Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmatnya Panduan Penyusunan Regulasi di RSUD XX Kabupaten YY
dapat diselesaikan sesuai kebutuhan rumah sakit.
Panduan Penyusunan Regulasi di RSUD XX Kabupaten YY ini disusun
sebagai upaya agar seluruh petugas dan atau unsur yang terlibat
mempunyai persamaan persepsi dalam proses penyusunan regulasi untuk
memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen penyelenggaraan rumah sakit
dan proses akreditasi rumah sakit.
Buku Panduan Penyusunan Regulasi Rumah Sakit ini disusun
berdasarkan ketentuan penyusunan tata naskah yang diberlakukan serta
mengacu pada ketentuan tata naskah di lingkungan pemerintahan
Kabupaten YY. Buku Panduan ini berisikan tentang definisi, ruang lingkup,
tata laksana dan dokumentasi.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan, dan saran demi
kesempurnaan Buku Panduan ini. Semoga dengan diberlakukannya Buku
Penyusunan Regulasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah XX
Kabupaten YY ini dapat memberi manfaat bagi petugas, unit pelayanan, dan
manajemen yang pada alhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan RSIUD XX Kabupaten YY.
Tim Penyusun
I
TIM PENYUSUN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................I
TIM PENYUSUN.......................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III
PERATURAN DIREKTUR......................................................................................IV
BAB I...........................................................................................................................1
DEFINISI....................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................2
RUANG LINGKUP....................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................3
TATA LAKSANA........................................................................................................3
BAB V........................................................................................................................20
DOKUMENTASI......................................................................................................20
III
KOP RUMAH SAKIT
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH XX KABUPATEN YY
NOMOR : 188.4 / / 437.76 / KP / 2022
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN REGULASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH XX KABUPATEN YY
IV
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431)
2. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015
tentang Rumah Sakit Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 295,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5777);
5. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 Tentang
Tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik;
6. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2015);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
755/MENKES/PER/ IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052 Tahun
2011 tentang Izin Praktek dan pelaksanaan Praktek
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
49/MENKES/PER/VIII /2013 tentang Komite
Keperawatan di Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2018
tentang Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum daerah;
15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem
Pengaduan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
V
Bidang Kesehatan;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 21);
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2020
tentang Komite Mutu Rumah Sakit;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/MENKES/ SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By
Laws);Undang - Undang RI Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan;
22. Peraturan Bupati YY Nomor 16 tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati YY Nomor 37
tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas Di
lingkungan Pemerintah Kabupaten YY;
23. Peraturan Bupati YY Nomor 83 Tahun 2021 tentang
Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah XX
Kabupaten YY Sebagai Organisasi Bersifat Khusus;
24. Keputusan Bupati YY Nomor
180/2411/HK/403.14/2007 tentang Penetapan
Penerapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
YY dengan Status Badan Layanan Umum Daerah
Penuh;
25. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah XX
Kabupaten YY Nomor ….. Tahun 2022 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Naskah Dinas;
MEMUTUSKAN;
Pasal 1
Pasal 2
VI
Panduan Penyusunan Regulasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (Satu)
dipergunakan sebagai acuan bagi semua bagian, bidang, instalasi, komite,
dan unit kerja serta semua unsur yang ada di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah XX Kabupaten YY dalam penyusunan regulasi di lingkungan
RSUD XX Kabupaten YY;
Pasal 3
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan Direktur
Nomor…… tentang Panduan Penyusunan Regulasi RSUD XX Kabupaten YY
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 4
Biaya yang timbul akibat pelaksanaan Peraturan ini dibebankan pada
anggaran Rumah Sakit Umum Daerah XX Kabupaten YY;
Pasal 5
Ditetapkan di : YY
Pada tanggal : Juni 2022
DIREKTUR
RSUD XX KABUPATEN YY
………..
VII
Lampiran : Peraturan Direktur RSUD XX
Kabupaten YY
Nomor : ……. Tahun 2022
Tanggal : 2022
BAB I
DEFINISI
1
11. Panduan Asuhan yang terdiri dari panduan asuhan keperawatan,
panduan asuhan gizi dan panduan asuhan kefarmasian adalah
kegiatan yang diimplementasikan secara langsung kepada pasien atau
klien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
4. Ketentuan lain
3
a. Penulisan Judul Bookman Old Style 12 Cetak Tebal (Bold)
b. Margin Top 2 cm Bottom 2,5 cm Left 3 cm dan Right 2 cm
c. Penulisan dalam header dan KOP pada SPO dan PPK dengan duruf
Bookman Old Style 10
6. Lampiran peraturan/keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomer peraturan/
keputusan.
