Oleh : Kelompok 1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
1. Pengertian dan Pengaturan Sewa Guna Usaha (Leasing)
- Pengertian Sewa Guna Usaha
Istilah sewa guna usaha adalah terjemahan dari kata leasing yang merupakan
istilah dari bahasa Inggris, leasing berasal dari kata lease yang artinya sewa atau kata
lainnya sewa menyewa. Namun antara sewa guna usaha (leasing) berbeda dengan
sewa menyewa biasa. Ada beberapa bentuk dan unsur yang membedakan antara sewa
menyewa biasa dengan sewa guna usaha, karena didalam sewa guna usaha terdapat
ciri-ciri objeknya yang berupa barang modal, adanya hak opsi, penghitungan nilai sisa
atas objeknya, dan pembayaran secara berkala dalam batas waktu yang telah
ditentukan.
Sewa guna usaha secara umum merupakan suatu equipment funding, yaitu
kegiatan pembiayaan yang berbentuk barang modal atau alat-alat yang digunakan
suatu perusahaan dalam menjalankan produksinya.54 Pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Sewa Guna
Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Guna
Usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha
(Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
Perjanjian sewa guna usaha juga disebut sebagai perjanjian pengikatan hak bersyarat,
yang mana perjanjian leasing merupakan perjanjian dimana pemberi leasing (lessor)
menyerahkan haknya kepada si penyewa (lessee)untuk menguasai barang modal
tersebut dengan hak opsi atau tanpa hak opsi dengan imbalan dalam bentuk uang sewa
atau dengan pembayaran lainnya.Perjanjian apapun dalam sewa guna usaha harus
menjelaskan pokok-pokok perjanjian dengan tegas, sehingga bentuk hukum peraturan
mana yang berlaku. Kewajiban dan hak para pihak jelas dan tidak memberikan
kesempatan atau peluang kepada hakim yang mengadili perselisihan tentang
perjanjian itu untuk memberikan interprestasi lain atau melaksanakan perjanjian itu
lain dari pada yang dimaksudkan pihak –pihak.
Seorang yang baru memulai suatu usahanya yang hanya mempunyai modal
sedikit, dalam hal ini perusahaan leasing menyediakan alat perlengkapan usaha yang
dapat disewa oleh perusahaan yang bersangkutan, dengan berdasarkan perjanjian
leasing, dengan demikian perusahaan leasing tersebut telah memberikan pinjaman
(kredit) kepada si penyewa. Ada saatnyapada waktu berakhirnya perjanjian hak opsi
akan diberikan kepada lessee untuk membeli alat-alat usaha yang disewanya tersebut
dengan harga yang murah.
Pada batas waktu akhir penyewaan, ada beberapa pilihan yang dimiliki oleh
lessee, yaitu:
1). Mengembalikan barang/asset kepada lessor;
2). Berfungsi sebagai agen dari lessor untuk menjual barang/asset kepada pihak
ketiga; dan atau
3). Memperbaharui kontrak sewa atau masuk ke dalam penyewaan tahap kedua.
- Pengaturan Sewa Guna Usaha
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169 Tahun 1991 tentang kegiatan
sewa guna usaha (leasing) tanggal 27 November 1991. dalam keputusan tersebut
diatur tentang kegiatan usaha. Perjanjian sewa guna usaha, pelaksanaan hak opsi,
perlakuan akuntansi, perlakuan perpajakan, pelaporan dan sanksi pelanggaran.
Kegiatan sewa guna usaha dapat dilakukan dengan hak opsi (finance lease) atau tanpa
hak opsi (operating lease). Dikatakan dengan hak opsi apabila jumlah pembayaran
sewa guna usaha selama masa sewa pertama ditambah dengan nilai sisa barang
modal, harus dapat menutup harga perolegan barang modal dan keuntungan lessor.
Masa sewa ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal
golongan I, 3 (tiga) tahun untuk golongan II dan Ill dan 7 (tujuh) tahun untuk
golongan bangunan. Dalam perjanjian dimuat ketentuan hak opsi bagi lessee.
Dikatakan tanpa hak opsi apabila jumlah pembayaran sewa gu na usaha selama masa
sewa pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal yang disewa
gunakan ditambah keuntungan oleh lessor. Dalam perjanjian tidak dimuat ketentuan
hak opsi bagi lessee. Lessee dilarang menyewagunausahakan kembali kepada pihak
lain barang modal yang telah disewanya.
