METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penilitian.
Gorontalo.
B. Pendekatan Penilitian.
38
survey dan pengamatan langsung dilokasi penelitian dengan
mengumpulkan
39
informasi yang berkaitan dengan objek dan subjek penelitiian serta
didukung oleh metode analisis yang terkait dengan variable serta judul
1994 Tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah. Sehingga dari
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
(Moleong 2017:6).
39
C. Waktu Penelitian
enam (6) bulan sejak September 2022 hingga sampai Februari 2023,
Tabel 3.1
Waktu Penilitian
Waktu
No Agenda Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1
Sinopsis
Persiapan
2
Berkas (SK)
Penyusunan
3 Bab I,II, dan
III
Survey
4 Pengambilan
Data
Penyusunan
5
Bab IV dan V
6 Seminar Hasil
Sumber : Peneliti tahun 2022
1. Populasi
40
Kabupaten BuolKepulauan. Dalam penelitian ini jumlah populasi
2. Sampel
populasi.
41
4) Mempunyai rentang usia 18 – 40 tahun.
5) Memiliki jenjang Pendidikan minimal Starata 1.
b. Rumus perhitungan sampel:
Keterangan ;
N = jumlah populasi
1. Jenis Data.
a. Data Kualitatif.
42
data kualitatif adalah foto atau gambar yang diperoleh melalui
b. Data Kuantitatif.
2. Sumber Data.
a. Data Primer
43
2) Pengamatan atau observasi langsung yang dilakukan pada
penelitian.
b. Data Sekunder.
1. Teknik observasi
2. Teknik dokumentasi
44
Teknik dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk
G. Variabel Penilitian
menjadi titik fokus dalam penelitian. Objek yang diteliti dalam penilitian
yang digunakan dalam penilitian ini untuk menentukan lokasi TPA baru
Tabel 3.2
Variabel dan Indikator Penelitian
45
- Ketersedian
Analisis daya tampung
Lahan
lahan TPA Kab. Buol
- Kebutuhan Lahan
yang terdapat pada layer 1 dan layer 2 untuk membuat layer baru
2009).
46
Di tahapan regional persyaratan yang ada harus dipenuhi tanpa
a. Kondisi geologis
Tabel 3.3
Kelas Dan Kriteria Kondisi Geologi
Kelas Kriteria
Sesuai Tidak berlokasi di zona holocene fault dan di zona bahaya geologi
Tidak sesuai Berlokasi di zona holocene fault dan di zona bahaya geologi
Sumber: SNI 03-3241:1994
Jenis batuan dasar di lokasi TPA potensial sangat penting
tanah maupun saat bergerak bersama muka air tanah. lokasi TPA
b. Kondisi hidrogeologis
47
Data kondisi hirogeologis diperlukan untuk mengetahui kondisi
hidrogeologi di daerah penelitian. Kelas dan kriteria kondisi
hidrogeologi di tampilkan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kelas dan kriteria kondisi hidrologi
Kelas Kriteria
Sesuai a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter
b. Tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/detik
c. Jarak ke sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran
Tidak a. Mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter
sesuai b. Kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/detik
c. Jarak terhadap sumber air minum lebih kecil dari 100 meter di hilir aliran
Sumber: SNI 03-3241:1994
dan waduk, air permukaan dan sumber air minum yang digunakan
tanah. Untuk calon TPA, dipilih daerah jenis tanah yang tidak
berpasir karena memiliki porositas yang tinggi, laju aliran air yang
c. Topografis
48
kemiringan lereng dan kriterianya dapat dilihat pada Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kelas dan kriteria kemiringan lereng
Kelas Kriteria
Sesuai Kemiringan zona kurang dari 20%
Tidak Sesuai Kemiringan zona lebih dari 20%
Sumber: SNI 03-3241-1994
berikut:
Tabel 3.6
Kelas dan Kriteria Jarak Lapangan
Kelas Kriteria
Jaraka dari lapangan terbang minimal 3000meter untuk jenis
Sesuai penerbanga turbojet dan minimal jarak 1500meter untuk jenis
penerbangan lainnya.
Jarak ke lapangan terbang kurang dari 3000meter untuk jenis
Tidak sesuai penerbangan turbojet kurang dari 1500 meter.
49
Sumber: SNI 03-3241-1994
lokasi studi. tabel 3.7 menunjukan Kelas dan kriteria lokasi TPA
Tabel 3.7
Daerah lindung/cagar alam dan bencana banjir
Kelas Kriteria
Sesuai Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir
dengan periode ulang 25 tahun
Tidak sesuai Berada pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan
periode ulang 25 tahun
Sumber: SNI 03-3241-1994
f. Pengharkatan
Tabel 3.8
50
Parameter Bobot dan Nilai Tahap Pneyisih
51
a. Discharge area/lokal 10
b. Recharge area dan discharge area lokal 5
c. Recharge area regional dan lokal 1
4. Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
a. Kemungkinan pemanfaatan rendah dengan batas 10
hidrolis
b. Diproyeksikan untuk pemanfaatan dengan batas 3 5
hidrolis
c. Diproyeksikan untuk dimanfaatkan tanpa batas hidrolis 1
5. Bahaya banjir
a. Tidak ada bahaya banjir 10
b. Kemungkinan bahaya banjir > 25 tahunan 2
c. Kemungkinan < 25 tahunan Tolak (kecuali ada 5
masukan teknologi)
6. Tanah penutup
d. Tanah penutup cukup 10
e. Tanah penutup cukup ½ umur pakai 4 5
f. Tanah penutup tidak ada 1
7. Intensitas hujan
g. Dibawah 500 mm per tahun b. 10
3
h. Diantara 500 mm sampai 1000 mm per tahun 5
i. Diatas 1000 mm per tahun 1
8. Jalan menuju lokasi
j. Datar dengan kondisi baik 10
5
k. Datar dengan kondisi buruk 5
l. Naik/turun 1
9. Transport sampah (satu jalan)
m. Kurang dari 15 menit dari centroid sampah 10
n. Antara 16 menit – 30 menit dari centroid sampah 5 8
o. Antara 31 menit – 60 menit dari centroid sampah 3
p. Lebih dari 60 menit dari centroid sampah 1
10. Jalan masuk
a. Truk sampah tidak melalui derah pemukiman 10
b. Truk sampah melelui daerah pemukiman 5
4
berkepadatan sedang (≤ 300 jiwa/ha)
c. Truk sampah melalui daerah pemukiman 1
berkepadatan tinggi (≥ 300 jiwa/ha)
11. Lalu lintas
q. Terletak 500 m dari jalan umum 10
r. Terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 3 8
s. Terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 3
t. Terletak pada lalu lintas tinggi 1
12. Tata guna lahan 5
a. Mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna tanah 10
52
sekitar
b. Mempunyai dampak sedang terhadap terhadap tata 5
guna tanah sekitar
c. Mempunyai dampak besar tarhadap tata guna tanah 1
sekita
13. Pertanian
a. Berlokasi di lahan tidak produktif 10
b. Tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 3 5
c. Terdapat pengaruh negatif terhadap pertanian sekitar 1
d. Berlokasi di tanah pertanian produktif 1
14. Daerah lindung/cagar alam
a. Tidak ada daerah lindung/cagar alam di sekitarnya 10
b. Terdapat daerah lindung/cagar alam disekitarnya yang
2
tidak terkena dampak negatif 1
c. Terdapat daerah lindung/cagar alam disekitarnya
terkena dampak negati 1
15. Biologis
a. Nilai habitat yang rendah 10
3
b. Nilai habitat yang tinggi 5
c. Habitat yang kritis 1
16. Estetika
a. Operasi penimbunan tidak terlihat dari luar 10
3
b. Operasi penimbunan sedikit terlihat dari luar 5
c. Operasi penimbunan terlihat dari luar 1
Sumber: SNI 03-3241-1994
lahan untuk lokasi TPA ditunjukan pada Tabel 3.9 dibawah ini.
Tabel 3.9
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Lokasi TPA
53
Kela Nilai Tingkat Kesesuaian
s
I >468 Sangat layak untuk TPA baru
II 234–468 Sesuai untuk lokasi TPA baru
III <234 Tidak sesuai atau tidak layak untuk lokasi TPA Baru
Sumber: Sustanugraha, 2012
tumpang susun peta. Peta yang ditumpang susun yaitu, peta bahaya
geologi, peta kedalaman muka air tanah, peta jenis tanah, peta
buffering sungai, peta topografi, peta tata guna lahan, peta, peta
administrasi, peta kawasan lindung atau cagar alam dan peta banjir,
peta sistem aliran air tanah, peta buffering jenis jalan, peta buffering titik
J. Buffering
yang berjarak (yang ditentukan) dari elemen spasial yang Kelas Nilai
54
Tingkat Kesesuaian I > 468 Sangat sesuai untuk lokasi TPA baru
tingkat kesesuaian kelas II 234 – 468 Sesuai untuk lokasi TPA baru
tingkat kesesuaian kelas III < 234 Tidak sesuai untuk lokasi TPA baru
untuk menentukan zona jarak dari bandara, jarak dari lokasi yang
dari jenis jalan dan lokasi cocok atau untuk tempat pembuangan akhir
55
K. Diagram Penilitian
56