Anda di halaman 1dari 97

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEDATANGAN KOLONIALISME DI

INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII D SMPN 8 BORONG TAHUN PELAJARAN

2020/2021

AGUSTINUS LAANG,S.Pd

BAB 1

PENDAHULUAN
A latar belakang masalah

Latar Belakang Masalah Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan

merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan manusia sepanjang

hayat. Secara formal pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini sampai perguruan tinggi.

Adapun secara hakiki pendidikan dilakukan seumur hidup sejak lahir sampai dewasa.

Menurut Ki Hajar Dewantara, sebuah pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan,

yaitu dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat, atau lebih dikenal

dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan. Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut,

lingkungan sekolah adalah satu-satunya lingkungan belajar yang terbentuk secara formal.

Mendidik merupakan tugas utama bagi orangtua kepada anaknya. Akan tetapi tidak

semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga, terutama dalam

hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu orangtua

menitipkan sebagian tanggungjawabnya kepada sekolah untuk mendidik anakanaknya.

Sebagai suatu lembaga formal, tentu sekolah mempunyai aturanaturan dan tujuan yang

jelas, salah satunya dalam hal pemberlakuan kurikulum yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

pendidikan. Kurikulum berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk pendidikan tertentu. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan

sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diingginkan. Dewasa ini, proses

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-center) masih banyak diterapkan oleh

para guru di kelas. Pembelajaran yang demikian lebih mementingkan hasil daripada

proses pembelajaran itu sendiri, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Proses


pembelajaran yang berpusat pada guru sebenarnya tidak ada salahnya asalkan dalam

penerapannya, guru tetap melibatkan siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran

baik itu bertanya jawab maupun menyampaikan pendapat. Yang menjadi permasalahan

adalah ketika dalam menyampaikan materi di kelas, guru selalu menerapkan metode

pembelajaran yang seperti itu secara terus menerus dan menjadi kebiasaan sehingga

siswa menjadi kurang aktif dan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.

Oleh karena itu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sudah seharusnya di

ubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk memulai perubahan

tersebut, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII D SMPN 8

BORONG, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran

di kelas tersebut, diantaranya guru hanya melakukan metode ceramah dengan

memanfaatkan buku LKS sepanjang pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang

masih sulit memahami materi pelajaran IPS. Hal ini dapat terlihat saat siswa diberikan

pertanyaan oleh guru, hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan,

jawabannya pun masih terkesan seadanya dengan membaca kembali tulisan atau

penjelasan yang ada di buku LKS tanpa menggunakan analisis ataupun pendapat pribadi.

Adanya permasalahan tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Berdasarkan observasi awal di kelas V111 D SMP NEGERI 8 BORONG dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi kedatangan kolonialisme di

Indonesia Dengan mengamati aktivitas dan hasil belajar siswa yang berjumlah 27 orang, dimana

siswa yang berada pada kategori sangat aktif 0 orang (0%), pada kategori aktif sebanyak 6 orang
siswa (22,22%), kategori cukup aktif sebanyak 10 orang siswa (37,04%), kategori kurang aktif

sebanyak 11 orang siswa (40,74 %), kategori sangat kurang aktif 0 orang (0%). Rata – rata

presentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 5,17%. Dengan presentase yang seperti

itu maka dapat di katakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada kedatangan kolonialisme di

indonesiadalam kategori cukup aktif. Sedangakan secara klasikal hasil belajar kedatangan

kolonialisme di Indonesia siswa yang tuntas 7 orang yaitu sebesar 26%, dan siswa yang tidak

tuntas 20 orang yaitu sebesar 74%, yang tergolong kategori cukup baik dan belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimal (KKM) 73%.

Masalah umum yang dialami dalam proses pembelajaran adalah seperti masih terpusatnya

pembelajaran pada guru yang masih menggunakan model pembelajaran masih bersifat

konvensional seperti metode ceramah, demonstrasi, penugasan, dll, sehingga berdampak pada

kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa cenderung melakukan

pembelajaran secara individu. Seperti permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran

dilihat dari segi aktivitas belajar yang dimana dalam melakukan pengamatan peneliti

melakukannya dengan berdiskusi dengan guru mata pelajaran penjasorkes serta siswa itu sendiri

seperti: (1) dilihat dari segi visual, siswa tidak serius dalam mengamati orang lain

mendemontrasikan kedatangan kolonialisme di Indonesia dari segi lisan siswa belum berani

mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, (3) dari segi mental siswa belum bisa

memecahkan masalah atau kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses pembelajaran, dan (4)

dari segi emosional siswa kurang bersemangat dalam melakukan kedatangan kolonialisme di

Indonesia Sedangkan untuk hasil belajar siswa terdapat pada aspek kognitif dan psikomotor yang

masih kurang, untuk aspek afektinya sudah berada dalam kategori baik. Permasalahan pada

aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi kedatangan kolonialisme di
Indonesia , hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan untuk siswa dalam

memahami materi teori dalam materi Pada aspek psikomotor permasalahan yang terjadi adalah

masih banyak siswa yang salah dalam melakukan gerakan, baik dari sikap awal, sikap

pelaksanaandan sikap akhir

Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 8 BORONG khususnya mata pelajaran IPS

maka di laksanakan penelitian tindakan kelas(PTK) dengan judul: PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR KEDATANGAN KOLONIALISME Di INDONESIA PADA SISWA KELAS

VIII D SMPN 8 BORONG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Mengacu pada permasalahan di atas, maka peran seorang guru sangatlah penting di

dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga memacu siswa berperan aktif

terhadap materi yang diberikan khususnya pelajaran kedatangan kolonialisme di Indonesia

Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning diharapkan dapat lebih

mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat

mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

B.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang terjadi di SMPN 8 BORONG sebagai berikut:

Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS materi kedatangan

kolonialisme di Indonesia
C.Analisis masalah

Hasil belajar siswa kelas VIII D SMPN 8 BORONG pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial (IPS) pada materi kedatangan kolonialisme di indonesia belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimum(KKM) 70 sebanyak 75%

D.Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan hasil belajar kedatangan kolonialisme di

indonesia melalui model penerapan pembelajaran problem based learning pada siswa

kelas VIII D SMP NEGERI 8 BORONG dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS kelas VIII D yang terjadi pada siswa setelah

pembelajaran dilaksanakan dengan mode pembelajaran based learning?

E.Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar IPS materi kedatangan kolonialisme di Indonesia siswa

kelas VIII D SMPN 8 BORONG melalui model pembelajaran based learning

2. Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan Problem based learning dapat meningkatkan

hasil belajar IPS materi kedatangan kolonialisme di Indonesia siswa kelas VIII D SMPN

8 BORONG.

F.Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1) Bagi siswa :

a. Siswa dapat bekerjasama dalam mengembangkan pemahaman konsep pelajaran;


b. Menumbuhkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar

belakang yang berbeda;

c. Mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir kritis dan bekerjasama dalam

kelompok;

d. Menerapkan bimbingan antar teman.

2) Bagi guru :

a. Sebagai alternatif guru untuk memilih model pembelajaran yang variatif, sehingga siswa

akan termotivasi dalam belajar;

b. Dengan model ini, diharapkan guru dapat mengetahui kemampuan masing-masing

individu.

3) Manfaat Untuk Sekolah

a. Membantu sekolah meningkatkan pemberdayaan kecakapan hidup para siswanya,

sehingga nantinya diharapkan lebih dapat bersaing dalam kompetensi/kompetisi antar

sekolah, baik untuk terjun ke dalam masyarakat maupun untuk kepentingan melanjutkan

studi ke jenjang yang lebih tinggi.

4) Manfaat Secara Teoritis

a. Dapat mengembangkan metode pembelajaran problem baseed learning dalam

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada olahraga atletik yang lebih relevan dengan

kondisi kontekstual siswa.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan metode

pembelajaran khususnya dalam olahraga atletik.

5) Manfaat Bagi Peneliti


Mendapat pengalaman tentang cara menerapkan metode problem baseed learning,

yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

6) Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik minat peneliti lain untuk meneliti hal-hal

yang berkaitan dengan metode pembelajaran secara lebih mendalam. Sehingga hasil

penelitian ini akan menjadi sumbangan besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

kegiatan pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau

Classroom Action Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas

berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar

guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang

ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi

berbagai program sekolah.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru,

perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan

atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru
tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses

pembelajaran.

Berikut definisi dan pengertian penelitian tindakan kelas dari beberapa sumber buku:

 Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

 Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mampu

menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat

kondisi siswa.

 Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

 Menurut O’Brien (Mulyatiningsih, 2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya,

kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya.

 Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah

suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan

praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan

terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut.

2.Langkah penelitian tindakan kelas


1) Perencanaan

Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya merupakan

kegiatan menyusun rencana tindakan yang di dalamnya mengandung penjelasan

tentang What (siapa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana), Who (oeleh

siapa), dan How (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan. Langkah ini

seringkali dikenal dengan langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W & 1H”.

Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang seharusnya

dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :

a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah yang akan diteliti harus

sesuatu kegiatan pembelajaran yang benar – benar factual terjadi di kelas,

memang penting untuk diteliti dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas

pembelajaran, dan guru mampu melaksanakannya.

b) Merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan. Di sini

harus tampak jelas uraian bahwa ada sesuatu yang memang penting untuk diteliti,

diperbaiki, dan ditingkatkan kualitasnya.

c) Merumuskan masalah penelitian secara jelas. Rumusan masalah ini biasanya

dalam bentuk kalimat tanya, tetapi bisa juga dalam kalimat pernyataan.

d) Menetapkan cara – cara yang akan dilakukan untuk melakukan tindakan. Ini

biasanya dikenal dengan merumuskan hipotesis tindakan.

2) Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas biasanya jarang

yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam satu siklus saja. Oleh
karena itu, penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus, yakni lebih dari satu

siklus, bisa dua atau tiga siklus atau bahkan lebih.

3) Observasi

Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan karena

observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini,

guru sebagai peneliti melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukannya

sendiri, mencatat hal – hal yang dipandang penting, dan hambatan – hambatan yang

dialami selama melakukan tindakan.

Observasi dilakukan terhadap proses tindakan dan dampaknya terhadap perbaikan

proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui

observasi itu dapat berupa data kuantitatif, seperti : hasil pertanyaan kuis, hasil

presentasi, hasil PR, hasil tes, dan sejenisnya. Selain itu dapat juga berupa data

kualitatif, seperti motivasi belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok, kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban

siswa ketika menjawab pertanyaan guru, dan sejenisnya

a) Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara

mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data

yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data yang ada, guru

sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak

tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui evaluasi dalam refleksi ini

juga akan ditemukan kelemahan – kelemahan yang masih ada pada tindakan yang
telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana

tindakan pada siklus berikutnya.