Setiap transaksi sewa guna usaha wajib diikat dalam suatu perjanjian sewa
guna usaha (lease agreement). Dalam perjanjian harus dimuat sekurang - kurangnya.
i. Jenis transaksi sewa guna usaha
ii. Nama dan alamat masing- masing pihak.
iii. Nama, Jenis, Tipe dan Lokasi penggunaan barang modal
iv. Harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa, angsuran pokok
pembiayaan, imbalan jasa, nilai sisa, simpanan jaminan, masa sewa,
ketentuan asuransi atas barang modal yang disewakan.
v. Ketentuan pengakhiran transaksi yang dipercepat, penetapan kerugian
yang harus ditanggung lessee dalam hal barang modal yang disewa
dengan hak opsi hilang, rusak, atau tidak berfungsi karena sebab
apapun.
vi. Opsi bagi lessee dalam hal transaksi dengan hak opsi.
vii. Tanggung jawab para pihak atas barang modal yang disewakan.
Kekurangan:
- Barang atau aktiva yang dibiayai belum menjadi milik nasabah atau lessee
walaupun di akhir masa
- Pengeluaran jangka panjang, karena harus menanggung biaya risiko, biaya
asuransi, dan pajak
- Biaya bunga atas lease biasanya lebih tinggi dari pada biaya bunga atas hutang
- Resiko keusangan
- Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar
- Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri
- Fluktuasi bunga.
- Dalam memilih sewa guna usaha, perlu dipertimbangkan kelebihan dan
kekurangan yang ada agar dapat memutuskan apakah sewa guna usaha cocok
untuk kebutuhan perusahaan atau individu.
- Milik aset: Dalam sewa guna usaha, lesor tetap mempertahankan kepemilikan
aset, sedangkan dalam perjanjian lainnya, aset mungkin dapat dialihkan
kepemilikannya kepada lessee.
- Jangka waktu: Sewa guna usaha memiliki jangka waktu yang biasanya tetap,
sedangkan perjanjian lainnya dapat memiliki jangka waktu yang lebih
bervariasi.
- Tujuan penggunaan aset: Dalam sewa guna usaha, aset disewakan untuk
digunakan, sedangkan perjanjian lainnya bisa melibatkan berbagai jenis
perjanjian, seperti jual beli, pinjaman, atau lisensi.
- Pembayaran: Sewa guna usaha melibatkan pembayaran sewa berkala,
sedangkan perjanjian lainnya dapat memiliki struktur pembayaran yang
berbeda, seperti pembayaran tunai upfront atau pembayaran berdasarkan hasil
penjualan.
- Pajak dan akuntansi: Perlakuan pajak dan akuntansi dapat berbeda antara sewa
guna usaha dan perjanjian lainnya, tergantung pada yurisdiksi dan peraturan
yang berlaku.
Perbedaan ini dapat bervariasi tergantung pada peraturan lokal dan perjanjian
yang digunakan dalam situasi tertentu.
KESIMPULAN
Sewa Guna Usaha (leasing) adalah sebuah perjanjian di mana pemilik aset (lesor)
menyewakan aset kepada pihak lain (lessee) untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu
dengan pembayaran sewa. Kelebihannya meliputi fleksibilitas pembayaran, pembiayaan
modal tanpa jaminan di muka, dan pelayanan cepat. Namun, ada kekurangan, seperti biaya
bunga yang mungkin lebih tinggi dan ketidakmemilikan aset. Para pihak dalam sewa guna
usaha melibatkan lesor, lessee, supplier, dan perusahaan asuransi.
Dalam perjanjian sewa guna usaha, ada hubungan hukum kontraktual antara lesor dan
lessee, di mana keduanya memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Aset tetap dimiliki
oleh lesor, dan lessee hanya memiliki hak penggunaan selama masa sewa. Perjanjian ini
mengatur masalah seperti pembayaran sewa, pemeliharaan, pemutusan perjanjian, dan lain-
lain.
Perbedaan sewa guna usaha dengan perjanjian lainnya termasuk kepemilikan aset,
jangka waktu, tujuan penggunaan, struktur pembayaran, dan perlakuan pajak serta akuntansi
yang berbeda tergantung pada peraturan dan perjanjian yang berlaku.
Sewa guna usaha adalah perjanjian yang melibatkan penyewaan aset untuk
penggunaan jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa, dengan lesor tetap sebagai
pemilik aset. Perjanjian ini memiliki kelebihan dan kekurangan, melibatkan beberapa pihak,
dan memiliki hubungan hukum kontraktual. Perbedaan dengan perjanjian lainnya terletak
pada kepemilikan aset, jangka waktu, tujuan penggunaan, dan perlakuan pajak serta
akuntansi.