategi Belajar Mengajar; Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami”,
Bandung: PT Refika Aditama, 2009. hal 56

43
kemampuan dalam mempraktekan metode yang sesuai karakter siswa.

Setiap proses pembelajaran wajib menggunakan berbagai metode


pembelajaran supaya pembelajar optimal.43Seorang guru ketika melakukan
pembelajaran dikelas bisa memakai metode pelajaran yang berbeda disetiap
kelas, sehingga guru wajib memiliki kemampuan penguasan berbagai macam
metode, dan semakin efektif pembelajaran yang sesuai tujuan didasarkan
pada baiknya kualitas metode yang dipakai.44

Prose pembelajaran yang berkualitas bisa menghasilkan hasil belajar


yang kualitas dan tinggi bagi siswa, agar mendapat proses pembelajaran yang
bermutu Guru/tenaga pendidik memerlukan keahlian mempraktekan metode
pembelajaran yang diperlukan ke dalam kelas, ketidaklarasan metode
pembelajaran yang dipakai bisa berdampak turunya kualitas proses
pembelajaran tersebut, sehingga dapat disimpulakn bahwa peningkatan dan
perbaikan hasil belajar siswa di sekolah bisa dilakukan dengan pemakaian
metode pembelajaran yang cocok oleh guru, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis memahami dan mengetahui berkaitan pemakaian metode
pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah.45

Secara umum, metode pendidikan ialah suatu langkah atau tahapan


yang diambil untuk mempermudah mencapai tujuan dari pendidikan. Perlu
digaris bawahi bahwa penggunaan metode berhubungan dangan pendekatann
yang diterapkan.

Beberapa pakar pendidikan banyak menawarkan metode pembelajaran


tetapi tidak semua bisa dipraktekan ke dalam kegiatan pelajaran dikelas. Oleh
sebab itu, sekiranya guru atau tenaga pendidik bisa mempertimbangkan
dahulu terakit penggunaan metode pembelajaran yang tepat, dimana dapat
berdampak positif dan rasional dengan materi yang diajarkan. Untuk

43
Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 hal 45
44
Ibid, hal.47
45
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, (2017) : 9-11.

44
meningkatkan rasa minat anak dalam belajar, setiap tenaga pendidik dan guru
harus mempertimbangkan pemakaian metode pembelajaran yang variatif.46

Penggunaan media dan saran prasaranan yang modern dalam


pengaplikasiaan metode pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik
atau guru sebagai tolak ukur prekembangan meotde pembelajaran atau
pendidikan. Karena setiap periode metode pembelajran tidak ada yang
tertinggal. Dizaman ini banyak metode yang berkembang dan muncul sesuai
dengan kebutuhan kemajuan zaman dan perkembangan pola pikiran manusia.
Setiap tenaga penidik harus memahami, mengetahui dan menerapkan
beberapa metode pembelajaran pada proses pembelajaran guna memudahkan
dalam pencapaian tujuan pendidikan.47

Sehingga, bisa dimengerti bahaw metode ialah salah satu tahpan yang
wajib dilalui dalam penyajian apa yang dibutuhkan dalam pelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran.. Metode dalam mengajra memiliki arti sebagai
alat perangkat atau salah satu bagian dalam perencanan pengajaran.
Perencanaan dalam pengajaran merupakan pendekatan yang dipakai untuk
meraih tujuan pendidikan. Sehingga.wilayah strategis cakupanya lebih luas
dibanding teknik atau metode pengajar.48

Menurut Ahmad Tafsir, menjelaskan dari sebuah literatur ilmu


pendidikan, khususnya ilmu pengajaran bisa didapatkan macam-macam teknik
pengajaran. Tidak terlalu banyak para ahli membahas metode lain selain cara
mengajar dalam metode mendidik. Hal ini karena teknik mengajar lebih
objektif lebih jelas, tegas, bahkan umum , sedangkan penggunaan metode
selain mengajar dalam mendidik cenderung lebih subjektif, kurang tegas,

46
Kamsinah, “METODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Studi tentang
Ragam dan Implementasinya”, Jurnal LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 11 NO. 1 (JUNI
2008) : 101-114
47
Ibid,. 101-114,.
48
Basiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, cet. I, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002, hal. 22

45
kurang jelas dan bersifat seni dari pada sains.49

Artinya, ada pembahasan yang diurai dalam pembahasan selanjutnya


ialah teknik pengajaran,yang mana metode pengajaran bermacam-macam dan
hal ini tidak bisa ditoak. Yang berarti, teknik atau metode salah satu cara teruji
dan struktural berkualitas guna meraih tujuan. Berkaitan dengan metode
mengajar, hal ini harus teruji dan terukur dan memiliki sifat formal agar bisa
mencapai tujuan yang sudah ditargetkan. Dapat disimpulkan, dan digaris
bawahi , ketika tenaga pendidik atau guru yang mengetahui dan memahami
dan menerapkan metode pembelajaran akan mempermudah pencapaian tujuan
yang ditetapkan.50

Menurut penulis dengan adanya judul metode SQ3R ini biasanya


dipakai untuk menentukan ide pokok atau pokok masalah pada tiap paragraf
selanjutnya dibuat menjadi sebuah kesimpulan dalam paragraph tersebut.

Dari permasalahan yang ditemukan, peneliti mengharapkan hal itu bisa


membantu para siswa dalam mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran
menggunakan metode suatu pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dapat
ditungkan dalam beberapa jurnal yang menggunakanmetode Survey,
Question, Read, Recite, dan Review (SQ3R) untuk menungkan suatu pendapat
dari beberapa jurnal yang ada yaitu:

1. Jurnal 1

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa kelas V A


SDN Tolengas memiliki mamaslah pada penentuan ide pokok/
pokok masalah setiap paragraf dan menarik sebuah kesimpulan isi
dari ceita anak. Pada langkah survey, siswa diberi tugas guna

49
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, cet. IV, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2004, h. 131.
50
Kamsinah, “METODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Studi tentang
Ragam dan Implementasinya”, Jurnal LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 11 NO. 1 (JUNI
2008) : 101-114

46
menganalisis, mengkaji teks cerita anak dari melihat judul, paragraf
pertama, tengah, dan akhir. Selanjutnya peserta didik diberikan
tugas guna membuat pertanyaan (question) minimal tigas,dengan
kelompokny yang melakulan penelitiaan teks. Kemudian, guru
meberi tugas kepada peserta didik membaca teks isi cerita anak
secara keseluruhan yang termasuk ke dalam tahap read. Kemudian
siswa harus menentukan ide pokok/pokok masalah tiap paragraf
dengan menganalisis perbedaan antara kalimat yang dicetak tebal
dengan yang tidak dicetak tebal. Setelah siswa mengetahui
perbedaan dari keduanya bahwa kalimat yang dicetak tebal
merupakan ide pokok/pokok masalah .Setelah ide pokok/ pokok
masalah selesai ditandai, guru memberikan tugas kepada perwakilan
kelompok untuk menjabarkan dan menjelaskan dari hasil temuan
penelitian. Kemudian guru meminta peserta didik untuk
menjelaskan kembali dan memberikan kesimpulan (tahap recite) isi
cerita yang mereka baca mengunakan bahasa merek sendiri. Tenaga
pendidik atau guru hanya memberikan arahan dalam pembuatan
kesimpula serta melaksanakan refleksi supaya peserta didik paham
dan mengerti ilmu yang diajarkan, sehingga akan muncul
pengalaman dan pengetahuan di masing-masing peserta didik. Maka
dari itu, peneliti membuat langkah dalam menyelesaikan persoalan
tersebut melalui penggunaan stabile kalimat dan metode SQ3R.

Ada tiga siklus yang diterapkan dalam penelitian ini , dimana


memiliki hasil penelitian kinerja guru (perencanaan) ,siklus tahap I
memiliki nilai presentase 95,55%, siklus tahap II memiliki
presentase 97,77%, dan siklus tahap III memiliki nilai presentase
100%. Sidangkan Kinerja guru (pelaksanaan) pada tahap siklus I
memperoleh 78,94%, tahap siklus II diperoleh 85,96% dan tahap
siklus III mendapat 100%. Hasil yang baik dicapai peserta didik
terjadi pada tahapan siklus I dengaan 6 peserta didik (28,57%),

47
tahap siklus II dengan 14 peserta didik (63,63%), dan tahap siklus
III dengan 21 peserta didik (91,3%). Selanjutnya peserta didik yang
nilainya sampai KKM ada empat peserta didik (17,39%). Kemudian
ada tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan dan berpengaruh
dengan adanya sembilan peserta didik(42,58%) yang mencapai
KKM. Pada tahap siklus I, siklus II terdapat 14 peserta didik
(63,64%), dan tahap siklus III berubah menjadi 21 peserta didik
(91,3%)..51

Jadi dalam peneliatian ini megambil kelas V A di SDN Tolengas


dengan persoalan terkait sulitnya menentukan pokok
permasalahan/ide pokok setiap paragraf serta membuat kesimpulan
dari sebuah cerita. Dengan pengaplikasian metode SQ3R dalam
permainan Stabilo kalimat dan kelompok bisa sukses, hal ini bisa
dilihat dari kemampuan yang meningkat dalam membaca serta
membuat sebuah kesimpulan dari cerita. Bisa diambil garis besar
bahwa pengaplikasian metode SQ3R dan permainan Stabilo
memberikan pengaruh pada peningkatan kemampuan membaca
serta bisa menyimpulkan isi cerita anak di kelas V A SDN Tolengas.

2. Jurnal 2

Berdasarkan Bardasarkan hasil penelitian ini menunjukan


bahwa kelas V di SD Negeri I Pedungan setara dengan penerapan
metode SQ3R, Dampak penerapan metode pembelajaran SQ3R
terhadap hasil belajr peserta didik pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Tahapan metode pembelajaran SQ3R , Setiap peserta
didik diberikan amanah untuk meyelesaikan tugas kelompok. Dan
Setiap kelompok saling bertukar pikiran dalam mempelajari konsep

51
Halimah, Dadan Djuanda dan Ani Nur Aeni, “ Penerapan Metode SQ3R Dan
Permainan Stabilo Kalimat untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak” Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1 No.1 (2016) : 651-660.

48
dan mengerjakan tugas, sehingga tercipta suatu pengalaman dan
pemahaman belajar. Dalam Pembuatan Kelompok pada metode
pembelajaran SQ3R ,pengkelompokan secara heterogen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang
menggunakan metode SQ3R ddengan yang menggunakan metode
konvesional. Jenis penelitian adalah eksperimen semu yang
memakai konsep the nonequivalent control group design. Teknik
Random adalah teknik Semplingyang digunakan . Sampel dalam
penelitian sejumlah 72 peserta didik. Teknik Pencarian data
kemampuan membaca memakai tes pilihan ganda. Data yang
didapat didentifikasi memakai teknik statistik parametris yakni uji-t.
Hasil identifikasi data memperlihatkan bahwa ada perbedaan dalam
kemampuan membaca antara peserta didik yang memakai metode
pembelajaran SQ3R dengan peserta didik yang memakai
pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus 1 Denpasar
Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Inisiatif pembelajaran dengan
memakai metode pembelajaran SQ3R bisa dipakai sebagai alternatif
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Bertolak ukur dari perhitungan uji-t
didapat ”t” terhitung sebesar 6,046 dan “t” tabel sebesar 2,000.
Perbandingan dari kedua nilai tersebut didapat “t” hitung < “t” tabel
(6,046 < 2,000). Pada perbandingan dari uraian diatas maka bisa
diambil sebuah keis,pulan yaitu hipotesis observasi ditolak dan
hipotesis alternatif diterima, yang artinya ada perbedaan dalam
prestasi belajar bahasa indonesia yang memakai metode
pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan peserta didik
yang memakai pembelajaran konvensional.52

52
IGA, Cahaya Ari Putri dll, “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2 No.1 (2014) : 1-11

49
Jadi dalam penelitian ini mengambil kelas V di SD Negeri I
Pedungan dengan penerapan metode SQ3R untuk menigkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia secara kelompok agar peserta didik
bertanggung jawab dalam setiap tugas nya secara heterogen . Hal
tersebut mengungkapkan bahwa ada dampak metode pembelajaran
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) terhadap
prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V Sd Gugus 1
Denpasar Selatan.

3. Jurnal 3
Berlandaskan hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelas IV
di SDN II Ubung dengan pengaplikasian metode SQ3R dalam
peningkatan kompetensi kemampuan membaca pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini memiliki penerapan yang
secara umum proses pembelajaran belum berjalan secara optimal
sesuai dengan rencana peneliti, hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa
masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini menuntut siswa agar
belajar beradaptasi dengan pola belajar baru dan siswa masih belum
bisa memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kapabilitas
keterampilan membaca pada bahasa Indonesia setelah diterapkannya
metode survey, question, read, recite and review. Penelitian ini
memiliki tujuan agar dapat mengetahui peningkatan kapabilitas
kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
IV A dengan pengaplikasian metode survey, read, question, review
and recite di SDN 2 Ubung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini
merupakan penelitian kegiatan kelas yang diaplikasikan pada dua
siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV A SDN 2
Ubung tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 40 0rang, 19 siswi dan 21
siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dikerjakan dengan

50
memakai metode observasi dan tes. Data yang diperoleh kemudian
diidemtifikasi melalui metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian memperlihatkan munculnya peningkatan presentase rata-
rata kapabilitas kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas IV A sebesar 11,65% dari 69,98%
pada siklus I menjadi 81,63% pada siklus II.53

Jadi dalam penelitian ini mengambil IV di SDN II Ubung dalam


pengaplikasian metode SQ3R dalam meningkatkan kapabilitas
kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa
ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengaplikasian metode survey,
read, question, review and recite bisa meningkatkan kapabilitas
kemampuan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A.
Oleh sabab itu, dianjurkan kepada guru kelas IV A di SDN 2 Ubung
supaya memikirkan kemblai penggunaan metode survey, read,
question, review and recite sebagai alternatif dalam belajar
mengajar peserta didik.

4. Jurnal 4

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas IV


Sekolah Dasar dengan penerapan metode SQ3R untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Pada tahap
survey, Siswa membaca secara skimming teks bacaan wawancara
dalam waktu 3 menit untuk menentukan tema yang tepat. Kemudian
siswa diminta membuat 5 buah pertanyaan sesuai teks dengan
mengikuti 5W+1H. Siswa membaca kembali teks mengenai “Air
dan listrik dan “lingkungan”, siswa menjawab pertanyaan temannya
dan menentukan ide pokok. Siswa diminta untuk menceritakan

53
Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya Dewi dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk
meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas
IVA”, Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.4 No.1 (2016) :
1-10.

51
kembali teks yang dibacanya dengan kalimatnya sendiri. Dan tahap
terakhir tahap review siswa diminta meninjau ulang hasil
pengerjaannya dan menyimpulkan isi teks. Penelitian yang
dilakukan memiliki tujuan dalam meningkatkan keempat
ketrampilaninterprestasi membacapeserta didik kelas SD yang mana
memakai penerapan metode pembelajaran SQ3R. ItuTujuan dari
pelaksanaan penelitian ini ialah untuk mengamatipentignya
keterampilanberbahasaMasalah penting yang harus dikuasai bagi
siswa ialah membaca. Sejak ini latar belakang penelitian disebabkan
adanya fakta bahwa ketrampilanpeserta didik dalam memahami teks
membacasangat rendah. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan
implementasi, perencanaan, danpeningkatan pemahaman bacaan
dengan metode SQ3R. Metode penelitian yang diterapkan
adalahpenelitian kegiatan kelas model Taggart dan Kemmis dalam
tiga siklus. Berlandaskan iniStudi menemukan bahwa ada
peningkatan ketrampilan membaca pemahaman pertamasiklus
53,12% meningkat 81,25% dan di siklus II dan meningkat 93,75%
pada siklus III.54

Jadi dalam penelitian ini mengambil kelas IV Sekolah Dasar


dengan penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman peserta didik. Peningkatan inidilihat
berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh peserta didik dari nilai
akhir (evaluasi) dan nilai totalproses (LKS). Berladaskan penelitian
bisadiambil kesimpulan bahwaPenerapan metode SQ3R bisa
meningkatkan keempat kemampuan pemahaman membaca peserta
didik kelasdengan menggunakan metode secara sendiri agar berhasil

54
Indah Nurtista Apriliani dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol. 4 No. 2 (Agustus 2019) : 273-283

52
menerapan metode SQ3R dalam kemampuan membaca siswa
dengan membuat hasil pengerjaan dan meyimpulkan isi teks tersebut

5. Jurnal 5

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa V di SDN


135 Rejang Lebong setara dengan penerapan metode SQ3R dalam
langkah peningkatkan ketrampilan membaca pemahaman pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran membaca cuma memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membaca buku tidak saja tanpa adanya pengembangan
ide atau gagasan yang peserta didik miliki, misalnya guru memkai
metode membaca dalam hati selanjutnya pesert didik menjawab
pertanyaan yang ada dalam teks bacaan kemudian didiskusiki
kelompok. Peserta didik tidak diharuskan memahami lebih dalam
teks bacaan hanya sekedar membaca yang selanjutnya menjawab
pertanyaan yang jawabannya ada terdapat pada teks bacaan
kemudian dipresentasikan didepan kelas. Sexara umum banyak
peserta dodol uang hanya mengobrol, bahkan ada yang terlihat
bosan ketika mengerjakan tugas dalam kelompok, Cuma sebagian
dari anggota kelompok yang mengerjakan dan menyelesaikan tugas.
Hal ini dikarenakan tenaga pendidik atau guru kurang dalam
pengaplikasian metode yang cocok untuk kebutuhan peserta didik,
sehingga peserta didik kurang memahami makna dalam belajar
kelompok. Penelitian ini bertolak ukur dengan permasalahan pada
pembelajaran bahasa Indonesia. Makna dari kegiatan membaca sulit
tertanam dalam benak peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang
dijalankan dimana tidak ada kesempatan kepada peserta didik dalam
pengembangan potensi kemampuan membaca dengan adanya
pengembangan ide yang dimiliki peserta didik. Penelitian kegiatan
Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus, dimana siklusnya mencakup
dua kali petemuan. Tahapan pada setiap siklus mencakup tahap

53
pelaksanaan, perencanaan, obesrvasi atau pengamatan, dan
refleksi.Sempel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 135 Rejang
Lebong dimana terdapat 23 peserta didik pada tahun pelajaran
2016/2017. Siklus Tahap I prestasi belajar peserta didik rata-rata
73,19 sedangkan tingkatan ketuntasan belajar klasikal 69,56 %.
Pada siklus II tidak memiliki kelemahan yang muncul, seperti yang
terjadi di siklus I. Prestasi belajar Tahap siklus II didapat niali
ratamya yaitu 81,69 sedangkan tingkat ketuntasan belajar klasikal
91,30 %. Hal ini sesuai dengan nilai standar ketuntasan, yaitu 85 %
peserta didik mendapat nilai ≥7,0 dan sistem pembelajaran dibilang
tuntas secara individu jika peserta didik mendapat nilai ≥7.55

Jadi dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode


survey, question, read, recite and review dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas V di SDN 135 Ranjang Lebong dengan menerapkan
metode SQ3R secara kelompok atau bersama-sama antar peserta
didik dalam mengerjakan tugas.

