1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
PEDOMAN UMUM MODUL ......................................................................................... 3
BAB I PENGENALAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI ............................... 5
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ..................................................................................... 5
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 5
1.1. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Statistisi............................................... 6
1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Statistisi .......................................... 7
1.3. Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional Statistisi ....................................... 7
1.4. Unsur dan Sub-Unsur Kegiatan ................................................................. 8
1.5. Latihan/Diskusi ........................................................................................... 9
BAB 2 SISTEM PENILAIAN ................................................................................... 11
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ................................................................................... 11
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 11
2.1. Tata Cara Pengusulan Penilaian Angka Kredit ........................................ 12
2.2. Organisasi Tim Penilai .............................................................................. 13
2.3. Prosedur Penilaian ................................................................................... 18
2.4. Angka Kredit Minimal................................................................................ 19
2.5. Latihan/Diskusi ......................................................................................... 20
BAB 3 PERSYARATAN ADMINISTRATIF STATISTISI ........................................ 21
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ................................................................................... 21
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 21
3.1. Pengangkatan Pejabat Fungsional Statistisi ............................................ 22
3.3. Pengangkatan Kembali ke dalam Jabatan Statistisi ................................ 27
3.4. Contoh Kasus ........................................................................................... 28
3.5. Latihan/Diskusi ......................................................................................... 29
BAB 4 KENAIKAN PANGKAT/JABATAN STATISTISI ........................................ 31
TUJUAN INSTRUKSIONAL: ................................................................................... 31
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 31
4.1. Ketentuan Dan Persyaratan Kenaikan Pangkat/Jabatan............................ 31
4.2. Dokumen yang Dilampirkan untuk Kenaikan Pangkat/Jabatan ................... 32
4.3. Tata Cara Kenaikan Pangkat/Jabatan ......................................................... 33
4.4. Contoh Kasus ............................................................................................... 34
4.5. Latihan/Diskusi ............................................................................................. 34
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................... 35
Agar pelaksanaan diklat dapat berjalan dengan baik, maka peserta diklat
harus membaca dan mengikuti setiap petunjuk yang tertuang dalam buku modul serta
mengerjakan tugas-tugas terstruktur yang akan diberikan oleh pengajar, dalam tahap-
tahap pertemuan diklat.
Deskripsi Singkat
Sistem penilaian dan administrasi jabatan statistisi merupakan materi yang
diberikan dalam rangka memberikan pemahaman dan pengertian bagi pejabat
statistisi. Materi-materi yang dicakup meliputi penjelasan jenis dan jenjang jabatan,
unsur kegiatan, serta mekanisme pengangkatan, dan pemberhentian dalam dan dari
jabatan statistisi. Selain itu, materi ini juga memberikan pengertian tentang sistem
penilaian dan tata cara administrasi yang baik bagi pejabat statistisi.
Manfaat
Dengan mempelajari dan mengetahui sistem penilaian dan administrasi
jabatan statistisi, diharapkan peserta dapat memperoleh beberapa manfaat, antara
lain:
a. memperoleh kejelasan tentang jenis dan jenjang jabatan yang ada,
b. memperoleh kejelasan tentang tatacara dan sistem penilaian yang diterapkan
dalam jabatan statistisi,
c. dapat lebih mudah dalam melaksanakan tugas.
Pokok Bahasan
Modul ini terdiri dari lima bab. Setiap bab akan membahas satu atau sebagian
dari pokok bahasan. Adapun pokok bahasan dalam modul ini meliputi:
a. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Statistisi
b. Sistem Penilaian Angka Kredit
c. Sistem Administrasi Penetapan Angka Kredit
d. Sistem Administrasi Jabatan Statistisi
Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran ini adalah 4 sesi, setara dengan 8 jam
pelajaran. Untuk satu jam pelajaran setara dengan 45 menit.
