Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASAL USUL NENEK MOYANG INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Pembelajaran Sejarah

Guru Pembimbing : Roni Jasmanda, S.Pd

Disusun oleh :

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


RAHMATIKA DWI SULRA
RANDA WARDI
RYAN KEYSA
SASKIA ADILLA PUTRI
SHELVA
UMI AQILLA NAJWA
YAHDI MUZZAKI
YULTINA DEWI
ZAHRA AZMI

FASE : E – 7

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

SMA NEGERI 1 RAO

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kehendak-Nyalah
saya masih dapat berkereasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa sebua makalah yang
berjudul Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.

Makalah ini di susun sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian semester genap.
Selain itu juga sebagai sarana untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi, dan apresiasi
terhadap sejarah bangsa indonesia.

Sebagaimana makalah Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia, di dalam
makalah ini tertuang materi tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa Indonesia dan
cara mereka untuk menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Dimana kedua materi ini di susun
sesuai setandar kompetensi yang berlaku denagn sistematika penulisan yang baik dan benar.

Saya berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca makalah ini, terutama untuk nilai
yang diberikan. Akhirnya , semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat
sebagai pelajaran untuk kita. Jayalah negriku jayalah sejarah negri ku.
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Teori asal ususl nenek moyang bangsa indonesia...........................................................
B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.......................................
C. Bangsa austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia........................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................................


A. Simpulan.........................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk lebih
mengetahui tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa indonesia ke kepulauan
nusantara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang saya gunakan adalah :
1. Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka
dapat menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?
2. Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?

C. Tujuan
Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas sejarah yang di berikan oelh guru
sejarah saya, dan melengkapi syarat untuk mengikuti ujian semester genap.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia


Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia purba yang
telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai
berikut:
a) Brandes
Berdasarkan perbandingan bahasa, Berandes menyimpulkan bahwa bahasa yang di
gunakan bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang di gunakan
bangsa-bagsa yang emndiami pulau Formosa (Taiwan) di bagian utara , pulau jawa
dan bali sebelah selatan, dan pulau madagaskar di sebelah barat sampai dengan
daerah tepi barat pantai amerika di sebelah timur.
b) William smith
Sama seperti Brandes, William smith mengemukkan pendapat dengan
membandingkan kesamaan bahasa. Ia mengemukakan bahwa bangsa Indonesia
berasal dari bangsa Melanesia, dan Polinesia.
c) Von heine geldren
Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak yang di
temukan di Asia daratan, maka von heine geldren berpendapat bahwa bangsa
Indonesia berasal dari Asia daratan.
d) Mohamad yamin
Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia kemukakan berdasarkan banyaknya fosil
dan artefak tertua di temukan di Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus,
meganthropus paleojavanicus, homo soloensis, dan homo wajakensis.
e) H. kern
Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja.
Berdasarkan penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa
yang di pakai di daerah tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara
B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia
1) Proses kedatangan nenek moyang
Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah bangsa proto
melayu yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu bercadik satu. Mereka
datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan
dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara dengan
membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin
menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke Papua,
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak lonjong
yang di sebut Neolitikum papua ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan
Papua. Gelombang ke dua kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500
SM yang di bawa oleh rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua.
kebudayaan Deutro melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa
Proto melayu karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong ,
nekara, dan perhiasan perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa
Proto melayu yang lebih dulu menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal
di pesisir, muara, dan sungai karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan
makanan yang melimpah, dan mudah dilalui. Selanjutnya ras Deutro melayu menjadi nenek
moyang sebagian besar bangsa Indonesia saat ini. Menurut Von heine geldren, nenek
moyang bangsa Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang dari Yunan di
Tiongkok selatan dengan penduduk asli Indonesia.

C. Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis Meganthropus, Pithecantropus, dan
Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras Austromelanosoid. Belum dapat
dipastikan apakah mereka penduduk asli atau pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak
mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa
mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).

1. Kedatangan Proto-Melayu
Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan
mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia
bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.
Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis
kebudayaan yang dibawa.
a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu
yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong.
Itulah sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum
berupa kapak lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain
masyarakat Toraja.
b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan
Neolithikum berupa beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak
ditemukan artefak
c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini
antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.

2. Kedatangan Deutero-Melayu
Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu Austronesia dan
Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih
dahulu menetap.

Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang pesisir.


Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu antara lain
masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.

Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan sebutan


Kebudayaan Dong Son. Donon son adalah tempat di Teluk Tonkin tempat asal kebudayaan
perunggu di Asia Tenggara. Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia serupa dengan
artefak perunggu dan Dong Son.

Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid
mempunyai 3 subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku
Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin. Dari Tonkin kemudian
menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Suku
Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua
yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
3. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali
pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan
Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur


 Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku
dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.
 Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan


 Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa
Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
 Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)


Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di
Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda
datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam,
Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di
Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan
bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga
tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum

Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang
masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di
malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia
Zaman neolithikum (200 SM)

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari
daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman perundagian

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari
daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.

Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara ,
moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don
son karena berasal dari donson teluk tonkin)

Persebaran Manusia Di Kepulauan Indonesia


Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari asia tengah hal tersebut didasarkan atas penemuan
tulang belulang kuno. Contohnya Papua Melanosoid, Europoid, Mongoloid, dan Austroloid.
Dari percampuran mereka lahirlah bangsa melayu yang menyebar melalui sungai dan lembah
kedaerah pantai dikarenakan adanya wabah penyakit , ke teluk Tonkin lalu indo cina
menyebar ke Kamboja, Muang Thai yang kemudian menjadi bangsa Austroasia. Yang
kemudian mereka munuju kepulaan dan kemudian menjadi bangsa Austronesia. Bangsa
Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki kesamaan
terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat

a. Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia


Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam,
Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu,
Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa
Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.
Oleh karena itu ada kesamaan istilah ,bahasa,nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa
pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan
daerah di sekitar pantai , namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal mereka
berada di daerah yang jauh lebih tinggi.

b. Penyebar Pendukung Kapak Persegi


Menurut Kern dan Von Heine Geldern persebaran kapak persegi berasal dari daerah Yunan
di Cina Selatan , yaitu di daerah hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di
sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai Mekhong, dan sungai
Menam. Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya
menyebar menuju hilir sungai sehingga sampai ke asia tenggara bagian utara. Disini
kebudayaan itu mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangnya masing-
masing berdiri sendiri dan mempunyai jalan penyebaran yang berbeda. Pendukung
kebudayaa kapak persegi yaitu adalah bangsa Austronesia,mempunyai pusat di daerah
Tonkin. Karena mereka memiliki kepandaian membuat perahu bercadik, mereka berlayar
menggunakan perahu tersebut ke Malaysia barat kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus
ke timur. Sebagian menuju Kalimantan, dari Kalimantan barat laut kebudayaan kapak persegi
tersebar ke Philipina , Formosa, dan Jepang .
c. Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik
Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu di Nusantara dan negar-
negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu bercadik adalah perahu khas bangsa
Indonesia. Di India selatan ada beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fisiknya
banyak menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam mutiara di
teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik, sedangkan suku Shanar
kehidupannya terutama dari perkebunan kelapa. Tanaman kelapa tersebut diperkirakan
berasal dari Indonesia melalui Srilangka.

d. Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara


Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui bahwa
sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-manusia
purba dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus,
pithecanthropus soloensis dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya homo
wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli
Australia, aborigin.

Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau
astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid
yang berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan
di tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan
termasuk tipe veddoid-austrolaid. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar,
tanah dinusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun. Hal ini berbeda dengan Manusia
Indonesia Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka
berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan
makanan (food gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat
aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil
manusia purba diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup
kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid
datang, mereka mulai menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi
makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak
menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana
seperti: kapak genggam atau choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan
kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek dan sebagainya.
Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai
hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang.
Teknologi pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar
satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem
perladangan berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang
lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini
dinamakan dengan seminomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan
yang datang ke nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih
tinggi dari bangsa yang dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat
bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan
mereka masih berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam
kehidupan yang telah menetap, pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan
yang kuat. Ketika kehidupan mulai menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah
sebagai media untuk tetap hidup. Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena
teknologi pertaniannya masih rendah.

Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan
pula bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia
yakni bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah
yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.

Orang-orang melayu tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan
bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan
sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih
permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis
dasar-dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan
pengorganisasian untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini membuatnya
sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain
dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu
menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang
tidak hanya datang dalam sekali saja. Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di
daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa
bangsa melayu tua yang sudah mengenal bercocok tanam, berternak, dan menetap. Kembali
lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air yang menjadi incaran. Namun
kedatangan bangsa melayu tua juga memungkinkan terjadinya percampuran darah antara
bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang di nusantara.

Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan
bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu
dengan kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu
muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat
produksi.

Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup
disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak
banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan
pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa
indonesia sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua
menyerap bahasa dan adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan
tidak ada penggantian penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang
menjadi cikal bakal nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid
) yang bermigrasi ke selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.

2) Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia


Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke kepulauan nusantara berlangsung
secara bertahap/ bergelombang. Cirri-ciri perpindahan gelombang tahap pertama dalah
kebudayaan Neolitikum (batu muda), dan menggunakan perahu bercadik satu. Migrasi
gelombang kedua mengunakan perahu bercadik dua. Sebenarnya bangsa yang datang ke
Indonesia dan menjadi nenek moyang bangsa Indonesia itu merupakan ras campuran antara
bangsa Mongol dan Melayu. Dari hasil pencampuran ras tersebut, lahirlah bangsa Proto
melayu (melayu tua) dan Deutro melayu (melayu muda). Ras melayu tua datang pada
gelombang pertama dan menjadi suku bangsa yang tinggal di daerah pedalaman, seperti suku
batak di Sumatra, suku dayak di Kalimantan, dan suku toraja di sulawesi. Sementara ras
melayu muda datang pada gelombang kedua dan menjadi cikal bakal suku-suku jawa, sunda,
bali, dan suku-suku yang mendiami wilayah pesisir di pulau-pulau tersebut.

Menurut Soekmono dalam pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, masyarakat pada


zaman praaksara yang datang pertamakali di kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid
sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras Melanesia mongoloid
sekitar 10.000 tahun yang lalu. Ras yang terakhir datang ke Indonesia adalah ras Melayu
mongoloid sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolitikum dan Logam. Ras Austroloid
kemudian bermigrasi ke Australia dan sisanya dan sisanya hidup di Nusa Tenggara Timur
dan Papua, sedangkan ras Melanesia mongoloid berkembang di Maluku dan papua. Ras
Melayu mongoloid menyebar di Indonesia bagia barat. Ras-ras tersebut tersebar dan
membentuk berbagai suku bangsa di Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong terjadinya
kemajemukan kelompok social di Indonesia.

Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari asia daratan ke
Nusantara sekitar 2500 tahun SM, keadaan geografis Indonesia yang luas telah memaksa
nenek moyang bagsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi
geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di Nusantara
tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Setiap
suku bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang di satukan oleh ikatan-
ikatan emosianal serta memandanmg diri mereka sebagai suatu kelompok masyarakat
tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan kepercayaan bahwa
mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan didukung oleh suatu kepercayaan
yang berbentuk mitos-mitos yang hidup didalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia
seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki
adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir
menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang
berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas
didaerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir
pantai Aceh.

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia| Nenek monyang bangsa indonesia memiliki
asal-muasal nenek monyang bangsa indonesia itu dari mana ??.Serta Proses datangnya ke
Indonesia, Nenek Monyang bangsa indonesia terdapat dari rumpun-rumpun seperti Rumpun
Melayu Austronesia, Masyarakat tani di yunan, dan adapula cara kedatangan nenek monyang
bangsa indonesia yaitu Kedatangan Proto Melayu, Kedatangan Duetro Melayu, Dalam
Kedatangan nenek monyang memiliki jalur-jalur dalam kedatangannya atau dari mana
mereka berasal serta dalam kedatangan nenek monyang bangsa indonesia membawa berbagai
alat-alat atau peralatan-peralatan. Untuk mengetahui asal nenek monyang bangsa indonesia
dapat menggunakan dua cara yaitu persebaran rumpun bahasa dan persebaran budaya
bercocok, Untuk mengetahui Persebaran Nenek moyang bangsa indonesia mari kita lihat
pembahasan dibawah ini...

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


A. Nenek Moyang Indonesia
Nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia jenis Meganthropus
Palaeojavanicus, Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, atau Homo Wajakensis. Walaupun
terdapat di Indonesia, manusia-manusia jenis itu sudah punah.

Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua cara,
yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.