6. Jurnal 6
Berdasarkan hasil penelitian ini di kelas V SD Inpres BTN IKIP
I Kota Makassar memiliki tujuan supaya dapat mengetahui
bagaimanakah sistem pengaplikasian metode SQ3R dan apakah
pengaplikasian metodei SQ3R bisa berpengaruh positif terhadap
kemampuan membaca & pemahaman peserta didik. Penelitian ini
memakai pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian
adalah penelitian kegiatan kelas. Dimana seluruh peserta didik kelas
V SD Inpres BTN IKIP I KOTA Makasar sebagai Populasi
Penelitian. metode penginputan dan pencarian data melalui

55
Mawaria, “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa SDN
135 Rejang Lebong”, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 2 (2018) : 178-191

54
mekanisme tes , dokumentasi dan observasi. metode dari kasi data
menggunakan identifikasi data deskriptif.. Berlandaskan hasil tes
formatif yang diterapkan di akhir siklus I mendapat nilai 66,66%
dengan rata-rata 7,16 sehingga berstatus sebagai kualifikasi cukup.
Pada pengaplikasian tes formatif ini, hanya 20 orang peserta didik
yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada siklus II
mmuncul peningkatan dengan nilai 90% atau 27 orang peserta didik
memdapat nilai ≥ 70 sdangkan nilai rata-ratanya 8,03. Bertolak
ukur pada hasil observasi terhadap kegiatan peserta didik,
didapatkan data bahwa kegiatan peserta didik muncul peningkatan
yang signifikan dari siklus I hingga siklus II. Dimana pada siklus I,
kegiatan peserta didik sudah pada kriteria baik dan pada silus II
berada pada kriteria sangat baik. Peningkatan prestasi peserta didik
dalam membaca pemahaman memperlihatkan bahwa pengaplikasian
metode SQ3R bisa berefek pada peningkatan kemampuan membaca
pemahaman peserta didik.56
Jadi penelitian ini disimpulkan penerapan strategi SQ3R
memberikan penerapan yang dapat meingkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa dapat dikatakan penelitian ini berhasil
karena peserta didik menalami peningkatan terhadap kemampuan
mambaca, serta dapat meningkatkan hasil berlajar perserta didik
kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar. Penelitian ini
menggunakan penerapan metode SQ3R secara individu sehingga
siswa mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
7. Jurnal 7

56
Farida Indriani,“Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Menggunakan Strategi SQ3R Pada Siswa Kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota
Makassar”, Cokroaminoto Journal of Primary Education Vol.1 No.1 (October 2018) : 38-
44

55
Berdasarkan penelitian di SD Negeri 01 Pajerukan diperoleh
sebuah permasalahan pada pembelajaran membaca di kelas V.
sistem pembelajaran membaca yang diterapkan tidak berjalan
secara efektif. Hal ini , bisa diperhatikan dari kegiatan peserta didik
ketika aktifitas membaca pemahaman saat pembelajaran masih
belum maksimal. Peserta didik terlihat kurang bersemangat dan
minat dalam mengikuti pembelajaran membaca karena guru tidak
memakai media pembelajaran yang seuai dan menarik.
Pembelajaran seperti ini berdampak pada aktifitas pembelajaran
membaca pemahaman tidak berjalan efektif sehingga prestasi
belajar peserta didik menurun. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan memakai tekni SQ3R melalui media gambar
slide Setiap siklus mencakup pelaksanaan, perencanaan, refleksi,
dan obesrvasi. Sempel penelitian ialah guru dan siswa kelas V SD
Negeri 01 Pajerukan. metode penginputan data memakai tes,
observasi/pengamatan, dokumentasi, serta catatan lapangan. Hasil
akhir dari penelitian ini adalah pengaplikasiaan metode SQ3R
dengan media gambar slide bisa mempengaruhi tingkat kualitas
pembelajaran membaca pemahaman di kelas V Sekolah Dasar. Pada
siklus 1 pertemuan I nilai keterampilan guru sebesar 29, kemudian
ada peningkatan menjadi 32 pada pertemuan II. Sedangkan pada
siklus 2 pertemuan I meningkat menjadi 37 dan kemudian muncul
peningkatan lagi pada siklus 2 pertemuan II menjadi 39. Pada siklus
1 pertemuan I aktivitas peseta didik mendapat nilai sebesar
24,mengalami peningkatan pada pertemuan II menjadi 26.
Sedangkan pada siklus 2 pertemuan I muncul peningkatan menjadi
28, dan terus meninkat menjadi 29,5 pada pertemuan II.
peningkatan rata-rata hasil belajar peserta duidik dari pra siklus
sebesar 49,8 mengalami peningkatan menjadi 60,62 pada siklus 1
pertemuan I, dan menjadi 63,33 dan pada akhir siklus 1 pertemuan
II. Pada siklus 2 pertemuan I nilai rata-rata peserta didik mengalami

56
peningkatan menjadi 64,58 dan terus meningkat menjadi 66,26 pada
pertemuan II. Sementara itu tingkat ketuntasan belajar klasikal
peserta didik juga mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar
25% menjadi 46% pada siklus 1 pertemuan I, dan mengalami
penaikan kembali menjadi 58% di akhir siklus 1 pertemuan II. Pada
siklus 2 pertemuan I tingkat ketuntasan belajar klasikal peserta didik
naik menjadi 62,5% dan pada akhir siklus 2 pertemuan II menjadi
79%.57
Jadi dalam penelitian ini menunjukan kelas V di SD Negeri 01
Pajerukan ini Berlandaskan data tabel di atas bisa diambil garis
besar bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan
pengaplikasian metode SQ3R dengan media gambar slide bisa
dinyatakan berhasil, karena mampu mengisi indikator keberhasilan
diputuskan sejak awal.

8. Jurnal 8

Berdasarkan hasil penelitian ini di kelas V SDN Margajaya


berlatar belakang dari kurangnya kemampuan membaca pemahaman
peserta didik dengan membuat kesimpulan yang selaras isi cerita
kisah anak. Penelitian ini diaplikasikan sebagai bentuk perbaikan
serta peningkatan tahapan kegiatan belajar menggunakan metode
SQ3R (survey, question, read, recite, review) pada pembutan
kesimpulan isi cerita anak pada pembelajaran membaca di kelas V
SDN Margajaya. Metode SQ3R memiliki tahapan yang terdiri dari,
pertama,survey dengsn aktivitas memperhatikan judul serta panjang
pendek cerita, kedua,question melalui pembutan sebuah pertanyaan
mengenai teks cerita, ketiga, read atau membaca keseluruhan
teks,keempat, recite dengan menjawab pertanyaan dan mencari ide

57
Wahyu Ambarwati, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”, Tarling Vol.2 No.1 (2019) : 109-121

57
pokok,dan keenam, review atau membaca kembali. Metode yang
diterpakan merupaka metode penelitian tindakan kelas yang
memiliki subyek penelitian siswa kelas V SDN Margajaya sejumlah
17 orang. Penelitian ini memakai konsep penelitian model spiral
Mc.tagart & Kemmis. Hasil yang didapatkan pada penerapan
tindakan dalam tiga siklus mendapatkan peningkatan sampai
mencapai ketuntasan. Pada data awal peningkatan ketuntasan yang
peserta didik capai dalam menentukan kesimpulan adalah 29% dan
pada siklus III menjadi 88%. Dengan demikian penerapan metode
SQ3R berdampak baik pada proses pembelajaran, serta bisa
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SDN Margajaya
pada menulis kesimpulan isi cerita anak dalam pembelajaran
membaca.58
Kesimpulan pada penelitian ini ialah penerapan metode SQ3R
berdampak positif terhadap hasil yag diperoleh dalam proses
pembelajaran, serta bisa meningkatkan prestasi berlajar perserta
didik kelas V SDN Margajaya. Penelitian ini memakai
pengaplikasian metode SQ3R secara personal yang menyertakan
17 peserta didik kelas V SDN Margajaya.
9. Jurnal 9
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan kelas IV di SDN I
Bojong serta dengan penerapan metode SQ3R dengan media cerita
gambar guna peningkatan pemahaman dalam membasa serta
prestasi belajar. Pemahaman peserta model dan teknik berdampak
pada sistem pembelajaran. SDN 1 Bojong terdapat banyakpeserta
didikyang belum memahamiurgensinya dalam membaca, peserta
didikberanggapan membaca adalah hal yang membosankan

58
Jajang Sudirman, “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi Cerita
Anak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menerapkan Metose SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V SDN MARGAJAYA”, Jurnal Elementaria
Edukasia Volume. 1 No. 2 (2018) : 135-144

58
terkhususnya pada pelajaran bahasa indonesia. Implementasi
penelitian kegiatan yang diterapkan di SDN 1 Bojong bertujuan
dalam peningkatan prestasi belajar dan pemahaman bacaan peserta
didik pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian diterapkan
pada empat kelas dengan menyertakan 27 peserta didik 11 siswa
dan 16 siswa. kemudian penelitian diaplikasikan, peneliti mendapat
hasil belajar dan peningkatan pemahaman membaca peserta didik
melalui metode SQ3R sebagai model pembelajaran dengan media
Picture Maker Stories. Peningkatan yang terjadimuncul dari hasil
prestasi belajar peserta didik yang besar atau sama dengan KKM
yang sudah di stadarisasi terlebih dahulu pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu 75. Pada siklus 1,peserta didik bisa
memperoleh nilai ≥75 dengan pertisipan 17 dari 27 peserta didik
atau 63% dari 100% dan pada peserta didik siklus II yang sudah
sampai pada nilai ≥75 berjumlah 21 dari 27 peserta didik atau
sebanyak 78% dari 100%. Kemudian mengamati peningkatan hasil
belajar dan pemahaman bacaan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dan
penelitian yang menggunakan model SQ3R dinyatakan berhasil.59
Jadi dalam penelitian ini menunjukan kelas IV di SDN I Bojong
menggunakan empat kelas yang setiap kelasnya memiliki jumlah
peserta didik yang berbeda-beda dapat disimpulkan dari hasil
penerapan metode SQ3R berbantunan reka cerita gambar untuk
meningkatkan pemahaman membaca dan hasil belajar dapat
dikatakan penelitian yang menggunakan model SQ3R dinyatakan
berhasil.
10. Jurnal 10

59
Aulia Rahmawati, “PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN HASIL
BELAJAR SISWA”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, (Desember 2016) :
127 – 133

59
Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas IV SDN
Sekargadung II Pungging Mojokerto, motivasi tersebut disebabkan
oleh rendahnya kemampuan membaca intensif siswa. Hal ini
dikarenakan guru belum menerapkan strategi pembelajaran yang
dapat merangsang dan membantu siswa menemukan kalimat utama
melalui membaca intensif di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan guru, mendeskripsikan hasil
belajar siswa pada pembelajaran membaca intensif, dan
mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
membaca intensif melalui penerapan strategi SQ3R dan cara
mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam dua siklus dan setiap
siklus dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
dan observasi, serta refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik observasi, teknik pengujian dan pencatatan lapangan.
Analisis data kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap data
aktivitas guru dan hasil tes belajar siswa sedangkan on site notes
hanya digunakan sebagai data penunjang untuk mencatat peristiwa
dalam proses pembelajaran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pencapaian aktivitas guru berkisar antara 77 3 pada siklus I hingga
95 2 pada siklus II Sementara itu tingkat pelaksanaan kegiatan guru
meningkat dari 95 8% menjadi 100% Hasil tes belajar siswa pada
siklus II juga menunjukkan peningkatan dari 63 6% menjadi 95
6%.60
Jadi berdasarkan hasil penelitian di kelas IV SDN Sekargadung
II Pungging Mojokerto dalam kegiatan pelajaran mecari gagasan
pokok atau kalimat pokok dengan membaca intens menggunaka

60
Nofiya Yuliani, “PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”,
JPGSD Volume 01 Nomor 02 (Tahun 2013) : 1-10

60
perencanaan SQ3R yang mencakup Lembar peniliain (LP) dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang mana perencanana yang
diterapkan dalam penelitian ini bisa dinyatakan bahwa penelitian ini
secara personal. Lembar Penilaian ini diberikan penilaian
berpedoman pada kriteria penilaian yang dibuat dan hasilnya
menjadi landasan keberhasilan pembelajaran. Dan pengaplikasian
metode SQ3R sebagai bentik upaya peningkatan kemampuan
membaca intens pada peserta didik bisa dinyatakan bahwa penelitian
berhasil.
11. Jurnal 11
Penelitian ini berlandaskan pada permasalahan pada kurangnya
kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SDN
Krembangan II Jombang yang terlihat pada persentase peserta didik
yang masih kurang dalam pencapaian KKM yang ternyata ada
64,29%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan
pembelajaran membaca pemahaman dengan pengaplikasian metode
SQ3R, serta untuk melihat hasil belajar membaca pemahaman
peserta didik melalui pemakaian metode SQ3R, serta permasalahan
yang muncul selama aktivitas pembelajaran membaca pemahaman
melalui metode SQ3R. perencanaan dan konsep Penelitian ini ialah
penelitian tindakan kelas. Sempel penelitian ini yaitu guru dan siswa
kelas V SDN Krembangan II Jombang dengan partisipan sebanyak
28 orang. Langkah penginputan data yang dpakai adalah teknik
observasi, ujian dan pengamatan lapangan. Tehapan analisis data
diterapkan secara deskriptif kualitatif. Dalam aktivitas penelitian ini
bisa diterapkan tahapan yaitu (1) peserta didik mendapat
kesempatan untuk menemukan informasi berkaitan topik; (2) peserta
didik mendapat umpan balik melalui pertanyaan yang disampaikan;
(3) peserta didik mendapat kesempatan berkordinasi dalam sebuah
kelompok terkait materi yang akan disampaikan didepan kelas dan
(4) peserta didik mendapat kesempatan menyelesaikan tugas guna

61
meningkatkan pemahaman terhdapa isi bacaan.Berikut ini
merupakan tahapan Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pengaplikasian pembelajaran pada siklus I memiliki presentase 92%
dengan nilai mencapai target 75,77. Pada siklus II pengaplikasian
pembelajaran menemui peningkatan sebesar 100% dengan nilai
mencapai target 90,38. Presstasi belajar peserta didik melihatkan
ketuntasan belajar pada siklus I dengan presentase 71,43% dan
terdapat peningkatan pada siklus II dengan kenaikan 92,86%.61
Jadi dalam penelitian ini di kelas V SDN Krembangan II
Jombang dengan partisipan 28 orang. Pada penelitian ini peserta
didik mendapat peran aktif melaksanakan secara personal
independen dan penelitian ini memakai II siklus bertolakbelakang
pada hasil yang diperoleh bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa
pengaplikasian metode SQ3R bisa berpengaruh pada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SDN
Krembangan II Jombang..
12. Jurnal 12

Berdasarkan hasil penelitian motode pembelajaran yang bisa


meningkatkan keterampilan memahami dan membaca materi
tematik ialah motode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan
Review). Permasalahan yang muncul dan menjadi problem oleh
peserta didik kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga ketika
belajar materi tematik ialah memahami isi bacaan. Bentuk atau
langkah alternatif denga metode pembelajaran yang bisa
berkontribusi dalam peningkatan ketrampilan memahami dan
membaca materi tematik ialah metode SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, dan Review). Bertolak belakang dar permasalahan

61
Catur Agustina Candra Dewi,“PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH
DASAR”, JPGSD, Volume 01 Nomor 02 (2013) : 1-10

62
diatas, tujuan penelitian guna meningkatkan prestasi belajar tematik
dengan usaha pembelajaran diperbaiki melalui pengaplikasian
metode SQ3R. Penelitian yang diterapkan yaiut penelitian aktivitas
kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga. Rancnagan penelitian ada dua sikluss. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa dengan pengaplikasian metode SQ3R pada
pembelajaran materi tematik, prestasi belajar peserta didik
memperlihatkani peningkatan pada tiap siklus . Hal ini bisa
dicermati dengan adanya peningkatan rata-rata nilai dari peserta
didik serta setiap siklus, yaitu pada siklus I diperoleh 66,95
dengantingkat ketuntasan klasikal 78,05%; pada siklus II rata-rata
nilai meningkat i 73,78 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar
87,80%. Solusi yang bisa diberikan adalah sekiranya metode ini bisa
dipakai sebagai alternative pembelajaran oleh guru dan merupakan
bentuk usaha peningkatan prestasi belajar peserta didik dan
mengharapkan adanya kajian secaran mendalam terkait penelitian
untuk menyempurnakan dan bermanfaat bagi semuanya.62

Jadi berdasarkan hasil penelitian di kelas IV SD Negei


Mangunsari 02 Salatiga penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan II
siklus. Kesimpulan dari penelitian memperlihatkan bahwa dengan
pengaplikasian metode SQ3R pada pembelajaran materi tematik,
prestasi belajar peserta didik muncul ada peningkatan pada setiap
siklus. Pleaning pemelitian dibagi dalam dua siklus mengalami
peningkatan 73,78 dengan presentase ketuntasan klasikal 87,80%.

