Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Maya Amanda Sari Siti Sahara
11160183000055
i
ABCTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iii
telah memberikan masukan semangat dan masukan yang
bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
9. Kedua orang tua saya, Siti Nurhikmah dan Juanda sebagai orang
yang paling berjasa dalam hidup saya. Kesabarannya,
perhatiannya, dan doa-doanya yang tidak akan pernah bisa
terbalaskan.
10. Kaka saya Mayang Widiansari, Aa Dede Hidayat dan Adik saya
Maysha Cantika yang telah menjadi saudara saya sebagai
pelengkap hidup saya.
11. Keponakan saya Abyan Al-fatih dan Aiswaria Nuha yang membuat
saya membangkitkan semangat dalam kehidupan saya sehari-hari.
12. Teman teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, terkhusus
teman seperjuangan Amalia Ramadhanty, Siti Aulia Fadilah, Diah
Kurnia Rahayu dan Fitriana Ramadhan yang selalu mensupport
saya dalam mengerjakan skripsi ini.
13. Sahabat saya Weni Irsalinda, Melida Della Tazkia, Dwi Ayu
Setiani, Erika Widiastuti, Salma Salsabila, Kiki Ismawati dan Yani
Srimulyani yang telah mengisi hari-hari saya dan selalu saling
perduli satu sama lain.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang harus disempurnakan dari penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Jakarta, 17 Febuari 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTAK ..................................................................................................................... 3
v
c. Langkah-langkah Metode SQ3R ..................... Error! Bookmark not defined.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ..... Error! Bookmark not defined.
c. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia ... Error! Bookmark not defined.
vi
7. Media SQ3R Meningkatkan Kualitas Membaca dengan Media Gambar
.......................................................................................................................... 83
D.Pembahasan ........................................................................................................... 97
LAMPIRAN
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Tempat dan Waktu Penelitian dengan Rincian Kegiatan ................. 27
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempunyai keterampilan berbahasa dan juga agar memaksimalkan
keterampilan siswa dalam melakukan komunikasi secara baik, baik
melalui tulisan atau lisan. Bukan hanya itu, diharapkan pembelajaran
Bahasa Indonesia juga bisa menimbulkan pemahaman peserta didik
terhadap karya sastra Indonesia.
2
seperti berikut. Survey, langkah ini melakukan penelaahan sepintas
pada semua struktur teks. Yang memiliki tujuan guna melihat
panjangnya teks, judul bagian. Question, kedua yaitu membuat
pertanyaan yang singkat, jelas, relevan dengan bagian teks yang sudah
diberi tanda di langkah pertama. Banyaknya pertanyaan tergantung
dengan panjang pendeknya teks, serta kemampuan untuk memahami
teks yang dipelajari. Read, ketiga yaitu membaca dengan aktif guna
memperoleh jawaban dari pertanyaan yang sudah disusun. Dengan
demikian, membaca dengan aktif juga memiliki arti membaca yang
diutamakan pada paragraf yang diprediksi relevan dengan pertanyaan
yang sudah tersusun di langkah kedua. Melalui membaca, peserta
didik bisa mengisi informasi dalam kerangka pikiran bab yang dibuat
di proses survey. Recite, langkah ini peserta didik dimohon untuk
merenungkan lagi pesan yang sudah dibaca, dengan menyatakan hal-
hal penting, serta menjawab pertanyaan mengenai bacaan tersebut.
Review, langkah ini peserta didik membaca lagi tulisan singkat yang
dibuatnya serta mengulangnya lagi semua bacaan jika perlu dan
diulang lagi menjawab pertanyaan yang sudah diberikan.
3
masing-masing kelas, serta hasil wawancara menunjukan bahwa dari
masing-masing wali kelas IV dan V sering menggunakan metode
ceramah saja, kemampuan siswa dalam membaca juga masih ada
siswa yang belum lancar membaca serta hasil belajar bahasa Indonesia
belum memenuhi standar KKM.
4
Membaca dan Hasil Belajar”
B. Identifikasi Masalah
Menurut latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah
yang muncul yaitu:
C. Pembatasan Masalah
Menurut identifikasi permasalahan tersebut serta mengingat
luasnya masalah yang ada, maka peneliti membahas implementasi
metode SQ3R.
D. Rumusan Masalah
Adapun dari batasan masalah yang sudah dipaparkan, maka
rumusan masalah pada penelitian yaitu;
E. Tujuan Penelitian
5
Terdapat tujuan penelitian ini yaitu guna melihat analisis
komperasi metode SQ3R dengan kemampuan membaca dan hasil
belajar.
F. Manfaat Penelitian
Berlandaskan tujuan yang ingin diraih, diharapkan hasil penelitian
bisa memberi manfaat pada pihak yang memiliki kepentingan.
Terdapat manfaat yang diharapkan yaitu:
1. Bagi sekolah:
2. Bagiguru:
3. Bagi siswa:
a. Memaksimalkan kemampuan membaca pemahaman
peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia.
6
b. Melakukan aktivitas membaca lehih sering guna melatih
keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia serta memperbanyak kosakata dan mendapatkan
pengetahuan yang semakin luas.
7
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Metode SQ3R
a. Pengertian Metode SQ3R
Ketika melakukan suatu kegiatan membaca, manusia memiliki
metodenya sendiri-sendiri dalam hal membaca sebuah tulisan yang
mana metode tersebut sudah dikembangkan serta dapat diterapkan
ketika di dalam berbagai penelitian ilmiah. Salah satu metode
membaca yang sering dikenal adalah metode SQ3R. Di dalam
metode tersebut dapat diartikan bahwasannya dalam metode
membaca tersebut mempunyai suatu tujuan ialah untuk memahami
tentang bahan-bahan materi yang akan dibaca, soal dalam bentuk
cerita analisis, dan bentuk tulisan yang lainnya. Di dalam metode
SQ3R ini sudah banyak sekali terbukti bahwasannya dengan
menggunakan metode tersebut diyakini dapat mengalami suatu
peningkatan dalam hal memahami bacaan yang telah disiapkan baik
dalam bentuk cerita tentang kehidupan sehari-hari, novel, ataupun
bisa juga dalam materi pelajaran.
Ketika dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran di dalam
sekolah ada sebuah metode atau strategi yang digunakan yang mana
hal tersebut memiliki arti dalam hal penggunaan metode atau strategi
tersebut merupakan salah satu pilihan yang mana memiliki peran
yang penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar, bahkan hal
tersebut sangatlah direkomendasikan yang mana bertujuan agar
selalu menggunakan metode atau strategi tersebut karena metode
atau strategi tersebut merupakan suatu penghubung dalam hal suatu
penyampaian sebuah materi yang diberikan oleh pemberi informasi
agar hal tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan rinci dengan
9
baik. Masih banyak juga macam-macam metode dalam suatu
kegiatan belajar mengajar yang mana salah satu metode tersebut
ialah metode SQ3R. di dalam metode SQ3R tersebut yang mana
telah dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Francis P.
Robinson yang berada di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.
Di dalam metode tersebut memiliki sifat yang sangat baik dalam hal
penggunaan kegiatan pembelajaran yang mana bersifat praktis serta
dengan mudahnya dapat di implementasikan secara langsung di
dalam berbagai pendekatan kegiatan pembelajaran. 3
Ada seorang ahli yang mana bernama Tarigan, lalu menurut
dirinya sendiri pengertian dari metode SQ3R ialah sebuah strategi
dalam hal melakukan suatu kegiatan membaca suatu serangkaian
tulisan yang terkumpul menjadi satu kesatuan yang mana bertujuan
untuk mendapatkan suatu topik yang ada di dalam tulisan yang akan
dibaca oleh si pembaca tersebut. lalu kemudian bagi seorang
pembaca yang selanjutnya dapat mengajukan beberapa sebuah
pertanyaan yang akan di serahkan pada dirinya sendiri yang mana
jawaban atas pertanyaan tersebut dapat diharapkan ada di dalam
suatu bacaan yang telah dibaca tersebut dan hal tersebut dapat
memudahkan dalam memahami sebuah bacaan yang tertera. Yang
selanjutnya, pembaca ini akan mencoba membuat serangkaian kata-
kata yang dibuat oleh dirinya sendiri mengenai pokok-pokok inti atas
suatu bacaan tersebut. Dengan melakukan suatu kegiatan tersebut
mempunyai tujuan agar lebih mudah dalam menguasai bacaan serta
dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.4
Pengertian yang lain dari metode atau teknik SQ3R ini ialah
dapat diartikan bahwasannya metode SQ3R ini merupakan suatu
3
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gunung
Persada Press Jakarta, 2012), h. 24-35.
4
Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R
Terhadap Kemampu Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang,
http://jurnal-online.um.ac.id, 2012.
10
metode dalam belajar suatu ilmu pengetahuan atau apapun yang
lebih efektif yang mana akan membantu seorang pembaca tersebut
dapat lebih mudah dalam memahami serta menguasai mengenai
materi pembelajaran yang akan dibaca atau dipelajari oleh
seseorang.5 Yang mana di dalam proses pembalajaran tersebut ada
beberapa seorang siswa yang masih mengalami kesulitan ketika
belajar akan suatu ilmu pengetahuan ketika memahami topik yang
sedang dibacanya, bahkan masih sedikit dari hal tersebut ada sebuah
tujuan yang mana di dalam metode tersebut dapat lebih mudah untuk
memahami suatu bacaan yang telah dipersiapkan tersebut maka
siswa disini akan membaca suatu bacaan tersebut sampai beberapa
kali pembacaan ulang atas bacaan tersebut.
Di dalam metode ataupun strategi mengenai metode yang akan
dilakukan pada saat belajar mengajar ini ialah salah satu dari
banyaknya pilihan yang mana hal tersebut merupakan peran yang
sangat penting di dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan hal
tersebut sangatlah direkomendasikan agar selalu dapat digunakan
dikarenakan hal tersebut dapat diartikan sebagai suatu penghubung
ketika menyampaikan sebuah materi mengenai belajar mengajar
tersebut yang bertujuan untuk tersampaikannya materi yang telah
dibahas dengan baik dan benar. Ada berbagai macam-macam metode
dalam kegiatan pembelajaran tersebut yang mana salah satunya
menggunakan metode SQ3R. Di dalam metode tersebut yang mana
telah dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Francis P.
Robinson yang berada di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.
Di dalam metode tersebut memiliki sifat yang sangat baik dalam hal
penggunaan kegiatan pembelajaran yang mana bersifat praktis serta
dengan mudahnya dapat di implementasikan secara langsung di
5
Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang
Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan
http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.
11
dalam berbagai pendekatan kegiatan pembelajaran. 6
Menurut seorang ahli yang bernama Suyatmi, beliau
memberikan suatu pengertian metode membaca SQ3R yang mana
dapat diartikan bahwasannya metode tersebut merupakan salah satu
dari beberapa metode dari membaca yang menurut dirinya cukup
efektif dan efisien jika diterapkan dikehidupan sehari-hari. Menurut
ahli yang bernama Francis P.Robinson yang mana beliau juga
mengungkapkan bahwasannya di dalam metode SQ3R tersebut akan
mencakup lima langkah yang harus ditempuh oleh pembaca yang
bertujuan untuk lebih mudah memahami mengenai materi yang akan
dibaca oleh pembaca tersebut. Di dalam metode SQ3R tersebut dapat
membantuk siwa tersebut untuk mendapatkan sesuatu yang
dikehendakinya pada saat pertama kali mereka membaca sebuah teks
atau materi. Yang selanjutnya bagi seorang pendidik atau guru,
metode SQ3R tersebut bertujuan untuk dapat membantu mereka para
pendidik dalam melakukan suatu pembimbingan atas siswa-siswa
sebagaimana membaca serta berpikir selayaknya seorang pembaca
membaca secara efektif. 7
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 128
7
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal. 244-245
12
sendiri. Metode ini akan membantu kita agar lebih mudah
memahami dan mengingat lebih lama isi bacaan.8
8
Yuhanna, Upaya Meningkatkan Hasil Membaca Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Membaca Dengan Metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, and Review) Di Kelas IV MIS Al-Manar Tembung, (Sumatera Utara: Skripsi
Tidak Diterbitkan, 2018)
9
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h 107
13
ataupun meneliti atau bisa juga disebut untuk mengindentifikasi
keseluruhan teks yang akan dibaca tersebut. Langkah yang
selanjutnya ialah Read, di dalam langkah tersebut mempunyai arti
bahwasannya ketika melakukan suatu kegiatan membaca sebuah teks
secara aktif yang mana hal tersebut bertujuan untuk menemukan
suatu jawaban atas sebuah pertanyaan yang sebelum membaca telah
tersusun secara sistematis, langkah yang selanjutnya ialah Question
yang mana langkah ini memiliki arti bahwa di dalam melakukan
kegiatan penyusunan daftar pertanyaan yang mana harus sesuai
dengan teks atas bacaan tersebut. Langkah yang selanjutnya ialah
Recite, yang mana hal tersebut berarti suatu kegiatan dalam
membaca untuk menghafal setiap jawaban atas pertanyaan yang
telah tersusun di dalam bacaan yang bersangkutan. Langkah yang
selanjutnya ialah Review yang berarti bahwasannya dalam meninjau
kembali seluruh jawaban yang ada atas sebuah pertanyaan yang telah
diberikan pada saat di dalam langkah question dan read.10
14
untuk sebuah teks cerita yang ada di kehidupan sehari-hari dengan
bentuk yang lebih sederhana.11
11
Pamela J. Faris, Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s
Clasrooms, (New York: MC Graw Hill, 2004), h. 356
15
belajar mengajar yang ada di sekolah
b) Seorang pendidik atau guru disini dapat disebut sebagai suatu
penyedia atau fasilitator serta monitor yang lebih aktif lagi di
kelas
c) Dalam kegiata belajar mengajar yang ada di dalam kelas ini
akan dibentuk menjadi sebuah beberapa kelompok kecil serta
disini guru atau pendidik berperan hanya sebagai pembimbing
d) Seorang siswa disini akan dihadapkan pada sebuah fenomena
yang mana nantinya dikemudian hari dapat dimintakan sebuah
survey terlebih dahulu.12
12
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP
Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan
16
pertanyaan yang telah diberikan kepada pembaca.13
13
Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode
Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.
17
menghafal setiap jawaban-jawaban dari seluruh pertanyaan yang
diberikan di dalam bacaan yang mana jawaban tersebut telah
ditemukan.
e. Review, arti dari review itu sendiri ialah untuk melihat kembali
atas keseluruhan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diberikan yang mana telah tersusun secara sistematis di dalam
langkah question dan read.14
14
Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja
rosdakarya, 2010), h. 128.
18
langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Survey
2) Question
19
3) Read
4) Recite
20
bacaan tersebut.
5) Review
Lankah yang terakhir ini disebut dengan review yang mana
memiliki arti bahwasannya disini seorang siswa akan melihat
kembali mengenai keseluruhan jawaban atas segala pertanyaan
yang diberikan kepadanya.15
15
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Karakter, h. 108
16
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal. 244-245
17
Yuhanna, op cit, hal 24
21
kegiatan untuk membuat sebuah pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat oleh dirinya sendiri atau suatu pertanyaan yang telah
diberikan oleh pendidik ataupun gurunya sendiri yang mana
akan lebih jelas dan sesuai dengan pokok-pokok kajian yang
diberikan.
