MPI 5 : Perencanaan Pengembangan Course: Karir Jabatan Fungsional Perawat Prinsip-Prinsip Perhitungan Formasi Book: Jabatan Fungsional Printed by: Bawendu Surianti Yuliana Date: Tuesday, 8 March 2022, 7:57 AM Table of contents 1. Pendahuluan 2. Prinsip Perhitungan Formasi Jabatan Fungsional Perawat 3. Identifikasi Uraian Tugas 4. Penentuan Volume Beban Kerja 5. Penentuan waktu penyelesaian kegiatan 6. Membaca formasi/peta jabatan 7. E-Formasi 8. SEKARANG SAYA TAHU 1. Pendahuluan Pendahuluan Dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Penyusunan kebutuhan formasi pejabat fungsional menjadi dasar dan kunci utama dalam pengembangan karir PNS. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan PMK No 43 Tahun 2017 tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan, PMK tersebut mengatur mengenai tata cara penyusunan formasi bagi Jabatan Fungsional Kesehatan yang dapat digunakan oleh setiap instansi baik tingkat Pusat maupun Daerah yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya membutuhkan kinerja pejabat fungsional.
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pokok ini, peserta mampu menjelaskan prinsip prinsip perhitungan formasi jabatan fungsional Perawat
Sub Materi Pokok
1. Identifikasi uraian tugas jabatan fungsional Perawat di Instansi 2. Penentuan volume beban kerja 3. Penentuan waktu penyelesaian kegiatan 4. Membaca formasi/peta jabataban 5. E-Formasi 2. Prinsip Perhitungan Formasi Jabatan Fungsional Perawat -------------------------------------------------------- Halo JF Perawat...... Yuk kita bahas dulu tentang prinsip perhitungan formasi jabatan fungsional Perawat ya.... --------------------------------------------------------
Berdasarkan Permenkes 43 tahun 2017 tentang Penyusunan Formasi Jabatan
Fungsional Kesehatan. penyusunan formasi harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: Formasi pada satuan organisasi disusun berdasarkan analisis kebutuhan jabatan dengan menghitung rasio keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah jabatan fungsional kesehatan yang dibutuhkan. Formasi harus disusun berdasarkan peta jabatan di masing-masing organisasi. Komposisi jumlah pejabat fungsional tidak berubah selama beban kerja organisasi tidak berubah. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan fungsional kesehatan, baik karena adanya mutasi, promosi atau kenaikan jenjang jabatan sesuai dengan formasi yang tersedia. Dalam menghitung formasi pegawai terdapat 3 (tiga) aspek pokok yang harus diperhatikan yaitu beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja efektif. Untuk perhitungan kebutuhan jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatannya, tetap memperhatikan ketiga aspek tersebut. Cara menetapkan besaran masing-masing aspek tersebut adalah: 1. Beban kerja/Volume kerja Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan kebutuhan Formasi. Besaran beban kerja diperoleh berdasarkan jumlah target kerja yang ditetapkan oleh unit/satuan kerja untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan. Adapun Jumlah beban kerja/volume kerja dapat berbeda untuk setiap unit kerja. 2. Standar Kemampuan Rata-rata/Standar Waktu penyelesaian butir kegiatan. Standar kemampuan rata-rata di dalam rumus penghitungan formasi, adalah sama dengan Waktu penyelesaian butir kegiatan (Wpk). Penetapan Wpk dilakukan dengan: a) Melakukan pengamatan atau wawancara dengan beberapa pegawai dari unit/satuan kerja yang berbeda namun mempunyai tugas pokok dan fungsi serta produk yang homogen, sehingga hasil analisisnya lebih memadai. b) Menggunakan besaran angka kredit (Akb) untuk masing-masing butir kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk masing-masing jenis jabatan fungsional kesehatan dan angka kreditnya. Besaran angka kredit mencerminkan standar efektif waktu penyelesaian yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir kegiatan. 3. Waktu kerja Waktu kerja adalah waktu kerja efektif yang digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas: a) Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari minggu, hari libur nasional dan daerah serta cuti. b) Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance). Allowance diperkirakan rata-rata sekitar 30% dari jumlah jam kerja formal. c) Jumlah jam kerja formal dalam 1 minggu dihitung 37,5 jam.
