Anda di halaman 1dari 30

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A.   Pengertian belajar dan Pembelajaran


1.    Pengertian Belajar
Menurut Skinner ( 1985 ) memberikan definisi belajar adalah “Learning is a
process of progressive behavior adaption”. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu
proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.
Menurut Mc. Beach ( Lih Bugelski 1956 ) memberikan definisi mengenai
belajar. “Learning is a change performance as a result of practice”. Ini berarti
bahwa – bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan
itu sebagai akibat dari latihan ( practice ).
Menurut Morgan, dkk ( 1984 ) memberikan definisi mengenai belajar “Learning
can be defined as any relatively permanent change in behavior which accurs as a
result of practice or experience.” Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat
belajar karena latihan ( practice )atau karena pengalaman ( experience ).
Dalam bukunya Walker “Conditioning and instrumental learning” ( 1967 ).
Belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Perubahan
orang dapat memperoleh, baik kebiasaan – kebiasaan yang buruk maupun
kebiasaan yang baik.
C.T. Morgan dalam introduction to psychology ( 1961 ). Belajar adalah suatu
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari
pengalaman yang lalu.
Sementara itu, Darsono (2000: 14) mengemukakan bahwa belajar diartikan
sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan yang lain, di antara individu dengan lingkungannya. Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi dalam proses belajar. Perubahan tingkah laku
seseorang terjadi akibat interaksi dengan orang lain. Proses belajar pada anak
sangat dipengaruhi dari pihak keluarga, pergaulan sekolah, dan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Menurut Sujana (1988: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan.
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan” (Ibrahim dan Syaodih,
1996 :3).
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada
suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
2.    Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran terdapat sejumlah
tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan
yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi,
berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak
dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak
kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga
menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”.
Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967,
hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar
(oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu
kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,
sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
a.    Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b.    Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c.    Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
d.    Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
e.    Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
f.     Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
g.    Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

B.   Tujuan Belajar dan Pembelajaran


1.    Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah berlangsungnya proses belajar Komponen tujuan belajar
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku terminal,
kondisi-kondisi tes, standar perilaku.
Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan
tingkah laku siswa setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang
menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar.kondisi-kondisi tes, komponen
ini menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku
terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena sering terjadi
ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang
telah diberikan sebelumnya.
Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes. pertama, alat
dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya mempersiapkan diri
untuk menempuh suatu tes, misalnya buku sumber. kedua, tantangan yanng
disediakan terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes.
ketiga, cara menyajikan informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman
dll. tujuan-tujuan belajar yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi di mana
perilaku akan diuji.
Ukuran-ukuran perilaku,komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang
ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.
suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai
bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah
suatu masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, atau
ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau kedapatan melakukan tindakan,
atau kesesuainya dengan teori tertentu.
2.    Tujuan Pembelajaran
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan
siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan
diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama
tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan
yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.    tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi
bermain peran.
b.    Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat
diamati.
c.    Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta
pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga
gunung utama

C.   Ciri-ciri belajar


Adapun ciri-ciri belajar adalah sbb:
a.    Adanya kemampuan baru atau adanya perubahan tingkah laku bersipat
pengetahuan (kognitif) keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (apektif)
b.    Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan mantap atau dapat
disimpan.
c.    Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan
d.    Perubahan tidak semata-mata oleh pertumbuhan pisik/dewasa, tidak karena
kelelahan, penyakit ataupun pengaruh obat-obatan

D.   Hakekat Teori-teori belajar dan pembelajaran


Pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan agar proses belajar dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Faktor yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu :
1.    Intern yaitu yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri sebagai penyaji materi ajar.
Diantaranya adalah : Persiapan mental, kesesuaian tugas dan tanggung jawab,
penguasaan bahan pembelajaran, kondisi fisik dan psikis, motivasi kerja
2.    Ekstern yaitu yang berasal dari luar luar diri guru
Diantaranya, keluarga, lingkungan pergaulan, masyarakat

E.    Fungsi / Peran Teori


1.    Menurut Gage & Berliner (2005: 6-8) psikologi belajar memiliki beberapa fungsi, yaitu
untuk: menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar
mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan juga memiliki fungsi
merekomendasikan.
2.    Teori belajar berfungsi memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai
aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini teori belajar mengkaji konsep
mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta
lingkungan yang terkait. Sebagaimana dijelaskan bahwa perilaku murid terkait dengan
konsep-konsep tentang pengamatan dan aktifitas psikis (intelegensi, berfikir,motivasi), gaya
belajar, individual defferencies, dan pola perkembangan individu. Sedangkan perilaku guru
terkait dengan pengelolaan pembelajaran kelas, metode, pendekatan, dan model mengajar.
Lebih lanjut, aspek lingkungan yang terkait dan berperan dalam aktifitas belajar-
pembelajaran yakni lingkungan sosial dan instrumental.
3.    Di samping fungsi pemahaman, teori belajar berfungsi memberikan prediksi-prediksi
berkenaan saling terlibatnya aspek-aspek dalam belajar-pembelajaran. Terjadinya
perubahan dalam satu aspek akan berpengaruh pada aspek lainnya. Misalnya, tingkat
intelegensi dan motivasi individu dapat dipergunakan untuk memprediksikan prestasi belajar
yang akan dicapai. Selanjutnya, keadaan fisik dan kondisi psikologis anak dapat
memprediksikan kemungkinan kesulitan yang akan ditemui dalam proses belajarnya.
Dengan demikian, guru dapat melakukan upaya-upaya pemberian bantuannya.
4.    Fungsi pengendalian atau mengontrol terkait dengan manipulasi yang mungkin dibuat.
Tentu kita memahami bahwa pengetahuan anak tentang lingkungan tempat tinggal
diperoleh dari mata pelajaran Pengetahuan Sosial (PS). Bilamana ada di antara topik-topik
tertentu tidak diajarkan, maka mereka tidak memiliki pengetahuan tentang topik-topik itu.
Guru dapat merekayasa sekelompok anak yang diberi perlakuan tertentu (pembelajaran
PS), sedangkan sekelompok yang lain tidak, sehingga dapat diketahui perbedaan hasilnya.
Dengan demikian, pengetahuan murid mengenai pengetahuan sosial dikontrol dengan
pembelajaran PS.
5.    Fungsi teori belajar rekomendatif. Sebagai ilmu terapan, teori belajar tidak hanya
memberikan wawasan konseptual terkait dengan fenomena belajar-pembelajaran, tetapi
menyediakan sejumlah rekomendasi untuk praktik pembelajaran. Meskipun rekomendasi
tersebut berupa rambu-rambu umum, tidak secara akurat berkonsekuensi dengan masalah
yang dihadapi guru. Rekomendasi tidak secara langsung ditujukan pada kasus per kasus
masalah pembelajaran, tetapi saran dan pertimbangan rekomendatif yang diajukan
diharapkan tetap dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk mengambil keputusan
instruksionalnya.

Daftar Pustaka
http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/konsep-belajar-dan-pembelajaran.html
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar


Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan
cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:6),
Berbeda dengan Sanjaya (2010:112), beliau berpendapat bahwa “Belajar adalah proses
mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
tingkah laku.”
Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:11), “belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan.”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini
adalah lingkungan kelas pada saat proses pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa “belajar merupakan proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan” (Djamarah, Syaiful dan Zain, 2006:11). Artinya tujuan kegiatan
belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Seperti halnya yang dikatakan oleh Sardiman (2001:26-29) bahwa secara
umum tujuan belajar dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Pengetahuan dan kemempuan berpikir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan. Jadi, dengan adanya bahan pengetahuan, maka seseorang dapat
mempergunakan kemampuan berpikir di dalam proses belajar, sehingga pengetahuan yang
didapat semakin bertambah.
b. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari penanaman nilai-
nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya sekedar mengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik
yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Maka akan tumbuh kesadaran
dan kemauannya untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
c. Penanaman keterampilan
Belajar memerlukan latihan-latihan yang akan menambah keterampilan dalam diri siswa,
baik itu keterampilan jasmani maupun keterampilan rohani.

