Anda di halaman 1dari 39

Modul

PETUNJUK OPERASIONAL

2 KEGIATAN

ii
KATA PENGANTAR

Pelatihan Pelaksanaan Anggaran bertujuan untuk memberikan kompetensi


kepada Pengelola Anggaran dalam mengelola anggaran pada unit
organisasinya. Modul Petunjuk Operasional Kegiatan merupakan salah satu
materi substansi dalam pelatihan ini.

Buku modul ini disusun dalam 3 (tiga) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Konsep
Dasar Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), dan Tata Cara Penyusunan dan
Revisi POK. Modul ini disusun secara sistematis dan diharapkan mampu
mempermudah peserta pelatihan dalam memahami kebijakan pelaksanaan
anggaran di lingkungan Kementerian PUPR. Penekanan orientasi pembelajaran
pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Penyusun dan Narasumber
sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Kemungkinan
penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka mengingat adanya perkembangan situasi, kebijakan, dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan pemahaman pengelola anggaran di lingkungan kementerian PUPR
berkaitan dengan pengelolaan anggaran.

Jakarta, November 2021

Kepala Pusat Pengembangan


Kompetensi Manajemen

Ir. Moeh. Adam, M.M


NIP. 196503031992031002

iii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..iv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………...1
Latar Belakang ……………………………………………………………...1
Deskripsi Pelatihan .............................................................................2
Peta Kedudukan Modul .......................................................................2
Standar Kompetensi............................................................................3
1.4.1 Hasil Belajar ……………………………………………………………3
1.4.2 Indikator Hasil Belajar …………………………………………………3
1.4.3 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok………………………………...3
Waktu..................................................................................................3
Petunjuk Penggunaan Modul .............................................................. 4
BAB II KONSEP DASAR PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)….5
2.1 Dasar Hukum ......................................................................................5
2.2 Pengertian Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) .............................. 5
2.3 Ruang Lingkup Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) .......................5
2.4 Fungsi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).....................................6
2.5 Struktur POK .......................................................................................6
BAB III TATA CARA PENYUSUNAN DAN REVISI POK………………………. 9
3.1 Tata Cara Penyusunan POK ............................................................... 9
3.2 Tata Cara Revisi POK .......................................................................12
3.3 Pasca-Pengesahan ...........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur POK .................................................................................7


Gambar 2. Diagram E-R Tabel Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ........8
Gambar 3. Penyusunan Dokumen POK.......................................................11
Gambar 4. Cara Membuat POK ....................................................................12
Gambar 5. Mekanisme Revisi Anggaran/DIPA melalui E-Monitoring ........14

v
MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Daftar Isian Pelaksaana Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen
pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta
disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara (BUN) dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan
pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi
pemerintahan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
memperoleh Pagu Anggaran Tahun 2021 yang telah ditetapkan sebesar Rp
149,81 triliun atau bertambah Rp 34,23 triliun dari pagu indikatif Tahun Anggaran
(TA) 2021 sebesar Rp 115,58 triliun1.
DIPA yang telah disahkan diperlukan penjabaran lebih rinci, tujuannya
agar pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA bisa berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, setiap unit kerja mempunyai kewajiban untuk menyusun
perencanaan kinerja yang benar, yaitu dengan melakukan penyusunan Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK). POK adalah dokumen yang memuat uraian
rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, disusun
oleh KPA sebagai penjabaran lebih lanjut dari DIPA.
Pentingnya memahami POK untuk memastikan kebenaran pembebanan
atas hal-hal berikut2:
1. Pencapaian kinerja di antaranya output, sub output, komponen, sub
komponen sampai detail belanja.
2. Pembebanan atas akun belanja.
3. Memastikan alokasi atas tagihan yang diuji masih mencukupi.

1
https://pu.go.id/berita/presiden-jokowi-serahkan-dipa-kementerian-pupr-tahun-2021
2
https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-bagaimana-cara-membaca-petunjuk-operasional-kegiatan/

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 1


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Deskripsi Pelatihan
Pelaksanaan anggaran dibutuhkan manual book berupa Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 14 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri. POK tidak hanya dijadikan sebagai dasar-dasar acuan
tata laksana anggaran namun juga mengatur revisi anggaran Satuan Kerja. Hal
inilah yang mendasari bahwa pelaksana anggaran harus memahami dengan
baik definisi dan fungsi POK, tata cara penyusunan, dan revisi POK.

