2020/2021
AGUSTINUS LAANG,S.Pd
BAB 1
PENDAHULUAN
A latar belakang masalah
Latar Belakang Masalah Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan manusia sepanjang
hayat. Secara formal pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini sampai perguruan tinggi.
Adapun secara hakiki pendidikan dilakukan seumur hidup sejak lahir sampai dewasa.
yaitu dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat, atau lebih dikenal
dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan. Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut,
lingkungan sekolah adalah satu-satunya lingkungan belajar yang terbentuk secara formal.
Mendidik merupakan tugas utama bagi orangtua kepada anaknya. Akan tetapi tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga, terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu orangtua
Sebagai suatu lembaga formal, tentu sekolah mempunyai aturanaturan dan tujuan yang
jelas, salah satunya dalam hal pemberlakuan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Kurikulum berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran untuk pendidikan tertentu. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan
sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diingginkan. Dewasa ini, proses
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-center) masih banyak diterapkan oleh
para guru di kelas. Pembelajaran yang demikian lebih mementingkan hasil daripada
penerapannya, guru tetap melibatkan siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran
baik itu bertanya jawab maupun menyampaikan pendapat. Yang menjadi permasalahan
adalah ketika dalam menyampaikan materi di kelas, guru selalu menerapkan metode
pembelajaran yang seperti itu secara terus menerus dan menjadi kebiasaan sehingga
siswa menjadi kurang aktif dan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.
Oleh karena itu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sudah seharusnya di
ubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk memulai perubahan
tersebut, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII D SMPN 8
memanfaatkan buku LKS sepanjang pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang
masih sulit memahami materi pelajaran IPS. Hal ini dapat terlihat saat siswa diberikan
pertanyaan oleh guru, hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan,
jawabannya pun masih terkesan seadanya dengan membaca kembali tulisan atau
penjelasan yang ada di buku LKS tanpa menggunakan analisis ataupun pendapat pribadi.
Berdasarkan observasi awal di kelas V111 D SMP NEGERI 8 BORONG dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi kedatangan kolonialisme di
Indonesia Dengan mengamati aktivitas dan hasil belajar siswa yang berjumlah 27 orang, dimana
siswa yang berada pada kategori sangat aktif 0 orang (0%), pada kategori aktif sebanyak 6 orang
siswa (22,22%), kategori cukup aktif sebanyak 10 orang siswa (37,04%), kategori kurang aktif
sebanyak 11 orang siswa (40,74 %), kategori sangat kurang aktif 0 orang (0%). Rata – rata
presentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 5,17%. Dengan presentase yang seperti
itu maka dapat di katakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada kedatangan kolonialisme di
indonesiadalam kategori cukup aktif. Sedangakan secara klasikal hasil belajar kedatangan
kolonialisme di Indonesia siswa yang tuntas 7 orang yaitu sebesar 26%, dan siswa yang tidak
tuntas 20 orang yaitu sebesar 74%, yang tergolong kategori cukup baik dan belum memenuhi
Masalah umum yang dialami dalam proses pembelajaran adalah seperti masih terpusatnya
pembelajaran pada guru yang masih menggunakan model pembelajaran masih bersifat
konvensional seperti metode ceramah, demonstrasi, penugasan, dll, sehingga berdampak pada
kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa cenderung melakukan
pembelajaran secara individu. Seperti permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran
dilihat dari segi aktivitas belajar yang dimana dalam melakukan pengamatan peneliti
melakukannya dengan berdiskusi dengan guru mata pelajaran penjasorkes serta siswa itu sendiri
seperti: (1) dilihat dari segi visual, siswa tidak serius dalam mengamati orang lain
mendemontrasikan kedatangan kolonialisme di Indonesia dari segi lisan siswa belum berani
mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, (3) dari segi mental siswa belum bisa
memecahkan masalah atau kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses pembelajaran, dan (4)
dari segi emosional siswa kurang bersemangat dalam melakukan kedatangan kolonialisme di
Indonesia Sedangkan untuk hasil belajar siswa terdapat pada aspek kognitif dan psikomotor yang
masih kurang, untuk aspek afektinya sudah berada dalam kategori baik. Permasalahan pada
aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi kedatangan kolonialisme di
Indonesia , hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan untuk siswa dalam
memahami materi teori dalam materi Pada aspek psikomotor permasalahan yang terjadi adalah
masih banyak siswa yang salah dalam melakukan gerakan, baik dari sikap awal, sikap
Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 8 BORONG khususnya mata pelajaran IPS
Mengacu pada permasalahan di atas, maka peran seorang guru sangatlah penting di
dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga memacu siswa berperan aktif
Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning diharapkan dapat lebih
belajar siswa.
B.Identifikasi masalah
Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS materi kedatangan
kolonialisme di Indonesia
C.Analisis masalah
Hasil belajar siswa kelas VIII D SMPN 8 BORONG pada mata pelajaran ilmu
D.Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
indonesia melalui model penerapan pembelajaran problem based learning pada siswa
kelas VIII D SMP NEGERI 8 BORONG dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS kelas VIII D yang terjadi pada siswa setelah
E.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar IPS materi kedatangan kolonialisme di Indonesia siswa
hasil belajar IPS materi kedatangan kolonialisme di Indonesia siswa kelas VIII D SMPN
8 BORONG.
F.Manfaat penelitian
1) Bagi siswa :
kelompok;
2) Bagi guru :
a. Sebagai alternatif guru untuk memilih model pembelajaran yang variatif, sehingga siswa
individu.
sekolah, baik untuk terjun ke dalam masyarakat maupun untuk kepentingan melanjutkan
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada olahraga atletik yang lebih relevan dengan
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan metode
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik minat peneliti lain untuk meneliti hal-hal
yang berkaitan dengan metode pembelajaran secara lebih mendalam. Sehingga hasil
penelitian ini akan menjadi sumbangan besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
kegiatan pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau
Classroom Action Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas
berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang
ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru,
perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan
atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru
tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses
pembelajaran.
Berikut definisi dan pengertian penelitian tindakan kelas dari beberapa sumber buku:
Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mampu
kondisi siswa.
Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan
praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan
tentang What (siapa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana), Who (oeleh
siapa), dan How (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan. Langkah ini
seringkali dikenal dengan langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W & 1H”.
Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang seharusnya
harus tampak jelas uraian bahwa ada sesuatu yang memang penting untuk diteliti,
dalam bentuk kalimat tanya, tetapi bisa juga dalam kalimat pernyataan.
d) Menetapkan cara – cara yang akan dilakukan untuk melakukan tindakan. Ini
2) Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas biasanya jarang
yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam satu siklus saja. Oleh
karena itu, penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus, yakni lebih dari satu
3) Observasi
observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini,
sendiri, mencatat hal – hal yang dipandang penting, dan hambatan – hambatan yang
proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui
observasi itu dapat berupa data kuantitatif, seperti : hasil pertanyaan kuis, hasil
presentasi, hasil PR, hasil tes, dan sejenisnya. Selain itu dapat juga berupa data
kualitatif, seperti motivasi belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok, kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban
a) Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara
mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data
yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data yang ada, guru
tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui evaluasi dalam refleksi ini
juga akan ditemukan kelemahan – kelemahan yang masih ada pada tindakan yang
telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana
B.Hasil Belajar
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Suprijono (dalam
Thobroni dan Mustofa, 2011:22-23) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan
memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani dalam urusan dan
a. Ranah kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa
kategori berikut:
sebelumnya
materi pembelajaran yang telah dipelajari didalam situasi baru dan kongkrit
organisasinya.
tujuan tertentu.
siswa
c) Penilaian (valuing) Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat
nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik antar nilai, dan mulai
afektif ini, individu siswa memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilakunya
untuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan
dengan kemahiran untuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola
perubahan yang terjadi pada siswa akibat adanya pemberian perlakuan yang
lain
a) Faktor-faktor intern Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri
kelelahan.
1) Faktor jasmaniah
Kesehatan Faktor kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
seseorang terganggu.
2) Faktor Psikologis
Perhatian Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
belajar yaitu jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya.
Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil
dalam motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-
Faktor kelelahan
3) Faktor-faktor ekstern
Faktor keluarga
Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar
bimbingan tersebut.
anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik
belajar.
4) Faktor sekolah
Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
terhadap hasil belajar. Untuk itu guru perlu mendalami siswa dengan
Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru
Relasi siswa terhadap siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa
siswa.
siswa dalam sekolah dan belajar. Agar siswa dapat belajar lebih maju,
Agar siswa disiplin haruslah guru dan staf sekolah disiplin pula.
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar di pakai
pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Oleh karena
itu, sekolah harus mengusahakan alat pelajaran yang baik agar dapat
mengajar di sekolah, jadi perlu memilih waktu sekolah yang tepat agar
yang baik, memilih cara belajar tepat dan istirahat yang cukup dapat
5) Faktor masyarakat
pengaruh terhadap siswa dan juga belajarnya. Untuk itu siswa perlu
masyarakat.
Bentuk kehidupan masyarakat Pengaruh-pengaruh dari teman
bergaul siswa lebih cepat masuk ke dalam jiwanya dari pada yang
kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik. Maka perlulah
Model pembelajaran problem based learning atau sering juga disebut dengan nama
model pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang seseorang
untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana
masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Model ini menuntut kemampuan untuk dapat
melihat sebab akibat atau relasi- relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya
dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri
yang khas daripada suatu kegiatan intelegensi. Model ini mengembangkan kemampuan
(data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan
yang merupakan hasil pemecahan masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim
disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau
keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu
telah diikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan
dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam
itu benar- benar dapat dikembangkan dengan menggunakan Model Pemecahan Masalah
pemecahan masalah sangat penting namun pemecahan masalah sering salah paham akan hal
itu. Uraian ini menunjukkan pengertian masalah, terminologi dari pemecahan masalah dan
bentuk- bentuk pemecahan masalah yang berguna. Kita sebaiknya mendefinisikan apa
permasalahannya sebagai langkah awal dari pemecahan masalah. Namun, pemecahan masalah
sering melupakan langkah awal ini. Selanjutnya, kita sebaiknya mengakui terminologi umum
seperti tujuan, situasi, masalah, penyebab, penyebab yang bisa dipecahkan, persoalan, dan
solusi. Bahkan, konsultan- konsultan yang seharusnya menjadi pemecah permasalahan yang
konsultan kemungkinan berpikiran mengenai persoalan sebagai masalah atau sebagian dari
Model problem based learning (model pemecahan masalah) bukan hanya sekedar model
mengajar tetapi juga merupakan suatu model berpikir, sebab dalam problem based learning
dapat menggunakan model- model lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus
betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak
sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
Penyelesaian masalah dalam Model problem based learning ini dilakukan melalui kelompok.
Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa
untuk diselesaikan secara kelompok. Masalah yang dipilih hendaknya mempunyai sifat
conflict issue atau kontroversial, masalahnya dianggap penting (important), urgen dan dapat
tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam cara-cara mendekati dan cara-cara
bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang
praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat
Suatu masalah dapat dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang
berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua pengertian yang dapat ditafsirkan
berbeda-beda.
b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang akan
c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus bermanfaat dan
d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang dipecahkan tidak
terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus sesuai dengan kapasitas pola pikir
murid.
e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau, problema itu
diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan sekitar dimana murid itu
Problem based learning melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek
silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem based learning melatih
siswa berfikir kritis dan metode ini melatih siswa memecahkan dilema (Omi Kartawidjaya,
1988: 42). Sehingga dengan menerapkan Model problem based learning ini siswa menjadi
lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang akan dihadapi pada
problem based learning ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks di sekolah, tetapi juga
peristiwa dalam lingkungan sekolah (Gulo, 2002: 114). Tujuannya agar memudahkan siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sebenarnya dan
kehidupan nyata.
c. Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat pertimbangan untuk
d. Mampu mencari berbagai cara jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah.
g. Belajar bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan dalam memecahkan
suatu masalah.
masalah):
a. Model ini memerlukan waktu yang cukup jika diharapkan suatu hasil keputusan yang
b. Dalam satu jam atau dua jam pelajaran mungkin hanya satu atau dua masalah saja yang
c. Metode ini baru akan berhasil bila digunakan pada kurikulum yang berpusat pada anak
dengan pembangunan semesta, dan bukan dari kurikulum yang berpusat pada mata
d. Model ini tidak dapat digunakan di kelas- kelas rendahan karena memerlukan kecakapan
bersoal-jawab dan memikirkan sebab akibat sesuatu (Jusuf Djajadisastra, 1982: 26-27).
b. Masalah yang diajukan harus cocok dengan tingkat kedewasaan serta tingkat
keterampilan siswa.
d. Hu’uah siswa dalam mendefinisikan dan membatasi masalah yang akan dipelajari.
e. Teliti apakah bahan dari sumber cukup dan bisa didapatkan oleh siswa.
57-58).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Subjek penelitian
Siswa-siswa kelas VIII D SMPN 8 BORONG dengan jumlah peserta didik sebanyak 27
B.Tempat penelitian
Penelitian ini di laksanaandi SMPN 8 BORONG pada mata pelajaran IPS kelas VIII D
berjumlah 27 siswa .kelas yang di pilih adalahVIII D SMPN 8 BORONG dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.alasan memilih kelas
1.siswa kelas VIII D adalah kelas yang di mana siswa siswinya memiliki kemampaun
2.hasil belajar IPS materi kedatangan kolonilisme di indonesia kelas VIII D belum
2020/2021kegiatan ini di mulai dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan hasil
warga.sekolah ini merupakan sekolah yang mempunyai 3 kelas dengan rincian 4 kelas 7.4
D.Deskripsi persiklus
A. Siklus I
Pertemuan 1
a) Perencanaan Tindakan
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
4. Hipotesis Tindakan:
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan materi kedatangan kolonialisme
dengan membandingkan antara nilai rata-rata tes akhir siklus I dengan nilai
b) Pelaksanaan tindakan
kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru
learning. Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk mempresentasikan
hasil diskusi.
4. Siswa dengan bimbingan guru,melaksanakan rencana belajar yang telah di sepakati
yang relevan
5. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa
6. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan
dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah
tanya jawab guru dengan siswa berakhir, guru kemudian menutup pelajaran sambil
C .observasi
siswa dalam pembelajaran ips materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia. Pada
pertemuan pertama ini jumlah siswa yang masuk sebanyak 30 siswa (100%) dari 30
siswa.
d.refleksi
Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis, dijelaskan, dan
disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui
B. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
4. Hipotesis Tindakan:
nilai rata-rata tes akhir siklus I dengan nilai rata-rata pada akhir semester kelas
VII.
- 5. RPP: terdapat pada lampiaran
b) Pelaksanaan tindakan
guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari
learning . Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk mempresentasikan
hasil diskusi.
e. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa
f. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan
hal yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah
tanya jawab guru dengan siswa berakhir, guru kemudian menutup pelajaran
salam.
c. Observasi
siswa dalam pembelajaran ips materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia . Pada
pertemuan pertama ini jumlah siswa yang masuk sebanyak 30 siswa (100%) dari 30
siswa.
d.refleksi
Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis, dijelaskan, dan
disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui keberhasilan
dari proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Peneliti
bersama observer menganalisis hasil tindakan pada siklus I dan II untuk mempertimbangkan
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1) Gambaran Umum
Manggarai Timur. SMPN 8 BORONG memiliki 12 ruang kelas dari kelas VII sampai
kelas IX, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang komputer .
Penelitian tindakan kelas ini ditujukan hanya pada kelas VIII D yang berjumlah 27
siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS dengan materi pokok kedatangan kolonialisme di indonesia di
2) Pra Tindakan
Problem based learning. Data awal yang diambil adalah data ulangan harian siswa pada
semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Hasil ulangan harian ini digunakan untuk
mengukur pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Hasil ulangan harian ini
penelitian. Selain itu guru dan peneliti memberikan soal pre test sejumlah 10 soal
kepada siswa untuk dikerjakan terhadap subjek penelitian yaitu kelas VIII D SMPN 8
BORONG yaitu pada tanggal 23 November jam ke 1-2 atau pada pukul 07.15 sampai
08.35. Pre test dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan
penjelasan materi tentang kedatangan kolonialisme di indonesia, disamping itu hasil pre
test dijadikan dasar dalam pembentukan kelompok dalam pelaksanaan problem based
Adapun data hasil pretest yang diperoleh siswa kelas VIII D tersebut secara ringkas dapat
1 Nilai ≥75 22 82 %
(Tuntas Belajar)
2 Nilai ˂ 80 5 18 %
Jumlah siswa 27
Nilai Tertinggi 95
Nilai terrendah 75
Hasil nilai siswa pada waktu pra tindakan ini diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai sama dengan atau di atas KKM 75 adalah 22 siswa atau 82%. Sedangkan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 5 siswa 18%. Lebih banyak siswa yang tidak tuntas dibandingkan
siswa yang tuntas. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 85 % dan persentase ketuntasan
belajar klasikal adalah 80,87 %. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah KKM menunjukkan bahwa hasil belajar
kelas VIIID SMPN 8 BORONG sudah bagus. Fenomena yang ada menunjukkan guru dalam
proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi sudah
belajar dalam memecahkan tugas yang diberikan oleh guru, menggunakan tanya jawab
dengan siswa dan observasi. Selain itu media yang digunakan dalam proses belajar mengajar
meliputi penggunaan White Board dan LCD proyektor. Oleh karena itu, perlu menghadirkan
sesuatu yang baru dalam hal ini lebih menuju pada model pembelajaran yang diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran. Agar siswa memperoleh
sesuatu yang baru dan berbeda didalam proses belajar mengajar sehingga dapat
menimbulkan semangat dan minat belajar siswa serta dapat meningkat hasil belajarnya.
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai digunakan pada materi pokok kegiatan
ekonomi pada kelas VIII D SMPN 8 BORONG adalah menggunakan metode pembelajaran
problem based learning. Metode problem based learning dapat digunakan dalam
pembelajaran ini karena melibatkan aktivitas siswa dengan terjadi pertukaran pikiran atau
meningkatkan keaktifan siswa dan menjadikan siswa pribadi yang sportif. dengan
memberitahukan kepada siswa kelas VIII D SMPN 8 Borong bahwa materi pokok
pembelajaran problem based learning. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode
pembelajaran problem based learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3) Hasil Penelitian Sikus 2
learning dalam 1 (satu kali pertemuan), tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, satu
jam pelajaran terdiri dari 80 menit. Pelaksanaan siklus 2 dibagi menjadi beberapa tahap
yaitu:
a. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa 23 November jam
07.15-08.35 (2x40 menit). Untuk persiapan mengajar, guru telah menyiapkan rencana
pembelajaran, lembar observasi, kisi-kisi soal evaluasi soal evaluasi dan lembar kerja
peserta didik. Dalam tahap perencanaan guru juga mengupayakan agar kondisi kelas
dapat terkendali, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai
b. Pelaksanaan
November jam 07.15-08.35 (2x40 menit)) di kelas VIII D SMPN 8 BORONG dengan
jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Dalam tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru
mempersensi dengan hasil siswa yang hadir sebanyak 27 siswa atau hadir semua dan
melalui penayangan gambar di power point peserta didik dapat menganalisis latar
gambar di power point serta diskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis
pengaruh revolusi industri di indonesia dengan baik . Setelah siswa mengetahui tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari maka selanjutnya dilakukan sesuai dengan metode
gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu Guru menempelkan gambar di papan
atau ditayangkan melalui layar proyektor Setelah itu guru memberi petunjuk dan
diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan atau mempresentase hasil
didik diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Mulai
dari komentar /hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai. Pada akhir kegiatan Belajar mengajar, guru menguji pemahaman siswa
dengan membagikan soal evaluasi essay test yang berjumlah 5 nomor kepada siswa.
Pemberian soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
digunakan sebanyak 5 soal yang terdiri dari soal essay test. Soal evaluasi harus
dikerjakan secara individual tetapi masih ada siswa yang berusaha meminta jawaban
pada temannya. Dari hasil tes evaluasi akan diketahui skor rata-rata siswa setiap
individu sehingga akan diketahui pula siswa yang mendapat nilai tertinggi atau nilai
terendah.
c. Pengamatan/Observasi
problem based learning yang difokuskan pada kesiapan belajar siswa dalam
1 Sangat Rendah 0 0%
2 Rendah 2 7,40 %
3 Tinggi 20 74,07%
bahwa aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori rendah 2 atau 7,40% siswa
yang termasuk dalam kategori sangat rendah, sangat tinggi 5 atau 18,51% siswa
indonesia di kelas VIIId SMP Negeri 8 Borong , diakhir siklus guru melakukan
evaluasi dengan memberikan tes kepada siswa melalui soal essay test sebanyak 5
nomor soal. Adapun data hasil tes yang dibandingkan dengan hasil prasiklus adalah
sebagai berikut:
3 Nilai Terendah 60 70
Pada hasil evaluasi siklus 1, ada 20 siswa yang tuntas, dan ada 7 siswa yang
belum tuntas. Nilai tertingginya adalah 93 dan nilai terendahnya adalah 60. Nilai rata
rata kelas pada prasiklus sebesar 79,01% dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 71,87%. Pada hasil evaluasi siklus 2 mengalami peningkatan, ada 25 siswa yang
tuntas, dan ada 2 siswa yang belum tuntas. Kemudian nilai tertingginya adalah 100 dan
nilai terendahnya adalah 70. Nilai rata-rata kelas pada siklus 2 sebesar 90,38% dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 93,75%. Dari hasil tes siklus 2 belum bisa
dikatakan berhasil, walaupun nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikalnya sudah
melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni 75%. Namun itu belum
dikatakan berhasil karena nilai tersebut kurang dari ketuntasan yang ditentukan sekolah
yaitu sebesar 80%. Siklus 2 dapat dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan
yaitu siswa memperoleh nilai > 75 sebanyak 80% sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
d.Refleksi
1) Siswa sudah berani bertanya pada guru dan teman kelompoknya pada materi yang
belum dipahaminya.
2) Pembelajaran di kelas sudah mulai kondusif karena siswa sudah mulai tenang dan
bersungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajar, dalam mempresentasekan
hasil kerja kelompok
3) Siswa sudah saling terbuka dan bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya.
4) Masih ada 1-2 siswa yang berbicara sendiri saat guru menerangkan, dari data aktivitas
perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
5) Dalam menghargai pendapat teman sekelas masuk dalam kategori tinggi yakni sebesar
71,87%.
6) Masih ada siswa yang belum membawa buku refrensi yang mana ditunjukan
B.PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa pelaksanaan
berlangsung secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas siswa yang
mana secara keseluruhan hanya mencapai 56,25%, dimana kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran masih kurang. Ketika guru menjelaskan materi masih ada beberapa siswa yang
berbicara sendiri, siswa belum berani bertanya kepada guru dan temannya ketika siswa tesebut
belum memahami materi yang diajarkan serta masih ada siswa yang bingung dalam penerapan
metode pembelajaran problem based learning. Berdasarkan hasil tes evaluasi pada yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa diperoleh rata-rata kelas
sebesar 71,9 % dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,87%, walaupun nilai rata-rata kelas dan
ketuntasan klasikalnya sudah melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni 75%.
Namun itu belum dikatakan berhasil karena nilai tersebut kurang dari ketuntasan yang ditentukan
sekolah yaitu sebesar 80%, dan masih ada siswa yang bekerjasama dengan temannya dalam
mengerjakan 5 soal tes evaluasi siklus I. Untuk meningkatkan hasil belajar beserta aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran perlu dilakukan perbaikan pada pembelajaran di siklus
II dengan melihat hasil refleksi pada siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini
ternyata mampu meningkatkan hasil belajar beserta aktivitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, siklus II lebih baik dari pada siklus I, yang mana pada siklus I untuk nilai rata-rata
kelasnya sebesar 71,9% pada siklus II meningkat menjadi 90,38 % . Untuk ketuntasan
klasikalnya yang mana pada siklus I untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 71,87% pada siklus II
meningkat menjadi 93,75% . Pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata kelas
dan ketuntasan klasikalnya sudah melebihi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni
75% dan berhasil memenuhi syarat ketuntasan yang ditentukan sekolah yaitu sebesar 80%.
Begitu juga terjadi pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga meningkat
dan sudah baik karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pola belajar bersama, yang saling
berkompetisi. Hal tersebut menjadikan siswa lebih berani, sportif dan bertanggung jawab, yang
mana bertanggung jawab pada diri sendiri maupun dengan kelompoknya. Dalam pembelajaran
siswa juga mulai terbuka dan mau bertanya terhadap kelompok atau guru pada materi yang tidak
dia ketahui. siswa juga sudah terbiasa menggunakan metode pembelajaran problem based
learning Dengan melihat siklus II penggunaan dengan metode pembelajaran problem based
learning. Pada saat mengerjakan soal tes evaluasi siswa juga sudah bisa bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri yang mana suasana saat mengerjakan soal tes evaluasi sudah kondusif
dan mereka mengerjakan soal secara individu tidak ada yang bekerjasama dalam mengerjakan
soal tes evaluasi, dalam bekerja sama kelompok masih kurang karena siswa masih malu dalam
berinteraksi kepada teman atau gurunya terhadap materi yang belum dipahami hendaknya guru
lebih memotivasi dan menumbuhkan sikap percaya kepada teman. Pada hasil belajarnya mampu
mencapai ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas telah melampaui indikator keberhasilan
dan ketentuan ketuntasan dari sekolah telah tercapai dengan baik. Sehingga tidak perlu diada Hal
tersebut membuat tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. Penerapan metode pembelajaran
problem based learning pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 8 Borong. Merupakan hal baru
yang berfungsi untuk menghilangkan kebosanan siswa dan membangkitkan semangat belajar
siswa mengandung unsur permainan dan turnamen sebagai variasi dalam pembelajaran metode
diskusi. Selanjutnya setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan metode ini ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Secara umum pembelajaran yang dilakukan pada setiap
siklusnya adalah baik dan sesuai apa yang direncanakan sebelumnya, sehingga menyebabkan
adanya kenaikan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Selain itu penerapan problem based
learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat disenangi siswa. Berdasarkan
penjelasan di atas, bahwa dengan diterapkannya siklus II ternyata mampu meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran pokok kedatangan bangsa bangsa barat di indonesia yang
mana ditunjukkan dari peningkatan tingkat ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelasnya yang
lebih baik dari siklus I. Selain itu, pada siklus II ini siswa juga lebih aktif dan berani bertanya
kepada guru dan temannya serta dapat berkomunikasi dan bekerjasama di dalam kelompok juga
mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dengan metode problem based learning dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 8 Borong
meningkat. Siswa dapat meningkatkan tingkat pemahamannya terhadap materi yang mereka
pelajari. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa juga dapat
saling bekerjasama dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Slavin (2005:4-5)
yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi para siswa,
dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,
penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa
percaya diri.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan semakin
sering menggunakan metode pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar materi kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia pada siswa kelas VIII D
SMP Negeri 8 Borong. Hal tersebut dapat dilihat dimana pada siklus I untuk nilai rata-
rata kelasnya sebesar 79,01% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90,38%.