18
Ibid,. hal 24
22
tentang hal-hal yang menarik di dalam bacaan tersebut serta
yang penting dari buku tersebut. serta ketika membuat
catatan tersebut dapat dilakukan ketika langkah recite.
d. Ketika seorang siswa masih mengalami beberapa kesulitan
atas memahami bacaan tersebut maka dapat dilakukan suatu
kegiatan ialah dengan mengulang membaca serta dapat
memperhatikan bagian-bagian yang telah ditandai oleh kita
sendiri.
3) Review : makna ataupun arti dari review ini ialah dapat
dijelaskan bahwasannya siswa seharusnya dapat mereview
kembali akan teks tersebut yang mana bertujuan untuk
menjawab atas segala pertanyaan-pertanyaan serta yang
selanjutnya dapat mengingat kembali mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang telah dijawab sebelumnya.
Mengenai suatu penerapan atas metode membaca SQ3R ini
seorang siswa tidak hanya untuk menghafal suatu bacaan itu
saja serta dapat mengulang tanpa adanya suatu pemahaman
mengenai teks bacaan tersebut, akan tetapi disini juga perlu
dilibatkan juga seorang siswa dalam hal mengenai proses
berpikir serta meneliti ataupun mencari mengenai pemahaman
makna yang secara khusus tersebut dari suatu informasi yang
telah disajikan dan dipelajari oleh siswa itu sendiri. hal tersebut
mempunyai tujuan untuk dapat mendapatkan suatu pemahaman
dari informasi yang disajikan tersebut, dan disini seorang siswa
juga haruslah untuk pandai dalam melakukan kegiatan membaca
tentang bacaan yang telah disajikan oleh pendidik atau guru
tersebut.
23
1. Survey
Langkah yang pertama ialah disini seorang siswa akan
diminta agar dapat meneliti sebuah judul dari bacaan yang telah
diberikan tersebut, serta harus meneliti mengenai keseluruhan isi
dari bacaan tersebut mulai dari paragraf pertama sampai terakhir.
Di dalam tahap ini sendiri yang mana telah dilakukan oleh seorang
siswa dikerjakan hanya untuk membaca sebuah judul dan ide
utama yang bertujuan untuk diberikan kepada pembaca terkait
gambaran secara umum isi dari bacaan yang telah disediakan
tersebut dan struktur atas bacaan yang telah di jelaskan tersebut.
Yang mana disini survey dapat dilakukan oleh seorang
siswa sebagai suatu langkah yang pertama sebelum kita akan
memulai melakukan kegiatan membaca secara lebih lengkap.
Disini jika kita akan membaca suatu buku maka yang pastinya kita
sendiri merasa tertarik terlebih dahulu untuk mengetahui tentang
gambaran keseluruhan atas buku itu, yang mana dapat dilihat
dengan melihat terlebih dahulu judul, halaman, cover, kata
pengantar, atau rankuman yang mana terdapat di belakang halaman
buku tersebut.
2. Question
Di dalam langkah question ini dapat dilakukan setelah
melakukan kegiatan meneliti bacaan yang bersangkutan tersebut
yang mana disini seorang siswa wajib untuk menggunakan
informasi yang ada dan telah diperolehnya dengan diri mereka
sendiri yang dapat dilihat dari judul serta gagasan utama yang
mana bertujuan untuk menyusun sebuah pertanyaan-pertanyaan
yang akan diberikan. Dari pertanyaan yang telah disusun tersebut
yang mana jawaban atas pertanyaan itu haruslah merujuk kepada
bagian dari teks bacaan yang bersangkutan ketika seorang siswa
membaca bacaan tersebut dengan susunan yang telah ada
sebagaimana sebuah susunan atas wacana yang diberikan tersebut.
24
lalu disini pertanyaan yang akan dibuat gunakan “ judul serta sub
judul atau bisa juga topic dan sub topic utama dari suatu bacaan
tersebut,” yang mana pertanyaan-pertanyaan yang akan dibuat
harus diawali dengan menggunakan kata- kata “ bagaimana,
mengapa. Siapa, apa”
3. Read
Pada saat di dalam langkah read ini dapat diartikan
bahwasannya tahap membaca ini akan dilakukan dengan
sendirinya oleh seorang siswa yang mana mempunyai sebuah
tujuan untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan yang
telah dibuat oleh dirinya sendiri. Tujuan lain dari kegiatan
membaca ini ialah bertujuan untuk menemukan informasi yang ada
di dalam bacaan tersebut agar dapat menjawab pertanyaan yang
telah dibuat oleh seorang siswa tersebut. disini siswa dibiasakan
agar dapat membaca sebuah bacaan secara fleksibel yang mana hal
tersebut memiliki arti bahwasannya kecepatan dalam membaca
dapat disesuaikan dengan jenis-jenis informasi yang dapat
diperoleh dari suatu teks bacaan yang bersangkutan.
4. Recite
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah disini
siswa dapat menemukan jawaban-jawaban yang sesuai untuk setiap
pertanyaan yang ada di dalam bacaan tersebut lalu selanjutnya
disini seorang siswa diharuskan agar dapat menyusun sebuah
ringkasan atas seluruh isi dari bacaan tersebut berdasarkan sebuah
jawaban yang mana telah dibuat dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh dirinya sendiri. kegiatan recite ini sendiri
sangat penting dilakukan oleh seorang siswa dalam membaca suatu
bacaan yang mana bertujuan untuk dapat meyakinkan dirinya
sendiri akan pemahaman mengenai seluruh langkah-langkah
membaca tersebut.
5. Review
25
Makna ataupun arti dari review ini ialah dapat dijelaskan
bahwasannya siswa seharusnya dapat mereview kembali akan teks
tersebut yang mana bertujuan untuk menjawab atas segala
pertanyaan-pertanyaan serta yang selanjutnya dapat mengingat
kembali mengenai pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab
sebelumnya serta dapat dijadikan sebagai acuan mengenai seberapa
jauh tingkat pemahaman seorang siswa atas bacaan yang telah
diajarkan oleh seorang pendidik atau guru itu sendiri.
19
Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, (Jakarta:
Garamedia Pustaka, 2004), h. 58
26
tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga
diharapkan setiap informasi-informasi yang dipelajari dapat
tersimpan dengan abik dalam sistem memori jangka panjang
seseorang.
20
Warsiti, loc.cit.
21
Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman, Tek Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu, 2013, h, 6.
22
Ibid, h. 7.
23
Rahmahwildah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
27
a. Kelebihan Metode SQ3R
Metode ini mencakup berbagai aspek aktifitas belajar
mengajar, sehingga materi yang diajarkan atau disampaikan
kemungkinan penguasaan ilmunya lebih baik. Dapat memahami
isi buku secara baik, karena sambil membaca mempertanyakan
apa yang sudah dibaca. Dapat mempermudah dalam memahami
isi buku atau bacaan, karena terlebih dahulu melakukan survey.
Kesan yang ditimbulkan lebih tahan lama, karena ada unsur
perenungan kembali isi bacaan. Selain itu, siswa diarahkan
untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan sehingga siswa
menjadi aktif, dan terlatih untuk bisa membuat pertanyaan.
Siswa berusaha memikirkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan pada isi bacaan atau teks tersebut. Siswa dapat
bekerjasama dalam kelompoknya untuk saling bertukar
pendapat dalam memahami konsep materi yang disajikan dalam
uraian teks.
Menurut Robinson, penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan
hasil belajar karena memiliki keunggulan:
a) Metode SQ3R mempunyai langkah-langkah yang jelas sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi.
b) Metode SQ3R menuntut siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif
dan terarah langsung pada intisari yang ada dalam pokok materi.
c) Metode SQ3R menjadikan siswa dapat memahami dan mengingat
materi dalam jangka waktu yang lama.
d) Metode SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa
selama kegiatam pembelajaran berlangsung.
Metode Pembelajaran SQ3R Pada Mata Pelajaran PKN Materi Keberagaman Sosial
Budaya Masyarakat Kelas V MIS Nurul Fadhilah Bandar Setia T.A 2017/2018, (Medan:
Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018).
28
mengikuti pembelajaran.
b) Ada kalanya siswa merasa bosan membaca dan mencatat, karena ia
merasa banyak yang dibaca dan dicatat
c) Kalau tidak biasa, sulit bagi siswa mengikuti metode pembelajaran
ini.
d) Siswa kurang tepat dalam membuat pertanyaan yang akan
diketahuinya.
e) Alokasi waktu yang digunakan mungkin tidak jauh beda dengan
pembelajaran teks biasa.
f) Siswa sulit dikondisikan saat berdiskusi dengan teman sebangku
atau kelompoknya dalam mempelajari teks materi pelajaran.
Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling
penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi
kekurangan-kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga
tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
24
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
2009), h. 24.
29
kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara
aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
MohammadSurya menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.25
1) Teeuw (sarjanaBelanda)
Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-berabad
tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf
diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
2) AminSinggih
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui
serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama
sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum dalam bahasa
kesatuan kita.
3) Purbatjaraka
Bahasa Indonesia yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi
bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.26
25
Asep Hernawan, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah
Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h.3
26
Minto Rahayu, Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi, ( Jakarta: PT Grasindo,
2007), h. 8
30
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, baik
secara lisan maupun tulisan. Disamping itu, dengan pembelajaran bahasa
Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap
hasil karya sastra Indonesia.
27
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 3
28
Ibid, h. 4
31
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang penting dan wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan
karena merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagaiberikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupuntulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasaNegara.
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagaitujuan.
4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dansosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuanberbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusiaIndonesia.29
29
Bambang Soehendro, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI, (Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006), cet 1, h.22.
32
bahasa persatuan dan bahasa Negara.
30
Ibid, h.4
33
Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil
belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran serta harga
keseimbangan melalui metode Survey, Question, Read, Recite,
Review (SQ3R) yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas
(PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklusII.31 Analisis yang
membedakan hasil penelitian saya dengan penelitian Siti Hazrina
Siregar pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan 12
jurnal yang didapatkan melalui web (internet) serta data-data di
mulai dari kelas 3 dan kelas 4 yang berkaitan dengan metode
SQ3R di sekolah dasar. Penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis
atau tercetak dalam media massa (Content Analysis).
2. Hasil penelitian yang dilakukan olehTihajar
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan
membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS
Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode
penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi
72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan
membaca.32 Analisis yang membedakan hasil penelitian saya
dengan penelitian Siti Hazrina Siregar pendekatan dalam penelitian
ini adalah kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik
pengumpulan data menggunakan 12 jurnal yang didapatkan
melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 3 dan
31
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP
Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
32
Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R
Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan
Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
34
kelas 4 yang berkaitan dengan metode SQ3R di sekolah dasar.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam
media massa (Content Analysis).
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad SyaefulRahman
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan
membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa
kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (MTS) Mathla’ul Anwar 2 kota
bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif
digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman
cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.33
Analisis yang membedakan hasil penelitian saya dengan penelitian
Siti Hazrina Siregar pendekatan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data
menggunakan 12 jurnal yang didapatkan melalui web (internet)
serta data-data di mulai dari kelas 3 dan kelas 4 yang berkaitan
dengan metode SQ3R di sekolah dasar. Penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa (Content
Analysis).
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian.
Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan
karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian
dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik di pinggiran kota,
terutama dalam budaya dan gaya hidup.
Sekolah yang menjadi target penelitian ini memiliki ciri
33
Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen
dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul
Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta),
2011, tidak dipublikasikan.
35
khas yang unik, diantaranya yaitu letak lokasi yang dipinggiran
kota, sebagian murid sekolah MI Unwaanunnajah merupakan
pendatang dari berbagai macam daerah. Sehingga banyak ragam
dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi tantangan
tersendiri dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang selama ini
dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu
ceramah. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian
LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang
bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa
menjadi kurang bersemangat dan menjadi jenuh.
Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal
untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak
siswa yang mendapat nilai dibawah target. Mereka kesulitan memahami teks
bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari
bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih
bagaimana cara belajar Bahasa Indonesia dalam memahami bacaan dan
menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam
memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban
dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.
Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan
harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif
mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi
keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran
akan berlangsung lebih efektif
Dalam penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar dengan faktor penghambat dalam suatu pembelajaran para
guru sering mengunakan metode ceramah sehingga para peserta didik kurang
36
memerhatikan sehingga dilakukan dengan analisis menggunakan metode
SQ3R.
Bagan 2.1
ANALISIS
- Faktor penghambat
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
7. Sidang Skripsi Maret 2021
8. Wisuda Juni 2021
Tabel 3.1
B. Metode Penelitian
34
Kuncoro Ningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,(Jakarta: PT Gramedia,
1989), hal.7
35
Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 6
36
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), hal. 3
37
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 60
39
Penelitian ini menggunakan jenis riset kepustakaan dengan sumber
dasar data-data lapangan yang sudah terdapat didalam buku atau
jurnal. Penelitian ini juga menggunakan beragam kajian literatur
terbitan terdahulu yang kemungkinan data kepustakaan ini sudah tidak
diterbitkan dilapangan dikarenakan perubahan situasi dan kondisi yang
terjadi.
Metode riset kepustakaan dilakukan dengan beragam kegiatan
yang terdapat kaitannya dengan metode pengumpulan data pustaka,
yaitu dalam hal mencatat, membaca serta mengolah data
penelitian.38Tujuan dilakukannya yaitu membantu mengetahui
permasalahan yang terjadi dilingkungan melalui pengamatan, yang
kemudian diseimbangkan dengan analisis dan interpretasi. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa metode kepustakaan atau Library
Research ini terkait dengan kajian literatur yang sebatas hanya bahan
koleksi perpustakaan, seperti buku, e-book, jurnal dan lain sebagainya.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
bersumber pada kajian literatur yaitu buku, majalah, artikel,
makalah, e-book, website (internet), jurnal,serta beberapa data yang
relevan terhadap penelitian.
Penggunaan analisis data pada penelitian, melalui content
analysis atau analisis isi yang dilakukan dengan cara melakukan
pengumpulan data secara sistematis dan konsisten yang relevan
dengan penelitian, kemudian melakukan analisis, menyeleksi
dan menarasikannya untuk dapat ditarik kesimpulan. Pada
mulanya, analisis isi dianggap sebagai salah satu ciri dari
metode kuantitatif, karena memberikan intensitas pada
objektivitas dan secara sistematik seperti yang dipahami dalam
ilmu positivistic. Melalui analisis isi (content analysis) disini
38
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), Cet.II, hal.3.
40
secara sistematik peneliti mendeskripsikan isi dari bahasan
penelitian dengan pendekatan kuantitatif.39 Menurut muhajjir,
analisis isi dengan ciri kuantitatif positivisme ini kemudian
berkembang menjadi positivistik kualitatif, naturalisme, dengan
bercirikan adanya interaksi simbolik.40
Data yang digunakan penulis yaitu analisis isi (content
analysis) yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Sehingga langkah yang dilakukan penulis dalam hal ini adalah
mencari dan menelaah berbagai sumber data yang terkait dengan
variabel penelitian, yaitu berupa buku, jurnal, e-book, atau yang
lainnya.
C. Fokus Penelitian
D. Prosedur Penelitian
39
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
Cet. V,hal.321.
40
Nyoman Kutha Ratna, Metodelogi Penelitian; Kajian Budaya Ilmu Sosial
HumanioraPada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.I, hal.358.
41
mendeskripsikan kerangka teoritis, dan merumuskan
hipotesis.
