Anda di halaman 1dari 37

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP

PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN


MAJALENGKA

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Disusun Oleh :

RIRIN NURHEMAH
NPM : 18.06.1.0043

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAJALENGKA
2021
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP
PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

RIRIN NURHEMAH
NPM : 18.06.1.0043

Laporan Akhir
Kegiatan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini Telah Diperiksa dan
Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Majalengka, April 2021

Mengetahui Menyetujui
Ketua Prodi Akuntansi, Dosen Pembimbing,

Robi Maulana M, S.E., M.M. Wulan Riyadi SE., M.Ak.


NIDN. 0424027702 NIDN. 0407049002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang kiranya patut
penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap Pada Badan
Keuangan dan Aset Daerah” dengan waktu yang singkat.
Dalam laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan ini penulis menjabarkan
tugas selama masa praktik kerja di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)
Kabupaten Majalengka. Kepada yang telah berjasa dalam penulisan laporan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis ucapkan terimakasih atas
segala bantuan, bimbingan dan pengarahan selama penyelesaian laporan ini
kepada :
1. Dr. H. Asep Qustolani, S.E., M.M.. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Majalengka.
2. Robi Maulana M., S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Majalengka.
3. Wulan Riyadi SE., M.Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.
4. Dr. H. Lalan Soeherlan S., M.Si. selaku Ketua Badan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Majalengka, yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
5. Dody Rachmat Yanuar A.Md selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian
yang telah membimbing selama Praktik Kerja Lapangan di Badan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka.
6. Kepada Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik itu moril
serta materil sehingga dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
7. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga dibalas oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlimpah.

i
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini
bisa bermanfaat bagi banyak pihak.

Majalengka, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL..................................................................................1
1.2 Tujuan PKL...............................................................................................2
1.3 Manfaat PKL.............................................................................................3
1.4 Capaian / Target PKL................................................................................3
1.5 Waktu dan Lokasi PKL.............................................................................5
BAB II PROFIL BKAD KABUPATEN MAJALENGKA
2.1 Sejarah Singkat..........................................................................................6
2.2 Proses Bisnis..............................................................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Hasil Kegiatan.........................................................................16
3.2 Pembahasan.............................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan..............................................................................................27
4.2 Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
LAMPIRAN - LAMPIRAN................................................................................29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Capaian / Target PKL .............................................................. 3

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi .............................................................. 8

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universias Majalengka (FEB – UNMA)
mempunyai komitmen yang tinngi dalam menyediakan sarana dan prasarana yang
tepat bagi terselenggaranya proses pendidikan yang baik, seperti kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan pasar terkini, staf akademik yang kompeten dan
berpengalaman di bidangnya, perlengkapan laboratorium yang lengkap, dan lain-
lain. Untuk menambah kompetensi lulusan, FEB – UNMA menyelenggarakan
suatu kegiatan yang dapat mewujudkan keterkaitan dan kesesuaian antara teori
yang dipelajari di kampus dengan realitas didunia kerja, yaitu Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan selanjtnya disingkat PKL adalah kegiatan belajar
mengajar yang diadakan di instansi dan atau perusahaan tempat mahasiswa dapat
mempratikan teori-teori yang telah diperoleh dari mata perkuliahan.
Pelaksanaannya dibawah pengarahan dosen pembimbing lapangan dan pimpinan
atau pejabat yang ditunjuk pada tempat penyelenggaraan PKL.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi
adalah proses pembelajaran yang berkaitan dengan berbagai kegiatan akuntansi
sehingga mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman praktis yang berkaitan
dengan :
1. Pelayanan prima untuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang akuntansi.
2. Penyusunan rencana bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM).
3. Proses akuntansi secara manual maupun komputerisasi.
4. Pencatatan transaksi-transaksi keuangan.
5. Penyusunan dan pembuatan laporan keuangan.
6. Perhitungan harga pokok produksi dan atau penjualan.
7. Proses pemeriksaan akuntansi.
8. Perhitungan pajak pada perusahaan.

1
9. Penyusunan/analisis sistem informasi akuntansi.
10. Pembuatan dan penyusunan rekomendasi berdasarkan analisis laporan
keuangan yang dihasilkan dalam proses akuntansi
11. Analisis sistem informasi keuangan daerah
12. Kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan proses akuntansi suatu
perusahaan/instansi.

