http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 5, Nomor 1, Mei 2020 hal. 52-61 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v5i1.10677
P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873
1
Email: Nanangsuryana07@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses pelembagaan Partai Solidaritas Indonesia
(PSI) Kota Bandung. Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode kualitatif. Bertolak
dari kerangka teoritik pelembagaan partai politik, penelitian ini menghasilkan beberapa
temuan yang berfokus pada empat derajat pelembagaan. Hasil penelitian memperlihatkan
derajat kesisteman (systemness) dalam proses pelembagaan di tubuh PSI Kota Bandung masih
jauh dari kata ideal. Faktor-faktor seperti penggunaan aturan, prosedur, dan mekanisme yang
disepakati dan ditetapkan dalam konstitusi partai belum mampu diterjemahkan PSI Kota
Bandung dalam menajemen keorganisasian. Di level derajat identitas nilai (value infusion),
PSI Kota Bandung konsisten mengusung nilai yang menjadi landasan partai. Namun, secara
prakis beberapa narasi yang diusung partai tidak terlalu mendatangkan insentif secara elektoral.
Di level decisional autonomy, kondisi PSI Kota Bandung yang hanya mengandalkan sumber
pembiayaan partai dari sumber internal, kendati kondisi ini memberikan keleluasaan dan
derajat otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan, namun keterbatasan kemampuan
keuangan berdampak pada efektifitas jalannya organisasi. Di level value infusion, narasi dan
isu yang dibawa parrtai menjadikan mereka dekat dengan segmen pemilih dari kelompok
minoritas, baik dari kelompok keagamaan maupun etnis. Di level keempat (reification),
diferensiasi identitas yang dibawa partai nampak belum membumi di tengah publik Kota
Bandung.
ABSTRACT
This study aims to analyze the process of institutionalizing the Indonesian Solidarity
Party (PSI) of Bandung. This research was designed using qualitative methods. Departing
from the theoretical framework of institutionalizing political parties, this study produced
several findings that focused on four degrees of institutionalization. The results showed the
degree of systemic (systemness) in the process of institutionalization in the body of PSI
Bandung is still far from the ideal word. Factors such as the use of rules, procedures, and
mechanisms agreed upon and stipulated in the party's constitution have not been able to be
translated into PSI Bandung City in organizational management. At the level of the degree
of identity value (value infusion), PSI Bandung consistently carries the values that form the
basis of the party. However, in practice some of the narratives carried by the party do not
bring electoral incentives too much. At the decisional autonomy level, the condition of PSI
in Bandung which only relies on party financing sources from internal sources, although
this condition gives the party freedom and degree of autonomy in decision making, but the
limited financial capacity has an impact on the effectiveness of the organization's running. At
the level of value infusion, the narratives and issues brought by parties make them close to
the voter segments of minority groups, both religious and ethnic groups. At the fourth level
(reification), the identity differentiation brought by the party does not seem to be down to
earth in the city of Bandung.
52
53
Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai
Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019
56
jenjang kaderisasi dan sumber kader yang lain yang hanya berorientasi pada jumlah
tersebar di sayap-sayap partai hampir kader, tanpa memberikan porsi pada nilai
tidak berjalan. Bahkan, nampak jelas basis dan syarat-syarat lain yang sesuai dengan
kaderisasi di PSI Kota Bandung mayoritas platform partai.
bersumber dari pendaftar caleg yang akan Kaderisasi adalah jantung partai politik.
maju pada Pileg 2019. Proses kaderisasi bukan hanya berkaitan
Dengan kata lain, rekruitmen kader dengan kelangsungan partai politik sebagai
PSI Kota Bandung belum didasarkan sebuah entitas semata, melebihi itu, kaderisasi
jenjang proses kaderisasi yang sistematis, juga bertalian erat dengan manifestasi visi-misi
namun bergantung pada momentum ataupun gagasan besar yang diusung partai
elektoral seperti Pileg yang secara inheren politik. Di mana, narasi besar itu akan menjadi
mensyaratkan para bakal calon anggota sumber inspirasi yang mampu menjadi
legislatif yang akan maju dalam palagan penggerak moral dan sumber ideologis dari
Pileg 2019 merupakan kader partai. Di setiap arah dan gerak kader (Marsh, 2011).
luar itu, kader-kader PSI adalah mereka Dengan kata lain, kaderisasi merupakan
yang tergabung dalam struktur pengurus instrumen untuk melahirkan ataupun
kecamatan dimana secara jumlah hanya merekrut kader yang dalam setiap geraknya
sedikit karena terdiri dari tiga struktur inti diharapkan mampu merepresentasikan
di masing-masing pengurus kecamatan, gagasan-gagasan yang dibawa oleh partai
yakni ketua, sekretaris, dan bendahara. dan berkesesuain dengan apa yang menjadi
Padahal rekrutmen politik memegang visi besar partai politik (Joseph,1984).
peranan penting dalam sistem politik suatu Temuan lain dalam penelitian
negara. Sebab, proses ini menentukan orang- ini, peneliti melihat keterkaitan proses
orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi pengambilan keputusan yang dalam AD-
sistem politik negara melalui lembaga- ART PSI diatur dalam BAB XII tentang
lembaga politik yang ada.54 Rekrutmen Permusyawaratan, khususnya sebagaimana
politik secara khusus sering merujuk pada yang tertuang dalam pasal 23 tentang jenis-
seleksi kandidat (kandidasi), rekrutmen jenis permusyawaratan partai di tingkat
legislatif dan eksekutif (Lewis, 2002). daerah disebutkan ada tiga jenis: sidang
Namun, kendati secara umum jalannya paripurna daerah, rapat harian daerah, dan
proses kaderisasi kenggotaan partai belum rapat komite kerja belum termanifestasikan
mencerminkan amanat konstitusi organisasi, secara praksis dalam jalannya roda
beberapa temuan lain memperlihatkan kondisi organisasi.
yang sedikit menjajikan. Hal ini misalnya dapat Bertolak dari hasil pengamatan dan
dilacak melalui pola rekrutmen yang mereka wawancara peneliti terhadap beberapa
gunakan. narasumber, peneliti mendapati kenyataan
Pola rekrutmen kaderisasi PSI yang jenis-jenis permusyawaratan sebagaimana
sesuai dengan AD-ART partai yakni diatur dalam AD-ART masih jarang
komitmen mereka pada pembatasan usia dilaksanakan, atau bahkan nyaris tidak
di bawah 45 tahun, tidak boleh pernah pernah. Hal ini misalnya tercermin jelas
aktif di partai lain, dan merupakan orang dalam proses pergantian kepemimpinan
baik dalam artian tidak pernah terlibat dalam tubuh PSI yang tidak dilakukan
masalah kriminalitas. Sebagai partai politik dalam sebuah forum pengambilan
yang berusaha menawarkan kebaruan, keputusan secara formal, namun dilakukan
komitmen pada hal-hal tersebut hemat secara informal.
peneliti patut mendapat apresiasi, terlebih Temuan penelitian selanjutnya yang
di tengah pragmatisme banyak partai politi berkait dengan derajat kesisteman, yakni
soal origins atau asal-usul partai politik. PSI merupakan bagian dari eksperimentasi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, politik Jeffrie Geovanie di ceruk pemilih
analisis soal origins akan berkaitan dengan nasionalis. Namun, karena hal tersebut
asal-usul terbentuknya sebuah partai tidak menjadi fokus dari penelitian ini,
politik, apakah partai tersebut bentukan peneliti tidak mengelaborasi lebih juah dan
elit (atas) atau lahir dari kehendak massa lebih berfokus pada PSI Kota Bandung
(bawah). sebagai subjek dalam penelitian ini.
Secara umum dapat dikatakan PSI Level Value infusion
terbentuk dari kalangan bawah (massa). Derajat identitas nilai berkaitan
Mengingat latar belakang kelahiran PSI di dengan: a) hubungan partai politik dengan
banyak daerah diinisiasi oleh banyak anak kelas populis tertentu (popular base), hal
muda yang kecewa terhadap partai politik ini berkaitan dengan pertanyaan apakah
lama. Hal ini bisa dilihat sebagaimana yang suatu partai politik mengandung dimensi
tertuang dalam AD-ART PSI sendiri yang sebagai gerakan sosial yang didukung
mengharuskan kader-kadernya adalah oleh kelompok populis tertentu, seperti
orang-orang baru yang sebelumnya tidak buruh, petani, kalangan masyarakat
pernah tergabung secara struktural partai tertentu, komunitas agama tertentu,
politik lama. komunitas kelompok etnik tertentu, b)
Bahkan secara tegas dalam banyak pengaruh klientelisme dalam organisasi,
pernyataan politik di ragam media, sikap dengan: a) hubungan partai politik dengan
ini dipilih PSI karena tidak ingin tersandera kelas populis tertentu (popular base),
dengan kepentingan politik lama, seperti hal ini berkaitan dengan pertanyaan
praktik klientelisme, rekam jejak yang apakah hubungan partai dengan anggota
buruk, dan beban sejarah dan citra yang cenderung bersifat instrumentalis (anggota
buruk terhadap partai politik lama. selalu mengharapkan tangible resources
Berangkat dari fakta tersebut, nampak PSI berupa materi dari partai) ataukah lebih
sebagai sebuah partai politik baru memang bersifat ideologis (anggota mengenal
terbentuk dari bawah, bukan dari kalangan dan mengharapkan partai bertindak
elit politik yang sudah ada sejak lama. berdasarkan identifikasi terhadap ideologi
Namun, kendati PSI mendaku partai). Partai politik yang mempunyai
sebagai partai politik baru yang tumbuh basis sosial pendukung yang spesifik
dari bawah dan bukan bentukan elit politik, niscaya akan memiliki identitas nilai yang
kehadiran sosok Jeffrie Geovanie selaku jelas (Bakry dan Andy, 2009).
Ketua Dewan Pembina DPP PSI seolah Suatu partai politik dapat dikatakan
mematahkan dalil PSI sebagai partai telah melembaga dari segi identitas nilai
yang terbentuk dari bawah. Sebagaimana apabila partai tersebut telah memiliki
diketahui, Jeffrie Geovanie pernah tercatat lapisan sosial atau golongan masyarakat
duduk menjadi elit di beberapa partai. sebagai pendukung loyal (basis sosial)
Jeffrie tercatat pernah menjadi bagian dari karena pola dan arah kebijakan yang
Partai Amanat Nasional (PAN), Partai diperjuangkannya dan apabila dukungan
Golongan Karya (Golkar), dan Partai yang diberikan kepada partai itu bukan
Nasional Demokrat (Nasdem). Kehadiran semata-mata karena menerima materi
Jeffrie inilah yang banyak memunculkan tertentu dari partai melainkan karena
tanda tanya terkait indepedensi PSI orientasi politiknya sesuai dengan ideologi
dari jaringan elit partai yang sudah ada atau platform partai tersebut. Sebagai
lama dalam praksis politik di Indonesia. catatan tambahan, partai politik yang
Sehingga, tidak sedikit yang menganilisis mempunyai basis sosial pendukung yang
Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai
Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019
58
lembaga akan menyesuaikan aspirasi dan Dengan kata lain, PSI Kota Bandung
harapan ataupun sikap dan perilaku mereka pun secara aktif menggunakan dua metode
dengan keberadaan partai politik tersebut. kampanye, yakni kampanye modern
Derajat pengetahuan publik ini merupakan dan kampanye tradisional. Kampanye
fungsi dari waktu dan kiprah partai tersebut modern adalah metode kampanye dengan
(Hanafi, 2018). menggunakan instrumen-instrumen, seperti
Secara praktis, dibanding dengan media radio dan sebagainya. Sementara
beberapa partai politik baru lainnya, kampanye tradisional adalah metode
terkecuali Perindo yang secara massif kampanye dengan tatap muka secara
memanfaatkan fasilitas iklan di televisi, langsung.
popularitas PSI terbilang relatif cukup Menurut Norris, salah seorang
baik. Hal ini misalnya tercermin dari ilmuwan komunikasi yang menganut
temuan beberapa survei popularitas partai pendekatan modernisasi, di kebanyakan
politik yang dilakukan setidaknya sejak negara, bahkan di negara demokrasi
tahun 2017. Namun, dalam perkembangannya maju sekalipun, munculnya format
menjelang Pileg 2019, berdasar pada temuan- kampanye modern yang bertumpu pada
temuan survei, peningkatan tingkat pengenalan media radio serta model kampanye pasca
PSI di tengah pemilih kurang menjanjikan. Hal ini modern dengan merambah new media,
terbukti kemudian pada hasil Pileg 2019 dimana sepeti internet, tidaklah membuat format
PSI tidak mampu untuk lolos ambang batas raihan dan gaya kampanye tradisional yang
suara parlemen sebesar empat persen. bertumpu pada pembangunan jaringan
PSI sendiri tergolong partai politik sosial kandidat, berbasis sukarelawan atau
yang maksimal menggunakan saluran- aktivis partai serta komunikasi langsung
saluran komunikasi politik maupun (face to face communication) antara
komunikasi persuasif, pun juga PSI Kota kandidat dan pemilih menjadi hilang. Yang
Bandung. PSI Kota Bandung melakukan terjadi adalah, model kampanye gaya lama
komunikasi massa, seperti melalui radio, tersebut disempurnakan atau dilengkapi
maupun menulis kolom-kolom opini dalam (supplemented) secara substansial oleh
media sosial. PSI Kota Bandung aktif model-model kampanye gaya baru.
melakukan komunikasi interpersonal, hal Diakui, kecenderungan fenomena
itu dibuktikan dengan bagaimana mereka pembaruan ini menjadi kecenderungan umum
yang selain sering mengadakan pertemuan- negara-negara berkembang. Sebagai tambahan,
pertemuan dengan berbagai macam tokoh, Norris pun mencatat bahwa fenomena tersebut
mereka pun aktif mengadakan dialog- terjadi juga di negara-negara makmur atau
dialog ataupun membuka ruang-ruang negara di mana peran mesin partai masih
diskusi. kuat (Labolo dan Ilham, 2015). Kampanye
Selain itu, PSI Kota Bandung aktif tradisional pun masih hidup karena adanya
dalam melakukan konsolidasi dalam tubuh partai-partai kecil yang memiliki sumber
partai, yang tujuannya selain penguatan dana terbatas untuk berkampanye di media.
secara internal, juga untuk mengusahakan Dengan demikian, dapat dikatakan meski
secara maksimal komunikasi politik kepada dengan sumber dana yang operasional yang
publik (dalam hal ini pubik Kota Bandung) terbatas, PSI Kota Bandung sudah berusaha
agar lebih terorganisir dan sistematis, semaksimal mungkin untuk meningkatkan
tentu saja guna meningkatkan pengetahuan reifikasi atau derajat pengetahuan publik,
publik Kota Bandung terhadap PSI. Untuk dengan tidak hanya mengandalkan format
itu, mereka pun aktif melakukan komunikasi kampanye tradisional, tetapi juga format
organisasi. kampanye modern.
Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai
Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019
60
Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai
Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019