2. Fase perancangan dan perencanaan, dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu membuat rancangan penelitian yang
akan dilakukan, melakukan identifikasi populasi, memilih
metode yang digunakan, merencanakan rancangan sampling,
meninjau dan melaksanakan rencana penelitian, serta tahap
akhir yaitu melakukan revisi.
3. Membuat laporan instrumen dan mengumpulkan data yang
relevan dengan penelitian.
4. Fase empirik, yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dan
mempersiapkannya untuk dilakukan analisis.
5. Fase analitik, yaitu melakukan analisis dan menghitung data
penelitian, serta melakukan olah data pada hasil penelitian.
Data yang telah diperoleh dari pengamatan kemudian diolah
serta dilakukan analisis dengan tujuan mendapatkan
kesimpulan, diantaranya adalah hasil dari pengujian hipotesis
penelitian.
42
BAB IV
Guru wajib memiliki perencaan pembelajran anak yang efekti dan efisein
dan sesuai dnegan tujuan yang diharapkan (Roestiyah :1989). Seorang tguru
atau tenaga pendidik harus memiliki kemampuan dalam penguasan kelas ,
sehingga bisa memberikan pemberajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
Oleh sebab itu guru memerlukan metode pembelajran yang baik dan
berpengaruh positif pada hasil pembelajaran siswa. Guru juga memerlukan
41
Trianto, “Konsep, Strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. hal 85
42
PupuhFathurrohman , M. Sobry Sutikno, “Strategi Belajar Mengajar; Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami”,
Bandung: PT Refika Aditama, 2009. hal 56
43
kemampuan dalam mempraktekan metode yang sesuai karakter siswa.
43
Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 hal 45
44
Ibid, hal.47
45
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, (2017) : 9-11.
44
meningkatkan rasa minat anak dalam belajar, setiap tenaga pendidik dan guru
harus mempertimbangkan pemakaian metode pembelajaran yang variatif.46
Sehingga, bisa dimengerti bahaw metode ialah salah satu tahpan yang
wajib dilalui dalam penyajian apa yang dibutuhkan dalam pelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran.. Metode dalam mengajra memiliki arti sebagai
alat perangkat atau salah satu bagian dalam perencanan pengajaran.
Perencanaan dalam pengajaran merupakan pendekatan yang dipakai untuk
meraih tujuan pendidikan. Sehingga.wilayah strategis cakupanya lebih luas
dibanding teknik atau metode pengajar.48
46
Kamsinah, “METODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Studi tentang
Ragam dan Implementasinya”, Jurnal LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 11 NO. 1 (JUNI
2008) : 101-114
47
Ibid,. 101-114,.
48
Basiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, cet. I, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002, hal. 22
45
kurang jelas dan bersifat seni dari pada sains.49
1. Jurnal 1
49
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, cet. IV, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2004, h. 131.
50
Kamsinah, “METODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Studi tentang
Ragam dan Implementasinya”, Jurnal LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 11 NO. 1 (JUNI
2008) : 101-114
46
menganalisis, mengkaji teks cerita anak dari melihat judul, paragraf
pertama, tengah, dan akhir. Selanjutnya peserta didik diberikan
tugas guna membuat pertanyaan (question) minimal tigas,dengan
kelompokny yang melakulan penelitiaan teks. Kemudian, guru
meberi tugas kepada peserta didik membaca teks isi cerita anak
secara keseluruhan yang termasuk ke dalam tahap read. Kemudian
siswa harus menentukan ide pokok/pokok masalah tiap paragraf
dengan menganalisis perbedaan antara kalimat yang dicetak tebal
dengan yang tidak dicetak tebal. Setelah siswa mengetahui
perbedaan dari keduanya bahwa kalimat yang dicetak tebal
merupakan ide pokok/pokok masalah .Setelah ide pokok/ pokok
masalah selesai ditandai, guru memberikan tugas kepada perwakilan
kelompok untuk menjabarkan dan menjelaskan dari hasil temuan
penelitian. Kemudian guru meminta peserta didik untuk
menjelaskan kembali dan memberikan kesimpulan (tahap recite) isi
cerita yang mereka baca mengunakan bahasa merek sendiri. Tenaga
pendidik atau guru hanya memberikan arahan dalam pembuatan
kesimpula serta melaksanakan refleksi supaya peserta didik paham
dan mengerti ilmu yang diajarkan, sehingga akan muncul
pengalaman dan pengetahuan di masing-masing peserta didik. Maka
dari itu, peneliti membuat langkah dalam menyelesaikan persoalan
tersebut melalui penggunaan stabile kalimat dan metode SQ3R.
47
tahap siklus II dengan 14 peserta didik (63,63%), dan tahap siklus
III dengan 21 peserta didik (91,3%). Selanjutnya peserta didik yang
nilainya sampai KKM ada empat peserta didik (17,39%). Kemudian
ada tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan dan berpengaruh
dengan adanya sembilan peserta didik(42,58%) yang mencapai
KKM. Pada tahap siklus I, siklus II terdapat 14 peserta didik
(63,64%), dan tahap siklus III berubah menjadi 21 peserta didik
(91,3%)..51
2. Jurnal 2
51
Halimah, Dadan Djuanda dan Ani Nur Aeni, “ Penerapan Metode SQ3R Dan
Permainan Stabilo Kalimat untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak” Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1 No.1 (2016) : 651-660.
48
dan mengerjakan tugas, sehingga tercipta suatu pengalaman dan
pemahaman belajar. Dalam Pembuatan Kelompok pada metode
pembelajaran SQ3R ,pengkelompokan secara heterogen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang
menggunakan metode SQ3R ddengan yang menggunakan metode
konvesional. Jenis penelitian adalah eksperimen semu yang
memakai konsep the nonequivalent control group design. Teknik
Random adalah teknik Semplingyang digunakan . Sampel dalam
penelitian sejumlah 72 peserta didik. Teknik Pencarian data
kemampuan membaca memakai tes pilihan ganda. Data yang
didapat didentifikasi memakai teknik statistik parametris yakni uji-t.
Hasil identifikasi data memperlihatkan bahwa ada perbedaan dalam
kemampuan membaca antara peserta didik yang memakai metode
pembelajaran SQ3R dengan peserta didik yang memakai
pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus 1 Denpasar
Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Inisiatif pembelajaran dengan
memakai metode pembelajaran SQ3R bisa dipakai sebagai alternatif
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Bertolak ukur dari perhitungan uji-t
didapat ”t” terhitung sebesar 6,046 dan “t” tabel sebesar 2,000.
Perbandingan dari kedua nilai tersebut didapat “t” hitung < “t” tabel
(6,046 < 2,000). Pada perbandingan dari uraian diatas maka bisa
diambil sebuah keis,pulan yaitu hipotesis observasi ditolak dan
hipotesis alternatif diterima, yang artinya ada perbedaan dalam
prestasi belajar bahasa indonesia yang memakai metode
pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan peserta didik
yang memakai pembelajaran konvensional.52
52
IGA, Cahaya Ari Putri dll, “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2 No.1 (2014) : 1-11
49
Jadi dalam penelitian ini mengambil kelas V di SD Negeri I
Pedungan dengan penerapan metode SQ3R untuk menigkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia secara kelompok agar peserta didik
bertanggung jawab dalam setiap tugas nya secara heterogen . Hal
tersebut mengungkapkan bahwa ada dampak metode pembelajaran
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) terhadap
prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V Sd Gugus 1
Denpasar Selatan.
3. Jurnal 3
Berlandaskan hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelas IV
di SDN II Ubung dengan pengaplikasian metode SQ3R dalam
peningkatan kompetensi kemampuan membaca pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini memiliki penerapan yang
secara umum proses pembelajaran belum berjalan secara optimal
sesuai dengan rencana peneliti, hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa
masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini menuntut siswa agar
belajar beradaptasi dengan pola belajar baru dan siswa masih belum
bisa memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kapabilitas
keterampilan membaca pada bahasa Indonesia setelah diterapkannya
metode survey, question, read, recite and review. Penelitian ini
memiliki tujuan agar dapat mengetahui peningkatan kapabilitas
kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
IV A dengan pengaplikasian metode survey, read, question, review
and recite di SDN 2 Ubung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini
merupakan penelitian kegiatan kelas yang diaplikasikan pada dua
siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV A SDN 2
Ubung tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 40 0rang, 19 siswi dan 21
siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dikerjakan dengan
50
memakai metode observasi dan tes. Data yang diperoleh kemudian
diidemtifikasi melalui metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian memperlihatkan munculnya peningkatan presentase rata-
rata kapabilitas kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas IV A sebesar 11,65% dari 69,98%
pada siklus I menjadi 81,63% pada siklus II.53
4. Jurnal 4
53
Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya Dewi dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk
meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas
IVA”, Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.4 No.1 (2016) :
1-10.
51
kembali teks yang dibacanya dengan kalimatnya sendiri. Dan tahap
terakhir tahap review siswa diminta meninjau ulang hasil
pengerjaannya dan menyimpulkan isi teks. Penelitian yang
dilakukan memiliki tujuan dalam meningkatkan keempat
ketrampilaninterprestasi membacapeserta didik kelas SD yang mana
memakai penerapan metode pembelajaran SQ3R. ItuTujuan dari
pelaksanaan penelitian ini ialah untuk mengamatipentignya
keterampilanberbahasaMasalah penting yang harus dikuasai bagi
siswa ialah membaca. Sejak ini latar belakang penelitian disebabkan
adanya fakta bahwa ketrampilanpeserta didik dalam memahami teks
membacasangat rendah. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan
implementasi, perencanaan, danpeningkatan pemahaman bacaan
dengan metode SQ3R. Metode penelitian yang diterapkan
adalahpenelitian kegiatan kelas model Taggart dan Kemmis dalam
tiga siklus. Berlandaskan iniStudi menemukan bahwa ada
peningkatan ketrampilan membaca pemahaman pertamasiklus
53,12% meningkat 81,25% dan di siklus II dan meningkat 93,75%
pada siklus III.54
54
Indah Nurtista Apriliani dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol. 4 No. 2 (Agustus 2019) : 273-283
52
menerapan metode SQ3R dalam kemampuan membaca siswa
dengan membuat hasil pengerjaan dan meyimpulkan isi teks tersebut
5. Jurnal 5
53
pelaksanaan, perencanaan, obesrvasi atau pengamatan, dan
refleksi.Sempel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 135 Rejang
Lebong dimana terdapat 23 peserta didik pada tahun pelajaran
2016/2017. Siklus Tahap I prestasi belajar peserta didik rata-rata
73,19 sedangkan tingkatan ketuntasan belajar klasikal 69,56 %.
Pada siklus II tidak memiliki kelemahan yang muncul, seperti yang
terjadi di siklus I. Prestasi belajar Tahap siklus II didapat niali
ratamya yaitu 81,69 sedangkan tingkat ketuntasan belajar klasikal
91,30 %. Hal ini sesuai dengan nilai standar ketuntasan, yaitu 85 %
peserta didik mendapat nilai ≥7,0 dan sistem pembelajaran dibilang
tuntas secara individu jika peserta didik mendapat nilai ≥7.55
6. Jurnal 6
Berdasarkan hasil penelitian ini di kelas V SD Inpres BTN IKIP
I Kota Makassar memiliki tujuan supaya dapat mengetahui
bagaimanakah sistem pengaplikasian metode SQ3R dan apakah
pengaplikasian metodei SQ3R bisa berpengaruh positif terhadap
kemampuan membaca & pemahaman peserta didik. Penelitian ini
memakai pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian
adalah penelitian kegiatan kelas. Dimana seluruh peserta didik kelas
V SD Inpres BTN IKIP I KOTA Makasar sebagai Populasi
Penelitian. metode penginputan dan pencarian data melalui
55
Mawaria, “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa SDN
135 Rejang Lebong”, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 2 (2018) : 178-191
54
mekanisme tes , dokumentasi dan observasi. metode dari kasi data
menggunakan identifikasi data deskriptif.. Berlandaskan hasil tes
formatif yang diterapkan di akhir siklus I mendapat nilai 66,66%
dengan rata-rata 7,16 sehingga berstatus sebagai kualifikasi cukup.
Pada pengaplikasian tes formatif ini, hanya 20 orang peserta didik
yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada siklus II
mmuncul peningkatan dengan nilai 90% atau 27 orang peserta didik
memdapat nilai ≥ 70 sdangkan nilai rata-ratanya 8,03. Bertolak
ukur pada hasil observasi terhadap kegiatan peserta didik,
didapatkan data bahwa kegiatan peserta didik muncul peningkatan
yang signifikan dari siklus I hingga siklus II. Dimana pada siklus I,
kegiatan peserta didik sudah pada kriteria baik dan pada silus II
berada pada kriteria sangat baik. Peningkatan prestasi peserta didik
dalam membaca pemahaman memperlihatkan bahwa pengaplikasian
metode SQ3R bisa berefek pada peningkatan kemampuan membaca
pemahaman peserta didik.56
Jadi penelitian ini disimpulkan penerapan strategi SQ3R
memberikan penerapan yang dapat meingkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa dapat dikatakan penelitian ini berhasil
karena peserta didik menalami peningkatan terhadap kemampuan
mambaca, serta dapat meningkatkan hasil berlajar perserta didik
kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar. Penelitian ini
menggunakan penerapan metode SQ3R secara individu sehingga
siswa mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
7. Jurnal 7
56
Farida Indriani,“Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Menggunakan Strategi SQ3R Pada Siswa Kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota
Makassar”, Cokroaminoto Journal of Primary Education Vol.1 No.1 (October 2018) : 38-
44
55
Berdasarkan penelitian di SD Negeri 01 Pajerukan diperoleh
sebuah permasalahan pada pembelajaran membaca di kelas V.
sistem pembelajaran membaca yang diterapkan tidak berjalan
secara efektif. Hal ini , bisa diperhatikan dari kegiatan peserta didik
ketika aktifitas membaca pemahaman saat pembelajaran masih
belum maksimal. Peserta didik terlihat kurang bersemangat dan
minat dalam mengikuti pembelajaran membaca karena guru tidak
memakai media pembelajaran yang seuai dan menarik.
Pembelajaran seperti ini berdampak pada aktifitas pembelajaran
membaca pemahaman tidak berjalan efektif sehingga prestasi
belajar peserta didik menurun. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan memakai tekni SQ3R melalui media gambar
slide Setiap siklus mencakup pelaksanaan, perencanaan, refleksi,
dan obesrvasi. Sempel penelitian ialah guru dan siswa kelas V SD
Negeri 01 Pajerukan. metode penginputan data memakai tes,
observasi/pengamatan, dokumentasi, serta catatan lapangan. Hasil
akhir dari penelitian ini adalah pengaplikasiaan metode SQ3R
dengan media gambar slide bisa mempengaruhi tingkat kualitas
pembelajaran membaca pemahaman di kelas V Sekolah Dasar. Pada
siklus 1 pertemuan I nilai keterampilan guru sebesar 29, kemudian
ada peningkatan menjadi 32 pada pertemuan II. Sedangkan pada
siklus 2 pertemuan I meningkat menjadi 37 dan kemudian muncul
peningkatan lagi pada siklus 2 pertemuan II menjadi 39. Pada siklus
1 pertemuan I aktivitas peseta didik mendapat nilai sebesar
24,mengalami peningkatan pada pertemuan II menjadi 26.
Sedangkan pada siklus 2 pertemuan I muncul peningkatan menjadi
28, dan terus meninkat menjadi 29,5 pada pertemuan II.
peningkatan rata-rata hasil belajar peserta duidik dari pra siklus
sebesar 49,8 mengalami peningkatan menjadi 60,62 pada siklus 1
pertemuan I, dan menjadi 63,33 dan pada akhir siklus 1 pertemuan
II. Pada siklus 2 pertemuan I nilai rata-rata peserta didik mengalami
56
peningkatan menjadi 64,58 dan terus meningkat menjadi 66,26 pada
pertemuan II. Sementara itu tingkat ketuntasan belajar klasikal
peserta didik juga mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar
25% menjadi 46% pada siklus 1 pertemuan I, dan mengalami
penaikan kembali menjadi 58% di akhir siklus 1 pertemuan II. Pada
siklus 2 pertemuan I tingkat ketuntasan belajar klasikal peserta didik
naik menjadi 62,5% dan pada akhir siklus 2 pertemuan II menjadi
79%.57
Jadi dalam penelitian ini menunjukan kelas V di SD Negeri 01
Pajerukan ini Berlandaskan data tabel di atas bisa diambil garis
besar bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan
pengaplikasian metode SQ3R dengan media gambar slide bisa
dinyatakan berhasil, karena mampu mengisi indikator keberhasilan
diputuskan sejak awal.
8. Jurnal 8
57
Wahyu Ambarwati, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”, Tarling Vol.2 No.1 (2019) : 109-121
57
pokok,dan keenam, review atau membaca kembali. Metode yang
diterpakan merupaka metode penelitian tindakan kelas yang
memiliki subyek penelitian siswa kelas V SDN Margajaya sejumlah
17 orang. Penelitian ini memakai konsep penelitian model spiral
Mc.tagart & Kemmis. Hasil yang didapatkan pada penerapan
tindakan dalam tiga siklus mendapatkan peningkatan sampai
mencapai ketuntasan. Pada data awal peningkatan ketuntasan yang
peserta didik capai dalam menentukan kesimpulan adalah 29% dan
pada siklus III menjadi 88%. Dengan demikian penerapan metode
SQ3R berdampak baik pada proses pembelajaran, serta bisa
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SDN Margajaya
pada menulis kesimpulan isi cerita anak dalam pembelajaran
membaca.58
Kesimpulan pada penelitian ini ialah penerapan metode SQ3R
berdampak positif terhadap hasil yag diperoleh dalam proses
pembelajaran, serta bisa meningkatkan prestasi berlajar perserta
didik kelas V SDN Margajaya. Penelitian ini memakai
pengaplikasian metode SQ3R secara personal yang menyertakan
17 peserta didik kelas V SDN Margajaya.
9. Jurnal 9
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan kelas IV di SDN I
Bojong serta dengan penerapan metode SQ3R dengan media cerita
gambar guna peningkatan pemahaman dalam membasa serta
prestasi belajar. Pemahaman peserta model dan teknik berdampak
pada sistem pembelajaran. SDN 1 Bojong terdapat banyakpeserta
didikyang belum memahamiurgensinya dalam membaca, peserta
didikberanggapan membaca adalah hal yang membosankan
58
Jajang Sudirman, “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi Cerita
Anak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menerapkan Metose SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V SDN MARGAJAYA”, Jurnal Elementaria
Edukasia Volume. 1 No. 2 (2018) : 135-144
58
terkhususnya pada pelajaran bahasa indonesia. Implementasi
penelitian kegiatan yang diterapkan di SDN 1 Bojong bertujuan
dalam peningkatan prestasi belajar dan pemahaman bacaan peserta
didik pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian diterapkan
pada empat kelas dengan menyertakan 27 peserta didik 11 siswa
dan 16 siswa. kemudian penelitian diaplikasikan, peneliti mendapat
hasil belajar dan peningkatan pemahaman membaca peserta didik
melalui metode SQ3R sebagai model pembelajaran dengan media
Picture Maker Stories. Peningkatan yang terjadimuncul dari hasil
prestasi belajar peserta didik yang besar atau sama dengan KKM
yang sudah di stadarisasi terlebih dahulu pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu 75. Pada siklus 1,peserta didik bisa
memperoleh nilai ≥75 dengan pertisipan 17 dari 27 peserta didik
atau 63% dari 100% dan pada peserta didik siklus II yang sudah
sampai pada nilai ≥75 berjumlah 21 dari 27 peserta didik atau
sebanyak 78% dari 100%. Kemudian mengamati peningkatan hasil
belajar dan pemahaman bacaan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dan
penelitian yang menggunakan model SQ3R dinyatakan berhasil.59
Jadi dalam penelitian ini menunjukan kelas IV di SDN I Bojong
menggunakan empat kelas yang setiap kelasnya memiliki jumlah
peserta didik yang berbeda-beda dapat disimpulkan dari hasil
penerapan metode SQ3R berbantunan reka cerita gambar untuk
meningkatkan pemahaman membaca dan hasil belajar dapat
dikatakan penelitian yang menggunakan model SQ3R dinyatakan
berhasil.
10. Jurnal 10
59
Aulia Rahmawati, “PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN HASIL
BELAJAR SISWA”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, (Desember 2016) :
127 – 133
59
Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas IV SDN
Sekargadung II Pungging Mojokerto, motivasi tersebut disebabkan
oleh rendahnya kemampuan membaca intensif siswa. Hal ini
dikarenakan guru belum menerapkan strategi pembelajaran yang
dapat merangsang dan membantu siswa menemukan kalimat utama
melalui membaca intensif di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan guru, mendeskripsikan hasil
belajar siswa pada pembelajaran membaca intensif, dan
mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
membaca intensif melalui penerapan strategi SQ3R dan cara
mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam dua siklus dan setiap
siklus dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
dan observasi, serta refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik observasi, teknik pengujian dan pencatatan lapangan.
Analisis data kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap data
aktivitas guru dan hasil tes belajar siswa sedangkan on site notes
hanya digunakan sebagai data penunjang untuk mencatat peristiwa
dalam proses pembelajaran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pencapaian aktivitas guru berkisar antara 77 3 pada siklus I hingga
95 2 pada siklus II Sementara itu tingkat pelaksanaan kegiatan guru
meningkat dari 95 8% menjadi 100% Hasil tes belajar siswa pada
siklus II juga menunjukkan peningkatan dari 63 6% menjadi 95
6%.60
Jadi berdasarkan hasil penelitian di kelas IV SDN Sekargadung
II Pungging Mojokerto dalam kegiatan pelajaran mecari gagasan
pokok atau kalimat pokok dengan membaca intens menggunaka
60
Nofiya Yuliani, “PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”,
JPGSD Volume 01 Nomor 02 (Tahun 2013) : 1-10
60
perencanaan SQ3R yang mencakup Lembar peniliain (LP) dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang mana perencanana yang
diterapkan dalam penelitian ini bisa dinyatakan bahwa penelitian ini
secara personal. Lembar Penilaian ini diberikan penilaian
berpedoman pada kriteria penilaian yang dibuat dan hasilnya
menjadi landasan keberhasilan pembelajaran. Dan pengaplikasian
metode SQ3R sebagai bentik upaya peningkatan kemampuan
membaca intens pada peserta didik bisa dinyatakan bahwa penelitian
berhasil.
11. Jurnal 11
Penelitian ini berlandaskan pada permasalahan pada kurangnya
kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SDN
Krembangan II Jombang yang terlihat pada persentase peserta didik
yang masih kurang dalam pencapaian KKM yang ternyata ada
64,29%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan
pembelajaran membaca pemahaman dengan pengaplikasian metode
SQ3R, serta untuk melihat hasil belajar membaca pemahaman
peserta didik melalui pemakaian metode SQ3R, serta permasalahan
yang muncul selama aktivitas pembelajaran membaca pemahaman
melalui metode SQ3R. perencanaan dan konsep Penelitian ini ialah
penelitian tindakan kelas. Sempel penelitian ini yaitu guru dan siswa
kelas V SDN Krembangan II Jombang dengan partisipan sebanyak
28 orang. Langkah penginputan data yang dpakai adalah teknik
observasi, ujian dan pengamatan lapangan. Tehapan analisis data
diterapkan secara deskriptif kualitatif. Dalam aktivitas penelitian ini
bisa diterapkan tahapan yaitu (1) peserta didik mendapat
kesempatan untuk menemukan informasi berkaitan topik; (2) peserta
didik mendapat umpan balik melalui pertanyaan yang disampaikan;
(3) peserta didik mendapat kesempatan berkordinasi dalam sebuah
kelompok terkait materi yang akan disampaikan didepan kelas dan
(4) peserta didik mendapat kesempatan menyelesaikan tugas guna
61
meningkatkan pemahaman terhdapa isi bacaan.Berikut ini
merupakan tahapan Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pengaplikasian pembelajaran pada siklus I memiliki presentase 92%
dengan nilai mencapai target 75,77. Pada siklus II pengaplikasian
pembelajaran menemui peningkatan sebesar 100% dengan nilai
mencapai target 90,38. Presstasi belajar peserta didik melihatkan
ketuntasan belajar pada siklus I dengan presentase 71,43% dan
terdapat peningkatan pada siklus II dengan kenaikan 92,86%.61
Jadi dalam penelitian ini di kelas V SDN Krembangan II
Jombang dengan partisipan 28 orang. Pada penelitian ini peserta
didik mendapat peran aktif melaksanakan secara personal
independen dan penelitian ini memakai II siklus bertolakbelakang
pada hasil yang diperoleh bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa
pengaplikasian metode SQ3R bisa berpengaruh pada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas V SDN
Krembangan II Jombang..
12. Jurnal 12
61
Catur Agustina Candra Dewi,“PENERAPAN STRATEGI SQ3R UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH
DASAR”, JPGSD, Volume 01 Nomor 02 (2013) : 1-10
62
diatas, tujuan penelitian guna meningkatkan prestasi belajar tematik
dengan usaha pembelajaran diperbaiki melalui pengaplikasian
metode SQ3R. Penelitian yang diterapkan yaiut penelitian aktivitas
kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga. Rancnagan penelitian ada dua sikluss. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa dengan pengaplikasian metode SQ3R pada
pembelajaran materi tematik, prestasi belajar peserta didik
memperlihatkani peningkatan pada tiap siklus . Hal ini bisa
dicermati dengan adanya peningkatan rata-rata nilai dari peserta
didik serta setiap siklus, yaitu pada siklus I diperoleh 66,95
dengantingkat ketuntasan klasikal 78,05%; pada siklus II rata-rata
nilai meningkat i 73,78 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar
87,80%. Solusi yang bisa diberikan adalah sekiranya metode ini bisa
dipakai sebagai alternative pembelajaran oleh guru dan merupakan
bentuk usaha peningkatan prestasi belajar peserta didik dan
mengharapkan adanya kajian secaran mendalam terkait penelitian
untuk menyempurnakan dan bermanfaat bagi semuanya.62
62
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember 2018) :
191-202.
63
B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif
Tabel 4.1
Persamaan Analisis Komperasi Metode SQ3R dengan
Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar
Kemampuan Membaca
1. Judul : “Penerapan Metode SQ3R dan Permainan Stabilo Kalimat
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V.
Permasalahan pada peserta didik disekolah adalahketerampilan
membaca serta pada pembutan kesmpulan dari isi cerita anak.
Metode penginputan data dalam penelitian melalui ujian
kepada peserta didik, observasi, dan Tanya jawab atau
wawancara. media yang dipakai yaitu pedoman observasi yang
mencakuo dari pedoman observasikualitas kerja guru dalam
pelaksanaan dan perencanaan, kegiatan peserta didik, prosedur
63
Febri Endra, Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis) (Taman
Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2017). h. 154.
64
wawancara, pencatatan lapangan dan hasil ujian belajar peserta
didik
2. Judul : “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa SDN 135 Rejang Lebong”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Permasalahan pada peserta didik di sekolah tersebut yaitu pada
problematika dalampembelajaran Bahasa Indonesia. Pandangan
terhadap membaca itu sulit tertanam pada diri siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus, yang
setiap siklusnya terdiri dari dua kali petemuan. Pada siklus I hasil
belajar siswa diperoleh rata-rata 73,19 dan persentase ketuntasan
belajar klasikal 69,56 %. Hasil belajar pada siklus II diperoleh
rata-rata 81,69 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal
91,30 %. Hal ini memenuhi keriteria ketuntasan, yaitu 85 % siswa
memperoleh nilai ≥7,0 dan proses pembelajaran dikatakan tuntas
secara individu apabila siswa memperoleh nilai ≥7.
3. Judul : “ Penerapan SQ3R Berbantunan Reka Cerita Gambar
Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar
Siswa”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
Masalah yang dihadapi masih banyak siswa yang kurang paham
dalam keterampilan membaca akan urgensinya membaca,
peserta didik beranggapan bahwa membaca adalah hal yang
membosankan terkhususnya pada pelajaran bahasa Indonesia.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)siklus 1 peserta didik yang
bisa mencapai nilai ≥75 sebanyak 17 dari 27 peserta didik atau
63% dari 100% dan pada peserta siklus II yang sudah memenuhi
target dengan nilai ≥75 sebanyak 21 dari 27 peserta didik atau
sebanyak 78% dari 100%. Kemudian melihat hasil belajar
mengalami peningkatan dan pemahaman bacaan siswa dari siklus
65
1 ke siklus 2 dan penelitian yang menggunakan motode SQ3R
dikatakan berhasil. Dalam penelitian tindakan peneliti memakai
metode SQ3R yang dibantu dengan Reka Cerita Gambar.
4. Judul : “ Penerapan Stategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar"
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
keterampilan membacayang rendah pada peserta didik ketika
kegiatan membaca intensif. Hal ini karena guru mengaplikasikan
metode belajar yang bisa memotivasi dan memberikan antusias
kepada peserta didik dalam mencari kalimat utama dengan proses
membaca intensif di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan Hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mencari ide pokok atau kalimat pokok
dengan prosesmembaca intensif metode SQ3R muncul
peningkatan. Pada siklus I tingkat ketuntasan prestasi belajar
peserta didik sebanyak 63,6% dengan nilai rata-rata yang
mencapai KKM senilai 83,2. Pada siklus II nilai hasil ujia
simulasi peserta didik memperlihatkan hasil yang meningkat
optimalmenjadi 95,6% dengan nilai rata-rata yang mencapai
KKM ialah 88,8.
.
5. Judul : “Penerapan Strategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar”.
Tujuan menjelaskan aktivitas pembelajaran membaca
pemahaman dengan pengaplikasian metode SQ3R
Penelitian ini berlandaskan pada rendahnya kemampuan membaca
pemahaman peserta didik kelas V SDN Krembangan II Jombang
yang terlihat pada persentase peserta didik yang masih belum
mencapai KKM sebesar 64,29%.
Konsep penelitian ini adalahpenelitian tindakan kelas. Metode
pengiputan data yang dipakai adalah teknik observasi, ujian dan
66
pencatatan lapangan. prestasi belajar peserta didik
memperlihatkan ketuntasan belajar pada siklus I demham
presentase 71,43% dan mencul pengingkatan siklus II denagn
presentase 92,86%.
6. Judul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga”
Tujuan peningkatan prestasi belajar tematik dengani upaya
perbaikan pembelajaran dengan pengaplikasian metode SQ3R.
Adanya prilaku peserta didik seperti malas, rasa malu, kurang
berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, serta
menyatakan opini menjadi penyebab sistem pembelajaran yang
monoton sehingga nilai ulangan harian peserta didik kelas IV
memperlihatkan nilairerata di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas.
Penncarian datapada penelitian ini didapat dan ditindak lanjutkan
dengan memakai teknik: (1) angket; (2) observasi; dan (3) ujian.
Hal ini bisa dicermati dari adanya peningkatan nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus, yaitu pada siklus I 66,95 dengan
presentase ketuntasan klasikal 78,05%; pada siklus II nilai rata-
rata meningkat sebesar 73,78 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 87,80%.
Hasil Belajar
1. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Hal ini terepakan karena minimnya pengetahuan guru terkait
pembelajaran inovatif, yang mana sitem pembelajaran
keterampilan membaca dikelas tidak optimal dan sesuai dengan
67
harapan. prestais belajar bahasa Indonesia peserta didik diyatakan
tuntas apabila nilai KKM sudah terpenuhi.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dan
obvservasi dengan Kepala Sekolah serta Wali kelas tiap kelas,
hasil identifikasi nilai ulangan umum mata pelajaran Bahasa
Indonesia semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 tentang
prestais kemampuan membaca peserta didik. media yang dipakai
untuk menginput data tentang prestasi kemampuan membaca
bahasa indonesia adalah ujian hasil belajar jenis ujian pilihan
ganda (PG).
2. Judul : “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV
Permasalahan bahwa kemampuan siswa dalam memahami teks
membacasangat rendah.
Penelitian ini memakai Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga
siklus. Berdasarkan iniStudi menemukan bahwa ada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman pertamasiklus 53,12% menjadi
81,25% pada siklus II dan meningkat 93,75% pada siklus III.
3. Judul : “Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan
Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV A”
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas IV.
Kualitas lingkungan mempengaruh dalam kegiatan membaca,
baik lingkungan sekolah maupun lingkungan di rumah. Peserta
didik cuma membaca tanpa memahami isi bacaan dan kelas
berfokus pada guru yang dijadikan sumber pengetahuan,
kemudian nasehat menjadi suatu pilihan pokok metode belajar.
Penelitian Tindakan Kelas hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan presentase rata-rata kompetensi keterampilan
68
membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A prensentase
11,65% dari 69,98% pada siklus I presentase 81,63% pada siklus
II.
69
Teknik pegumpulan data menggunakan ujian, pengamatan
lapangan,dan pencatatan lapangan, serta pengambilan gambar.
6. Judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Amak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menrapkan
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) di Kelas
V SDN Margajaya"
Populasi yang ditunjukan kepada peserta didik kelas V
Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa melalui
menulis kesimpulan sesuai isi cerita anak. Masih banyak siswa
yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Teknik pengumpulan data dimana peneliti berkunjung ke
sekolah dan melakukan obsevasi, meminta hasil evaluasi dan
wawancara.
Tabel 4.2
70
Perbedaan Analisis Komperasi Metode SQ3R dengan
Kemampuan Membaca dan Hasil Belajar
Kemampuan Membaca
1. Judul : “Penerapan Metode SQ3R dan Permainan Stabilo Kalimat
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Menyimpulkan Isi Cerita Anak”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Tolengas Tahun Ajaran 2015/2016.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu permaslaahan
yang dihadapi peserta didik ketika menentukan kalimat utaman
atau pokokmasalah setiap pragraf dan membuat kesimpulan.
Kurangnya kesadaran peserta didik lebih aktif ketika mengikuti
pembelajaran dengan langkah yaitu guru memilih salah satu
peserta didik terkhususnya peserta didik yang belum aktif untuk
mengutarakan pendapatnya
atau memerikan tanggapan terhadap pendapat temannya dan
mengajaknya peserta didik lain untuk mengutarakan jawaban
pertanyaan atau pendapatnya
2. Judul : “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa SDN 135 Rejang Lebong”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SDN
135 Rejang Lebong.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu sistem
pembelajaran yang diterapkan, dimana peserta didik tidak diberi
kesempatan dalam pengembangan ide yang mengasah
kemampuan dalam membaca.
Kurangnya kesadaran pada Guru dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sehinggan siswa tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan ide dalam pengembangan potensi.
71
3. Judul : “Penerapan SQ3R Berbantunan Reka Cerita Gambar
Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar
Siswa”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN 1 Bojong
Penelitian dilakukan di kelas empat dengan jumlah 27 siswa, 11
laki-laki dan 16 perempuan.
Proses pembelajaran kurangnya pemahamandari urgensi kegiatan
memebaca, peserta didik memiliki anggapan bahwa membaca
adalah hal yang membosankan terkhusskan pelajaran bahasa
indonesia yang mana dalam penelitian tindakan peneliti memakai
metode SQ3R yang dibantu dengan Reka Cerita Gambar.
4. Judul : “ Penerapan Stategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar"
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Sekargadung II
Semua peserta didik kelas IV SDN Sekargadung II. Dengan total
peserta didik 23, mencakup 8 siswa dan 15 siswi.
Kurangnya kesadaran dalam pembelajaran guru tentu belum
menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi dan
membantu siswa dalam menemukan kalimat utama melalui
membaca intensif di kelas.
5. Judul : “Penerapan Strategi SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar”
Terjadi perbedaan tempat dan kelas pada masalah penelitian ini
yaitu di V SDN Krembangan II Jombang.
Terdapat permasalahan pada penelitian yang dilakukan
yaitumengalami kesulitan dalam memahami bacaan.
Kurangnya kesadaran dalam mengalami kesulitan dalam
memahami bacaan sehingga jumlah peserta didik yang nilainya
tidak sampai KKM sebesar 64,24%.
72
6. Judul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga”
Terjadi perbedaan tempat dan kelas pada masalah penelitian ini
yaitu di Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu kebiasaan
peserta didik seperti rasa malu, malas, kurang berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan, serta mengungkapkan
pendapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi monoton
Hasil Belajar
1. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di SD
Gugus 1 Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu guru masih
menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam proses
pembelajaran.
Masih ada guru yang memakai metode penugasan dan nasehata
pada sistem pembelajaran. Hal ini dilaksanakan karena guru
terbatas dalam ilmu pengetahuan terkait pembelajaran inovatif.
2. Judul : “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SD
di kota bangdung yang berkecamtan sukasari.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu kemampuan
siswa dalam memahami teks membaca sangat rendah.
Siswa untuk menguasai berbagai keterampilan masih kurang,
salah satunya keterampilan membaca.
3. Judul : “Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan
73
Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV A”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SDN
2 Ubung tahun ajaran 2015/2016.
Terdapat permasalahan dalam yang muncul pada penelitian yang
diteliti yaitu dimana guru sebagai sumber pengetahuan,
danceramah menjadi metode belajar yang dipilih.
Masih banyak siswa yang hasil belajar muatan materi Bahasa
Indonesia masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
4. Judul : “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu SD
Inpres BTN IKIP I Kota Makassar.
Terdapat permasalahan dalam penelitian ini yaitu sitem
pembelajaran berlangsung kurang efisien dan efektif yang mana
membuat peserta dididk kurang dalam membaca pemahaman.
Kurangnya kesadaran dalam system pembelajaran Bahasa
Indonesia sehinggan pembelajaran berjalan kurang efektif dan
efisien.
5. Judul : “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN 01 Pajerukan.
Persoalan yang muncul adalah kemampuan siswa yang rendah
dalam mencemati isi suatu bacaan, yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik rendah sehingga sebagian peserta didik tidak
bisa mengerti isi dari suatu teks bacaan.
sistem pembelajaran membaca berlangsung kurang efektif. Hal ini
bisa dicermati dari kegiatan peserta didik yang belum optimal
dalam membaca pemahaman saar belajar. Terlihat juga peserta
74
didik minatnya kurang ketika mengikuti pembelajaran membaca
yang disebabkan oleh guru yang tidak memakai media
pembelajaran yang cocok dan menarik. Pembelajaran seperti
halnya ini membuat kegiatan pembelajaran membaca pemahaman
tidak berlangsung secara optimal dan berdampak pada prestasi
belajar peserta didik yang menurun
6. Judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Amak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menrapkan
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) di Kelas
V SDN Margajaya"
Terjadi perbedaan tempat pada masalah penelitian ini yaitu di
SDN Margajaya.
Ketrampilan peserta didik kelas V SDN Margajaya ketika
membuat kesimpulan isi cerita anak pada pembelajaran membaca
bisa dikatakan kurang.
Guru hanya memakai teknik pembelajaran secara monoton yang
mana membuat pembelajaran tidak menarik peserta didik. Masih
ada lagi permasalahan, terbatasnya sarana prasanan pembelajaran
juga mengakibatkan peserta didik belum terrmotivasi untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran dan mengakibatkan peserta
didik tidak bisa mencemati materi yang diberikan secara realita,
sehingga terkesan hafalan bagi peserta didik..
75
akan urgensinya membaca, peserta didik beranggapan bahwa membaca
adalah hal yang membosankan terkhususkan mata pelajaran bahasa
indonesia, Kesadaran yang kurang dalam pembelajaran disebabkan guru
pengaplikasian perencanaan pembelajaran yang membuat motivasi dan
berkontribusi bagi peserta didik dalam belajar dan Guru cuma memakai
taknik pembelajaran yang monoton yang mana membuat pembelajaran
kurang menggugah minat peserta didik. Selain pembelajaran bersifat
monoton, peneliti juga menemukan perbedaan permasalahan bahwa
terdapat perserta didik seperti rasa malu, malas, kurang berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan..
76
berdampak pada kemampuan peserta didik dalam memahami isi
suatu bacaan yang telah dibaca.
4. Proses pembelajaran yang monoton dan menggunakan metode
ceramah, sehingga membuat peserta didik bosan dan menimbulkan
rasa malas dalam membaca.
5. Aktivitas peserta didik belum sepenuhnya aktif pada saat
berlangsungnya pembelajaran bahasa Indonesia
77
petunjuk wawancara, dan pencatatan lapangan, setelah itu dilakasungkan
pengidentifikasian data yang berawal dengan meringkas dan menemukan
hal pokok, berfokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya,
menjaabrkan data yang didapat dari setiap media penelitian yang
dirombak dalam bentuk deskripsi, dan membuat kesimpulan dari hasil
data yang telah didapat, kemudian data itu dipresetasikan menjadi
bentuk kuantitatif dan kualitatif.
Dalam pengaplikasian tindakan diberlakukan dengan tiga siklus
guna memperombak ketiga komponen yang telah disebutkan untuk
diperbaiki sistem kerjanya, guru, kegiatan siswa, dan prestasi belajar
siswa. Pada tahapan siklus pertama, pembelajaran yang dilakukan
dimulai dengan guru memberi salam, do’a bersama. Selanjutnya, guru
mengecek absesnsi peserta didik. Kemudian mengajukan Tanya jawab
kepada peserta didik terkait materi serta membuat kesimpulan isi cerita
anak yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, sebagai bentuk
review materi dan memberitahukan tujuan dari pembelajaran. Kemudian
pada int kegiatani, guru memberikan pembahasan kembali terkait materi
yang diajarkan secara spesifik mengenai pengertian cerita anak,
membuat kesimpulan, dan pokok masalah. Setelah itu guru meberikan
arahakan mengenai peraturan permainan Stabilo Kalimat guna
memberikan kemudahan bagi peserta didik ketika menetapkan maslaah
inti. Seperti pandangan tokoh yang bernama Djuanda bahwa “permainan
stabilo kalimat adalah sebuah permainan berkelompok yang memiliki
tujuan agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan kalimat
yang benar dalam suatu wacana yang dibacanya”.64 Selanjutnya dibentuk
5 kelompok terdiri dari empat sampai lima orang peserta didik dan
duduk ecara berekelompok. Pembagian kelompok sesuai dengan tempat
duduk asal yang sudah memiliki kelompok. Ada Empat kelompok
dimana satu kelompok terdiri dari lima orang peserta didik. Kemudian ,
64
Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Hal 98
78
peserta didik di berikan LKS yang berisi latihan mennemukan masalah
pokok atau ide pokok dan membuat kesimpulan isi cerita anak yang
selaras dengan prosedur metode SQ3R (survey, question, read, recite,
review).
Beriku ini adalah Refleksi dan analisis siklus I, ketika menerapkan
apersepsi guru tidak mennyambungkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari dan Saat menjelaskan tujuan pembelajaran, guru
memotivasi peserta didik. Selain itu, guru tidak membuat kelompok
dengan cara pemilihan heterogen yang membuat kemampuan peserta
didik tidak merata. Guru tidak memberikan peluang kepada peserta didik
untuk Tanya jawad dan waktu yang cukup pada pembelajaran yang
menyebabpkan prestasi belajar peserta didik belum optimal dan tidak
semua peserta didik berpartisipasi serta dalam menyampaiakan opini
pada diskusi kelas. Oleh sebab itu guru memperbaiki setiap kekurangan
yang telah dijabarkan.
Pada siklus II, pembagian peserta didik kedalam kelompok dengan
heterogen yang mana membuat ketrampilan peserta didik merata dan
bisa saling berkontribusi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya,
perombakan tempat duduk diberlakukan dengan cara diarahkan oleh
guru agar tidak muncul kegaduhan. Akan tetapi realitanya peserta didik
masih menimbulkan kegaduhan. Pendpat Soeparno bahwa salah satu
kekurangan permainan bahasa yaitu “Permainan bahasa biasanya
memunculkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan berakibat
tergangunya kelas yang berda didekatnya”.65 Oleh karena itu, alangkah
baiknya apabila guru menagtur perpindahan temapt duduk sebelum
pelajaran dimulai.
Ketika pemberian LKS kepad peserta didik juga menimbulkan
keributan maja dari itu guru memberikan LKS ketika pelajaran belum
berlangsung atau diawal pelajaran. Selain itu, manajemen waktu belum
65
Soeparno. (1987). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Hal 64
79
bisa memenuhi waktu dalam kegiatan pembelajaran Oleh karena itu,
pada siklus III guru membuat alokasi waktu setiap aktivitas atau
kegiatan pembelajaran. Tidak ada pemenang saat permainan stabilo
kalimat. Oleh sebab itu, guru membuat perbaikan dengan pembuatan
kriteria untuk menentukan pemenang , dengan setiap kelompok
membuat pertanyaan yang selaras dengan cerita dengan batasan waktu
yang ditentukan. Slanjutnya pada siklus III, siswa tidak membuat
keributan ketika pembelajaran berlangsung karena perpindahan tempat
duduk sebelum pelajaran dimulai. Serta pembagian LKS sebelum
pelajaran berlangsung, peserta didik tidak membuat kegaduhan.
Hasil dari berlangsungnya pembelajaran pada saat pengiputan data
awal persentase sebesar 68,45% dinyatakan kriteriaanya Cukup.
Kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus I memiliki nilai 78,94%
dinyatakan kriterianya Baik, siklus II ada peningkatan kembali sebesar
85,96% kriterianya Baik dan pada siklus III didapat nilai presentase
100% artinya telah mencapai target. Hal ini menjadi bukti bahwa
metode SQ3R bisa mempengaruhi dan berdampak positif terhadap
prestasi belajar peserta didik serta meningkatkan ketrampilan membaca
pada peserta didik.66
66
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember 2018) :
191-202.
80
eksperimen semu yang diterapkan pada penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Desaign. Tipe penelitian ini ialah
penelitian eksperimen, memakai konsep eksperimental semu (Quasi-
Experimental Designs)the nonequivalent control group design. Kedua
kelompok diberi pretest, kemudian diberikan treament (model
pembelajaran), dan terakhir diberikan posttest.
