Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penilitian.

Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi

Tengah. Kabupaten Buol memiliki luas wilayah 4.043,57 km 2, Secara

geografis, Kabupaten Buol terletak pada batas astronomis 0°35' - 1°20'

Lintang Utara dan 120°00' - 122°09' Bujur Timur.

Adapun batas administrasi Kabupaten Buol sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi.

 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Gorontalo.

 Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Parigi Moutong dan Provinsi

Gorontalo.

 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten ToliToli.

B. Pendekatan Penilitian.

Metode penelitian memiliki berbagai macam jenis bila dilihat dari

landasan filsafat, data dan analisisnya. metode penelitian dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode penelitian kuantitatif, metode

penelitian kualitatif, dan metode penelitian kombinasi (mixed methods).

Penelitian ini ialah penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif serta didukung oleh pendekatan kuantitatif yang berdasarkan

variable yang telah ditentukan metode observasi yang merupakan

38
survey dan pengamatan langsung dilokasi penelitian dengan

mengumpulkan

39
informasi yang berkaitan dengan objek dan subjek penelitiian serta

didukung oleh metode analisis yang terkait dengan variable serta judul

penelitian. Metode yang digunakan dalam menghitung daya tampung

TPA Kabupaten Buol ialah metode data kuantitatif yang menggunakan

model mathematics yaitu proses mengubah atau mewakili masalah

dalam dunia nyata ke dalam bentuk matematika dalam upaya

menemukan solusi dari suatu masalah (Ang dalam Wulandari

2016:115). Selain itu, dalam menentukan rekomendasi lokasi TPA

sampah baru Kabupaten Buol ketika TPA sekarang telah mencapai

batas tampung, peneliti menggunakan analisis pembobotan dalam

pemetaan sesuai dengan panduan yang tertera pada SNI 03-3241-

1994 Tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah. Sehingga dari

kedua rumusan masalah dalam penelitian ini metode yang di gunakan

yaitu Mixed Methods yang didalamnya berupa berhitungan data pasti

berupa angka dan juga peroses peneliti memahami tentang apa

fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,

presepsi, motivasi tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong 2017:6).

39
C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Buol berlangsung selama

enam (6) bulan sejak September 2022 hingga sampai Februari 2023,

Untuk lebih jelasnya dapat diliat di tabel berikut.

Tabel 3.1
Waktu Penilitian

Waktu
No Agenda Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1
Sinopsis
Persiapan
2
Berkas (SK)
Penyusunan
3 Bab I,II, dan
III
Survey
4 Pengambilan
Data
Penyusunan
5
Bab IV dan V

6 Seminar Hasil
Sumber : Peneliti tahun 2022

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009:117). Populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh penduduk yang berada di wilayah

40
Kabupaten BuolKepulauan. Dalam penelitian ini jumlah populasi

seluruh penduduk di Kabupaten Buol ber jumlah 146.628 jiwa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Etta

Mamang Sangadji, 2010:177). Sampel merupakan contoh atau

himpunan bagian (subset) dari suatu populasi yang dianggap

mewakili populasi tersebut sehingga informasi apa pun yang

dihasilkan oleh sampel ini bisa dianggap mewakili keseluruhan

populasi.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini ialah dengan menggunakan metode Simple random sampling.

Simple random sampling merupakan salah satu metode

pengambilan sampel acak dari segmen kecil individu atau anggota

dari keseluruhan populasi. Peneliti tetap menentukan pengambilan

sampel dengan cara menetapkan sampel berdasarkan kriteria

tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

a. Kriteria sampel pada penelitian ini:

1) Bersedia menjadi informan.


2) Sehat rohani dan jasmani.
3) Berdomisili dan bertempat tinggal di Sekitar Lokasi
Perencanaan TPA Sampah.

41
4) Mempunyai rentang usia 18 – 40 tahun.
5) Memiliki jenjang Pendidikan minimal Starata 1.
b. Rumus perhitungan sampel:

Untuk perhitungan sampel pada penelitian ini peneliti

menggunakan rumus penentuan jumlah sampel menurut

Slovin dimana rumus slovin ialah

Keterangan ;

N = jumlah populasi

e = koefisien eror dimana peneliti menggunakan 10%

E. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

kali ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data.

a. Data Kualitatif.