2.2 Pengertian Pembelajaran


Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. (Syaiful, 2003:61)
Menurut Hamalik (2007:77) pembelajaran adalah suatu system artinya suatu keseluruhan
yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi antara satu dengan lainnya dan
dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Adapun komponen-komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan dan
pengajaran, peserta didik dan siswa, tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan
pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Sedangkan Coney (dalam Sagala, 2005:61) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu.
Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka membelajarkan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang
berlaku.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif
agar siswa dapat belajar secara aktif. Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:41), dalam
kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen pembelajaran yang meliputi:
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan
memiliki jenjang dari yang luas dan umum sampai kepada yang sempit/khusus. Adanya
tujuan yang tepat mempermudah pemilihan materi pelajaran dan pembuatan alat evaluasi.
Adanya tujuan yang tepat dan yang diketahui siswa, memberi arah yang jelas dalam
belajarnya. (Suryosubroto, 2009:102)
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
Bahan pelajaran menurut Arikunto (dalam Djamarah, Syaiful dan Zain, 2006:43) merupakan
unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber
belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa
bahan pelajaran proses pembelajaran tidak akan berjalan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Menurut Kusnandar (2007:252), kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran akan menentukan
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses pembelajaran, guru
dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Dalam
interaksi tersebut siswa lebih aktif bukan guru, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
d. Metode
Metode merupakan komponen pembelajaran yang banyak menentukan keberhasilan
pengajaran. Guru harus dapat memilih, mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai
cara penyampaian bahan yang disesuaikan dengan situasi.
e. Alat
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat
mempunyai fungsi yaitu sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha
pencapaian tujuan, dan alat sebagai tujuan.
f. Sumber Pelajaran
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana
pengajaran terdapat atau sumber belajar seseorang. Sedangkan sumber belajar menurut
Mulyasa (2009:159), adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar,
sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang
diperlukan.
g. Evaluasi
Evaluasi menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:190), adalah proses sederhana
dalam memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas mengajar maupun kuantitas belajar siswa.

2.3 Pengertian Mengajar


Mengajar adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.
(Sanjaya, 2010:96)
Sedangkan menurut Sardiman (2001:45), beliau mengatakan bahwa: Mengajar merupakan
suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya belajar,
Mengajar menurut Usman (2001:6) merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu usaha mengorganisasikan
lingkungan untuk menciptakan kondisi linkungan yang nyaman agar pengetahuan yang akan
disampaikan oleh guru kepada siswa dapat tersampaikan.
Guru adalah aktor utama di dalam proses pembelajaran sehingga guru mempunyai peranan
yang sangat penting, berikut ini merupakan peran guru dalam proses pembelajaran menurut
Sanjaya (2010:21):
a. Guru sebagai sumber belajar
Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Guru bisa
dinilai baik atau tidak hanya dari penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik,
manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benar-benar berperan
sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.
b. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehingga guru dituntut agar mempunyai kemampuan
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
c. Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
d. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan
memahami setiap pesan yang disampaikan.
e. Guru sebagai pembimbing
Guru berperan untuk membimbing siswa dalam menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
f. Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam
belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.
g. Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang telah dilakukannya.

2.4 Standar Proses


2.4.1 Pengertian Standar Proses
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar
proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini
berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem
paket maupun pada sistem kredit semester.
Secara garis besar standar proses pembelajaran tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
b) Dalam proses pembelajran, pendidik memberikan keteladanan.
c) Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan
pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar.
e) Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik
perkelas dan beban beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku
tekspembelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.
f) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca
dan menulis.
g) Penilaian hasil pembelajaran menggunakan berbagai teknik penilaian, dapat berupa tes
tertulis, observasi, tes praktik dan penugasan perorangan atau kelompok, sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
h) Untuk mata pelajaran selain kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian observasi secara individual sekurang-
kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.
i) Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
(Mulyasa, 2009:25)

2.4.2 Bentuk Standar Proses


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 Tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 1 Ayat 1 yaitu Standar proses
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar
(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembela¬jaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
a. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum,
yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum
dan hasil belajar.
Menurut Mulyasa (2009:133), silabus merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang
sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut:
1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran.
2) Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut
3) Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik.
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema
pelajaran, SK, KD, ma¬teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen¬capaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lu¬lusan (SKL), serta
panduan penyusunan Kurikulum Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam
pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan. Pengembangan silabus di¬susun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
ber-tanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang
bertanggung jawab di bidang pen¬didikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang
me¬nangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. (Kusnandar, 2007:262)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke¬giatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.
Tujuan dari rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar, (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran, sebagai
kerangka kerja yang logis dan terencana.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan
efisien. Dengan kata lain RPP berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Karena tanpa
adanya perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara
maksimal. Sehingga, melalui RPP dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam
menjalankan profesinya. (Muslich, 2007:53)
Komponen-komponen RPP terdiri dari:
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi; satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap satuan kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam suatu
pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai¬an mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan ha¬sil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe¬tensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un¬tuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan. Pemi¬lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ¬asi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasi belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses hasil dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP


1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Mendorong partisipasi aktif peseerta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, krea¬tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembang¬kan kegemaran membaca, pemahaman
beragam ba¬caan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remidi.
5) Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Menerapkan teknologi dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan interaksi guru dengan siswa dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. (Suryosubroto, 2009:30)
a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Rombongan Belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a. SD/ MI : 28 Peserta didik
b. SMP/ MT : 32 Peserta didik
c. SMA/ MA : 32 Peserta didik
d. SMK/ MAK : 32 Peserta didik
2. Beban Kerja Minimal Guru
a. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta
didik, serta melaksanakan tugas tambahan.
b. Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf di atas adalah sekurang-kurangnya 24
(dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 minggu.
3. Buku Teks Pelajaran
a. Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/ madrasah dipilih melalui rapat
guru dengan pertimbangan komite sekolah/ madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang
diterapkan oleh Menteri.
b. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran
c. Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku
referensi dan sumber belajar lainnya.
d. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang
ada di perpustakaan sekolah/ madrasah.
4. Pengelolaan Kelas
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat di dengar dengan
baik oleh peserta didik.
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta
didik.
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada
peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi.
h. Guru menghargai pendapat peserta didik.
i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi.
j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang ditempunya.
k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Menyampaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
I. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema
materi yang akan pelajari dengan menerapkan prinsip alam terkembang jadi guru dan belajar
dari aneka sumber
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lainnya.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

II. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan.
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa merasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tulisan, baik individu maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan.
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
III. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar.
a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitas dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar.
b) Membantu menyelesaikan masalah
c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.
d) Member informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/ atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran
b. Melakukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program
pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes
dan notes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Paduan Penialaian
Kelompok Mata Pelajaran.

4. Pengawaasan Proses Pembelajaran


a. Pemantauan
1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penialain hasil pembelajaran.
2. Pemantauan dilakuakan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara dan dokumentasi.
3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan

b. Supervisi
1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, palaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran.
2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan,
dan konsultasi
3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

c. Evaluasi
1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a) Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar poses
b) Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses
pembelajaran.

d. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada
pemangku kepentingan.

e. Tindak Lanjut
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran lebih lanjut.

2.5 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi


2.5.1 Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi
Kata ekonomi tidak asing lagi dalam kehidupan kita, dalam kehidupan sehari-hari tidak
terlepas dari kegiatan ekonomi. Istilah ekonomi berasal dari kata Oikonomeia (bahasa
Yunani). Oikonomeia terdiri dari dua kata yaitu Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah
tangga sedangkan nomos berarti norma atau aturan, jadi ekonomi berarti aturan rumah tangga
(Ritonga, 2003:3).
Ilmu ekonomi didalam kurikulum 2004 mata pelajaran ekonomi (Depdiknas, 2008:1)
diartikan sebagai ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
pilihan kegiatan ekonomi.
Menurut Tarigan (2005:1), ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya dan ketersediaannya atau kemampuan orang mendapatkannya
terbatas.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang
berupa barang dan jasa untuk mencapai kemakmuran hidupnya.
2.5.2 Fungsi Mata Pelajaran Ekonomi
Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah untuk mengembangkan siswa untuk melakukan
kegiatan ekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi,
memahami konsep dan teori setelah berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat. (Depdiknas, 2008:2)