1.2 Tujuan PKL


1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum PKL memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Membangun link and match sehingga terbentuk keterkaitan dan
kesepadanan antara kurikulum di perguruan tinggi dengan kebutuhan
dunia kerja.
2. Meningkatkan proses pembelajaran melalui proses pendidikan berbasis
praktik sehingga nantinya lulusan akan menjadi tenaga kerja yang
berkualitas dan profesional pada kondisi kerja yang sesungguhnya.
3. Meningkatkan pengetahuan melalui pengalaman kerja riil yang diperoleh
di dunia kerja, sebagai bekal untuk memahami dunia kerja yang nanti
akan dihadapi setelah menyelesaikan pendidikan di FEB – UNMA.
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara khusus PKL mempunyai tujuan agar mahasiswa :
1. Mempunyai kompetensi dan etos kerja yang sesuai dengan program studi
yang diikuti.
2. Mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rutin yang memiliki ruang
lingkup luas pada seluruh bagian yang telah dilalui dalam kegiatan PKL.
3. Mampu mengelola kelompok kerja dan berdaptasi dengan lingkungan
kerja tempat PKL secara baik dan benar.
4. Mampu mempraktikan etika kerja dalam lingkungan PKL keahlian secara
memuaskan.

2
1.3 Manfaat PKL
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat
pengetahuan dan keterampilan serta etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
dunia kerja.
2. Sebagai feed back dalam melakukan penyempurnaan kurikulum dan proses
pembelajaran di FEB – UNMA yang relevan dengan kebutuhan dunia.

1.4 Capaian / Target PKL


Target adalah sasaran yang hendak dicapai dengan melalui proses tertentu
yang ditentukan oleh pihak pribadi, ataupun dapat digunakan sebagai acuan oleh
suatu organisasi untuk mendapatkan capaian yang diharapkan.
Sama halnya dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentunya memiliki
target yang ingin dicapai dan akan dijadikan sebagai acuan oleh penulis untuk
bahan pembelajaran dan evaluasi. Target dan capaian yang diharapkan penulis
dapat dilihat di tabel 1 berikut ini :
Tabel 1.1 Capaian / Target PKL

Minggu Ke Target Capaian

1 Mampu mengetahui sejarah dari Tercapai, pada minggu


BKAD dan mengetahui bidang pertama penulis mampu
serta kegiatan yang ada di BKAD mengetahui sejarah BKAD
dan mengetahui kegiatan
yang ada di BKAD.
2 Bersosialisasi dan melaksanakan Tercapai, penulis mampu
pekerjaan yang diberikan oleh bersosialisasi dengan
pembimbing PKL di BKAD pembimbing PKL di BKAD
Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka.
3 Mampu mengumpulkan data, dan Tercapai, penulis mampu
menentukan judul untuk laporan menentukan judul yang akan
PKL, serta mampu bersosialisasi dipakai di laporan Praktik
dan melaksanakan pekerjaan yang Kerja Lapangan dan

3
diberikan oleh pembimbing PKL melaksanakan pekerjaan
di BKAD Kabupaten Majalengka yang diberikan oleh
pembimbing.
4 Mampu mengumpulkan data, dan Tercapai, penulis mampu
menentukan judul untuk laporan menyusun laporan PKL dan
PKL, serta mampu bersosialisasi melaksanakan pekerjaan
dan melaksanakan pekerjaan yang yang diberikan oleh
diberikan oleh pembimbing PKL pembimbing.
di BKAD Kabupaten Majalengka
5 Mampu menyelesaikan laporan Tercapai, pada minggu
PKL sesuai dengan ketentuan terakhir penulis mampu
yang diberikan oleh Fakultas menyelesaikan laporan PKL
Ekonomika dan Bisnis Universitas dan mampu melaksanakan
Majalengka, serta mampu pekerjaan dengan
menjadikan kegiatan ini sebagai sebagaimana mestinya, serta
bahan pembelajaran dan mampu membangun link an
pengalaman match antara teori dengan
pekerjaan nyata di dunia
kerja dan menjadikan PKL
sebagai kegiatan
pembelajaran sekaligus
pengalaman.

1.5 Waktu dan Lokasi PKL


1.5.1 Waktu Pelaksanaan

4
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Majalengka Tahun Akademik 2020/2021 adal selama 1
(satu) bulan terhitung mulai tanggal 08 Maret 2021 sampai dengan tanggal 09
April 2021. Adapun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dengan sistem Work
From Home (WFH).

