Anda di halaman 1dari 6

KEBERHASILA YANG DI RAIH KHULAFAUR RASYIDIN

Prestasi khulafaur rasyidin merupakan hal besar yang sangat bepengaruh pada perkembangan islam
setelah Rosullulah SWA, berikut adalah jabaran pretasi yang dio dapat para khulafaur rasyidin :
A. PRESTASI-PRESTASI YANG DICAPAI OLEH KHOLIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Berikut adalah prestasi yang suadah di capai oleh khalifah abubakar asyidik :
1. Pemberangkatan Pasukan Usamah bin Zaid Sesuai dengan Pesan Rasulullah
Setelah menjadi khalifah, yang pertama-tama menjadi perhatian Abu Bakar adalah melaksanakan
keinginan Nabi yang hampir tidak bisa terlaksana, yaitu mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan
Usamah ke perbatasan Syiria untuk membalas pembunuhan ayah Usamah, yaitu Zaid, dan kerugian yang
di derita umat Islam itu memburuk. Kabar tentang wafatnya Nabi merupakan isyarat bagi beberapa suku
Arab untuk melepaskan kesetiaan mereka kepada negara-kota Madinah.[13] Banyak sahabat yang
mengusulkan agar Abu Bakar membatalkan pemberangkatan pasukan Usamah ini. Dalam kekhawatiran
itu, ternyata pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang. Kemenangan ini telah membuat
banyak orang kokoh berpegang kepada agama Islam.
2. Perang Melawan Orang-Orang Murtad
Setelah Rasulullah wafat, seluruh jazirah Arab murtad dari agama Islam kecuali Makkah, Madinah, dan
Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali kepada kekufuran lamanya dan mengikuti orang-orang yang
mengaku sebagai nabi, sebagian yang lain hanya tidak mau membayar zakat.
Para sahabat menasehati Abu Bakar agar dia tidak memerangi mereka karena kondisi umat Islam yang
sangat sulit dan karena sebagian pasukan Islam sedang diberangkatkan untuk berperang melawan tentara
Romawi yang dipimpin oleh Usamah bin zaid. Namun, Abu Bakar menolak usulan mereka. Dia
mengatakan sebuah perkataan yang sangat masyhur, ”Demi Allah, andai mereka tidak mau menyerahkan
tali unta yang pernah nereka serahkan kepada Rasulullah, pasti aku berjihad melawan mereka”.
Kemudian Abu Bakar membentuk sebelas kelompok tentara untuk memerangi orang-orang yang murtad
dari Islam. Khalifah menugasi Ali, Thalha, Zubair, dan Abdullah bin Mas’ud untuk berada di tempat-
tempat yang setrategis untuk mempertahankan kota Madinah. Musuh-musuh yang berkemah di Dhi-
Hassi, Dhul-Qissa, Daba, dan Abraque mulai maju menuju kota. Khalifah sendiri maju menyerang
mereka (ke arah Dhi-Hassi) dan memukul mundur serangan mereka. Kemudian dia maju ke arah Dhul-
Qissa. Khalifah menyerang pada malam hari dan berhasil merebut Dhul-Qissa. Setelah Dhul-Qissa jatuh,
Daba juga diduduki. Khalifah kemudian memusatkan sasarannya ke Abraque yang, setelah pertempuran
panjang, juga jatuh ke tangan Khalifah. Dalam pada itu Usamah kembali dengan memperoleh
kemenangan dari ekspedisi Siria. Khalid bin Walid dikirim untuk melawan Tulaiha, Ikrimah dan Sharabil
bin Hasan dikirim untuk melawan Musailamah, dan Zubair dikirim untuk memerangi Aswad Ansi di
Yaman. Peperangan-peperangan lainnya dilakukan oleh berbagai jendral Muslim terhadap orang-orang
murtad itu di al-Bahrain, Oman, dan Yaman. Maka berakhirlah seluruh gerakan kemurtadan, yang juga
disebut Perang Riddah.
