BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Slameto, 2010: 2).
Menurut Slameto dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan
rangkaian dari segala aktivitas yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan menuju kualitas diri yang lebih
baik. Belajar tidak hanya terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi belajar itu
merupakan serangkaian proses dalam jangka waktu lama. Proses belajar itu
diperoleh melalui pengalaman yang didapatkan dari aktivitas individu dengan
lingkungan. Awalnya seseorang mendapatkan hal yang baru akibat aktivitas
dengan lingkungan. Kemudian, dari hal yang baru itu terjadilah suatu
kebiasaan dan kebiasan itu dapat dikatakan sebagai pengalaman yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan. Perubahan tersebut tentunya
mengarah pada hal yang positif yaitu meningkatkan kualitas diri secara
keseluruhan. Misalnya dalam memahami pelajarn matematika, siswa
dihadapkan pada pengalaman yaitu dengan pembelajaran matematika yang
berawal dari kehidupan nyata. Berdasarkan pengalaman yang terjadi dalam
kehidupan nyata dapat menyebabkan suatu proses berfikir kritis dan logis.
Sehingga siswa mampu membentuk pengetahuannya sendiri melalui
pengalaman. Pengalaman yang telah diperoleh mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah yaitu siswa semakin paham akan pelajaran matematika
yang berawal dari kehidupan nyata.
Menurut Cronbach (dalam Djamarah,2002:13), belajar adalah suatu
aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
7
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, perubahan
tingkah laku ini berupa pengetahuan atau ketrampilan baru.
B. Hakekat Matematika
Matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah berfikir logis
dan sarana berfikir. James (dalam Erman Suherman, 2007 :16 ) dalam
kamusnya matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan
terbagi kedalam tuga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Menurut James dalam buku Erman Suherman dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah ilmu yang mengajak siswa berfikir logis dan
kreatif. Pembelajaran metamtika yang diterapkan guru bukan hanya sekedar
hafalan dan menerima ilmu saja. Tetapi, dalam proses belajar mengajar harus
melibatkan keaktifan siswa untuk memperoleh pengetahuan matematika.
Kerena mempelajari matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
sehari dan berkaitan dengan ilmu lainnya seperti Ilmu Pengetahuan Alam.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami
suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf
atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap
setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar
diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta
perubahan-perubahan pada dirinya.
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar
dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru (Nasution
2006 : 36). Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut dimyati
dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari
9
suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan guru.
Hasil belajar sendiri terdiri dari beberapa aspek, sehubungan ini Bloom
memberikan taksonomi sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk .
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang yang dimaksud adalah : a) Pengetahuan/hafalan/ingatan, b)
Pemahaman, c) Penerapan (aplikasi), d) Analisis (pengkajian), e) Sintesis,
f) Evaluasi (penilaian)
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah sikap ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif ini dibagi ke dalam lima jenjang, yaitu : a) Menerima
atau memperhatikan (receiving atau attending), b)menanggapi
(responding), c) menilai = menghargai (valuing), d) mengatur dan
mengorganisasikan (organizing), e) karakteristik dengan suatu nilai atau
komplek nilai.
3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Belajar merupakan suatu proses
dimana seseorang berusaha untuk mendapatkan suatu perubahan yang
relatif mantap dari kegiatan belajar mengajar.
Adapun hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam
diri anak dan faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor yang berasal dari
anak terdiri dari :
1. motivasi atau nilai-nilai,
2. harapan untuk berhasil,
3. intelegensi atau penguasaan awal,
10
belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang menyangkut minat,
perhatian, dan ketekunan dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi
belajar yang berasal dari dalam diri siswa akan lebih bermakna daripada
motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Meskipun demikian, guru tetap
perlu membangun motivasi siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran,
misalnya dengan memberikan pujian dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan.
E. Model Pembelajaran TPS ( Think Pair Share)
Pembelajaran TPS diawali dengan Thinking dengan guru mengajukan
pertanyaan, pairing meminta peserta didik berpasang-pasangan dan Sharing
yaitu hasil diskusi ditiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan
seluruh kelas.(Suprijono, Agus, 2010 :91).
Berdasarkan buku Agus Suprijono tersebut, dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran TPS memiliki karakteristik berupa Thinking, Pairing
serta Sharing. Pembelajaran TPS diawali dengan adanya Thinking yaitu guru
memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan yang akan tujuannya memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berfikir. Selanjutnya Pairing meminta siswa untuk berpasangan yang
bertujuan agar para siswa dapat berdiskusi dan mampu menemukan jawaban
atas pertanyaan yang telah diajukan. Selanjutnya Sharing yaitu hasil diskusi
dari beberapa pasangan disebarkan keseluruh kelas sehingga mereka saling
bertukar pendapat dan saling memahami jawaban atas pertanyaan yang telah
mereka pikirkan.
Langkah-langkah TPS adalah sebagai berikut (Arends, Richard. I,
2008:15-16)
Tahap I: Thinking
masih kurang. Hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa masih rendah dan
berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus melakukan tindakan.
Tindakan yang dipilih oleh peneliti adalah melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share
dalam dua siklus. Model pembelajaran Think Pair Share meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sehingga menimbulkan motivasi
siswa untuk ikut partisipasi pembelajaran yang akan berdampak pada hasil
belajar. Berikut disajikan kerangka berfikir penelitian.
Guru :
Belum melakukan Siswa :
KONDISI pembelajaran dengan Motivasi dan hasil belajar
AWAL menggunakan/ pokok bahasan Keliling
menerapkan Persegi dan Persegi
Model pembelajaran panjang mereka rendah.
kooperatif tipe TPS.
.
Pembelajaran dengan
KONDISI menggunakan/ Siklus II
AKHIR menerapkan Model Motivasi dan hasil
pembelajaran belajar pokok bahasan
kooperatif--
tipe TPS. Keliling Persegi dan
dapat meningkatkan Persegi Panjang
motivasi dan hasil mereka lebih meningkat
belajar siswa pokok
bahasan Keliling
Persegi dan Persegi
Panjang
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat diduga bahwa model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan motivasi belajar Matematika pada pokok bahasan Keliling
Persegi dan Persegi Panjang siswa kelas III SD N Sembaturagung 01
semester 2 semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
2. Dapat diduga bahwa model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika pada pokok bahasan Keliling
Persegi dan Persegi Panjang siswa kelas III SD N Sembaturagung 01
semester 2 semester genap tahun pelajaran 2016/2017.