Data kualitatif merupakan data yang membentuk kata-kata,

bukan dalam bentuk angka. Data yang menjelaskan secara

deskripsi mengenai kondisi lokasi penelitian secara umum. Data

kualitatif diperoleh dari berbagai macam teknik pengumpula n

data misalnya wawancara, analisis dokumen, atau observasi

yang telah dituangkan dalam catatan lapangan. Bentuk lain dari

42
data kualitatif adalah foto atau gambar yang diperoleh melalui

pemotretan atau rekaman vidio dan sejenisnya.

b. Data Kuantitatif.

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau

bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah

atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau

statistika. Data kuantitatif merupakan informasi yang diperoleh

berkaitan dengan satuan-satuan angka yang memberikan

keterangan berkenan dengan jumlah seperti: jumlah penduduk,

luas wilayah dan lain-lain.

2. Sumber Data.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber yang

ada dilokasi penelitian yaitu Kabupaten Buol. Adapun sumber

data diperoleh malalui wawancara atau pengisian koesioner

terhadap penduduk yang bermukim dilokasi penelitian atau

dengan pengamatan (Observasi lapangan).

1) Wawancara dan pengisian koesioner sesuai variable penelitian

yang ditujukan terhadap penduduk yang bermukim pada lokasi

penelitian yaitu masyarakat Kabupaten Buol.

43
2) Pengamatan atau observasi langsung yang dilakukan pada

setiap kondisi fisik prasarana yang terkait dengan variable

penelitian.

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh

secara tidak langsung dilapangan oleh peneliti melainkan dari

buku-buku atau dokumentasi yang sudah ada sebelumnya serta

data-data yang dapat diperoleh dari instasi terkait, yang dapat

diperuntukan untuk melengkapi data primer yang diperoleh

langsung dari hasil pengamatan langsung dilokasi penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ialah

berupa teknik observasi dan juga teknik dokumentasi.

1. Teknik observasi

Teknik observasi digunakan dalam penilitian ini untuk

menemukan data dasar seperti jenis tanah, kedalaman air tanah,

dan peta topografi tentang daerah penelitian, untuk memberikan

gambaran secara umum daerah penelitian dan lokasi layak TPA di

wilayah Kabupaten Buol.

2. Teknik dokumentasi

44
Teknik dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk

mengungkap atau memperoleh data-data yang bersifat dokumenter,

seperti peta administrasi, peta banjir, peta penggunaan lahan, peta

tata guna lahan, data jumlah penduduk, data persebaran sarana

pendidikan, data jumlah sarana ekonomi.

G. Variabel Penilitian

Variabel penelitian merupakan subjek dalam penelitian yang

menjadi titik fokus dalam penelitian. Objek yang diteliti dalam penilitian

ini merupakan lokasi yang layak untuk Pembangunan TPA. Variabel

yang digunakan dalam penilitian ini untuk menentukan lokasi TPA baru

berdasarkan kondisi geologi, konodisi hidrogeologi, topografis, kawasan

lindung/cagar alam dan banjir, iklim, utilitas, kondisi tanah, lingkungan

biologis, demografi, penilitian ini mengikuti aturan yang suda di

tetapkan. Terdapat beberapa Variabel Penelitian yang akan dijabarkan

berdarakan rumusan masalah. Untuk menjawab pembahsan terkait

Variabel Penelitian, sebagaimana pada Tabel berikut.

Tabel 3.2
Variabel dan Indikator Penelitian

No. Rumusan Masalah Variabel Indikator


1 Bagaimana Daya - Trend
Tampung TPA sampah pertumbuhan
di kabupaten Buol? penduduk 5
Proyeksi Penduduk tahun terakhir
- Laju
Pertumbuhan
Penduduk
Proyeksi Timbulan - Jumlah timbulan
sampah Per sampah perhari
jiwa/Pertahun - Jumlah penduduk

45
- Ketersedian
Analisis daya tampung
Lahan
lahan TPA Kab. Buol
- Kebutuhan Lahan

2 Bagaimana mengetahui SNI 03-3241-1994 Umum


lokasi yang layak untuk
pembangunan lokasi Fisik
TPA di Kabupaten Buol?
Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2023

H. Metode Analisa Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis dan teknik

pengharkatan atau skoring. Setiap parameter yang digunakan untuk

menentukan lokasi TPA memiliki nilai dan bobot yang ditentukan di

dalam SNI 03-3241:1994, Semakin tinggi skor yang diperoleh maka

semakin besar kemungkinan menjadi lokasi TPA.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode analisis SIG, untuk menganalisis data-data

spasial dan kemudian menjadi parameter dalam menentukan lokasi

TPA sampah yang layak berdasarkan SNI No. 03-3241:1994.