1. Rumpun Bahasa Melayu Austronesia


Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu Austronesia. Rumpun
bahasa ini meliputi wilayah yang luas: dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia dan
Polinesia di Samudera Pasifik, lalu dan Taiwan sampai ke Indonesia. Penggunaan bahasa
Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk
yang menggunakan bahasa tersebut.

Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan.
Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto
Austronesia (Austronesia kuno).

Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu
kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke
Indonesia. Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di
Indonesia dan Samudera Pasifik.

2. Masyarakat Tani di Yunan


Peralihan dan kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan pada kebudayaan bercocok
tanam merupakan perubahan amat besar. Perubahan itu tidak mungkin dilakukan oleh
penduduk asli Indon esia yang sudah terbiasa dengan kehidupan berburu dan mengumpulkan
makanan. Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan bercocok tanam
diperkenalkan oleh masyarakat pendatang. Mereka ini sudah terbiasa dengan bercocok tanam
dan beternak di tempat asalnya. Kebiasaan itu mereka terapkan di tempat baru di Indonesia.
Pendatang inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah
Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh
kesamaan artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di
Indonesia. Dari artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM,
masyarakat di wilayah itu telah mengenal cocok tanam.

Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin, sebelah
utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari
tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara
bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000
tahun.

C. Bangsa Austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia


Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan menetap di sebut
bangsa melayu Indonesia. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia
sekarang. Bangsa melayu ini dapat di bedakan menjadi dua suku bangsa.
1. Bangsa melayu tua (proto melayu)
Bangsa melayu tua adalah orang-orang Austronesia dari asia yang pertamakali datang
ke Indonesia pada sekitar 2500 tahun SM. Bangsa melayu tua memasuki wilayah nusantara
melalui 2 jalur yakni:
§ Jalur barat melaui semenanjung melayu (Malaysia) – Sumatra.
§ Jalur timur melalui Filipina- Sulawesi.
Bangsa melayu tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada Homo sapiens di
Indonesia. Kebudayaan bangsa melayu tua di sebut kebudayaan Neolitikum. Meskipun
hampir segala peralatan mereka terbuat dari batu, pembuatannya sudah di haluskan. Hasil
budaya zaman ini yang paling terkenal adalah kapak persegi yang banyak di temukan di
wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Bali). Menurud penelitian
H. kern di kalumpang (Sulawesi utara) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi
dengan kapak lonjong yang di bawa oleh orang-orang Austronesia yang datang mengunakan
jalan barat menuju ke Indonesia.

Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja, Sasak,
Nias, Batak, dan Kubu.

2. Bangsa melayu muda (deutro melayu)


Pada kurun waktu tahun 400-300 SM terjadi gelombang nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke Nusantara. Bangsa melayu muda berhasil mendesak dan berasimilasi dengan
pendahulunya, bangsa Proto melayu. Bangsa Deutro melayu datang ke Indonesia melalui
jalan barat.

Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto
melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil
budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.
Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga mengembangkan kebudayaan
Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan
Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda
adalah suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.

Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia :

1. Bnagsa Melanesia
Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan kekar,
rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.bangsa ini sampai sekarang masih
memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua
melanesoid yang mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia.

2. Bangsa primitif
Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada kelompok-
kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di Indonesia. Mereka yang termasuk bangsa
Primitif adalah sebagai berikut :
 Manusia pleistosen (purba)
Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat
terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini
tidak dapat diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologi yang
masih sangat sederhana ( Teknologi Paleolitikum)
 Suku wedoid
Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan
serta suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan
berkebudayaan sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan
masyarakat modern.
 Suku negroid
Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi,
di pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang
termasuk ras negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku
negroid di Filipina. Mereka akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern
sehingga sehingga suku ini hanya menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat dan
timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan ,
menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin
menyusuru pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai
australia . Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota
melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu.
Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak
lonjong dan kapal bercadik dua.

Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku primitive yang
sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.

Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan proses kawin
mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih dahulu. Karna itu
bangsa Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu, prota melau, bangsa
Melanesia dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.

Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk tinggal
terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup sacara
terisolasi dari suku bangsa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33558601/
MAKALAH_SEJARAH_TENTANG_ASAL_USUL_PENYEBARAN_NENEK_MOYANG
_BANGSA_INDONESIA
https://www.scribd.com/document/385738154/Makalah-Asal-Usul-Nenek-Moyang-Bangsa-
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai