bila bial
3. Bilangan Prima
ng ang
an
asli
an
nol a. Setiap bilangan asli lebih dari 1, mempunyai paling
faktor persekutuan faktor persekutuan sedikit 2 faktor yaitu 1 dan bilagan itu sendiri. Jika
bila
keterbagian
nga
n
terbesar
gen
ap terkecil
bilangan asli hanya memiliki 2 faktor tersebut maka
teorema 1.1 teorema 1. 5 teorema 1.16
bilangan tersebut dinamakan bilangan prima.
bila
nga
n
gan
jil
b. Dua bilangan a dan b dikatakan saling prima (relatif
prima) apabila FPB (a,b) =1.
teorema 1.2 teorema 1.6 teorema 1.17
c. Selanjutnya jika FPB (a 1 , a2 , a3 , … . , an ¿=1 maka
a 1 , a2 , a3 , … . , an dikatakan saling prima. Jika FPB (
teorema 1.3 teorema 1.7 teorema 1.18 a i , a j ¿=1 untuk i = 1,2,3,…, n dengan i≠ j, maka
a 1 , a2 , a3 , … . , an saling prima dua-dua.
d. Setiap bilangan positif yang lebih besar dari 1 dapat
teorema 1.4 teorema 1.8 dibagi oleh suatu bilangan prima.
e. Jika n suatu bilangan komposit maka n memiliki
faktor k dengan 1<k ≤ √ n.
teorema 1.9
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil
a. Bilangan-bilangan bulat a 1 , a2 , a3 , … . , an dengan a i ≠ 0
teorema 1.10
untuk i= 1,2,3,…,n mempunyai
kelipatan persekutuan b jika a i|b untuk setiap i.
teorema 1.11 b. Jika a 1 , a2 , a3 , … . , anbilangan-bilangan bulat dengan
a i ≠ 0 untuk i= 1,2,3,…,n mak kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan-bilangan
tersebut adalah bilangan bulat positif terkecil di
antara kelipatan-kelipatan persekutuan
a 1 , a2 , a3 , … . , an
c. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif, maka
KPK [a,b] × FPB (a,b) = ab
(
p ≡q mod
m
(a , m)
m
)
(2) p ≡q ( mod m1 ) dan p ≡q ( mod m2 )jika dan
hanya jika
p ≡q ( mod[m1 ,m2 ] )
u. Teorema 2.15
Ditentukan (a, m) = 1
Jika { x 1, x 2,…, x k } adalah suatu sistem residu modulo
m yang lengkap atau tereduksi, maka {ax 1, ax 2,…,a x k }
juga merupakan suatu sistem residu modulo m yang
lengkap dan tereduksi.
2. Sistem Residu
a. Definisi 2.2
Suatu himpunan {𝑥, 𝑥, … , 𝑥} disebut suatu sistem
residu lengkap modulo 𝑚. Jika dan hanya jika untuk
setiap y dengan 0 ≤ 𝑦 < 𝑚, ada satu dan hanya satu 𝑥
dengan 1 ≤ 𝑖 < 𝑚, sedemikian hingga 𝑦 ≡ 𝑥(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
atau 𝑥 ≡ 𝑦(𝑚𝑜𝑑 𝑚).
b. Definisi 2.3
Suatu himpunan bilangan bulat {𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑘}
disebut suatu sistem residu tereduksi modulo 𝑚 jika
dan hanya jika:
(a) (𝑥𝑖 , 𝑚) = 1, 1 ≤ 𝑖 < 𝑘
(b) 𝑥𝑖 ≡ 𝑥𝑗(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk setiap 𝑖 ≠ 𝑗
(c) Jika (𝑦, 𝑚) = 1, maka 𝑦 ≡ 𝑥𝑖(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk
suatu 𝑖 = 1, 2, … , k
c. Definisi 2.4
Ditentukan 𝑚 adalah suatu bilangan bulat positif.
Banyaknya residu di dalam suatu sistem residu
tereduksi modulo 𝑚 disebut fungsi 𝜙-Euler dari 𝑚,
dan dinyatakan dengan 𝜙(𝑚).
d. Teorema 2.15
Ditentukan (a, m) = 1
Jika { x 1, x 2,…, x k } adalah suatu sistem residu modulo
m yang lengkap atau tereduksi, maka {ax 1, ax 2,…,a x k }
juga merupakan suatu sistem residu modulo m yang
lengkap dan tereduksi.
e. Teorema 2.16
Jika a, m∈Z dan m>0 sehingga (a, m) = 1,
maka a ∅ (m ) ≡ 1(mod m)
f. Teorema 2.17
Jika p adalah suatu bilangan prima dan p tidak
p−1
membagi a, maka a ≡1(mod p)
g. Teorema 2.18
Jika (a, m) = 1, maka hubungan ax ≡b ( mod m )
mempunyai selesaian x=a ∅ (m )−1 · b+tm
h. Teorema 2.19
Jika p adalah suatu bilangan prima, maka (p-1)!
≡−1(mod p)
i. Teorema 2.20
Jika n adalah suatu bilangan bulat positif sehingga
(n-1)!≡−1 ( mod n ) , maka n adalah suatu bilangan prima.
b b
b. ∑ cf ( k )=c ∑ f ( k )
k=a k=a
b b b
c. ∑ (f ( k ) ¿+ g ( k ) )=∑ f ( k ) +∑ g ( k ) ¿
k=a k=a k=a
m−1 n n
d. ∑ f ( k ) + ∑ f ( k )=∑ f ( k )
k=1 k=m k=1
n n+p
e. ∑ f ( k )= ∑ f ( k −p )
k=m k=m+ p
2. Barisan dan Deret
a. Barisan dan Deret Aritmetika
Dengan memperhatikan pola suku-suku di
atas kita dapat menyimpulkan rumus umum
suku ke-n adalah:
un =a+ ( n−1 ) b
Dengan un =¿ Suku ke-n
a = Suku Pertama dan b = beda
KB 4. Induksi Matematika
1. Induksi matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku dalam matematika dan
merupakan salah satu metode/alat yang
digunakan untuk membuktikan suatu
pernyataan matematika, khususnya pernyataan-
pernyataan yang berkaitan dengan bilangan asli
atau bilangan bulat positif.