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah mempelajari Bab ini peserta diklat diharapkan dapat:
٭Memahami secara utuh tentang Jabatan Statistisi
٭Memahami tugas dan tanggung jawab Pejabat Statistisi
٭Memahami unsur dan sub-unsur kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang
Pejabat Statistisi
٭Mampu mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan
PENDAHULUAN
K
emajuan teknologi telah memberikan tantangan yang sangat berarti bagi
seorang pegawai negeri. Untuk itu diperlukan adanya suatu jabatan khusus
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Terlebih dalam rangka pemberian
pelayanan prima pada masyarakat.
Sejak tahun 2003 di lingkungan pegawai negeri sipil telah diberlakukan Jabatan
Statistisi. Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 37/KEP/M.PAN/4/2003 serta Keputusan
Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
nomor 003/KS/2003 nomor 25 tahun 2003.
Sementara itu, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi khususnya yang berkaitan dengan statistik dan cara penyajian datanya,
maka kegiatan yang dilakukan oleh seorang statistisi juga mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut perlu mendapatkan perhatian guna mendukung kompetensi
pegawai negeri sipil dalam memberikan layanan pada masyarakat.
Sebutan atau istilah Statistisi dalam modul ini selalu merujuk pada Jabatan
Fungsional Statistisi (JFS). Pada dasarnya, statistisi merupakan salah satu jabatan
fungsional yang berwenang dalam melakukan kegiatan statistik pada instansi
pemerintah. Sebagai sebuah jabatan, statistisi merupakan jabatan karir yang hanya
dapat diduduki oleh pegawai negeri sipil (PNS).
Pada hakekatnya, statistisi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan statistik pada instansi pemerintah. Dengan demikian,
1.1. Dasar
1.1. Dasar Hukum
Hukum Jabatan
Jabatan Fungsional
Fungsional Statistisi
Statistisi
a. Pendidikan;
b. Penyediaan data dan informasi statistik;
c. Analisis dan pengembangan statistic;
d. Pengembangan profesi,
e. Penunjang tugas Statistisi.
1) Statistisi penyelia;
2) Statistisi Mahir;
3) Statistisi Terampil.
c. Statistisi Penyelia:
1.4. Unsur
1.4. Unsurdan
danSub-Unsur
Sub-UnsurKegiatan
Kegiatan
Sesuai dengan tugas pokoknya kegiatan seorang statistisi juga dapat dirinci
berdasarkan unsur kegiatannya.
1) persiapan;
2) pengumpulan data;
3) pengolahan;
4) penyajian dan publikasi.
1) Analisis statistik
2) Pengembangan statistik
Selain kegiatan yang termasuk dalam tugas pokoknya, kegiatan statistisi lain
yang dapat dijadikan bagian dalam pengukuran prestasi kerjanya adalah unsur
pendidikan, pengembangan profesi, dan pendukung kegiatan statistisi. Unsur
pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah serta
pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang statistik yang memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan.
1.5. Latihan/Diskusi
1.5. Latihan/Diskusi
1. Sebutkan Tingkat dan Jenjang yang tersedia pada Jabatan Fungsional Statistisi!
Apa yang membedakannya?
2. Sebutkan tugas pokok seorang Pejabat Fungsional Statistisi!
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah mempelajari Bab ini peserta diklat diharapkan dapat:
٭Memahami tata cara penilaian angka kredit dalam Jabatan Fungsional Statistisi
٭Memahami mekanisme penilaian
PENDAHULUAN
istem dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai seperangkat komponen,
S elemen, unsur, dan subsistem dengan segala atributnya, yang satu sama lain
saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling tergantung sehingga menjadi
satu kesatuan yang terintegrasi atau sebagai suatu totalitas, serta mempunyai
peranan dan tujuan tertentu (LAN, 1997). Pengertian sistem ini berkaitan dengan
sistem administrasi ketatanegaraan ataupun organisasi.
Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian sistem
adalah: perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas.