Dengan demikian, Abu Bakar dapat disebut Penyelamat Islam. Dia tidak hanya menyelamatkan Islam
dari kekacauan dan kehancuran, tetapi juga membuat Islam menjadi agama dunia. Perang Riddah
membuat Islam memperoleh kembali kesetiaan dari seluruh Jazirah Arabia.
3. Perang Yamamah (11 H/632 M)
Pasukan melanjutkan perjalanan ke Bani Hanifah di Yamamah. Di tempat itu ada seorang yang
mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi, dia adalah Musailamah al-Kadzdzab. Terjadi pertempuran
sangat sengit yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin dan Musailamah terbunuh. Akhirnya,
penduduk tempat itu bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam. Pada perang ini sejumlah sahabat
menemui mati syahid. Diantaranya adalah para penghafal Al-qur’an. Inilah yang membuat Abu Bakar
mengambil inisiatif untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf.[16]
4. Penaklukan Islam
a. Di wilayah Timur (Persia)
Persia mendominasi wilayah yang sangat luas yang meliputi Irak, bagian barat Syam, bagian utara Jazirah
Arab. Di samping itu, sejumlah besar kabilah-kabilah Arab juga tunduk di bawah kekuasaan mereka.
Kabilah-kabilah ini bekerja dengan dukungan dari Kaisar Persia.
Untuk melakukan jihad di tempat itu, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dan Mutsanna bin
Haritsah sebagai panglima. Mereka mampu memenangkan peperangan dan membuka Hirah serta
beberapa kota di Irak. Di antaranya adalah Anbar, Daumatul Jandal, Faradh, dan yang lainnya.
b. Di wilayah Barat (Romawi)
Abu Bakar memberangkatkan pasukan-pasukan Islam berikut ini.
1) Pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus.
2) Pasukan di bawah pimpinan ’Amr bin Ash ke Palestina.
3) Pasukan di bawah pimpinan Syarahbil bin Hasanah ke Yordania.
4) Pasukan di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah ke Hims (Dia adalah komandan umum).
Pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar 12.000 pasukan. Sedangkan, pasukan Ikrimah sebagai pasukan
cadangan sejumlah sekitar 6.000 orang.
Pasukan Romawi menyambut kedatangan pasukan Islam itu dengan pasukan 240.000 personel.[17]
5. Perang Yarmuk (13 H/634 M)
Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid agar berangkat bersama-sama pasukannya untuk
menuju Syam dan menjadi panglima perang disana. Ia sampai di Syam setelah melakukan perjalanan
panjang selama 18 hari. Maka, bergabunglah kaum Muslimin hingga mencapai 26.000 personil. Dia
kemudian mengatur pasukannya dan membaginya dalam beberapa devisi.
Pertempuran ini terjadi di sebuah pinggiran sungai Yordania yang disebut Yarmuk. Maka, berkecamuklah
perang dengan sengitnya. Pada saat perang sedang berkecamuk dengan sengitnya, datang kabar bahwa
Khalifah Abu Bakar meninggal dunia dan Umar menjadi penggantinya. Khalid diturunkan dari posisinya
sebagai panglima dan segera diganti oleh Abu Ubaidah ibnul-Jarrah. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Jumadil Akhir tahun 13 H/634M.
Sedikitnya penaklukkan di masa khalifah Abu Bakar itu terjadi karena adanya beberapa sebab sebagai
berikut:
a. Pendeknya masa pemerintahan Abu Bakar yang hanya berusia 2 tahun tiga bulan.
b. Karena dia disibukkan dengan perang melawan orang-orang murtad yang meliputi seluruh Jazirah
Arab.
c. Walau demikian, peperangan-peperangan yang terjadi di masa pemerintahannya dalam melawan
orang-orang Romawi dan Persia telah berhasil menakutkan musuh-musuh Islam dan sekaligus mampu
menunjukkan kekuatan kaum Muslimin.
6. Penghimpunan Al-Qur’an (12 H/633 M)
Satu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-qur’an.
Abu Bakar as-shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelapah
kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum Muslimin.
Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah syahidnya beberapa orang
penghafal Al-Qur’an di Perang Yamamah. Umarlah yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-
Qur’an ini. Sejak itulah Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-
Qur’an dihimpun.
B. KEBERHASILAN YANG DICAPAI UMAR BIN KHATTAB
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih
Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa
kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun
keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang
menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi
di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik,
termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan
diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk
memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai
proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi
gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa
penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar bin Khtthab, yang meliputi
Sistem pemerintahan (politik), ilmu pengetahuan, sosial, seni, dan agama.
1. Perkembangan Politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah
Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu
‘anhu segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia. Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa
Khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit tantangan
yang dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan. Kekuasaan Islam sampai ke Mesopotamia dan
sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah
Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada masa Umar bin khatab mulai dirintis tata cara menata struktur
pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Mulai sejak masa Umar pemerintahan dikelola oleh
pemerintahan pusat dan pemerintahan propinsi.
Karena telah banyak daerah yang dikuasai Islam maka sangat membutuhkan penataan administrasi
pemerintahan, maka khalifah Umar membentuk lembaga pengadilan, dimana kekuasaan seorang hakim
(yudikatif) terlepas dari pengaruh badan pemerintahan (eksekutif). Adapun hakim yang ditunjuk oleh
Umar adalah seorang yang mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai integritas dan keperibadian
yang luhur. Zaid ibn Tsabit ditetapkan sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur al-Azdi sebagai Qadhi
Basrah, Ubadah ibn Shamit sebagai Qadhi Palestina, Abdullah ibn mas’ud sebagai Qadhi kufah.
Pada masa Umar ibn Khatab juga mulai berkembang suatu lembaga formal yang disebut lembaga
penerangan dan pembinaan hukum islam. Dimasa ini juga terbentuknya sistem atau badan kemiliteran.
Pada masa khalifah Umar bin Khattab ekspansi Islam meliputi daerah Arabia, syiria, Mesir, dan Persia.
Karena wilayah Islam bertambah luas maka Umar berusaha mengadakan penyusunan pemerintah Islam
dan peraturan pemerintah yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Perkembangan Ekonomi
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan setelah Khalifah Umar mengatur administrasi negara
dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Pada masa ini juga mulai
diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka
memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-
Mal, menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah. Dan menghapuskan zakat bagi para Mu’allaf. Ada
beberapa kemajuan dibidang ekonomi antara lain :
a. Al kharaj
Kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat dengan berperang. Umar
mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian
dengan ini diadakan pajak tanah (Al kharaj).

b. Ghanimah
Semua harta rampasan perang (Ghanimah), dimasukkan kedalam Baitul Maal Sebagai salah satu
pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran diwanul jund, sangat berarti dalam
mengelola harta tersebut.
c. Pemerataan zakat
Umar bin Khatab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya dan meninjau kembali bagian-bagian
zakat yang diperuntukkan kepada orang-orang yang diperjinakan hatinya (al-muallafatu qulubuhum).
d. Lembaga Perpajakan
Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, Irak dan Syria serta Mesir sudah barang
tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan, baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun
biaya tentara yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam
kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan
raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran
3. Perkembangan Pengetahuan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan
untuk keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi kalau ada diantaa
umat Islam yang ingin belajar hadis harus perdi ke Madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan
pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya wilayah
Islam sampai keluar jazirah Arab, nampaknya khalifah memikirkan pendidikan Islam didaerah-daerah
yang baru ditaklukkan itu. Untuk itu Umar bin Khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila
mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan Mesjid sebagai tempat ibadah dan
pendidikan.
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab merupakan seorang pendidik yang
melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid
dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu,
mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur'an dan ajaran Islam lainnya seperti fiqh kepada penduduk yang
baru masuk Islam.
Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar, karena mereka yang
baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat-sahabat yang menerima
langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari
Madinah, sebagai pusat agama Islam. Gairah menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudian mendorong
lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan.
Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dimasa khalifah umar bin khatab lebih maju, sebab selama
Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan, disamping telah
ditetapkannya mesjid sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam
diberbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis dan pokok ilmu-
ilmu lainnya.
4. Perkembangan Sosial
Pada masa Khalifah Umar ibn Khatthab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang memeluk agama selain
Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-dzimmah terdiri dari pemeluk Yahudi, Nasrani dan
Majusi. Mereka mendapat perhatian, pelayanan serta perlindungan pada masa Umar. Dengan membuat
perjanjian, yang antara lain berbunyi ;
Keharusan orang-orang Nasrani menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para tentara Muslim yang
memasuki kota mereka, selama tiga hari berturut-turut.
Pada masa umar sangat memerhatikan keadaan sekitarnya, seperti kaum fakir, miskin dan anak yatim
piatu, juga mendapat perhatian yang besar dari Umar ibn Khathab.
5. Perkembangan Agama
Di zaman Umar Radhiallahu ‘anhu gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi ;
ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di
pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria
sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash Radhiallahu ‘anhu dan ke
Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhu. Iskandariah/Alexandria, ibu kota
Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke
ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai.
Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah
meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Dalam kata lain.
Islam pada zaman Umar semakin berkembang.
Jadi dapat disimpulkan, keadaan agama Islam pada masa Umar bin Khatthab sudah mulai kondusif,
dikarenakan karena kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana. Pada masa ini Islam mulai
merambah ke dunia luar, yaitu dengan menaklukan negara-negara yang kuat, agar islam dapat tersebar
kepenjuru dunia.
b. PRESTASI – PRESTASI YANG DIRAIH UTSMAN BIN AFFAN
Pada bagian sebelumnya telah diceritakan riwayat hidup Utsman bin Affan. Selanjutnya pada bagian ini
akan dibahas mengenai usaha yang telah dilakukan Utsan bin Affan selama beliau menjabat sebagai
kholifah.
Utsman bin Affan bin Affan dipilih sebagai Kholifah menggantikan Kholifah Umar bin Khattab yang
meninggal karena ditikam oleh Abu Lu'luah saat beliau menjadi imam sholat subuh. Saat menjelang
wafatnya, Kholifah telah membentuk sebuah dewan yang akan menggantinya. Dewan tersebut
beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi derajatnya. Keenam anggota
dewan tersebut adalah :
1. Usman bin Affan.
2. Ali bin Abi Thalib
3. Thalhah bin Ubaidillah
4. Zubair bin Awwam
5. Abdurrahman bin Auf
6. Sa'ad bin Abi Waqas
Dewan tersebut bertugas memilih salah satu dari mereka untuk menjadi Kholifah. Ketua Dewan
dipegang oleh Abdurrahman bin Auf. Pemilihan di lakukan dengan cara musyawarah dan mufakat dan
untuk mencari suara terbanyak. Pada akhirnya Usman bin Affan terpilih sebagai kholifah pengganti Umar
bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi
khalifah selama 12 tahun. Awal pemerintahan Utsman diwarnai dengan suasana yang kurang kondusif.
Pada waktu itu masyarakat terpecah menjadi dua kelompok, yaitu pendukung Ali yang kurang
mendukung kepemimpinan Utsman dan pendukung Utsman yang mendukung kepemimpinannya. Namun
hal itu tidak menghalangi Utsman dalam menjalankan kepemimpinannya. Prestasi yang dicapai Utsman
bin Affan antara lain:
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an sudah dimulai sejak masa kholifah Abu Bakar As
Shidiq. Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul pada masa itu disimpan oleh Hafsah binti Umar, salah satu
istri Rasulullah saw. Pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, wilayah islam sudah sangat
luas. Hal ini menimbulkan kekhatiran akan terjadinya perbedaan pembelajaran Al-Qur'an di beberapa
pelosok wilayah. Perbedaan itu meliputi susunan surahnya atau lafal (dialiknya). Salah seorang sahabat
bernama Huzaifah bin Yaman melihat perselisihan antara tentara islam ketika menaklukkan Armenia
dan Azerbeijan. Masing-masing pihak menganggap cara membaca Al- Qur'an yang dilakukan adalah
paling baik. Perselisihan tersebut kemudian dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman kepada Kholifah Usman
bin Affan selanjutnya kholifah Usman bin Affan membentuk sebuah panitia penyusunan Al- Qur'an.
Panitia ini di ketuai oleh Zaid bin Tsabit anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Harits.
Tugas yang dilaksanakan adalah menyalin ulang ayat-ayat Al-Qur'an dalam sebuah buku yang disebut
mushaf. Salinan kumpulan Al-Qur'an itu disebut mushaf oleh Panitia Mushaf diperbanyak sejumlah
empat buah. Salah satunya tetap berada di Madinah, sedangkan empat lainya dikirim ke Madinah, Suriah,
Basrah, dan Kufah. Semua naskah Al-Qur'an yang dikirim ke daerah -daerah itu dijadikan pedoman
dalam penyalinan berikutnya di daerah masing-masing. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut
Mushaf Al-Imam atau Mushaf Usmani.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad saw. pada saat pertama
kali tiba di Madinah dari perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat
sederhana. Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam, maka Kholifah Umar bin Khattab mulai
memperluas masjid ini. Majid Nabawi telah mulai dibangun sejak masa Kholifah Umar bin Khattab yang
kemudian dilanjutkan merenovasinya dan diperluas oleh Kholifah Usman bin Affan. selain diperluas,
masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya yang lebih indah.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah Usman bin Affan, wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya angkatan laut.
Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan.
d. Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk menjadikan dunia
memeluk dan mengakui islam. Pada masa pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah Islam
semakin meluas.Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim dibawah pimpinan Said bin
As dan Huzaifah bin Yaman. Selain itu wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
Konstantinopel.
c. PRESTASI YANG DICAPAI OLEH KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN
Ustman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah, ia telah
berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun. Selama masa pemerintahannya, beberapa
prestasi menonjol yang diraih adalah sebagai berikut :
a. Kodifikasi Mushaf Alqur’an
Khalifah Ustman bin Affan membentuk sebuah panitia penyusunan Al Qur’an yang diketuai oleh Zaid
bin Sabit. Anggotanya adalah Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Tugas yang harus
dilaksanakan oleh panitia tersebut adalah menyalin ulang ayat-ayat Al Qur’an dalam sebuah buku yang
disebut mushaf. Oleh panitia, al-Mushaf diperbanyak sejumlah empat buah. Sebuah tetap berada di
Madinah, sedangkan empat lainnya dikirim ke Mekkah, Suriah, Basra, dan Kufah. Semua naskah Al
Qur’an yang dikirimkan ke daerah-daerah itu dijadikan sebagai pedoman dalam penyalinan berikutnya di
daerah masing-masing. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut Mushaf al Iman.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi yang mulai dibangun pada masa khalifah Umar bin Khattab diperluas oleh khalifah
Ustman bin Affan. Selain deperluas, bentuk dan coraknya juga diperindah.
c. Pembentukkan Angkatan Laut
Pada massa khalifah Ustman bin Affan, wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
Konstantinopel. Wilayah-wilayah itu banyak diliputi lautan. Untuk menjaga wilayah-wilayah tersebut,
Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya
angkatan laut. Usul itu disambut baik oleh Khalifah Ustman bin Affan. Dalam perkembanganyya,
angkatan laut itulah yang kelak akan membawa misi dakwah islam hingga ke daratan Eropa bahkan
sampai ke Indonesia.
d. Perluasan Wilayah
Pada masa khalifah Ustman bin Affan, wilayah islam makin luas. Wilayah Azerbaijan berhasil
ditaklukkan pasukan muslim dibawah pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman. Wilyah Armenia
dapat ditaklukkan oleh Salam bin Rabi’ah al Bahiy.

Anda mungkin juga menyukai