B.Hasil Belajar

Anni (2009:85) mengungkapkan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Suprijono (dalam

Thobroni dan Mustofa, 2011:22-23) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Merujuk pemikiran

Gagne,hasil belajar berupa hal-hal berikut:

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa,

baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan

spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan

masalah, maupun penerapan aturan.

2) Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-

sintetis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. Keterampilan

intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam

memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani dalam urusan dan

koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-


nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilainilai sebagai standar perilaku.

Menurut Benyamin S. Bloom dalam Anni (2009:86-90) menyampaikan tiga taksonomi

yang disebut dengan ranah belajar, meliputi:

a. Ranah kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa

pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup

kategori berikut:

a) Pengetahuan (knowledge) 15 Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku

mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari

sebelumnya

b) Pemahaman (comprehension) Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan

memperoleh makna dari materi pembelajaran

c) Penerapan (appllication) Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan

materi pembelajaran yang telah dipelajari didalam situasi baru dan kongkrit

d) Analisis (analysis) Analisis yang mengacu pada kemampuan memecahkan

material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur

organisasinya.

e) Sintesis (syhntesis) Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-

bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.

f) Penilaian (evaluation) Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan

tentang nilai materi pembelajaran (pernyataan, novel, puisi, laporan) untuk

tujuan tertentu.

b. Ranah afektif Kategori tujuan pembelajaran afektif sebagai berikut:


a) Penerimaan (receiving) Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk

menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks,

musik, dan sebagainya).

b) Penanggapan (responding) Penanggapan mengacu pada partisipasi aktif pada diri

siswa

c) Penilaian (valuing) Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat

pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa.

d) Pengorganisasian (organization) Pengorganisasian berkaitan dengan serangkaian

nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik antar nilai, dan mulai

menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.

e) Pembentukan pola hidup (organization by a value complex) Pada tingkat ranah

afektif ini, individu siswa memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilakunya

dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi

karakteristik gaya hidupnya.

c. Ranah psikomotorik Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut

Elizabeth Simpson dalam Anni (2009:10) adalah sebagai berikut:

a) Persepsi (perception) Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ

penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik

b) Kesiapan (set) Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.

c) Gerakan terbimbing (guided respone) 16 Gerakan terbimbing berkaitan dengan

tahap-tahap awal didalam belajar keterampilan kompleks.


d) Gerakan terbiasa ( mechanism) Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan

untuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan

dapat dilakukan dengan sangat menyakinkan dan mahir.

e) Gerakan kompleks (complexs overt response) Gerakan kompleks berkaitan

dengan kemahiran untuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola

gerakan yang kompleks.

f) Penyesuaian (adaptation) Penyesuaian berkaitan dengan ketrampilan yang

dikembangkan sangat baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-

pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru.

g) Kreativitas (originality) Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola

gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang terjadi pada siswa akibat adanya pemberian perlakuan yang

dilakukan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Slameto (2010:54-72)

mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara

lain

a) Faktor-faktor intern Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan

kelelahan.

1) Faktor jasmaniah
 Kesehatan Faktor kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu.

 Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan sehingga

mempengaruhi dalam belajar.

2) Faktor Psikologis

 Intelegensi Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal

dapat berhasil dalam belajar, jika ia belajar dengan baik. Sedangkan

jika 17 siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapatkan

pendidikan di lembaga pendidikan khusus.

 Perhatian Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika

bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbulah

kebosanan, sehingga ia tidak akan belajar.

 Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak adanya daya tarik.

 Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi

belajar yaitu jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya.
 Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum

dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih

berhasil jika anak sudah siap (matang).

 Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena

jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

 Motif Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar. Di dalam

membentuk motif yang kuat itu sangat perlu di dalam belajar. Di

dalam motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-

latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan.

 Faktor kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan harus dihindari oleh siswa agar aktivitas

belajar tidaklah terganggu.

3) Faktor-faktor ekstern

 Faktor keluarga

 Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar

pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Anak atau siswa yang

mengalami kesukaran belajar dapat ditolong dengan memberikan


bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Peran serta orang tua

dalam membimbing akan sangat mempengaruhi keberhasilan

bimbingan tersebut.

 Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga erat

hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran

belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik

di dalam keluarga anak tersebut.

 Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadiankejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana

anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik

perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.

 Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar

selain terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas

belajar.

 Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian

orang tua. Sebaiknya dihindari pemberian tugas-tugas rumah

ketika anak sedang belajar.

 Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di

dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar.

Perlu ditanamkan kepada anak sikap-sikap yang baik, agar

mendorong semangat anak untuk belajar.

4) Faktor sekolah
 Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kurikulum yang tidak baik berpengaruh

terhadap hasil belajar. Untuk itu guru perlu mendalami siswa dengan

baik dan guru harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar

dapat melayani siswa secara individual.

 Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru

dengan siswa, dalam proses belajar dipengaruhi oleh cara belajar

siswa terhadap relasinya dengan gurunya.

 Relasi siswa terhadap siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa

adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar

siswa.

 Disiplin siswa Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah dan belajar. Agar siswa dapat belajar lebih maju,

siswa harus belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.

Agar siswa disiplin haruslah guru dan staf sekolah disiplin pula.

 Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan siswa karena

alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar di pakai

pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Oleh karena

itu, sekolah harus mengusahakan alat pelajaran yang baik agar dapat

membantu dalam proses belajar mengajar dikelas.

 Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah, jadi perlu memilih waktu sekolah yang tepat agar

memberi pengaruh positif terhadap belajar siswa.


 Standar pelajaran di atas ukuran Berdasarkan teori belajar,

perkembangan psikis dan kepribadian siswa berbeda-beda. Sehingga

guru dalam menuntut penguasaan materi harus berdasarkan

kemampuan siswa masing-masing.

 Keadaan gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus

memadai didalam setiap kelas.

 Metode mengajar Pembinaan dari guru diperlukan bagi siswa dalam

belajarnya. Siswa perlu belajar setiap hari, dengan pembagian waktu

yang baik, memilih cara belajar tepat dan istirahat yang cukup dapat

meningkatkan hasil belajar.

 Tugas rumah Waktu belajar terutama ada di sekolah, di samping untuk

belajar, waktu di rumah biarlah untuk kegiatan lain-lain.

5) Faktor masyarakat

 Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa di masyarakat

dapat mengembangkan siswa terhadap pribadinya. Jika mungkin

memilih kegiatan yang mendukung belajar. Misalnya karang taruna

remaja, kursus bahasa inggris, kelompok belajar/diskusi.

 Mass media Contoh mass media seperti bioskop, surat kabar,

majalah, TV dan lain-lain. mass media yang baik memberi

pengaruh terhadap siswa dan juga belajarnya. Untuk itu siswa perlu

mendapatkan bimbingan dan kontrol dari keluarga, sekolah dan

masyarakat.
 Bentuk kehidupan masyarakat Pengaruh-pengaruh dari teman

bergaul siswa lebih cepat masuk ke dalam jiwanya dari pada yang

kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik. Maka perlulah

diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

 Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar

juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Sehingga perlu

mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh

yang positif terhadap anak atau siswa

C.Metode pembelajaran problem based learning

Model pembelajaran problem based learning atau sering juga disebut dengan nama

model pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang seseorang

untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana

masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Model ini menuntut kemampuan untuk dapat

melihat sebab akibat atau relasi- relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya

dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri

yang khas daripada suatu kegiatan intelegensi. Model ini mengembangkan kemampuan

berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema,

mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan

(data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan

yang merupakan hasil pemecahan masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim

disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau
keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu

telah diikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan

dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam

itu benar- benar dapat dikembangkan dengan menggunakan Model Pemecahan Masalah

(Jusuf Djajadisastra, 1982: 19- 20).

pemecahan masalah sangat penting namun pemecahan masalah sering salah paham akan hal

itu. Uraian ini menunjukkan pengertian masalah, terminologi dari pemecahan masalah dan

bentuk- bentuk pemecahan masalah yang berguna. Kita sebaiknya mendefinisikan apa

permasalahannya sebagai langkah awal dari pemecahan masalah. Namun, pemecahan masalah

sering melupakan langkah awal ini. Selanjutnya, kita sebaiknya mengakui terminologi umum

seperti tujuan, situasi, masalah, penyebab, penyebab yang bisa dipecahkan, persoalan, dan

solusi. Bahkan, konsultan- konsultan yang seharusnya menjadi pemecah permasalahan yang

mahir sering kebingungan dengan terminologi pemecahan masalah. Misalnya, beberapa

konsultan kemungkinan berpikiran mengenai persoalan sebagai masalah atau sebagian dari

mereka menganggap masalah-masalah sebagai penyebab. Namun persoalan harusnya

merupakan rujukan untuk memecahkan masalah-masalah dan masalah-masalah seharusnya

ekspresi negatif sedangkan persoalan-persoalan seharusnya merupakan ekspresi positif

(Shibata, 1998: 1).

Model problem based learning (model pemecahan masalah) bukan hanya sekedar model

mengajar tetapi juga merupakan suatu model berpikir, sebab dalam problem based learning

dapat menggunakan model- model lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan. Langkah-langkah model ini antara lain:


a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa

sesuai dengan taraf kemampuannya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi,

dan lain-lain.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja

didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus

berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut

betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak

sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode

lainnya seperti, demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang

jawaban dari masalah yang ada (Nana Sudjana, 1989: 85-86).

Penyelesaian masalah dalam Model problem based learning ini dilakukan melalui kelompok.

Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa

untuk diselesaikan secara kelompok. Masalah yang dipilih hendaknya mempunyai sifat

conflict issue atau kontroversial, masalahnya dianggap penting (important), urgen dan dapat

diselesaikan (solutionable) oleh siswa (Gulo, 2002: 116).

Tujuan utama dari penggunaan metode Pemecahan Masalah adalah:

a) Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-akibat dan

tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam cara-cara mendekati dan cara-cara

mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan suatu masalah.


b) Memberikan kepada murid pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai/bermanfaat

bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang

praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat

diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat.

Suatu masalah dapat dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang

berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua pengertian yang dapat ditafsirkan

berbeda-beda.

b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang akan

dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.

c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus bermanfaat dan

menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.

d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang dipecahkan tidak

terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus sesuai dengan kapasitas pola pikir

murid.

e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau, problema itu

diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan sekitar dimana murid itu

berada (Jusuf Djajadisastra, 1982: 20-21).