Dua pengertian tersebut memiliki unsur yang sama, yaitu adanya komponen yang
saling terkait untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga dalam sistem penilaian
Jabatan Fungsional Statistisi juga mengacu pada komponen yang menyusunnya dan
menjadi satu kesatuan. Dalam sistem penilaian terdapat empat hal yang perlu
diperhatikan.
a. Siapa yang dinilai
b. Apa yang dinilai
c. Siapa yang menilai
d. Bagaimana cara penilaiannya
Keempat hal tersebut akan menjadi pembahasan pada bab ini. Dalam hal
apa yang akan dinilai selalu terkait dengan siapa yang dinilai. Demikian juga dengan
siapa yang menilai dan bagaimana cara penilaiannya.
Sebagai suatu jabatan karir, maka prestasi dan kegiatan seorang statistisi
harus terukur. Pengukuran pejabat fungsional adalah angka kredit. Dalam hal ini
angka kredit diartikan sebagai nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai
butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh statistisi dan digunakan sebagai salah
satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2013 tampak bahwa penilaian yang dilakukan
2.2. Organisasi
2.2. OrganisasiTim
TimPenilai
Penilai
Dalam menjalankan kewenangannya pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit dibantu oleh Tim Penilai yang terdiri dari:
a. Tim Penilai Pusat
b. Tim Penilai BPS
c. Tim Penilai BPS Propinsi
d. Tim Penilai Instansi
e. Tim Penilai Propinsi
f. Tim Penilai Kabupaten/Kota
Tim Penilai Statistisi terdiri dari unsur teknis yang membidangi statistik, unsur
kepegawaian, dan Statistisi.
Tim penilai ini memiliki masa kerja 3 (tiga) tahun dengan keanggotaan yang
berjumlah gasal. Keanggotaan tim penilai ini terdiri dari seorang ketua, seorang wakil
ketua, seorang sekretaris, dan paling kurang empat anggota yang tidak merangkap
sebagai ketua, wakil ketua, dan sekretaris.
Tim Penilai Pusat dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Kepala BPS serta berkedudukan di BPS Pusat.
Tugas Pokok Tim Penilai Pusat adalah:
a. Membantu Kepala BPS dalam menetapkan Angka Kredit bagi Statistisi
Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c sampai dengan
Statistisi Utama, pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e di lingkungan
BPS dan instansi selain BPS; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPS yang
berhubungan dengan penetapan Angka Kredit.
Fungsi Tim Penilai Pusat adalah:
a. Memeriksa dan meneliti butir-butir kegiatan dalam DUPAK;
b. Memeriksa kebenaran dokumen-dokumen DUPAK yang dianggap perlu;
c. Menyampaikan berita acara hasil penilaian kepada pejabat yang ditunjuk
oleh Kepala BPS;
d. Menyampaikan laporan kegiatan tahunan kepada pejabat yang ditunjuk oleh
Kepala BPS.
Tim Penilai BPS dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Kepala BPS serta berkedudukan di BPS Pusat.
Tugas Pokok Tim Penilai BPS adalah:
Tim Penilai BPS Provinsi dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab
kepada Kepala BPS serta berkedudukan di lingkungan BPS Provinsi.
Tugas Pokok Tim Penilai BPS Provinsi adalah:
a. Membantu Kepala BPS Provinsi dalam menetapkan Angka Kredit bagi:
1) Statistisi Pelaksana pangkat Pengatur golongan ruang II/c sampai
dengan Statistisi Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang
III/d; dan
2) Statistisi Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai
dengan Statistisi Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang
IV/b,
di lingkungan BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota;
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPS Provinsi
yang berhubungan dengan penetapan Angka Kredit.
Fungsi Tim Penilai BPS Provinsi adalah:
a. Memeriksa dan meneliti butir-butir kegiatan dalam DUPAK;
Tim Penilai Instansi dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat serta berkedudukan di lingkungan instansi
yang bersangkutan.