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur (kecuali lampiran
pada program kerja ditandatangani oleh Penyusun Program dan
Direktur)
1. Kebijakan
a. Kebijakan ditetapkan dengan peraturan direktur RSUD XX Kabupaten
YY.
b. Kebijakan dituangkan dalam pasal-pasal dalam batang tubuh atau
dalam bentuk lampiran dari peraturan direktur.
c. Susunan peraturan direktur tentang kebijakan terdiri kepala,
pembukaan, batang tubuh, dan bagian akhir mengacu pada peraturan
4
direktur tentang Pedoman Penyusunan Tata Naskah Dinas RSUD XX
Kabupaten YY
d. Isi atau konten kebijakan bersifat umum, abstrak dan mengatur
pelayanan atau penyelenggaraan rumah sakit serta mengikat rumah
sakit (manajemen dan fungsional) dan pelanggan
e. Kebijakan disusun oleh bagian atau bidang atau instalasi atau unit atau
komite/tim terkait mengacu ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II Standar Ketenagaan
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III Standar Fasilitas
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV Tata Laksana Pelayanan
BAB V Logistik
BAB VI Keselamatan Pasien
BAB VII Keselamatan Kerja
BAB VIII Pengendalian Mutu
BAB IX Penutup
6
BAB V Dokumentasi
f. Panduan disusun oleh bagian atau bidang atau instalasi atau unit
atau komite/tim terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya
yang ada di RSUD XX Kabupaten YY.
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
A. Petugas :
B. Tempat :
C. Waktu :
PROSEDUR
D. BMHP / Form / Alkes yang dibutuhkan:
E. Langkah-langkah ;
UNIT TERKAIT
7
6) Halaman diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga
jumlah total halaman misalnya : halaman pertama 1/5, halaman
kedua 2/5 halaman terakhir 5/5.
7) SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang berlaku di
Rumah Sakit XX Kabupaten YY yaitu Standar Prosedur
Operasional;
8) Tanggal Terbit diberi tanggal sesuai tanggal cetak, terbit atau
tanggal diberlakukannya Standar Prosedur Operasional (SPO);
9) Pengertian berisi penjelasan dan atau definisi tentang judul SPO,
istilah-istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian;
10) Tujuan berisi tujuan pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
(SPO) secara spesifik (Agar proses kegiatan / kerja rutin
terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku)
11) Kebijakan berisi regulasi kebijakan/Pedoman/Panduan/PPK/PAK
yang menjadi dasar dibuatnya Standar Prosedur Operasional
(SPO) tersebut;
12) Prosedur berisi uraian dan penjelasan:
a) Petugas yang melaksanakan
b) Tempat pelaksanaan kegiatan/proses kerja
c) Waktu pelaksanaan
d) BMHP / Form / Alkes yang dibutuhkan
e) Langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
kegiatan;
13) Unit terkait berisi unit-unit yang terkait dalam proses kerja dari
Standar Prosedur Operasional (SPO) tersebut;
e. SPO disusun oleh bagian atau bidang atau instalasi atau unit atau
komite/tim terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang
ada di RSUD XX Kabupaten YY.
f. Proses Penyusunan SPO
Penyusunan SPO dipandu oleh Komite Mutu dan atau Tim Regulasi
dengan mekanisme sebagai berikut:
1) SPO disusun oleh pelaksana yang melakukan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam judul SPO
2) Pelaksana melakukan idendifikasi kebutuhan SPO terkait proses
bisnis, alur kegiatan, alur pelayanan, kebutuhan untuk
penanganan penyakit, dll
a) SPO pelayanan
b) SPO administrasi
c) SPO Profesi
3) SPO pelayanan dan SPO administrasi yang telah disusun sebagian
dilakukan ujicoba.
4) SPO yang telah disusun diserahkan ke Komite Mutu untuk
dilakukan:
a) pengecekan dari segi format, bahasa, dan penulisan
(redaksional)
8
b) pengecekan agar tidak ada duplikasi atau tumpeng tindah SPO
antar bagian/bidang/instalasi/unit/komite/tim
c) penomoran SPO
d) proses penandatanganan SPO oleh Direktur
5) SPO yang telah ditandatangani Direktur disosialisasikan kepada
pelaksana yang terkait.
LOGO dan
JUDUL PPK
NAMA RS
Nomor Dokumen Tanggal Terbit : Jumlah hal
Revisi Ke :
………. …….. ………
Ditetapkan,
DIREKTUR
PANDUAN Disusun,
RSUD XX KAB YY
PRAKTIK
KLINIS
Direktur
Ka. KSM
9
LOGO dan
JUDUL PPK
NAMA RS
1. Pengertian
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Tindakan Dan
Terapi
9. Edukasi (Hospital
Health Promotion)
10. Prognosis
11. Indikasi Medis
Rawat Inap
12. Kriteria Keluar
Rawat Inap
13. Kepustakaan
10
beberapa penyakit, bagian ini memuat informasi spesifik yang
harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien untuk
menguatkan diagnosis penyakit;
k) Pemeriksaan Fisik berisi hasil pemeriksaan fisik yang spesifik,
mengarah kepada diagnosis penyakit (pathognomonis).
Meskipun tidak memuat rangkaian pemeriksaan fisik lainnya,
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh
tetap harus dilakukan oleh dokter layanan primer untuk
memastikan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis banding;
l) Kriteria Diagnosis adalah ukuran atau standar yang terdiri dari
gejala, tanda dan atau hasil pemeriksaan penunjang (hasil
anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan atau penunjang) yang
harus terpenuhi untuk menegakkan suatu diagnosis;
m) Diagnosis Banding berisi penentuan yang mana dari dua atau
lebih penyakit atau kondisi yang dimiliki pasien, dengan
sistematis membandingkan dan mengkontraskan temuan klinis
atasnya. Disebut juga diferensial diagnosis;
n) Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang
dilakuan atas indikasi tertentu guna memperoleh keterangan
yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini adalah :
i Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu
ii Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakkan
diagnosis tertentu
iii Pemeriksaan, laboratorium, Rontagen, USG, dll dan KTA
o) Tindakan dan Terapi bagian ini berisi sistematika rencana
penatalaksanaan tindakan medis dan terapi yang berorientasi
pada pasien (patient centered) yang terbagi atas dua bagiannya
itu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi;
p) Edukasi, diisi dengan hal-hal yang harus diedukasikan kepada
pasien dan atau keluarga terkait dengan upaya penyembuhan
pasien dan atau pencegahan penyakitnya;
q) Indikasi Medis Rawat Inap;
r) Indikasi rawat inap, diisi dengan indikasi pasien rawat inap
yang harus terpenuhi untuk penyakit atau diagnosis terkait
meliputi gejala, tanda dan atau hasil pemeriksaan penunjang
(dengan batasan atau syarat tertentu)
s) Kriteria Keluar Rawat Inap, diisi dengan kriteria yang harus
terpenuhi untuk memulangkan pasien untuk penyakit atau
diagnosis terkait meliputi gejala, tanda dan atau hasil
pemeriksaan penunjang (dengan batasan atau syarat tertentu)
t) Prognosis yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan
diagnosis berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian pada
penyakit yang bersangkutan. Kategori prognosis sebagai
berikut :
Ad vitam Menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap
proses kehidupan.
Ad functionam, Menunjuk pada pengaruh penyakit
terhadap fungsi organ atau fungsi manusia dalam
melakukan tugasnya.
11
Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat
sembuh total sehingga dapat beraktivitas seperti
biasa.
Prognosis digolongkan sebagai berikut :
Sanam : sembuh
Bonam : baik
Malam : buruk/jelek
Dubia : tidak tentu/ragu-ragu ;
Dubia ad sanam, tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
sembuh/baik
Dubia ad malam, tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
memburuk atau jelek
u) Untuk penentuan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi
pasien saat diagnosis ditegakkan.
v) Kepustakaan diisi dengan daftar buku, jurnal, dan atau hasil
penelitian yang dijadikan dasar atau referensi dalam
penyusunan Panduan Praktik Klinik (PPK);
LOGO dan
JUDUL PAK
NAMA RS
Nomor Dokumen Revisi Ke : Tanggal Terbit : Jumlah hal
12
LOGO dan
JUDUL PAK
NAMA RS
………. …….. ………
Ditetapkan,
DIREKTUR
PANDUAN Disusun,
RSUD XX KAB YY
ASUHAN
KEPERAWATAN
Direktur
Ketua Komper
NIP……………
1. Pengertian
2. Pengkajian
keperawatan
3. Diagnosis
Keperawatan
4. Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5. Intervensi
6. Informasi &
Edukasi/
Discharge Planning
7. Evaluasi
8. Penelaah Kritis
9. Kepustakaan
13
11) Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome diisi dengan kriteria outcome
untuk evaluasi pelayanan
12) Intervensi berisi kegiatan atau intervensi yang dilakukan
berdasarkan diagnosis keperawatan yang ditegakkan
13) Informasi & Edukasi/ Discharge Planning berisi kegiatan yang
dilaksanakan oleh multidisiplin tim untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan merencanakan serta memfasilitasi
kebutuhan akan perawatan dan keberlanjutan perawatan setelah
pulang dari rumah sakit. DP didokumentasikan dalam dokumentasi
DP dilaksanakan oleh semua tim kesehatan yang merawat
14) Evaluasi berisi hasil monitoring untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi yang diberikan dan tingkat keberhasilannya
15) Penelaah Kritis berisi nama PPA yang melakukan telaah kritis
16) Kepustakaan diisi dengan daftar buku, jurnal, dan atau hasil
penelitian yang dijadikan dasar atau referensi dalam penyusunan
Panduan Asuhan Keperawatan
LOGO dan
JUDUL PAG
NAMA RS
Nomor Dokumen Tanggal Terbit : Jumlah hal
Revisi Ke :
………. …….. ………
Ditetapkan,
Disusun, DIREKTUR
PANDUAN
RSUD XX KAB YY
ASUHAN
KEPERAWATAN
Ka Instalasi Direktur
Gizi NIP……………
1. Pengertian
2. Pengkajian
a. Antropometri
14
LOGO dan
JUDUL PAG
NAMA RS
b. Biokimia
c. Klinis
d. Riwayat Makan
e. Riwayat Personal
3. Diagnosis Gizi
(Masalah Gizi)
4. Intervensi
a. Perencanaan,
b. Implementasi,
c. Edukasi,
d. Konseling Gizi,
e. Koordinasi dg
tenaga kesehatan
lainnya
5. Monitoring dan
Evaluasi
6. Re Asesmen (Kontrol
kembali)
7. Indikator/Outcome
8. Kepustakaan
15
pasien terhadap intervensi yang diberikan dan tingkat
keberhasilannya
12) Re Asesmen (Kontrol kembali) beisi kapan harus dilakukan re
asesmen
13) Indicator/outcome diisi dengan indicator outcome untuk
pengukuran tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan
14) Kepustakaan diisi dengan daftar buku, jurnal, dan atau hasil
penelitian yang dijadikan dasar atau referensi dalam penyusunan
Panduan Asuhan Gizi
LOGO dan
JUDUL PAKf
NAMA RS
Nomor Dokumen Revisi Tanggal Terbit : Jumlah hal
………. Ke : …….. ………
Ditetapkan,
Disusun, DIREKTUR
PANDUAN
RSUD XX KAB YY
ASUHAN
KEPERAWATAN
Ka Instalasi Direktur
Farmasi NIP……………
1. Pengertian
2. Pengkajian
kefarmasian
3. Identifikasi Drug
Related Problem
a. ada indikasi tidak
ada terapi obat
b. tidak ada indikasi
ada terapi obat
c. pemilihan obat
tidak tepat
d. dosis obat
16
LOGO dan
JUDUL PAKf
NAMA RS
subterapeutik
e. overdosis
f. kegagalan terapi
obat
g. interaksi obat
h. efek samping obat
4. Intervensi Farmasi
a. rekomendasi
pemilihan obat,
b. rekomendasi cara
pemberian obat ,
c. rekomendasi dosis
obat,
d. pemantauan
terapi obat,
e. monitoring efek
samping obat,
f. rekomendasi
alternatif terapi
jika ada interaksi
obat
5. Monitoring dan
Evaluasi
a. efek terapi obat
b. Adverse Drug
Reaction
6. Edukasi dan
informasi
a. Kepatuhan minum
obat,
b. efek samping obat,
c. Cara menggunakan
obat yang benar
d. Cara menyimpan
obat yang benar
7. Penelaah kritis
8. Indikator
9. Kepustakaan
17
6) Halaman diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga jumlah
total halaman misalnya : halaman pertama 1/5, halaman kedua 2/5
halaman terakhir 5/5.
7) Tanggal Terbit diberi tanggal sesuai tanggal cetak, terbit atau
tanggal diberlakukannya PAKf
8) Pengertian berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian;
9) Pengkajian Kefarmasian adalah pengkajian problem medik dikaitkan
dengan farmakoterapi
10) Identifikasi Drug Related Problem diisi identifikasi masalah terkait
ada tidaknya indikasi terapi obat, pemilihan obat tidak tepat, dosis
obat subterapeutik, overdosis, kegagalan terapi obat, interaksi obat,
dan efek samping obat
11) Intervensi Farmasi berisi terkait rekomendasi terhadap pemilihan
obat, rekomendasi cara pemberian obat, rekomendasi dosis obat,
pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, dan
rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat
12) Monitoring dan Evaluasi meliputi efek terapi obat dan Adverse Drug
Reaction),
13) Edukasi dan Informasi berisi kepatuhan minum obat, efek samping
obat, cara menggunakan obat yang benar, dan cara menyimpan
obat yang benar
14) Penelaah Kritis adalah apoteker klinis
15) Indicator berisi diisi dengan indicator outcome untuk pengukuran
tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan
16) Kepustakaan diisi dengan daftar buku, jurnal, dan atau hasil
penelitian yang dijadikan dasar atau referensi dalam penyusunan
Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf);
11. Program
a. Program ditetapkan dalam Keputusan Direktur dan program sebagai
lampiran dari keputusan direktur.
b. Program berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun
secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit
kerja.
c. Susunan keputusan direktur tentang Pedoman Kegiatan lainnya terdiri
kepala, batang tubuh, dan bagian akhir mengacu pada peraturan
direktur tentang Pedoman Penyusunan Tata Naskah Dinas RSUD XX
Kabupaten YY
d. Program kerja disusun dengan format atau sistematika sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Latar belakang
BAB III. Tujuan umum dan tujuan khusus
BAB IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
BAB V. Cara melaksanakan lkgiatan
BAB VI. Sasaran
BAB VII. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
BAB VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
BAB IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
18
e. Petunjuk Pengisian Program
1) Pendahuluan : Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal
yang bersifat umum yang masih terkait dengan program.
2) Latar Belakang : Merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun yang dilengkapi dengan data-data,
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
3) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus : Tujuan merupakan tujuan
disusunnya program. Tujuan Umum adalah tujuan secara garis
besarnya sedangkan Tujuan Khusus adalah tujuan secara rinci
dari program dimaksud
4) Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : Adalah langkah-langkah
kegiatan dan rincian kegiatan yang harus dilakukan sehingga
tercapainya program tersebut. Karena itu tujuan dan kegiatan
harus berkaitan dan sejalan
5) Cara Melaksanakan Kegiatan : Metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan, bisa dengan membentuk tim,
menyusun program, melakukan rapat, melakukan pengukuran
indicator mutu, melakukan audit dan lain-lain
6) Sasaran : Sasaran program menunjukkan hasil yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. dengan Target per tahun yang
spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program.
Sasaran yang baik memenuhi “SMART” yaitu :
a) Specific : Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, arah dan tolak ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyususunan strategi dan kegiatan
yang spesifik pula.
b) Measurable : Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
c) Aggresive but Attainable : Apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun
tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
d) Result Oriented : Sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai.
e) Time Bound : Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu
yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai ke
beberapa bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun. Jika ada
program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
7) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan : adalah merupakan perencanaan
waktu melaksanakan langkah-langkah kegiatan program. Lama
waktu tergantung rencana program tersebut dilaksanakan.
8) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya :
a) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan : yang dimaksud dengan
evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari Skedul
(jadwal) kegiatan. Skedul (Jadwal) tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila
dari evaluasi diketahui ada pergeseran/penyimpangan jadwal
dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program
secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
19
b) Pelaporan Evaluasi : Adalah cara atau bagaimana membuat
laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan
ditujukan kepada siapa.
9) Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan :
Pencatatan adalah melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah membuat laporan program dan kurun waktu
(kapan) laporan harus diserahkan serta kepada siapa saja laporan
tersebut harus ditujukan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara
menyeluruh, dan kapan evaluasi harus dilakukan.
BAB V
DOKUMENTASI
DIREKTUR
RSUD XX KABUPATEN YY
…………………
20