Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dinasti Umayyah


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Taufiq dan Hidayah-Nya penyusunan
Makalah dengan judul “Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Dinasti Umayyah” dapat terselesaikan
dengan baik oleh penyusun.
Dan tak lupa Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu Guru serta orang – orang
yang telah membantu penyusun untuk melengkapi tugas Sejarah Kebudayaan Islam yang diberikan
kepada para siswa XI Unggulan Agama. Penyusunan Makalah ini belumlah sempurna, tapi
penyusun akan berusaha untuk menyempurnakan sesuai dengan kemampuan penyusun. Dengan adanya
tugas ini diharapkan akan menambah minat dan bakat maupun inspirasi para siswa dalam membuat
makalah – makalah yang lainnya, sehingga para siswa akan berusaha semaksimal mungkin menambah
pengetahuan dan wawasan, selanjutnya menjadikan siswa lebih mahir dalam membuatan penyusunan
makalah.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maka lah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran kepada makalah yang telah diberikan
sehingga bisa membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin Yaa
Robbal Alamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ........ i


KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan.................................................................................................................. 1

1.4 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Dinasti Umayyah ..................... 3

2.2 Ilmu dan tokoh yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah ............................. 5

2.3 Prestasi yang dicapai pada zaman Dinasti Umayyah ......................................... 7

2.6 Karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah .................................... 10

2.7 Tempat-tempat pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah ................................. 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sejarah pendidikan dari masa kemasa selalu mengalami progres yang berdampak
baik bagi perkembangan intelektual masyarakat Islam pada saat itu sampai sekarang. Pendidikan terus
mengalami perkembangan dari masa Rasulullah, masa Khulafa Ar-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti
Abasiyyah, bahkan dinasti-dinasti kecil yang muncul diantara dinasti keduanya dan semakin berkembang
pula setelah masa pembaharuan pendidikan Islam.
Seiring dengan itu pendidikan pada periode Dinasti Umayyah telah ada beberapa lembaga seperti,
Kuttab, Masjid dan Majelis Sastra. Materi yang diajarkan bertingkat-tingkat dan bermacam-macam.
Metode pengajarannya pun tidak sama. Sehingga melahirkan beberapa pakar ilmuan dalam berbagai
bidang tertentu, selain itu pada masa ini juga terjadi pergolakan politik untuk memperluas wilayah
kekuasaan. Semua itu berdampak kepada pola pendidikan Islam pada masa itu, mulai dari adanya
perbedaan kurikulum antara murid yang sekolah di Khuttab dengan murid yang sekolah di sekolah Istana
dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin ?
2. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Dinasti Umayyah.
3. Apa saja ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?
4. ilmu apa saja dan siapa tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?
5. Apa prestasi yang dicapai pada zaman Dinasti Umayyah?
6. Bagaimana karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah?
7. Dimana tempat-tempat pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin
2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah
3. Mengetahui ilmu pengetahuan yang muncul pada Dinasti Umayyah
4. Mengetahui ilmu dan tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah
5. Mengetahui prestasi yang dicapai pada zaman Dinasti Umayyah
6. Mengetahui karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah
7. Mengetahui tempat-tempat pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu
b. Dapat mengetahui ilmu dan tokoh ilmu pengetahuan yang muncul pada masa itu
c. Dapat mengetahui karakteristik pendidikan pada masa itu
d. Dapat mengetahui tempat-tempat pendidikan pada masa itu
2. Bagi Pembaca
a. Menambah luas wawasan sejarah islam pada zaman dahulu.
b. Menumbuhkan semangat tinggi dalam belajar.
c. Memotifasi untuk berkarya tulis.
3. Bagi Guru
a. Mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam membuat makalah.
b. Menyukseskan kegiatan belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah


Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa
Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari
756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin
'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai
masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini
berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sangat besar.
Penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai
berikut;
1. Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu, segala ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
2. Ilmu pengetahuan bidang sejarah yaitu, segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah
dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa yaitu, segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf dan lain-
lain.
4. Ilmu pengetahuan bidang filsafat yaitu, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu lain yang berhubungan
dengan ilmu itu.
Penggolongan ilmu tersebut dimaksudkan untuk mengklasifikasikan ilmu sesuai dengan
karakteristiknya, semuanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya, karena satu ilmu tidak bisa
berdiri sendiri.Sehingga ilmu pengetahuan sudah menjadi satu keahlian, masuk kedalam bidang
pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sitematika dan penyusunan.

2.4 Ilmu dan tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah
Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang berkembang di Andalusia masa
dinasti Bani Umayyah :
No Nama Bidang Keahlian Keterangan
Abu Ubaidah Muslim Astrolog Dikenal sebagai Shahih al
1. Ibn Ubaidah al Balansi Ahli Hitung Qiblat karena banyak sekali
Ahli gerakan bintang- mengerjakan penetuan arah shalat.
bintang
2. Abu al Qasim Abbas ibn Astronomi Ilmi kimia, baik kimia murni maupun
Farnas Kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi
yang erat kaitannya dengan ilmu
kedokteran. Farmasi dan ilmu
kedokteran telah mendorong para ahli
untuk menggali dan mengembangkan
ilmu kimia dan ilmu tumbuh-
tumbuhan untuk pengobatan.
3. Ahmad ibn Iyas al Kedokteran Hidup pada masa Khalifah
Qurthubi Muhammad I ibn abd al rahman II
Ausath
4. Abu al Qasim al Dokter Bedah Di Barat dikenal dengan Abulcasis.
Zahrawi Perintis ilmu penyakit Karyanya berjudul al Tashrif li man
telinga ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad
Pelopor ilmu penyakit XII telah diterjemahkan oleh Gerard
kulit of Cremona dan dicetak ulang di
Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan
di Oxford (1778 M) buku tersebut
menjadi rujukan di universitas-
universitas di Eropa.
5. Abu Marwan Abd al Ahli sejarah  Wafat 238 H /852 M
Malik ibn Habib Seorang Penyair  Salah satu bukunya berjudul al Tarikh
Ahli nahwu sharaf
6. Muhammad ibn Musa al  Sejarah  Wafat 273 H /886 M
razi  Menetap di Andalusia pada tahun
250/863
7. Abu Bakar Muhammad Sejarah  Dikenal dengan Ibn Quthiyah
ibn Umar  Wafat 367 H /977 M
 Bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-
Andalus
8. Uraib ibn Saad Sejarah  Wafat 369 H /979 M
 Meringkas Tarikh al- thabari,
menambahkan kepadanya tentang al
Maghrib dan Andalusia, disamping
memberi catatan indek terhadap buku
tersebut.
9. Hayyan Ibn Khallaf ibn Sejarah  Wafat 469 H /1076 M
Hayyan Sastra  Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh Rija
al Andalus dan al Matin.

10. Abu al Walid Abdullah Sejarah  Lahir di Cordova tahun 351/962 dan
ibn Muhammad ibn al Penulis biografi wafat 403/1013.
faradli.  Salah satu karyanya berjudul Tarikh
Ulama’i al Andalus