1. Analisis Data Spasial

Jenis analisis spasial ini menggabungkan elemen spasial baik

yang terdapat pada layer 1 dan layer 2 untuk membuat layer baru

(dengan domain spasial terluas). Layer baru yang dihasilkan (output)

berisi atribut-atribut yang diturunkan dari dua tabel atribut (Prahasta

2009).

46
Di tahapan regional persyaratan yang ada harus dipenuhi tanpa

kriteria atau kelas selain sebagai salah satu persyaratan

penempatan lokasi TPA baru sesuai dengan SNI 03-3241:1994.

maka metode ini sangat penting digunakan.

a. Kondisi geologis

Data kondisi geologi diperlukan untuk mengetahui kondisi

geologi yang erat kaitannya dengan kondisi lokasi penelitian.

Tabel 3.3 menunjukan kelas dan kriteri kondisi geologi.

Tabel 3.3
Kelas Dan Kriteria Kondisi Geologi

Kelas Kriteria
Sesuai Tidak berlokasi di zona holocene fault dan di zona bahaya geologi
Tidak sesuai Berlokasi di zona holocene fault dan di zona bahaya geologi
Sumber: SNI 03-3241:1994
Jenis batuan dasar di lokasi TPA potensial sangat penting

mempengaruhi terhadap aliran lindi dan harus diperhitungkan

(leachate) secara alami, baik saat bergerak menuju muka air

tanah maupun saat bergerak bersama muka air tanah. lokasi TPA

potensial yang tidak pada batuan berjenis batu pasir, batu

gamping atau batuan berongga atau berlubang.

b. Kondisi hidrogeologis

47
Data kondisi hirogeologis diperlukan untuk mengetahui kondisi
hidrogeologi di daerah penelitian. Kelas dan kriteria kondisi
hidrogeologi di tampilkan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kelas dan kriteria kondisi hidrologi
Kelas Kriteria
Sesuai a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter
b. Tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/detik
c. Jarak ke sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran
Tidak a. Mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter
sesuai b. Kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/detik
c. Jarak terhadap sumber air minum lebih kecil dari 100 meter di hilir aliran
Sumber: SNI 03-3241:1994

Informasi hidrogeologi diperlukan untuk mengidentifikasi letak

muka air tanah, mendeteksi impermiabilitas tanah, lokasi sungai

dan waduk, air permukaan dan sumber air minum yang digunakan

oleh penduduk setempat. Tanah dengan permeabilitas cepat

dianggap bernilai kecil bagi tempat pembuangan sampah

potensial karena memiliki sediki perlindungan dari air tanag dan

memerlukan teknologi bantu khusus. Jenis tanah juga

mempengaruhi permeabilitas terhadap air mersap ke dalam

tanah. Untuk calon TPA, dipilih daerah jenis tanah yang tidak

berpasir karena memiliki porositas yang tinggi, laju aliran air yang

relatif tinggi ke dalam tanah, dan berpotensi mempengaruhi

kualitas air tanah.

c. Topografis

Data kemiringan lereng di daerah penelitian diperlukan untuk

menentukan gambaran topografi lokasi ideal untuk TPA.

48
kemiringan lereng dan kriterianya dapat dilihat pada Tabel 3.5

sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kelas dan kriteria kemiringan lereng

Kelas Kriteria
Sesuai Kemiringan zona kurang dari 20%
Tidak Sesuai Kemiringan zona lebih dari 20%
Sumber: SNI 03-3241-1994

Tempat pembuangan sampah tidak boleh ditempatkan di

perbukitan dengan kemiringan lereng yang tidak stabil. jidak

medan suatu daerah berada di medan landi, area tersebut akan

dinilai lebih tinggi. Daerah yang sangat curam bernilai lebih

rendah karena dapat menyebabkan kelongsoran yang berakibat

fatal, terutama saat terjadi hujan dan banjir.

d. Jarak TPA dengan lapangan terbang

Data lokasi dengan lapangan terbang di daerah penelitian

sangat diperlukan untuk mengetahui lokasi yang sekiranya tidak

mengganggu kegiatan penerbangan. Kelas dan kriteria jarak

lapangan penerbangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai

berikut:

Tabel 3.6
Kelas dan Kriteria Jarak Lapangan

Kelas Kriteria
Jaraka dari lapangan terbang minimal 3000meter untuk jenis
Sesuai penerbanga turbojet dan minimal jarak 1500meter untuk jenis
penerbangan lainnya.
Jarak ke lapangan terbang kurang dari 3000meter untuk jenis
Tidak sesuai penerbangan turbojet kurang dari 1500 meter.