1.5.2 Lokasi PKL


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Badan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Majalengka yang beralamat di Jl. Ahmad Yani Nomor 09
Majalengka kode pos 45411.

5
BAB II
PROFIL BKAD KABUPATEN MAJALENGKA

2.1 Sejarah Singkat


2.1.1 Sejarah Singkat Pembentukan Badan Keuangan dan Aset Daerah
Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka. Salah
satunya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2016
tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah Kabupaten Majalengka.
Pembentukan Badan Keuangan dan Aset Daerah menjadikan pengelolaan
keuangan dan aset dari hulu sampai hilir berada dalam sebuah lembaga dinilai
sebagai langkah yang tepat.
Hal ini memudahkan koordinasi antara bidang-bidang yang mengurusi
pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset. Bidang-bidang tersebut pada
awalnya dikelola oleh dua lembaga yaitu Badan Keuangan dan Aset Daerah,
Bagian Keuangan, dan Pertahanan Sekretariat Daerah.
Rantai koordinasi dapat diperpendek. Contohnya, apabila Bidang
Anggaran memerlukan data tentang proyeksi pendapatan untuk APBD, Kepala
Bidang Anggaran dapat langsung berkoordinasi dengan Kepala Bidang
Pendapatan baik Bidak Pendapatan Asli Daerah, Bidang Pendapatan Lain-lai dan
Bidang PBB dan BPHTB. Sebelum Badan Keuangan dan Aset Daerah terbentuk,
koordinasi semacam itu jauh lebih panjang, karena melibatkan beberapa pejabat
terkait seperti Subbag Anggaran, Kabag Keuangan, Asisten Administrasi, dan
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah

6
2.1.2 Visi dan Misi

Visi
“Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah yang Profesional dan Akuntabel”

Misi
a. Memantapkan tata kelola anggaran yang tepat.
b. Meningkatkan pendapatan daerah.
c. Memantapkan penatausahaan keuangan daerah yang akuntabel.
d. Memantapkan penatausahaan aset daerah yang tertib.

7
2.1.3 Struktur Organisasi BKAD Kabupaten Majalengka
Gambar 1.1 Struktur Organisasi

Sumber : BKAD Kabupaten Majalengka

8
2.2 Proses Bisnis
Pembentukan Badan Keuangan dan Aset Daerah adalah salah satu upaya
Pemerintah Kabupaten Majalengka agar mampu eksis dalam persaingan yang
semakin ketat dalam lingkungan yang berubah sangat cepat seperti dewasa ini.
Sekarang ini, suatu instansi pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan
ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang
konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil.
Pada akhirnya kinerja tersebut harus di pertanggungjawabkan kepada
pemegang amanah tertinggi yaitu masyarakat, dalam hal ini masyarakat
Kabupaten Majalengka dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan cara menyiapkan, menyusun,
dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga.

2.2.1 Tugas dan Fungsi Badan Keuangan dan Aset Daerah


2.2.1.1 Tugas Pokok
Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Pemerintan Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka. Salah
satunya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka.
2.2.1.2 Fungsi
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka selain sebagai
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagaimana SKPD – SKPD lainnya di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka juga berfungsi sebagai Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka selain
sebagai kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang juga menjabat
sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Kepala SKPD mempunyai

9
tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum
Daerah (BUD).
Sebagai sebuah Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana diatur
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Badan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Majalengka menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan lain-lain, Bidang Pendapatan
Asli Daerah, Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan serta Bidang Aset;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum bidang
pendapatan lain-lain, Bidang Pendapatan Asli Daerah, Bidang Anggaran,
Bidang Perbendaharaan serta Bidang Aset;
c. Pembinaan, pelaksanaan tugas, evaluasi dan pengendalian bidang
pendapatan lain-lain, Bidang Pendapatan Asli Daerah, Bidang Anggaran,
Bidang Perbendaharaan serta Bidang Aset; Penyelenggaraan Administrasi
Kesekretariatan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam kapasitas sebagai Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana diatur
pada Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Majalengka Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Kepala Badan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka mempunyai tugas :
1. Merumuskan, menetapkan serta melaksanakan rencana strategis
(RENSTRA) dan rencana kerja (RENJA) Badan;
2. Menyiapkan bahan-bahan RPJPD dan RPJMD dalam bidang administrasi
keuangan dan aset daerah sebagai bahan penyusunan RPJPD dan RPJMD
Kabupaten;
3. Menyiapkan bahan-bahan LPPD Tahunan dan LPPD Akhir Masa Jabatan
bidang administrasi keuangan dan aset daerah sebagai bahan penyusunan
LPPD Tahunan dan LPPD Akhir Masa Jabatan Bupati;
4. Menyiapkan bahan-bahan LKPJ akhir tahun dan LKPJ akhir masa jabatan
Bupati pada bidang administrasi keuangan dan aset daerah;