Tugas Pokok Tim Penilai Instansi adalah:
a. Membantu Pejabat eselon I yang membidangi Kegiatan Statistik atau
pejabat di bawahnya yang ditunjuk paling rendah eselon II di instansi pusat
selain BPS dalam menetapkan Angka Kredit bagi:
1) Statistisi Pelaksana pangkat Pengatur golongan ruang II/c sampai
dengan Statistisi Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang
III/d; dan
2) Statistisi Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai
dengan Statistisi Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang
IV/b,
di lingkungan instansi masing-masing; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat eselon I yang
membidangi Kegiatan Statistik atau pejabat di bawahnya yang ditunjuk
paling rendah eselon II di instansi pusat selain BPS yang berhubungan
dengan penetapan Angka Kredit.
Fungsi Tim Penilai Instansi adalah:
a. Memeriksa dan meneliti butir-butir kegiatan dalam DUPAK;
b. Memeriksa kebenaran dokumen-dokumen DUPAK yang dianggap perlu;
c. Menyampaikan berita acara hasil penilaian kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat;
d. Menyampaikan laporan kegiatan tahunan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat.
Tim Penilai Provinsi dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris Daerah Provinsi atau Pejabat eselon II yang ditunjuk serta berkedudukan
di lingkungan Pemerintah Provinsi.
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Anggota Tim Penilai Statistisi, yaitu:
a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat
Statistisi yang dinilai;
b. memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Statistisi; dan
c. dapat aktif melakukan penilaian.
2.3. Prosedur
2.3. ProsedurPenilaian
Penilaian
Penilaian Angka Kredit oleh Tim Penilai dilakukan melalui prosedur sebagai
berikut:
a. Menerima Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) dan berkas-
berkas pendukung lainnya dari Sekretariat Tim Penilai;
b. Melaksanakan penilaian terhadap Angka Kredit yang diajukan pada setiap
DUPAK sesuai dengan ketentuan proses penilaian;
c. Melakukan sidang penilaian Angka Kredit untuk menyusun Berita Acara
Penilaian Angka Kredit (BAPAK) sebagai hasil penilaian akhir;
d. Menyampaikan BAPAK kepada Sekretariat Tim Penilai untuk penyiapan SK
PAK dan selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan Instansi masing-
masing yaitu Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK), Gubernur, Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk;
e. Asli SK PAK disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN), dengan tembusan disampaikan kepada:
1) Statistisi yang bersangkutan;
2) Pimpinan Unit Kerja Statistisi yang bersangkutan;
3) Sekretaris Tim Penilai statistisi yang bersangkutan;
2.4. Angka
2.4. AngkaKredit
KreditMinimal
Minimal
Prestasi seorang pejabat statistisi dinilai berdasarkan angka kredit yang
diperolehnya. Sistem penilaian ini juga berlaku bagi pejabat fungsional lainnya.
Penilaian tersebut berlaku untuk setiap jenjang jabatan. Adapun batasan angka kredit
minimal setiap jenjang telah ditetapkan dalam Permenpan &RB Nomor 19 Tahun
2013.
Batas minimal angka kredit yang harus dimiliki oleh seorang statistisi menurut
tingkat dan jenjangnya sebagaimana dalam tabel berikut.
2.5. Latihan/Diskusi
2.5. Latihan/Diskusi
1. Baim, seorang Pejabat fungsional statistisi pada Kementerian Pertanian,
dengan jenjang jabatan Statistisi Ahli Madya . Saat ini ia hendak mengajukan
usulan penetapan Angka Kredit. Siapa yang berwenang menetapkan Angka
Kredit Baim? Bagaimana yang bersangkutan mengajukan usulan penetapan
Angka Kreditnya?
2. Panji, seorang Pejabat fungsional statistisi pada BPS Kabupaten Halmahera
Barat Propinsi Maluku Utara. Saat ini Panji memiliki jabatan sebagai Statistisi
Terampil dengan pangkat Pengatur (II/c). Jelaskan bagaimana seharusnya
Panji mengajukan Penetapan Angka Kreditnya!
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah mempelajari bab ini peserta diklat diharapkan dapat:
Memahami persyaratan administratif dalam Jabatan Statistisi
Membedakan persyaratan yang diperlukan dalam administrasi Jabatan Statistisi
Menjelaskan persyaratan yang diperlukan dalam Administrasi Jabatan Statistisi
PENDAHULUAN
P
ada dasarnya pengertian administrasi memiliki definisi yang cukup banyak. Ada
yang memberikan definisi administrasi dengan “segenap rangkaian perbuatan
penataan pekerjaan pokok yang dilakukan dengan kerjasama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan tertentu” (The Liang Gie, 1979). Adapula yang
memberikan pengertian “suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap
tindakan/kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan.” (Sutarto). Sementara itu S.P. Siagian memberikan pengertian
administrasi sebagai “proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan”.
Selain dari para penulis Indonesia, penulis asing juga memberikan pengertian
yang beragam tentang administrasi. Luther Gullick memberikan pengertian
“Administration has to do with getting things done with the accomplishment og defined
objectives”. John M. Pfiffuer memberikan pengertian “Administration may be defined
as the organization and direction of human and material resources to achieve desired
ends”. Sementara itu William H. Newman memberikan pengertian “administration is
guidance, leadership and control of the effort of a group of individuals toward some
common goals”.
Berdasarkan definisi para ahli administrasi tersebut, pada dasarnya definisi
administrasi memiliki pengertian yang sama yaitu adanya unsur kegiatan, kerjasama,
banyak orang, dan untuk mencapai tujuan bersama. Sementara itu, sebagai sebuah
sistem, administrasi merupakan sistem yang bersifat (LAN, 1997):
a. Abstrak, karena tidak dapat dikenali wujudnya
b. Buatan manusia
c. Terbuka, karena peka terhadap pengaruh lingkungan, baik sosial maupun fisik
d. Hidup, dalam arti berkembang secara terus menerus
Statistisi Terampil yang akan diangkat menjadi Statistisi Ahli diberikan Angka
Kredit sebesar 65% (enam puluh lima persen) Angka Kredit kumulatif dari diklat,
tugas pokok, dan pengembangan profesi ditambah Angka Kredit ijazah Sarjana
(S1)/Diploma IV (DIV) dengan tidak memperhitungkan Angka Kredit dari unsur
penunjang
Statistisi Terampil, pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b
sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d, yang memperoleh ijazah
Sarjana (S1)/Diploma IV (DIV) dan akan diangkat dalam Statistisi Ahli, harus
ditetapkan terlebih dahulu kenaikan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan
ruang III/a.
3.2. Pemberhentian
3.2. Pemberhentiandari Jabatan Fungsional Statistisi
Seorang Pejabat Fungsional Statistisi akan diberhentikan dari jabatannya
apabila: Mengundurkan diri dari jabatan;
a. Diberhentikan sementara sebagai PNS;
b. Menjalani cuti diluar tanggungan negara;
c. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
d. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Statistisi; atau
e. Tidak memenuhi persyaratan jabatan.
3.3. Pengangkatan
3.3. PengangkatanKembali
Kembalike ke dalam
dalam Jabatan
Jabatan Fungsional
Statistisi
Statistisi
Pejabat Fungsional Statistisi yang diberhentikan dari jabatannya apabila:
a. Telah diaktifkan kembali sebagai PNS
b. Telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara
c. Telah selesai menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
d. Telah ditugaskan kembali sebagai Statistisi dari Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama, Administrator, Pengawas atau Jabatan Pelaksana.
Pejabat Fungsional Statistisi dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang
jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan jabatan. Pengangkatan kembali dalam
Jabatan Fungsional Statistisi dilakukan dengan menggunakan angka kredit terakhir
yang dimiliki dalam jenjang jabatannya dan dapat ditambah dengan angka kredit dari
penilaian pelaksanaan pengembangan profesi selama diberhentikan.
3.4. Contoh
3.4. ContohKasus
Kasus
1. Selvia, seorang Statistisi Terampil, pangkat/golongan Pengatur (II/c). Yang
bersangkutan memiliki Angka Kredit 65 dan berpendidikan D III. Sejak
minggu pertama bulan Oktober 2014, yang bersangkutan mengikuti Tugas
Belajar di STIS, sehingga dibebaskan sementara, TMT 1 November 2014.