Problem based learning melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek

silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem based learning melatih

siswa berfikir kritis dan metode ini melatih siswa memecahkan dilema (Omi Kartawidjaya,
1988: 42). Sehingga dengan menerapkan Model problem based learning ini siswa menjadi

lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang akan dihadapi pada

kehidupan nyata/ di luar lingkungan sekolah.

Untuk mendukung strategi belajar mengajar dengan menggunakan Model

problem based learning ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki

permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks di sekolah, tetapi juga

di ambil dari sumber-sumber lingkungan seperti peristiwa-peristiwa kemasyarakatan atau

peristiwa dalam lingkungan sekolah (Gulo, 2002: 114). Tujuannya agar memudahkan siswa

dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sebenarnya dan

siswa memperoleh pengalaman tentang penyelesaian masalah sehingga dapat diterapkan di

kehidupan nyata.

Kebaikan atau keuntungan dalam penerapan Model problem based learning:

a. Mendidik murid untuk berfikir secara sistematis.

b. Mendidik berfikir untuk mencari sebab-akibat.

c. Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat pertimbangan untuk

memilih satu ketetapan.

d. Mampu mencari berbagai cara jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah.

e. Tidak lekas putus asa jika menghadapi suatu masalah.

f. Belajar bertindak atas dasar suatu rencana yang matang.

g. Belajar bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan dalam memecahkan

suatu masalah.

h. Tidak merasa hanya bergantung pada pendapat guru saja.

i. Belajar menganalisa suatu persoalan dari berbagai segi.


j. Mendidik suatu sikap-hidup, bahwa setiap kesulitan ada jalan pemecahannya jika

dihadapi dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan kelemahan atau kekurangan Model problem based learning (pemecahan

masalah):

a. Model ini memerlukan waktu yang cukup jika diharapkan suatu hasil keputusan yang

tepat. Padahal kita ketahui bahwa jam-jam pelajaran selalu terbatas.

b. Dalam satu jam atau dua jam pelajaran mungkin hanya satu atau dua masalah saja yang

dapat dipecahkan, sehingga mungkin sekali bahan pelajaran akan tertinggal.

c. Metode ini baru akan berhasil bila digunakan pada kurikulum yang berpusat pada anak

dengan pembangunan semesta, dan bukan dari kurikulum yang berpusat pada mata

pelajaran seperti pada kurikulum konvensional/tradisional.

d. Model ini tidak dapat digunakan di kelas- kelas rendahan karena memerlukan kecakapan

bersoal-jawab dan memikirkan sebab akibat sesuatu (Jusuf Djajadisastra, 1982: 26-27).

Beberapa saran dalam menggunakan mos.c ini sehingga kelemahan-kelemahan di

atas bisa diatasi:

a. Perkenalkan kepada siswa beberapa masalah yang hampir sama.

b. Masalah yang diajukan harus cocok dengan tingkat kedewasaan serta tingkat

keterampilan siswa.

c. Siswa harus melihat masalah itu sebagai sesuatu yang penting.

d. Hu’uah siswa dalam mendefinisikan dan membatasi masalah yang akan dipelajari.

e. Teliti apakah bahan dari sumber cukup dan bisa didapatkan oleh siswa.

f. Berilah petunjuk dan pengarahan jika perlu tetapi jangan berlebih.


g. Hu’uah siswa membuat kriteria sehingga evaluasi memadai (Omi Kartawidjada, 1988:

57-58).

lain seperti kompas, mesin pemintal dan sebagainya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Subjek penelitian

Siswa-siswa kelas VIII D SMPN 8 BORONG dengan jumlah peserta didik sebanyak 27

orang laki-laki 14 dan perempuan 13.

B.Tempat penelitian

Penelitian ini di laksanaandi SMPN 8 BORONG pada mata pelajaran IPS kelas VIII D

berjumlah 27 siswa .kelas yang di pilih adalahVIII D SMPN 8 BORONG dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.alasan memilih kelas

VIII D adalah sebagai berikut:

1.siswa kelas VIII D adalah kelas yang di mana siswa siswinya memiliki kemampaun

yang sangat rendah

2.hasil belajar IPS materi kedatangan kolonilisme di indonesia kelas VIII D belum

memenuhi KKM(70) sebanyak 75%


C.Waktu penelitian

Kegiatan penelitian ini di laksanakan di SMPN 8 BORONG tahun pelajaran

2020/2021kegiatan ini di mulai dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan hasil

penelitian.SMPN 8 BORONG merupakan sekolah yang berada di daerah borong

kabupaten manggarain timur tepatnya berada pada tengah tengah pemukiman

warga.sekolah ini merupakan sekolah yang mempunyai 3 kelas dengan rincian 4 kelas 7.4

kelas 8,dan 4 kelas 9 dan 12 rombongan belajar.

D.Deskripsi persiklus

A. Siklus I

Pertemuan 1

a) Perencanaan Tindakan

1. Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

2. Kompetensi Dasar : Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambunga

nruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa

penjajahan sampai tumbuhnya semangat kebangsaan

3. Materi: kedatangan kolonialisme di indonesia

4. Hipotesis Tindakan:
 Upaya meningkatkan hasil belajar dengan materi kedatangan kolonialisme

di indonesia i dapat ditempuh dengan penerapan metode problem based

learning yang didahului dengan metode ceramah.

 Peningkatan hasil belajar pada materi kedatangan kolonialisme di indonesia

dengan menerapkan model problem based learning dapat dibuktikan

dengan membandingkan antara nilai rata-rata tes akhir siklus I dengan nilai

rata-rata pada akhir semester kelas VIII D

5. RPP: terdapat pada lampiaran

b) Pelaksanaan tindakan

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, melakukan presensi secara

singkat dan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru

menjelaskan model pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian menyampaikan

tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.

3. Guru mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru

memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan yang telah dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota

kelompoknya bekerja sesuai dengan aturan pembelajaran model problem based

learning. Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk mempresentasikan

hasil diskusi.
4. Siswa dengan bimbingan guru,melaksanakan rencana belajar yang telah di sepakati

dengan memaafaatkan sumbber belajar dan mengumpulkan informasi dan fakta

yang relevan

5. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa

siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain memberi tanggapan

terhadap hasil diskusi yang sedang dibahas.

6. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah

tanya jawab guru dengan siswa berakhir, guru kemudian menutup pelajaran sambil

memotivasi siswa untuk lebih giat dalam menyelesaikan tugasnya di pertemuan

berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

C .observasi

Selama kegiatan berlangsung diadakan observasi secara langsung terhadap aktivitas

siswa dalam pembelajaran ips materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia. Pada

pertemuan pertama ini jumlah siswa yang masuk sebanyak 30 siswa (100%) dari 30

siswa.

d.refleksi

Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis, dijelaskan, dan

disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui

keberhasilan dari proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media


gambar. Peneliti bersama observer menganalisis hasil tindakan pada siklus I dan II untuk

mempertimbangkan apakah perlu dilakukan siklus lanjutan.

B. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1. Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

2. Kompetensi Dasar : Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambunga

nruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa

penjajahan sampai tumbuhnya semangat kebangsaan

3. Materi: kedatangan kolonialisme di indonesia

4. Hipotesis Tindakan:

a. Upaya meningkatkan hasil belajar dengan materi Interaksi Sosial dapat

ditempuh dengan penerapan model problem based learningyang didahului

dengan model ceramah.

b. Peningkatan hasil belajar pada materi Interaksi Sosial dengan menerapkan

model problem based learning dapat dibuktikan dengan membandingkan antara

nilai rata-rata tes akhir siklus I dengan nilai rata-rata pada akhir semester kelas

VII.
- 5. RPP: terdapat pada lampiaran

b) Pelaksanaan tindakan

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, melakukan presensi secara

singkat dan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru

menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian

menyampaikan tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut

c. . Guru mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian

guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan yang telah dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota

kelompoknya bekerja sesuai dengan aturan pembelajaran metode problem based

learning . Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk mempresentasikan

hasil diskusi.

d. Siswa dengan bimbingan guru, melaksanakan rencana belajar yang telah

disepakati dengan memanfaatkan sumber belajar dan mengumpulkan informasi

dan fakta yang relevan.

e. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa

siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain memberi

tanggapan terhadap hasil diskusi yang sedang dibahas.

f. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum


dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah

tanya jawab guru dengan siswa berakhir, guru kemudian menutup pelajaran

sambil memotivasi siswa untuk lebih giat dalam menyelesaikan tugasnya di

pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucap

salam.

c. Observasi

Selama kegiatan berlangsung diadakan observasi secara langsung terhadap aktivitas

siswa dalam pembelajaran ips materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia . Pada

pertemuan pertama ini jumlah siswa yang masuk sebanyak 30 siswa (100%) dari 30

siswa.

d.refleksi

Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis, dijelaskan, dan

disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui keberhasilan

dari proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Peneliti

bersama observer menganalisis hasil tindakan pada siklus I dan II untuk mempertimbangkan

apakah perlu dilakukan siklus lanjutan.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1) Gambaran Umum

Objek Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di SMPN 8 BORONG sebagai

subyek penelitian. SMPN 8 BORONG beralamat Borong, Kec.Borong, Kabupaten

Manggarai Timur. SMPN 8 BORONG memiliki 12 ruang kelas dari kelas VII sampai

kelas IX, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang komputer .

Penelitian tindakan kelas ini ditujukan hanya pada kelas VIII D yang berjumlah 27

siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS dengan materi pokok kedatangan kolonialisme di indonesia di

kelas VIII D SMPN 8 BORONG

2) Pra Tindakan

Pra tindakan adalah tindakan yang diambil sebelum menggunakan metode

Problem based learning. Data awal yang diambil adalah data ulangan harian siswa pada

semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Hasil ulangan harian ini digunakan untuk

mengukur pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Hasil ulangan harian ini

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran sebelum dilakukan

penelitian. Selain itu guru dan peneliti memberikan soal pre test sejumlah 10 soal

kepada siswa untuk dikerjakan terhadap subjek penelitian yaitu kelas VIII D SMPN 8

BORONG yaitu pada tanggal 23 November jam ke 1-2 atau pada pukul 07.15 sampai
08.35. Pre test dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

penjelasan materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia, disamping itu hasil pre

test dijadikan dasar dalam pembentukan kelompok dalam pelaksanaan problem based

learning dan evalusai diakhir siklus I dan siklus II.

Adapun data hasil pretest yang diperoleh siswa kelas VIII D tersebut secara ringkas dapat

dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

No Keterangan Jumlah Siswa Presentase

1 Nilai ≥75 22 82 %

(Tuntas Belajar)

2 Nilai ˂ 80 5 18 %

(Tidak Tuntas Belajar)

Jumlah siswa 27

Nilai Tertinggi 95

Nilai terrendah 75

Nilai rata-rata kelas 85%

% Ketuntasan Klasikal 80,87%

Hasil nilai siswa pada waktu pra tindakan ini diketahui bahwa siswa yang mendapat

nilai sama dengan atau di atas KKM 75 adalah 22 siswa atau 82%. Sedangkan siswa yang

tidak tuntas sebanyak 5 siswa 18%. Lebih banyak siswa yang tidak tuntas dibandingkan

siswa yang tuntas. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 85 % dan persentase ketuntasan

belajar klasikal adalah 80,87 %. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah KKM menunjukkan bahwa hasil belajar

kelas VIIID SMPN 8 BORONG sudah bagus. Fenomena yang ada menunjukkan guru dalam

proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi sudah

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi diantaranya membentuk kelompok

belajar dalam memecahkan tugas yang diberikan oleh guru, menggunakan tanya jawab

dengan siswa dan observasi. Selain itu media yang digunakan dalam proses belajar mengajar

meliputi penggunaan White Board dan LCD proyektor. Oleh karena itu, perlu menghadirkan

sesuatu yang baru dalam hal ini lebih menuju pada model pembelajaran yang diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran. Agar siswa memperoleh

sesuatu yang baru dan berbeda didalam proses belajar mengajar sehingga dapat

menimbulkan semangat dan minat belajar siswa serta dapat meningkat hasil belajarnya.

Salah satu metode pembelajaran yang sesuai digunakan pada materi pokok kegiatan

ekonomi pada kelas VIII D SMPN 8 BORONG adalah menggunakan metode pembelajaran

problem based learning. Metode problem based learning dapat digunakan dalam

pembelajaran ini karena melibatkan aktivitas siswa dengan terjadi pertukaran pikiran atau

gagasan mengkonstruksi pengetahuan di antara siswa dalam kelompok saat mendapatkan

tugas yang bertujuan membentuk pembelajaran yang menyenangkan, menarik,

meningkatkan keaktifan siswa dan menjadikan siswa pribadi yang sportif. dengan

memberitahukan kepada siswa kelas VIII D SMPN 8 Borong bahwa materi pokok

kedatangan kolonialisme di indonesia akan disampaikan dengan menggunakan metode

pembelajaran problem based learning. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode

pembelajaran problem based learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3) Hasil Penelitian Sikus 2

Siklus 2 dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran problem based

learning dalam 1 (satu kali pertemuan), tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, satu

jam pelajaran terdiri dari 80 menit. Pelaksanaan siklus 2 dibagi menjadi beberapa tahap

yaitu:

a. Perencanaan

Penelitian tindakan kelas siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa 23 November jam

07.15-08.35 (2x40 menit). Untuk persiapan mengajar, guru telah menyiapkan rencana

pembelajaran, lembar observasi, kisi-kisi soal evaluasi soal evaluasi dan lembar kerja

peserta didik. Dalam tahap perencanaan guru juga mengupayakan agar kondisi kelas

dapat terkendali, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pertemuan pertama kegiatan belajar mengajar siklus 2 Senin 23

November jam 07.15-08.35 (2x40 menit)) di kelas VIII D SMPN 8 BORONG dengan

jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Dalam tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru

mata pelajaran IPS Terpadu. Pembelajaran dimulai dengan pemberian salam,

mempersensi dengan hasil siswa yang hadir sebanyak 27 siswa atau hadir semua dan

apersepsi dengan menyampaikan pentingnya mempelajari pokok kedatangan

kolonialisme di indonesia dan menyampaikan tujuan pembelajaran bagi siswa yaitu

melalui penayangan gambar di power point peserta didik dapat menganalisis latar

belakang kedatangan kolonialisme di indonesia dengan baik, melalui penanyangan

gambar di power point serta diskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis
pengaruh revolusi industri di indonesia dengan baik . Setelah siswa mengetahui tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari maka selanjutnya dilakukan sesuai dengan metode

pembelajaran problem based learning, yaitu pertama Guru mempersiapkan gambar-

gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu Guru menempelkan gambar di papan

atau ditayangkan melalui layar proyektor Setelah itu guru memberi petunjuk dan

memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisis gambar. Melalui

diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat

pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan atau mempresentase hasil

diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Setelah melakukan presentase, peserta

didik diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Mulai

dari komentar /hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang

ingin dicapai. Pada akhir kegiatan Belajar mengajar, guru menguji pemahaman siswa

dengan membagikan soal evaluasi essay test yang berjumlah 5 nomor kepada siswa.

Pemberian soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah menggunakan metode pembelajaran problem based learning. Soal yang

digunakan sebanyak 5 soal yang terdiri dari soal essay test. Soal evaluasi harus

dikerjakan secara individual tetapi masih ada siswa yang berusaha meminta jawaban

pada temannya. Dari hasil tes evaluasi akan diketahui skor rata-rata siswa setiap

individu sehingga akan diketahui pula siswa yang mendapat nilai tertinggi atau nilai

terendah.

c. Pengamatan/Observasi

Pengamatan/observasi Hasil pengamatan siklus 2 dicatat dalam lembar observasi

yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus 2 diperoleh hasil sebagai berikut:


1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran

problem based learning yang difokuskan pada kesiapan belajar siswa dalam

mengikuti pelajaran, perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, menghargai

pendapat orang lain, kemampuan siswa dalam bertanya, bekerjasama dalam

kelompok dan ketepatan waktu dalam mengerjakan soal.

Hasil observasi aktivitas siswa siklus 2 dengan menerapkan metode

pembelajaran problem based learning materi latar belakang kedatangan

kolonialisme di indonesia di kelas VIII D SMPN 8 Borong adalah sebagai berikut:

Hasil Observasi Siswa

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Sangat Rendah 0 0%

2 Rendah 2 7,40 %

3 Tinggi 20 74,07%

4 Sangat Tinggi 5 18,51%

Berdasarkan tabel di atas, hasil obsevasi aktivitas siswa dengan menggunakan

model pembelajaran problem based learning pada siklus 2 menunjukkan hasil

bahwa aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori rendah 2 atau 7,40% siswa

yang termasuk dalam kategori sangat rendah, sangat tinggi 5 atau 18,51% siswa

yang termasuk kategori tinggi 20 atau 74,07%,

2) Data Hasil Tes Siklus 2


Pada siklus 2 dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran

problem based learning materi pokok latar belakang kedatangan kolonialisme di

indonesia di kelas VIIId SMP Negeri 8 Borong , diakhir siklus guru melakukan

evaluasi dengan memberikan tes kepada siswa melalui soal essay test sebanyak 5

nomor soal. Adapun data hasil tes yang dibandingkan dengan hasil prasiklus adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Analisis Tes siklus

No Hasil Tes Prasiklus 1 Siklus 2

1 Jumlah Siswa 27 Siswa 27 Siswa

2 Nilai Tertinggi 93 100

3 Nilai Terendah 60 70

4 Jumlah siswa yang tuntas 20 25

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 7 2

6 Rata-rata kelas 79,01% 90,38 %

7 Ketuntasan Klasikal 71,87% 93,75%

Pada hasil evaluasi siklus 1, ada 20 siswa yang tuntas, dan ada 7 siswa yang

belum tuntas. Nilai tertingginya adalah 93 dan nilai terendahnya adalah 60. Nilai rata

rata kelas pada prasiklus sebesar 79,01% dengan persentase ketuntasan klasikal

sebesar 71,87%. Pada hasil evaluasi siklus 2 mengalami peningkatan, ada 25 siswa yang

tuntas, dan ada 2 siswa yang belum tuntas. Kemudian nilai tertingginya adalah 100 dan

nilai terendahnya adalah 70. Nilai rata-rata kelas pada siklus 2 sebesar 90,38% dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 93,75%. Dari hasil tes siklus 2 belum bisa

dikatakan berhasil, walaupun nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikalnya sudah

melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni 75%. Namun itu belum

dikatakan berhasil karena nilai tersebut kurang dari ketuntasan yang ditentukan sekolah

yaitu sebesar 80%. Siklus 2 dapat dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan

yaitu siswa memperoleh nilai > 75 sebanyak 80% sesuai dengan KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.

d.Refleksi

Refleksi siklus II dilaksanakan setelah berakhirnya pelaksanaan siklus II bertujuan


untuk mengetahui bagaimana jalannya proses pembelajaran pada siklus II ini. Dari
hasil pembelajaran tersebut diperoleh refleksi sebagai berikut:

1) Siswa sudah berani bertanya pada guru dan teman kelompoknya pada materi yang
belum dipahaminya.
2) Pembelajaran di kelas sudah mulai kondusif karena siswa sudah mulai tenang dan
bersungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajar, dalam mempresentasekan
hasil kerja kelompok
3) Siswa sudah saling terbuka dan bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya.
4) Masih ada 1-2 siswa yang berbicara sendiri saat guru menerangkan, dari data aktivitas
perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
5) Dalam menghargai pendapat teman sekelas masuk dalam kategori tinggi yakni sebesar
71,87%.
6) Masih ada siswa yang belum membawa buku refrensi yang mana ditunjukan

Berdasarkan penjelasan hasil refleksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa


aktivitas siswa siklus II sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Dan yang
mana pada siklus I untuk nilai rataratanya sebesar 79,1% pada siklus II meningkat menjadi
90,38% atau meningkat sebesar 11,28% dan untuk ketuntasan klasikalnya yang mana pada
siklus I untuk ketuntassan klasikalnya sebesar 71,87%. pada siklus II meningkat menjadi
90,38% atau meningkat sebesar 21,88%, yang berarti sudah mencapai indikator
keberhasilan dan yang ditentukan dari sekolah. Hal tersebut membuat tidak perlu diadakan
siklus selanjutnya.

B.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran problem based learning belum dapat

berlangsung secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas siswa yang

mana secara keseluruhan hanya mencapai 56,25%, dimana kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran masih kurang. Ketika guru menjelaskan materi masih ada beberapa siswa yang

berbicara sendiri, siswa belum berani bertanya kepada guru dan temannya ketika siswa tesebut

belum memahami materi yang diajarkan serta masih ada siswa yang bingung dalam penerapan

metode pembelajaran problem based learning. Berdasarkan hasil tes evaluasi pada yang

dilaksanakan di akhir pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa diperoleh rata-rata kelas

sebesar 71,9 % dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,87%, walaupun nilai rata-rata kelas dan

ketuntasan klasikalnya sudah melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni 75%.