2.5.3 Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi


Tujuan mata pelajaran ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa dan
masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan setingkat
individu/ rumah tangga, masyarakat, dan negara.
b. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu
ekonomi.
c. Membekali siswa nilai-nilai ekonomi dan memiliki jiwa kewirausahaan.
d. Meningkatkan kemampuan kompetensi dan bekerja sama dalam masyarakat yang
majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.
(Depdiknas, 2008:3)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah
variabel tunggal, yaitu standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Standar proses terdiri dari kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksaan pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Tapi yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaranatau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
I. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema
materi yang akan pelajari dengan menerapkan prinsip alam terkembang jadi guru dan belajar
dari aneka sumber
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lainnya.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
II. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan.
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa merasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tulisan, baik individu maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan.
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
III. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/ atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran
2) Melakukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program
pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Daftar Pustaka
https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/materi-lain/pembelajaran/materi-
belajar-dan-pembelajaran/
pendahuluan
Berbicara tentang belajar dan pembelajaran adalah berbicara tentang sesuatu yang
tidak perna berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir jaman
nanti. Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang biasa di lakukan dan aktifitas yang
selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh
berkembang dan anak-anak, remaja sehinga menjadi dewasa, sampai ke liang lahat, sesuai
dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.
Paul Engrand pada tahun 1940 mengemukakan konsep pendidikan sepanjang hayat,
lifelong education, sebagai laporan kepada UNESCO, yang berimplikasi berupa
terselenggaranya belajar sepanjang hayat, lifelong learning. Sebenarnya jauh sekitar 15 abad
yang lalu, Muhammad SAW. Perna menyampaikan bahwa belajar memang seharusnya sejak
dalam buaian sampai ke liang lahat, minaal mahdi ilaal lahdi, from cradle to the grave. Cina
juga menyatakan “jika engkau berinvestasi sepanjang hayat “tanamlah” manusia (didiklah
manusia). Bahkan, menimbang pentingnya belajar ini, Seneca, ahli fisafat Yunani,
menyatakan bahwa waktu luang yang tidak digunakan untuk belajar sama dengan kematian.
Pada pemrakarsa konsep ini menyampaikan bahwa “jika guru menjelaskan secara
gamblang dan tepat hal-hal yang diharapkan dipelajari oleh siswa, serta menunjukan langkah
langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas akademik tertentu ternyata siswa
bisa lebih baik”
Dalam pembelajaran yang baik dan multiarah, seorang guru menyajar sekalian
belajar, para siswa berajar sekaligus menyajar, ya mengajari temannya, bahkan dalam hal
tertentu juga mengajari gurunya. Dan dalam era komunikasi global saat ini, para siswa lebih
sering mampu menguasai teknologi informasi dari gurunya.
Istilah pembelajaran sering di identikkan dengan pengajaran juga terliat dalam reaksi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 20 dinyatakan: “perencanan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar.
Kecenderungan lain yang mewarnai kehidupan manusia yang bermula pada akhir
abad ke-20 sampai saat ini yaitu dunia yang lebih mementingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Usaha untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan melahirkan kembali
pendekatan pendidik yang mementingkan pengembangan dan kreativitas anak. Gerakan
humanisasi meminta informasi yang mendasar dalam pendidikan baik dalam metodologi
belajar-mengajar sampai kepada manajemen dan perancanaan pendidik.

Peter F. Drucer dalam bukunya Post Capitalis Soiety menyatakan bahwa sejak
pertengahan ke-20 pengetahuan telah menjadi knowledges karna menyatunya ilmu dan
teknologi dan telah membangun sisem tersendiri sebagai kuatan yang menciptakan
masyarakat baru. Sementara ini sampai saat ini sistem pendidikan nasional Indonesia
berasumsi bahwa pengetahuan masih bersifat knowledge, tunggang dan terpisah dari
teknologi, artinya jika kita tidak ingin tertinggal dalam perkembangan sains dan teknologi,
maka diperlukan sistem pendidikan yang berimplikasi kepada pembelajaran dan dilandasi
oleh paradigma knowledges.
METODE PEMBELAJARA
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-
langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.
Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu
jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
Contoh metode pembelajaran konversional antara lain yaitu metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode proyek, dan sebgai variasinya.

MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang
mengambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan
pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multi media, dan bantuan
belajar melalui program komputer.

STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang
terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien sesuai dengan pembelajaran yang di tetapkan.
Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan tehnik pembelajaran.

TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas
diberikan berbagai peluang belajar sesuai kebutuhan dan minat mereka. Teknik pembelajaran
implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas,
tempat terjadi proses pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan suatu yang menyangkut
pengertian yang lebih sempit.
Hubungan antar metode dengan teknik dapat diumpamakan sebagai hubungan antar strategi
dan taktik. Taktik pembelajaran menerapkan sebagai kiat, atau taktik untuk memenuhi tujuan
atau kompetisi yang diinginkan, bersifat lebih taktis dan merupakan penjabaran dari strategi.

STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk peningkatkan pembelajaran yang
optimal bagi siswa termasuk bagaiman mengelolah disiplin kelas dan organisasi
pembelajaran.
Menurut Colin Marsh, menyatakan bahwa hanya ada dua strategi pembelajaran pokok, yaitu
pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered teaching) dan pembelajaran perpusat
pada siswa (student-cebtered teaching).

Dalam dua strategi tersebut ada sejumlah teknik pembelajaran, yaitu:


- Strategi teacher-Centered
 Ceramah
 Praktik keterampilan
 Pernyataan terarah
 Tugas pembacaan terarah/ pemberian tugas
 Diskusi kelas
 Demostrasi
 Presentasi berbasis media
 Kegiatan konstruksi
 Ekspresi keindahan
 Kegiatan dengan Peta dan Globe
 Karya wisata
 Pembicara tamu
- Strategi student-Centered
 Inkuiri
 Riset/ kajian pustaka
 Permainan simulasi
 Bermain peran/ sosio drama
 Pusat/ pojok belajar
 Belajar dengan bantuan komouter
 Belajar bebas
 Konstruktivisme
 Pembelajaran kooperatif
LANDASAN TEORI BELAJAR
A. Makna Teori
- Menurut Dorin, Demmin, Gabel dan Smith secara singkat.
Teori adalah sebuah penjelasan umum tentang berbagai pengamatan yang dibuat
seiring dengan berjalannya waktu, teori menjelaskan dan meramalkan timbulnya
perilaku, suatu teori tidak dapat di bangun di atas keragu-raguan, suatu teori dapat
diubah/ dimodifikasi.
- Menurut Kerlingaer
Teori adalah suatu himpunan dari konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-
proposisi yang saling berkaitan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis
tentang suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antarvariabel, dengan
tujuan menjelaskan fenomena tersebut.
- Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary
Teori adalah suatu himpunan gagasan yang masuk akan dan bertujuan untuk
menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian, juga dinyatakn juga bahwa: suatu
Teori adalah pernyataan tentang prinsip-prinsip yang berlaku bagi subjek bahasan
tertentu.

B. Hakikat Universal dari Belajar


- UNESCO memberikan 4 pilar, yaitu:
 Learning to Know, berkaitan dengan perolehan,penguasaan dan pemanfaatan
pengetahuan.
 Learning to Do, belajar atau melatih menguasai keterampilan dan kompetensi
kerja.
 Learning to Live Together, belajar untuk hidup bersama.
 Learning to Be, belajar untuk menjadi manusia yang utuh.

ELEMEN DASAR MENGAJAR


A. Unsur Belajar
- Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan
proses belajar.
Ada tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu meliputi:
 Tujuan
 Kesiapan
 Situasi
 Interpretasi
 Respon
 Konsekuensi
 Reaksi terhadap kegagalan
Sementara itu para konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut;
 Tujuan belajar
 Proses belajar
 Hasil belajar

B. Tipe Belajar
1. Belajar Berdasarkan Behaviorisme
a. Belajar sederhana tanpa asosiasi
b. Belajar asosiasi
c. Pengondisian klasik
d. Pengondisian operan
e. Belajar melalui kesan
f. Belajar pengamatan
g. Belajar melalui bermain
h. Belajar tuntas
2. Belajar yang Dilandasi Kognitivisme dan Konstruktivisme
a. Belajar melalui pembudayaan
b. Belajar menurut David P.Ausubel dan Floyd G. Robinson
 Belajar menerima
 Belajar menghafal
 Belajar menemukan
 Belajar bermakna
3. Hierarki Belajar Menurut Robert M. Gagne
 Belajar isyarat
 Belajar rangsangan-tanggapan
 Rantai perbuatan
 Asosiasi verbal
 Belajar membedakan
 Belajar konsep
 Belajar aturan-aturan
 Belajar pemecahan masalah
4. Pembelajaran Multimedia, misalnya belajar di luar kelas menggunakan media
tumbuhan atau hewan yang berada d sekitarnya. Sekaligus belajar menggunakan
sumber-sumber seperti kliping, majala pengetahuan dan bantuan komputer,bantuan
narasumber atau ahli, dan sebagainya.
5. Belajar Berbasis Internet dan Belajar yang Diperkaya, belajar ini dilakukan dengan
menggunakan alat elektronik atau tepatnya menggunakan jaringan komputer
berbasis internet.
6. Jenis Belajar Berlandaskan Perkembangan Konsepsi
 Perkembangan konseptual
 Resolusi konseptual
 Pertukaran konseptual
 Model generatif
 Perubahan konseptual
7. Jenis Belajar Berdasarkan Jenis Pengorganisasian
 Belajar informal
 Belajar formal
 Belajar nonformal
 Belajar nonformal yang dikombinasikan

KONSEP PEMBELAJARAN
A. PERAN GURU SEBAGAI INSAN MULTIMEDIA
1. Guru sebagai Guru
2. Guru sebagai Teladan
3. Guru sebagai Penasehat
4. Guru sebagai Pemegang Otoritas
5. Guru sebagai Pembaru
6. Guru sebagai Pemandu
7. Guru sebagai Pelaksana Tugas Rutin
8. Guru sebagai Insan Visioner
9. Guru sebagai Pencipta
10. Guru sebagai Orang yang Realistis
11. Guru sebagai Penutur Cerita dan Seorang Aktor
12. Guru sebagai Pembongkar Kemah
13. Guru sebagai Peneliti
14. Guru sebagai Penilai
15. Atribut Guru Lainnya:
a. Pemandu moral
b. Pembangun
c. Ahli filsafat
d. Fasilitator
e. Pencari tahu sejati
f. Orang yang menjadi jembatan
g. Pembuat perubahan

B. LANDASAN PEMBELAJARAN
Setiap pengajar harus berkeyakinan bahwa:
1. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.
2. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.
3. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif, mereka perlu di dorong untuk
membawa pengalaman, gagasan, minat, dan bahan mereka di kelas.
4. Anak perlu merasa nyaman di kelas, dan dirangsang untuk selalu belajar.
5. Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan di dalam kelas.
6. Guru merupakan Narasumber (fasilitator,mediator), bukan polisi atau dewa. Anak
harus menghormati guru, tetapi merasa aman dan nyaman dekat dengan guru.
Anak bukan lah robot, karna robot kecil tidak akan belajar, dan juga tidak kreatif.
7. Guru memang harus kompoten, tetapi tidak perlu sempurna.
8. Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik
dengan guru maupun dengan teman sebaya.
9. Kerja sama bernilai lebih daripada kompetisi, walau pada akhirnya mereka harus
Bertanggung jawab secara pribadi.
10. Pengalaman belajar hendaknya dekat dan berasal dari pengalaman yang diperoleh
dari dunia nyata.

- Kriteria yang harus dimiliki seorang guru agar pembelajaran efektif, yaitu;
 Sifat
 Pengetahuan
 Apa yang disampaikan
 Bagaimana mengajar
 Harapan
 Reaksi guru terhadap siswa
 ManajemeN

C. KONDISI IDEAL PEMBELAJARAN


Pembelajaran yang baik harus memiliki tujuan. Guru yang profesional harus mampu
mewujudkan atau paling tidak mendekati praktik pembelajaran yang ideal. Tujuan
pembelajaran yang ideal adalah agar murid mampu mewujudkan perilaku belajar yang
efektif.

D. KETERAMPILAN DASAR SEORANG PENGAJAR


Keterampilan dasar yang harus di miliki oleh seorang mengajar pada hakikatnya
terkait dengan tafsiran dengan sejauh mana kemampuan para guru mampu di dalam
menerapkan berbagi fariasi metode mengajar. Dalam praktik pembelajaran, saat
seorang guru sudah menentukan metode apa yang akan digunakan, maka seorang guru
memerlukan pemahaman tentang latar belakang pengetahuan siswanya, lingkungan
pembelajarannya, dan tujuan pembelajaran.
Rencana pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai cara yang meliputi:
1. Bertanya atau Mngajukan pertanyaan
2. Menjelaskan atau menerangkan
3. Modeling
4. Demonstrasi
5. Membangun kaloborasi

E. PENGELOLAHN KELAS DALAM PEMBELAJARAN


Guru akan menghadapi berbagai keragaman, Keragaman itu dapat meliputi
keragaman latar budaya, ras, suku, agama, etnik, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan
banyak hal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai