Makalah Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Makalah Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Disusun oleh :
FASE : E – 7
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kehendak-Nyalah
saya masih dapat berkereasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa sebua makalah yang
berjudul Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
Makalah ini di susun sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian semester genap.
Selain itu juga sebagai sarana untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi, dan apresiasi
terhadap sejarah bangsa indonesia.
Sebagaimana makalah Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia, di dalam
makalah ini tertuang materi tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa Indonesia dan
cara mereka untuk menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Dimana kedua materi ini di susun
sesuai setandar kompetensi yang berlaku denagn sistematika penulisan yang baik dan benar.
Saya berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca makalah ini, terutama untuk nilai
yang diberikan. Akhirnya , semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat
sebagai pelajaran untuk kita. Jayalah negriku jayalah sejarah negri ku.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Teori asal ususl nenek moyang bangsa indonesia...........................................................
B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.......................................
C. Bangsa austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia........................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk lebih
mengetahui tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa indonesia ke kepulauan
nusantara.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang saya gunakan adalah :
1. Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka
dapat menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?
2. Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?
C. Tujuan
Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas sejarah yang di berikan oelh guru
sejarah saya, dan melengkapi syarat untuk mengikuti ujian semester genap.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kedatangan Proto-Melayu
Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan
mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia
bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.
Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis
kebudayaan yang dibawa.
a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu
yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong.
Itulah sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum
berupa kapak lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain
masyarakat Toraja.
b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan
Neolithikum berupa beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak
ditemukan artefak
c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini
antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.
2. Kedatangan Deutero-Melayu
Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu Austronesia dan
Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih
dahulu menetap.
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid
mempunyai 3 subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku
Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin. Dari Tonkin kemudian
menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Suku
Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua
yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
3. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali
pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan
Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang
masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di
malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia
Zaman neolithikum (200 SM)
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari
daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari
daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara ,
moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don
son karena berasal dari donson teluk tonkin)
Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau
astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid
yang berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan
di tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan
termasuk tipe veddoid-austrolaid. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar,
tanah dinusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun. Hal ini berbeda dengan Manusia
Indonesia Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka
berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan
makanan (food gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat
aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil
manusia purba diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup
kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid
datang, mereka mulai menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi
makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak
menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana
seperti: kapak genggam atau choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan
kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek dan sebagainya.
Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai
hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang.
Teknologi pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar
satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem
perladangan berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang
lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini
dinamakan dengan seminomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan
yang datang ke nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih
tinggi dari bangsa yang dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat
bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan
mereka masih berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam
kehidupan yang telah menetap, pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan
yang kuat. Ketika kehidupan mulai menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah
sebagai media untuk tetap hidup. Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena
teknologi pertaniannya masih rendah.
Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan
pula bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia
yakni bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah
yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.
Orang-orang melayu tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan
bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan
sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih
permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis
dasar-dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan
pengorganisasian untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini membuatnya
sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain
dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu
menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang
tidak hanya datang dalam sekali saja. Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di
daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa
bangsa melayu tua yang sudah mengenal bercocok tanam, berternak, dan menetap. Kembali
lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air yang menjadi incaran. Namun
kedatangan bangsa melayu tua juga memungkinkan terjadinya percampuran darah antara
bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang di nusantara.
Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan
bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu
dengan kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu
muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat
produksi.
Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup
disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak
banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan
pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa
indonesia sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua
menyerap bahasa dan adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan
tidak ada penggantian penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang
menjadi cikal bakal nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid
) yang bermigrasi ke selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.
Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari asia daratan ke
Nusantara sekitar 2500 tahun SM, keadaan geografis Indonesia yang luas telah memaksa
nenek moyang bagsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi
geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di Nusantara
tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Setiap
suku bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang di satukan oleh ikatan-
ikatan emosianal serta memandanmg diri mereka sebagai suatu kelompok masyarakat
tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan kepercayaan bahwa
mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan didukung oleh suatu kepercayaan
yang berbentuk mitos-mitos yang hidup didalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia
seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki
adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir
menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang
berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas
didaerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir
pantai Aceh.
Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua cara,
yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.
Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan.
Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto
Austronesia (Austronesia kuno).
Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu
kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke
Indonesia. Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di
Indonesia dan Samudera Pasifik.
Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah
Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh
kesamaan artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di
Indonesia. Dari artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM,
masyarakat di wilayah itu telah mengenal cocok tanam.
Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin, sebelah
utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari
tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara
bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000
tahun.
Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja, Sasak,
Nias, Batak, dan Kubu.
Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto
melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil
budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.
Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga mengembangkan kebudayaan
Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan
Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda
adalah suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.
Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia :
1. Bnagsa Melanesia
Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan kekar,
rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.bangsa ini sampai sekarang masih
memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua
melanesoid yang mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia.
2. Bangsa primitif
Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada kelompok-
kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di Indonesia. Mereka yang termasuk bangsa
Primitif adalah sebagai berikut :
Manusia pleistosen (purba)
Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat
terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini
tidak dapat diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologi yang
masih sangat sederhana ( Teknologi Paleolitikum)
Suku wedoid
Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan
serta suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan
berkebudayaan sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan
masyarakat modern.
Suku negroid
Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi,
di pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang
termasuk ras negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku
negroid di Filipina. Mereka akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern
sehingga sehingga suku ini hanya menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat dan
timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan ,
menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin
menyusuru pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai
australia . Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota
melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu.
Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak
lonjong dan kapal bercadik dua.
Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku primitive yang
sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.
Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan proses kawin
mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih dahulu. Karna itu
bangsa Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu, prota melau, bangsa
Melanesia dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.
Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk tinggal
terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup sacara
terisolasi dari suku bangsa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33558601/
MAKALAH_SEJARAH_TENTANG_ASAL_USUL_PENYEBARAN_NENEK_MOYANG
_BANGSA_INDONESIA
https://www.scribd.com/document/385738154/Makalah-Asal-Usul-Nenek-Moyang-Bangsa-
Indonesia