Namun itu belum dikatakan berhasil karena nilai tersebut kurang dari ketuntasan yang ditentukan

sekolah yaitu sebesar 80%, dan masih ada siswa yang bekerjasama dengan temannya dalam

mengerjakan 5 soal tes evaluasi siklus I. Untuk meningkatkan hasil belajar beserta aktivitas

belajar siswa dalam proses pembelajaran perlu dilakukan perbaikan pada pembelajaran di siklus

II dengan melihat hasil refleksi pada siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini

ternyata mampu meningkatkan hasil belajar beserta aktivitas siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran, siklus II lebih baik dari pada siklus I, yang mana pada siklus I untuk nilai rata-rata

kelasnya sebesar 71,9% pada siklus II meningkat menjadi 90,38 % . Untuk ketuntasan
klasikalnya yang mana pada siklus I untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 71,87% pada siklus II

meningkat menjadi 93,75% . Pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata kelas

dan ketuntasan klasikalnya sudah melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni

75% dan berhasil memenuhi syarat ketuntasan yang ditentukan sekolah yaitu sebesar 80%.

Begitu juga terjadi pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga meningkat

dan sudah baik karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pola belajar bersama, yang saling

berkompetisi. Hal tersebut menjadikan siswa lebih berani, sportif dan bertanggung jawab, yang

mana bertanggung jawab pada diri sendiri maupun dengan kelompoknya. Dalam pembelajaran

siswa juga mulai terbuka dan mau bertanya terhadap kelompok atau guru pada materi yang tidak

dia ketahui. siswa juga sudah terbiasa menggunakan metode pembelajaran problem based

learning Dengan melihat siklus II penggunaan dengan metode pembelajaran problem based

learning. Pada saat mengerjakan soal tes evaluasi siswa juga sudah bisa bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri yang mana suasana saat mengerjakan soal tes evaluasi sudah kondusif

dan mereka mengerjakan soal secara individu tidak ada yang bekerjasama dalam mengerjakan

soal tes evaluasi, dalam bekerja sama kelompok masih kurang karena siswa masih malu dalam

berinteraksi kepada teman atau gurunya terhadap materi yang belum dipahami hendaknya guru

lebih memotivasi dan menumbuhkan sikap percaya kepada teman. Pada hasil belajarnya mampu

mencapai ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas telah melampaui indikator keberhasilan

dan ketentuan ketuntasan dari sekolah telah tercapai dengan baik. Sehingga tidak perlu diada Hal

tersebut membuat tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. Penerapan metode pembelajaran

problem based learning pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 8 Borong. Merupakan hal baru

yang berfungsi untuk menghilangkan kebosanan siswa dan membangkitkan semangat belajar

siswa mengandung unsur permainan dan turnamen sebagai variasi dalam pembelajaran metode
diskusi. Selanjutnya setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan metode ini ternyata dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Secara umum pembelajaran yang dilakukan pada setiap

siklusnya adalah baik dan sesuai apa yang direncanakan sebelumnya, sehingga menyebabkan

adanya kenaikan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Selain itu penerapan problem based

learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat disenangi siswa. Berdasarkan

penjelasan di atas, bahwa dengan diterapkannya siklus II ternyata mampu meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran pokok kedatangan bangsa bangsa barat di indonesia yang

mana ditunjukkan dari peningkatan tingkat ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelasnya yang

lebih baik dari siklus I. Selain itu, pada siklus II ini siswa juga lebih aktif dan berani bertanya

kepada guru dan temannya serta dapat berkomunikasi dan bekerjasama di dalam kelompok juga

mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada penelitian ini menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif dengan metode problem based learning dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 8 Borong

meningkat. Siswa dapat meningkatkan tingkat pemahamannya terhadap materi yang mereka

pelajari. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa juga dapat

saling bekerjasama dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Slavin (2005:4-5)

yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi para siswa,

dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,

penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa

percaya diri.
BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan semakin
sering menggunakan metode pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar materi kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia pada siswa kelas VIII D
SMP Negeri 8 Borong. Hal tersebut dapat dilihat dimana pada siklus I untuk nilai rata-
rata kelasnya sebesar 79,01% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90,38%.
Untuk ketuntasan klasikalnya pada siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 71,87% pada
siklus II meningkat menjadi 93,75%.

B.Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran saran sebagai
berikut:

Metode pembelajaran problem based learning dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam
memilih metode pembelajaran pada materi kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia .
Namun perlu adanya persiapan yang matang pada siswa seperti membawa buku paket, referensi
atau catatan, agar dapat membantu mengoptimalkan pada saat proses pembelajaran. Hendaknya
guru menganjurkan kepada siswa untuk membawa buku paket atau buku referensi dengan cara
meminjam di perpustakaan atau meminjam dari kakak kelas sehingga siswa membawa apa yang
dikehendaki oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.seputarpengetahuan.co.id.Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

https://www.kelaspintar.id.kedatangan kolonialisme di indonesia

R.Takari Enjah.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung,PT.Genesindo.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar.Surabaya Usaha Nasional.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar IPS.

Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.

Departemen Pendidikan kebudayaan No 20 tahun 2016. Pelaksanaan Standar kompetensi

Kelulusan. Jakarta.

Departemen Pendidikan kebudayaan No 21 tahun 2016. Pelaksanaan Standar isi. Jakarta.

Universitas pendidikan Ganesha. Pada tanggal 6 Nopember 2007.

Arikunto, Suharsimi et.al. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.jakarta: PT Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi: Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah

Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mojiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
LAMPIRAN RPP

RPP 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : UPTD SMP N 8 Borong


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : VIII / 1
Tema 1 : Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat
Indonesia
Sub Tema 3 : Pengaruh Keunggulan Lokasi terhadap Kolonialisme
Barat di Indonesia
Subsub Tema 2 : Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Tahun pelajaran : 2020/2021

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dg
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual,konsepsual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan dan tehnologi seni budaya terkait fenomena dan
kejadian tampaka mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Menganalisis kronologi, perubahan 3.4.1 Menjelaskan proses kedatangan bangsa-
dan kesinambunga nruang (geografis, bangsa eropa
politik, ekonomi, pendidikan, sosial, 3.4.2 Mengidentifikasi perlawanan bangsa
budaya) indonesia.
darimasapenjajahansampaitumbuhnya 3.4.3 Mengidentifikasi dampak dari kedatangan
semangatkebangsaan
bangsa-bangsa eropa ke indonesia
4.4 Menyajikan kronologi perubahan dan 4.1.1 Mempublikasikan hasil telaah tentang
kesinambungan ruang (geografis, dampak kedatangan Bangsa-bangsa eropa
politik, ekonomi, pendidikan, sosial, ke indonesia
budaya) dari masa penjajahan sampai 4.1.2 Menyajikan hasil analisis kronologi dari
tumbuhnya semangat kebangsaan. masa penjajahan sampai tumbuhnya
semangat kebangsaan

C .TUJUAN PEMBELAJARAN.
1. menjelaskan proses kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia

2. mengidentifikasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa bangsa barat

3. mengidentifikasi damapak dari kedatangan bangsa bangsa eropa ke indonesia

D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.

b. Reaksi masyarakat Indonesia terhadap kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia

c. mengidentifikasi perlawanan bangsa Indonesia

E. PENDEKATAN MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

a. Pendekatan : Saintifik
b. Metode : , diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan
c. Model Pembelajaran : Problem based Learning

F. MEDIA ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1) Media
- Gambar / Peta rute kedatangan bangsa barat ke Indonesia
- Rangkuman materi dalam bentuk Power point
2) Alat
- LCD Proyektor
- Laptop
3) Sumber Belajar
- Buku Guru dan Buku Siswa, Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2014.
- Media cetak yang relevan
- Internet
- Buku referensi yang relevan.

G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
 Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa.
 Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas.
 Guru memberi motivasi: menanyakan materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
 Peserta didik menerima informasi topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 – 5
orang.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


1) Mengamati
 Peserta didik diminta mengamati peta rute kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia.

 Berdasarkan hasil pengamatan gambar peta kedatangan bangsa-bangsa Barat di


Indonesia, peserta didik diminta mendiskusikan di dalam kelompok dan menuliskan
hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan. Contoh: Negara mana saja yang
datang ke Indonesia, bagaimana mereka melakukan perjalanan ke Indonesia, daerah
mana saja yang mereka datangi pada masaawal, dan sebagainya.
 Peserta didik diajak untuk menyeleksi apakah hal-hal yang ingin diketahui sudah
sesuai dengan tujuan pembelajaran, jika belum dengan panduan guru, peserta didik
diminta untuk memperbaiki.
 Jika hal-hal yang ingin diketahui belum semuanya mencakup tujuan pembelajaran,
maka guru dapat menambahkan hal-hal yang terkait dengan tujuan pembelajaran.

2) Menanya
 Peserta didik diminta mendiskusikan dalam kelompok untuk merumuskan pertanyaan
berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan peta persebaran hasil
bumi di Indonesia. Pertanyaan diarahkan pada hal-hal yang substantif terkait dengan
tujuan pembelajaran. Contoh:
- Bagaimana proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia?
 Salah satu peserta didik dari wakil kelompok diminta menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis.
 Peserta didik diminta mendiskusikan dengan kelompok untuk menjawab pertanyaan
sesuai dengan apa yang diketahui.

3) Mengumpulkan Data/Informasi
 Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan dari berbagai sumber, seperti: membaca Buku Siswa, mencari di
internet atau membaca buku di perpustakaan.

4) Mengasosiasi/Menalar
 Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
(menyempurnakan jawaban sementara yang telah dirumuskan dalam kelompok).
 Peserta didik diminta untuk mendiskusikan di dalam kelompok untuk mengambil
kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan.