Peta Kedudukan Modul


Modul ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari kurikulum pelatihan
Pelaksanaan Anggaran. Kedudukan modul ini dalam kurikulum pelatihan
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengantar Kebijakan Pelaksanaan Anggaran
2. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
3. Kodefikasi Bagan Akun Standar (BAS) dan Standar Biaya (SB)
4. Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa
5. Penatausahaan Pajak
6. Tata Cara Pemrosesan dan Verifikasi Tagihan
7. Praktik dan Aplikasi Pelaksanaan Anggaran (SAS dan SAKTI)
8. Penilaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA dan EMON)

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 2


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Standar Kompetensi
1.4.1 Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu
memahami dan menyusun Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

1.4.2 Indikator Hasil Belajar


a. Peserta memahami konsep dasar POK
b. Peserta mampu menyusun dan merevisi POK
1.4.3 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi Pokok 1: Konsep Dasar Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
a. Dasar Hukum
b. Pengertian POK
c. Ruang lingkup POK
d. Fungsi POK
e. Struktur POK
Materi Pokok 2: Tata Cara Penyusunan dan Revisi POK
a. Tata Cara Penyusunan POK.
b. Tata Cara Revisi POK.
c. Pasca-Pengesahan POK.

Waktu
Modul pelatihan ini terdiri dari 3 Jam Pelajaran (JP). Setiap JP durasi 45
menit, total durasi pembelajaran selama 135 menit.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 3


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk memperoleh pemahaman maksimal terhadap materi dalam modul
ini, baca terlebih dahulu petunjuk penggunaan berikut ini.
1. Pahami latar belakang dan deskripsi singkat dari modul ini agar bisa
mengetahui alasan dan gambaran umum kenapa topik ini dibahas.
2. Pahami terlebih dahulu peta konsep dari modul ini, sebagai gambaran
hubungan kausalitas materi dalam kegiatan belajar yang satu dengan yang
lainnya. Dengan peta konsep tersebut akan memudahkan dalam
memahami kompetensi apa saja yang harus dikuasai agar tercapai standar
kompetensi yang diinginkan.
3. Mata pelatihan ini memiliki alokasi waktu sebanyak 3 JP, total durasi 135
menit. Alokasi waktu tersebut gunakan secara maksimal, supaya memiliki
pemahaman yang utuh. Pemahaman satu materi akan sangat penting
sebagai modal dalam memahami kegiatan belajar berikutnya.
4. Pada kegiatan belajar terdapat tes sumatif berupa latihan dan evaluasi yang
disediakan guna menguji tingkat pemahaman setelah memperoleh
pengajaran. Jawablah setiap pertanyaan dalam tes tersebut dan sesuaikan
jawaban dengan kunci jawaban yang sudah ada di bagian akhir modul. Nilai
yang diperoleh agar dijadikan sebagai umpan balik untuk menilai lagi
apakah materi dalam kegiatan belajar sudah dikuasai dengan baik atau
belum.
5. Pengajar akan melakukan simulasi, memberikan contoh nyata di lapangan,
diskusi dan latihan selama proses pembelajaran berlangsung guna
meningkatkan pemahaman materi dalam modul ini.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 4


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

BAB II

KONSEP DASAR PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)

2.1 Dasar Hukum


Dasar hukum penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.

2.2 Pengertian Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)


Petunjuk Operasional Kegiatan atau disebut dengan POK merupakan
dokumen yang menguraikan rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan di suatu Satuan Kerja (Satker). POK tersebut disusun oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai penjabaran lebih terperinci dari
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara.
POK disusun oleh KPA dan disahkan oleh PA/KPA. Di internal PUPR,
POK disahkan oleh Pejabat Eselon 1 penanggungjawab program. Namun dapat
didelegasikan kepada KPA/Kasatker. Dalam kaitannya dengan Akuntabilitas
Kinerja, POK menjadi salah satu bagian dari Komponen Perencanaan Kinerja
dalam SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

2.3 Ruang Lingkup Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)


Ruang lingkup dari Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ini berisikan
informasi dasar-dasar hukum, bagan struktur organisasi Satker disertai dengan
penjabaran atas tugas dan tanggungjawab dari struktur organisasi Satker
tersebut, serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan kegiatan. Ragam petunjuk
(acuan) yang dimaksud adalah bagi Pengadaan Barang dan Jasa, Rencana
Kerja, Pengawasan dan Pengendalian, Penilaian dan Penerimaan Pekerjaan,

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 5


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Pembayaran, Pemantauan dan Pelaporan, Mekanise Penyusunan dan Revisi


DIPA/POK.
Poin-poin yang harus tercantum dalam POK antara lain:
a. Kode dan nama Satuan Kerja (Satker)
b. Kode Kementerian Negara/Lembaga, Unit Organisasi, Program dan nama
program
c. Kode dan nama kegiatan/ output/ sub output/ komponen input/ akun
d. Kode dan nama kantor bayar, lokasi, dan indikator kinerja kegiatan
e. Rincian volume, harga satuan, dan jumlah biaya
f. Sumber dana, cara penarikan, dan kode kewenangan
g. Tata cara pengadaan/pelaksanaan (kontraktual/non-kontraktual)
h. Rencana Pelaksanaan kegiatan (time schedule) yang dilengkap dengan
perkiraan kebutuhan dana per aktivitas per bulan

2.4 Fungsi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)


Fungsi POK terdiri dari;
a. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas;
b. Alat monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan/aktivitas;
c. Alat perencanaan kebutuhan dana; dan
d. Sarana untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas
pelaksanaan anggaran.

2.5 Struktur POK


Struktur POK secara umum terdiri dari Program, Kegiatan, Output, Sub
Output, Komponen (Komang, 2016).
a. Program adalah penjabaran kebijakan Kementerian Negara/Lembaga yang
berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya
yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi
yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam koordinasi Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 6


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

b. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satker sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik berupa personel (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau semua
jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang dan jasa.

Gambar 1. Struktur POK


c. Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan
oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
d. Komponen merupakan tahapan/bagian dari proses pencapaian output.
e. Detil Belanja merupakan rincian kebutuhan belanja dalam tiap-tiap jenis
belanja yang berisikan item-item belanja.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 7


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Berikut contoh rincian POK.

Gambar 2. Diagram E-R Tabel Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)


Sumber: Komang, 2016

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 8


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

BAB III

TATA CARA PENYUSUNAN DAN REVISI POK

3.1 Tata Cara Penyusunan POK


Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun
2011 bahwa Kerangka Petunjuk Operasional Kerja (POK) yang ditetapkan oleh
Eselon I sebagai Penanggungjawab Program sekurang-kurangnya harus
mencakup hal-hal berikut ini.
a. Dasar Hukum
Bab ini berisi tentang Peraturan, Kebijakan pelaksanaan kegiatan di
masing-masing Subbidang atau Unit Kerja Eselon I dan Daerah.

b. Pengadaan Barang dan Jasa


Bab ini berisi tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa yang
berlaku khusus, misalnya Cara Pengadaan Barang dan Jasa dengan PHLN,
maupun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dilakukan
pengadaan.
c. Rencana Kerja
Bab ini berisi tentang Rencana Kerja Tahunan Pelaksanaan Anggaran
berdasarkan DIPA dan Rencana Penyerapan.

d. Pengawasan Teknik dan Pengendalian


Subbab ini berisi tentang Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terhadap pelaksanaan pekerjaannya
termasuk Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

e. Penilaian dan Penerimaan Pekerjaan


Subbab ini membahas tentanng Tata Cara penilaian dan Penerimaan
Pekerjaan.

f. Pembayaran
Subbab ini menjelaskan tentang Tata Cara Pembayaran.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 9


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

g. Pemantauan dan Pelaporan


Subbab ini berisi Tata Cara Pemantauan dan Pelaporan khusus yang
berlaku di Unit Organisasi.

Lampiran Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) sebagai berikut:


1. Lampiran 1 – Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian yang
ditandatangani oleh Pejabat Eselon I;
2. Lampiran 2 – Struktur Kegiatan Satuan Kerja yang ditandatangani oleh
Kasatker;
3. Lampiran 3 – Lingkup Kegiatan Satuan Kerja yang ditandatangani Kasatker;
4. Lampiran 4 – Jadwal Pelaksanaan Kegiatan yang ditandatangani Kasatker;
5. Lampiran 5 – Rencana Penyerapan Anggaran Per Output Per Akun yang
ditandatangani Kasatker;
6. Lampiran 6 – Daftar Laporan yang Wajib Dibuat dan Dilaporkan oleh
Kasatker;
7. Lampiran 7 – Daftar Laporan Pelaksanaan Kegiatan yang Wajib Dibuat dan
Dilaporkan oleh Kasatker.