62
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember 2018) :
191-202.

63
B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif

Analisis komparatif adalah analisis yang bersifat membandingkan.


Analisis ini dilakukan untuk membandingan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat obyek yang diteliti berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu.63 Temuan hasil analisis kritis komparatif
dalam penelitian ini didapatkan dari beberapa temuan penelitian terkait
dengan pengaplikasian model Survey, Question, Read, Recite, dan Review
(SQ3R).Adapun komparasi persamaan dan perbedaan terkait dengan
analisis komperasi metode Survey, Question, Read, Recite, dan Review
(SQ3R) dengan kemampuan membaca dan hasil belajar yang ditemukan
dari beberapa penelitian adalah sebagai berikut::

Tabel 4.1
Persamaan Analisis Komperasi Metode SQ3R dengan
Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar

Kemampuan Membaca
1. Judul : “Penerapan Metode SQ3R dan Permainan Stabilo Kalimat
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V.
Permasalahan pada peserta didik disekolah adalahketerampilan
membaca serta pada pembutan kesmpulan dari isi cerita anak.
Metode penginputan data dalam penelitian melalui ujian
kepada peserta didik, observasi, dan Tanya jawab atau
wawancara. media yang dipakai yaitu pedoman observasi yang
mencakuo dari pedoman observasikualitas kerja guru dalam
pelaksanaan dan perencanaan, kegiatan peserta didik, prosedur

63
Febri Endra, Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis) (Taman
Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2017). h. 154.

64
wawancara, pencatatan lapangan dan hasil ujian belajar peserta
didik
2. Judul : “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa SDN 135 Rejang Lebong”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Permasalahan pada peserta didik di sekolah tersebut yaitu pada
problematika dalampembelajaran Bahasa Indonesia. Pandangan
terhadap membaca itu sulit tertanam pada diri siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus, yang
setiap siklusnya terdiri dari dua kali petemuan. Pada siklus I hasil
belajar siswa diperoleh rata-rata 73,19 dan persentase ketuntasan
belajar klasikal 69,56 %. Hasil belajar pada siklus II diperoleh
rata-rata 81,69 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal
91,30 %. Hal ini memenuhi keriteria ketuntasan, yaitu 85 % siswa
memperoleh nilai ≥7,0 dan proses pembelajaran dikatakan tuntas
secara individu apabila siswa memperoleh nilai ≥7.
3. Judul : “ Penerapan SQ3R Berbantunan Reka Cerita Gambar
Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar
Siswa”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
Masalah yang dihadapi masih banyak siswa yang kurang paham
dalam keterampilan membaca akan urgensinya membaca,
peserta didik beranggapan bahwa membaca adalah hal yang
membosankan terkhususnya pada pelajaran bahasa Indonesia.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)siklus 1 peserta didik yang
bisa mencapai nilai ≥75 sebanyak 17 dari 27 peserta didik atau
63% dari 100% dan pada peserta siklus II yang sudah memenuhi
target dengan nilai ≥75 sebanyak 21 dari 27 peserta didik atau
sebanyak 78% dari 100%. Kemudian melihat hasil belajar
mengalami peningkatan dan pemahaman bacaan siswa dari siklus

65
1 ke siklus 2 dan penelitian yang menggunakan motode SQ3R
dikatakan berhasil. Dalam penelitian tindakan peneliti memakai
metode SQ3R yang dibantu dengan Reka Cerita Gambar.
4. Judul : “ Penerapan Stategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar"
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
keterampilan membacayang rendah pada peserta didik ketika
kegiatan membaca intensif. Hal ini karena guru mengaplikasikan
metode belajar yang bisa memotivasi dan memberikan antusias
kepada peserta didik dalam mencari kalimat utama dengan proses
membaca intensif di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan Hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mencari ide pokok atau kalimat pokok
dengan prosesmembaca intensif metode SQ3R muncul
peningkatan. Pada siklus I tingkat ketuntasan prestasi belajar
peserta didik sebanyak 63,6% dengan nilai rata-rata yang
mencapai KKM senilai 83,2. Pada siklus II nilai hasil ujia
simulasi peserta didik memperlihatkan hasil yang meningkat
optimalmenjadi 95,6% dengan nilai rata-rata yang mencapai
KKM ialah 88,8.
.
5. Judul : “Penerapan Strategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar”.
Tujuan menjelaskan aktivitas pembelajaran membaca
pemahaman dengan pengaplikasian metode SQ3R
Penelitian ini berlandaskan pada rendahnya kemampuan membaca
pemahaman peserta didik kelas V SDN Krembangan II Jombang
yang terlihat pada persentase peserta didik yang masih belum
mencapai KKM sebesar 64,29%.
Konsep penelitian ini adalahpenelitian tindakan kelas. Metode
pengiputan data yang dipakai adalah teknik observasi, ujian dan

66
pencatatan lapangan. prestasi belajar peserta didik
memperlihatkan ketuntasan belajar pada siklus I demham
presentase 71,43% dan mencul pengingkatan siklus II denagn
presentase 92,86%.
6. Judul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga”
Tujuan peningkatan prestasi belajar tematik dengani upaya
perbaikan pembelajaran dengan pengaplikasian metode SQ3R.
Adanya prilaku peserta didik seperti malas, rasa malu, kurang
berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, serta
menyatakan opini menjadi penyebab sistem pembelajaran yang
monoton sehingga nilai ulangan harian peserta didik kelas IV
memperlihatkan nilairerata di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas.
Penncarian datapada penelitian ini didapat dan ditindak lanjutkan
dengan memakai teknik: (1) angket; (2) observasi; dan (3) ujian.
Hal ini bisa dicermati dari adanya peningkatan nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus, yaitu pada siklus I 66,95 dengan
presentase ketuntasan klasikal 78,05%; pada siklus II nilai rata-
rata meningkat sebesar 73,78 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 87,80%.
Hasil Belajar
1. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Hal ini terepakan karena minimnya pengetahuan guru terkait
pembelajaran inovatif, yang mana sitem pembelajaran
keterampilan membaca dikelas tidak optimal dan sesuai dengan

67
harapan. prestais belajar bahasa Indonesia peserta didik diyatakan
tuntas apabila nilai KKM sudah terpenuhi.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dan
obvservasi dengan Kepala Sekolah serta Wali kelas tiap kelas,
hasil identifikasi nilai ulangan umum mata pelajaran Bahasa
Indonesia semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 tentang
prestais kemampuan membaca peserta didik. media yang dipakai
untuk menginput data tentang prestasi kemampuan membaca
bahasa indonesia adalah ujian hasil belajar jenis ujian pilihan
ganda (PG).
2. Judul : “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
Permasalahan bahwa kemampuan siswa dalam memahami teks
membacasangat rendah.
Penelitian ini memakai Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga
siklus. Berdasarkan iniStudi menemukan bahwa ada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman pertamasiklus 53,12% menjadi
81,25% pada siklus II dan meningkat 93,75% pada siklus III.
3. Judul : “Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan
Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV A”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV.
Kualitas lingkungan mempengaruh dalam kegiatan membaca,
baik lingkungan sekolah maupun lingkungan di rumah. Peserta
didik cuma membaca tanpa memahami isi bacaan dan kelas
berfokus pada guru yang dijadikan sumber pengetahuan,
kemudian nasehat menjadi suatu pilihan pokok metode belajar.
Penelitian Tindakan Kelas hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan presentase rata-rata kompetensi keterampilan

68
membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A prensentase
11,65% dari 69,98% pada siklus I presentase 81,63% pada siklus
II.

4. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil


Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Kulaitas yang rendah peserta didik mata pelajaran Bahasa
Indonesia terutama membaca pemahaman di karena pemakaian
prencaan pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia terutama membaca pemahaman. Hal ini berpengaruh
pada sistem pembelajaran berjalan kurang efisien dan efektif
sehingga siswa kurang mampu dalam membaca pemahaman.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berpedoman pada hasil ujian formatif di akhir siklus I cuma
mencapai 66,66% dengan rata-rata 7,16 berkualifikasi cukup.
Pada pelaksanaan tes formatif ini, memakai partisipann 20
peserta didik yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada
siklus II ada peningkatan sebesar 90% atau 27 peserta didik
mendapat nilai ≥ 70 dengan nilai rata-rata sebesar 8,03.
5. Judul : “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Probelamtika yang muncul ialah kemampuan yang rendah pada
peserta didik ketika menelaah dan memahami isi suatu bacaan,
yang kemudian berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar
peserta didik Hasil mencemati pada nilai evaluasi hasil
pembelajaran membaca siswa kelas V SD Negeri 01 Pajerukan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia memperlihatkna bahwa
peserta didik nilainya tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang disepakati yaitu 65.

69
Teknik pegumpulan data menggunakan ujian, pengamatan
lapangan,dan pencatatan lapangan, serta pengambilan gambar.
6. Judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Amak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menrapkan
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) di Kelas
V SDN Margajaya"
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa melalui
menulis kesimpulan sesuai isi cerita anak. Masih banyak siswa
yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Teknik pengumpulan data dimana peneliti berkunjung ke
sekolah dan melakukan obsevasi, meminta hasil evaluasi dan
wawancara.

Persamaan pengaplikasian metode SQ3R pada mata pelajaran


bahasa Indonesia pada peserta kelas IV dan V sekolah dasar mengalami
persamaan dari jurnal ke jurnal. Meskipun penerapan metode SQ3R
pada mata pelajaran bahasa Indonesia sudah diajarkan kepada peserta
didik, namun masih saja ditemukan persamaan dalam permasalahan
peserta didik dalam pemahaman membaca, khususnya dalam
keterampilan membaca. Problem-problem pemahaman membaca kelas
IV dan kelas V sekolah dasar yakni sering ditemukan rendahnya
keterampilan membaca pemahaman, guru belum menerapkan strategi
pembelajaran, guru tidak menerapkan metode hanya dengan ceramah
saja sehingga pembelajaran menjadi monoton, dalam penilaian
pembelajaran bahasa Indonesia masih rendah, kurangnya minat
membaca pada siswa dan siswa sulit memahami isi bacaan yang dibaca.
Hal ini tentu saja diperlukan aspek yang penting untuk mendukung
pembelajaran dari segi lingkungan, metode pembelajaran dan strategi
yang dilakukan dalam pembelajaran.

Tabel 4.2

70
Perbedaan Analisis Komperasi Metode SQ3R dengan
Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar
Kemampuan Membaca
1. Judul : “Penerapan Metode SQ3R dan Permainan Stabilo Kalimat
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Tolengas Tahun Ajaran 2015/2016.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu permaslaahan
yang dihadapi peserta didik ketika menentukan kalimat utaman
atau pokokmasalah setiap pragraf dan membuat kesimpulan.
Kurangnya kesadaran peserta didik lebih aktif ketika mengikuti
pembelajaran dengan langkah yaitu guru memilih salah satu
peserta didik terkhususnya peserta didik yang belum aktif untuk
mengutarakan pendapatnya
atau memerikan tanggapan terhadap pendapat temannya dan
mengajaknya peserta didik lain untuk mengutarakan jawaban
pertanyaan atau pendapatnya
2. Judul : “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa SDN 135 Rejang Lebong”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SDN
135 Rejang Lebong.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu sistem
pembelajaran yang diterapkan, dimana peserta didik tidak diberi
kesempatan dalam pengembangan ide yang mengasah
kemampuan dalam membaca.
Kurangnya kesadaran pada Guru dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sehinggan siswa tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan ide dalam pengembangan potensi.

71
3. Judul : “Penerapan SQ3R Berbantunan Reka Cerita Gambar
Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar
Siswa”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN 1 Bojong
Penelitian dilakukan di kelas empat dengan jumlah 27 siswa, 11
laki-laki dan 16 perempuan.
Proses pembelajaran kurangnya pemahamandari urgensi kegiatan
memebaca, peserta didik memiliki anggapan bahwa membaca
adalah hal yang membosankan terkhusskan pelajaran bahasa
indonesia yang mana dalam penelitian tindakan peneliti memakai
metode SQ3R yang dibantu dengan Reka Cerita Gambar.
4. Judul : “ Penerapan Stategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar"
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Sekargadung II
Semua peserta didik kelas IV SDN Sekargadung II. Dengan total
peserta didik 23, mencakup 8 siswa dan 15 siswi.
Kurangnya kesadaran dalam pembelajaran guru tentu belum
menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi dan
membantu siswa dalam menemukan kalimat utama melalui
membaca intensif di kelas.
5. Judul : “Penerapan Strategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar”
Terjadi perbedaan tempat dan kelas pada masalah penelitian ini
yaitu di V SDN Krembangan II Jombang.
Terdapat permasalahan pada penelitian yang dilakukan
yaitumengalami kesulitan dalam memahami bacaan.
Kurangnya kesadaran dalam mengalami kesulitan dalam
memahami bacaan sehingga jumlah peserta didik yang nilainya
tidak sampai KKM sebesar 64,24%.

72
6. Judul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga”
Terjadi perbedaan tempat dan kelas pada masalah penelitian ini
yaitu di Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu kebiasaan
peserta didik seperti rasa malu, malas, kurang berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan, serta mengungkapkan
pendapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi monoton
Hasil Belajar
1. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di SD
Gugus 1 Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu guru masih
menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam proses
pembelajaran.
Masih ada guru yang memakai metode penugasan dan nasehata
pada sistem pembelajaran. Hal ini dilaksanakan karena guru
terbatas dalam ilmu pengetahuan terkait pembelajaran inovatif.
2. Judul : “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SD
di kota bangdung yang berkecamtan sukasari.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu kemampuan
siswa dalam memahami teks membaca sangat rendah.
Siswa untuk menguasai berbagai keterampilan masih kurang,
salah satunya keterampilan membaca.
3. Judul : “Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan

73
Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV A”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SDN
2 Ubung tahun ajaran 2015/2016.
Terdapat permasalahan dalam yang muncul pada penelitian yang
diteliti yaitu dimana guru sebagai sumber pengetahuan,
danceramah menjadi metode belajar yang dipilih.
Masih banyak siswa yang hasil belajar muatan materi Bahasa
Indonesia masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
4. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SD
Inpres BTN IKIP I Kota Makassar.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu sitem
pembelajaran berlangsung kurang efisien dan efektif yang mana
membuat peserta dididk kurang dalam membaca pemahaman.
Kurangnya kesadaran dalam system pembelajaran Bahasa
Indonesia sehinggan pembelajaran berjalan kurang efektif dan
efisien.
5. Judul : “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN 01 Pajerukan.
Persoalan yang muncul adalah kemampuan siswa yang rendah
dalam mencemati isi suatu bacaan, yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik rendah sehingga sebagian peserta didik tidak
bisa mengerti isi dari suatu teks bacaan.
sistem pembelajaran membaca berlangsung kurang efektif. Hal ini
bisa dicermati dari kegiatan peserta didik yang belum optimal
dalam membaca pemahaman saar belajar. Terlihat juga peserta

74
didik minatnya kurang ketika mengikuti pembelajaran membaca
yang disebabkan oleh guru yang tidak memakai media
pembelajaran yang cocok dan menarik. Pembelajaran seperti
halnya ini membuat kegiatan pembelajaran membaca pemahaman
tidak berlangsung secara optimal dan berdampak pada prestasi
belajar peserta didik yang menurun
6. Judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Amak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menrapkan
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) di Kelas
V SDN Margajaya"
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Margajaya.
Ketrampilan peserta didik kelas V SDN Margajaya ketika
membuat kesimpulan isi cerita anak pada pembelajaran membaca
bisa dikatakan kurang.
Guru hanya memakai teknik pembelajaran secara monoton yang
mana membuat pembelajaran tidak menarik peserta didik. Masih
ada lagi permasalahan, terbatasnya sarana prasanan pembelajaran
juga mengakibatkan peserta didik belum terrmotivasi untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran dan mengakibatkan peserta
didik tidak bisa mencemati materi yang diberikan secara realita,
sehingga terkesan hafalan bagi peserta didik..

Perbedaan penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran bahasa


Indonesia pada peserta kelas IV dan V sekolah dasar mengalami
perbedaan dari jurnal ke jurnal. Terutama dalam metode dan strategi yang
belum tepat digunakan dalam keterampilan membaca pemahaman .
pembelajaran bahasa indonesia dalam keteramplan membaca pemahaman
akan dapat terlaksana dengan baik apabila adanya kerjasama yang baik
antara guru dan peserta didik. Pembelajaran yang hanya berpusat pada
guru akan menimbulkan sistem pembelajaran kurangnya pemahaman

75
akan urgensinya membaca, peserta didik beranggapan bahwa membaca
adalah hal yang membosankan terkhususkan mata pelajaran bahasa
indonesia, Kesadaran yang kurang dalam pembelajaran disebabkan guru
pengaplikasian perencanaan pembelajaran yang membuat motivasi dan
berkontribusi bagi peserta didik dalam belajar dan Guru cuma memakai
taknik pembelajaran yang monoton yang mana membuat pembelajaran
kurang menggugah minat peserta didik. Selain pembelajaran bersifat
monoton, peneliti juga menemukan perbedaan permasalahan bahwa
terdapat perserta didik seperti rasa malu, malas, kurang berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan..

Dari tabel persamaan dan perbedaan di atas, disajikan hasil analisis


kritis komparatif beberapa jurnal mengenai penerapan metode SQ3R pada
mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar,
maka peneliti menemukan permasalahan yang didapat dari beberapa
jurnal-jurnal tentang keterampilan membaca pemahaman kelas IV dan
kelas V Sekolah Dasar. Di bawah ini merupakan permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada penerapan pembelajaran bahasa Indonesia
kelas IV dan V Sekolah Dasar yang telah peneliti simpulkan, antara lain:

Peserta didik kurang dapat berpikir kreatif dalam menyampaikan


ide yang ingin disaampaikan serta kurang mampunya peserta didik dalam
memahami bacaan dengan baik.

1. peserta didik kurang dapat berpikir kreatif dalam menyampaikan


ide yang ingin disaampaikan serta kurang mampunya peserta didik
dalam memahami bacaan dengan baik.
2. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam keterampilan
membaca pehaman. Sehingga berdampak pada semangat dan
kemampuan peserta didik dalam membaca pemahaman
3. Kemampuan membaca peserta didik yang rendah sehingga
berimbas pada kemampuan membaca pemahaman. Hal ini juga

76
berdampak pada kemampuan peserta didik dalam memahami isi
suatu bacaan yang telah dibaca.
4. Proses pembelajaran yang monoton dan menggunakan metode
ceramah, sehingga membuat peserta didik bosan dan menimbulkan
rasa malas dalam membaca.
5. Aktivitas peserta didik belum sepenuhnya aktif pada saat
berlangsungnya pembelajaran bahasa Indonesia

C. Interprestansi Hasil Data

Berdasarkan deskripsi yang telah dipaparkan di atas, dari 13 jurnal


yang telah dianalisis didapatkan beberapa penerapan metode SQ3R pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dialami oleh para perserta didik
sama seperti meningkatkan kemampuan membaca sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan membaca dalam menyimpulkan isi


cerita
Metode penelitian memiliki konsep penetilian, lokasi, subjek,
instrument penilaian, teknik pengolahan dan analisis data. Konsep
penelitian menggunakan tindakan kelas dilakakukan guru guna mencari
solusi dalam permasalahan pembelajaran yang didapati oleh guru, dan
mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran, dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi
peningkatan hasil dan kualitas pembelajaran. Konsep penelitian ialah
model Mc. Tanggart dan Kemmis. Lokasi beradad di SDN Tolengas
Kabupaten sumedang yang berkecamatan didaerah tomo. Subjek
partisipan di kelas V A SDN Tolengas Tahun Ajaran 2015/2016 dengan
partisipan 22 orang peserta didik. Intrumen Penelitian ini ialah dengan
wawancara, observasi, dan tes belajar siswa. Teknik pengolahan dan
Analisis Data mencakup pengolahan data proses serta hasil. Pada
pengolahan data proses mendapatkan hasil dari tiga alat pengumpul data,
yaitu pedoman obesrvasi kualitas kerja gutu dan kegiatan peserta didik,

77
petunjuk wawancara, dan pencatatan lapangan, setelah itu dilakasungkan
pengidentifikasian data yang berawal dengan meringkas dan menemukan
hal pokok, berfokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya,
menjaabrkan data yang didapat dari setiap media penelitian yang
dirombak dalam bentuk deskripsi, dan membuat kesimpulan dari hasil
data yang telah didapat, kemudian data itu dipresetasikan menjadi
bentuk kuantitatif dan kualitatif.
Dalam pengaplikasian tindakan diberlakukan dengan tiga siklus
guna memperombak ketiga komponen yang telah disebutkan untuk
diperbaiki sistem kerjanya, guru, kegiatan siswa, dan prestasi belajar
siswa. Pada tahapan siklus pertama, pembelajaran yang dilakukan
dimulai dengan guru memberi salam, do’a bersama. Selanjutnya, guru
mengecek absesnsi peserta didik. Kemudian mengajukan Tanya jawab
kepada peserta didik terkait materi serta membuat kesimpulan isi cerita
anak yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, sebagai bentuk
review materi dan memberitahukan tujuan dari pembelajaran. Kemudian
pada int kegiatani, guru memberikan pembahasan kembali terkait materi
yang diajarkan secara spesifik mengenai pengertian cerita anak,
membuat kesimpulan, dan pokok masalah. Setelah itu guru meberikan
arahakan mengenai peraturan permainan Stabilo Kalimat guna
memberikan kemudahan bagi peserta didik ketika menetapkan maslaah
inti. Seperti pandangan tokoh yang bernama Djuanda bahwa “permainan
stabilo kalimat adalah sebuah permainan berkelompok yang memiliki
tujuan agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan kalimat
yang benar dalam suatu wacana yang dibacanya”.64 Selanjutnya dibentuk
5 kelompok terdiri dari empat sampai lima orang peserta didik dan
duduk ecara berekelompok. Pembagian kelompok sesuai dengan tempat
duduk asal yang sudah memiliki kelompok. Ada Empat kelompok
dimana satu kelompok terdiri dari lima orang peserta didik. Kemudian ,
64
Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Hal 98

78
peserta didik di berikan LKS yang berisi latihan mennemukan masalah
pokok atau ide pokok dan membuat kesimpulan isi cerita anak yang
selaras dengan prosedur metode SQ3R (survey, question, read, recite,
review).
Beriku ini adalah Refleksi dan analisis siklus I, ketika menerapkan
apersepsi guru tidak mennyambungkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari dan Saat menjelaskan tujuan pembelajaran, guru
memotivasi peserta didik. Selain itu, guru tidak membuat kelompok
dengan cara pemilihan heterogen yang membuat kemampuan peserta
didik tidak merata. Guru tidak memberikan peluang kepada peserta didik
untuk Tanya jawad dan waktu yang cukup pada pembelajaran yang
menyebabpkan prestasi belajar peserta didik belum optimal dan tidak
semua peserta didik berpartisipasi serta dalam menyampaiakan opini
pada diskusi kelas. Oleh sebab itu guru memperbaiki setiap kekurangan
yang telah dijabarkan.
Pada siklus II, pembagian peserta didik kedalam kelompok dengan
heterogen yang mana membuat ketrampilan peserta didik merata dan
bisa saling berkontribusi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya,
perombakan tempat duduk diberlakukan dengan cara diarahkan oleh
guru agar tidak muncul kegaduhan. Akan tetapi realitanya peserta didik
masih menimbulkan kegaduhan. Pendpat Soeparno bahwa salah satu
kekurangan permainan bahasa yaitu “Permainan bahasa biasanya
memunculkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan berakibat
tergangunya kelas yang berda didekatnya”.65 Oleh karena itu, alangkah
baiknya apabila guru menagtur perpindahan temapt duduk sebelum
pelajaran dimulai.
Ketika pemberian LKS kepad peserta didik juga menimbulkan
keributan maja dari itu guru memberikan LKS ketika pelajaran belum
berlangsung atau diawal pelajaran. Selain itu, manajemen waktu belum

65
Soeparno. (1987). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Hal 64

79
bisa memenuhi waktu dalam kegiatan pembelajaran Oleh karena itu,
pada siklus III guru membuat alokasi waktu setiap aktivitas atau
kegiatan pembelajaran. Tidak ada pemenang saat permainan stabilo
kalimat. Oleh sebab itu, guru membuat perbaikan dengan pembuatan
kriteria untuk menentukan pemenang , dengan setiap kelompok
membuat pertanyaan yang selaras dengan cerita dengan batasan waktu
yang ditentukan. Slanjutnya pada siklus III, siswa tidak membuat
keributan ketika pembelajaran berlangsung karena perpindahan tempat
duduk sebelum pelajaran dimulai. Serta pembagian LKS sebelum
pelajaran berlangsung, peserta didik tidak membuat kegaduhan.
Hasil dari berlangsungnya pembelajaran pada saat pengiputan data
awal persentase sebesar 68,45% dinyatakan kriteriaanya Cukup.
Kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus I memiliki nilai 78,94%
dinyatakan kriterianya Baik, siklus II ada peningkatan kembali sebesar
85,96% kriterianya Baik dan pada siklus III didapat nilai presentase
100% artinya telah mencapai target. Hal ini menjadi bukti bahwa
metode SQ3R bisa mempengaruhi dan berdampak positif terhadap
prestasi belajar peserta didik serta meningkatkan ketrampilan membaca
pada peserta didik.66

2. Mengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil Belajar


Bahasa Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak metode


pembelajaran SQ3R terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia dengan
membuat sebuah trik dengan variable dependen model pembelajaran
SQ3R dan variabel independen ialah berupa hasil belajar yang tidak bisa
dimanajemen terstruktur sehingga model penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy eksperiment). konsep

66
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember 2018) :
191-202.

80
eksperimen semu yang diterapkan pada penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Desaign. Tipe penelitian ini ialah
penelitian eksperimen, memakai konsep eksperimental semu (Quasi-
Experimental Designs)the nonequivalent control group design. Kedua
kelompok diberi pretest, kemudian diberikan treament (model
pembelajaran), dan terakhir diberikan posttest.
Populasi penelitian ialah semua peserta didik kelas V SD Gugus 1
Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, sampel penelitian adalah
kelas. Melalui pengamatan lapangan dan wawancara langsung bersama
Kepala Sekolah dan Wali kelas setiap kelas, serta hasil identifikasi nilai
ulangan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014, sebagai bukti bahwa ketrampilan pelajaran peserta
pada kelas V SD Negeri 11 Pedungan dan kelas V SD Negeri 1
Pedungan setara. Maka dari itu, sampel penelitian ini adalah keseluruhan
kelas V SD Negeri 11 dan SD Negeri 1 Pedungan tahun pelajaran
2013/2014, dengan demikian semua populasi menjadi sampel. sampel
ialah objek dari populasi yang dapat dengan teknik smapling, yakni
dengan cara mereduksi objek penelitian melalui pengambilanl sebagian
populasi yang dianggap mewakili. Penelitian ini membahas pengaruh
metode pembelajaran SQ3R terhadap prestasi belajar bahasa indonesia.
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini data yang dipakai adalah data terkait
hasil kemampuan membaca siswa. Instrumen yang dipakai dalam
pengumpulan data berhubungan dengan hasil kemampuan membaca
bahasa indonesia adalah ujian hasil belajar tipe ujian pilihan ganda (PG).
Total soal yang dipakai yaitu 40 butir soal yang sudah memperoleh
judgement expert, serta terlebih dahulu diuji cobakan. Tes tersebut
menjabarkan hal yang berkaitan dengan penguasaan dan pemahaman
materi “Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca
cepat 75 kata/menit dan membaca puisi”. Singkron dengan konsep
penelitian yang diterapkan, maka data hasil belajar yang diidentifikasi
memakai test.

81
Sistem pembelajaran bahasa Indonesia mengaplikasi metode
pembelajaran SQ3R berjalan secara maksimal. Hal ini dipengaruhi
dengan adanya guru membelajarkan peserta didik terutama pada kategori
kemampuan membaca dengan menjalankan tahapan dana tata cara
metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pada
waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik menjadi aktif
dalam membaca isi cerita serta memberikan tanggapan terhadap isi
dalam cerita. Ini dikarenakan peserta didik yang heterogen dalam satu
kelompok. Sehingga rata-rata hasil kemampuan membaca dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari dengan pengaplikasiaan
metode pembelajaran SQ3R pada peserta didik kelas V SDN 11
Pedungan yang menjadi kelompok eksperimen berlangsung maksimal
yaitu sebesar 76,31, dengan nilai presentase 27,78%, dibawah standar
30,55% dan di atas standar 41,67%. Nilai kemampuan membaca peserta
didik kelas V SDN 1 Pedungan dengan menmakai metode pembelajaran
SQ3R berada pada kriteria sangat baik dengan nilai presentase 83,3%
dan kriteria baik dengan nilai presentase 16,7%.
Hal yang menjadi sebab karena metode pembelajaran SQ3R
(Survey,Question,Read,Recite, and Review) ialah metode
mempartisipasikan peserta didik secara aktif pada kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia. Ketika kegiatan pembelajaran, guru bisa
membuat suasana yang menyenangkan dan menarik sehingga peserta
didik memdapat sistem atau konsep baru. Metode pembelajaran SQ3R
adalah metode yang menggabungkan kegiatan membaca pada kelompok
yang heterogen. Sangat beda dengan pembelajaran bahasa Indonesia
yang memakai pembelajaran konvensional, selama kegiatan
pembelajaran peserta didik kurang aktif. Peserta didik hanya terpusat
pada guru yang memberi ceramah dari pada aktivitas yang mana peserta
didik menjadi partisipan secara aktif.67

67
IGA, Cahaya Ari Putri dll, “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas

82
Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran
penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena metode merupakan
pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas
keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode pembelajaran, penyajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat penyajian
bahan pelajaran baik secara individual ataupun kelompok. Dengan
memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang
guru akan lebih muda menetapkan metode yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi.

3. Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa


Indonesia

Metode yang diambil adalah PTK dilaksanakan di SDN 2 Ubung


dangan subjek penelitian melibatkan siswa kela IV A SDN 2
Ubung,dengan jumlah 40 orang yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki
dan 19 orang siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah
pengaplikasian model Survey, Question, Read, Recied dan Review untuk
mempengaruhi peningkatan kualitas kemampuan membaca siswa kelas
IV A SDN Ubung tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini
menggunakan PTK Pola Kolaboratif, pola ini biasanya inisiatif untuk
pelaksanaan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang
berkeinginan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran. pada
siklus I, terlebih dahulu dicatat keadaan kelas untuk dapat dibandingkan
dengan keadaan setelah dilaksanakan penelitian. Hal itu dilakukan untuk
lebih menguatkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan.
Rata-rata presentase kompetensi keterampilan membaca adalah
65,78 dan ketuntasan belajarnya hanya 15% . Dari data tersebut
diketahui bahwa kualitas kemampuan membaca pada bahasa Indonesia
peserta didik 65,78%. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat hasil
belajar siswa kelas IVA SDN 2 Ubung tergolong sedang. Hasil

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2 No.1 (2014) : 1-11

83
penelitian pada siklus I diperoleh Rata-rata persentase kualitas
kemampuan membaca peserta didik adalah 69,98 dan ketuntasan
belajarnya sebesar 47,5%. Dari data tersebut diketahui bahwa
kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa sebesar
69,98%. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat hasil belajar siswa
kelas IVA SDN 2 Dangin Ubung pada siklus I tergolong sedang.
Dilihat dari dari hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan tindakan
pada siklus I, terlihat adanya berbagai kekurangan maupun kendala-
kendala yang muncul dalam proses pelaksanaannya baik yang dialami
oleh guru, peneliti maupun siswa. Kendala-kendala tersebut disebabkan
oleh beberapa hal yaitu: 1) Secara umum proses pembelajaran belum
berjalan secara optimal sesuai dengan rencana peneliti, hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang diterapkan. Siswa masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini
menuntut siswa agar belajar beradaptasi dengan pola belajar baru. 2)
Siswa masih belum bisa memberikan simpulan dari materi yang telah
dipelajari. Hasil penelitian pada siklus II, diperoleh rata-rata persentase
hasil belajar siswa adalah 81,55 dan ketuntasan belajarnya sebesar
80%,artinya dari data tersebut diketahui bahwa sebanyak 8 dari 40 siswa
yang belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80%.
Dari hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 81,55% maka tingkat
hasil belajar siswa kelas IVA SDN 2 Ubung pada siklus II tergolong
tinggi. Dengan demikian, hal-hal yang menjadi permasalahan pada
siklus I dapat dipecahkan pada siklus II.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran atau nalar,
sedangkan perbuatan yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu termasuk kreativitas. Keterampilan memiliki beberapa unsure
kemampuan, yaitu : kemampuan olah ppikir (psikis) dan kemampuan
oleh perbuatan (fisik). Keterampilan bahasa diartikan sebagai kecakapan
seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak,
atau berbicara. Subana (2000: 36) dalam pembahasan ini difokuskan

84
untuk membahasa keteampilan berkatian membaca. Hal ini tampak jelas
bahwa urgensi belajar bahasa secara lisan mapun tulis untuk
meningkatakan ketrampilan berbahasa anak. .
Urgensi dalam membaca dalam mendapatkan sebuah informasi,
karena dengan membaca orang akan memperoleh bebagai macam ilmu
dan informasi. Seriang dari kita pernah mendengar peribahasa bahawa
membaca dalaah jembatan ilmu pengetahuan. Kulaitas lingkungan juga
mempengaruhi dalam kegiatan membaca, baik lingkungan yang berada
disekolah maupun rumah. Peserta didik hanya sekedar membaca tetapi
tidak dengan memahami isi bacaan dan kelas lebih terfokus pada guru
yang menjadi sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi
metode pelajaran yang diterapkan. Ilmuwan banyak menawarkan metode
pembelajaran, seperti metode yang dipakai ini yakni metode survey,
questioan, read, recite and review (SQ3R).68
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) sangat
tepat digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan. Jadi, metode
SQ3R merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik untuk
kepentingan membaca secara intensif dan relasional.69
Berdasarkan hasil penelitian Ni Putu, Hal ini telah dibuktikan
bahwa metode SQ3R untuk meningkatkan kompetensi keterampilan
membaca dapat menggunakan terbukti hasil persentase nilai rata-rata
69,98 ketuntasan belajarnya sebesar 47,5%. Meningkat menjadi rata-
rata 81,55 sebesar 80%.

4. Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa


Metode penelitian ini Penelitian ini memakai tipe Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action

68
Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya Dewi dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk
meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas
IVA”, Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.4 No.1 (2016) :
1-10
69
Abidin, Yunus. 2012. “Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan
Karakter”. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 107

85
research.70Arikunto, dkk menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas
ini bisa meberikan prosedur dan cara baru untuk perbaikan dan
peningkatan profesionalisme pendidik saat kegiatan belajar-mengajar
dalam kelas serta melihat secara langsung keadaan dari peserta didik”.
Tempat dan lokasi penelitian adalah peserta kelas IV B SD semester II
tahun ajaran 2017/2018 dengan total partisipan 15 orang siswa dan 17
orang siswi . Metode penginputan data mencakup hasil observasi seperto
dokumen hasil pembelajaran peserta didik. Adapun teknik pengiputan
data dilaksanakan dengan metode Non Tes (Lembar Observasi, Catatan
Lapangan, Pedoman wawancara) dan ujian (Tes Proses dilakukan
melalui lembar kerja siswa dan Lembar observasi dilaksanakan dengan
membagikan soal evaluasi). Langkah identifikasi data yang dipakai pada
penelitian terdapat data kualitatif (kualitatif yang beruwuju bukan
berbentuk angka, tetapi hasil dari wawancara, pencatatan lapangan
,catatandan dokumen resmi, serta dokumen pribadi) dan data kuantitatif
(identifikasi ujian prosed dan identifikasi hasil belajar).
aktivitas membaca suatu tahapan dalam memperoleh dan
memahami ide, kegiatan pembaca yang menghayati dalam membaca
teks. Hal ini diawali dengan kegiatan yang bersifat mekanis yakni
aktivitas alat indera terutama mata bagi pembaca normal. Setelah
aktivitas mekanis berlangsung, maka dilanjut dengan tahapan
pemahaman dan penghayatan yang melibatkan pemikiran. Kegiatan
membaca berfokus pada ketepatan, kemampuan dan kecepatan bahasa,
kecerdasan dan refensi kehidupan yang luas. Dari pengertian diatas bisa
ditarik sebuah kesimpulan bahwa aktivitas membaca adalah pemahan
terhadap isi, gagasab atau ide baik yang tersurat dan tersirat dalam teks
yang dibaca. Oleh karena itu, pemahaman hal yang penting dalam
kegiatan membaca.
Pada fakta yang sesungguhnya, Mata pelajaran bahasa Indonesia di
70
Arikunto, S, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hal 191

86
Sekolah Dasar dianggap membosankan dan sulit. Aktivitas membaca
merupaka yang utama. Dalam kegiatan pembelajarannya yang masih
memakai metode konvensional atau ceramah ketika menjelaskan materi.
Rasa bosan dan malas untuk membaca suatu bacaan dirasakan peserta
didik ketika guru memakai metode tersebut.dan hal ini tidak sesui
dengan ketentuan Kurikulum 2013, yang mana peserta didik
berpartisipasi aktif dalam menemukan dan mencari ide pokok atau
kalimat utama. Dalam tahapan menemukan dan mencari inilah
kemampuan membaca peserta didik yang harus dilatih dan ditingkatkan.
Padahal pembelajaran berkaitan dengan membaca, harus dikemas frngsn
menarik yang memberikan asupan semangat kepada peserta didik untuk
membaca.
Menurut pendapat Tarigan (1990:43) dalam Elfiza , dkk
berhubungan dengan membaca pemahaman, mereka mengatakan bahwa
“pada hakikatnya membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk
memahami isi bacaan, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Oleh
karena itu dalam membaca pemahaman pembaca dituntut
sekedarmengerti dan memahami isi bacaan, tetapi juga harus mampu
menganalisis, mengevaluasi, dan mengaitkannya dengan pengalaman-
pengalaman yang telah dialaminya”. Sehingga seseorang diharuskan
untuk memiliki keterampilan berbahasa ini, dikarenakan berguna untuk
kehidupan sehari -hari.71
Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan pada
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam memilih dan
menerapkan suatu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Menurut Warsiti dalam
Finalisa metode SQ3R yaitu“suatu metode belajar yang efektif dalam
membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi

71
Elfiza, M. dkk.(2018). “Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman
Naskah Drama dengan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII”. Dalam
jurnal pendidikan bahasa dan sastra internasional.Volume 6.Hal 2. Hal 208-213.

87
pembelajaran yang sedang dipelajari. Pada saat proses pembelajaran,
masih banyak siswa-siswa yang belum memahami suatu bacaan. Siswa
haruslah membaca bacaan yang terdapat pada teks secara berulang agar
dapat memahami isi dari bacaan tersebut”.72
Kesuksesan pada penelitian ini bisa dicermati pada tingkat
pencapaiansiklus I mendapat skor rata-rata 68.08 yang presentasenya
52.12%.Pencapaian pada siklus II mendapat skor rata-rata 84.43 yang
memiliki presentase 81.25%. tahapan terakhir siklus III persentase
ketuntasan 93.75% dan skor rata-rata 93.94. Jadi hal ini meperlihatkan
bahwa ketrampilan membaca pemahaman peserta didik kelas IV
mengalami peningkatan dengan pengaplikasian metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada kegiatan pembelajaran. Hal ini
terbukti dengan meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman yang
memakai metode SQ3R secara berhasil dan dijalankan dalam kelas
secara baik.73

Bersadarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurtista


Apriliani, dibuktikan bahwa meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dapat
menggunakan metode SQ3R secara berhasil dan diterapkan dalam kelas secara baik
terbukti dari hasil persentase awal 52.12% dengan rata-rata 68.08 meningkat menjadi
81,25% dengan rata-rata 84.43 dan meningkat lagi menjadi 93,75% dengan rata-rata
sebesar 93.94 .

5. Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan


Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

72
Finalisa, A. (2014). “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Recite, Review) Pada
Siswa Kelas V”. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, FITK.Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
73
Indah Nurtista Apriliani dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol. 4 No. 2 (Agustus 2019) : 273-283

88
Action Research). PTK merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
peningkatan pembelajaran melalui serangkaian tindakan yang diikuti
dengan refleksi. Kemudian mencobakan dan mempraktekan secara
sistematis mengenai permasalahan di dalam kelas secara reflektif dan
berpenerapan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas dengan menggunakan
beberapa siklus. Setiap siklusnya terdiri atas beberapa tahapan yaitu: (1)
Perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan tindakan (action); (3)
Pengamatan (observation); dan (4) Refleksi (reflection).74Teknik analisis
data akan fokus kepada analisis data observasi dan analisis hasil belajar.
Data diolah dengan menganalisis semua hasil penelitian yang diperoleh
dari tindakan pertama dan kedua yang termuat dalam lembar observasi
pada aspek keaktifan siswa dengan menerapkan teknik persentase. Data
hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa
untuk setiap aspek yang diamati.
Berdasarkan hasil pengamatan di SDN 135 Rejang Lebong,
diperoleh keterangan permasalahan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan membaca, guru dan
siswa mengatakan bahwa membaca itu sulit. Hal ini disebabkan, guru
dalam melaksanakan pembelajaran membaca hanya menugaskan siswa
membaca apa yang ada dalam buku tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan ide atau gagasan yang dimiliki,
misalnya guru menggunakan jenis membaca dalam hati kemudian siswa
menjawab pertanyaan- pertanyaan di dalam buku atau teks yang dibaca
kemudian melakukan diskusi kelompok. Peserta didik tidak diharuskan
untuk memahami teks bacaannya karena Cuma membaca yang
selanjutnya menjawab pertanyaan dengan jwaban yang sesuai dalam
buku atau teks, kemudian dipresentasikan didepan kelas. Pada
74
IGAK Wardhani dkk,Penelitian Tindakan Kelas, (Universitas
Terbuka,Jakarta,2007), 2.4

89
hakikatnya peserta didik yang mengobrol , sibuk sendiri dalam
kelompok dan Cuma sebagian dari peserta didik yang menyelesaikan
tugas kelompok, bahkan ada peserta didik yang bosa terhadap kegiatan
tersebut. Hal ini karena guru kurang dalam menerapkan metode baru
yang sesuai dengan peserta didik.
Tes yang dilakaukan pada siklus I dan siklus II ialah dalam bentuk
pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kegiatan pembelajaran yang
disamakan dengan cara metode SQ3R dan tujuan apa yang dicapai dalam
pembelajaran. Hasil belajar juga memperlihatakan ada kenaikan yang
signifikan pada siklus I sampai siklus II ialah rata-rata yang didapat
peserta didik dari 73,19 hingga mengalami kenaikan pada siklus II
sebesar 81,69 demikian halnya dengan presentase ketuntasan belajar
klasikal dari 69,56 % mengalamai kenaikan menjadi 91,30 % pada siklus
II. Hal ini memperlihatkan bahwa hasil belajar pada siklus II telah
masuk dalam kriteria belajar tuntas karena dari 23 orang peserta didik
yang memperoleh skor ≥75 ke atas berjumlah 21 orang atau 91,30 %.
Hasil yang dapat diraih pada siklus II sudah sesuai dengan standarisasi
berdasarkan pendapat Nurgiantoro kategori ideal ketuntasan belajar pada
setiap inikator adalah 75% dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
nilai stanarisasi ketuntasan belajar secara klasikal jika peserta didik di
kelas mendapat skor ≥75 ke atas sejumlah 75% .
.
Berlandaskna dari hasil diatas bisa dinyatakan bahwa metode
SQ3R dan pemberian reward bisa mempengaruhi kualitas kea rah
peningkatan baik proses dan hasil belajar siswa. Penggunaan metode
SQ3R dan pemberian reward ini karena metode ini mempunya penilaian
setiap bagianya pada kegiatan pembelajaran yang saling berhubungan.
Penilaian dilaksankan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Sehigga guru dapat menilai keaktivan peserta didik secara langsung
dalam kegiatan pembelajaran.
Pengaplikasian metode SQ3R ( Survey Question Read Recite

90
Review ) dan Pemberian Reward adalah jalan keluar dari masalah yang
bisa dipakai guru supaya tidak membosankan bagi peserta didik ketika
kegiatan pembelajaran. Membaca pemahaman dengan pengaplikasian
metode SQ3R dan Pemberian Reward lebihefektif dari pada metode
lainya, metode ini mengharuskan peserta didik untuk mencari
pemahaman mereka melalui lima langkah proses membaca yang
mencakup mensurvai isi, membaca isi membuat pertanyaan,
menjelaskan isi dan mereview kembali bacaan yang akan dibarengi
dengan pemberian reward kepada siswa yang bisa menyelesaikan tugas
dengan baik. Maka proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menarik, sekaligus dalam kesatuan tahapan kegiatan. Hal ini tentu
mempengaruhi pelajaran dengan menggunakan metode SQ3R untuk
implementasi Metode SQ3R dalam upaya peningkatan kemampuan
membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 75
Berdasarkan hasil penelitian Mawaria, metode SQ3R ini dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Pada persentase 69,56% dengan rata-rata 73,19
meningkat menjadi 91,30% dengan rata-rata 81,69.

6. Membaca pemahaman menunjukkan bahwa penerapan stategi


SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas V

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas


yang diterapkan pada kelas V SD Inpres BTN I Kota Makassar dengan
jumlah pertisipan sebanya30 orang yang mencakup 15 siswa dan 15
siswi. Penghimpunan data dilakukan dengan cara ujian, dokumentasi dan
obeservasi. identifikasi data dilaksanakan dengan membuat kelompok

75
Mawaria, “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
SDN 135 Rejang Lebong”, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 2 (2018) : 178-191

91
data aspek tenaga pendidik dan aspek peserta didik.

Kategori suksesnya dilihat pada aspek peserta didik bisa dilihat


pada kenaikan Hasil belajar siswa ketika kegiatan pembelajaran
membaca berlangsung dengan memakai metode SQ3R, sementara
dinyatakann berhasil apabila ada peningkatan hasil belajar membaca
pemahaman terlihat pada kemampuan dalam menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam teks bacaan, penguasaahan materi dan
kentrampilan menjelaskan kembali bacaan dengan bahasa sendiri.
Persentase pencapaian standarisasi melalui tehnik presentase, yang
dijelaskan oleh Nurkancana (1986: 36) yaitu total frekuensi yang
diharapkan dibagi jumlah responden, kemudian dikali 100 %.
Standarisasi keberhasilan adalah 70% peserta didik memperoleh nilai
70. Penghimpunan data dilakukan dengan memakai teknik observasi
dan ujian hasil membaca pemahaman. identifikasi data diterapkan
dengan cara pengelompokan data aspek tenaga pengajar dan peserta
didik.

Hasil penelitian membaca pemahaman dengan penerapan metode


SQ3R pada kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar terpusatkan
pada peningkatan hasil belajar peserta didik serta kegiatan peserta didik
ketika pembelajaran membaca pemahaman dengan memakai metode
SQ3R. Sebelum melakukan pembelajaran, tlebih dahulu peneliti bersama
dengan guru kelas V memcipatkan pleaning pelaksanaan pembelajaran
dengan memakai metode SQ3R yang akan diaplikasikan pada kegiatan
membaca pemahaman. Strategi SQ3R dipakai karena dapat
berkontribusi peserta didik dalam memahami pokok dari isi bacaan,
sebagaiman pendapat Eanes (Rahmawan, 2009), ”perencanan SQ3R
adalah strategi yang diaplikasikan pada pembelajaran membaca kepada
peserta didik dengan pendekatan sistemik membaca pada studi dan
mempresentasikan belajar efisisen dengan tugas membaca. Jika strategi
ini diterapkan secara berkelanjutan maka akan membantu peserta didik

92
dalam menyajikan membaca, tata cara membaca efektif dan
menghayati isi bacaan”.

Strategi SQ3R mempunyai 5 tahapan pembelajaran dalam


membaca, yaitu aktif dengan 5 langkah, yaitu langkah menyelidiki
(Survey), langkah menyusun pertanyaan (Question), langkah membaca
(reading), langkah mengulang kembali (recite), dan langkah meninjau
kembali (review). Kelima langkah pembelajaran tersebut diterapkan
pada kegiatan pembelajaran dengan aktivitas awal, aktivitas inti dan
aktivitas akhir.

Pada saat guru akan memulai pelajaran, terlebih dahulu guru


menyiapakan sarana perlengkapan plejaran, mengabsen peserta didik,
menjabarkan materi yang akan disampaikan serta tahapan-tahapan
kegiatan belajar dengan metode SQ3R. selanjutnya guru menerapkan
inti dari kegiatan dan melakukan tahpan pembelajaran sesuai dengan
metode SQ3R. Diakhir pembelajaran peserta didik diberi arhan untuk
membuat kesimpulan dari isi teks. Kemudian guru menjalankan ujian
seperti ujian formatif yang dilaksanakan ketika akhir pertemuan kedua
yang memiliki tujuan guna mengetahui tingkat kepahaman peserta didik

Dari data pengamatan langsung (observasi) dan ujia formatif yang


dilaksanakan di akhir siklus I terkait membaca pemahaman tidak
berjalan dengan baik. Hal ini bisa diiedntifikasi dari hasil ujian formatif
peserta didikdengan presentasei 66,66% yang memiliki skor rata-rata
7,16 dikategorikan dalam kalkulasi cukup. Dalam kegiatan ujian
formatif ini, Cuma 20 orang peserta didik yang bisa menjawab
pertanyaan dengan baik, sedangkan 10 orang peserta didik lainnya tidak
mampu menjawab dengan baik. Pada pembelajaran siklus II, terlebih
dahulu peneliti memulai pembelajaran: mengucapkan salam, mengelola
tempat duduk peserta didik, menabsen pserta didik serta memanjatkan
doa secara bersama, menjabarkan materi yang dipelajari, dan

93
memberitahukan apa yang dicapai dalam pembelajaran. kemudian
peneliti menjalankan pembelajaran sesingkron dengan metode SQ3R.
saat akhir kegiatan belajar peneliti kembali memberikan penilaian yang
selaras dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran Siklus II ini
kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I telah berusaha
diperbaiki.

Berdasarkan temuan dari pengamatan lapangan (obesrvasi) dan


penilaian (evaluasi) yang dilakukan diakhir tindakan Siklus II, muncul
peningkatan hasil belajar membaca pemahaman peserta didik sebesar
66,66% atau terdapat 20 orangpeserta didik yang mendapat nilai ≥ 70
yang memiliki nilai rata-rata 7,16 dengan peningkatan presentase i 90%
atau 27 orang peserta didik mendapat nilai ≥ 70 yang memiliki rata-rata
8,03 dan telah mencapai target yaitu 70% peserta didik memperoleh
nilai 70. Hasil siklus I dan siklus II muncul kenaikan secara continue
memperlihatkan bahwa pengaplikasian metode SQ3R pada membaca
pemahaman peserta didik kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar
berpengaruh positif pada peningkatan kemampuan membaca
pemahaman pada peserta didik.76

Berlatarbelakang hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida


Indriani, Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa metode SQ3R bisa
memberikan efek peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman
peserta didik terhadap bacaan di kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota
Makassar. Tat cara dan tahapan dari metode SQ3R ada5 tahapan, yaitu
survey, question, read, recite dan review. Strategi SQ3R membrikan
bukti bahwa capaian awal hanya 66,66% yang memiliki nilai rata-
rata7,16 berada pada kategori cukup ,meningkat 90% dengan nilai rata-
rata 8,03.