2.5 Prestasi yang di capai pada zaman Dinasti Umayyah


1. Kemajuan dalam bidang ilmu hadist
Setelah rasulullah wafat para sahabat masih memelihara dan menjaga ke aslian hadist, apalagi
pada masa tabi’in perkembangan periwayatan hadist makin pesat dengan berkembangnya gerakan rihlah
ilmiyah. Dalam perkembangan selanjutnya kritik hadist dan upaya pencarian ke aslian hadist di rasa
tidaklah cukup. Karena itu, pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz (99-102
H) .dilakukan upaya pembukuan hadist-hadist yang tersebar di berbagai tempat dan dibanyak tabi’in.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut khalifah memberikan kepercayaan kepada Ibn hazm
untuk mengumpulkan dan membukukan hadist untuk disebarkan kepada masyarakat islam. Di samping itu
pula Khalifah Umar juga memerintahkan Ibn Syihab Az-Zuhri dan ulama lainnya untuk mengumpulkan
dan membukukan hadist yang ada pada mereka serta mengirimkannya kepada khalifah.
Usaha pembukuan hadist terus berlanjut, sampai pada abad ke-3 H dan ke-4 H usaha pembukuan
hadist mengalami masa kejayaan.Karena pada umumnya buku- buku tersebut menjadi bahan rujukan
hadist bagi yang ingin mengetahui dan belajar ilmu hadist. Para ulama hadist yang terkenal beserta karya-
karyanya adalah, Imam Bukhari karyanya adalah Shahih Bukhari, Imam Muslim karyanya adalah Shahih
Muslim, Imam Nasa’i karyanya adalah Sunan An-Nasa’i, Imam Abu Dawud karyanya adalah Sunan Abi
Dawud, Imam Turmudzi karyanya adalah Sunan Turmudzi, Imam Ibnu Majah karyanya adalah Sunan
IbnuMajah.
2. Keberhasilan Yang Dicapai
Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial.
a). Bidang Material :
1. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan
peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
2. Mu’awiyah merupakan khalifah yang mula-mula menyuruh agar dibuatkan ”anjung” dalam masjid
tempat sembahyang. Ia sangat khawatir akan keselamatan dirinya, karena khalifah Umar dan Ali,
terbunuh ketika sedang melaksanakan shalat.
3. Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru
pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi
ciri khas kerajaan Umayyah.
4. Mu’awiyah sudah merancang pola pengiriman surat (post), kemudian dimatangkan lagi pada masa
Malik bin Marwan. Proyek al-Barid (pos) ini, semakin ditata dengan baik, sehingga menjadi alat
pengiriman yang baik pada waktu itu.
5. Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691 H, Khalifah Abd Al-Malik membangun
sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock”
(Gubah As-Sakharah).
6. Pembuatan mata uang di zaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru
negeri islam.
7. Pembuatan panti asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang
yang invalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
8. Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Ustman sebagai Amir Al-Bahri,
tentu akan mengembangkan idenya di masa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah
1700 buah.
9. Khalifah Abd Al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan
dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam yang tadinya
berbahasa Yunani dan Pahlawi sehingga sampai berdampak pada orang-orang non Arab menjadi
pandai berbahasa Arab dan untuk menyempurnakan pengetahuan tata bahasa Arab orang-orang non
Arab, disusun buku tata bahasa Arab oleh Sibawaih dalam Al-Kitab.
10. Merubah mata uang yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Sebelumnya mata
uang Bizantium dan Persia seperti dinar dan dirham. Penggantinya uang dirham terbuat dari emas
dan dirham dari perak dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
11. Perluasaan wilayah kekuasaan dari Afrika menuju wilayah Barat daya, benua Eropa, bahkan
perluasaan ini juga sampai ke Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinan panglima Thariq bin Ziad,
yang berhasil menaklukkan Kordova, Granada, dan Toledo.
12. Dibangun masjid-masjid dan istana. Katedral St. Jhon di Damaskus dirubah menjadi masjid, sedang
Katedral yang ada di Hims dipakai sebagai masjid. Di al- Quds (Jerussalem) Abdul Malik
membangun masjid al-Aqsha. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini adalah Qubah al-Sakhr
di al-Quds. Di masjid al-Aqsha yang menurut riwayatnya tempat Nabi Ibrahim hendak menyembelih
Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi’raj ke langit, masjid Cordova di Spanyol dibangun,
masjid Mekah dan Madinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abdul Malik dan Walid.
b). Bidang Immaterial
1. Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama-nama
besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan Washil bin Atha. Bidang yang menjadi
perhatian adalah tafsir, hadits, dan fikih.
2. Penyair-penyair Arab baru bermunculan setelah perhatian mereka terhadap syair Arab Jahiliyah
dibangkitkan. Mereka itu adalah Umar Ibn Abi Rabiah (w. 719 m.), Jamil al-Udhri (w. 701 M.),
Qays Ibn al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Laila Majnun, al-Farazdaq (w
732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.).
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni
Waktu dinasti ini telah mulai dirintis jalan ilmu naqli, berupa filsafat dan eksakta. Dan ilmu
pengetahun berkembang dalam tiga bidang, yaitu bidang diniyah, tarikh, dan filsafat. Kota-kota yang
menjadi pusat ilmu pengetahuan selama pemerintahan dinasti Umayyah, antara lain kota Kairawan,
Kordoba, Granda dan lain sebagainya. Sehingga secara perlahan ilmu pengetahuan terbagi menjadi
dua macam, yaitu : pertama, Al-Adaabul Hadits (ilmu-ilmu baru), yang meliputi : Al-ulumul
Islamiyah (ilmu al-Qur’an, Hadist, Fiqh, al-Ulumul Lisaniyah, At-Tarikh dan al-Jughrafi), Al-
Ulumul khiliyah (ilmu yang diperlukan untuk kemajuan Islam), yang meliputi : ilmu thib, filsafat, ilmu
pasti, dan ilmu eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi. Kedua : Al-Adaabul Qadamah
(ilmu lama), yaitu ilmu yang telah ada pada zaman Jahiliyah dan ilmu di zaman khalifah yang
empat, seperti ilmu lughah, syair, khitabah dan amtsal.
4. Gerakan Penerjemahan dan Arabisasi
Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab (Arabisasi buku), juga dilakukan, terutama pada masa
khalifah Marwan. Pada saat itu, ia memerintahkan penerjemahan sebuah buku kedokteran karya
Aaron, seorang dokter dari iskandariyah, ke dalam bahasa Siriani, kemudian diterjemahkan lagi ke
dalam bahasa Arab. Demikian pula, Khalifah memerintahkan menerjemahkan buku dongeng dalam
bahasa sansakerta yang dikenal dengan Kalilah wa Dimnah, karya Bidpai.Buku ini diterjemahkan
oleh Abdullah ibnu Al-Muqaffa. Ia juga telah banyak menerjemahkan banyak buku lain, seperti
filsafat dan logika, termasuk karya Aristoteles : Categoris, Hermeneutica, Analityca
Posterior serta karya Porphyrius : Isagoge.
2.6 Karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah
Ada beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Bersifat Arab
Pendidikan pada masa Dinasti Umayyah adalah bersifat Arab dan Islam tulen, artinya yang terlibat dalam
dunia pendidikan masih didominasi oleh orang-orang Arab, karena pada saat itu elemen-elemen Islam
yang baru belum begitu tercampur. Hal ini disebabkan karena pada saat itu unsur-unsur Arab yang
memberi arah pemerintahan secara politik agama dan budaya.
b. Berusaha Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul
Sangat wajar kalau pendidikan Islam pada periode awal berusaha untuk menyiarkan Islam dan ajaran-
ajarannya, itulah sebabnya pada periode ini banyak dilakukan penaklukan-penaklukan wilayah dalam
rangka menyiarkan dan menguatkan prinsip-prinsip agama. Dalam pandangan mereka Islam adalah
agama dan negara, sehingga para khalifah mengutus para ulama dan tentara keseluruh negeri untuk
menyiarkan agama dan ajaran-ajarannya.
c. Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan Bahasa
Pada periode ini, pendidikan Islam memberi prioritas pada ilmu-ilmu naqliyah dan bahasa.
Kecenderungan naqliyah dan bahasa dalam aspek budaya pendidikan Islam ini sejalan dengan ciri
pertama bahwa pendidikan pada masa ini bercorak Arab dan Islam tulen yang terutama bertujuan untuk
mengukuhkan dasar-dasar agama
d. Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis Sebagai Media Komunikasi
Datangnya Islam merupakan faktor penting bagi munculnya kepentingan penulisan.Pada mulanya
penulisan dirasa penting ketika Nabi Muhammad hendak menulis wahyu dan ayat-ayat yang
diturunkan.Atas dasar itulah beliau mengangkat orang-orang yang bisa menulis untuk memegang jabatan
ini. Pada masa Umayyah tugas penulisan semakin banyak dan terbagi pada lima bidang yaitu, penulis
surat, penulis harta, penulis tentara, penulis polisi dan penulis hakim.
e. Membuka Pengajaran Bahasa-Bahasa Asing
Keperluan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing dirasa sangat perlu semenjak kemunculan Islam yang
pertama kali walaupun hanya dalam ruang lingkup yang terbatas.Keperluan ini semakin dirasa penting
ketika Islam dipegang oleh dinasti Umayyah, dimana wilayah Islam sudah semakin meluas sampai ke
Afrika utara dan Cina serta negeri-negeri lainnya yang bahasa mereka bukanlah bahasa Arab.Dengan
demikian pengajaran bahasa asing menjadi suatu keharusan bagi pendidikan Islam masa itu bahkan sejak
kemunculan Islam pertama kali.[1]
f. Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid
Diantara jasa besar dinasti umayyah dalam perkembangan ilmu
pengetahuan adalah menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas ilmiah. Pada masa ini pula pendirian
masjid banyak dilakukan terutama didaerah-daerah yang baru ditaklukkan, pada masa ini pula
didirikan masjid zaitunah di Tunisia yang dianggap sebagai universitas tertua didunia yang masih hidup
sampai sekarang yang didirikan oleh Uqbah bin Nafi’ yang menaklukkan Afrika utara pada tahun 50 H.
Dari sini dapat dilihat bahwa fungsi pendidikan dari masjid itu betul-betul merupakan tumpuan utama
penguasa kerajaan Umayyah pada saat itu.

2.7 Tempat-tempat pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah


Pola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila
dibandingkan pada masa Khulafa Ar-Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di
masjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta Majelis Sastra. Diantara tempat-tempat pendidikan
pada periode Dinasti Umayyah adalah:
a. Khuttab
Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis, membaca, dan menghafal Al-Quran serta belajar
pokok-pokok ajaran Islam. Adapun cara yang dilakukan oleh pendidik disamping mengajarkan Al-Quran
mereka juga belajar menulis dan tata bahasa serta tulisan. Al-Quran dipakai sebagai bahasa bacaan untuk
belajar membaca, kemudian dipilih ayat-ayat yang akan ditulis untuk dipelajari.[2]
Disamping belajar menulis dan membaca murid-murid juga mempelajari tata bahasa Arab, cerita-cerita
Nabi, hadist dan pokok agama.[3]
b. Masjid
Pada Dinasti Umayyah, Masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi
setelah khuttab. Pelajaran yang diajarkan meliputi Al-Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqh. Juga diajarkan
kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan. Diantara jasa besar pada
periode Dinasti Umayyah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah menjadikan Masjid sebagai
pusat aktifitas ilmiah.[4] Pada periode ini juga didirikan Masjid di seluruh pelosok daerah Islam. Masjid
Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah selalu menjadi tumpuan penuntut ilmu diseluruh
dunia Islam dan tampak juga pada pemerintahan Walid ibn Abdul Malik 707-714 M didirikan Masjid
Zaitunnah di Tunisia yang dianggap Universitas tertua sampai sekarang.[5]
c. Majelis Sastra
Majelis sastra merupakan tempat berdiskusi membahas masalah kesusasteraan dan juga sebagai tempat
berdiskusi mengenai urusan politik. Perhatian penguasa Umayyah sangat besar pada pencatatan kaidah-
kaidah nahwu, pemakaian Bahasa Arab dan mengumpulkan syair-syair Arab dalam bidang syariah,
kitabah dan berkembangnya semi prosa.[6]

d. Pendidikan Istana
Yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para
pejabat pemerintahan.Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan untuk memperoleh kecakapan
memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan
pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid.[7]
e. Pendidikan Badiah
yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni. Hal ini terjadi ketika khalifah Abdul Malik ibn
Marwan memprogramkan Arabisasi maka muncul istilah Badiah, yaitu dusun Badui di Padang Sahara
mereka masih fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab tersebut. Sehingga banyak khalifah
yang mengirimkan anaknya ke Badiah untuk belajar bahasa Arab bahkan ulama juga pergi ke sana di
antaranya adalah Al Khalil ibn Ahmad.[8]

BAB III
KESIMPULAN

Pada masa ini sering disebut dengan masa klasik awal (650 M – 690 M).Pada masa klasik awal
ini, merupakan peletakan dasar-dasar peradaban Islam yang berjalan selama 40 tahun. Seperti halnya
perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Rasulullah, bahwa diantara kemajuan yang dicapai
dibidang ilmu pengetahuan dan sains pada masa ini adalah terpusat pada usaha untuk memahami Al-
Qur’an dan Hadits Nabi, untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah, mu’amalah dan kisah-
kisah dalam Al-Qur’an.
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa
Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari
756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin
'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai
masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini
berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan pembidangan ilmu
pengetahuan sebagai berikut : Ilmu pengetahuan bidang agama, Ilmu pengetahuan bidang sejarah, Ilmu
pengetahuan bidang bahasa, Ilmu pengetahuan bidang filsafat.
Beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah yaitu Bersifat Arab, Berusaha
Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul, Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan
Bahasa, Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis Sebagai Media Komunikasi, Membuka Pengajaran
Bahasa-Bahasa Asing, dan Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid Tempat-tempat pendidikan pada
Dinasti Umayyah antara lain khuttab, masjid, majelis sastra, pendidikan istana, dan pendidikan badiah.

DAFTAR PUSTAKA

Al Abrasi, Athiyya. 1993. Tarbiyah Al Islamiyah, Terjemahan Bustami A. Ghani. Jakarta: Bulan Bintang
Anwar, Saipul. Dalam PDF Karyailmiah, Pendidikan Islam Masa DinastiUmayah
Langgulung, Hasan. 1980. Pendidikan Islam Menghadapi Abad-21. Jakarta: Pustaka Al Husna
Langgulung, Hasan. 1998. Asas-AsasPendidikan Islam. Jakarta: PustakaHusna
Langgulung, Hasan. 2001. Pendidikan Islam DalamabadKesatu. Jakarta: Al-HusnaZikra
Nizar, Samsul. 2008. SejarahPendidikan Islam Menelusuk Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah
Sampai Indonesia, Jakarta: kencana
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama atau IAIN di Jakarta. 1986. Sejarah
Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Salabi, Ahmad. 1972. SejarahPendidikan Islam. Jakarta: BulanBintang
Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta:
Kencana
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hida Karya Agung
Zuhairini. 1992. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta :Bumi Aksara
http://www.google.com

[1] Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Husna, 1998), hlm. 69-74
[2] Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam abad Keduapuluh satu, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 2001), hlm. 18
[3] Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.47
[4] Athiyya Al Abrasi, Tarbiyah Al Islamiyah, Terjemahan Bustami A. Ghani, (Jakarta, Bulan Bintang, 1993), hlm. 56
[5] Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad-21, (Jakarta, Pustaka Al Husna, 1980), hlm. 19
[6] Ahmad Salabi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1972), hlm. 72
[7] Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama atau IAIN di Jakarta,Sejarah Pendidikan
Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), hlm. 91
[8] Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama atau IAIN di Jakarta,Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 96

Anda mungkin juga menyukai