Catatan tentang penyiapan dan pengesahan POK:


1. POK disiapkan oleh Kasatker dengan mengacu pada kerangka di atas,
2. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Unit Kerja Eselon I, maka POK tersebut
disahkan oleh Pejabat Eselon I terkait selaku Atasan Kasatker,
3. 1 (satu) rekaman/dokumen/salinan POK yang telah disahkan disampaikan
ke unit kerja Eselon I terkait dan 1 (satu) dokumen lainnya disampaikan ke
Sekretariat Jendral bagian Biro Perencanaan dan KLN.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 10


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Gambar 3. Penyusunan Dokumen POK


Sumber: Kementerian PUPR (2017)

Saat ini pelaporan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) masuk ke


dalam sistem Aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi) yang
berbasis Website, sehingga progress dan revisi dapat dipantau secara Online.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 11


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Gambar 4. Cara Membuat POK

3.2 Tata Cara Revisi POK


Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dilakukan atas perubahan
isi dari POK itu sendiri, dapat berupa perubahan Total Anggaran Satuan Kerja,
Perubahan Output Kegiatan (penambahan atau pengurangan output),
Pengadaan Barang dan Jasa, Penajaman program, Update Struktur Organisasi
Kementerian Lembaga, serta alasan teknis lainnya yang berkaitan dengan POK.
Revisi POK dilakukan dengan mengubah/melakukan penyesuaian terhadap Isi
dari POK. Selain itu, secara administratif Satuan Kerja yang akan melakukan
revisi mengajukan Surat Pemutakhiran POK yang ditujukan kepada Kepala
Kantor Wilayah Perbendaharaan. Contoh surat permohonan dapat dilihat pada
format Lampiran 1.

Beberapa ketentuan terkait revisi POK;


a. Tata Cara Revisi POK, mengacu ke PMK Revisi DIPA yang diterbitkan oleh
Kementerian Keuangan (terbaru PMK 39/2020).
b. Jika perlu dilakukan perubahan, Revisi POK menjadi kewenangan KPA, dan
harus dilaporkan Penanggungjawab Program/Anggaran.
c. Dalam kaitannya dengan RKA-K/L-DIPA Satker yang harus disahkan oleh
Menteri Keuangan (cq. DJA/Kanwil DJPB), Revisi POK wajib dilaporkan
secara periodik ke Kanwil DJPB (dwi wulan) untuk pemutakhiran data
anggaran dalam database SPAN sebagai acuan pelaksanaan anggaran.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 12


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

d. Apabila Revisi POK menyebabkan perubahan halaman III DIPA, maka atas
Revisi POK itu harus disahkan oleh Kementerian Keuangan (cq. Kanwil
Perbendaharaan)

Proses revisi POK3:


a. Kasatker menyusun revisi Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan
kondisi pekerjaan;
b. Kasatker mengusulkan revisi POK sesuai perubahan pada butir (a) dan
menyampaikan proposal revisi POK I sebagai penanggung jawab program
melalui Pejabat Eselon II terkait;
c. Setelah Revisi POK disetujui pejabat Eselon I, Kasatker mengisi data e-
Monitoring dan melaksanakan pekerjaan berdasarkan POK.

Tahapan Revisi Anggaran/DIPA/POK melalui e-Monitoring


a. Data usulan revisi dimasukkan ke dalam aplikasi e-Monitoring secara offline
(tidak mengubah data e-Monitoring), dan data cadangan dikirim kembali
melalui e-Monitoring secara online.
b. Pejabat yang ditunjuk mengunduh data proposal revisi melalui e-Monitoring
online, kemudian mengajukan proposal revisi.
c. Usulan revisi dibahas dalam lingkup Satminkal (Unit Organisasi) yang
bersangkutan;
d. Jika usulan revisi disetujui, Pejabat yang ditunjuk memberikan kode akses
untuk mentransfer data proposal revisi aplikasi e-Monitoring offline ke
aplikasi RKA-KL;
e. Usulan revisi yang dicetak melalui aplikasi RKA-KL dan dilakukan
penelaahan dengan DJ PBN (Kanwil DJ PBN);
f. Setelah Revisi DIPA disahkan, dan POK disetujui Pejabat Eselon I, data
aplikasi e-Monitoring secara offline dimutakhirkan dan dikirim melalui e-
Monitoring online.

3
Lampiran 7, Permen PU No. 14 2011

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 13


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

Gambar 5. Mekanisme Revisi Anggaran/DIPA melalui E-Monitoring


Sumber: Lampiran 7, Permen PU No. 14 2011

3.3 Pasca-Pengesahan
Pasca-Pengesahan POK beberapa hal yang perlu dilakukan, di
antaranya; Penunjukkan Pejabat Perbendaharaan, Penelitian kembali DIPA,
Pemantapan Rencana Penarikan, Monitoring dan Evaluasi Penyerapan
Anggaran oleh Satker.
a. Penunjukkan Pejabat Perbendaharaan
Sesuai dengan maksud Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 42
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pasal 5 Ayat (4) dan (4a) menyatakan bahwa
Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan pengangkatan dan pemberhentian
pejabat perbendaharaan.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat perbendaharaan dimaksud
tidak terikat tahun anggaran. Sehubungan dengan ketentuan di atas apabila
pada awal tahun anggaran tidak terdapat penggantian pejabat
perbendaharaan, yaitu KPA, Pejabat Penandatangan SPM, Pejabat Pembuat
Komitmen, dan Bendahara Pengeluaran, maka tidak perlu ditetapkan dengan
surat keputusan baru. KPA cukup menyampaikan surat pemberitahuan kepada

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 14


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

KPPN Pembayar bahwa tidak terjadi penggantian pejabat perbendaharaan.


Penerbitan surat keputusan dilakukan apabila terjadi penggantian atau
penunjukan pejabat perbendaharaan yang baru. Surat keputusan tersebut
segera disampaikan kepada KPPN Pembayar disertai dengan spesimen tanda
tangan dan paraf pejabat berkenaan.
b. Penelitian kembali DIPA
Setelah DIPA disahkan dan diterima oleh KPA, KPA berkewajiban
melakukan penelitian kembali terhadap DIPA untuk memastikan bahwa DIPA
yang diterima telah sesuai dengan SP RKAK/L dan tidak terdapat kesalahan-
kesalahan, baik yang bersifat administratif maupun substantif. Penelitian
dimaksud meliputi antara lain kode dan nomenklatur satker, pejabat
perbendaharaan, kode kantor bayar, kode kewenangan, kode lokasi, sumber
dana, jenis belanja, cara penarikan, jumlah pagu anggaran, rencana penarikan
dana dan perkiraan penerimaan, dan jumlah anggaran yang diblokir.
Apabila dari hasil penelitian dimaksud ditemukan kesalahan, maka
segera disampaikan kepada Kantor Pusat/Kanwil Ditjen Perbendaharaan
untuk dilakukan revisi/penyesuaian seperlunya sesuai kewenangan. Hal
tersebut perlu dilakukan agar dalam pelaksanaan kegiatannya, satker tidak
mengalami hambatan sehingga penyerapan anggaran dapat dimulai
secepatnya sejak awal tahun anggaran.
c. Pemantapan Rencana Penarikan
Salah satu tugas KPA adalah merencanakan penarikan dana yang
dapat direalisasikan setiap bulan. Rencana penarikan dana tersebut harus
disesuaikan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan, baik yang terkait
dengan belanja pegawai maupun non-belanja pegawai.
Rencana penarikan dana tersebut adalah sebagaimana yang
dituangkan pada halaman III DIPA dan dijabarkan lebih lanjut secara rinci
dalam POK. Rencana penarikan dana harus dihitung dengan secermat
mungkin untuk menghindari banyaknya perubahan-perubahan dalam
pelaksanaannya. Namun demikian, apabila terjadi perubahan terhadap

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 15


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

rencana penarikan dana, maka dapat dilakukan updating sesuai dengan


ketentuan.
d. Monitoring dan Evaluasi Penyerapan Anggaran oleh Satker
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kinerja APBN adalah
dengan mengukur tingkat penyerapan anggaran dalam pelaksanaan
anggaran. Besaran pagu anggaran yang dapat direalisasikan mencerminkan
berjalannya fungsi-fungsi pemerintahan antara lain mendorong pertumbuhan
ekonomi, distribusi yang semakin merata, dan stabilitas perekonomian
semakin terjaga. Mengingat pentingnya penyerapan anggaran dalam
menggerakkan perekonomian bangsa, maka perlu dilakukan berbagai langkah
untuk mendorong percepatan penyerapan anggaran.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.05/2010 tentang
Penyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pada Satuan Kerja Pasal 4, PPK pada satker mempunyai tugas pokok antara
lain:
 Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana;
 Membuat perikatan dengan pihak penyedia barang/jasa yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; dan
 Menyiapkan, melaksanakan, dan mengendalikan perjanjian/kontrak
dengan pihak penyedia barang/jasa.
Melalui tugas pokok tersebut, PPK dapat mendorong percepatan
realisasi penyerapan anggaran pada satker dalam mencapai sasaran program
dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila ditemukan
permasalahan dalam penyerapan anggaran, maka PPK dapat melaporkan
permasalahan tersebut kepada KPA untuk diteruskan kepada PA atau pihak
lain yang berkaitan dengan permasalahan penyerapan tersebut sebagai
langkah tindak lanjut dalam rangka percepatan penyerapan anggaran.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 16


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

SOAL ESAI (LATIHAN)

1. Di internal PUPR, POK disahkan oleh?


2. Apa saja isi dari ruang lingkup dari Petunjuk Operasional Kegiatan
(POK)?
3. Apa saja Poin-poin yang harus tercantum dalam POK?
4. Sebutkan Fungsi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)?
5. Struktur POK secara umum terdiri dari Program, Kegiatan, Output, Sub
Output, Komponen. Jelaskan masing-masing struktur tersebut?
6. Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun
2011 bahwa Kerangka Petunjuk Operasional Kerja (POK) yang
ditetapkan oleh Eselon I sebagai Penanggungjawab Program sekurang-
kurangnya harus mencakup hal-hal apa saja?
7. Gambarlah bagan alur penyusunan Dokumen POK?
8. Jelaskan tahap Proses revisi POK?
9. Jelaskan tahapan Revisi Anggaran/DIPA/POK melalui e-Monitoring?
10. Gambarkan mekanisme revisi Anggaran/DIPA melalui E-Monitoring?

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 17


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

SOAL PILIHAN GANDA (EVALUASI)

1. Dasar hukum penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah;

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2011


b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2011
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2012
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2012

2. POK kepanjangan dari?

a. Petunjuk Organisasi Kegiatan


b. Petunjuk Operasional Keuangan
c. Petunjuk Operasional Kegiatan
d. Pelaksana Operasional Kegiatan

3. POK tersebut disusun oleh ......................., sebagai penjabaran lebih


terperinci dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Jawaban dari
tititik-titik adalah...

a. PA
b. KPA
c. PPK
d. KPPN

4. dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna


Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara. Disebut juga...

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 18


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

a. DIPA
b. DIVA
c. PIPA
d. VIPA.

5. Ruang lingkup dari Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ini berisikan


informasi dasar-dasar hukum, bagan struktur organisasi Satker disertai
dengan penjabaran atas tugas dan tanggungjawab dari struktur
organisasi Satker tersebut, serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan
kegiatan;

a. BENAR
b. SALAH

6. Poin-poin yang harus tercantum dalam POK antara lain, (KECUALI)...

a. Kode dan nama Satuan Kerja (Satker)


b. Kode Kementerian Negara/Lembaga, Unit Organisasi, Program
dan nama program
c. Kode dan nama barang/ transfortasi/ gudang
d. Kode dan nama kantor bayar, lokasi, dan indikator kinerja
kegiatan

7. Fungsi POK terdiri dari;

a. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas;


b. Alat monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan/aktivitas;
c. Alat Pembuatan Laporan keuangan
d. Sarana untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
efektivitas pelaksanaan anggaran.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 19


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

8. Kerangka Petunjuk Operasional Kerja (POK) yang ditetapkan oleh


Eselon I sebagai Penanggungjawab Program sekurang-kurangnya harus
mencakup hal-hal berikut ini. Yang berisi tentang Peraturan, Kebijakan
pelaksanaan kegiatan di masing-masing Subbidang atau Unit Kerja
Eselon I dan Daerah adalah...

a. Pengadaan Barang dan Jasa


b. Dasar Hukum
c. Rencana Kerja
d. Pengawasan Teknik dan Pengendalian

9. pelaporan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) TIDAK masuk ke


dalam sistem Aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi) yang berbasis Website, sehingga progress dan revisi dapat
dipantau secara Online;

a. BENAR
b. SALAH

10. Pasca-Pengesahan POK beberapa hal yang perlu dilakukan, di


antaranya;

a. Penunjukkan Pejabat Perbendaharaan


b. Penelitian kembali DIPA
c. Monitoring dan Evaluasi Penyerapan Anggaran oleh Satker
d. Pemantapan Rencana Pembayaran

11. Rencana penarikan dana setelah pengesahan POK harus disesuaikan


dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan, baik yang terkait dengan

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 20


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

belanja pegawai maupun non-belanja pegawai. Yang melakukan


perencanaan penarikan dana tersebut adalah...

a. PA
b. KPPN
c. KPA
d. PPK

12. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.05/2010 tentang


Penyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara pada Satuan Kerja Pasal 4, PPK pada satker mempunyai tugas
pokok antara lain:

a. Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana;


b. Membuat perikatan dengan pihak penyedia barang/jasa yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; dan
c. Menyiapkan, melaksanakan, dan mengendalikan
perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa.
d. Penyusunan DIPA

13. Jika perlu dilakukan perubahan, Revisi POK menjadi kewenangan KPA,
dan harus dilaporkan Penanggungjawab Program/Anggaran.

a. BENAR
b. SALAH

14. Dalam kaitannya dengan RKA-K/L-DIPA Satker yang harus disahkan


oleh Menteri Keuangan (cq. DJA/Kanwil DJPB), Revisi POK TIDAK
wajib dilaporkan secara periodik ke Kanwil DJPB (dwi wulan) untuk
pemutakhiran data anggaran dalam database SPAN sebagai acuan
pelaksanaan anggaran.

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 21


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

a. BENAR
b. SALAH

15. Apabila Revisi POK menyebabkan perubahan halaman III DIPA, maka
atas Revisi POK itu harus disahkan oleh Kementerian Keuangan (cq.
Kanwil Perbendaharaan)...

a. BENAR
b. SALAH

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 22


MODUL 2 PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

BPSDM PUPR. 2020. Bahan Tayang Pelatihan Pelaksanaan Anggaran Tahun


2020 tentang Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
Kementerian PUPR. 2017. Prosedur Penyusunan Dokumen Anggaran Tahunan
SOP/UPM/DJBM.29. Direktorat Jenderal Bina Marga
Komang. 2016. Rancangan Database Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).
Diunduh 15 September 2021. Dari
http://komang.my.id/2016/01/08/rancangan-database-petunjuk-
operasional-kegiatan-pok/
Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.02/2020 tentang Tata Cara
Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208 Tahun 2020 tentang Tata Cara Revisi
Anggaran 2021
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) dan
Pemulihan Ekonomi Nasional
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2020-2024
Tata Cara Revisi POK. Dapat diakses pada laman:
http://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/malut/id/data-
publikasi/pengumuman/2936-form-revisi-pok.html

PELATIHAN PELAKSANAAN ANGGGARAN 23


Lampiran 1
KOP SURAT .... (1)
LOGO

Nomor : S- / /2018 Tanggal, Bulan


2018

Sifat : Segera

Lampiran : Satu berkas

Hal : Pemintaan Pemutakhiran Data


Petunjuk Operasional Kegiatan

Yth. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara


Di Ternate
Sehubungan dengan adanya Revisi Anggaran pada KPA sehingga mengubah
Petunjuk Operasional Kegiatan dan mengubah arsip data komputer RKA-K/ L pada
Satker . . . . . . (2), dengan ini disampaikan:
1. Permintaan Pemutakhiran Data Petunjuk Operasional Kegiatan pada database
RKA-K/L DIPA pada Kementerian Keuangan (arsip data komputer RKA-K / L
terlampir).
2. Kebenaran formil dan materiil atas data yang disampaikan dalam rangka
pemutakhiran data Petunjuk Operasional Kegiatan ini sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Kuasa Pengguna Anggaran,

........................................(3)
NIP .................................(4)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT USULAN REVISI ANGGARAN DARI KUASA
PENGGUNA ANGGARAN KEPADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN

NO URAIAN ISIAN
1. Diisi dengan Kop Surat Satuan Kerja
2. Diisi dengan nama dan kode Satker yang meminta pemutakhiran data.

3. Diisi dengan nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).


4. Diisi dengan NIP/ NRP Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
DOWNLOAD MATERI LENGKAPNYA DISINI
KUNCI JAWABAN MODUL 2 :

SOAL ESAI (LATIHAN)

1. Di internal PUPR, POK disahkan oleh Pejabat Eselon 1


penanggungjawab program. Namun dapat didelegasikan kepada
KPA/Kasatker. Dalam kaitannya dengan Akuntabilitas Kinerja, POK
menjadi salah satu bagian dari Komponen Perencanaan Kinerja dalam
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
2. Ruang lingkup dari Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ini berisikan
informasi dasar-dasar hukum, bagan struktur organisasi Satker disertai
dengan penjabaran atas tugas dan tanggungjawab dari struktur
organisasi Satker tersebut, serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan
kegiatan. Ragam petunjuk (acuan) yang dimaksud adalah bagi
Pengadaan Barang dan Jasa, Rencana Kerja, Pengawasan dan
Pengendalian, Penilaian dan Penerimaan Pekerjaan, Pembayaran,
Pemantauan dan Pelaporan, Mekanise Penyusunan dan Revisi
DIPA/POK.
3. Poin-poin yang harus tercantum dalam POK antara lain:
 Kode dan nama Satuan Kerja (Satker)
 Kode Kementerian Negara/Lembaga, Unit Organisasi, Program
dan nama program
 Kode dan nama kegiatan/ output/ sub output/ komponen input/
akun
 Kode dan nama kantor bayar, lokasi, dan indikator kinerja
kegiatan
 Rincian volume, harga satuan, dan jumlah biaya
 Sumber dana, cara penarikan, dan kode kewenangan
 Tata cara pengadaan/pelaksanaan (kontraktual/non-kontraktual)
 Rencana Pelaksanaan kegiatan (time schedule) yang dilengkap
dengan perkiraan kebutuhan dana per aktivitas per bulan

4. Fungsi POK terdiri dari;


 Pedoman dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas;
 Alat monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan/aktivitas;
 Alat perencanaan kebutuhan dana; dan
 Sarana untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
efektivitas pelaksanaan anggaran.

5. Struktur POK secara umum terdiri dari Program, Kegiatan, Output, Sub
Output, Komponen.

f. Program adalah penjabaran kebijakan Kementerian


Negara/Lembaga yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan misi yang dilaksanakan instansi atau
masyarakat dalam koordinasi Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
g. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau beberapa satker sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik berupa personel (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana
atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang dan jasa.
h. Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kebijakan.
i. Komponen merupakan tahapan/bagian dari proses pencapaian
output.
j. Detil Belanja merupakan rincian kebutuhan belanja dalam tiap-tiap
jenis belanja yang berisikan item-item belanja.

6. sekurang-kurangnya harus mencakup hal-hal berikut ini.


h. Dasar Hukum
Bab ini berisi tentang Peraturan, Kebijakan pelaksanaan kegiatan
di masing-masing Subbidang atau Unit Kerja Eselon I dan Daerah.

i. Pengadaan Barang dan Jasa


Bab ini berisi tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa yang
berlaku khusus, misalnya Cara Pengadaan Barang dan Jasa
dengan PHLN, maupun persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi sebelum dilakukan pengadaan.

j. Rencana Kerja
Bab ini berisi tentang Rencana Kerja Tahunan Pelaksanaan
Anggaran berdasarkan DIPA dan Rencana Penyerapan.
k. Pengawasan Teknik dan Pengendalian
Subbab ini berisi tentang Tata Cara Pengawasan dan
Pengendalian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terhadap
pelaksanaan pekerjaannya termasuk Revisi Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK).

l. Penilaian dan Penerimaan Pekerjaan


Subbab ini membahas tentanng Tata Cara penilaian dan
Penerimaan Pekerjaan.

m. Pembayaran
Subbab ini menjelaskan tentang Tata Cara Pembayaran.

n. Pemantauan dan Pelaporan


Subbab ini berisi Tata Cara Pemantauan dan Pelaporan khusus
yang berlaku di Unit Organisasi.

7. Bagan alur penyusnan POK adalah


8. Proses revisi POK :

a. Kasatker menyusun revisi Kerangka Acuan Kerja (KAK),


Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan berdasarkan kondisi pekerjaan;
b. Kasatker mengusulkan revisi POK sesuai perubahan pada butir
(a) dan menyampaikan proposal revisi POK I sebagai
penanggung jawab program melalui Pejabat Eselon II terkait;
c. Setelah Revisi POK disetujui pejabat Eselon I, Kasatker mengisi
data e- Monitoring dan melaksanakan pekerjaan berdasarkan
POK.
9. Tahapan Revisi Anggaran/DIPA/POK melalui e-Monitoring
a. Data usulan revisi dimasukkan ke dalam aplikasi e-Monitoring
secara offline (tidak mengubah data e-Monitoring), dan data
cadangan dikirim kembali melalui e-Monitoring secara online.
b. Pejabat yang ditunjuk mengunduh data proposal revisi melalui e-
Monitoring online, kemudian mengajukan proposal revisi.
c. Usulan revisi dibahas dalam lingkup Satminkal (Unit Organisasi)
yang bersangkutan;
d. Jika usulan revisi disetujui, Pejabat yang ditunjuk memberikan
kode akses untuk mentransfer data proposal revisi aplikasi e-
Monitoring offline ke aplikasi RKA-KL;
e. Usulan revisi yang dicetak melalui aplikasi RKA-KL dan dilakukan
penelaahan dengan DJ PBN (Kanwil DJ PBN);
f. Setelah Revisi DIPA disahkan, dan POK disetujui Pejabat Eselon
I, data aplikasi e-Monitoring secara offline dimutakhirkan dan
dikirim melalui e-Monitoring online.

10. Gambarkan mekanisme revisi Anggaran/DIPA melalui E-Monitoring..


SOAL PILIHAN GANDA (EVALUASI)

1. A 6. C 11. C
2. C 7. C 12. D
3. B 8. D 13. A
4. A 9. B 14. B
5. A 10. D 15. A

Anda mungkin juga menyukai