10
5. Menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja Badan Keuangan dan Aset
Daerah sebagai pertanggungjawaban kepala Bupati;
6. Mengoordinasikan penyelenggaraan penyusunan KUA;
7. Mengoordinasikan penyelenggaraan penyusunan PPAS;
8. Menyelenggarakan penatausahaan pengelolaan keuangan daerah;
9. Menyelenggarakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
10. Merumuskan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan daerah;
11. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
12. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
13. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
14. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah;
15. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
16. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
kepala daerah;
17. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
18. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
19. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
20. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
21. Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
22. Menetapkan SPD;
23. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama
pemerintahan daerah;
24. Melaksanakan sistem akuntansi keuangan daerah;
25. Menyajikan informasi keuangan daerah;
26. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
barang milik daerah;
27. Menunjuk kuasa BUD untuk melaksanakan tugas : Menyiapkan anggaran
kas, Menyiapkan SPD, Menerbitkan SP2D, Menyimpan seluruh bukti asli

11
kepemilikan kekayaan daerah yang ditetapkan dengan keputusan Bupati,
Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank
dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk, Mengusahakan dan
mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD, Menyimpan uang
daerah pada bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk,
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi, Menyelenggarakan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah, Melaksanakan
pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah, Melakukan pengelolaan
utang dan piutang daerah, Melakukan penagihan piutang daerah;
28. Merumuskan penyusunan konsolidasi Laporan Keuangan Daerah;
29. Mengoordinasikan penggabungan Laporan Pertanggungjawaban keuangan
dan barang atas pelaksanaan dana tugas pembantuan di SKPD Kabupaten
Majalengka setiap triwulan dan akhir tahun sebagai bahan penyampaian
laporan Bupati kepada Menteri Keuangan;
30. Merumuskan kebijakan teknis tuntutan ganti rugi barang daerah;
31. Menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran Badan Keuangan dan Aset
Daerah;
32. Melaksanakan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja;
33. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah;
34. Menyampaikan rencana kerja anggaran Badan Keuangan dan Aset Daerah;
35. Menyelanggarakan penatausahaan pengelolaan barang daerah;
36. Menyampaikan bahan kebijakan Penetapan Bupati tentang penggunaan,
pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan melalui Sekretaris
Daerah;
37. Merumuskan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian
barang daerah;

12
38. Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah yang di pimpinnya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
39. Menyelenggarakan dokumentasi kepemilikan barang daerah untuk
kendaraan, tanah dan bangunan;
40. Merumuskan kebijakan teknis perencanan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang tidak bergerak milik
daerah;
41. Merumuskan kebijakan teknis penilaian barang daerah;
42. Melaksanakan kebijakan penghapusan barang tidak bergerak milik daerah;
43. Melaksanakan fungsi Pembantu Pengelola Barang Daerah;
44. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah;
45. Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan barang milik derah selain tanah dan/atau bangunan
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
46. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan aset daerah di lingkungan
Badan Keuangan dan Aset Daerah;
47. Membina dan mengevaluasi program dan kegiatan Badan Keuangan dan
Aset Daerah;
48. Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan
perolehan lainnya yang sah kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
49. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
50. Melaksanakan anggaran Badan Keuangan dan Aset Daerah;
51. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
52. Menandatangani Surat Perintah Membayar;

13
53. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab Badan
Keuangan dan Aset Daerah;
54. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggungjawab Badan Keuangan dan Aset Daerah yang di pimpinnya.
55. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada
dalam penguasaanya;
56. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaa anggaran pada Badan Keuangan
dan Aset Daerah;
57. Mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi Badan Keuangan
dan Aset Daerah yang di pimpinnya kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah;
58. Melakukan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada
dalam penguasaan Badan Keuangan dan Aset Daerah;
59. Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaan Badan
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Badan
Keuangan dan Aset Daerah;
60. Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaan Badan Keuangan dan Aset Daerah;
61. Menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan
Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalam penguasaan Badan
Keuangan dan Aset Daerah;
62. Menyiapkan laporan keuangan dan aset daerah sebagai bahan penyusunan
Laporan Keuangan Daerah;
63. Menilai hasil kerja bahawan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk bahan pengembangan karir;
64. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
65. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
66. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati;
67. Memberikan sarana pertimbangan teknis kepada Bupati;

14
68. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
69. Menyelenggarakan tugas pembantuan dari pemerintah dan pemerintah
provinsi;
70. Mempelajari memahami dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas;
71. Menyampaikan bahan persetujuan dan penetapan urusan pemerintah daerah
kabupaten yang ditugas pembantuankan kepada pemerintah desa sesuai
dengan lingkup tugasnya.

15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Hasil Kegiatan


Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan
dalam kurun waktu 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal 08 Maret 2021 sampai
dengan tanggal 09 April 2021. Adapun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
dengan sistem Work From Home (WFH). Penulis dapat mendeskripsikan hasil
dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)
Kabupaten Majalengka.
Selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Badan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, di minggu pertama penulis
mampu untuk mengetahui bagaimana sejarah dan bidang kegiatan di Badan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka. Di minggu kedua sampai
minggu terakhir penulis ditempatkan di bagian umum dan kepegawaian dengan
melaksanakan berbagai kegiatan pekerjaan yang meliputi membuat surat surat
seperti Surat Permintaan Membayar (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM)
untuk mencairkan dana yang bersumber dari daftar isian Pelaksanaan Anggaran,
membuat Surat Keputusan (SK), dan menginput data Daftar Informasi Publik, dan
data Bezzeting Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka.

3.2 Pembahasan
3.2.1 Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap
3.2.1.1 Sistem
Secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan
bahasa yunani (sustema) yang sering dipakai untuk memudahkan dalam
menggambarkan interaksi di dalam suatu entitas. Secara umum, pengertian sistem
adalah suatu kesatuan, baik obyek nyata atau abstrak yang terdiri dari berbagai
komponen atau unsur yang saling berkaitan, saling tergantung, saling mendukung,
dan secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien. Ada juga yang mengatakan bahwa definisi

16
sistem adalah suat panduan yang terdiri dari beberapa unsur atau elemen yang
dihubungkan menjadi satu kesatuab sehinggga memudahkan aliran informasi dan
materi atau energi untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu.
Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli, diantaranya :
1. Menurut Mulyadi (2013:5), Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menururt pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Prosedur adalah suat urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan serta seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
2. Menuru Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa : Sistem adalah kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata
adalah satu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-
betl ada dan terjadi.
3. Menurut Romney (2006:2) menyatakan bahwa : Sistem adalah rangkaian dari
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapau suatu tujuan. Sistem selalu terdiri dari beberapa
subsistem kecil yang masing-masing melakukan dfungsi khusus yang penting
dan untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.
4. Menurut H. Bordnar dan S.Hopwood (2001:1) Sistem adalah kumpulan daari
sumber daya yang berhubungan untuk mencapa tujuan tertentu.
5. Menurut Baridwan (1991:3) Sistem adalah satu kerangka dan prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan.
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan satu
prosedur yang saling berkaitan dan secara bersama-sama membentk fungsi yang
bertujuan untuk mencapau satu tujuan perusahaan. Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan.
Secara garis besar jenis sistem dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :

17
1. Berdasarkan Keterbukaan
Berdasarkan keterbukaan ada dua sistem, yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Sistem terbuka adalah suatu sistem yang dapat dipengaruhi
oleh pihak luar karena adanya akses terbuka sedangkan sistem tertutp, yaitu
suatu sistem yang tidak dipengaruhi oleh pihak luar karena aksesnya
tertutup.
2. Berdasarkan Komponen
Berdasarkan komponennya, sistem terbagi dua, yaitu sistem fisik dan
sistem non fisik. Sistem fisik adalah suatu sistem yang memiliki komponen
energi dan materi sedangkan sistem non fisik yaitu suatu sistem yang
bentknya abstrak, misalnya berupa ide, konsep, dan hal-hal lainnya.
3.2.1.2 Informasi
Informasi adalah pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen
sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan
pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah
pemahaman tentang fakta-fakta yang ada. (Oetomo,2002) Sedangkan menurut
Amsyah, data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan
keperluan tertentu. Informasi ini sangat penting dalam pengambilan keputusan di
suatu organisasi.
Jadi informasi dapat di definisikan sebagai data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang.
3.2.1.3 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun
non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
berarti dan berguna.(Azhar, 2004:61)
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

18
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
(Jogiyanto, 2005:11)
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem
informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan
bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yaitu menghasilkan informasi yang
berguna dan dibutuhkan oleh pihak luar.
3.2.1.4 Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengkasifikasikan,
mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta berbagai aktivitas yang terkait
dengan keuangan. Dengan adanya akuntansi maka akan memudahkan seseorang
dalam mengambil keputusan serta tujuan lainnya.
Adapun pengertian akuntansi menurt para ahli adalah :
1. Mennurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison, akuntansi adalah
sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi
sebuah laporan, dan mengkomuniksikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
2. Menurut Littleton, akuntansi adalah aktivitas yang bertujuan untuk
melaksanakan perhitngan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi).
Definisi ini adalah inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang
dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
3. Menurut Rudianto, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
4. Menurut Supartwoto L, pengertian akuntansi adalah suatu sistem untuk
mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil
pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal
dan eksternal perusahaan. Pihak eksternal ini terdiri dari investor, kerditur
pemerintah, serikat buruh, dan lainnya.
5. Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA), definisi
akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan
beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-

19
kejadian yang umumnya bersifay keuangan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya.
Jadi, dari beberapa pngertian menuru para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa akuntansi adalah sistem dalam bisnis yang membahas tentang keuangan
dan bagaimana uang itu masuk dan digunakan. Jadi, akutansi sangat penting
dalam bisnis sebagai analisis laba dan rugi.
3.2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem dalam sebuah organisasi
yang bertanggung jawab untuk penyiapan informasi yang diperoleh dari
pengumpulan dan pengelolaan data transaksi yang berguna bagi semua pemakai
baik di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi juga dapat
diartikan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung
jawab untuk menyediakan infprmasi keuangan dan informasi yang didapatkan
dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal maupun eksternal perusahaan.
Sistem Akuntansi menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan
operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya dan juga
mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
Sebagai sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang bertugas
mengumpulkan data yang menjelaskan keghiatan perusahaan, mengubah data
tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai didalam
maupun di luar perusahaan. Selain itu sistem informasi akuntansi adalah satu-
satunya CBIS (Computer Based Informasi System) yang bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan informasi di luar perusahaan.
Informasi Akuntansi berhubungan dengan suatu fungsi yang bertanggung
jawab terhadap arus dana kedalam perusahaan, dana diperlukan untuk mendukung
kegiatan pemasaran, manufaktur dan ekgiatan lainnya maka dari itu sangat perlu
mengontrol semua arus dana agar pengunaannya bisa efektif.
Banyak pihak berkepentingan terhadap informasi keuangan suatu
perusahaan. Jika dikategorikan ada dua kelompok besar yang sangat
berkepentingan yaitu pihak eksternal dan internal. Keduanya mempunyai peranan
yang kuat dalam menentukan pertumbuhan perusahaan, terutama pihak internal

20
yang terlibat langsung pada pengelolaan keuangan. Informasi yang dihasilkan
oleh pihak internal perusahaan digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan
perusahaan sehari-hari dan pendukung dalam proses pengambilan keputusan.
Perbedaan utama Sistem Informasi Akuntansi dari Sistem Informasi
Manajemen terletak pada ruang lingkup, yaitu sistem informasi manajemen
mencakup semua data yang terdapat dalam organisasi, semua aktifitas
pengelolaan didalam organisasi dan seiring informasi yang digunakan oleh orang-
orang dalam organisasi. Sistem Informasi Akuntansi hanya meliputi jenis data
dari informasi tertentu. Dengan kata lain, Sistem Informasi Akuntansi merupakan
subsistem informasi manajemen di dalam suatu organisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi merupakan subsistem informasi yang paling banyak
menembus dan seiring paling besar dalam organisasi perusahaan. Dalam hanya
organisasi, sistem informasi akuntansi merupakan salah satunya sistem informasi
yang dibentuk secara formal.
3.2.1.6 Aset Tetap
3.2.1.6.1 Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum (Halim, 2012: 117).
3.2.1.6.2 Konsep Aset Tetap
Mursyidi (2009:182) menyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas.
3.2.1.6.3 Pengukuran Aset Tetap
Darise (2008:72) menyebutkan bahwa Aset tetap dinilai dengan biaya
perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan
tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar

21
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Sedangkan biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada
saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan.
3.2.1.6.4 Pengukuran setelah perolehan (Subsequent Expenditures)
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu asset tetap dimaksud untuk
dapat memperpanjang manfaat asset tetap, menembah nilai tercatat asset tetap,
dan peningkatan kinerja.Pengeluaran setelah perolehan awal asset tetap dapat
berupa biaya rehabilitas, renovasi, dan biaya pemeliharaan. Pengeluaran yang
dapat memberikan manfaat lebih dari satu tahun (memperpanjang manfaat asset
tersebut dari yang direncanakan semula atau peningkatan kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan kinerja) disebut dengan pengeluaran modal (capital
expenditure) sedangkan pengeluaran yang memberikan manfaat kurang dari satu
tahun (termasuk peneluaran untuk mempertahankan kondisi asset tetap) disebut
dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
3.2.1.6.5 Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal
Menurut PSAP No. 07 pengukuran aset tetap berikunya terhadap
pengakuan awal disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut
dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila kondisi yang memungkinkan penilaian
kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyusuaian pada masing-masing
akun aset tetap dan akun Diinvestasikan dalam Aset tetap.
3.2.1.6.6 Penghentian dan pelepasan
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penghapusan adalah tindakan
penghapusan barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/ atau
kuasa pengguna/dan atau pengelola dari tanggungjawab administrasi dan fisik atas
barang yang berada dalam penguasaanya. Penghapusan Barang milik Daerah
meliputi:
a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna,dan

22
b. Penghapusan dari daftar barang milik daerah.
3.2.1.6.7 Pengklasifikasian Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat dan
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Pengklasifikasian asset tetap yaitu
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi,
aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
3.2.1.6.8 Penggolongan Aset Tetap
Menurut rudianto (2009:273) mengelompokkan aset tetap terdiri dari tiga
kelompok besar yaitu:
1. Aset tetap yang umumnya tidak terbatas, seperti tanah tempat atau kantor
atau bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan lahan
danperternakan.
2. Aset tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa manfaatnya
bisa diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti bangunan, mesin,
kendaraan, computer, mebel dan sebagainya.
3. Aset tetap umurnya terbatas apabila sudah habis masa manfaatnya tidak
dapat diganti dengan sejenis, seperti tanah, pertambangan, dan hutan.
3.2.1.6.9 Catatan Akuntansi Aset Tetap
Catatan akuntansi yang digunakan satuan kerja perangkat daerah mengenai
prosedur akuntansi aset tetap ( Abdul Halim, 2010:2008) adalah:
1. Buku jurnal umum Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK/SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan
kejadian yang berhubungan dengan aset.
2. Buku Besar Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK/SKPD untuk memposting semua transaksi dan kejadian buku jurnal
umum ke buku besar setip rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan belanja, dan pembiayaan.
3. Buku Besar Pembantu Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK/SKPD.

23
3.2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap
Setelah menguraikan beberapa definisi atau pengertian dari sistem, sistem
informasi, akuntansi, dan aktiva tetap maka penulis dapat mengambil suatu
kesimpulan yaitu bahwa manajemen basis data aktiva tetap adalah mendesain
suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen atau subsistem-subsistem
yang saling bekerjasama dan menghasilkan manajemen basisdata akuntansi aktiva
tetap yang dapat menggambarkan keadaan suatu perusahaan dan dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan.
Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sistem informasi akuntansi aktiva tetap adalah kumpulan sumber
daya, seperti peralatan dan kendaraan yang diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali yang diatur
untuk mengubah data menjadi informasi.
3.2.1.7.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap
Perancangan terdiri dari perancangan logis adalah melengkapi eksternal
level schema dan menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan
program aplikasi ke dalam conceptual level schema sedangkan perancangan
fisik adalah mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur
penyimpanan fisik.(Krismiaji, 2002:144)
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
(integrasi)dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik yang
saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan.(Susanto, 2004:82)
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.(Mulyadi,
2001:591)
Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan perancangan sistem informasi akuntansi aktiva tetap adalah
alternative rancangan sistem informasi yang memproses data dan transaksi guna