5) Mengomunikasikan
 Peserta didik dalam kelompok diminta mempresentasikan hasil simpulan dari jawaban
atas pertanyaan yang telah dirumuskan.
 Kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil simpulan kelompok yang
presentasi.
 Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan.

c. Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan
penguasaan materi, pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan.
 Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral.
 Peserta didik diberi tugas untuk menyempurnakan laporan hasil diskusi kelompok
tentang jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan untuk dikumpulkan kepada
guru.
 Peserta didik diberi tugas untuk membaca materi pada subtema berikutnya.
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. PENILAIAN SIKAP
I. Teknik penilaian:
observasi/jurnal

II. Instrumen penilaian


1. JURNAL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
Nama Sekolah : SMPN 8 Borong
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020/2021

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Ttd Tindak
No. Catatan Perilaku
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Con mengikuti ibadah yang
1/7/2020 alvian Ketakwaan - Pembinaan
toh diselenggarakan di sekolah.
Mengganggu teman yang
Con
3/8/2020 sarah sedang berdoa sebelum Ketakwaan - Pembinaan
toh
makan siang di kantin.
Mengajak temannya untuk
Con berdoa sebelum
5/8/2020 Lala Ketakwaan - -
toh pertandingan sepakbola di
lapangan olahraga sekolah.
Mengingatkan temannya Toleransi
Con
1/9/2020 Selvi untuk melaksanakan ibadah hidup - -
toh
di sekolah. beragama

2. JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Nama Sekolah : SMPN 8 Borong
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020/2021

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar
jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Ttd Tindak
No. Catatan Perilaku
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Menolong orang lanjut usia
Con
01/02/20 Ridi untuk menyeberang jalan di Kepedulian - -
toh
depan sekolah.
Berbohong ketika ditanya
Con
04/02/20 Selvi alasan tidak masuk sekolah Kejujuran - Pembinaan
toh
di ruang guru.
Menyerahkan dompet yang
Con ditemukannya di halaman
21/02/20 Ayu Kejujuran - -
toh sekolah kepada satpam
sekolah.

B. PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
Jum
Bentuk
No. KD Materi Indikator soal lah
soal
soal
1 3.4 Menganalisis Proses kedatangan Uraian 1
kronologi, bangsa-bangsa 3.4.1Menjelaskan
perubahan dan Barat ke proses kedatangan Uraian 1
kesinambunga Indonesia: bangsa-bangsa
nruang eropa
a. Bangsa-bangsa
(geografis, 3.4.2Mengidentifik Uraian 1
Barat yang
politik, ekonomi, asi perlawanan
datang ke
pendidikan, bangsa indonesia. 1
Indonesia.
sosial, budaya) 3.4.3 Uraian
darimasapenjajah b. Lokasi Mengidentifikasi 1
ansampaitumbuh kedatangan dampak dari
nyasemangatkeba bangsa-bangsa kedatangan bangsa- Uraian 1
ngsaan Barat di bangsa eropa ke
4.4 Menyajikan Indonesia. indonesia
kronologi c. Proses
perubahan dan kedatangan Uraian
kesinambungan bangsa-bangsa
ruang (geografis, Barat ke
politik, ekonomi, Indonesia.
pendidikan, d. Reaksi
sosial, budaya) masyarakat
dari masa Indonesia
penjajahan terhadap
sampai kedatangan
tumbuhnya bangsa-bangsa
semangat Barat di
kebangsaan. Indonesia.
Jumlah soal 6

Butir Soal:?
1. Alasan bangsa eropa menguasai Indonesia?
2. Pelayaran yang di pimpin Bartholemeus Diaz tahun 1496 hanya sampai di ujung Afrika
Selatan?
3. Portugis berada di Indonesia dari tahun 1511 sampai 1641 dan meninggalkan pengaruh
di Indonesia (terlihat dalam bidang kebudayaan). Kemukakan bukti pengaruh Portugis
tersebut!.
4. Bagaimana latar belakang kedatangan bangsa Belanda di Indonesia?
Jawab:
5. Meletusnya Perang Delapan Puluh Tahun antara Belanda dan Spanyol (tahun 1568-
1648).
6. Jelaskan strategi Portugis dalam menguasai daerah penghasil rempah-rempah di
Indonesia

No. Jawaban Skor Bobot


1.  Agar dapat menguasai perdagangan rempah-rempah
langsung dari sumbernya. Cara tersebut dilakukan dengan
menerapan monopol perdagangan
 Menguasai wilayah strategis untuk perdagangan dan basis
militer. 2 15
 Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya alam
suatu wilayah
 .Ikut campur dalam urusan politik suatu wilayah [adsense1]

2. Karena besarnya gelombang Samudera Hindia (Samudera


Indonesia) sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholemeus
2 15
Diaz tidak berhasil.

3. Pengaruh tersebut adalah sebagai berikut:


1) Berdirinya benteng-benteng portugis.
2) Berdirinya agama Kristen dan Katolik di Maluku yang
disebarkan oleh Fransiscus Xaverius.
2 15
3) Berkembangnya music keroncong yang berasal dari portugis.
4) Adanya nama-nama orang Indonesia yang menggunakan nama
portugis.
4. 1) Meletusnya Perang Delapan Puluh Tahun antara Belanda dan
Spanyol (tahun 1568-1648).
2) Adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Huygen van 2 15
Linscoten, mantan pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis dan
pernah sampai ke Indonesia.
5. Portugis adalah salah satu negara yang menjajah Indonesia demi
menguasai kekayaan sumberdaya alam Indonesia yaitu rempah
rempah, mereka menguasai rempah rempah dengan mengerahkan
kekuatan militer di daerah yang terdapat rempah
rempah, bekerjasama dengan para raja dan mengkhianati kerjasama
tersebut serta melakukan monopoli perdagangan rempah rempah
dan juga menghancurkan kerajaan yang menentang mereka.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa dulu rempah rempah
sangat diperebutkan oleh bangsa asing karena nilai jual dan
manfaatnya yang sangat tinggi sehingga tak heran kita dapat 2 15
melihat bagaimana dulu Portugis melakukan berbagai cara untuk
dapat menaklukkan wilayah dan daerah Indonesia yang banyak
terdapat rempah rempah.

kebijakan monopoli didukung dengan kekuatan militernya Portugis


menekan kerajaan dan wilayah lain untuk menjual produk rempah
rempah kepada mereka dan mereka melakukan monopoli yang
membuat sengsara pedagang kita hal inilah yang menyebabkan
pertempuran untuk mengusir Portugis bergelora di wilayah
nusantara pada waktu itu.
6. Dalam usaha menguasai negara ada beberapa strategi yang 3 25
dilakukan secara bertahap oleh VOC/Belanda dalam menguasai
wilayah Nusantara, yakni:

1) kongsi dagang, strategi paling lama/awal. kongsi dagang ini


dilakukan sebab kala itu Belanda bukanlah bangsa pertama eropa
yang sampai ke nusantara, ada portugis dan spanyol yang lebih
dulu. dengan melakukan kongsi dagang dengan pedagang lokal,
belanda hendak menyingkirkan saingan mereka

2) monopoli dagang. setelah saingan mereka kalah, kemudian


belanda menerapkan strategi monopoli dagang. Tentu kita
mengetahui istilah "pelayan hongi" atau Ekspedisi Hongi atau
Hongitochten yang bertujuan untuk memonopoli rempah-rempah
nusantara baik dari pedagang eropa maupun asia

3) devide et impera (praktik adu domba). seperti disebutkan


Lombard, bahwa pada dua abad sebelumnya Belanda hanya
beroperasi di wilayah pesisir, lalu sejak abad ke-18 Belanda tertarik
untuk lebih masuk ke dalam wilayah nusantara sembari mencari
komuditas lain selain rempah. maka, untuk itu mereka melakukan
strategi adu dompa terhadap penguasa-penguasa lokal. misalnya di
Mataram dengan peristiwa Giyanti, di Cirebon, Banten dll.

4) menaklukkan kerajaan-kerajaan lokal, setelah hegemoni kerajaan


lokal diobrak-abrik melalui praktik adu domba. penguasa lokal
dibuat ketergantungan, sehingga Belanda dengan ini dapat
mengendalikan sekaligus menguasai hampir seluruh wilayah
nusantara.
Jumlah 13 100

Nilai = skor perolehan


------------------- x 100
Skor maksimal

C.PENILAIAN KETERAMPILAN
Berupa proyek dan kinerja
Mata Pelajaran : IPS
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk
Penilaian
1 3.4 Menganalisis -Proses 3.4.1Menjelaskan Penilaian
kronologi, perubahan kedatangan unjuk kerja,
dan kesinambunga bangsa-bangsa proses kedatangan proyek
nruang (geografis, Barat ke
politik, ekonomi, Indonesia: bangsa-bangsa eropa
pendidikan, sosial, a. Bangsa-
budaya) bangsa Barat 3.4.2Mengidentifikasi
darimasapenjajahansamp yang datang ke
aitumbuhnyasemangatke Indonesia. perlawanan bangsa
bangsaan
b. Lokasi
4.4 Menyajikan kedatangan indonesia.
kronologi perubahan dan bangsa-bangsa
kesinambungan ruang Barat di 3.4.3 Mengidentifikasi
(geografis, politik, Indonesia.
ekonomi, pendidikan, dampak dari kedatangan
-Proses
sosial, budaya) dari masa kedatangan
penjajahan sampai bangsa-bangsa eropa ke
bangsa-bangsa
tumbuhnya semangat
kebangsaan Barat ke Indonesia
Indonesia.
-Reaksi
masyarakat
Indonesia
terhadap
kedatangan
bangsa-bangsa
Barat di
Indonesia.

Buatlah kliping tentang Lokasi kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia bahannya terdiri
dari buku gambar, lem kertas, gunting, isolasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Buku gambar.
2. Persiapkan koran, gambar lainnya yang diperoleh dari internet.

Rubrik Penskoran Penilaian proyek

Aspek Yang Dinilai Skor


1 2 3
1. Kerapian
2. Kesesuaian gambar dengan materi
Skor maksimum 6

No Indikator Rubrik
1 Kerapian 3 = Perencanaan lengkap ( bahan , cara kerja , hasil ) dan
rinci
2 = Perencanaan kurang lengkap
1 = Tidak ada perencanaan
2 Kesesuaian gambar 3 = Memberi batasan gambar tentang Lokasi kedatangan
dengan materi bangsa-bangsa Barat di Indonesia
2 = Membuat dengan tepat tetapi salah dalam memberikan
penjelasan keterangan kliping

Nilai : skor perolehan x 100


6

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA


1. Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi
Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat siswa menyampaian hasil diskusi
tentang kelangkaan sebagai permasalahan ekonomi ditinjau dari aspek social,
ekonomi dan geografis

LEMBAR OBSERVASI KINERJA DISKUSI

Mata pelajaran :IPS


Kelas/Semester:VIII/Ganjil.

Aspek Penilaian Rerata


No
Nama Siswa Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan Nilai
.
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.

LEMBAR OBSERVASI KINERJA PRESENTASI

Mata pelajaran :IPS


Kelas/Semester: VIII/Ganjil

Aspek Penilaian Rerata


Sistematik Nilai
Media
No Penampila Penguasaa a
Nama Siswa yang
. n n materi penyampai
digunakan
an
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.

Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1

Skor perolehan
Nilai =---------------------------- X 100
Skor maksimal

Kriteria Nilai
A. = 86 – 100 : Baik Sekali
B. = 71– 85 : Baik
C. = 56 – 70 : Cukup
D. = ≤ 55 : Kurang

Mengetahui Tenda tuang oktober 2020


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

( Fabianus Enggi,S.Pd Mat ) (Agustinus Laang, S.Pd )


NIP:19651119 199103 1 006

BAHAN AJAR RPP 2

A KOMPETENSI DASAR (KD

 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambunga nruang (geografis, politik,

ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai tumbuhnya semangat

kebangsaan

 Menyajikan kronologi perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi,

pendidikan, sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai tumbuhnya semangat

kebangsaan

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

 Menjelaskan proses kedatangan bangsa-bangsa eropa


 mengidentifikasi perlawanan bangsa Indonesia.

 Mengidentifikasi dampak dari kedatangan bangsa-bangsa eropa ke indonesia

C .TUJUAN PEMBELAJARAN.

1. menjelaskan proses kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia

2. mengidentifikasi perlawanan bangsa Indonesia

3. mengidentifikasi damapak dari kedatangan bangsa bangsa eropa ke indonesia

Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesa

Gambar ilustrasi rute kedatnagn bangsa Eropa ke Indonesia.

a. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku


Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon,

Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri

pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis

mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia

berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan

dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di

Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serao.

b. Ekspedisi Bangsa Inggris

Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579.

Di Ternate, mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Rombongan

Francis Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan

mendarat di Inggris pada tahun 1580.

Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa

keuntungan melimpah. Selain mendapatkan rempah-rempah, penjelajahan bangsa Inggris

ke Dunia Timur juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga

ingin merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia

direncanakan oleh Inggris tidak hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga

dijadikan sebagai wilayah kekuasaan politik.

Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik

Inggris di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan

adanya kekacauan yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta

sedang berselisih dengan Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC.

Penguasa Jayakarta yang menyadari kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun


gudang kayu di dekat kantor dagang VOC . Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan

segera melancarkan serangan balasan ke pusat pemerintahan Jayakarta. Penguasa

Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan kepada Inggris untuk

menghadapi serangan VOC.

Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah

perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris.

Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil

melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya

peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu

hari, karena pada hari berikutnya VOC berhasil merebut Jayakarta.

Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama

tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang

utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin

perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokadi VOC di Banten.

c. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)

Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada

tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus

menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman

tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda.

Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan

banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.

Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger

(penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.

Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di

Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena

VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu,

Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka.

Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk

mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran

Jayawikarta juga

memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda

merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.

Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk

memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC

dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah

yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC

menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC

diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat

kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak

monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada

perjalanan sejarah selanjutnya.

d. Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia


Pada tahun (1521-1529) sekitar 8 tahun tersebut Bangsa Eropa berada di nusantara. Bangsa

Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai

kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah

itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di

sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang

terlibat persaingan ekonomi dalam perdagangan rempah-rempah sehingga kesultanan Tidore

membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan

Bangsa Portugis.

Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal

tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang

akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut.

Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun

1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus

Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli

ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis

sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah

Maluku merupakan kekuasaannya.

Untuk menyelesaikan konflik tersebut Portugis melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol

pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani

pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke

arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa

Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494
LKPD

LKPD Tatap Muka Atau Luring

Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat

Kebangsaan

A. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia

1. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat

2. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia

B. Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan

1. Pengaruh Monopoli dalam Perdagangan

2. Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa

3. Pengaruh Sistem Sewa Tanah

4. Pengaruh Sistem Tanam Paksa


TUJUAN PEMBELAJARAN.

4. menjelaskan proses kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia

5. mengidentifikasi perlawanan bangsa Indonesia

6. mengidentifikasi damapak dari kedatangan bangsa bangsa eropa ke indonesia

Ringkasan Materi

A. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia


Keunggulan lokasi berperan penting terhadap kegiatan ekonomi, transportasi, dan komunikasi

masyarakat Indonesia. Berbagai keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia juga menjadi salah

satu pendorong bangsa-bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Bukan hanya bangsa-bangsa

Asia, tetapi bangsa-bangsa Eropa yang letaknya ribuan kilometer dari Indonesia tertarik dan

berdatangan ke Indonesia. Kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia, sempat merugikan

bangsa Indonesia. Keinginan mereka menguasai Indonesia pada masa kolonialisme dan

imperialisme, melahirkan dampak-dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Uraian berikut ini

akan membahas dampak kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia terhadap kolonialisme

dan imperialisme di Indonesia.

Pada materi Kelas VII, kalian telah mempelajari perkembangan masyarakat Indonesia pada

masa: praaksara; pengaruh Hindu-Buddha; dan pengaruh Islam. Sebelum kedatangan bangsa-

bangsa Eropa, wilayah Indonesia telah berkembang maju sebagai pusat ekonomi; sosial; dan

politik bangsa-bangsa Asia. Hubungan politik kerajaan-kerajaan, telah terjalin sejak masa

perkembangan kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam. Hubungan sosial tercatat dengan

banyaknya duta-duta asing di Indonesia untuk urusan: agama; pengetahuan; dan teknologi.

Kegiatan ekonomi antarbangsa juga telah terjalin begitu erat antara Indonesia dan bangsa-bangsa

asing. Kerajaan-kerajaan merdeka, berkembang di berbagai penjuru Indonesia. Kondisi ini

berubah ketika bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Untuk memahami perubahan

masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, kalian terlebih dahulu perlu mengkaji latar

belakang dan proses kedatangan bangsa-bangsa Barat serta perkembangan kolonialisme dan

imperialisme di Indonesia.
Gambar ilustrasi rute kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.

A .Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku

Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis.

Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat

Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka

pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka

dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun

1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu

dan Fransisco Serao.

B.Ekspedisi Bangsa Inggris


Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579. Di

Ternate, mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Rombongan Francis

Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan mendarat di

Inggris pada tahun 1580.

Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa keuntungan

melimpah. Selain mendapatkan rempah-rempah, penjelajahan bangsa Inggris ke Dunia Timur

juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga ingin merebut wilayah

Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia direncanakan oleh Inggris tidak

hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga dijadikan sebagai wilayah kekuasaan

politik.

Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik Inggris

di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan adanya kekacauan

yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta sedang berselisih dengan

Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC. Penguasa Jayakarta yang menyadari

kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC .

Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan segera melancarkan serangan balasan ke pusat

pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan

kepada Inggris untuk menghadapi serangan VOC.

Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah

perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris.

Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil

melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya
peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu

hari, karena pada hari berikutnya VOC berhasil merebut Jayakarta.

Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama

tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang

utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin

perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokadi VOC di Banten.

C. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)

Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun

1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah

timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten

melalui Selat Sunda.

Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan

banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.

Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost

Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger

(penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.

Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di

Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena

VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu,

Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka.


Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk

mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran

Jayawikarta juga

memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda

merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.

Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk

memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC

dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah

yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC

menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC

diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat

kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak

monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada

perjalanan sejarah selanjutnya.

D. Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia

Pada tahun (1521-1529) sekitar 8 tahun tersebut Bangsa Eropa berada di nusantara. Bangsa

Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai

kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah

itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di

sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang

terlibat persaingan ekonomi dalam perdagangan rempah-rempah sehingga kesultanan Tidore


membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan

Bangsa Portugis.

Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal

tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang

akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut.

Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun

1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus

Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli

ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis

sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah

Maluku merupakan kekuasaannya.

Untuk menyelesaikan konflik tersebut Portugis melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol

pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani

pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke

arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa

Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494
TUGAS KELOMPOK

 Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.

 Carilah referensi tentang belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia menggunakan

ensiklopedia, buku di perpustakaan, atau internet.

 Diskusikan peta rute kedatangan bangsa-bangsa barat ke indones

 Dengan menggunakan berbagai sumber, jawablah pertanyaan di bawah ini:

 Tuliskan hasil diskusimu pada tabel berikut.

 Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

 Catatlah hasil kesimpulan dari diskusi tersebut.

LATIHAN SOAL

 menjelaskan hubungan kondisi Indonesia dengan kedatangan bangsa-bangsa barat ke

Indonesia
 menjelaskan perjalanan bangsa Barat datang ke Indonesia

 mengamati peta persebaran hasil pertanian dan perkebunan di Indonesia siswa dapat

menganalisis persebaran komoditas pertanian dan perkebunan di Indonesia

 mengetahui kekayaan Indonesia, dan menemukan daya tarik bangsa Barat ke

Indonesia.

 menjelaskan hubungan kondisi Indonesia dengan kedatangan bangsa-bangsa barat ke

indonesia

 menyebutkan faktor pendukung kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.

 menjelaskan perjalanan bangsa Barat datang ke Indonesia

A. PENILAIAN PENGETAHUAN

KISI-KISI SOAL

Jlh.
No Bentuk
KD Materi Indikator soal Soa
. Soal
l

1. 3.4 Menganalisis Proses Uraian 1

kronologi, kedatangan
3.4.4 Menjelaskanproses kedatangan
perubahan dan bangsa-
bangsa-bangsa eropa
Uraian 1
kesinambunga bangsa Barat
3.4.5 Mengidentifikasi perlawanan
nruang ke Indonesia:
bangsa Indonesia
(geografis,
politik, ekonomi, a. Bangsa- 3.4.6 .Mengidentifikasi dampak dari Uraian 1

pendidikan, bangsa Barat kedatangan bangsa-bangsa

sosial, budaya) yang datang eropa ke indonesia


Uraian 1
darimasapenjaja ke Indonesia.

hansampaitumbu
b. Lokasi
hnyasemangatke
kedatangan Uraian 1
bangsaan
bangsa-

4.4 Menyajikan bangsa Barat

kronologi di Indonesia.

perubahan dan
C.Proses
kesinambungan
kedatangan
ruang (geografis,
bangsa-
politik, ekonomi,
bangsa Barat
pendidikan,
ke Indonesia.
sosial, budaya)
d.
dari masa
Reaks
penjajahan
i masyarakat
sampai
Indonesia
tumbuhnya
terhadap
semangat
kedatangan
kebangsaan.
bangsa-

bangsa Barat
di Indonesia.

Jumlah soal 5

BUTIR SOAL:

1. Menjelaskan alasan kedatangan bangsa-bangsa barat ke indonesia

2. Menyebutkan faktor-faktor pendorong kedatangan bangsa-bangsa barat ke indonesia?

3. Mengapa bangsa bangsa barat sangat membutuhkan rempah-rempah yang di hasilkan

oleh indonesia?

4. Sebutkan secara kronologis kedatangan bangsa-bangsa barat ke indonesia?

5. Menjelaskan kondisi Indonesia dengan kedatangan bangsa-bangsa barat ke indonesia

RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

No. Kunci Jawaban Skor Bobot

1. Kedatangan mereka berambisi untuk berburu dan menguasai rempah-

rempah dengan menjajah Nusantara. Karena rempah-rempah yang dimiliki 2 20

Indonesia sangat melimpah, ada diberbagai wilayah.

2. a. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme 2 20


b. Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Utsmani Tahun 1453

c. Dorongan Semangat Semboyan Tiga G

d. Tantangan Teori Heliosentris

e. Mencari Rempah-Rempah

f. Hasrat bangsa barat yang ingin menduduki atau menjajah semua negara

negara kecil

3. Rempah-rempah pada Masa Pertengahan dan Renaisans merupakan

komoditas yang sangat berharga. Rempah-rempah

seperti pala, cengkeh dan lada banyak memiliki kegunaan.

Rempah-rempah juga sulit untuk didapatkan di Eropa dan langka.

Sehingga harga rempah-rempah menjadi sangat mahal dan memberi

keuntungan yang sangat besar bagi para pedagangnya.

2 20
Karena rempah-rempah yang sangat berharga ini, bangsa Eropa berupaya

menemukan jalur ke daerah penghasil rempah-rempah, yaitu di India dan

Maluku. Bangsa Eropa ingin mendapatkan rempah-rempah langsung dari

sumbernya dan mendapatkan untung yang besar.

Meski awalnya hanya berdagang, bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis

dan Belanda lalu memaksakan monopoli rempah-rempah. Mereka

memaksa pedagang Nusantara untuk menjual rempah-rempah yang


mereka hasilkan dengan harga serendah-rendahnya, akan menyerang

perahu dagang yang menolak dan menghancurkan ladang rempah-rempah

yang hasilnya dijual ke pihak lain.

4. Kronologi kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia

1. Tahun 1511: Portugis menaklukkan kota Malaka, ibukota

Kesultanan Malaka

2. Tahun 1512: Portugis mencapai Maluku

3. Tahun 1521: Spanyol dipimpin Juan Sebastian Elcano dari

Ekspedisi Magellan berhasil mencapai Maluku

4. Tahun 1595: Belanda dipimpin Cornelis De Houtman sampai ke

Indonesia 2 20

5. Tahun 1602: Inggris dipimpin Sir James Lancaster sampai ke

Indonesia

Pembahasan:

Bangsa Barat atau Eropa pertama yang mencapai Nusantara, yang

merupakan sumber penting rempah-rempah, adalah bangsa Portugis yang

sampai pada tahun 1512.

Portugal adalah pelopor perdagangan laut dengan benua Afrika, beberapa


tahun sebelum jatuhnya kota Konstantinople. Sehingga ketika kota ini

jatuh dan jalur rempah tertutup, Portugal berada di posisi utama untuk

melakukan penjelajahan mencari jalur perdagangan baru.

Portugis mencapai keberhasilan saat pada tahun 1483 Bartolomeu

Dias menemukan jalur mengitari benua Afrika di Tanjung Harapan.

Kemudian tahun 1498, Vasco da Gama menemukan jalur ke India dan

pada tahun 1511, Afonso de Albuquerque menaklukkan kota

Malaka dari Kesultanan Malaka (yang berpusat di Semenanjung Malaya

namun wilayahnya juga mencakup pulau Sumatera). Portugis kemudian

sampai di Maluku pada tahun 1512.

Kedatangan dan kesuksesan Portugis dalam menemukan jalur pelayaran

rempah-rempah ini ditiru oleh bangsa Eropa lainnya, termasuk Spanyol

dan Belanda.

Spanyol adalah bangsa berikutnya yang sampai ke Indonesia, ketika

anggota ekspedisi Magellan yang dipimpin oleh Juan Sebastian

Elcano sampai di Maluku pada tahun 1521, sebagai bagian dari Ekspedisi

Ferdinand Magellan. Setelah Magellan tewas di pulau Mactan, Filipina,

wakilnya Juan Sebastian Elcano berhasil mencapai Maluku dan akhirnya

kembali ke Spanyol.

Proses kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dimulai dengan

datangnya eksedisi Cornelis De Houtman pada tahun 1595 di Banten.


Kesuksesan ekspedisi De Houtman ini diikuti dengan lahirnya VOC pada

tahun 1602.

Bangsa Barat berikutnya yang sampai di Indonesia adalah Inggris, ketika

ekspedisi pertama Inggris yang dipimpin oleh Sir James Lancaster sampai

di Banten pada tahun 1602.

5 indonesia merupakan negara kepulauan dan di ewati garis katulistiwa sera

memiliki 2 musim yaitu penghujan dan panas , selain itu indonesia

memiliki banyak pegunungan yang menyebabkan tanah di negara

indonesia sangat subur dengan kekayaan alam yang melimpah terutama

rempah-rempah yang pada masa itu merupakan hasil alam termahal di

kalangan bangsa eropa di karenakan kesulitan untuk mendapatkannya.

awal mula kedatangan bangsa barat keindonesia di sambut damai

dengan tujuan berdagang, pada masa ini sistem kekuasaan indonesia masih
2 20
berbentuk kerajaan-kerajaan dengan raja-raja yang memerintah di tiap-tiap

wilayah berbeda. kehidupan rakyat masih damai, tentram, dan harmonis.

setelah bangsa barat datang berbondong-bondong dan ikut campur

dalam perdagangan indonesia mulailah terjadi kekerasan, pembunuhan,

dan pengambil alih daerah kekuasaan guna mendapatkan kekayaan alam

indonesia. lahirnya penjajahan menyababkan awal mula dari kesengsaran

indonesia karna di perlakukan tidak berprikemanusian di tanah airnya

sendiri. kekayaan alam terkuras habis, rakyat di pekerjakan secara paksa,


pemusnahan bagi pemberontak. itulah yang terjadi pada masa penjajahan

negara Indonesia

10 100

Skor perolehan

Nilai = ------------------- x Bobot soal

Skor maksimal

B. PENILAIAN KETERAMPILAN

Berupa Observasi Kegiatan Diskusi, Presentasi, dan Proyek

KISI-KISI

Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian

1 3.4 Menganalisis Kedatangan Bangsa- Menjelaskan proses Penilaian

kronologi, bangsa Barat ke kedatangan bangsa- Kinerja

perubahan dan Indonesia bangsa eropa dan

kesinambunga Produk
 Latar belakang Mengidentifikasi
nruang (geografis,
Kedatangan perlawanan bangsa
politik, ekonomi,
pendidikan, sosial,  Kedatangan indonesia.

budaya) bangsa-bangsa
Mengidentifikasi
darimasapenjajahans Barat
dampak dari
ampaitumbuhnyase
kedatangan bangsa-
mangatkebangsaan
bangsa eropa ke

4.4 Menyajikan indonesia

kronologi perubahan
Mempublikasikan
dan kesinambungan
hasil telaah tentang
ruang (geografis,
dampak kedatangan
politik, ekonomi,
Bangsa-bangsa
pendidikan, sosial,
eropa ke indonesia
budaya) dari masa
Menyajikan hasil
penjajahan sampai
analisis kronologi
tumbuhnya
dari masa penjajahan
semangat
sampai tumbuhnya
kebangsaan.
semangat

kebangsaan

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA

2. Penilaian Kinerja Proyek


Dilaksanakan pada saat pembuatan poster proses kedatangan bangsa-bangsa barat ke

mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan

3. Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi

Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat siswa menyampaian hasil diskusi

tentang Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.


LEMBAR OBSERVASI KINERJA DISKUSI DAN PRESENTASI

Mata pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VIII C/Genap

Sub Pokok Bahasan : Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia

Aspek Penilaian
Nilai

Kemampu Kemampu Kemampua Jumla


Akhi Predikat
an an n h Skor
No. Nama Siswa r
presentasi bertanya menjawab

Max:1 A, B, C,
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 100
2 atau D

1. Aldy Suriska

2. Ardi Maezan

Saputra

3. Azrin Wahyudi

4. Etik Juniartin

5. Hartika Sapitri

6. Herjan Selfana

Kartawan
7. Istina Wati

8. Lilik Andriana

9. Lisna Levia

10. M. Ramadan

Saputra

11. Mahmud

12. Maulidan Apriliadi

13. Moh. Zaenuddin

Sapari

14. Muh. Agus

Setiawan

15. Muh. Ramdani

Hidayatullah

16. Novia Qoriani

17. Pristina Sari

18. Randa Soraya

Agustina

19. Ravina Nuziana


20. Ripal Juniardi

Keterangan Skor : Kriteria Nilai

Baik sekali = 4 Skor perolehan A = 86 – 100

: Baik Sekali
Baik = 3 Nilai = ------------------- x 100

B = 71– 85 :
Cukup = 2 Skor maksimal
Baik
Kurang = 1
C = 56 – 70 :

Cukup

D = ≤ 55 : Kurang
Lembar instrument penilaian sikap (penilaian observasi)

NO Nama siswa Disiplin Tanggung Kerjasama Peduli keterangan


jawab

1 Amelia c. tampung B B B B BAIK


2 Afriana r. ninung B B B B BAIK
3 Aprianus jakung B B B B BAIK
4 Desiana dik B C C C CUKUP
5 Beatrix a.syukur B B B B BAIK
6 Serliana anul B B B B BAIK
7 Siprianus tabu A B B B SANGAT
BAIK
8 Viktoria des C C C C CUKUP
9 Yeremia deo B B B B BAIK
10 Valdus akal B B B B BAIK
11 Robertus gio B B B B BAIK
12 Lusia sin B A A B SANGAT
BAIK
13 Viktor rawa B B B B BAIK
14 Valeraianus naka C B B B BAIK
15 Welmina janur B B B B BAIK
16 Yoakim rato B B B B BAIK
17 Petrus kuras C C C B CUKUP
18 Emita amul B B B B BAIK
19 Elviana sari B C B B BAIK
20 Delfiana nunet B B B B BAIK
21 Vinsensia T.lu B B B B BAIK
22 Gregorius.. norat C C B C CUKUP
23 Maria .g.r.a.mon A A A A AMAT BAIK
24 Anastasia laisa B B B B BAIK
25 Doroteus rama B B B B BAIK
26 Lusia lun C C B B BAIK
27 Viktor clau C C C B CUKUP

Predikat: AMAT BAIK


Nilai Predikat
86 – 100 Amat Baik ( A)
70 – 85 Baik (B)
< 70 Kurang (K)

Anda mungkin juga menyukai