KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Efektivitas Pembelajaran
tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang
berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik
kualitatif.
8
9
a. Hasil Belajar
sebagai akibat dari perilaku dalam kegiatan. Sehubungan dengan hal ini,
untuk mencapainya.
3) Gain Ternormalisasi
siswa.
b. Aktivitas Siswa
siswa dengan guru dalam lingkungan kelas sebagai hasil interaksi siswa
d. Respons Siswa
2. Pembelajaran Matematika
lain).
“proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman”.
14
sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada. Pada intinya belajar
perubahan yang terjadi bukan secara serta merta namun melalui proses
yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar dan mengajar”.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, sedangkan
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pemberi pelajaran.
2001: 9).
hubungan antar dua pihak yang setara, yaitu interaksi antara dua manusia
yang tengah mendewasakan diri, meskipun yang satu telah ada pada
tahap yang seharusnya lebih maju dalam aspek akal, moral, maupun
emosional. Dengan kata lain, guru dan siswa merupakan subyek, karena
b. Matematika Sekolah
“mathema” yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Dalam kamus
bilangan.
sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat
dan analisis. Jadi pada hakikatnya matematika adalah ilmu pasti yang
“matematika adalah (1) Studi pola dan hubungan (study of patterns and
berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya, (2) Cara berpikir
masalah sehari-hari, (3) Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya
keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) Sebagai alat
kehidupan sehari-hari”.
berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang
bilangan.
berikut:
yang dihadapi, baik itu masalah dalam mata pelajaran yang lain
(generalisasi).
studi lain, serta siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, bersikap
c. Pembelajaran Matematika
mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang
yang diharapkan.
Learning (PBL) menuntut adanya peran aktif siswa agar dapat mencapai
21
pembelajaran.
tidak tentu adalah masalah yang kabur, tidak jelas, atau belum
terdefinisikan.
kecakapan peserta didik. Dari masalah yang diberikan ini, peserta didik
dalam PBL
10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar
Agar dapat belajar bersama maka siswa mudah dikontrol dan tidak
berdasarkan minat siswa yang sama atau kelompok teman akrab atau
dekat.
lain:
guru.
kelompok.
4. Materi Statistika
2,000.00
1,800.00
1,600.00 1800
1,400.00 1650
Jumlah Siswa
1500
1,200.00 1400
1,000.00
800.00 1050
600.00
400.00
200.00
0.00
TK SD SMP SMA SMK
Tingkat Sekolah
Lain-lain Sepak
15.7% Bola
Karate 25.0%
8.1%
Bola
Basket Bulu
12.2% Tangkis
Bola 21.6%
Volli
17.4%
100
50
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Bulan
5. Ogive
Ogive Hasil Ulangan Matematika
45 Siswa kls XI-IA.1 SMAN 4 Watampone
45 45 45
42
40 39
37
Frek. Kumulatif 35
30 31
29
Ogive Negatif
25
20 Ogive Positif
15 16
14
10
8
5 6
3 Nilai (tb/ta)
0 0 0
29.5 39.5 49.5 59.5 69.5 79.5 89.5 99.5
Keterangan:
K = banyak kelas (kelas interval)
N = banyaknya data
c. Menentukan interval kelas (i)
Besarnya interval kelas bagi tiap-tiap kelas dalam
distribusi frekuensi sebaiknya diusahakan sama. Adapun besarnya
i (interval kelas) dapat ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
i = interval kelas
R = rentang/jangkauan
K = banyaknya kelas
d. Menentukan batas bawah dari kelas pertama
Batas bawah dari kelas pertama hendaknya dipilih
sedemikian sehingga tidak terdapat satupun yang tidak masuk ke
dalam kelompok data. Dalam hal ini, batas bawah dari kelas
diambil data dengan nilai terkecil.
2. Penyajian data dalam bentuk diagram
a. Diagram garis
Diagram garis adalah suatu cara penyajian data statistik
menggunakan garis-garis lurus. Biasanya, diagram garis digunakan
31
vertikal. Oleh karena itu, jika setiap kelas mempunyai panjang yang
sama, maka luas setiap persegi panjang itu berbanding lurus dengan
frekuensinya. Selanjutnya, jika setiap titik tengah dari bagian sisi atas
persegi panjang pada histogram itu dihubungkan, maka kita peroleh
diagram garis. Diagram garis semacam ini disebut polygon frekuensi.
4. Ogive
Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari batas atas (<),
sedangkan frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari batas bawah (>). Tabel
distribusi frekuensi kumulatif dapat digambarkan diagramnya berupa
ogive. Karena tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua macam, yaitu
tabel distribusi kumulatif kurang dari dan tabel distribusi frekuensi
kumulatif lebih dari, sebagai konsekuensinya kita mempunyai dua
macam ogive, yaitu ogive positif dan ogive negatif. Caranya adalah
dengan menempatkan nilai-nilai tepi kelas pada sumbu mendatar dan
nilai-nilai frekuensi kumulatif pada sumbu tegak. Titik-titik yang
diperoleh (pasangan nilai tepi kelas dengan nilai frekuensi kumulatif)
dihubungkan dengan garis lurus, maka diperoleh diagram garis yang
disebut polygon frekuensi kumulatif. Kurva frekuensi kumulatif inilah
yang disebut ogive.
4.5 Ukuran Pemusatan Data Tunggal
1. Rataan (Mean)
Nilai rataan adalah salah satu ukuran yang memberikan
gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekelompok data
mengenai suatu masalah, baik tentang sampel atu populasi. Rataan yang
diperoleh dari hasil pengukuran sampel disebut statistik, sedangkan
rataan yang diperoleh dari populasi disebut parameter. Rataan hitung
(mean) dari suatu kumpulan data dengan banyak nilai data. Jadi,
33
∑
̅
b. Jika n adalah bilangan genap, maka Me adalah rataan dari nilai data
ke- dan nilai data ke- , ditulis
( )
∑
̅
∑
Keterangan:
̅ = Mean
xi = Nilai tengah
fi = Frekuensi
2. Median
Untuk data berkelompok, nilai median ditentukan oleh rumus
berikut:
( )
Keterangan:
( )
Keterangan:
Bb = Tepi bawah kelas interval yang mempunyai frekuensi tertinggi
35
2,122 > ttabel = 1,675, karena t berada pada daerah penolakan 𝐻0, sehingga 𝐻1
(menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dari rata-rata
pembelajaran konvensional).
Model Problem Based Learning (PBL) dalam Materi Relasi dan Fungsi Bagi
Siswa Kelas X MAN Model Banda Aceh” menyatakan bahwa ketuntasan belajar
siswa tercapai serta respon siswa lebih dari 80% ketika diterapkan Model Problem
Based Learning (PBL). Sehingga dapat dikatakan bahwa Model Problem Based
Based Learning (PBL) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Sub Pokok
36
perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pengajaran
(PBL) terhadap pembelajaran matematika siswa hal ini dapat dilihat pada hasil
analisis nilai Thitung > Ttabel yang meninjukkan hasil sebesar 4,602 > 2,048. Prestasi
metode Konvensional pada sub pokok bahasan pecahan sehingga prestasi belajar
C. Kerangka Pikir
Matematika masih menjadi mata pelajaran yang sulit di mata para pelajar
memilih model yang sesuai dengan permasalahan yang ada didalam kelas.
persoalan yang mereka hadapi, baik secara perorangan maupun dalam kelompok
PBL diawali dengan orientasi siswa terhadap masalah hingga siswa diharapkan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Mayor
Learning (PBL) pada siswa kelas XI IPA SMA Tridharma MKGR Makassar ”.
Hipotesis Minor
1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah di ajar dengan Model Problem Based