Setelah Saudara memahami prinsip perhitungan formasi jabatan fungsional
Perawat, Kita lanjut tentang identifikasi uraian tugas ya... Tetap Semangat.. 3. Identifikasi Uraian Tugas Uraian tugas adalah seperangkat fungsi dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan kedalam kegiatan pekerjaan. Pernyataan tertulis untuk semua tingkatan jabatan dalam satu unit yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab, dan kualitas yang dibutuhkan. Dalam pengertian lain diartikan bahwa Uraian Tugas adalah paparan semua tugas dan jabatan yang merupakan upaya pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu
Dalam Peraturan kepala BKN Nomor 12 Tahun 2011 ditegaskan penyusunan
Uraian Tugas harus memenuhi kriteria : 1. Apa yang dikerjakan dan sebutkan pula objek yang dikerjakan 2. Bagaimana cara mengerjakannya 3. Mengapa tugas ini harus dikerjakan.
Uraian Tugas yang baik harus memenuhi enam kualifikasi, meliputi :
1. Sistematis, yakni memenuhi aturan bentuk dan syarat tertentu 2. Jelas, yakni harus dapat memberi isi dan maksud yang jelas dan dapat dipahami oleh pembacanya. 3. Ringkas, yakni perlu menggunakan kata-kata dan kalimat yang singkat dan benar sehingga pembacanya tidak perlu untuk memahaminya. 4. Tepat, yakni harus menyajikan uraian yang sesuai dan cocok seperti apa yang dimaksudkan oleh isi jabatan. 5. Taat azas, yakni kata-kata dan kalimat tersebut isinya menunjukkan maksud dan arah yang sama. 6. Akurat, yakni harus disusun secara teliti, tidak kurang dan tidak lebih. Inventarisasi tugas pokok yang dilaksanakan pejabat fungsional kesehatan sesuai dengan unsur, sub unsur dan butir kegiatan masing-masing jenis dan jabatan fungsional kesehatan yang dapat dinilai dengan Angka Kredit sebagaimana diatur pada peraturan perundang-undangan yang mengatur masing-masing jabatan fungsional kesehatan. Menginventarisasi nilai angka kredit untuk masing-masing butir kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan dan Angka Kreditnya, yang besaran angka kredit tersebut telah mencerminkan standar jam kerja efektif yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir kegiatan.
Jadi, identifikasi uraian tugas membandingkan antara pekerjaan
berdasarkan uraian tugas sehari hari dengan butir kegiatan yang bernilai angka kredit sesuai PermenpanRB nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Apakah Saudara sudah memahami tentang identifikasi uraian tugas? Kalo belum paham, silahkan membaca ulang kembali ya..... 4. Penentuan Volume Beban Kerja Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan kebutuhan Formasi. Besaran beban kerja diperoleh berdasarkan jumlah target kerja dalam 1 (satu) tahun/dalam satu satuan waktu tertentu yang ditetapkan oleh unit/satuan kerja untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan. Adapun Jumlah beban kerja/volume kerja dapat berbeda untuk setiap unit kerja. Besaran volume/beban kerja ditentukan berdasarkan target yang ditetapkan oleh unit/satuan kerja dalam 1 (satu) tahun yang harus diselesaikan oleh masing-masing jabatan fungsional kesehatan sesuai dengan jenis dan jenjang jabatannya. Volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk memperoleh hasil kerja/produk. Setiap volume kerja yang berbeda-beda antar unit/jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja. Contoh : a. Salah satu tugas Kepala Seksi Inventarisasi Jabatan adalah membuat laporan kegiatan Kepala Seksi Inventarisasi Jabatan. Tugas ini adanya seminggu sekali. Misal Hari Kerja Efektif dalam 1 tahun untuk 5 hari kerja = 235 hari. Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan kegiatan dalam 1 tahun adalah 235 : 5 = 47, satuannya frekuensi. b. Tugas membuat laporan bulanan, tugas ini adanya 1 bulan sekali. Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan bulanan dalam 1 tahun adalah 235 : 20 = 11,75 dibulatkan menjadi 12, satuannya frekuensi.
Setelah sahabat memahami penentuan volume kegiatan, penting juga kita
untuk memahami penentuan waktu penyelesaian kegiatan. Yuk kita sama sama simak penjelasan berikut ini ..... 5. Penentuan waktu penyelesaian kegiatan Standar kemampuan rata-rata pejabat fungsional kesehatan adalah standar kemampuan yang menunjukkan ukuran energi rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau sekelompok pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Waktu kerja adalah waktu kerja efektif yang digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari minggu, hari libur nasional dan daerah serta cuti. b. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance). Allowance diperkirakan rata-rata sekitar 30% dari jumlah jam kerja formal. c. Jumlah jam kerja formal dalam 1 minggu dihitung 37,5 jam. Untuk dapat melakukan analisis beban kerja secara baik dan benar, terlebih dahulu perlu ditetapkan alat ukurnya, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan. Keterbukaan/transparansi ini sebagai suatu syarat agar pelaksanaan analisis beban kerja dapat dilaksanakan secara obyektif, sehingga laporan hasil analisis beban kerja benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria suatu alat ukur yaitu : a. Valid, artinya alat ukur yang akan dipergunakan mengukur beban kerja sesuai dengan material yang akan diukur; b. Konsisten, artinya dalam melakukan analisis beban kerja harus konsisten dari waktu ke waktu; c. Universal, artinya alat ukur harus dapat dipergunakan untuk mengukur berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehingga tidak ada alat ukur yang lain atau khusus untuk suatu unit kerja atau hasil kerja. Sesuai dengan kriteria alat ukur, maka dalam pelaksanaan analisis beban kerja yang dipergunakan sebagai alat ukur adalah jam kerja efektif yang harus diisi dengan tindak kerja untuk menghasilkan berbagai produk baik yang bersifat konkrit (benda) atau abstrak (jasa). Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung Hari kerja dan jam kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja. Contoh penghitungan 1: a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. 1) Untuk 5 hari kerja : - Jumlah hari per tahun 365 - Libur Sabtu-Minggu 104 hari - Libur Resmi 14 hari - Cuti 12 Hari - Jumlah Hari Libur 130 hari - Hari kerja efektif 365 hari di kurangi jumlah hari libur 130 Hari = 235 hari 2) Untuk 6 hari kerja : - Jumlah hari per tahun 365 - Libur Minggu 52 hari - Libur Resmi 14 hari - Cuti 12 hari - Jumlah Hari Libur = 78 hari - Hari kerja efektif 365 hari dikurangi hari libur 78 hari = 287 hari 287 hari 6. Membaca formasi/peta jabatan Menentukan jumlah formasi apabila berdasarkan penghitungan yang dilakukan terhadap Jabatan Fungsional Kesehatan menurut jenis dan jenjang Jabatan memperoleh nilai dibelakang koma 0,50 atau lebih, maka dapat ditetapkan 1 (satu) formasi. Apabila berdasarkan penghitungan yang dilakukan terhadap jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan memperoleh nilai kurang dari 0,50, maka tidak dapat ditetapkan formasi untuk jenis dan jenjang jabatan fungsional Kesehatan tersebut. Menghitung lowongan formasi dihitung untuk jangka waktu 5 tahun. Penghitungan jumlah lowongan formasi untuk masing- masing jenis dan jenjang jabatan fungsional kesehatan adalah sebagai berikut: LFJFK = TFJFK – (JFK + JFKM- JFKN-JFKB) Keterangan : LFJFK adalah Lowongan Formasi yang dihitung dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam tahun yang dihitung; TFJFK adalah Total formasi yang dihitung menurut jenis dan jenjang jabatan tertentu yang diperlukan pada tahun yang dihitung; JFK adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang ada pada saat tahun yang dihitung; JFKM adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan masuk ke jenjang dan jenis jabatan fungsional kesehatan pada saat tahun yang dihitung; JFKN adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan naik ke jenjang jabatan berikutnya pada saat tahun yang dihitung; JFKB adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan berhenti (karena pindah, pensiun, dll) pada saat tahun yang dihitung. Peta jabatan yang jelas, merupakan refleksi komposisi jabatan menggambarkan secara jelas, secara vertikal menggambarkan struktur kewenangan tugas dan tanggungjawab jabatan dari para ASN, secara horizontal menggambarkan pengelompokan jenis dan spesifikasi tugas dalam organisasi. Peta jabatan dibuat sesuai dengan struktur organisasi dari setiap unit kerja. Peta jabatan terdiri atas susunan narna dan tingkat jabatan struktural dan fungsional yang tergarnbar dalarn struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah sarnpai dengan yang paling tinggi. Peta jabatan rnenggarnbarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan dalarn unit organisasi serta rnernuat jurnlah pegawai, pangka/lgolongan ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban kerja unit organisasi.
Apakah Saudara sudah memahami tentang membaca formasi/peta jabatan?
Kalo belum paham, silahkan membaca ulang kembali ya..... Yakin pasti Saudara JF Perawat pasti bisa..... 7. E-Formasi E-Formasi merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk keperluan penyusunan formasi jabatan fungsional kesehatan. Aplikasi ini dapat digunakan untuk menghitung formasi jabatan fungsional kesehatan serta digunakan untuk mengajukan dan mendapatkan rekomendasi usulan formasi dari Instansi Pembina. Aplikasi E-Formasi JFK merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk menghitung formasi jabatan fungsional kesehatan serta digunakan untuk mengajukan dan mendapatkan rekomendasi usulan formasi dari Instansi Pembina. Dengan dibentuknya aplikasi e-Formasi JFK ini diharapkan dapat mempermudah mekanisme perhitungan formasi jabatan fungsional kesehatan, di Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah Provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
Jika masih belum jelas, silakan pelajari ulang materinya ya.
Tetap semangat……… 8. SEKARANG SAYA TAHU Bahwa untuk mengetahui prinsip prinsip perhitungan formasi jabatan fungsional Perawat, kita harus memahami identifikasi uraian tugas jabatan fungsional Perawat di Instansi merupakan Identifikasi uraian tugas sehari hari dibandingkan dengan PERMENPAN 35 tahun 2019 tentang JF Perawat penentuan volume beban kerja ditetapkan oleh unit/satuan kerja dalam 1 (satu) tahun yang harus diselesaikan oleh masing-masing jabatan fungsional kesehatan sesuai dengan jenis dan jenjang jabatannya. penentuan waktu penyelesaian kegiatan menggambarkan standar kemampuan yang menunjukkan ukuran energi rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau sekelompok pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Lowongan formasi jabatan fungsional yaitu lowongan Formasi yang dihitung dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam tahun yang dihitung Aplikasi tentang formasi jabatan fungsional kesehatan yaitu E Formasi merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk menghitung formasi jabatan fungsional kesehatan serta digunakan untuk mengajukan dan mendapatkan rekomendasi usulan formasi dari Instansi Pembina. Dengan dibentuknya aplikasi e-Formasi JFK ini diharapkan dapat mempermudah mekanisme perhitungan formasi jabatan fungsional kesehatan, di Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah Provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
Keputusan Menpan Nomor 75 Tahun 2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro