TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembelajaran
1. Efektivitas
dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal efektivitas dapat
berasal dari kata dasar efektif (kata sifat) yang mengandung beberapa pengertian
antara lain, (1) Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya dan kesannya), (2) Manjur atau
mujarab, (3) Dapat membawa hasil, berhasil guna, (4) Mulai berlaku (undang-undang
atau peraturan).
yaitu: (a) the economic’s production function, (b) the Administrator production
function; (c) the psikologist’s production function. (Thomas Mulyasa, 2002: 83).
Artinya bahwa fungsi ekonomi, selama belajar apa hasil yang diperoleh, fungsi
peserta didik yang dinyatakan dalam prestasi belajar atau hasil belajar siswa.
Efektivitas adalah sasaran dan ukuran (waktu, kualitas, kuantitas) sejauh mana telah
9
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
taraf tercapainnya suatu tujuan atau suatu usaha yang dikatakan efektif apabila usaha
itu merupakan perbandingan antara kondisi ideal yang menyatakan sejauh mana telah
tercapai sasaran dan ukuran (waktu, kualitas, kuantitas). Efektivitas pendidikan juga
berkaitan dengan produktivitas, terdiri dari tiga dimensi yaitu: (1) fungsi ekonomi,
selama belajar apa hasil yang diperoleh; (2) fungsi pelayanan bagi pelaksanaan proses
pembelajaran; (3) fungsi perubahan perilaku peserta didik yang dinyatakan dalam
2. Pengertian Belajar
W.S.Winkel (2002) adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relative
konstan dan berbekas. (Ahmad, 2013: 4). Selanjutnya Chance (2003: 36)
membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2)
10
pengetahuan dan pengertian; dan (3) sikap dan cita-cita. (Ahmad, 2013: 3).
Pengertian tentang hasil belajar Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39)
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. (Ahmad, 2013:
5).
adalah suatu proses perubahan tingkah laku baik fisik maupun mental yang diperoleh
dari latihan atau adaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar adalah
merupakan proses aktif dan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Proses tersebut adalah proses yang diarahkan kepada tujuan berbagai
Perubahan tingkah laku dalam belajar bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan
3. Pembelajaran
Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara
(pengalihan) nilai dengan memanfaatkan secara optimal, selektif, dan efektif, semua
11
sumber daya pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran (instruksional). Dalam
unsur pengajaran yang merangsang timbulnya minat dan kegiatan belajar siswa
sehingga terjadi perubahan tingkah laku, sikap, dan nilai pada siswa meliputi
bahwa: (1) kualitas manajemen sekolah atau kepemimpinan kepala sekolah; (2)
kualitas kurikulum; (3) kualitas anggaran; (4) kualitas sarana dan prasarana; (5)
kegiatan belajar. (Sudjana, 2000: 6). Proses belajar mengajar yang efektif dapat
adalah proses interaksi edukatif (kegiatan bersama yang sifatnya mendidik) antara
guru dengan siswa dimana berlangsung proses transferring (pengalihan) nilai dengan
memanfaatkan secara optimal, selektif, dan efektif, semua sumber daya pengajaran
untuk mencapai tujuan pengajaran (instruksional), atau proses belajar mengajar yang
12
kemungkinan baru.
4. Efektivitas Pembelajaran
keberhasilan usaha dan tindakan. (Jamarah, 2006: 130). Para peserta didik atau guru
senantiasa meningkatkan efektivitas belajar. Belajar akan lebih efektif jika peserta
didik memiliki kesadaran dan tanggung jawab belajar, belajar dengan efisien, begitu
pula para pengajar harus punya tanggung jawab untuk mencerdaskan para peserta
kepada peserta didiknya, berhasil atau tidaknya efektivitas pembelajaran vokal yang
diberikan terhadap peserta didik, kalau ada kendala hendaklah guru berusaha
efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan
dengan ukuran-ukuran pasti. (Hassan, 2013: 883). Kegiatan belajar mengajar agar
lebih efektif harus memperhatikan: (1) Proses belajar mengajar; (2) Bahan
pengajaran; (3) Tujuan belajar; (4) Metode pengajaran; (5) Salah satu sumber belajar
adalah guru; (6) Asas ditaktik terdiri dari keaktifan siswa, pemusatan kemampuan dan
perhatian siswa, efisien, praktis, dan media. (Wijayah Kusuma, 2009: 165)
tujuan, suatu usaha yang dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.
Belajar akan lebih efektif jika peserta didik memiliki kesadaran dan tanggung jawab
13
belajar, belajar dengan efisien, begitu pula para pengajar harus mempunyai tanggung
B. Pembelajaran Vokal
1. Pengertian vokal
Bunyi yang berasal dari suara manusia adalah vokal. Istilah lain vokal
diasumsikan oleh masyarakat umum disebut dengan penyanyi atau lagu. vokal adalah
suara lantang manusia. (Soeharto Banoe, 2003: 44). Pengertian vokal dalam kamus
musik artinya bunyi ujaran yang keluarnya melalui alat ucap. Dalam musik, unsur
memompa udara ke dalam paru-paru yang dibantu oleh otot-otot perut, otot dada, dan
otot sisi tubuh serta diafragma, lalu udara mulai dihembuskan sedemikian rupa
sehingga menggetarkan pita suara, oleh karena itu bernyanyi dengan baik dapat
dipelajari oleh setiap orang karena dengan cara meniru atau mengucapkan sesuatu
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa vokal adalah bunyi ujaran yang
keluarnya melalui alat ucap yaitu mulut dan diungkapkan dengan cara bernyanyi
melalui proses keterlibatan mulut, hidung, dan lain-lain, itulah yang disebut
14
konsonan. Vokal rangkap yaitu dua bunyi vokal yang digabung, seperti ai, au, oi
Suara memiliki masing-masing warna suara dengan wilayah nada yang berbeda-
beda. Suara mempunyai wilayah yang menjadi karakternya sendiri dan suara berbeda
antara satu dengan lainnya. Wilayah suara anak-anak, suara wanita dewasa, dan suara
pria dewasa, terdapat perbedaan yang signifikan. Suara yang tidak dibedakan lewat
jenis kelaminnya dan hanya mempunyai dua wilayah suara adalah suara anak-anak.
1) Suara anak-anak dibagi ada dua jenis yaitu suara tinggi dengan wilayah nada c’-f’
2) Suara dewasa ada dua jenis yaitu suara pria dewasa dan suara wanita dewasa.
a. Suara pria dewasa yaitu bass (suara rendah), bariton (suara sedang), dan tenor
(suara tinggi).
b. Suara wanita dewasa yaitu alto (suara rendah), mezzosopran (suara sedang), dan
sopran (suara tinggi). Suara wanita sopran (suara tinggi dari nada cˡ s/d a²), suara
wanita mezzo sopran (suara sedang dari nada a s/d f²), suara wanita alto (suara
rendah dari nada f s/d d². Suara pria tenor (suara tinggi dari nada c s/d aˡ), suara
pria bariton (suara sedang dari nada A s/d fˡ), suara pria bass (suara rendah dari
15
3. Vokalisi / Pemanasan Suara
pernafasan dan latihan sikap mulut, bibir, lidah, rahang, pita suara sebagai alat untuk
membentuk suara. (Pusat Musik Liturgi, 2002: 8). Menurut Banoe (2003: 44)
Komposisi musik vokal tanpa menggunakan syair sebagai bahan latihan adalah
vokalisi atau vocalizing. Sebelum menyanyikan lagu yang sesungguhnya, cara untuk
melatih suara yaitu dengan bernyanyi tanpa menggunakan syair. Hal tersebut
membunyikan huruf vokal dan huruf konsonan/mati serta mengikuti irama yang ada.
Akan tetapi usahakan mengakhiri huruf vokal dengan mengucapkan huruf konsonan.
produksi suara yang keluar dari mulut berasal dari tenggorokan, sedangkan
pembagian suara manusia terdapat tiga jenis, untuk pria yaitu suara rendah (bass),
suara sedang (bariton), suara tinggi (tenor), dan untuk wanita yaitu suara rendah
pembentukan suara dengan cara latihan secara bertahap yaitu latihan pernafasan,
latihan sikap mulut, bibir, lidah, dan rahang untuk membentuk suara.
baik bernyanyi menggunakan teknik vokal. Teknik vokal sangatlah penting dalam
16
bernyanyi. Bernyanyi tidak bisa dilakukan hanya dengan asal mengeluarkan suara
saja. Ada beberapa hal penting yang mempengaruhi lagu. Dalam bernyanyi, beberapa
teknik vokal yaitu pernafasan, artikulasi, phrasering, intonasi, resonansi, sikap badan,
dan ekspresi/penghayatan lagu. Teknik vokal tersebut sangat penting dikuasai oleh
penyanyi. (Aley, 2010: 49). Teknik vokal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pernafasan
menyanyi, pernafasan yang benar sangat baik untuk kesehatan. Tanpa teknik
pernafasan yang benar saat menyanyi, tidak akan dihasilkan suara yang baik. (Harry,
2018: 82). Teknik pernafasan yang digunakan dalam bernyanyi ada empat yaitu
1) Teknik pernafasan dada dilakukan dengan cara mengembangkan rongga dada pada
saat bernafas. Udara yang dihimpun dengan cara ini kurang mkasumal sehingga
kurang tepat digunakan sebagai teknik pernafasan untuk bernyanyi. (Harry, 2018: 82).
2) Teknik pernafasan bahu yaitu pernafasan dengan cara mengangkat bahu ke atas,
untuk mengambil nafas pada paru-paru. Cara ini tidak terlalu baik, karena nafas yang
2010: 67)
3) Teknik pernafasan perut yaitu gerakan perut yang semakin mengembang, rongga
perut membesar sehingga udara dari luar masuk memenuhi perut. Rongga dada bebas
17
dari ketegangan. Paru-paru, batang tenggorokkan, selaput suara, alat-alat pengucapan,
dapat leluasa menghasilkan suara yang wajar. Akan tetapi, tidak memberikan
dorongan yang kuat. Pernafasan perut ini tidak baik digunakan untuk bernyanyi.
mengembangkan rongga dada dan perut secara seimbang sehingga diafragma menjadi
rileks dan tidak tegang. (Harry, 2018: 82). Saat pernafasan diafragma ada tanda yang
bisa dirasakan dan dijadikan pegangan, yaitu (1) Meraba bagian bawah tulang rusuk;
(2) Tegak berdiri; (3) Meletakkan kedua telapak tangan pada sisi kanan dan kiri,
diantara tulang rusuk paling bawah dan perut bagian atas. Dengan gerakan tersebut,
kita akan merasakan telapak tangan terdorong kde luar; (4) Inhalasi melalui hidung
dengan lembut dan perlahan, konsentrasi pada bagian sekitar perut bagian atas yang
kea rah keluar dan mengembang, lalu konsentrasi pada bagian tulang rusuk,
kemudian letakkan tangan kita pada pinggang bagian atas. (Widyastuti, 2007: 9).
adalah modal dasar dalam bernyanyi. Selain berguna untuk menyanyi, pernafasan
yang benar sangat baik untuk kesehatan. Tanpa teknik pernafasan yang benar saat
menyanyi, tidak akan dihasilkan suara yang baik. Teknik pernafasan yang digunakan
dalam bernyanyi ada empat yaitu teknik pernafasan dada, pernafasan bahu,
pernafasan perut, dan pernafasan diafragma. Teknik pernafasan yang paling baik
18
b. Artikulasi
Artikulasi adalah dasar ucapan bunyi bahasa yang terjadi dalam mulut. Dalam
bernyanyi agar pesan dari teks lagu dapat dimengerti, pengucapan kalimat lagu harus
jelas. Penyanyi perlu berlatih agar artikulasi dalam bernyanyi jelas, seperti saat
Artikulasi adalah “berbicara” melalui syair lagu yang memiliki irama, notasi, melodi,
birama, dan lirik lagu yang dalam syairnya terdapat pesan, cerita, ikrar, dan lain-lain
yang harus disampaikan kepada pendengar atau penonton yang dapat menyampaikan
Untuk menghasilkan bunyi atau suara yang baik, ada beberapa hal yang harus
diketahui untuk melatih vokal, yaitu: (1) Bibir agar tidak kaku sebaiknya membentuk
seperti corong terompet yang kokoh; (2) Rahang bawah agar lancar dan luwes dilatih
untuk membuka dan menutup; (3) Lidah agar tidak kaku, posisi tetap rata, posisi
lidah diusahakan jangan bergerak dan jangan sampai tertarik ke belakang; (4) Aliran
c. Phrasering
lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Tujuan phrasering adalah
memenggal kalimat lagu sesuai dengan isi kalimat agar lebih tepat. Dengan demikian,
usaha untuk mengungkapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebenaran yang
terkandung di dalamnya, sesuai dengan pesan lagu tersebut. (Aley, 2010: 61).
19
lagu. (Tim Pusat Musik Liturgi, 2011: 69). Sedangkan Phrasering menurut (Hanna
Sri Mudjilah, 2010: 66) merupakan bentuk suatu pola yang bermakna dan benar
pemenggalan kalimat musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap
mempunyai kesatuan arti yang membentuk suatu pola yang bermakna dan benar.
Tujuan phrasering adalah memenggal kalimat musik agar lebih tepat, sesuai dengan
isi kalimat. Dengan demikian, usaha untuk mengungkapkan suatu lagu dapat lebih
tersebut.
d.Intonasi
Sering kali terjadi seseorang kalau bernyanyi suaranya terdengar “fals” tidak
selaras dengan bunyi sekitarnya ketika bersama instrumen atau orang lain, sedangkan
yang sudah mahir dapat mengeluarkan suara yang cemerlang, terang, dan resonansi
yang bagus. (Tim Pusat Musik Liturgi, 2011: 41). Untuk mendapatkan suara yang
bagus penyanyi perlu melatih intonasi dalam bernyanyi. intonasi adalah menyanyikan
nada dengan tepat dengan cara membidik nada. Penyanyi harus menjangkau tinggi
yang baik adalah syarat-syarat terbentuknya intonasi yang baik. (Aley, 2010: 58).
Intonasi adalah membunyikan nada dengan tepat, baik nada yang tinggi atau nada
yang rendah. Intonasi sering disebut dengan ketepatan dalam membidik nada. Sering
20
melatih pendengaran supaya sensitif terhadap nada-nada yang didengar adalah cara
membunyikan nada dengan tepat oleh seorang penyanyi, baik nada rendah atau nada
tinggi. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, intonasi adalah teknik vokal yang
berhubungan dengan ketepatan dalam membidik nada atau pitch kontrol sehingga
suara jernih, enak didengar, dan nyaring. Selain itu intonasi sering disebut dengan
ketepatan dalam membidik nada. Dalam hal ini syarat-syarat yang diperlukan adalah
pendengaran yang baik, rasa musikal, dan kontrol pernafasan. (Yudha Pramudya,
2010:750).
menyanyikan nada dengan tepat dengan cara membidik nada, oleh seorang penyanyi,
baik nada rendah atau nada tinggi. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, intonasi
adalah teknik vokal yang berhubungan dengan ketepatan dalam membidik nada atau
pitch kontrol sehingga suara jernih, enak didengar, dan nyaring. Penyanyi harus
dan pendengaran yang baik adalah syarat-syarat terbentuknya intonasi yang baik.
e. Resonansi
Musik Liturgi, 2011: 34). Menurut Yudha Pramudya (2010: 93) Resonansi adalah
21
suatu upaya untuk membuat suara bergema atau bergaung indah, bukan hanya
sekedar suara berteriak dengan kuat atau keras, tetapi Apa yang kita ucapkan harus
dapat dimengerti oleh pendengar dan suara bergema harus terdengar indah dan
suatu upaya untuk membuat suara bergema atau bergaung indah. Apa yang kita
ucapkan harus dapat dimengerti oleh pendengar dan suara bergema harus terdengar
f. Sikap badan
Sikap badan adalah posisi badan atau tubuh ketika oleh seseorang yang sedng
bernyanyi. Agar tidak mengganggu saluran pernafasan, hal ini bisa dilakukan sambil
berdiri, jalan, duduk, loncat, dan lain sebagainya. Hal yang sangat penting untuk
menentukan baik tidaknya penampilan anda saat tampil di podium atau di panggung
bergantung pada sikap tubuh dalam bernyanyi. (Aley, 2010:64). Hal yang cukup
penting sewaktu menyanyi adalah sikap tubuh. Seorang penyanyi harus menjaga
dengan berlatih tidak menggerakkan dada ke atas dan tidak selalu mengangkat bahu
suapaya sewaktu menyanyi tidak timbul ketegangan, (Tim Pusat Musik Liturgi, 2011:
16). Cara duduk atau cara berdiri yang benar adalah sikap tubuh yang baik pada saat
22
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Sikap badan adalah
posisi badan atau tubuh ketika oleh seseorang yang sedng bernyanyi. Agar tidak
mengganggu saluran pernafasan, hal ini bisa dilakukan sambil berdiri, jalan, duduk,
loncat, dan lain sebagainya. Hal yang sangat penting untuk menentukan baik tidaknya
penampilan anda saat tampil di podium atau di panggung bergantung pada sikap
perubahan tempo atau tingkat kecepatan musik, keras lembutnya suara dengan
komposisi atau lagu. (M.G. Widyastuti, 2007: 34). Ekspresi yaitu menghayati atau
menjiwai dengan hati secara keseluruhan dan penguasaan syair lagu, sehingga
diperlukan beberapa teknik menyanyi yaitu dinamika dan tempo. Dinamika adalah
bernyanyi dengan keras lembutnya suara suatu bagian atau phrase kalimat musik.
(Hanna Sri Mudjilah: 2004: 65). Tempo adalah tanda yang digunakan untuk
menunjukkan cepat atau lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan. Tempo
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu lambat, sedang, dan cepat. Tanda
tempo lambat yaitu largo, lebih lambat (largissimo), agak lambat (largeto), sangat
lambat penuh perasaan (adagio), sangat lambat sedih (grave), sangat lambat
23
(andantino) dan tanda tempo cepat yaitu cepat (allegro), tempo agak cepat
(prestissimo), cepat dan girang (vivase). (Hanna Sri Mudjilah, 2010: 64)
sesuatu menggunakan perasaan dengan keras perubahan tempo atau tingkat kecepatan
menyambung nada untuk menafsirkan sebuah komposisi atau lagu. Ekspresi yaitu
menghayati atau menjiwai dengan hati secara keseluruhan dan penguasaan syair lagu,
sehingga diperlukan beberapa teknik menyanyi yaitu dinamika dan tempo. Dinamika
adalah bernyanyi dengan keras lembutnya suara suatu bagian atau phrase kalimat
musik.
Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar
112). Menurut Pujiono (2009: 1), metode drill merupakan suatu cara mengajar
24
Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan dan. Adapun kekurangan
tertentu, juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, dan
keterampilan. Latihan pada drill mengandung arti bahwa latihan tersebut selalu
E. Kemampuan Musikalitas
1. Pengertian Musikalitas
Istilah “musikal” dalam penelitian ini memiliki arti yang tidak sama dengan
yang selama ini dipahami sebagai “pandai bermain alat musik atau bernyanyi“ saja,
akan tetapi lebih ditekankan pada kepekaan terhadap bunyi musik, baik itu tinggi
rendah nada (pitch), ritme (rhythm), maupun melodi (melody). Kepekaan terhadap
bunyi musik ini diyakini bahwa anak-anak dengan kepekaannya, juga akan peka
25
terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Anak yang memiliki keterampilan
bermain musik yang baik bukan berarti memiliki kemampuan musikal yang baik
pula. Kemampuan musikal adalah kepekaan untuk merespon stimuli sensitivitas yang
musik, pikiran dan perasaan melalui ekspresi nada, motivasi untuk terlibat dengan
musik, dan mampu terlibat musik dengan orang lain. Hallam (2006:425)
bakat musik mengarah pada kemampuan kinerja dalam musik, seperti kemampuan
lebih berkaitan dengan kepekaan, perasaan, dan apresiasi terhadap musik. Sementara
yang berhubungan dengan konsep pemikiran dan ingatan terhadap musik, antara lain
jangkauan suara yang semuanya mengarah pada pengetahuan, potensi, dan sikap yang
26
termasuk apresiasi musik dan pemahaman tanpa harus memiliki keterampilan dalam
menafsirkan dan memahami musik, pikiran dan perasaan melalui ekspresi nada,
motivasi untuk terlibat dengan musik, dan mampu terlibat musik dengan orang lain.
Yang membedakan antara bakat musik dengan kemampuan musikal, yaitu bakat
musik mengarah pada kemampuan kinerja dalam musik, seperti kemampuan ekspresi
musikal anak usia 17- 21 tahun termasuk dalam Tindakan Tingkat Lanjut dari
Audiensi Musik (AMMA) adalah tes bakat musik yang valid untuk mahasiswa pim 1
vokal. Tes bakat membutuhkan waktu kurang dari 20 menit untuk menyelesaikan dan
menghasilkan skor tonal, ritme, dan komposisi. AMMA sangat penting dalam
siswa mereka. Siswa tidak perlu dapat membaca notasi musik atau memiliki instruksi
27
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan musikal
pada anak. Menurut Lumbantouran (2009: 28) yang menyebutkan bahwa latar
musik pada umumnya, khususnya bernyanyi sebagai salah satu cabang pokok
kemampuan seni.
musikalitas yaitu inteligensi, ketajaman pendengaran, jenis kelamin, ras, dan latar
belakang budaya. Dari kedua pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
sudah baik atau masih memiliki kekurangan. Latihan pendengaran musik biasanya
28
dilakukan dalam bentuk dikte yang berupa nada yang dinyanyikan kemudian
ditirukan, yang sebelumnya didahului dengan latihan pendengaran dan latihan daya
ingat. Dikte tersebut berupa melody, akor, dan ritme. Latihan pendengaran ini
dan bila dilakukan secara berulang-ulang dapat dijadikan dasar menuju tahap
rasa, irama atau ritme, agar siswa dapat menyanyikan sebuah lagu dengan dalam
irama yang sesuai. Selain itu perlu ditanamkan juga pengertian tentang bayangan atau
memori nada, interval, dan melodi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
menyanyikan sebuah lagu dengan benar. Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan
bahwa kemampuan mendengar not (Ear Training) adalah tingkat kepekaan siswa
unsur musikal dalam bentuk notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritme,
maupun akor.
29
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa Ear Training adalah latihan
seperti rekaman audio. Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam bentuk
dikte yang berupa nada yang dinyanyikan kemudian ditirukan, yang sebelumnya
didahului dengan latihan pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa
melody, akor, dan ritme. Kemampuan mendengar not (Ear Training) ke dalam tiga
indikator kemampuan, yaitu: (1) kemampuan mendengar dan mengingat (ritme) atau
kembali, dan (3) kemampuan mendengar dan mengingat akor (kord) atau keselarasan
gabungan nada.
Reading adalah membaca not tanpa persiapan atau kesanggupan sekaligus untuk
membaca dan memainkan notasi musik yang belum pernah dikenal sebelumnya.
(sering disebut dengan istilah prima vista). Menurut Banoe (2003: 379) sight reading
adalah memainkan atau menyanyikan (sight singing) dalam sekali (pertama kali)
baca. Menurut Kodijat (2004: 81) sight reading adalah bermain tanpa persiapan
(2003:274) bahwa cara memainkan alat musik atau menyanyikan lagu dengan partitur
yang baru dilihat pada saat itu juga dikenal dengan sight reading.
30
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sight reading adalah
membaca not tanpa persiapan atau kesanggupan sekaligus untuk membaca dan
memainkan notasi musik yang belum pernah dikenal sebelumnya. (sering disebut
1. Sight Singing
Sight singing yaitu kemampuan membaca suatu karya musik. Sight singing
adalah latihan menyanyikan nada sesuai dengan melodi. Ada dua sistem yang dapat
digunakan dalam latihan ini, yaitu sistem fixed do dan sistem movable do. Kedua
a. Sistem fixed do
Sistem fixed do adalah latihan nada dinyanyikan dengan apa adanya, misalkan
nada C akan tetap dibaca do meskipun dalm tangga nada yang berbeda-beda. Contoh
lain, siswa menyanyikan lagu dalam tangga nada F mayor (1 mol) maka nada F tidak
dibaca do melainkan fa. Dalam penelitian ini, dalam menguji kemampuan bernyanyi
b. Sistem moveable do
pada nada c,d, e, f, g, dan seterusnya sesuai nada dasar yang digunakan. Florentinus
membagi kemampuan menyanyikan not atau sight singing dalam tiga indikator, yaitu:
31
menyanyikan interval nada, dan (3) Kemampuan menyanyikan tangga nada.
(Sumaryanto, 2001:40-42).
(sight singing) adalah tingkat kelancaran mahasiswa untuk mengubah bentuk notasi
pembelajaran vokal di mata kuliah PIM 1 Vokal, sight singing, dan ear training
sejumlah mata kuliah dengan bobot sks sebesar 148 sks. Praktik Instrumen Mayor
yang disebut PIM merupakan salah satu mata kuliah praktik yang terdapat dalam
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Bobot sks mata kuliah tersebut
sebesar 2 sks. Mata Kuliah Pim Vokal merupakan mata kuliah wajib ditempuh bagi
wajib ditempuh pada semester 1,2,3, dan 4, sedangkan ketika memasuki semester 5
dan 6 mata kuliah tersebut menjadi mata kuliah pilihan, artinya boleh ditempuh dan
boleh tidak ditempuh. Selain Mata kuliah Pim 1 Vokal, mata kuliah lainnya yang
32
Gitar 1, Vokal 1.
Caesari, Etude Panofka no 1-3, Sieber no 16-17, Vaccai lesson 2-4. Vokalisi Caesari
dan Etude Panofka berupa buku yang berisi melodi lagu dalam penulisan notasi
balok untuk pemanasan vokal. Sieber dan Vaccai merupakan kumpulan etude lagu
disertai dengan lirik lagu klasik dasar dalam penulisan notasi balok. Sementara itu,
bahan lagu yang digunakan untuk PIM 1 Vokal yaitu Lagu Klasik Indonesia dan Lagu
Klasik Barat. Lagu Klasik Indonesia berupa lagu Bahagia dan Sandiwara. Lagu klasik
1. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Prof. Djohan (2009) yang berjudul
Penelitian ini dilakukan terhadap 381 siswa kelas 3, 4, dan 5 sekolah dasar di
musikalitas siswa dapat diukur melalui instrumen kepekaan terhadap musik dan
sosial. Dari Kajian Penelitian ini, berhubungan dengan penelitian saya yaitu
33
2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Mochamad Usman Wafa (2013) yang
tepat. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini secara khusus akan
Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang didukung dengan strategi
pencarian data yang meliputi: (1) observasi partisipatif, (2) dokumentasi, dan (3)
diterapkan metode solfegio hanya 10% siswa yang mampu belajar musik. Setelah
tersebut dapat dilihat dari rincian data berikut: 31% siswa menguasai materi
belajar dengan tingkat sangat baik, 43% siswa menguasai materi belajar dengan
tingkat baik, 26% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sedang. Ketika
diujicobakan metode solfegio ear training. Dari Kajian Penelitian ini berhubungan
34
juga menggunakan solfegio, hanya saya menggunakan metode eksperimen untuk
3. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Dr. Hanna Sri Mudjilah (2012) yang berjudul
tes yang dapat mengukur tingkat kemampuan musikal anak. Penelitian ini
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengetahui seberapa jauh tingkat
kemampuan musikal seorang anak. Dari Kajian Penelitian ini berhubungan dengan
tes.
4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Andhika Dian Pamungkas (2015) yang
Suara Melalui Metode Drill. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
mengetahui upaya peningkatan teknik vokal kelompok paduan suara siswa kelas
35
VIII SMP Negeri 2 Gombong melalui metode drill. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah, artikuasi yang kurang jelas, intonasi yang kurang tepat serta pernafasan
yang kurang tepat sehingga pemenggalan kata atau phrasering dalam lagu tidak
tepat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc
Taggart. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Drill dalam
proses pembelajaran paduan suara pada kelompok paduan suara siswa kelas VIII
dalam bernyanyi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata
dari hasil evaluasi bernyanyi. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah pra siklus
71,50, siklus I 80,00, dan siklus II 86,50. Dari Kajian Penelitian ini berhubungan
dengan penelitian saya, yaitu mengenai metode drill. Dalam belajar bernyanyi
5. Penelitian yang dilakukan oleh Elindra Yetti dan Icha Khairiah (2017) yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil bermain alat musik dol
dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari sembilan kali pertemuan pada setiap
36
studi dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data
setelah mereka melakukan kegiatan bermain alat musik dol. Skor kemampuan
musikal anak tercatat sebesar 36,5 pada tahap pra-siklus. Skor kemampuan
musikal meningkat menjadi 52,4 pada akhir siklus I, dan terus mengalami
peningkatan menjadi 59,2 pada akhir siklus II. Hasil penelitian ini memberi
implikasi bahwa bermain alat musik dol dapat dijadikan media sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan kemampuan musikalitas pada anak-anak usia dini. Dari
musik dapat meningkat. Siswa atau mahasiswa juga akan lebih berusaha apabila
6. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Nurilawati dan Pamuji (2016) yang berjudul
kuantitatif, penelitian pra eksperimental dengan desain one group pre test-post test.
Sejumlah siswa kelas XI terlibat dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan
metode tes dan menggunakan uji tanda analisis statistik non parametrik.
37
Berdasarkan analisis data pre test-post test diperoleh perubahan positif. Nilai rata-
rata pada pra tes adalah 49,998, dan naik 82,224, setelah diberikan intervensi
(0,05), dan μ = 2,5 yang dianalisis dengan metode uji tanda. Kemudian,
perhitungan Z adalah (Zh) = 1,79 dan dibandingkan dengan uji dua sisi tanda 1,64,
jadi Zh> Z tabel, 1,79> 1,64 yang menafsirkan bahwa, ada efek metode latihan
Surabaya. Dari Kajian penelitian ini, berhubungan dengan penelitian saya, karena
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ayok Ariyanto (2016) yang berjudul Mengatasi
Kesulitan Belajar Melalui Metode Drill. Tujuan penelitian ini adalah untuk
pengumpulan data melalui tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data
siswa. (2) keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meningkat, dapat
dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, bahwa ada peningkatan dari
siklus I ke siklus II, yaitu 60,71% meningkat menjadi 82,69%. Untuk hasil tes juga
meningkat dari rata-rata siswa 79,44 menjadi 93,88. Demikian juga dalam hal
38
kelengkapan juga telah meningkat dari 83,3% menjadi 100%. Maka dapat
belajar matematika siswa kelas rendah. Dari Kajian Penelitian ini, berhubungan
8. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmansyah, Agus Syahrani, dan Asfar Muniir
Membaca Notasi Angka Pada Pembelajaran Pianika. Tujuan dari penelitian ini
adalah agar penerapan metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas VII khususnya kelas
VII B SMPN 2 Sambas. Pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah proses pembelajaran data dan siswa dalam keterampilan membaca angka
notasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode drill dapat
pembelajaran piano. Hasilnya dapat dilihat dari persentase ketuntasan pada siklus
1 dan siklus 2. Persentase penguasaan siswa ada yang meningkat dari 64,10%
39
kemampuan membaca notasi angka pada pianika. Sedangkan dalam penelitian
9. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Putut Sulasmono (2013) yang berjudul
Pertama Negeri 2 Kayen Pati. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
didik kelas VIII A di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati tahun 2009/2010 dan
solfegio peserta didik kelas VIII A di SMP Negeri 2 Kayen abupaten Pati tahun
kualitatif dan kuantitatif, rancangan penelitian tindakan kelas dilakukan dua siklus
setiap siklusnya empat pertemuan, pada semester dua tahun pelajaran 2009/2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 peserta didik mencapai kriteria baik
dipengaruhi adanya respon yang baik dari peserta didik terhadap latihan intonasi,
di kelas VIII A SMP 2 Kayen Kabupaten Pati, peningkatan aktivitas belajar pada
kegiatan visual activities, listening activities, oral activities serta motor activities
40
menyenangkan terhadap aktivitas belajar sehingga terjadi perubahan pengalaman
belajar. Nilai rata-rata aktivitas belajar vokal peserta didik dengan nilai 3.86
dengan skor 40 – 52 (50) predikat aktivitas belajar sangat baik. Dari Kajian
10. Penelitian yang dilakukan oleh Arip Prehatiningsih, Warananingtyas Palupi, Muh.
Kreativitas Musik Anak Usia 5-6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh permainan musikal terhadap kreativitas musik anak usia 5-6
penelitian ini adalah 38 siswa usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Sukoharjo.
selama 12 bulan, mulai bulan Januari hingga bulan desember 2016. Sampel dalam
penelitian ini adalah 38 anak usia 5-6 tahun TK Negeri Pembina Sukoharjo.
41
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang
content validity. Analisis data menggunakan t-test dengan SPSS for windows
anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan uji prasyarat yang terdiri dari uji
normalitas dan uji homogenitas. Kedua uji prasyarat dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen sehingga
masuk dalam kategori statistik parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini
hasil bahwa data berdistribusi normal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
sampel yang diambil, mewakili populasi. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis levene test for equality of variance, dengan dasar
disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini mempunyai varian yang sama.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent sample t-test. Dari
pengaruh permainan musikal tehadap kreativitas musik anak usia 5-6 tahun.
42
membuat kita bernyanyi menjadi lebih baik.
K. Kerangka Berpikir
mendengarkan melodi lagu (ear training), musikalitas membaca melodi lagu (sight
mahasiswa PIM 1 Vokal. Apakah dengan metode pembelajaran drill ini dapat
L. Hipotesis Penelitian
yang dibangun berdasarkan teori yang relevan dengan masalah penelitian. Konstruk
hipotesis menjelaskan sebab dan akibat penelitian dan mendukung indikasi yang jelas
43
mengakibatkan rentang hasil dapat dibatasi dan faktor pengubah lain yang
lagu (sight reading), dan musikalitas menyanyikan kembali melodi lagu (sight
44