76
Farida Indriani, “Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Menggunakan Strategi SQ3R Pada Siswa Kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar”,
Cokroaminoto Journal of Primary Education Vol.1 No.1 (October 2018) : 38-44

94
7. Media SQ3R Dengan Media Gambar Slide Dapat Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian


tindakan kelas. menerangkan bahwa dalam pelaksanaan PTK terdapat
empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi.77Metode identifikasi data pada data kuantitatif ada dua
perbedaan , yaitu untuk data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
merupakan hasil belajar kognitif, diidentifikasi dengan memakai
metode identifikasi deskriptif. Peneliti memakai pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) disebut penilaian kriterian dan norma absolut.
Pendekatan PAP bisa diartikan pembandingan nilai hasil tes siswa
melalui patokan atau kriteria yang absolut/mutlak sesuai yang
diputuskan. Sedangkan data kualitatif merupakam data hasil
pengamatan kegiatan peserta didik dan kemampuan guru pada kegiatan
pembelajaran membaca pemahaman memakai metode SQ3R melalui
media gambar slide yang diindetifikasi dengan identifikasi deskriptif
kualitatif. Data kualitatif dipresentasikan pada bentuk kalimat yang
dipisah sesuai dengan kriteria guna menarik kesimpulan. Peningkatan
kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SD Negeri 01
Pajerukan, peneliti bisa membuat kseimpulan sebagai berikut :

1) Metode SQ3R melalui sarana gambar slide memberikan


dampak positif dengan peningkatan terampilan guru dalam
memanajemen pembelajaran membaca pemahaman di SD
Negeri 01 Pajerukan. Berdasarkan peningkatan yang
didapatkan melalui hasil pengamatan langsung (obesrvasi) ,
yaitu pada akhir siklus I memenuhi ketegori baik dengan total
penilaian 35, dan pada akhir siklus II memenuhi kategori
sangat baik dengan total penilaian 41.

77
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. “Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal 16.

95
2) Metode SQ3R melalui saran gambar slide bisa mempengaruhi
peningkatan kegiatan peserta didik dalam pembelajaran
membaca pemahaman siswa SD Negeri 01 Pajerukan, hal itu
terbukti dari peningkatan hasil observasi dimana skor pada
siklus akhir I mencapai kriteria baik dengan skor rata-rata 26,
dan pada akhir siklus II mencapai kriteria sangat baik dengan
skor rata-rata 29. .
3) Metode SQ3R melalui saran gambar slide bisa meberikan
peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman peserta
didik, hal ini berdasarkan dari hasil belajar peserta didik pada
kegiatan pembelajaran membaca pemahaman , dimana secara
signifikan muncul peningkatan, sedangkan tingkat keberhasilan
pada akhir siklus I memiliki skor rata-rata 63,33 dan
presentasenya 58%, muncul peningkatan pada akhir siklus II
yang memiliki skor 66,25 dan presentasenya 79%78.

Berdasarkan hasil penelitian Wahyu Ambarwati, pada uraian di


atas, bisa kita ketahui bahwa pengaplikasian strategi SQ3R dengan
sarana gambar slide bisa mengembangkan keterampilan membaca
pemahaman peserta didik kelas V SD Negeri 01 Pajerukan. Bisa diambil
hipotesis pada penelitian ini yang bisa dinyatakan dengan
mengamplikasikan strategi SQ3R melalui sarana gambar slide
kemampuan guru dalam memanejemen kegiatan pelajaran, kegiatan
peserta didik pada pelajaran, dan kemampuan membaca pemahaman
peserta didik kelas V SD Negeri 01 Pajerukan mengalami peningkatan
terbukti adanya. Pada metode SQ3R dapat terbukti pada persentase awal
58% dengan nilai rata-rata 66,25 meingkat mejadi 79% dengan nilai
rata-rata 66,25.

78
Wahyu Ambarwati, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui
Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”, Tarling Vol.2 No.1 (2019) : 109-121

96
8. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada menulis kesimpulan
isi cerita anak dalam pembelajaran membaca

Teknik penelitian yang diterapkan pada penelitian yang dilakukan


ialah metode kualitatif. Sedangkan penelitian diterapkan yaitu dengan
memakai strategi penelitian tindakan kelas (PTK). Konsep penelitian
yang diterapkan pada penelitian adalah tindakan kelas dengan
mengadopsi model penelitian Kemmis & Mc. Taggart mencakup : tahap
pleaning tindakan, tahap melakukan tindakan, tahap studi lapangan
pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan tahap pembuatan strategi pada
tiap siklus yang dijadikan pedoman untuk tindakan lanjutan. Strategi
pengaplikasian metode SQ3R (Survey, question, read, recite, review).

Hal yang dilakukan sebelum memulai metode SQ3R, peneliti


membuat strategi matang agar proses pembelajaran berlangsung secara
maksimal. Adapun strategi perencanaan yang diterapkan yaitu

a. Tujuan penelitian harus ditentukan.


b. Sarana dan prasarana yang berkontribusi pada metode SQ3R.
c. Membuat rancangan kegiatan pembelajaran berstandar pada
metode SQ3R.
d. Menciptakan instrument pengumpulan data seperti lembar isi
observasi,panduan wawancara, pencatatan lapangan, dan ujian
hasil belajar.
Pada penerpan kegiatan tahap perencanaan siklus I, hasil yang
didapat baru mendapat presentase 83% dari 4 aspek. Data tersebut
memperlihatkan bahwa pada fase perencanaan siklus I tidak bisa
mencapai target penelitian yang diputuskan, yaitu 85%. Hal tersebut
dipengaruhi pada perencanaan siklus I, guru masih minim dalam
memanajemen alokasi waktu pembelajaran. Guru tidak bisa memberikan
intruksi kerja yang jelas, seta tidak memberikan alokasi waktu pada
pengerjaan LKS. Hal tersebut memperlihatkan bahwa guru masih minim

97
perhatian pada konsep dan teori pembelajaran.
Sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah disiapkan juga
belum terlihat kontribusinya dalam membantu peserta didik guna meraih
tujuan dari pembelajaran. Sarana prasarana yang dipakai guru pada
siklus I seperti cerita anak bergambar. Pada fase perencanaan Siklus I
kualitas kerja guru mendapat 83%, sedangkan pada siklus II ada
peningkatan sebesar 100%. Begitupun dengan siklus III yang konstan
dengan capaian 100% dari semua aspek penilaian.79
Berlatarbelakang hasil penelitian Jajan Sudirman, prestasi belajar
peserta didik yang didapat dari setiap siklus memperlihatkan bahwa
startegi SQ3R mampu mengembangkan ketrampilan membuat
kesimpulan cerita anak pada pembelajaran membaca dikelas V SDN
Margajaya. Peningktan prestasi belajar peserta didik tersebut tampak
dari ketrampilan peserta didik saat mampu atau bisa memenuhi
standarisasi setiap pembelajaran. Selain meningkatkan hasil belajar
siswa, melalui penerapan metode SQ3R, kinerja guru juga menunjukkan
adanya peningkatan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kinerja
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan kemampuan menulis kesimpulan isi cerita anak pada
pembelajaran membaca terbukti pada persentase siklus I mencapai 83%,
siklus II mencapai 100% dan siklus III yang tetap stabil mencapai 100%
dari keseluruhan aspek penilaian.

9. Penerapan SQ3R Berbantuan Reka Cerita Gambar untuk


Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar Siswa

79
Jajang Sudirman, “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Anak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menerapkan Metose SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V SDN MARGAJAYA”, Jurnal
Elementaria Edukasia Volume. 1 No. 2 (2018) : 135-144

98
Penelitian tindakan kelas secara deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) bentuk usaha dalam
pengembangan dan peningkatan layanan profesional guru menciptakan
kualitas belajara yang ber mutu disekolah yang mana memakai
bermacam-macam aktivitas penelitian dilakakukan di SDN 1 Bojong,
ptempat dan lokasi penelitian di sekolah tersebut disebabpkan
jangkaauan lokasi mudah dan bisa dilakukan tindakan kelas yang
memiliki tujuan untuk pengembangan pemahaman membaca peserta
didik. Pada saat pembelajaran Bahas Indonesia peserta didik masih
rendah minat dalam membaca dan hal ini akan berdampak pemahaman
peserta didik, saat disajikan suatu bacaan dongen pada peserta didik dan
diminta untuk membuat sebuah kesimpulan dari cerita, masih banyak
peserta didik yang belum mengerti dengan apa yang mereka baca, hal ini
dipengaruhi juga dengan pemakaian gaya pengajaran yang dilakukan
guru dengan berceramah. Yang mana hla itu membuat peserta didik
merasa bosa dan nggak untuk minat membaca. Upaya dalam
peningkatan prestasi belajar dan pengertia dalam membaca peneliti
memakai SQ3R dengan sara pendukung Reka Cerita Gambar untuk
peserta didik SDN 1 Bojong khususnya kelas 4 yang mencakup 27
orang, terdiri dari 11 siswa dan 16 siswi.
Siklus yang diselenggarakan pada penelitian adalah 2 siklus, materi
yang diperoleh pada siklus 1 yaitu “menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon”, siklus 2 dengan didapat materi “membaca teks
pengumuman”. Sebagai pedoman standarisasi hasil belajar peserta didik,
peneliti berpedoman pada KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang ada di SDN Bojong 1 yaitu 75. Agar bisa melihat prestasi belajar
dari peserta didik, maka setiap siklus penelitian diterapkan evaluasi
seperti soal pilihan ganda.
Pada saat pengembangan dan peningkatan pemahaman membaca
yang akan berdampak pada hasil belajar metode SQ3R yang mempunyai
singkatan berikut ini:

99
a. Tahap menyelidiki (Survey)

Langkah awaal dimana peserta didik mendapat arahan


untuk berfokus pada judul yang ada pada papan tulis . setelahnya
peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk membaca teks
pada kelompok masing - masing.
b. Tahap membuat pertanyaan (Question)

Peserta didik diminta membuat pertanyaan dari teks yang


sudah dibaca. Dari setiap peserta didik dalam kelompok tersebut
berdiskusi untuk membuat pertanyaan , sedangkan guru menulis
pertanyaan dipapan tulis, dan siswa diminta menulis pada bukunya.

c. Tahap membaca (Reading)

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


membaca lagi teks bacaan dengan detail. Pesesrta didik harus
memperhatikan pertanyaan yang disusun ketika membaca. Setelah
waktu habis guru meminta peserta didik menutup buku..

d. Tahap menjawab pertanyaan (Recite)

Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan


yang ada. Apabila ada pertanyaan yang belum benar jawabanya
maka guru memberikan ksempatan peserta didik lain untu
menjawab.

e. Tahap meninjau ulang (Review)

Guru mulai minimbang semua jwaban dari peserta didik,


setelahnya memebrikan arahan kepada peserta didik untuk
menyempurnakan jawaban yang belum sempurna.

KKM Bahasa Indonesia di kelas 4 adalah 75. Penelitian pertama


berada di SDN 1 Bojong dan melaksanakan obesrvasi, wawancara dan
pengambilan data atau nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dari guru,
data itu dipakai peneliti sebagai nilaii awal. Berlandaskan hasil

100
penelitian dan observasi maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
penegaplikasian metode SQ3R (Survey Questions Reading Recite
Review) berbantuan Reka Cerita Gambar bisa mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar dan pemahaman membaca peserta didik
kelas 4 SDN 1 Bojong. Hasil belajar peserta terdapat penigkatan
disetiap siklus, pada siklus 1 peserta didik yang mempunyai nilai standar
≥75 dengan presentase 63% dan siklus 2 peserta didik memiliki nilai
standar ≥75 sejumlah 78% dari peserta didik kelas 4 yang sebanyak 27.80

Berlatar belakang dari penelitian Aulia Rahmawati , penerapan


metode pembelajaran SQ3R dengan media Reka Cerita Gambar pada
pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 4 bisa berkontribusi agar peserta
didik dapat berpikir secara bertahap, peserta didik bisa menentukan ide
pokok kalimat, membuat pertanyaan, peserta didik menjawab pertanyaan
kemudian dipastikanlah jawaban itu, sehingga peserta didik bisa
mengingat dan tertanam isi dari bacaan. Prestasi belajar peserta didik
muncul penigkatan setiap siklus, pada siklus 1 peserta didik memiliki
nilai standar atau ≥75 sejumlah 63% dan siklus 2 peserta didik memiliki
nilai standar atau ≥75 sejumlah 78% dari siswa kelas 4 yang
berpatisipasi total 27.

10. Meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV

Tipe penelitian dipakai adalah “Penerapan Strategi SQ3R (Survey


Question Read Recite Review) guna mengembangkan kemapuan
Membaca continue Siswa Kelas IV SDN Sekargadung II” merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Desrkriptif kualitatif guna menjabarkan aktivitas dan hasil dari
penyelenggaraan pembelajaran kemampuan membaca yang menerapkan

80
Aulia Rahmawati, “PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN HASIL
BELAJAR SISWA”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, (Desember 2016) :
127 – 133

101
metode SQ3R serta permaslahan yang muncul pada penelitian ini.
Sedang, deskriptif kuantitatif untuk memanajemen data yang didapat
dari ujian siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.

Strategi penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) kolaboratif yang mempunyai siklus. Tiap siklus memiliki empat
tahapan, yaitu pleaning, penyelenggaraan,observasi dan refleksi.
Pendapat Arikunto, dkk. (2010:60) PTK memiliki tujuan memecahkan
berbagai masalah dan praktis yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas mutu belajar di kelas yang rasakan secara langsung diaman
terjadi interaksi antara siswa dan guru pada saat pelajaran. Penelitian
yang dilakukan memiliki tujuan dalam pengembangan kemampuan
membaca signifikan peserta didik kelas IV SDN Sekargadung II
Pungging Mojokerto. Upaya yang dilakukan adalah pengaplikasian
metode SQ3R pada kegiatan belajr mengajar.
Subjek penelitian adalah semua peserta didik kelas IV SDN
Sekargadung II. Sebanyak 23 peserta didik,terdiri 8 siswa dan 15 siswi.
Tempat penelitian SDN Sekargadung II yang berlokasi di Desa
Sekargadung Jalan Raya Trawas km 3 kecamatan Pungging Kabupaten
Mojokerto. Rancangan penelitian ada 2 siklus, dan setiap siklum ada 2
pertemuan. Peneliti memakai siklus model spiral dari MC.Tanggert
dama Kemmis pada Arikunto. 4 tahapan setiap siklus yaitu pleaning,
tindakan, observasi dan refleksi. Selanjutny adalah pengkelompokan
data81. Data yang dipakai adalah 1) data dari hasil obsevasi yang berupa
aktivitas guru ketika melakukan pengajaran, 2) data dari peserta didik
berupa hasil ujian.

Tahapan yang dipakai ketika penelitian dilakukan adalah penelitian


tindakan kelas (PTK) melalui tahapan berikut ini (1) pleaning (2)

81
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi
Aksara hal 93

102
tindakan dan pengamatan (3) refleksi82. Prosedur setiap siklus penelitian
tindakan kelas pada kemampuan membaca scera continue pada
pengaplikasian metode SQ3R dengan penjelasan berikut ini: (1) tahap
pleaning (2) pelaksanaan dan pengamatan, (3) refleksi.
Dalam penelitian ini, data kualitatif dan kuantitatif data yang
diambil. Data kualitatif adalah data yang didapat dari hasil pengamatan
kegiatan guru dan pencatatan lapangan ketika pembelajaran atau
penelitian kemampuan membaca continue dengan memakai metode
SQ3R pada saat diterapkan. Data kuantitatif adalh data dalam bentuk
angka-angka daro hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
membaca continue pada saat pengaplikasian metode SQ3R. Tahapan
penginputan data yang dipakai adalah tahapan pengamatan, hasil ujian
belajar mencermati teks bacaan, dan pen catatan lapangan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi kegiatan pengamatan
guru, hasil ujian belajar, dan pencatatan lapangan. Sedangkan, metode
identifikasi data dengan cara deskriptif kuatitaif mencakup data hasil
pengamatan kegiatan guru, data hasil ujian membaca continue,
pencatatan lapangan, dan metode identifikasi data melalui cara deskriptif
kualitatif mencakup bermacam-macam tahapan yaitu pencarian data,
reduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Ketentuan
tingkat berhasilnya penelitian ”Penerapan Strategi SQ3R (Survey
Question Read Recite Review) guna Mengembangkan Kemampuan
Membaca continue peserta didik Kelas IV SDN Sekargadung II
Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto” adalah berikut ini (1)
presentase keterlaksanan kegiatan guru dalam pembelajaran ≥ 80%
dengan nilai ketercapaian ialah 70 atau lebih83, (2) setiap kegiatan peseta
didik dinayatakan tuntas belajar apabila bisa mencapai skori≥ 69. Hal ini
sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah. Sedangkan

82
Ibid
83
Wardhani, Igak. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas
Terbuka. Hal 24.

103
tingkat ketuntasan klasikal jika persentase ketuntasan belajar sebesar
84
75% dari 23 peserta didik mencapai standar , (3) persoalan yang
muncul ketika pengaplikasian metode SQ3R (Survey Question Read
Recite Review) guna pengembangan kemampuan membaca continue
peserta didik kelas IV di SDN Sekargadung II Pungging Mojokerto bisa
diselesaikan dengan maksimal85
Berdasarkan hasil yang diteliti dri Nofiya Yulianti, hal ini bisa
mengembangkan kemampuan membaca secara berkelanjutan peserta
didik kelas IV SDN Sekaegadung II Pungging Mojokerto bisa
diselesaikan dengan baik ketika pengaplikasian strategi SQ3R. Hasil
penelitian memperlihatkan ketercapaian kegiatan tenaga pendidikudari
siklus I dengan nilai 77,3 meningkat 95,2 pada siklus II. Sedangkan
keterlaksanaan kegiatan tenaga pendidik mencapai 95,8% meningkat
100%. Hasil ujia belajar peserta didik pada siklus II adanya peningkatan
dari 63,6% meningkat 95,6%.
11. Penerapan strategi SQ3R dapat meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas V

Rancangan penelitian tindakan kelas yang dipakai dlaam


penelitianini dimana berorientasi pada peningkatan perkembangan mutu
pembelajaran. penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian bersifat
reflektif yang menjalankan tahapan tertentu untuk meningkatkan
perkembang pengaplikasian pembelajaran yang ada dikelas supayalebih
bermutu sehingga peserta didik bisa mendapat hasil belajar yang
berkualitas (Asrori 2009: 6).

Subjek penelitiannya ialah tenaga pengajar dan peserta didik kelas


V SDN Krembangan II Jombang sejumlah 28 orang. Tahap penentuan
84
Djamarah, Saiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Banjarmasin: PT Rineka Cipta. Hal 98.
85
Nofiya Yuliani, “PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”,
JPGSD Volume 01 Nomor 02 (Tahun 2013) : 1-10

104
subjek berlandaskan pada masalah yang ditemukan bahwa sebagian
besar peserta didik yaitu 18 siswa (64,29%) memiliki kesultan dalam
emmahami teks bacaan. Tempat penelitian adalah di SDN Krembangan
II Jombang yang memiliki alamat di desa Krembangan Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang. Pemilihan sekolah ini didasarkan pada lokasi
psekolah dan keterbukaan pihak Kepala Sekolah serta guru pengajar.
Pihak sekolah bersikap kooperatif dan terbuka terhadap adanya
pembaruan dalam metode pengajaran. Pihak sekolah juga telah memberi
ijin untuk dilaksanakan penelitian ini dengan tujuan peningkatan dan
perkembangan pembelajaran membaca pemahaman peserta idik kelas V.

Sistematika penelitian berfokus pada rancangan penelitian


tindakan kelas model Tanggart & Kemmis (Arikunto, 2006:93).
Rancangan penelitian tindakan kelas model Kemmis & Taggart meliputi
3tahapan, yaitu tahap pleaning, tahap tindakan dan observasi serta
tahap refleksi. Ketiga tahapan saling berhubungan seperti alur atau bisa
disebut juga siklus. Penelitian dilakukan kolaboratif dengan dua siklus,
dimana setiap siklus 1 kali pertemuan. Apabila aspek keberhasilan
penelitian bisa dicakup maka dalam satu siklus , penelitian tidak
berlanjut pada siklus berikutnya.

Prosedu pelaksanaan penelitian berupa tahap perencanaan, dan


beberapa tahapan yang dilakukan. Pertama, mengidentifikasi materi
kurikulum guna menentukan standar kopetensi dasar. Standar
Kompetensi yang akan diraih ialah pemahaman terhadap teks melalui
membaca sekilah , membaca dengan pemindaian dan membaca teks
bacaan anak. Kemudian, Kompetensi Dasar yang ditarget adalah bisa
menyimpulkan dalam beberapa kalimat dari isi bacaan. Kedua,
melakukan penyususnan sarana prasarana pembelajaran yang mencakup
Silabus, RPP, LKS, dan lembar penilaian yang berhubungan dalam
kegiatan membaca pemahaman dengan pengaplikasian SQ3R. Ketiga,
Menyediakan saran prasrana pembelajaran yang memberikan support

105
pada kegiatan pembelajaran, Keempat, penyusunan instrument
penelitian. Kemudian dilakukan tahap pelaksanaan, merupakan
penerapan rencana yang ditetapkan terelebih dahulu. Penyelegaraan
tindakan dalam bentuk penerapan pembelajaran membaca pemahaman
dengan pengaplikasian metode SQ3R di kelas V SDN Krembangan II
Jombang. Peneliti secara langsung mejadi guru kelas. Pelaksanaan
tindakan menerapkan dua siklus dan setiap siklus 1 kali pertemuan.
Durasi waktu adalah 3 x 35 menit. Jika indikator sudah terpenuhi siklus
tidak usah dilanjutkan.

Tahap observasi dilaksankaan selama pembelajaran dengan


pengaplikasian metode SQ3R yang berlangsung. Observer disini adalah
guru kelas V SDN Krembangan II Jombang dan teman sejawat. Kedua
observer bertugas mencemati dan melihat semua aspek pembelajaran
dan mendata jiak terdapat masalah yang muncul baik dari guru maupun
siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil tersebut
dicatat padalemabaran yang sudah dipersiapakan. Tahap akhir adalah
tahap refleksi,yakni kedua observasi dan peneliti mengidentifikasi dan
menilaia hasil penelitian guna melihat keberhasilan atau kekurangan dari
pengaruh tindakan yang berlangsung. Jika muncul sebuah kekurangan
maka dilakukan perbaikan tindakan yang dipakai sebagai pedoman
siklus selanjutnya. Selaras terhadap rumusan masalah maka data yang
diperlukan adalah (1) data hasil obsevasi penyelenggaraan pembelajaran
dengan pengaplikasian SQ3R, (2) data hasil belajar membaca
pemahaman peserta didik menggunakan SQ3R, (3) data hasil
pengamatan terkait permaslaahan yang muncul selama pelaksanaan
pembelajaran menggunakan SQ3R dan csolusinya. Untuk memperoleh
data itu maka diperlukan instrumen yang cocok. Instrumenya meliputi:
(1) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan SQ3R, (2)
ujian tulis, (3) lembar pencatatan lapangan. Untuk memakai instrumen
data tersebut, maka diterapkan teknik yang tepat supaya seluruh

106
instrumen bisa berkontribusi kemanfaatan pada kegiatan penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data berupa teknik pengamatan, ujia dan
pencatatan lapangan.86

Pada hasil penelitian Catur, penelitian ini menggunakan teknik


analisis deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini untuk meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa dan untuk meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siwa. Ketika fase pelaksanaan,
dilakukan pengamatan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil
pengamatan siklus I ialah: data pelaksanaan penggunaan SQ3R dengan
presentase 92% dan mendapt nilai 75,77. Hasil belajar peserta didik
memperlihatakan ketuntasan klasikal dengan skor ≥ 70 sejumlah 20
peserta didik (71,43%) dan rata-rat belajar peserta didik yaitu 75,14.
Pada siklus II, hasil yang diperoleh adalah: data pelaksanaan
pembelajaran melalui penerapan strategi SQ3R mencapai 100% dengan
nilai ketercapaian mencapai skor 90,38. Data hasil belajar siswa
menunjukkan ketuntasan klasikal atau yang menunjukkan nilai ≥ 70
sebanyak 26 siswa (92,86%) dengan rata-rata belajar siswa sebesar
82,14. Ketuntasan klasikal siswa telah meningkat dari siklus sebelumnya
yang hanya mencapai 71,43% menjadi 92,86%. Hasil tersebut telah
memenuhi target yang ditentukan yaitu ≥ 75% dari jumlah siswa telah
memenuhi KKM yang telah ditentukan. Kendala selama pembelajaran
pada siklus I juga telah diatasi dengan baik pada pelaksanaan
pembelajaran siklus II. .

12. Model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan


kemampuan membaca dan memahami materi tematik

Pelaksanaan penelitian berkerjasama dengan rekan guru. Subjek

86
Catur Agustina Candra Dewi, (2013) , “PENERAPAN STRATEGI SQ3R
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI
SEKOLAH DASAR”, JPGSD, Volume 01 Nomor 02: 1-10

107
penelitian ialah siswa kelas IVSD Negeri Mangunsari 02 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019 dengan jumalah partisipan adalah 27 orang.
Pertimbangan peneliti melakukan pemilihan siswa kelas IV dikarena
hasil belajar Tema 7 dikelas tersebut masih tidak maksimal. Selain
pertimbangan tersebut , peneliti juga memperhatikan bahwa masih
kurang keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran tematik. 4 hal yang
menjadi perhatian dalam penelitian ini, berikut ini :(1) penggunaan
metode SQ3R dalam kegiatan belajar tematik secara kooperatif
mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi oleh guru; (2) Keaktifan
siswa mengikuti pembelajaran padaa materi tematik memakai metode
SQ3R kooperatif berlangsung, dicermati pada teks pengamatan. (3)
Respon siswa dan pengamatdalam kegiatan yang memakai metode
SQ3R secara kooperatif; dan (4) Pemahaman siswa terkati materi
Tematik yang diberikan dengan memakai metode SQ3R secara
kooperatif, yang bisa dilihat dari hasil ujian evaluasi pada masing-
masing siklus

Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik: (1) pengamatan


observasi; (2) lembar angket; dan (3) ujian. Observasi diterapkan guan
mengetahui latar belakang, partisipasi dan aktivitas pada kegiatan
pembelajaran. Observasi dilaksanakan oleh rekan kerja yang berstatus
sebagai pengamat. Teknik angket dilakukan guna melihat respon siwa
terhadap kegiatan pembelajaran. Sedangkan ujian yang diselenggarakan
untuk mengukur perkembangan siswa setelah menjalani pembelajaran
dengan metode SQ3R pembelajaran secara kooperatif materi tematik.

Kegiatan pokok pada masing-masing siklus saat penelitian


tindakan kelas yang dilaksanakan pada langkah perencanaan,
pelaksnaan, observasi, dan releksi. Langkah setiap siklus sama. Hasil
releksi pada siklus I dipakai guna melengkapi tindakan pada siklus II.
Uraian langkah –langkah, berikut ini :

108
Penyusunan rancangan tindakan, yang meliputi berikut ini : (1)
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) menyiapkan
Lembar Kegiatan Peserta didik; (3) menyiapkan lembar observasi guru
dan peserta didik; (4) menyiapkan pembuatan kelompok kecil berisi 4
orang; dan (5) menyiapakan sarana prasarana evaluasi.

Tahap rancangan skenario dan strategi pengaplikasina


pembelajaran yang akan dilaksankan, terdiri dari. (1) Guru memberikan
pengertian terlebih dahulu terkait materi ekonomi (pada pembelajaran ke
satu), dan tematik (pada pembelajaran ke dua); (2) Guru memberikan
arahan untuk membuat kelompok siswa; (3) Guru menyampaikan
intruksi terkait peenrapan SQ3R padakegiatan belajar secara kooperatif;
(4) siswa diberikan lembar kerja dari guru(5) penyusunan standarisasi
pada pengaplikasiana metode SQ3R; (6) Guru memberikan bimbingan
kepada siswa tarkati pelaksanaan SQ3R, dan memberikan saran kepada
peserta didik apa yang disukai; dan (7) penyelenggaran ujia akhir
(postest).

Tahap berjalan secara bersamaan dngan tahapan penerapan


tindakan. Pengamatan berlangsung pada saat tindakan, sehingga
waktunya bersamaan. ketika tahap pengamat dan peneliti melakukan
pengamatan dan mengumpulkan data semua hal yang berkaitan dengan
penelitian. Tujuan observasi adalah mengawasi aktivitas peserta didik
dan guru ketika kegiatan pembelajaran di kelas.

Penelitian membutuhkan instrumen sebagai berikut : (1) kertas


observasi kegiatan siswa; (2) kertas observasi kegiatan guru; (3) kertas
Respon siswa terhadap pembelajaran; dan (4) Soal ujian akhir. metode
analisa data pada penelitian dibagi dua, yaitu analisis data kuantitatif,
dalam bentuk angka hasil ujian siswa, dan analisis data kualitatif,
berbentuk kalimat yang menjelaskan hasil observer terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Teknik kuantitatif dipakai dalam analisi

109
data yang didapat melalui hasil ujian tiap siklus. Hasil perhitungan
dengan menjumlahkan keseluruhan nilai, selanjutnya menghitung rata-
rata. Setelah mendapatkan nilai siswa, kemudian dihitunglah dnegan
presentase semua nilai siswa.

Tahap siklus I pembelajaran memakai SQ3R dalam pembelajaran


kooperatif didapatkan nilai range siswa 75,93 persentase kelulusan
belajar dengan klasikal adalah 70,37%. Tahap siklus II, range nilai siswa
mencapai 80 dengan presentase kelulusam belajar klasikal sebesar
85,19%. Data pengamatan kegiatan siswa dengan pembelajaran
memakai SQ3R dalam pembelajaran kooperatif pada siklus I didapatkan
nilai 26 atau masuk pada kategori baik, dan persentase nilai 62. Pada
siklus II, kegiatan siswa dalam pembelajaran muncul kenaikan dengan
perolehan nilai sebesar 33 (kategori sangat baik) dan persentase skor
yang dimiliki sebesar 82%. Data pengamatan kegiatan guru dalam
pembelajaran pada siklus I nilai yang didapat 37 (kategori baik) dengan
nilai presentase 74%. Sedangkan pada siklus II, pemberian nilai pada
kegiatan guru dalam pembelajaran mengalami kenaikan skor 43
(kategori sangat baik) dan nilai presentase sebesar 84%..87

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh,


terdapat peningkatan dalam penelitian saat menggunakan metode SQ3R
hasil pada persentase juga sudah dibilang sempurna. Dengan hasil yang
didapat, pada siklus I pembelajaran dengan menggunakan model SQ3R
dalam pembelajaran kooperatif diperoleh nilai rata-rata peserta didik
75,93 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah
70,37%. Sedangkan pada siklus II, rerata nilai peserta didik mencapai 80
dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,19%.

87
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember
2018) : 191-202.

110
D. Pembahasan
Kisyani Laksono, dkk. Dalam bukunya mengungkapkan bahwa,
kegiatan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu
keterampilan berbahasa sudah selayaknya kita memiliki dengan baik
karena sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. Membaca buku, bisa
diawali dengan skimming atau membaca sekilas, selanjutnya dengan
membaca terus menerus. Membaca sekilas memiliki tujuan mendapat
gambaran umum dari buku. Tetapi, buku perlu dipelajar secara
mendalam. Anda tidak hanya membaca buku itu secara menyeluruh,
tetapi perlu juga secara penghayatan yang dalam. Membaca secara terus
menerus digunakan untuk mendapat informasi yang berkualitas,dan
lebih utuh. relational thinking adalah tuntutan yang ada dalam kegiatan
ini. (Widyamartaya, 1992).88
Dalam buku Kisyani Laksono, dkk. SQ3R merupakan suatu metode
membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif
dan rasional. Metode membaca studi ini dianjurkan oleh seorang guru
besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P.
Robinson tahun 1941. Metode ini merupakan salah satu metode
membaca yang makin lama dikenal orang dan banyak digunakan.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R mencakup lima
langkah sebagai berikut.
1. Survey (penelaahan pendahuluan)
2. Question (bertanya)
3. Read (baca)
4. Recite (mengutrakan kembali)
5. Review (mengulang kembali)

Karakteristik metode SQ3R dalam buku Kisyani Laksono, dkk.

88
Kisyani Laksono, dkk. 2007. Membaca. Tangerang: Universitas Terbuka.
hlm.1.1.

111
Untuk memakai teknik ini,melaksanakan surveyterlebih dahulu sebelum
membaca untuk mendapat gambaran umum teks bacaan dengan cara
mencermati bagian awal dan akhir. Contoh , ketika akan membaca,
melakukan survey dari judul teks bacaan , pengarang buku, tahun
penerbit buku, daftar isi, kata pengantar, daftar pustaka dan rangkuman.
Kemudian melakukan survey teks bacaan , menyusun pertanyaan untuk
diri sendiri berkaitan teks bacaan tersebut yang mana mengharapak
jawabannya ada dalam teks bacaan. Hal itu berpartisipasi dalam
penentuan memahami bacaan. Dengan modal dari rumusan pertanyaan
yang disusun,setelahnya membaca. Pertanyaan merupakan penentuan
yang bisa berkontribusi bagi pembaca mendapatkan informasi yang
diharapakan dengan cepat. Jika ingin Mengetahui pemahaman padateks
bacaan, setelah membaca, setelahnya mejabarkan kembali dengan
bahasa sendiri teks bacaan tersebut. Perlunya catatan kecil yang
membantu daya ingat. Kegiatan membaca dengan pengaplikasian SQ3R
diakhiri dengan mengulang kembali materi yang dibaca. Dan perlu
dilakukan pembacaan ulang, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang
dianggap penting yang menyajiakn informasi gambaran keseluruhan dari
bacaan, juga untuk menemukan hal-hal penting yang mungkin terlewat
pada saat kita membaca sebelumnya.
Begitulah gambaran singkat kegiatan membaca yang menggunakan
metode SQ3R. Dengan demikian, yang dimaksud dengan SQ3R adalah
suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan
pendukungnya serta membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui
5 langkah kegiatan, yaitu survey,question,read,recite, dan review.89
Bagi pembelajaran di dalam kelas agar tujuan yang diharapkan
sebagai seorang tenaga pendidikan guru harus dapat menguasai keadaan
kelas sehinggan tercipta suasa belajar yang menyenangkan. Setiap proses
pembelajaran wajib menggunakan metode-metode pembelajaran agar
pembelajaran tersebut dapat maksimal.
89
Ibid, hlm 1.3-1.4,.

112
Dapat dikatakan bahwa adanya hasil belajar siswa yang tinggi dan
berkualitas, dapat dihasilkan dari proses pembelajaran yang berkualitas,
untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas seorang
tenaga pendidik membutuhkan kemampuan dalam menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam kelas, kesesuaian
metode pembelajaran yang diterapkan dapat menurunkan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
Dengan begitu, dapat dipahami dengan beberapa masalah yang ada
dalam suatu pembelajaran yang menggunakan metode. Hal ini
menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite, dan Review
(SQ3R). Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode SQ3R adalah
sebagai berikut; 1. Survey, adalah langkah untuk mengidentifikasi judul,
judul bab, judul subbab, atau fitur lain dari buku seperti gambar atau
tabel. 2. Question, adalah langkah untuk mengajukan pertanyaan
tentang isi buku, misalnya mengembangkan judul buku menjadi
pertanaan, atau mengembangkan judul bab, judul subab menjadi
pertanyaan. 3. Read, adalah membaca buku berdasarkan langkah survey
dan question. 4. Recite,mengidentifikasi poin-poin penting yang telah
dibaca. Langkah ini bisa saja menjawab langkah question. 5. Review,
adalah meninjau kembali seluruh bacaan setelah read dan recite.90
Penemuan dalam peneliti yang sudah dijelaskan metode SQ3R ini
diterapkan di kelas atas yang terdiri dari kelas IV dan V karena pola
pikir atau cara keterampilan dalam membaca di kelas IV dan V lebih
luas dan lebih mudah mengerti dalam penerapan metode SQ3R ini untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, meningkatkan
kompetensi keterampilan membaca dan agar siswa dapat membaca
degan cepat.
Dalam menggunakan metode SQ3R, Metode penelitian ini
menggunkan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut dengan
90
Iswara, Prana Dwija. (2014). Teknik Membaca Membuka-buka Buku.
Sumedang: UPI PRESS.hlm. 75-76

113
classroom action research karena dari teknik pengumpulan data meliputi
dari hasil (1) perencanaan; (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi;
dan (4) refleksi. Fungsi dari tahap ini berupa rancangan tindakan yang
meliputi (1) mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2)
mempersiapkan Lembar Kegiatan Peserta didik; (3) mempersiapkan
lembar observasi untuk guru dan peserta didik; (4) mempersiapkan
pembentukan kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang; dan (5)
mempersiapkan alat evaluasi.
Hal ini dari penelitian yang dijelaskan metode SQ3R sangat
berpengaruh dalam penelitian-penelitian yang sudah berhasil karena
dalam suatu peresntase hasil kerja siswa sangat baik dan siswa jadi
mudah mengerti dalam membaca pehaman siswa.
Berdasarkan analisis jurnal-jurnal di atas, terdapat permasalahan-
permasalahan dalam penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran
bahasa Indonesia Sekolah Dasar di antaranya; (1) Peserta didik kurang
dapat berpikir kreatif dalam menyampaikan ide yang ingin disaampaikan
serta kurang mampunya peserta didik dalam memahami bacaan dengan
baik. (2) Kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam
keterampilan membaca pehaman dan menulis. Sehingga berdampak
pada semangat dan kemampuan peserta didik dalam membaca
pemahaman.(3) Kemampuan membaca peserta didik yang rendah
sehingga berimbas pada kemampuan membaca pemahaman. Hal ini juga
berdampak pada kemampuan peserta didik dalam memahami isi suatu
bacaan yang telah dibaca. (4) Proses pembelajaran yang monoton dan
menggunakan metode ceramah, sehingga membuat peserta didik bosan
dan menimbulkan rasa malas dalam membaca. (5) Aktivitas peserta
didik belum sepenuhnya aktif pada saat berlangsungnya pembelajaran
bahasa Indonesia.
Tidak hanya mengenai permasalahan-permasalahan pada
penerapan metode SQ3R. Terdapat solusi yang bisa digunakan guru
dalam mengatasi masalah saat pembelajaran, dijelaskan juga bagaimana

114
penggunanaan metode SQ3R dapat berjalan dengan maksimal mulai dari
karakteristik dalam metode SQ3R, langkah-langkah penerapan metode
SQ3R dan kelebihan & kekurangan metode SQ3R pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang mencangkup komponen kemampuan berbahasa
meliputi aspek-aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis adanya pendekatan pembelajaran yang penulis jelaskan di bab
II.
Penerapan metode SQ3R dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
agar dapat memotivasi seseorang untuk memahami apa yang tersirat
dalam suatu buku atau teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar
proses pembelajaran yang monoton dan menggunakan metode ceramah
sehinggar membuat perserta didik tidak bosan yang lebih dominan
permasalahan di dalam kelas.
Selainitu dalam skripsi ini, ditemukan beragam faktor dalam
dilakukannya penelitian, di antaranya faktor permasalahan dalam
menggali data. Faktor permasalahan tersebut adalah bagaimana
menjelaskan, menganalisis dan menginterpretasi terhadap penelitian
PTK yang menggunakan metode Library Research mengenai penerapan
metode SQ3R dari kela IV dan V Sekolah Dasar yang didapatkan dalam
sejumlah 12 jurnal yang telah dijelaskan di atas. Mengingat di setiap
kelas siswa memiliki penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia berbeda satu dengan yang lainnya. Apalagi jurnal-
jurnal untuk dianalisis terkait Pnerapan Metode SQ3R Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar tidak begitu banyak dan
terbatas. Hal ini tentu menjadi tantangan penulis dalam menyelesaikan
peneilitian ini.
Namun permasalahan tersebut diatasi oleh penulis dengan beragam
penguraian. Penguraian ini yaitu berupa perbandingan dan persamaan
kategori-kategori metode SQ3R antar kelas IV yang setingkat, antar
siswa kelas IV Sekolah Dasar contoh mengenai persamaan dalam
permasalahan terhadap pembeajaran dalam jurnal Maesaroh yang

115
menyebutkan bahwa kelas IV masih kebiasaan peserta didik seperti rasa
malu, malas, kurang berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
serta mengungkapkan pendapat menyebabkan proses pembelajaran
menjadi monoton. Dengan menyingkapinya dengan menerapkan metode
SQ3R.

116
117
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
metode pustaka ini terkait dengan mata pelajaran bahasa indonesia yang
menggunakan penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Recite,
Review), yakni sebagai berikut:

1. Didalam penerapan metode SQ3R, dapat terbagi menjadi lima


langkah, yang pertama adalah kegiatan survey terhadap keadaan
bacaan, Kedua yaitu Question berisi pertanyaan terhadap bacaan.
Dan yang ketiga, Ride yaitu membaca secara menyeluruh terhadap
isi bacaan, kemudian yang keempat adalah Ricite yaitu
menceritakan kembali bacaan dan yang terakhir adalah Review
yaitu melakukan peninjauan kembali terhadap bacaan untuk
membuat sebuah kesimpulan.
2. Dalam suatu pembelajaran bahasa indonesia tidak lepas dari metode
untuk mencapai pembelajaran agar maksimal, maka dalam
penelitian ini menggunakan Metode SQ3R yang dapat dikatakan
bahwa dengan menggunakan metode untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas untuk mengidentifikasi gagasan
utama pada paragraph narasi, meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa dan meningkatkan kompetensi keterampilan
membaca terlihat peserta didik aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran bahasa Indonesia.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, apabila metode SQ3R mampu
meningkatkan kemampuan pemahaman didalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia, dan apabila didalam pekasanaanya telah sesuai dengan

118
sintak maka terdapat dua implikasi yaitu secara teoritis dan praktis, yang
dapat duiraikan sebagai berikut:
1. Beberapa hasil dari penelitian yang dilakukan secara teoritis bisa
dimanfaatkan sebagai dasar untuk proses pengembangan penelitian
tindakan kelas dengan sasaran sekolah dasar yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam mata
pelajaran bahasa indonesia.
2. Secara praktis menunjukkan bahwa metode Suevey, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) bisa membantu guru untuk
mengembangkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik.
Karena siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai isi dari
bacaan yang telah dibaca.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil implikasi penelitian, maka
terdapat beberapa saran yang digunakan sebagai bahan pertimbangan,
diantaranya:
1. Bagi Guru:
a. Penggunaan metode SQ3R dapat digunakan sebagai alternatif
bagi guru sebagai upaya untuk meningkatkan keteramilan
membaca pemahaman.
b. Dalam penggunaan metode pembelajaran yang lebih
beragam, guru diharapkan terus meningkatkan kreatifitas.
2. Bagi Siswa :
a. Siswa lebih mengembangkan keterampilan membaca
pemahaman didalam pelajaran Bahasa indonesia
b. Melatih kemampuan dengan banyak membaca pemahaman
dan melakukan banyak kegiatan membaca, serta lebih
mengenali kosakata sehingga mendapat pengetahuan yang
lebih luas.
c. Sarana perpusatakaan yang telah disediakan seharusnya dapat
lebih dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa

119
120
DAFTAR PUSTAKA

A Finalisa, Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui

Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Recite,

Review) Pada Siswa Kelas V. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, FITK.Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

(2014).

Abidin Yunus, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter,

Bandung: PT Refika Aditama, 2012

Afdila Faricha Alfin, dkk. Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampu

Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang,

http://jurnal-online.um.ac.id, 2012

Ambarwati Wahyu, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”, Tarling Vol.2 No.1

(2019) : 109-121

Apriliani Indah Nurtista dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV

Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 4 No. 2

(Agustus 2019).

Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta)

Cet. V. 2005.

121
D Djuanda,. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan

Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. (2006).

Dewi Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya dll, “Penerapan Metode SQ3R

untuk meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IVA”, Jurnal PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.4 No.1 (2016)

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif,

(Rajawali Pers: Depok) 2019.

Endra Febri, “Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis)”

(Taman Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2017).

Faris Pamela J., Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s

Clasrooms, (New York: MC Graw Hill) 2004

Halimah, Dadan Djuanda dan Ani Nur Aeni, “ Penerapan Metode SQ3R

Dan Permainan Stabilo Kalimat untuk Meningkatkan Kemampuan

Membaca Dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak” Jurnal Pena Ilmiah,

Vol. 1 No.1 (2016)

Hanafiah, dkk. Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika

Aditama, 2010

Hardianti Trie Utami, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman, Teks Bahasa Jerman,

http://jerman.upi.edu, 2013

122
Hernawan Asep, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran

Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, 2007

Huda Miftahul, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

IGA, Cahaya Ari Putri dll, “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R

Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”, Jurnal

Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2

No.1 (2014).

IGAK Wardhani dkk,Penelitian Tindakan Kelas, (Universitas

Terbuka,Jakarta) 2007.

Indriani Farida, “Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

Dengan Menggunakan Strategi SQ3R Pada Siswa Kelas V SD Inpres

BTN IKIP I Kota Makassar”, Cokroaminoto Journal of Primary

Education Vol.1 No.1 (October 2018)

Kamsinah, “METODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Studi

tentang Ragam dan Implemen tasinya”, Jurnal LENTERA

PENDIDIKAN, VOL. 11 NO. 1 (JUNI 2008).

Kisyani Laksono, dkk. Membaca. Tangerang: Universitas Terbuka. 2007.

M Elfiza, dkk. “Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman Naskah

Drama dengan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas

VIII.” Dalam jurnal pendidikan bahasa dan sastra

123
internasional.Volume 6. 2018.

Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui

Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri

Mangunsari 02 Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma,

Vol. V, No. 2, (Juli-Desember 2018)

Mawaria, “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan

Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa SDN 135 Rejang Lebong”,Jurnal Pendidikan Dasar

Vol. 2 No. 2 (2018)

Munadi Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:

Gunung Persada Press Jakarta, 2012.

Muri Yususf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: Prenada Media Group, 2014

Nasution Mardiah Kalsum, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam

Peningkatan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan

Vol. 11, No. 1, (2017).

Ningrat Kuncoro, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT

Gramedia, 1989

Paombonan Retha, “ Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman

melalui Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, dan

Review (SQ3R) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

124
VIII-H SMP Negeri 1 Rantepao Kabupaten Toraja Utara”, Jurnal

Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran Vol.1 No.2 (2019)

Pujana Widya Arta, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode

Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.

Prana Dwija, Iswara,. Teknik Membaca Membuka-buka Buku. Sumedang:

UPI PRESS. 2014.

Wawan Sudatha, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap

Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas

IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.

Rahayu Minto, Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT

Grasindo, 2007

Rahmah wildah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R Pada Mata Pelajaran PKN

Materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat Kelas V MIS Nurul

Fadhilah Bandar Setia T.A 2017/2018, Medan: Skripsi Tidak

Diterbitkan, 2018

Rahman Ahmad Saeful, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman

Cerpen dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah

125
Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta:

Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), tidak

dipublikasikan, 2011.

Rahmawati Aulia, “PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA

GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA

DAN HASIL BELAJAR SISWA”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar,

Vol. 3, No. 2, (Desember 2016)

Saiful Bahri. Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Banjarmasin: PT Rineka Cipta. 2005.

Siregar Siti Hazrina, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep

Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode

SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan

Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta) tidak dipublikasikan, 2013

Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, Jakarta:

Garamedia Pustaka, 2004

Soehendro Bambang, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) SD/MI, Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006

Soeparno. (1987). Media Pengajaran Bahasa.” Yogyakarta: PT Intan

Pariwara.

Sudirman Jajang, “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi

Cerita Anak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menerapkan

126
Metose SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V

SDN MARGAJAYA”, Jurnal Elementaria Edukasia Volume. 1 No. 2

(2018)

Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008

Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:

Alfabeta, 2011

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2014

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, cet. IV, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset, 2004.

Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca

SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi,

(Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), tidak

dipublikasikan, 2013.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006

Trianto,Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya, 2009

Usman Basiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, cet. I,

127
Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Wildah Rahmah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R Pada Mata Pelajaran PKN

Materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat Kelas V MIS Nurul

Fadhilah Bandar Setia T.A 2017/2018, (Medan: Skripsi Tidak

Diterbitkan, 2018

Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA

Tentang Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal

pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Y, Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta:

Universitas Terbuka, cet. ke-2. 2008

Yuhanna, Upaya Meningkatkan Hasil Membaca Siswa Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca Dengan Metode SQ3R

(Survey, Question, Read, Recite, and Review) Di Kelas IV MIS Al-

Manar Tembung, Sumatera Utara: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018

Yuliani Nofiya, “PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR”, JPGSD Volume 01 Nomor 02 (Tahun

2013)

Yunus Abidin. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

128
Yusmaidar, “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui

Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, and Review

(SQ3R) pada Siswa Kelas III di SDN. No. 054/XI Muara Air Tahun

2016/2017”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Volume.19

No.2 (2017)

Zed Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008

Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah

Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012

129
Lampiran 1

Profil Sekolah

MI Nurul Huda Assuriyah

A. Profil Umum MI Nurul Huda Assuriyah

NPSN 60710029

NSS 131232760008

Nama MI NURUL HUDA ASSURIYAH

Akreditasi B

Alamat Bojongsari Rt 01/11

Kode Pos 16516

No Telpon 081315977145

Email Nurulhudbojongsari96@gmail.com

Jenjang MI

Status Swasta

Lintang -6.3948985989188785

Bujur 106.74336556345224

Ketinggian 88

Waktu Belajar Seklah Pagi

Propinsi Jawa Barat

Kecamatan Bojongsari

Kelurahan Bojongsari Lama

B. Tujuan, Visi dan Misi


1. Tujuan
Tujuan MI Nurul Huda Assuriyah
a. Meningkatkan kualitas MINU Nurul Huda melalui
penyempurnaan kurikulum terpadu dan sistem
manajemen mutu,
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan fisik.
c. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan aktif dalam bingkai Mabadi
Khoiro Ummah,
d. Mempromosikan tanggung jawab agama dan sosial
melalui kebiasaan Mabadi Khoiro Ummah di
lingkungan madrasah dan sosialnya,
e. Mempromosikan tanggung jawab agama dan sosial
melalui pebiasaan perilaku memuliakan kesehatan
bumi,
f. Mendidik para siswa memiliki keunggulan prestasi
akademik dan
g. Mendidik para siswa memilki motivasi belajar unggul
mendidik para siswa kaya prestasi non akademik.
2. Visi
“Menyelenggarakan pendidikan kreatif dan inovatif yang selalu
menjamin dan memberikan kesempatan luas pada peserta didik
unuk menumbuh kembangkan kepribadian Khoiro Ummah
(Manusia Unggul)”
3. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualias dalam
pembentukan dan pembiasaan kepribadian Khoiro
Ummah (Manusia Unggul);
b. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik;
c. Mempromosikan Gerakan Mabadi Khoiro Ummah
(Nilai Prinsip Manusia Unggul) dan mampu
mengaktualisasikam di lingkungan madrasah dan sosial;
d. Menyelenggarakan tata kekola madrasah yang efektif,
efseien, transparan dan akuntabel.
Lampiran 2

Pedoman Instrumen Wawancara


Analisis Metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review)
Dengan Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar

1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV/V yang ibu
mengajarkan?
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Lampiran 3

Hasil Wawancara

Narasumber : Fatma Nuraziza., S.Pd

Pewawancara : Maya Amanda Sari Siti Sahara

Tujuan : Untuk mengetahui penerapan metode SQ3R (Survey, Question,


Read, Recite, Review) pada mata pelajaran bahasa Indonesia

. 1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
Jawaban: Metode yang sering saya gunakan yaitu ceramah dengan
deskripsi.
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
Jawaban: sebagian anak menyelesaikan dengan baik, sebagian anak belum
bisa membaca.
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV yang ibu
mengajarkan?
Jawaban: Kurang baik,karena hasil kurang dari 50% yang memenuhi KKM
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
Jawaban: Sebagian besar memperhatikan.
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Jawaban: Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan-pertanyaan
kalau tidak seperti itu anak-anak hanya diam saja.
Hasil Wawancara

Narasumber : Ririn Kirnia Hapsari., S.Pd

Pewawancara : Maya Amanda Sari Siti Sahara

Tujuan : Untuk mengetahui penerapan metode SQ3R (Survey, Question,


Read, Recite, Review) pada mata pelajaran bahasa Indonesia

1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
Jawaban: Sebelum kurikulum 2013 lebih sering konvensioanl, saya
menjelaskan lalu siswa diberikan latihan atau tugas.
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
Jawaban: sebagian anak menyelesaikan, sebagian tidak.
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas V yang ibu mengajarkan?
Jawaban: Lumayan, rata-rata nilai siswa memenuhi KKM.
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
Jawaban: Sebagian besar memperhatikan.
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Jawaban: Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti sudah mengerti semua? Atau ada yang belum paham?, setelah
dipancing dengan pertanyaan seperti ini biasanya siswa banyak bertanya
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
BIODATA PENULIS

Maya Amanda Sari Siti Sahara, penulis lahir di Bogor


pada 24 Desember 1997. Tinggal di Jl. Bojongsari Lama Rt
001/010, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari,
Kota Depok. Orang tua penulis bernama Juanda H. Tasim
dan Siti Nurhikmah H. Abbas, serta kaka penulis beranama
Mayang Widiansari dan adik penulis bernama Maysha
Cantika Siti Asyafa.

Penulis memulai studi jenjang pendidikan dasar di Sekolah


Dasar Negeri (SDN) Bojongsari 01 tahun 2005-2010, lalu menjalankan
studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Depok pada tahun
2010-2013. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Al-Ma'mun Education Center (AMEC) jurusan Farmasi pada tahun 2013-
2016. Setelah lulus SMK, penulis mengikuti ujian mandiri di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan diterima pada program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.

Anda mungkin juga menyukai