Populasi penelitian ialah semua peserta didik kelas V SD Gugus 1
Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, sampel penelitian adalah
kelas. Melalui pengamatan lapangan dan wawancara langsung bersama
Kepala Sekolah dan Wali kelas setiap kelas, serta hasil identifikasi nilai
ulangan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014, sebagai bukti bahwa ketrampilan pelajaran peserta
pada kelas V SD Negeri 11 Pedungan dan kelas V SD Negeri 1
Pedungan setara. Maka dari itu, sampel penelitian ini adalah keseluruhan
kelas V SD Negeri 11 dan SD Negeri 1 Pedungan tahun pelajaran
2013/2014, dengan demikian semua populasi menjadi sampel. sampel
ialah objek dari populasi yang dapat dengan teknik smapling, yakni
dengan cara mereduksi objek penelitian melalui pengambilanl sebagian
populasi yang dianggap mewakili. Penelitian ini membahas pengaruh
metode pembelajaran SQ3R terhadap prestasi belajar bahasa indonesia.
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini data yang dipakai adalah data terkait
hasil kemampuan membaca siswa. Instrumen yang dipakai dalam
pengumpulan data berhubungan dengan hasil kemampuan membaca
bahasa indonesia adalah ujian hasil belajar tipe ujian pilihan ganda (PG).
Total soal yang dipakai yaitu 40 butir soal yang sudah memperoleh
judgement expert, serta terlebih dahulu diuji cobakan. Tes tersebut
menjabarkan hal yang berkaitan dengan penguasaan dan pemahaman
materi “Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca
cepat 75 kata/menit dan membaca puisi”. Singkron dengan konsep
penelitian yang diterapkan, maka data hasil belajar yang diidentifikasi
memakai test.
81
Sistem pembelajaran bahasa Indonesia mengaplikasi metode
pembelajaran SQ3R berjalan secara maksimal. Hal ini dipengaruhi
dengan adanya guru membelajarkan peserta didik terutama pada kategori
kemampuan membaca dengan menjalankan tahapan dana tata cara
metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pada
waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik menjadi aktif
dalam membaca isi cerita serta memberikan tanggapan terhadap isi
dalam cerita. Ini dikarenakan peserta didik yang heterogen dalam satu
kelompok. Sehingga rata-rata hasil kemampuan membaca dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari dengan pengaplikasiaan
metode pembelajaran SQ3R pada peserta didik kelas V SDN 11
Pedungan yang menjadi kelompok eksperimen berlangsung maksimal
yaitu sebesar 76,31, dengan nilai presentase 27,78%, dibawah standar
30,55% dan di atas standar 41,67%. Nilai kemampuan membaca peserta
didik kelas V SDN 1 Pedungan dengan menmakai metode pembelajaran
SQ3R berada pada kriteria sangat baik dengan nilai presentase 83,3%
dan kriteria baik dengan nilai presentase 16,7%.
Hal yang menjadi sebab karena metode pembelajaran SQ3R
(Survey,Question,Read,Recite, and Review) ialah metode
mempartisipasikan peserta didik secara aktif pada kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia. Ketika kegiatan pembelajaran, guru bisa
membuat suasana yang menyenangkan dan menarik sehingga peserta
didik memdapat sistem atau konsep baru. Metode pembelajaran SQ3R
adalah metode yang menggabungkan kegiatan membaca pada kelompok
yang heterogen. Sangat beda dengan pembelajaran bahasa Indonesia
yang memakai pembelajaran konvensional, selama kegiatan
pembelajaran peserta didik kurang aktif. Peserta didik hanya terpusat
pada guru yang memberi ceramah dari pada aktivitas yang mana peserta
didik menjadi partisipan secara aktif.67
67
IGA, Cahaya Ari Putri dll, “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas
82
Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran
penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena metode merupakan
pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas
keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode pembelajaran, penyajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat penyajian
bahan pelajaran baik secara individual ataupun kelompok. Dengan
memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang
guru akan lebih muda menetapkan metode yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi.
83
penelitian pada siklus I diperoleh Rata-rata persentase kualitas
kemampuan membaca peserta didik adalah 69,98 dan ketuntasan
belajarnya sebesar 47,5%. Dari data tersebut diketahui bahwa
kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa sebesar
69,98%. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat hasil belajar siswa
kelas IVA SDN 2 Dangin Ubung pada siklus I tergolong sedang.
Dilihat dari dari hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan tindakan
pada siklus I, terlihat adanya berbagai kekurangan maupun kendala-
kendala yang muncul dalam proses pelaksanaannya baik yang dialami
oleh guru, peneliti maupun siswa. Kendala-kendala tersebut disebabkan
oleh beberapa hal yaitu: 1) Secara umum proses pembelajaran belum
berjalan secara optimal sesuai dengan rencana peneliti, hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang diterapkan. Siswa masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini
menuntut siswa agar belajar beradaptasi dengan pola belajar baru. 2)
Siswa masih belum bisa memberikan simpulan dari materi yang telah
dipelajari. Hasil penelitian pada siklus II, diperoleh rata-rata persentase
hasil belajar siswa adalah 81,55 dan ketuntasan belajarnya sebesar
80%,artinya dari data tersebut diketahui bahwa sebanyak 8 dari 40 siswa
yang belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80%.
Dari hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 81,55% maka tingkat
hasil belajar siswa kelas IVA SDN 2 Ubung pada siklus II tergolong
tinggi. Dengan demikian, hal-hal yang menjadi permasalahan pada
siklus I dapat dipecahkan pada siklus II.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran atau nalar,
sedangkan perbuatan yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu termasuk kreativitas. Keterampilan memiliki beberapa unsure
kemampuan, yaitu : kemampuan olah ppikir (psikis) dan kemampuan
oleh perbuatan (fisik). Keterampilan bahasa diartikan sebagai kecakapan
seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak,
atau berbicara. Subana (2000: 36) dalam pembahasan ini difokuskan
84
untuk membahasa keteampilan berkatian membaca. Hal ini tampak jelas
bahwa urgensi belajar bahasa secara lisan mapun tulis untuk
meningkatakan ketrampilan berbahasa anak. .
Urgensi dalam membaca dalam mendapatkan sebuah informasi,
karena dengan membaca orang akan memperoleh bebagai macam ilmu
dan informasi. Seriang dari kita pernah mendengar peribahasa bahawa
membaca dalaah jembatan ilmu pengetahuan. Kulaitas lingkungan juga
mempengaruhi dalam kegiatan membaca, baik lingkungan yang berada
disekolah maupun rumah. Peserta didik hanya sekedar membaca tetapi
tidak dengan memahami isi bacaan dan kelas lebih terfokus pada guru
yang menjadi sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi
metode pelajaran yang diterapkan. Ilmuwan banyak menawarkan metode
pembelajaran, seperti metode yang dipakai ini yakni metode survey,
questioan, read, recite and review (SQ3R).68
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) sangat
tepat digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan. Jadi, metode
SQ3R merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik untuk
kepentingan membaca secara intensif dan relasional.69
Berdasarkan hasil penelitian Ni Putu, Hal ini telah dibuktikan
bahwa metode SQ3R untuk meningkatkan kompetensi keterampilan
membaca dapat menggunakan terbukti hasil persentase nilai rata-rata
69,98 ketuntasan belajarnya sebesar 47,5%. Meningkat menjadi rata-
rata 81,55 sebesar 80%.
68
Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya Dewi dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk
meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas
IVA”, Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol.4 No.1 (2016) :
1-10
69
Abidin, Yunus. 2012. “Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan
Karakter”. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 107
85
research.70Arikunto, dkk menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas
ini bisa meberikan prosedur dan cara baru untuk perbaikan dan
peningkatan profesionalisme pendidik saat kegiatan belajar-mengajar
dalam kelas serta melihat secara langsung keadaan dari peserta didik”.
Tempat dan lokasi penelitian adalah peserta kelas IV B SD semester II
tahun ajaran 2017/2018 dengan total partisipan 15 orang siswa dan 17
orang siswi . Metode penginputan data mencakup hasil observasi seperto
dokumen hasil pembelajaran peserta didik. Adapun teknik pengiputan
data dilaksanakan dengan metode Non Tes (Lembar Observasi, Catatan
Lapangan, Pedoman wawancara) dan ujian (Tes Proses dilakukan
melalui lembar kerja siswa dan Lembar observasi dilaksanakan dengan
membagikan soal evaluasi). Langkah identifikasi data yang dipakai pada
penelitian terdapat data kualitatif (kualitatif yang beruwuju bukan
berbentuk angka, tetapi hasil dari wawancara, pencatatan lapangan
,catatandan dokumen resmi, serta dokumen pribadi) dan data kuantitatif
(identifikasi ujian prosed dan identifikasi hasil belajar).
aktivitas membaca suatu tahapan dalam memperoleh dan
memahami ide, kegiatan pembaca yang menghayati dalam membaca
teks. Hal ini diawali dengan kegiatan yang bersifat mekanis yakni
aktivitas alat indera terutama mata bagi pembaca normal. Setelah
aktivitas mekanis berlangsung, maka dilanjut dengan tahapan
pemahaman dan penghayatan yang melibatkan pemikiran. Kegiatan
membaca berfokus pada ketepatan, kemampuan dan kecepatan bahasa,
kecerdasan dan refensi kehidupan yang luas. Dari pengertian diatas bisa
ditarik sebuah kesimpulan bahwa aktivitas membaca adalah pemahan
terhadap isi, gagasab atau ide baik yang tersurat dan tersirat dalam teks
yang dibaca. Oleh karena itu, pemahaman hal yang penting dalam
kegiatan membaca.
Pada fakta yang sesungguhnya, Mata pelajaran bahasa Indonesia di
70
Arikunto, S, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hal 191
86
Sekolah Dasar dianggap membosankan dan sulit. Aktivitas membaca
merupaka yang utama. Dalam kegiatan pembelajarannya yang masih
memakai metode konvensional atau ceramah ketika menjelaskan materi.
Rasa bosan dan malas untuk membaca suatu bacaan dirasakan peserta
didik ketika guru memakai metode tersebut.dan hal ini tidak sesui
dengan ketentuan Kurikulum 2013, yang mana peserta didik
berpartisipasi aktif dalam menemukan dan mencari ide pokok atau
kalimat utama. Dalam tahapan menemukan dan mencari inilah
kemampuan membaca peserta didik yang harus dilatih dan ditingkatkan.
Padahal pembelajaran berkaitan dengan membaca, harus dikemas frngsn
menarik yang memberikan asupan semangat kepada peserta didik untuk
membaca.
Menurut pendapat Tarigan (1990:43) dalam Elfiza , dkk
berhubungan dengan membaca pemahaman, mereka mengatakan bahwa
“pada hakikatnya membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk
memahami isi bacaan, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Oleh
karena itu dalam membaca pemahaman pembaca dituntut
sekedarmengerti dan memahami isi bacaan, tetapi juga harus mampu
menganalisis, mengevaluasi, dan mengaitkannya dengan pengalaman-
pengalaman yang telah dialaminya”. Sehingga seseorang diharuskan
untuk memiliki keterampilan berbahasa ini, dikarenakan berguna untuk
kehidupan sehari -hari.71
Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan pada
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam memilih dan
menerapkan suatu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Menurut Warsiti dalam
Finalisa metode SQ3R yaitu“suatu metode belajar yang efektif dalam
membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi
71
Elfiza, M. dkk.(2018). “Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman
Naskah Drama dengan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII”. Dalam
jurnal pendidikan bahasa dan sastra internasional.Volume 6.Hal 2. Hal 208-213.
87
pembelajaran yang sedang dipelajari. Pada saat proses pembelajaran,
masih banyak siswa-siswa yang belum memahami suatu bacaan. Siswa
haruslah membaca bacaan yang terdapat pada teks secara berulang agar
dapat memahami isi dari bacaan tersebut”.72
Kesuksesan pada penelitian ini bisa dicermati pada tingkat
pencapaiansiklus I mendapat skor rata-rata 68.08 yang presentasenya
52.12%.Pencapaian pada siklus II mendapat skor rata-rata 84.43 yang
memiliki presentase 81.25%. tahapan terakhir siklus III persentase
ketuntasan 93.75% dan skor rata-rata 93.94. Jadi hal ini meperlihatkan
bahwa ketrampilan membaca pemahaman peserta didik kelas IV
mengalami peningkatan dengan pengaplikasian metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada kegiatan pembelajaran. Hal ini
terbukti dengan meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman yang
memakai metode SQ3R secara berhasil dan dijalankan dalam kelas
secara baik.73
72
Finalisa, A. (2014). “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Recite, Review) Pada
Siswa Kelas V”. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, FITK.Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
73
Indah Nurtista Apriliani dll, “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol. 4 No. 2 (Agustus 2019) : 273-283
88
Action Research). PTK merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
peningkatan pembelajaran melalui serangkaian tindakan yang diikuti
dengan refleksi. Kemudian mencobakan dan mempraktekan secara
sistematis mengenai permasalahan di dalam kelas secara reflektif dan
berpenerapan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas dengan menggunakan
beberapa siklus. Setiap siklusnya terdiri atas beberapa tahapan yaitu: (1)
Perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan tindakan (action); (3)
Pengamatan (observation); dan (4) Refleksi (reflection).74Teknik analisis
data akan fokus kepada analisis data observasi dan analisis hasil belajar.
Data diolah dengan menganalisis semua hasil penelitian yang diperoleh
dari tindakan pertama dan kedua yang termuat dalam lembar observasi
pada aspek keaktifan siswa dengan menerapkan teknik persentase. Data
hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa
untuk setiap aspek yang diamati.
Berdasarkan hasil pengamatan di SDN 135 Rejang Lebong,
diperoleh keterangan permasalahan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan membaca, guru dan
siswa mengatakan bahwa membaca itu sulit. Hal ini disebabkan, guru
dalam melaksanakan pembelajaran membaca hanya menugaskan siswa
membaca apa yang ada dalam buku tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan ide atau gagasan yang dimiliki,
misalnya guru menggunakan jenis membaca dalam hati kemudian siswa
menjawab pertanyaan- pertanyaan di dalam buku atau teks yang dibaca
kemudian melakukan diskusi kelompok. Peserta didik tidak diharuskan
untuk memahami teks bacaannya karena Cuma membaca yang
selanjutnya menjawab pertanyaan dengan jwaban yang sesuai dalam
buku atau teks, kemudian dipresentasikan didepan kelas. Pada
74
IGAK Wardhani dkk,Penelitian Tindakan Kelas, (Universitas
Terbuka,Jakarta,2007), 2.4
89
hakikatnya peserta didik yang mengobrol , sibuk sendiri dalam
kelompok dan Cuma sebagian dari peserta didik yang menyelesaikan
tugas kelompok, bahkan ada peserta didik yang bosa terhadap kegiatan
tersebut. Hal ini karena guru kurang dalam menerapkan metode baru
yang sesuai dengan peserta didik.
Tes yang dilakaukan pada siklus I dan siklus II ialah dalam bentuk
pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kegiatan pembelajaran yang
disamakan dengan cara metode SQ3R dan tujuan apa yang dicapai dalam
pembelajaran. Hasil belajar juga memperlihatakan ada kenaikan yang
signifikan pada siklus I sampai siklus II ialah rata-rata yang didapat
peserta didik dari 73,19 hingga mengalami kenaikan pada siklus II
sebesar 81,69 demikian halnya dengan presentase ketuntasan belajar
klasikal dari 69,56 % mengalamai kenaikan menjadi 91,30 % pada siklus
II. Hal ini memperlihatkan bahwa hasil belajar pada siklus II telah
masuk dalam kriteria belajar tuntas karena dari 23 orang peserta didik
yang memperoleh skor ≥75 ke atas berjumlah 21 orang atau 91,30 %.
Hasil yang dapat diraih pada siklus II sudah sesuai dengan standarisasi
berdasarkan pendapat Nurgiantoro kategori ideal ketuntasan belajar pada
setiap inikator adalah 75% dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
nilai stanarisasi ketuntasan belajar secara klasikal jika peserta didik di
kelas mendapat skor ≥75 ke atas sejumlah 75% .
.
Berlandaskna dari hasil diatas bisa dinyatakan bahwa metode
SQ3R dan pemberian reward bisa mempengaruhi kualitas kea rah
peningkatan baik proses dan hasil belajar siswa. Penggunaan metode
SQ3R dan pemberian reward ini karena metode ini mempunya penilaian
setiap bagianya pada kegiatan pembelajaran yang saling berhubungan.
Penilaian dilaksankan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Sehigga guru dapat menilai keaktivan peserta didik secara langsung
dalam kegiatan pembelajaran.
Pengaplikasian metode SQ3R ( Survey Question Read Recite
90
Review ) dan Pemberian Reward adalah jalan keluar dari masalah yang
bisa dipakai guru supaya tidak membosankan bagi peserta didik ketika
kegiatan pembelajaran. Membaca pemahaman dengan pengaplikasian
metode SQ3R dan Pemberian Reward lebihefektif dari pada metode
lainya, metode ini mengharuskan peserta didik untuk mencari
pemahaman mereka melalui lima langkah proses membaca yang
mencakup mensurvai isi, membaca isi membuat pertanyaan,
menjelaskan isi dan mereview kembali bacaan yang akan dibarengi
dengan pemberian reward kepada siswa yang bisa menyelesaikan tugas
dengan baik. Maka proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menarik, sekaligus dalam kesatuan tahapan kegiatan. Hal ini tentu
mempengaruhi pelajaran dengan menggunakan metode SQ3R untuk
implementasi Metode SQ3R dalam upaya peningkatan kemampuan
membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 75
Berdasarkan hasil penelitian Mawaria, metode SQ3R ini dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Pada persentase 69,56% dengan rata-rata 73,19
meningkat menjadi 91,30% dengan rata-rata 81,69.
75
Mawaria, “Implementasi Metode SQ3R dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
SDN 135 Rejang Lebong”, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 2 (2018) : 178-191
91
data aspek tenaga pendidik dan aspek peserta didik.
92
dalam menyajikan membaca, tata cara membaca efektif dan
menghayati isi bacaan”.
93
memberitahukan apa yang dicapai dalam pembelajaran. kemudian
peneliti menjalankan pembelajaran sesingkron dengan metode SQ3R.
saat akhir kegiatan belajar peneliti kembali memberikan penilaian yang
selaras dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran Siklus II ini
kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I telah berusaha
diperbaiki.
76
Farida Indriani, “Peningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Menggunakan Strategi SQ3R Pada Siswa Kelas V SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar”,
Cokroaminoto Journal of Primary Education Vol.1 No.1 (October 2018) : 38-44
94
7. Media SQ3R Dengan Media Gambar Slide Dapat Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V
77
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. “Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal 16.
95
2) Metode SQ3R melalui saran gambar slide bisa mempengaruhi
peningkatan kegiatan peserta didik dalam pembelajaran
membaca pemahaman siswa SD Negeri 01 Pajerukan, hal itu
terbukti dari peningkatan hasil observasi dimana skor pada
siklus akhir I mencapai kriteria baik dengan skor rata-rata 26,
dan pada akhir siklus II mencapai kriteria sangat baik dengan
skor rata-rata 29. .
3) Metode SQ3R melalui saran gambar slide bisa meberikan
peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman peserta
didik, hal ini berdasarkan dari hasil belajar peserta didik pada
kegiatan pembelajaran membaca pemahaman , dimana secara
signifikan muncul peningkatan, sedangkan tingkat keberhasilan
pada akhir siklus I memiliki skor rata-rata 63,33 dan
presentasenya 58%, muncul peningkatan pada akhir siklus II
yang memiliki skor 66,25 dan presentasenya 79%78.
78
Wahyu Ambarwati, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui
Metode SQ3R di SDN 01 Pajerukan”, Tarling Vol.2 No.1 (2019) : 109-121
96
8. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada menulis kesimpulan
isi cerita anak dalam pembelajaran membaca
97
perhatian pada konsep dan teori pembelajaran.
Sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah disiapkan juga
belum terlihat kontribusinya dalam membantu peserta didik guna meraih
tujuan dari pembelajaran. Sarana prasarana yang dipakai guru pada
siklus I seperti cerita anak bergambar. Pada fase perencanaan Siklus I
kualitas kerja guru mendapat 83%, sedangkan pada siklus II ada
peningkatan sebesar 100%. Begitupun dengan siklus III yang konstan
dengan capaian 100% dari semua aspek penilaian.79
Berlatarbelakang hasil penelitian Jajan Sudirman, prestasi belajar
peserta didik yang didapat dari setiap siklus memperlihatkan bahwa
startegi SQ3R mampu mengembangkan ketrampilan membuat
kesimpulan cerita anak pada pembelajaran membaca dikelas V SDN
Margajaya. Peningktan prestasi belajar peserta didik tersebut tampak
dari ketrampilan peserta didik saat mampu atau bisa memenuhi
standarisasi setiap pembelajaran. Selain meningkatkan hasil belajar
siswa, melalui penerapan metode SQ3R, kinerja guru juga menunjukkan
adanya peningkatan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kinerja
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan kemampuan menulis kesimpulan isi cerita anak pada
pembelajaran membaca terbukti pada persentase siklus I mencapai 83%,
siklus II mencapai 100% dan siklus III yang tetap stabil mencapai 100%
dari keseluruhan aspek penilaian.
79
Jajang Sudirman, “Meningkatkan Kemampuan Menulis Kesimpulan Isi
Cerita Anak Pada Pembelajaran Membaca Dengan Menerapkan Metose SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V SDN MARGAJAYA”, Jurnal
Elementaria Edukasia Volume. 1 No. 2 (2018) : 135-144
98
Penelitian tindakan kelas secara deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) bentuk usaha dalam
pengembangan dan peningkatan layanan profesional guru menciptakan
kualitas belajara yang ber mutu disekolah yang mana memakai
bermacam-macam aktivitas penelitian dilakakukan di SDN 1 Bojong,
ptempat dan lokasi penelitian di sekolah tersebut disebabpkan
jangkaauan lokasi mudah dan bisa dilakukan tindakan kelas yang
memiliki tujuan untuk pengembangan pemahaman membaca peserta
didik. Pada saat pembelajaran Bahas Indonesia peserta didik masih
rendah minat dalam membaca dan hal ini akan berdampak pemahaman
peserta didik, saat disajikan suatu bacaan dongen pada peserta didik dan
diminta untuk membuat sebuah kesimpulan dari cerita, masih banyak
peserta didik yang belum mengerti dengan apa yang mereka baca, hal ini
dipengaruhi juga dengan pemakaian gaya pengajaran yang dilakukan
guru dengan berceramah. Yang mana hla itu membuat peserta didik
merasa bosa dan nggak untuk minat membaca. Upaya dalam
peningkatan prestasi belajar dan pengertia dalam membaca peneliti
memakai SQ3R dengan sara pendukung Reka Cerita Gambar untuk
peserta didik SDN 1 Bojong khususnya kelas 4 yang mencakup 27
orang, terdiri dari 11 siswa dan 16 siswi.
Siklus yang diselenggarakan pada penelitian adalah 2 siklus, materi
yang diperoleh pada siklus 1 yaitu “menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon”, siklus 2 dengan didapat materi “membaca teks
pengumuman”. Sebagai pedoman standarisasi hasil belajar peserta didik,
peneliti berpedoman pada KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang ada di SDN Bojong 1 yaitu 75. Agar bisa melihat prestasi belajar
dari peserta didik, maka setiap siklus penelitian diterapkan evaluasi
seperti soal pilihan ganda.
Pada saat pengembangan dan peningkatan pemahaman membaca
yang akan berdampak pada hasil belajar metode SQ3R yang mempunyai
singkatan berikut ini:
99
a. Tahap menyelidiki (Survey)
100
penelitian dan observasi maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
penegaplikasian metode SQ3R (Survey Questions Reading Recite
Review) berbantuan Reka Cerita Gambar bisa mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar dan pemahaman membaca peserta didik
kelas 4 SDN 1 Bojong. Hasil belajar peserta terdapat penigkatan
disetiap siklus, pada siklus 1 peserta didik yang mempunyai nilai standar
≥75 dengan presentase 63% dan siklus 2 peserta didik memiliki nilai
standar ≥75 sejumlah 78% dari peserta didik kelas 4 yang sebanyak 27.80
80
Aulia Rahmawati, “PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN HASIL
BELAJAR SISWA”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, (Desember 2016) :
127 – 133
101
metode SQ3R serta permaslahan yang muncul pada penelitian ini.
Sedang, deskriptif kuantitatif untuk memanajemen data yang didapat
dari ujian siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.
81
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi
Aksara hal 93
102
tindakan dan pengamatan (3) refleksi82. Prosedur setiap siklus penelitian
tindakan kelas pada kemampuan membaca scera continue pada
pengaplikasian metode SQ3R dengan penjelasan berikut ini: (1) tahap
pleaning (2) pelaksanaan dan pengamatan, (3) refleksi.
Dalam penelitian ini, data kualitatif dan kuantitatif data yang
diambil. Data kualitatif adalah data yang didapat dari hasil pengamatan
kegiatan guru dan pencatatan lapangan ketika pembelajaran atau
penelitian kemampuan membaca continue dengan memakai metode
SQ3R pada saat diterapkan. Data kuantitatif adalh data dalam bentuk
angka-angka daro hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
membaca continue pada saat pengaplikasian metode SQ3R. Tahapan
penginputan data yang dipakai adalah tahapan pengamatan, hasil ujian
belajar mencermati teks bacaan, dan pen catatan lapangan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi kegiatan pengamatan
guru, hasil ujian belajar, dan pencatatan lapangan. Sedangkan, metode
identifikasi data dengan cara deskriptif kuatitaif mencakup data hasil
pengamatan kegiatan guru, data hasil ujian membaca continue,
pencatatan lapangan, dan metode identifikasi data melalui cara deskriptif
kualitatif mencakup bermacam-macam tahapan yaitu pencarian data,
reduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Ketentuan
tingkat berhasilnya penelitian ”Penerapan Strategi SQ3R (Survey
Question Read Recite Review) guna Mengembangkan Kemampuan
Membaca continue peserta didik Kelas IV SDN Sekargadung II
Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto” adalah berikut ini (1)
presentase keterlaksanan kegiatan guru dalam pembelajaran ≥ 80%
dengan nilai ketercapaian ialah 70 atau lebih83, (2) setiap kegiatan peseta
didik dinayatakan tuntas belajar apabila bisa mencapai skori≥ 69. Hal ini
sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah. Sedangkan
82
Ibid
83
Wardhani, Igak. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas
Terbuka. Hal 24.
103
tingkat ketuntasan klasikal jika persentase ketuntasan belajar sebesar
84
75% dari 23 peserta didik mencapai standar , (3) persoalan yang
muncul ketika pengaplikasian metode SQ3R (Survey Question Read
Recite Review) guna pengembangan kemampuan membaca continue
peserta didik kelas IV di SDN Sekargadung II Pungging Mojokerto bisa
diselesaikan dengan maksimal85
Berdasarkan hasil yang diteliti dri Nofiya Yulianti, hal ini bisa
mengembangkan kemampuan membaca secara berkelanjutan peserta
didik kelas IV SDN Sekaegadung II Pungging Mojokerto bisa
diselesaikan dengan baik ketika pengaplikasian strategi SQ3R. Hasil
penelitian memperlihatkan ketercapaian kegiatan tenaga pendidikudari
siklus I dengan nilai 77,3 meningkat 95,2 pada siklus II. Sedangkan
keterlaksanaan kegiatan tenaga pendidik mencapai 95,8% meningkat
100%. Hasil ujia belajar peserta didik pada siklus II adanya peningkatan
dari 63,6% meningkat 95,6%.
11. Penerapan strategi SQ3R dapat meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas V
104
subjek berlandaskan pada masalah yang ditemukan bahwa sebagian
besar peserta didik yaitu 18 siswa (64,29%) memiliki kesultan dalam
emmahami teks bacaan. Tempat penelitian adalah di SDN Krembangan
II Jombang yang memiliki alamat di desa Krembangan Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang. Pemilihan sekolah ini didasarkan pada lokasi
psekolah dan keterbukaan pihak Kepala Sekolah serta guru pengajar.
Pihak sekolah bersikap kooperatif dan terbuka terhadap adanya
pembaruan dalam metode pengajaran. Pihak sekolah juga telah memberi
ijin untuk dilaksanakan penelitian ini dengan tujuan peningkatan dan
perkembangan pembelajaran membaca pemahaman peserta idik kelas V.
105
pada kegiatan pembelajaran, Keempat, penyusunan instrument
penelitian. Kemudian dilakukan tahap pelaksanaan, merupakan
penerapan rencana yang ditetapkan terelebih dahulu. Penyelegaraan
tindakan dalam bentuk penerapan pembelajaran membaca pemahaman
dengan pengaplikasian metode SQ3R di kelas V SDN Krembangan II
Jombang. Peneliti secara langsung mejadi guru kelas. Pelaksanaan
tindakan menerapkan dua siklus dan setiap siklus 1 kali pertemuan.
Durasi waktu adalah 3 x 35 menit. Jika indikator sudah terpenuhi siklus
tidak usah dilanjutkan.
106
instrumen bisa berkontribusi kemanfaatan pada kegiatan penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data berupa teknik pengamatan, ujia dan
pencatatan lapangan.86
86
Catur Agustina Candra Dewi, (2013) , “PENERAPAN STRATEGI SQ3R
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI
SEKOLAH DASAR”, JPGSD, Volume 01 Nomor 02: 1-10
107
penelitian ialah siswa kelas IVSD Negeri Mangunsari 02 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019 dengan jumalah partisipan adalah 27 orang.
Pertimbangan peneliti melakukan pemilihan siswa kelas IV dikarena
hasil belajar Tema 7 dikelas tersebut masih tidak maksimal. Selain
pertimbangan tersebut , peneliti juga memperhatikan bahwa masih
kurang keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran tematik. 4 hal yang
menjadi perhatian dalam penelitian ini, berikut ini :(1) penggunaan
metode SQ3R dalam kegiatan belajar tematik secara kooperatif
mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi oleh guru; (2) Keaktifan
siswa mengikuti pembelajaran padaa materi tematik memakai metode
SQ3R kooperatif berlangsung, dicermati pada teks pengamatan. (3)
Respon siswa dan pengamatdalam kegiatan yang memakai metode
SQ3R secara kooperatif; dan (4) Pemahaman siswa terkati materi
Tematik yang diberikan dengan memakai metode SQ3R secara
kooperatif, yang bisa dilihat dari hasil ujian evaluasi pada masing-
masing siklus
108
Penyusunan rancangan tindakan, yang meliputi berikut ini : (1)
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) menyiapkan
Lembar Kegiatan Peserta didik; (3) menyiapkan lembar observasi guru
dan peserta didik; (4) menyiapkan pembuatan kelompok kecil berisi 4
orang; dan (5) menyiapakan sarana prasarana evaluasi.
109
data yang didapat melalui hasil ujian tiap siklus. Hasil perhitungan
dengan menjumlahkan keseluruhan nilai, selanjutnya menghitung rata-
rata. Setelah mendapatkan nilai siswa, kemudian dihitunglah dnegan
presentase semua nilai siswa.
87
Maesaroh, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Tematik Melalui
Penerapan Model SQ3R pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02
Salatiga” Jurnal Humanlora Yayasan Bina Darma, Vol. V, No. 2, (Juli-Desember
2018) : 191-202.
110
D. Pembahasan
Kisyani Laksono, dkk. Dalam bukunya mengungkapkan bahwa,
kegiatan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu
keterampilan berbahasa sudah selayaknya kita memiliki dengan baik
karena sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. Membaca buku, bisa
diawali dengan skimming atau membaca sekilas, selanjutnya dengan
membaca terus menerus. Membaca sekilas memiliki tujuan mendapat
gambaran umum dari buku. Tetapi, buku perlu dipelajar secara
mendalam. Anda tidak hanya membaca buku itu secara menyeluruh,
tetapi perlu juga secara penghayatan yang dalam. Membaca secara terus
menerus digunakan untuk mendapat informasi yang berkualitas,dan
lebih utuh. relational thinking adalah tuntutan yang ada dalam kegiatan
ini. (Widyamartaya, 1992).88
Dalam buku Kisyani Laksono, dkk. SQ3R merupakan suatu metode
membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif
dan rasional. Metode membaca studi ini dianjurkan oleh seorang guru
besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P.
Robinson tahun 1941. Metode ini merupakan salah satu metode
membaca yang makin lama dikenal orang dan banyak digunakan.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R mencakup lima
langkah sebagai berikut.
1. Survey (penelaahan pendahuluan)
2. Question (bertanya)
3. Read (baca)
4. Recite (mengutrakan kembali)
5. Review (mengulang kembali)
88
Kisyani Laksono, dkk. 2007. Membaca. Tangerang: Universitas Terbuka.
hlm.1.1.
111
Untuk memakai teknik ini,melaksanakan surveyterlebih dahulu sebelum
membaca untuk mendapat gambaran umum teks bacaan dengan cara
mencermati bagian awal dan akhir. Contoh , ketika akan membaca,
melakukan survey dari judul teks bacaan , pengarang buku, tahun
penerbit buku, daftar isi, kata pengantar, daftar pustaka dan rangkuman.
Kemudian melakukan survey teks bacaan , menyusun pertanyaan untuk
diri sendiri berkaitan teks bacaan tersebut yang mana mengharapak
jawabannya ada dalam teks bacaan. Hal itu berpartisipasi dalam
penentuan memahami bacaan. Dengan modal dari rumusan pertanyaan
yang disusun,setelahnya membaca. Pertanyaan merupakan penentuan
yang bisa berkontribusi bagi pembaca mendapatkan informasi yang
diharapakan dengan cepat. Jika ingin Mengetahui pemahaman padateks
bacaan, setelah membaca, setelahnya mejabarkan kembali dengan
bahasa sendiri teks bacaan tersebut. Perlunya catatan kecil yang
membantu daya ingat. Kegiatan membaca dengan pengaplikasian SQ3R
diakhiri dengan mengulang kembali materi yang dibaca. Dan perlu
dilakukan pembacaan ulang, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang
dianggap penting yang menyajiakn informasi gambaran keseluruhan dari
bacaan, juga untuk menemukan hal-hal penting yang mungkin terlewat
pada saat kita membaca sebelumnya.
Begitulah gambaran singkat kegiatan membaca yang menggunakan
metode SQ3R. Dengan demikian, yang dimaksud dengan SQ3R adalah
suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan
pendukungnya serta membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui
5 langkah kegiatan, yaitu survey,question,read,recite, dan review.89
Bagi pembelajaran di dalam kelas agar tujuan yang diharapkan
sebagai seorang tenaga pendidikan guru harus dapat menguasai keadaan
kelas sehinggan tercipta suasa belajar yang menyenangkan. Setiap proses
pembelajaran wajib menggunakan metode-metode pembelajaran agar
pembelajaran tersebut dapat maksimal.
89
Ibid, hlm 1.3-1.4,.
112
Dapat dikatakan bahwa adanya hasil belajar siswa yang tinggi dan
berkualitas, dapat dihasilkan dari proses pembelajaran yang berkualitas,
untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas seorang
tenaga pendidik membutuhkan kemampuan dalam menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam kelas, kesesuaian
metode pembelajaran yang diterapkan dapat menurunkan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
Dengan begitu, dapat dipahami dengan beberapa masalah yang ada
dalam suatu pembelajaran yang menggunakan metode. Hal ini
menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite, dan Review
(SQ3R). Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode SQ3R adalah
sebagai berikut; 1. Survey, adalah langkah untuk mengidentifikasi judul,
judul bab, judul subbab, atau fitur lain dari buku seperti gambar atau
tabel. 2. Question, adalah langkah untuk mengajukan pertanyaan
tentang isi buku, misalnya mengembangkan judul buku menjadi
pertanaan, atau mengembangkan judul bab, judul subab menjadi
pertanyaan. 3. Read, adalah membaca buku berdasarkan langkah survey
dan question. 4. Recite,mengidentifikasi poin-poin penting yang telah
dibaca. Langkah ini bisa saja menjawab langkah question. 5. Review,
adalah meninjau kembali seluruh bacaan setelah read dan recite.90
Penemuan dalam peneliti yang sudah dijelaskan metode SQ3R ini
diterapkan di kelas atas yang terdiri dari kelas IV dan V karena pola
pikir atau cara keterampilan dalam membaca di kelas IV dan V lebih
luas dan lebih mudah mengerti dalam penerapan metode SQ3R ini untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, meningkatkan
kompetensi keterampilan membaca dan agar siswa dapat membaca
degan cepat.
Dalam menggunakan metode SQ3R, Metode penelitian ini
menggunkan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut dengan
90
Iswara, Prana Dwija. (2014). Teknik Membaca Membuka-buka Buku.
Sumedang: UPI PRESS.hlm. 75-76
113
classroom action research karena dari teknik pengumpulan data meliputi
dari hasil (1) perencanaan; (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi;
dan (4) refleksi. Fungsi dari tahap ini berupa rancangan tindakan yang
meliputi (1) mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2)
mempersiapkan Lembar Kegiatan Peserta didik; (3) mempersiapkan
lembar observasi untuk guru dan peserta didik; (4) mempersiapkan
pembentukan kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang; dan (5)
mempersiapkan alat evaluasi.
Hal ini dari penelitian yang dijelaskan metode SQ3R sangat
berpengaruh dalam penelitian-penelitian yang sudah berhasil karena
dalam suatu peresntase hasil kerja siswa sangat baik dan siswa jadi
mudah mengerti dalam membaca pehaman siswa.
Berdasarkan analisis jurnal-jurnal di atas, terdapat permasalahan-
permasalahan dalam penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran
bahasa Indonesia Sekolah Dasar di antaranya; (1) Peserta didik kurang
dapat berpikir kreatif dalam menyampaikan ide yang ingin disaampaikan
serta kurang mampunya peserta didik dalam memahami bacaan dengan
baik. (2) Kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam
keterampilan membaca pehaman dan menulis. Sehingga berdampak
pada semangat dan kemampuan peserta didik dalam membaca
pemahaman.(3) Kemampuan membaca peserta didik yang rendah
sehingga berimbas pada kemampuan membaca pemahaman. Hal ini juga
berdampak pada kemampuan peserta didik dalam memahami isi suatu
bacaan yang telah dibaca. (4) Proses pembelajaran yang monoton dan
menggunakan metode ceramah, sehingga membuat peserta didik bosan
dan menimbulkan rasa malas dalam membaca. (5) Aktivitas peserta
didik belum sepenuhnya aktif pada saat berlangsungnya pembelajaran
bahasa Indonesia.
Tidak hanya mengenai permasalahan-permasalahan pada
penerapan metode SQ3R. Terdapat solusi yang bisa digunakan guru
dalam mengatasi masalah saat pembelajaran, dijelaskan juga bagaimana
114
penggunanaan metode SQ3R dapat berjalan dengan maksimal mulai dari
karakteristik dalam metode SQ3R, langkah-langkah penerapan metode
SQ3R dan kelebihan & kekurangan metode SQ3R pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang mencangkup komponen kemampuan berbahasa
meliputi aspek-aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis adanya pendekatan pembelajaran yang penulis jelaskan di bab
II.
Penerapan metode SQ3R dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
agar dapat memotivasi seseorang untuk memahami apa yang tersirat
dalam suatu buku atau teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar
proses pembelajaran yang monoton dan menggunakan metode ceramah
sehinggar membuat perserta didik tidak bosan yang lebih dominan
permasalahan di dalam kelas.
Selainitu dalam skripsi ini, ditemukan beragam faktor dalam
dilakukannya penelitian, di antaranya faktor permasalahan dalam
menggali data. Faktor permasalahan tersebut adalah bagaimana
menjelaskan, menganalisis dan menginterpretasi terhadap penelitian
PTK yang menggunakan metode Library Research mengenai penerapan
metode SQ3R dari kela IV dan V Sekolah Dasar yang didapatkan dalam
sejumlah 12 jurnal yang telah dijelaskan di atas. Mengingat di setiap
kelas siswa memiliki penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia berbeda satu dengan yang lainnya. Apalagi jurnal-
jurnal untuk dianalisis terkait Pnerapan Metode SQ3R Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar tidak begitu banyak dan
terbatas. Hal ini tentu menjadi tantangan penulis dalam menyelesaikan
peneilitian ini.
Namun permasalahan tersebut diatasi oleh penulis dengan beragam
penguraian. Penguraian ini yaitu berupa perbandingan dan persamaan
kategori-kategori metode SQ3R antar kelas IV yang setingkat, antar
siswa kelas IV Sekolah Dasar contoh mengenai persamaan dalam
permasalahan terhadap pembeajaran dalam jurnal Maesaroh yang
115
menyebutkan bahwa kelas IV masih kebiasaan peserta didik seperti rasa
malu, malas, kurang berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
serta mengungkapkan pendapat menyebabkan proses pembelajaran
menjadi monoton. Dengan menyingkapinya dengan menerapkan metode
SQ3R.
116
117
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
metode pustaka ini terkait dengan mata pelajaran bahasa indonesia yang
menggunakan penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Recite,
Review), yakni sebagai berikut:
118
sintak maka terdapat dua implikasi yaitu secara teoritis dan praktis, yang
dapat duiraikan sebagai berikut:
1. Beberapa hasil dari penelitian yang dilakukan secara teoritis bisa
dimanfaatkan sebagai dasar untuk proses pengembangan penelitian
tindakan kelas dengan sasaran sekolah dasar yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam mata
pelajaran bahasa indonesia.
2. Secara praktis menunjukkan bahwa metode Suevey, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) bisa membantu guru untuk
mengembangkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik.
Karena siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai isi dari
bacaan yang telah dibaca.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil implikasi penelitian, maka
terdapat beberapa saran yang digunakan sebagai bahan pertimbangan,
diantaranya:
1. Bagi Guru:
a. Penggunaan metode SQ3R dapat digunakan sebagai alternatif
bagi guru sebagai upaya untuk meningkatkan keteramilan
membaca pemahaman.
b. Dalam penggunaan metode pembelajaran yang lebih
beragam, guru diharapkan terus meningkatkan kreatifitas.
2. Bagi Siswa :
a. Siswa lebih mengembangkan keterampilan membaca
pemahaman didalam pelajaran Bahasa indonesia
b. Melatih kemampuan dengan banyak membaca pemahaman
dan melakukan banyak kegiatan membaca, serta lebih
mengenali kosakata sehingga mendapat pengetahuan yang
lebih luas.
c. Sarana perpusatakaan yang telah disediakan seharusnya dapat
lebih dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa
119
120
DAFTAR PUSTAKA
(2014).
http://jurnal-online.um.ac.id, 2012
(2019) : 109-121
(Agustus 2019).
Cet. V. 2005.
121
D Djuanda,. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Dewi Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya dll, “Penerapan Metode SQ3R
Halimah, Dadan Djuanda dan Ani Nur Aeni, “ Penerapan Metode SQ3R
Aditama, 2010
http://jerman.upi.edu, 2013
122
Hernawan Asep, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran
Pustaka Pelajar
No.1 (2014).
Terbuka,Jakarta) 2007.
123
internasional.Volume 6. 2018.
Gramedia, 1989
124
VIII-H SMP Negeri 1 Rantepao Kabupaten Toraja Utara”, Jurnal
Pujana Widya Arta, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode
Grasindo, 2007
Diterbitkan, 2018
125
Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta:
dipublikasikan, 2011.
Saiful Bahri. Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Siregar Siti Hazrina, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Pariwara.
126
Metose SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Di Kelas V
(2018)
Alfabeta, 2011
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, cet. IV, Bandung:
dipublikasikan, 2013.
2006
127
Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Diterbitkan, 2018
pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id
2013)
128
Yusmaidar, “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui
(SQ3R) pada Siswa Kelas III di SDN. No. 054/XI Muara Air Tahun
No.2 (2017)
Indonesia, 2008
129
Lampiran 1
Profil Sekolah
NPSN 60710029
NSS 131232760008
Akreditasi B
No Telpon 081315977145
Email Nurulhudbojongsari96@gmail.com
Jenjang MI
Status Swasta
Lintang -6.3948985989188785
Bujur 106.74336556345224
Ketinggian 88
Kecamatan Bojongsari
1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV/V yang ibu
mengajarkan?
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Lampiran 3
Hasil Wawancara
. 1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
Jawaban: Metode yang sering saya gunakan yaitu ceramah dengan
deskripsi.
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
Jawaban: sebagian anak menyelesaikan dengan baik, sebagian anak belum
bisa membaca.
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV yang ibu
mengajarkan?
Jawaban: Kurang baik,karena hasil kurang dari 50% yang memenuhi KKM
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
Jawaban: Sebagian besar memperhatikan.
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Jawaban: Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan-pertanyaan
kalau tidak seperti itu anak-anak hanya diam saja.
Hasil Wawancara
1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia?
Jawaban: Sebelum kurikulum 2013 lebih sering konvensioanl, saya
menjelaskan lalu siswa diberikan latihan atau tugas.
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca?
Jawaban: sebagian anak menyelesaikan, sebagian tidak.
3. Bagaimana hasil belajar bahasa Indonesia di kelas V yang ibu mengajarkan?
Jawaban: Lumayan, rata-rata nilai siswa memenuhi KKM.
4. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pelajaran yang ibu sampaikan?
Jawaban: Sebagian besar memperhatikan.
5. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah ibu sampaikan?
Jawaban: Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti sudah mengerti semua? Atau ada yang belum paham?, setelah
dipancing dengan pertanyaan seperti ini biasanya siswa banyak bertanya
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
BIODATA PENULIS