Pada Oktober 2018, Selvia telah menyelesaikan Tugas Belajar, maka yang
bersangkutan dibuatkan SK Pengangkatan kembali TMT 1 November 2018
sebagai Statistisi Terampil dengan Angka Kredit 65. Pada Januari 2019,
3.5. Latihan/Diskusi
3.5. Latihan/Diskusi
1. Sebutkan persyaratan administratif yang harus Saudara penuhi, agar dapat
diangkat dalam Jabatan statistisi!
2. Apa yang membedakan seorang PNS dapat diangkat dalam Jabatan Statistisi
kategori keahlian dengan Keterampilan?
3. Gunarso seorang sarjana lulusan Statistika. Karena keahliannya, ia ditugaskan
menjadi seorang Sekretaris Pimpinan sebuah unit kerja. Apakah Gunarso dapat
diusulkan menjadi seorang Pejabat Statistisi? Mengapa?
4. Aminah seorang Sarjana lulusan Fakultas Pertanian dengan pangkat Penata
Muda Tkt I Golongan III/b. Ia ditempatkan pada unit pengolahan data sebagai
TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah mempelajari Bab ini peserta diklat diharapkan dapat:
٭Memahami mekanisme dan sistem kenaikan pangkat dalam Jabatan Statistisi
٭Dapat menyiapkan dokumen kenaikan pangkat dengan tepat.
PENDAHULUAN
4.1. Ketentuan
4.1. Ketentuan dan
Dan Persyaratan
Persyaratan Kenaikan
Kenaikan Pangkat/Jabatan
Pangkat/Jabatan
4.2. Dokumen
4.2. Dokumen yang
yang Dilampirkan
Dilampirkan untuk Kenaikan
untuk Kenaikan Pangkat/Jabatan
Pangkat/Jabatan
a. Kenaikan Pangkat:
1) asli Penetapan Angka Kredit (PAK);
2) fotokopi Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir;
3) fotokopi Keputusan Pengangkatan/Kenaikan Jabatan Fungsional
Statistisi terakhir; dan
4) fotokopi penilaian prestasi kerja 2 (dua) tahun terakhir.
b. Kenaikan Jabatan:
1) fotokopi Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK);
2) fotokopi Keputusan Kenaikan Pangkat (KKP) terakhir;
Selvia, seorang Statistisi Terampil sebagaimana dalam contoh kasus 1 pada bab 3.
Pada tahun 2017, yang bersangkutan masih tingkat III di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
(STIS). Berhubung sudah 4 tahun dalam pangkat terakhirnya, maka yang
bersangkutan dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Tingkat I (II/d) pada 1
April 2007.
4.5. 4.5.Latihan/Diskusi
Latihan/Diskusi
1. Dalam contoh kasus 4.4. tersebut di atas, mengapa Selvia dapat dinaikkan
pangkatnya tanpa penilaian Angka Kredit?
2. Sebutkan persyaratan seorang statistisi dapat dinaikkan pangkatnya?
3. Sebutkan persyaratan seorang statistisi dapat dinaikkan jabatannya?
4. Bagaimana seharusnya tata cara kenaikan pangkat/jabatan seorang statistisi di
instansi Saudara?
Petunjuk:
Selama pelatihan dilaksanakan, buatlah daftar kegiatan yang dilakukan dan
masukkan dalam unsur dan sub-unsur kegiatan sebagaimana pada lampiran.
1. Buatlah surat permohonan pengajuan menjadi pejabat statistisi dengan dilampiri
berkas-berkasnya.
2. Catat dan lengkapilah semua kegiatan selama pelatihan dengan laporan yang
sesuai dan lengkapi dengan form-form yang diperlukan.
3. Pembagian peran dapat dilakukan oleh peserta pelatihan sendiri. Atasan
Langsung dapat diperankan oleh Sekretaris Kelas atau ketua kelompok.
Pembina Kepegawaian dapat diperankan oleh Ketua Kelas.