Untuk ketuntasan klasikalnya pada siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 71,87% pada
siklus II meningkat menjadi 93,75%.
B.Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran saran sebagai
berikut:
Metode pembelajaran problem based learning dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam
memilih metode pembelajaran pada materi kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia .
Namun perlu adanya persiapan yang matang pada siswa seperti membawa buku paket, referensi
atau catatan, agar dapat membantu mengoptimalkan pada saat proses pembelajaran. Hendaknya
guru menganjurkan kepada siswa untuk membawa buku paket atau buku referensi dengan cara
meminjam di perpustakaan atau meminjam dari kakak kelas sehingga siswa membawa apa yang
dikehendaki oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar IPS.
Kelulusan. Jakarta.
Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi: Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah
Dimyati dan Mojiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
LAMPIRAN RPP
RPP 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C .TUJUAN PEMBELAJARAN.
1. menjelaskan proses kedatangan bangsa bangsa barat di Indonesia
D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
a. Pendekatan : Saintifik
b. Metode : , diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan
c. Model Pembelajaran : Problem based Learning
2) Menanya
Peserta didik diminta mendiskusikan dalam kelompok untuk merumuskan pertanyaan
berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan peta persebaran hasil
bumi di Indonesia. Pertanyaan diarahkan pada hal-hal yang substantif terkait dengan
tujuan pembelajaran. Contoh:
- Bagaimana proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia?
Salah satu peserta didik dari wakil kelompok diminta menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis.
Peserta didik diminta mendiskusikan dengan kelompok untuk menjawab pertanyaan
sesuai dengan apa yang diketahui.
3) Mengumpulkan Data/Informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan dari berbagai sumber, seperti: membaca Buku Siswa, mencari di
internet atau membaca buku di perpustakaan.
4) Mengasosiasi/Menalar
Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
(menyempurnakan jawaban sementara yang telah dirumuskan dalam kelompok).
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan di dalam kelompok untuk mengambil
kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan.
5) Mengomunikasikan
Peserta didik dalam kelompok diminta mempresentasikan hasil simpulan dari jawaban
atas pertanyaan yang telah dirumuskan.
Kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil simpulan kelompok yang
presentasi.
Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
A. PENILAIAN SIKAP
I. Teknik penilaian:
observasi/jurnal
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Ttd Tindak
No. Catatan Perilaku
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Con mengikuti ibadah yang
1/7/2020 alvian Ketakwaan - Pembinaan
toh diselenggarakan di sekolah.
Mengganggu teman yang
Con
3/8/2020 sarah sedang berdoa sebelum Ketakwaan - Pembinaan
toh
makan siang di kantin.
Mengajak temannya untuk
Con berdoa sebelum
5/8/2020 Lala Ketakwaan - -
toh pertandingan sepakbola di
lapangan olahraga sekolah.
Mengingatkan temannya Toleransi
Con
1/9/2020 Selvi untuk melaksanakan ibadah hidup - -
toh
di sekolah. beragama
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar
jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Ttd Tindak
No. Catatan Perilaku
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Menolong orang lanjut usia
Con
01/02/20 Ridi untuk menyeberang jalan di Kepedulian - -
toh
depan sekolah.
Berbohong ketika ditanya
Con
04/02/20 Selvi alasan tidak masuk sekolah Kejujuran - Pembinaan
toh
di ruang guru.
Menyerahkan dompet yang
Con ditemukannya di halaman
21/02/20 Ayu Kejujuran - -
toh sekolah kepada satpam
sekolah.
B. PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
Jum
Bentuk
No. KD Materi Indikator soal lah
soal
soal
1 3.4 Menganalisis Proses kedatangan Uraian 1
kronologi, bangsa-bangsa 3.4.1Menjelaskan
perubahan dan Barat ke proses kedatangan Uraian 1
kesinambunga Indonesia: bangsa-bangsa
nruang eropa
a. Bangsa-bangsa
(geografis, 3.4.2Mengidentifik Uraian 1
Barat yang
politik, ekonomi, asi perlawanan
datang ke
pendidikan, bangsa indonesia. 1
Indonesia.
sosial, budaya) 3.4.3 Uraian
darimasapenjajah b. Lokasi Mengidentifikasi 1
ansampaitumbuh kedatangan dampak dari
nyasemangatkeba bangsa-bangsa kedatangan bangsa- Uraian 1
ngsaan Barat di bangsa eropa ke
4.4 Menyajikan Indonesia. indonesia
kronologi c. Proses
perubahan dan kedatangan Uraian
kesinambungan bangsa-bangsa
ruang (geografis, Barat ke
politik, ekonomi, Indonesia.
pendidikan, d. Reaksi
sosial, budaya) masyarakat
dari masa Indonesia
penjajahan terhadap
sampai kedatangan
tumbuhnya bangsa-bangsa
semangat Barat di
kebangsaan. Indonesia.
Jumlah soal 6
Butir Soal:?
1. Alasan bangsa eropa menguasai Indonesia?
2. Pelayaran yang di pimpin Bartholemeus Diaz tahun 1496 hanya sampai di ujung Afrika
Selatan?
3. Portugis berada di Indonesia dari tahun 1511 sampai 1641 dan meninggalkan pengaruh
di Indonesia (terlihat dalam bidang kebudayaan). Kemukakan bukti pengaruh Portugis
tersebut!.
4. Bagaimana latar belakang kedatangan bangsa Belanda di Indonesia?
Jawab:
5. Meletusnya Perang Delapan Puluh Tahun antara Belanda dan Spanyol (tahun 1568-
1648).
6. Jelaskan strategi Portugis dalam menguasai daerah penghasil rempah-rempah di
Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa dulu rempah rempah
sangat diperebutkan oleh bangsa asing karena nilai jual dan
manfaatnya yang sangat tinggi sehingga tak heran kita dapat 2 15
melihat bagaimana dulu Portugis melakukan berbagai cara untuk
dapat menaklukkan wilayah dan daerah Indonesia yang banyak
terdapat rempah rempah.
C.PENILAIAN KETERAMPILAN
Berupa proyek dan kinerja
Mata Pelajaran : IPS
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk
Penilaian
1 3.4 Menganalisis -Proses 3.4.1Menjelaskan Penilaian
kronologi, perubahan kedatangan unjuk kerja,
dan kesinambunga bangsa-bangsa proses kedatangan proyek
nruang (geografis, Barat ke
politik, ekonomi, Indonesia: bangsa-bangsa eropa
pendidikan, sosial, a. Bangsa-
budaya) bangsa Barat 3.4.2Mengidentifikasi
darimasapenjajahansamp yang datang ke
aitumbuhnyasemangatke Indonesia. perlawanan bangsa
bangsaan
b. Lokasi
4.4 Menyajikan kedatangan indonesia.
kronologi perubahan dan bangsa-bangsa
kesinambungan ruang Barat di 3.4.3 Mengidentifikasi
(geografis, politik, Indonesia.
ekonomi, pendidikan, dampak dari kedatangan
-Proses
sosial, budaya) dari masa kedatangan
penjajahan sampai bangsa-bangsa eropa ke
bangsa-bangsa
tumbuhnya semangat
kebangsaan Barat ke Indonesia
Indonesia.
-Reaksi
masyarakat
Indonesia
terhadap
kedatangan
bangsa-bangsa
Barat di
Indonesia.
Buatlah kliping tentang Lokasi kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia bahannya terdiri
dari buku gambar, lem kertas, gunting, isolasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Buku gambar.
2. Persiapkan koran, gambar lainnya yang diperoleh dari internet.
No Indikator Rubrik
1 Kerapian 3 = Perencanaan lengkap ( bahan , cara kerja , hasil ) dan
rinci
2 = Perencanaan kurang lengkap
1 = Tidak ada perencanaan
2 Kesesuaian gambar 3 = Memberi batasan gambar tentang Lokasi kedatangan
dengan materi bangsa-bangsa Barat di Indonesia
2 = Membuat dengan tepat tetapi salah dalam memberikan
penjelasan keterangan kliping
Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Skor perolehan
Nilai =---------------------------- X 100
Skor maksimal
Kriteria Nilai
A. = 86 – 100 : Baik Sekali
B. = 71– 85 : Baik
C. = 56 – 70 : Cukup
D. = ≤ 55 : Kurang
ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai tumbuhnya semangat
kebangsaan
kebangsaan
C .TUJUAN PEMBELAJARAN.
Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri
pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis
dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di
Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579.
Francis Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan
Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa
ke Dunia Timur juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga
ingin merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia
direncanakan oleh Inggris tidak hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga
Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik
Inggris di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan
adanya kekacauan yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta
sedang berselisih dengan Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC.
Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan kepada Inggris untuk
Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah
perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris.
Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil
melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya
peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu
Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama
tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang
utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin
tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus
menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman
banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di
Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena
VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu,
Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk
mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran
Jayawikarta juga
memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk
memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC
dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah
yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC
menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC
diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat
kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak
monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada
Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai
kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah
itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di
sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang
membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan
Bangsa Portugis.
Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal
tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang
akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut.
Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun
1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus
Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli
ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis
sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah
pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani
pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke
arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa
Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494
LKPD
Kebangsaan
Ringkasan Materi
masyarakat Indonesia. Berbagai keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia juga menjadi salah
satu pendorong bangsa-bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Bukan hanya bangsa-bangsa
Asia, tetapi bangsa-bangsa Eropa yang letaknya ribuan kilometer dari Indonesia tertarik dan
bangsa Indonesia. Keinginan mereka menguasai Indonesia pada masa kolonialisme dan
imperialisme, melahirkan dampak-dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Uraian berikut ini
Pada materi Kelas VII, kalian telah mempelajari perkembangan masyarakat Indonesia pada
masa: praaksara; pengaruh Hindu-Buddha; dan pengaruh Islam. Sebelum kedatangan bangsa-
bangsa Eropa, wilayah Indonesia telah berkembang maju sebagai pusat ekonomi; sosial; dan
politik bangsa-bangsa Asia. Hubungan politik kerajaan-kerajaan, telah terjalin sejak masa
perkembangan kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam. Hubungan sosial tercatat dengan
banyaknya duta-duta asing di Indonesia untuk urusan: agama; pengetahuan; dan teknologi.
Kegiatan ekonomi antarbangsa juga telah terjalin begitu erat antara Indonesia dan bangsa-bangsa
masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, kalian terlebih dahulu perlu mengkaji latar
belakang dan proses kedatangan bangsa-bangsa Barat serta perkembangan kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia.
Gambar ilustrasi rute kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis.
Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat
Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka
pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka
dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun
1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu
Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan mendarat di
Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa keuntungan
juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga ingin merebut wilayah
Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia direncanakan oleh Inggris tidak
hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga dijadikan sebagai wilayah kekuasaan
politik.
Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik Inggris
di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan adanya kekacauan
yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta sedang berselisih dengan
Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC. Penguasa Jayakarta yang menyadari
kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC .
Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan segera melancarkan serangan balasan ke pusat
pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan
Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah
perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris.
Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil
melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya
peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu
Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama
tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang
utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun
1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah
timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten
banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di
Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena
VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu,
mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran
Jayawikarta juga
memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk
memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC
dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah
yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC
menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC
diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat
kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak
monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada
Pada tahun (1521-1529) sekitar 8 tahun tersebut Bangsa Eropa berada di nusantara. Bangsa
Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai
kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah
itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di
sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang
Bangsa Portugis.
Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal
tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang
akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut.
Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun
1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus
Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli
ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis
sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah
pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani
pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke
arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa
Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494
TUGAS KELOMPOK
LATIHAN SOAL
Indonesia
menjelaskan perjalanan bangsa Barat datang ke Indonesia
mengamati peta persebaran hasil pertanian dan perkebunan di Indonesia siswa dapat
Indonesia.
indonesia
A. PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
Jlh.
No Bentuk
KD Materi Indikator soal Soa
. Soal
l
kronologi, kedatangan
3.4.4 Menjelaskanproses kedatangan
perubahan dan bangsa-
bangsa-bangsa eropa
Uraian 1
kesinambunga bangsa Barat
3.4.5 Mengidentifikasi perlawanan
nruang ke Indonesia:
bangsa Indonesia
(geografis,
politik, ekonomi, a. Bangsa- 3.4.6 .Mengidentifikasi dampak dari Uraian 1
hansampaitumbu
b. Lokasi
hnyasemangatke
kedatangan Uraian 1
bangsaan
bangsa-
kronologi di Indonesia.
perubahan dan
C.Proses
kesinambungan
kedatangan
ruang (geografis,
bangsa-
politik, ekonomi,
bangsa Barat
pendidikan,
ke Indonesia.
sosial, budaya)
d.
dari masa
Reaks
penjajahan
i masyarakat
sampai
Indonesia
tumbuhnya
terhadap
semangat
kedatangan
kebangsaan.
bangsa-
bangsa Barat
di Indonesia.
Jumlah soal 5
BUTIR SOAL:
oleh indonesia?
e. Mencari Rempah-Rempah
f. Hasrat bangsa barat yang ingin menduduki atau menjajah semua negara
negara kecil
2 20
Karena rempah-rempah yang sangat berharga ini, bangsa Eropa berupaya
Kesultanan Malaka
Indonesia 2 20
Indonesia
Pembahasan:
jatuh dan jalur rempah tertutup, Portugal berada di posisi utama untuk
dan Belanda.
Elcano sampai di Maluku pada tahun 1521, sebagai bagian dari Ekspedisi
kembali ke Spanyol.
tahun 1602.
ekspedisi pertama Inggris yang dipimpin oleh Sir James Lancaster sampai
dengan tujuan berdagang, pada masa ini sistem kekuasaan indonesia masih
2 20
berbentuk kerajaan-kerajaan dengan raja-raja yang memerintah di tiap-tiap
negara Indonesia
10 100
Skor perolehan
Skor maksimal
B. PENILAIAN KETERAMPILAN
KISI-KISI
Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
kesinambunga Produk
Latar belakang Mengidentifikasi
nruang (geografis,
Kedatangan perlawanan bangsa
politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, Kedatangan indonesia.
budaya) bangsa-bangsa
Mengidentifikasi
darimasapenjajahans Barat
dampak dari
ampaitumbuhnyase
kedatangan bangsa-
mangatkebangsaan
bangsa eropa ke
kronologi perubahan
Mempublikasikan
dan kesinambungan
hasil telaah tentang
ruang (geografis,
dampak kedatangan
politik, ekonomi,
Bangsa-bangsa
pendidikan, sosial,
eropa ke indonesia
budaya) dari masa
Menyajikan hasil
penjajahan sampai
analisis kronologi
tumbuhnya
dari masa penjajahan
semangat
sampai tumbuhnya
kebangsaan.
semangat
kebangsaan
Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat siswa menyampaian hasil diskusi
Aspek Penilaian
Nilai
Max:1 A, B, C,
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 100
2 atau D
1. Aldy Suriska
2. Ardi Maezan
Saputra
3. Azrin Wahyudi
4. Etik Juniartin
5. Hartika Sapitri
6. Herjan Selfana
Kartawan
7. Istina Wati
8. Lilik Andriana
9. Lisna Levia
10. M. Ramadan
Saputra
11. Mahmud
Sapari
Setiawan
Hidayatullah
Agustina
: Baik Sekali
Baik = 3 Nilai = ------------------- x 100
B = 71– 85 :
Cukup = 2 Skor maksimal
Baik
Kurang = 1
C = 56 – 70 :
Cukup
D = ≤ 55 : Kurang
Lembar instrument penilaian sikap (penilaian observasi)