Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Literasi Keuangan pada Generasi Muda

Oleh: Riski Dwi Putri

Perkembangan teknologi yang begitu cepat dan pesat memberikan dampak perubahan
bagi setiap jengkal kehidupan umat manusia. Hal ini memberikan dua dampak yang dapat
dirasakan secara bersama yaitu dampak positif dan negatif, terhadap perubahan yang
disebabkan oleh karena teknologi. Pada dasarnya menurut miarso merupakan salah satu
pelopor perkembangan teknologi Pendidikan di Indonesia, teknologi adalah suatu bentuk
proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan dapat menggunakan atau
menghasilkan produk tertentu, di mana produk yang tidak terpisah dari produk lain yang sudah
ada. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa teknologi hadir untuk memberikan kemudahan
bagi aktifitas manusia dalam kehidupan sehari – hari. Dampak positif yang dapat dirasakan
contohnya adalah, Ketika seseorang membutuhkan segera jasa antar barang dengan cepat, tepat
dan tidak perlu keluar dari rumah maka teknologi hadir sebagai solusinya. Namun, apakah
teknologi selamanya memberikan dampak positif bagi kehidupan? Dikutip dari jurnal ilmiah
yang ditulis oleh I Gede Ratnaya (Ratnaya, 2011) dijelaskan bahwa perkembangan teknologi
memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia, khususnya bagi anak-anak dan remaja
yang hidup berdampingan seiring dengan perkembangan teknologi yang ada.

Terlepas dari dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi, hadirnya
teknologi memberikan kemudahan bagi setiap orang yang ingin dengan mudah mengatur
finansialnya, dengan teknologi setiap pemasukan dan penguluaran bulanan dapat dengan
mudah dimonitor. Anak anak dan remaja seabagai generasi muda yang hidup berdampingan
secara langsung dengan perkembangan teknologi sudah seharusnya melek finansial melalui
teknologi. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tentang bagaimana melek finansial, ada
baiknya menarik benang merah isu dan kejadian yang sedang terjadi belakangan dikalangan
Masyarakat. Yaitu fenomena menjamurnya paylater sebagai metode pembayaran dalam
bertransaksi, yang dimana penggunaan paylater tersebut dipromosikan dan pengaturan
penggunaannya tidak diatur secara ketat. Sehingga pada akhirnya banyak anak muda yang
terjebak secara finansial akan hadirnya fitur paylater. Berbicara mengenai paylater, paylater
merupakan sebuah alat yang diberikan oleh penyedia jasa, salah satunya online shop atau
bahkan bank sekalipun dalam memberikan fasilitas kepada penggunanya agar dapat membeli
suatu barang tanpa harus memiliki uang pada saat itu. Tentunya hal ini bertentangan dengan
teori melek finansial yang mengajarkan konsep hutang dan piutang. Sudah seharusnya, kita
sebagai generasi muda melek dan peduli akan fenomena ini, melalui promosi mengenai literasi
keuangan.

Apa itu literasi keuangan? Secara singkat literasi keuangan merupakan sebuah konsep
yang mengajarkan bagaimana seseorang mengatur kondisi keuangannya yang harus diatur
sedemikian rupa guna menunjang kehidupannya, dikenal dengan melek finansial. Menurut
OECD INFE (International Network on Financial Education) literasi keuangan adalah suatu
kombinasi kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan keuangan yang sehat sehingga dapat mencapai kesejahteraan keuangan
individu. Berbicara mengenai literasi keuangan, dikutip dari penelitian Capuano dan Ramsay
(2011:41) terdapat tiga utama komponen penting dalam literasi keuangan yang disingkat
sebagai berikut: Kompetensi, Kemahiran, dan Kesempatan untuk merealisasikan.

Kompetensi dalam literasi keuangan, meskipun kalimat kompetensi memiliki makna


yang universal. Namun dalam literasi keuangan terdapat kunci bagaimana seseorang dapat
mencapai kompetensinya dapat dicapai dengan beberapa kunci yaitu: memiliki basic dalam
memegang uang, memiliki budgeting yang baik, memiliki perencanaan yang baik, memahami
konsep hutang piutang, mengetahui produk keuangan, dan memiliki kemampuan melindungi
diri sendiri alias menahan diri untuk membeli sesuatu. Jika kompetensi sudah dimiliki maka
akan dengan sangat mudah memiliki kemahiran, dan kesempatan untuk merealisasikannya.
Terlapas tentang bagaimana literasi keuangan itu sendiri, hal yang harus dilakukan pada saat
ini adalah bagaimana memkampanyekan literasi keuangan kepada generasi muda kita agar
nantinya tidak terjerumus kepada hal yang sama. Tentunya dengan pemanfaatan teknologi
yang berkembang saat ini, salah satu pemanfaatan teknologi yang sudah dikembangkan saat
ini adalah melalui aplikasi Finku yang dapat di download pada playstore.
Finku merupakan aplikasi pencatat keuangan otomatis untuk kelola dan pantau keuangan,
atur budget, bayar tagihan, dan catat target keuangan. Atau jika ingin memanfaatkan teknologi
untuk mengatur keuangannya dengan literasi keuangan yang sudah didapat dapat lebih bagus
dan baik karena tidak memiliki ketergantungan terhadap teknologi.

Pada akhirnya, Literasi keuangan sudah sangat seharusnya dikampanyekan pada


generasi muda saat ini. Agar berbanding lurus dengan promosi paylater yang banyak
digaungkan. Salah satu caranya melalui teknologi, teknologi pada akhirnya memberikan
dampak positif dan negative bagi setiap kehidupan manusia. Tinggal bagaimana seseorang
memutuskan dan memilih mana yang baik dan buruk bagi masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2021, January 1). Repositiry UMY. Retrieved from UMY:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12453/BAB%20II.pdf?seque
nce=6&isAllowed=y

Gradianto, R. A. (2022, September 02). Bola.com. Retrieved from Pengertian Teknologi


Menurut Para Ahli, Ketahui Manfaat dan Jenis-jenisnya:
https://www.bola.com/ragam/read/5058501/pengertian-teknologi-menurut-para-ahli-
ketahui-manfaat-dan-jenis-jenisnya?page=2

Ratnaya, I. G. (2011). DAMPAK NEGATIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI DAN CARA ANTISIFASINYA. JPTK,
UNDIKSHA, Vol. 8, , 17 - 28.

Sulistyorini, I. (2019, November 20). Kontan. Retrieved from 5 Masalah Keuangan yang
Dialami Generasi Milenial: https://adv.kontan.co.id/news/5-masalah-keuangan-yang-
dialami-generasi-milenial

Anda mungkin juga menyukai