24
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan
dan mengoperasikan bisnis aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif
permanen.
3.2.1.7.2 Fungsi Yang Terkait
Berdasarkan dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan
bahwa ada beberapa fungsi yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pemakai
2. Fungsi riset dan pengembangan
3. Direktur yang bersangkutan
4. Direktur utama
5. Fungsi pembelian
6. Fungsi penerimaan
7. Fungsi Aktiva Tetap
8. Fungsi Akuntansi

3.2.2 Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap di BKAD Kab. Majalengka


Sistem informasi akuntansi aset tetap di Badan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Majalengka, menggunakan sistem dan prosedur yang diatur dalam
Permendagri Nomor 17 Tahun 2006. Dengan Sistem dan Prosedur Akuntansi di
BKAD Kab. Majalengka sebagai berikut :
1. Prosedur akuntansi dilaksanakan oleh PPK-SKPD (Pejabat Pengelola
Keuangan-SKPD) serta pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD.
2. PPK-SKPD membuat bukti memorial berdasarkan bukti transaksi dan /atau
kejadian. Bukti memorial tersebut dicatat ke dalam jurnal dan sekurang-
kurangnya memuat informasi mengenai jenis/nama aktiva tetap, kode
rekening, klasifikasi, nilai tetap, serta tanggal transaksi dan/atau kejadian.
3. Bukti memorial harus dilampiri dengan dokumen-dokumen :
 Berita acara penerimaan barang
 Berita acara serah terima barang
 Berita acara penyelesaian pekerjaan

25
4. Jurnal tersebut secara periodik diposting ke buku besar rekening yang
bersangkutan dan setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai
dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Sistem informasi Manajemen Barang Daerah di Badan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Majalengka berpedoman pada Kepmendagri No. 49
Tahun 2001 tentang SIMBADA dan pedoman teknis penyelenggaraan
pengelolaan aset berpedoman pada Permendagri No. 17 Tahun 2007. Di tahun
2019 Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka merubah pola
sistem pengelolaan aset yang lama (manual) dengan menerapkan sebuah sistem
yaitu Sistem Informasi Manaejemen Barang Daerah atau SIMBADA dalam
proses pengelolaan aset daerah. Sistem ini diterapkan pada bidang Aset di Badan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka agar pengelolaan aset akan
lebih tertata, akuntabel dan transparan.

26
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian penulis diatas mengenai Sistem Informasi Akuntansi
Aset Tetap pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka,
penulis menyimpulkan bahwa :
1. Sistem informasi akuntansi aktiva tetap adalah rancangan sistem informasi
yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis
aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen..
2. Sistem pengelolaan aset di Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Majalengka yaitu Sistem Informasi Manaejemen Barang Daerah atau
SIMBADA dalam proses pengelolaan aset daerah. Sistem ini diterapkan
pada bidang Aset agar pengelolaan aset akan lebih tertata, akuntabel dan
transparan.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian penulis di atas mengenai sistem informasi akuntansi
aktiva tetap pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, maka
penulis memberikan saran hendaknya:
1. Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka sebaiknya
menambahkan fungsi riset dan pengembangan dan fungsi aset tetap di
aplikasi sistem nya.
2. Untuk mahasiswa selanjutnya yang akan melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) agar mencari informasi tempat Praktik Kerja Lapangan
yang sesuai dengan bidang Pendidikan yang ditempuh.

27
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 2021. Pedoman Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Tahun Akademik 2020/2021. Majalengka: Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Majalengka.
Muhafilah. 2019. Sistem Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Majalengka. Universitas Majalengka.
M.S. Kolinung, V.Ilat, ; S.Pinatik. 2015. Analisis Pengelolaan Aset Tetap Pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tomohon. Universitas Sam Ratulagi Manado.
S.A. Kemuning. (2017). Efektifitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi
Aset Tetap Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Jeneponto. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Athar, Rima Nazriyati. 2015. Analisis Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan
Daerah Pada Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Riau.
Jurusan Akuntansi: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
E.D.M. Makagansa, J.J. Sondakh. H.Wokas. 2015. Evaluasi dan Sistem Prosedur
Akuntansi Aset Tetap Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Sam Ratulagi, Manado.

28
LAMPIRAN - LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai