Anda di halaman 1dari 12

STATISTIKA BISNIS

UKURAN NILAI SENTRAL

OLEH :
KELOMPOK 5

I Made Sendy Satria Anggara


(2307521310/09)

Ni Putu Enjelina Puspita Apriliani


(2307521311/10)

Dosen Pengempu
Anak Agung Gede Suarjaya, S.E., M.M.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2023
4.7 Kebaikan dan Kelemahan Mean, Median, dan Modus
Longnecker (2010) bahwa kebaikan dan kelemahan mean, median dan modus adalah
sebagai berikut.
Mean
Kebaikan mean sebagai ukuran nilai sentral/nilai Tengah adalah: (1) Mean telah dikenal
secara umun, (2) mean mudah dihitung, dan (3) Mean merupakan nilai rata -rata yang stabil.
Sedangkan kelemahannya yaitu mean mudah dipengaruhi oleh nilai ekstrem.
Median
Kebaikan median sebagai ukuran nilai sentral/nilai tengahantara lain adalah (1) Median
sangat mudah dihitung bila ukuran/amatan dari data tidak terlalu banyak/relatif kecil atau
sedikit, (2) Median tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Sedangkan kelemahannya antara lain
(1) Median sebagai ukuran nilai sentral sifatnya kurang teliti, dan (2) Median sebagai ukuran
nilai sentral kurang dikenal dibandingkan dengan mean.
Modus
Kebaikan modus sebagai ukuran nilai sentral antara lain adalah (1) untuk ukuran atau
amatan yang jumlahnya relatif kecil, modus mudah diketahui dan tidak perlu perhitungan, (2)
Modus tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrem, dan (3) modus dapat digunakan sebagai ukuran
nilai sentral baik untuk data kuantitatif maupun untuk data kualitatif. Sedangkan kelemahannya
antara lain: Modus sebagai ukuran nilai sentral kurang teliti, sebab suatu distribusi frekuensi
kadang-kadang ada dua modus, tiga modus atau bahkan tidak ada modus.

4.8 Hubungan Mean, Median dan Modus


Hubungan antara Mean, median dan modus dari suatu distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut (Levin, 1981;Gupta dan Gupta, 1983; Lind, et al., 2008):
(1) Bila distribusi frekuensi tersebut simetris, maka nilai mean, nilai median dan nilai modus
sama besar (mean = median = modus), atau dengan kata lain mean, median dan modus terletak
pada satu titik dan kurva dari distribusi frekuensi tersebut simentris atau berbentuk normal

(2) Bila diatribusi frekuensi tersebut menceng ke kanan atau condong ke kiri, maka nilai mean
> median > modus, atau dengan kata lain letak mean paling kanan ditengah median dan paling
kiri adalah modus
(3) Bila distribusi frekuensi tersebut menceng ke kiri atau condong ke kanan maka niai mean<
median <modus, atau dengan kata lain letak menas paling kiri, disusul median dan modus
letaknya paling kanan.

Pada distribusi frekuensi yang menceng, nilai median selalu terletak di tengah, artinya nilai
median tidak terpengaruhi oleh nilai ekstrem. Jadi median merupakan nilai sentral yang
dianggap paling mewakili pada distribusi yang menceng, alternatif berikutnya baru modus dan
terakhir mean.

Berikut disajikan 2 macam distribusi yang berbentuk simetris dan asimetris :


0
x̅ = 44,5 + (40)10

= 44,5
8
Mod = 39,5 +( 8+8 )10

= 44,5
8
Md = 39,5 +( 16 )10

= 44,5

Diagram :
−26
x̅ = 34,5 + ( ) 10 = 41
40

16
Md = 29,5 + ( 16 ) 10 = 39,5

12
Mod = 29,5 + ( 12+4 ) 10 = 37

Diagram :

−26
x̅ = 54,5 + ( ) 10 = 48
40

12
Md = 39,5 + ( 12 ) 10 = 49,5

4
Mod = 49,5 + ( 4+12 ) 10 = 52
Diagram :

Contoh 4-27

Hasil survei sampel acak 80 hotel berbintang mengenai tingkat huniannya didapat hasil
sebagai berikut

Berdasarkan data tersebut, hitunglah :

a) Rata-rata hitungnya, dan berikan interpretasi

b) Mediannya, dan berikan interpretasi

c) Tentukanlah pola sebaran data tersebut ( simetris, menceng kanan atau menceng kiri)
Penyelesaian :

Tabel 4.22 Perhitungan mean, median dan modus

a) Menghitung rata-rata hitung (mean)


Dari Tabel 4.22, dapat diketahui bahwa n=Ʃfi =80 dan Ʃfimi = 5.728.
Selanjutnya per rumus 4.3 rata-rata hitungnya dapat dihitung dan didapat
Ʃfimi
x̅ = n

5.728
= = 71,6
80

Jadi, rata-rata tingkat hunian hotel berbintang tersebut adalah 71,44%

b) Menghitung mediannya
Dari Tabel 4.22, dapat diketahui n=80 dan c= 5
Lmd = n/2= 40, yaitu terletak antara frekuensi komulatif 19 dan 43 , yaitu pada kelas
ke-4. Kelas mediannya ( kelas nyata) adalah 69,5-74,5. Jadi, L=69,5,fc = 19 dan fm =
24.
Didapat :
(n/2 − fc)
Md =L+ xc
fm

(40 − 19)
= 69,5 + 𝑥5
24

21
= 69,5 + ( 24 ) x 5

= 69,5 + 4,375 = 73,86

Jadi, Md = 73,86 %. Interpretasi, Md = 72% artinya 50% dari 80 hotel ber- bintang
tersebut (sampel) tingkat huniannya kurang dari 72% (paling tinggi 72%) dan 50% lagi
tingkat huniannya lebih dari 73,86% (paling rendah 73,86%)
c) Menghitung modusnya
Dari Tabel 4.22, dapat diketahui bahwa frekuensi modusnya (frekuensi ter- besar) = 32,
maka kelas modus adalah kelas ke-5 (lihat tanda panah L-Mod dalam Tabel 4.22). Kelas
nyatanya adalah 74,5-79,5, maka L= 74,5, d₁ = 32-24 = 8, d₂ = = 32-5=27 serta c = 5.
Selanjutnya,didapat :

𝑑1
Md =L+ xc
𝑑1+𝑑2

8
= 74,5 +( 35) 𝑥 5

= 74,5 + 1,142 = 75,64

Jadi, modusnya adalah 75,64%. Modus = 75,64% artinya bahwa tingkat hunian dari 80
hotel berbintang tersebut yang paling banyak pada kisaran 75,64%.

d) Oleh karena nilai Mean = 71,6% < Median = 73,86% < Modus = 75,64%. Maka sebaran
data/distribusi frekuensi tersebut menceng ke kiri atau con- dong ke kanan.

Catatan: Tanda panah dalam tabel dibubuhkan setelah Anda menghi- tung letak masing-
masing median dan modus. Pada Contoh 4-27, hitung terlebih dahulu letak median dan
letak modus yaitu LMd dan letak LMod Setelah itu tanda panah baru Anda bubuhkan
ke dalam Tabel 4.22.

4.9 Ukuran Nilai Sentral Lainnya

Dalam Sub-bab 4.3, 4.4 dan 4.5 telah dibahas tiga ukuran nilai sentral ter- penting yaitu
mean, median dan modus. Pada sub-bab ini, akan dibahas ukur- an nilai sentral lainnya yaitu
(1) rata-rata ukur, dan (2) rata-rata harmonis.

4.9.1 Rata-rata Ukur

Rata-rata ukur (GM) serangkaian n ukuran/amatan adalah akar pangkat n dari hasil kali
ukuran/amatan seluruh ukuran/amatan tersebut. Dengan catat- an salah satu dari ukuran/amatan
data tesebut tidak negatif atau nol.

Rata-rata ukur (Geometric Mean), terutama digunakan untuk: (1) meng- hitung rata-rata data
perbandingan, seperti rata-rata persen, rata-rata nilai indeks dan rata-rata nilai relatif, dan (2)
untuk menghitung rata-rata laju pe- rubahan. Seperti rata-rata pertumbuhan penduduk, rata-rata
pertumbuhan ekonomi, rata-rata perubahan indeks ekonomi, rata-rata kenaikan penjualan, rata-
rata kenaikan produksi dari satu periode ke periode waktu lain.Jadi, rata- rata ukur (GM) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
GM = rata-rata ukur

x1 = (nilai) ukuran/ amatan yang pertama

xn = (nilai) ukuran/ amatan yang ke-n

n = kuantitas ukuran/ amatan

Contoh 4-28

Tingkat bunga deposito 5 tahun terakhir sebesar 10,12,15,17 dan 18 persen per tahun.
Hitunglah rata-rata ukur tingkat bunga deposito tersebut.

Penyelesaian :

x1=10 ,x2=12, x3= 15, x4=17 dan x5= 18

Didapat :

GM = 5√(𝑥1)(𝑥2)(𝑥3)(𝑥4)(𝑥5)

= 5√(10)(12)(15)(17)(18)

= 14,06

Jadi, rata-rata (ukur) tingkat bunga deposito tersebut 14,06% per tahun.

Untuk menghitung rata-rata perubahan/pertumbuhan aktivitas ekonomi dan bisnis dalam


selang waktu tertentu, rumus (4.13) dapat dinyatakan sebagai berikut :

(4.14)

n = selang waktu, x0= (nilai) ukuran/amatan pada awal periode

xn = (nilai) ukuran/amatan pada periode ke-n/akhir periode


Contoh 4-31

Pada tahun 2018 penduduk suatu kabupaten adalah 2,502170 juta jiwa, dan pada tahun 2022
sebanyak 2,618369 juta jiwa. Berapa persen rata-rata per- tumbuhan penduduk kabupaten
tersebut?

Penyelesaian :

Selang waktu dari 2018 sampai dengan 2022 adalah 5 tahun, meliputi tahun 2018, 2019,
2020, 2021 dan 2022. Jadi n = 5.

xn = 2,618369; x0 = 2,502170

Per rumus (4.14) didapat


n-1 xn
GM = √x0 -1

4 2,618369
= √2,502170 -1

= 1,0114 – 1
= 0,0114

Jadi, rata-rata pertumbuhan penduduk kabupaten tersebut per tahun dalam kurun waktu 2018-
2022 adalah sebesar 1,14% (= 0,0114 x 100%)

4.9.2 Rata-rata Harmonis

Rata-rata harmonis (Harmonic Mean) adalah banyaknya ukuran/amatan dari data (n) dibagi
dengan jumlah kebalikan (nilai) ukuran/amatanya. Dalam prakteknya rata-rata harmonis
banyak digunakan untuk mencari rata-rata ni- lai data yang berbeda untuk sejumlah
ukuran/amatan yang sama. Misalnya menghitung kecepatan rata-rata, untuk jarak yang sama
dengan kecepatan yang berbeda, menghitung harga rata-rata per unit dalam beberapa kali pem-
belian dengan sejumlah uang yang sama (tetap) yang harga per unitnya ber- beda dalam setiap
pembelian.

4.9.2-1 Rata-rata Harmonis Data Tidak Berkelompok

Rumus :

(4.15)
H = rata-rata harmonis

n = kuantitas ukuran/ amatan

xi = nilai ukuran/ amatan yang ke-i

Contoh 4-33

Sebuah keluarga dalam acara liburan menempuh jarak 120 km pulang pergi. Kecepatan rata-
rata waktu berangkat 80 km per jam dan kecepatan rata-rata waktu balik 60 km per jam.
Hitunglah kecepatan rata-rata keluarga tersebut selama perjalanan (pulang-pergi).

Penyelesaian :

Dalam hal ini banyaknya (frekuensi) amatan adalah 2, yaitu kecepatan rata- rata waktu
berangkat dan kecepatan rata-rata waktu balik. Jadi n = 2. Nilai amatan masing-masing adalah:
x1= 80 dan x₂= 60.

Per rumus (4.15) rata-rata (harmonis) nya dapat dihitung sebagai berikut:
n
H= 1
Ʃ
xii

2
= 1 1
+
80 60

2
= 1,5 2
+
120 120

= 68,57

Jadi, rata-rata kecepatan keluarga tersebut selama perjalanan adalah 68,57 km per jam

4.9.2-2 Rata-rata Harmonis Data yang Telah Dikelompokkan

Untuk ukuran/amatan yang telah dikelompokkan atau yang telah dibuat tabel
frekuensinya/distribusi frekuensinya, rata-rata harmonisnya dapat dihitung dengan rumus :

Rumus :

( 4.16)
H = rata-rata harmonis

n = kuantitas ukuran/ amatan

mi = nilai tengah kelas yang ke-i

fi = frekuensi kelas yang ke-i

Contoh 4 – 34

Berdasarkan data dalam Tabel 3.7 hitunglah rata-rata harmonisnya

Penyelesaian :

Tabel 4. 24 Perhitungan Rata-rata Harmonis Laba Bersih per Bulan 70 Mini Market di
Provinsi Bali

fi
Dari Tabel 4.24, dapat diketahui n = 70, Ʃ mi = 1,20068

Maka per rumus (4.16) didapat


n
H= 1
Ʃ
xii

70
= 1,20068

= 58,30

Jadi, rata-rata (harmonis) laba bersih per bulan 70 minimarket di Provinsi Bali adalah
Rp. 58,30 juta.

Anda mungkin juga menyukai