49
Sumber: SNI 03-3241-1994

e. Daerah lindung/cagar alam dan bencana banjir

Data kawasan lindung/cagar alam dan kawasan banjir

tahunan sangat diperlukan untuk mengidentifikasi kawasan yang

tidak mengganggu ekosistem ataupun pencemaran air lindi pada

lokasi studi. tabel 3.7 menunjukan Kelas dan kriteria lokasi TPA

berdasarkan daerah daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir

dapat pada lihat pada sebagai berikut:

Tabel 3.7
Daerah lindung/cagar alam dan bencana banjir

Kelas Kriteria
Sesuai Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir
dengan periode ulang 25 tahun
Tidak sesuai Berada pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan
periode ulang 25 tahun
Sumber: SNI 03-3241-1994

f. Pengharkatan

Pengharkatan adalah penilaian didasarkan pada logika

besarnya setiap aspek penting dalam menentukan lokasi TPA

yang baru. Pengharkatan tersebut bertujuan untuk menilai tingkat

kesesuaian lahan untuk lokasi baru TPA di Kabupaten Buol.

Evaluasi pada setiap masing-masing parameter yang digunakan

untuk menentukan lokasi TPA yang sesuai ditunjukan pada Tabel

3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

50
Parameter Bobot dan Nilai Tahap Pneyisih

No. Parameter Bobot Nilai


I. Umum
1. Batas Administrasi
a. Dalam batas administrasi 10
b. Melampaui batas adinistrasi tetapi dalam satu sistem
pengelolaan TPA yang terintegrasi 5 5
c. Melampaui batas administrasi diluar sistem
pengelolaan TPA sampah terpadu 1
d. Melampaui batas administrasi 1
2. Pemilik hak atas tanah
a. Pemerintah dan daerah/pusat 10
b. Pribadi (satu) 7
c. Swasta/perusahaan (satu) 3 5
d. Lebih dari satu pemilik hak atas status kepemilikan 3
tanah
e. Organisasi sosial/agama 1
3. Kapasitas lahan
a. > 10 tahun 10
b. 5 tahun – 10 tahun 5 8
c. 3 tahun – 5 tahun 5
d. Kurang dari 3 tahun 1
4. Jumlah pemilik tanah
a. Satu (1) kk 10
b. 2 – 3 kk 7
3
c. 4 – 5 kk 5
d. 6 – 10 kk 3
e. Lebih dari 10 kk 1
5. Partisipasi masyarakat
a. Spontan 10
5
b. Digerakkan diatas 6
c. Negosiasi 1
II. Lingkungan Fisik
1. Tanah (diatas muka air tanah)
a. Harga kelulusan < 10-9 cm/det 10
b. Harga kelulusan 10-9 cm/det – 10-6 cm/det 5 7
c. Harga kelulusan > 10-6 cm/det Tolak (kecuali ada
masukan teknologi)
2. Air tanah
a. ≥ 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 10
b. < 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 8
5
c. ≥ 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 cm/det 3
d. < 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 cm/det
1
3. Sistem aliran air tanah 3

51
a. Discharge area/lokal 10
b. Recharge area dan discharge area lokal 5
c. Recharge area regional dan lokal 1
4. Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
a. Kemungkinan pemanfaatan rendah dengan batas 10
hidrolis
b. Diproyeksikan untuk pemanfaatan dengan batas 3 5
hidrolis
c. Diproyeksikan untuk dimanfaatkan tanpa batas hidrolis 1

5. Bahaya banjir
a. Tidak ada bahaya banjir 10
b. Kemungkinan bahaya banjir > 25 tahunan 2
c. Kemungkinan < 25 tahunan Tolak (kecuali ada 5
masukan teknologi)
6. Tanah penutup
d. Tanah penutup cukup 10
e. Tanah penutup cukup ½ umur pakai 4 5
f. Tanah penutup tidak ada 1

7. Intensitas hujan
g. Dibawah 500 mm per tahun b. 10
3
h. Diantara 500 mm sampai 1000 mm per tahun 5
i. Diatas 1000 mm per tahun 1
8. Jalan menuju lokasi
j. Datar dengan kondisi baik 10
5
k. Datar dengan kondisi buruk 5
l. Naik/turun 1
9. Transport sampah (satu jalan)
m. Kurang dari 15 menit dari centroid sampah 10
n. Antara 16 menit – 30 menit dari centroid sampah 5 8
o. Antara 31 menit – 60 menit dari centroid sampah 3
p. Lebih dari 60 menit dari centroid sampah 1
10. Jalan masuk
a. Truk sampah tidak melalui derah pemukiman 10
b. Truk sampah melelui daerah pemukiman 5
4
berkepadatan sedang (≤ 300 jiwa/ha)
c. Truk sampah melalui daerah pemukiman 1
berkepadatan tinggi (≥ 300 jiwa/ha)
11. Lalu lintas
q. Terletak 500 m dari jalan umum 10
r. Terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 3 8
s. Terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 3
t. Terletak pada lalu lintas tinggi 1
12. Tata guna lahan 5
a. Mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna tanah 10

52
sekitar
b. Mempunyai dampak sedang terhadap terhadap tata 5
guna tanah sekitar
c. Mempunyai dampak besar tarhadap tata guna tanah 1
sekita
13. Pertanian
a. Berlokasi di lahan tidak produktif 10
b. Tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 3 5
c. Terdapat pengaruh negatif terhadap pertanian sekitar 1
d. Berlokasi di tanah pertanian produktif 1
14. Daerah lindung/cagar alam
a. Tidak ada daerah lindung/cagar alam di sekitarnya 10
b. Terdapat daerah lindung/cagar alam disekitarnya yang
2
tidak terkena dampak negatif 1
c. Terdapat daerah lindung/cagar alam disekitarnya
terkena dampak negati 1
15. Biologis
a. Nilai habitat yang rendah 10
3
b. Nilai habitat yang tinggi 5
c. Habitat yang kritis 1
16. Estetika
a. Operasi penimbunan tidak terlihat dari luar 10
3
b. Operasi penimbunan sedikit terlihat dari luar 5
c. Operasi penimbunan terlihat dari luar 1
Sumber: SNI 03-3241-1994

g. Menentukan kelas kesesuaian untuk lokasi TPA

Kelas kesesuaian lahan untuk lokasi TPA ditentukan dengan

menggunakan proses langka demi langka. Setiap parameter diberi

bobot sesuai dengan dampaknya terhadap kesesuaian lahan

untuk lokasi TPA. Parameter yang memiliki dampak besar

terhadap lokasi TPA diberi bobot lima (5), sedangkan parameter

yang dampak rendah diberi bobot dua (2). Penentuan kesesuaian

lahan untuk lokasi TPA ditunjukan pada Tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3.9
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Lokasi TPA

53
Kela Nilai Tingkat Kesesuaian
s
I >468 Sangat layak untuk TPA baru
II 234–468 Sesuai untuk lokasi TPA baru
III <234 Tidak sesuai atau tidak layak untuk lokasi TPA Baru
Sumber: Sustanugraha, 2012

Proses overlay peta parameter yang menentukan lokasi TPA,

menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk lokasi TPA setelah

dilakukan pembobotan pada masing-masing variabel,

menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk lokasi TPA. dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐾𝑖 =∑Nilai 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − ∑Nilai 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛

I. Tahap overlay peta

Untuk mengetahui daerah yang cocok untuk lokasi TPA dilakukan

tumpang susun peta. Peta yang ditumpang susun yaitu, peta bahaya

geologi, peta kedalaman muka air tanah, peta jenis tanah, peta

buffering sungai, peta topografi, peta tata guna lahan, peta, peta

administrasi, peta kawasan lindung atau cagar alam dan peta banjir,

peta sistem aliran air tanah, peta buffering jenis jalan, peta buffering titik

sampah sampah wilayah Kabupaten Buol.

J. Buffering

Buffering adalah analisis spasial yang akan menghasilkan elemen

spasial bertipe polygon. Elemen-elemen ini adalah area atau buffer

yang berjarak (yang ditentukan) dari elemen spasial yang Kelas Nilai

54
Tingkat Kesesuaian I > 468 Sangat sesuai untuk lokasi TPA baru

tingkat kesesuaian kelas II 234 – 468 Sesuai untuk lokasi TPA baru

tingkat kesesuaian kelas III < 234 Tidak sesuai untuk lokasi TPA baru

menjadi masukannya (ditentukan atau terpilih sebelumnya melalui

salah satu mechanism query) (Eddy, 2010)

Buffering dimaksudkan untuk membuat daerah area cakupan untuk

obyek dalam radius tertentu. Metode buffering dalam penelitian ini

untuk menentukan zona jarak dari bandara, jarak dari lokasi yang

memungkinkan ke sumber air minum, jarak lokasi yang memungkinkan

dari jenis jalan dan lokasi cocok atau untuk tempat pembuangan akhir

TPA yang terpilih dengan titik sampah.

55
K. Diagram Penilitian

Gambar 3.1 Diagram Penelitian

56

Anda mungkin juga menyukai