Anda di halaman 1dari 6

BAB III: METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Metode

Prihandono (2009) pada penelitiannya yang berjudul Peningkatan Peran Lembaga Lokal Dalam Rangka
Pembangunan Permukiman Di Perdesaan, menggunakan metode pengumpulan data dalam pendekatan
kualitatif menurut Maxwell (1996) dalam Soehartono (2002) banyak menggunakan apa yang disebut
metode ”trianggulasi”, yakni pengumpulan data yang berasal dari berbagai sumber dan menggunakan
berbagai metode, seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk saling
mengeliminasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam setiap metode pengumpulan data.

Arikunto (1998) dalam Prihandono (2009), merinci lebih lanjut metode pengambilan data di atas, maka
pengumpulan data pada studi ini akan menerapkan beberapa metode yang lazim digunakan pada riset
sosial, yakni:

a. Analisis dokumen (dokumentasi), atau disebut juga content analysis yakni analisis
yang menekankan pada pemahaman isi dokumen, peraturan-peraturan, hukum, dan
keputusan. Pada umumnya teknik ini dibantu dengan pedomen dokumentasi dan check
list.
b. Wawancara bebas terpimpin, yakni wawancara dengan pejabat, ahli, dan pemuka
masyarakat/adat yang berkompeten dengan topik studi, menggunakan panduan daftar
pertanyaan terbuka. Peneliti dapat mengembangkan topik-topik pertanyaan sesuai
dengan kondisi lapangan.
c. Observasi sistematis, yaitu pengamatan suatu kejadian/obyek dengan menggunakan
pedomen sebagai instrumen pengamatan. Pedomen observasi berisi sebuah daftar
obyek atau kejadian yang akan diamati. Lebih jauh daftar tersebut dapat berupa check
list suatu obyek dimana pengamat tinggal memberi tanda pada obyek yang muncul,
atau dapat pula peneliti menulis kejadian secara cermat pada kolom / space yang sudah
disediakan.
d. Panel (focuss group discussion), yaitu diskusi terpandu yang melibatkan individu yang
mempunyai otoritas atas informasi yang diperlukan dalam studi ini. Dalam bahasa lain
cara ini disebut juga “sarasehan”, yang pada prinsipnya melakukan diskusi dengan
gaya yang tidak terlalu formal (misalnya bentuk forum duduk bersama melingkar/
lesehan) namun mempunyai arah dan sasaran yang jelas Maxwell (1996). Secara teknis
metode analisa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu memo, kategorisasi, dan
kontektualisasi. Memo merupakan catatan- catatan kecil diluar masalah data, namun
dapat membantu proses berpikir secara analitis, seperti catatan tentang metode, teori,
konsep, yang sekiranya terkait dengan data.

Sedangkan Suhaeni (2009) dan Murbaintoro, dkk. (2009), sama-sama meneliti pengembangan
hunian vertikal di daerah Jawa Barat. Namun memiliki tujuan yang berbeda, Suhaeni (2009)
bertujuan untuk menyusun konsep pembangunan rumah susun yang dapat mendukung aktivitas
ekonomi penduduk mayoritas perkotaan. Sedangkan Murbaintoro (2009) mengembangkan model
hunian vertikal menuju pembangunan perumahan berkelanjutan dan implikasinya terhadap kebijakan
pembangunan perumahan bagi MBR.

Sehingga kajian yang dilakukan Suhaeni (2009) menggunakan metoda induktif, yaitu metoda yang
digunakan bertitik tolak dari data yang sifatnya spesifik untuk ditarik suatu kesimpulan yang sifatnya
umum dengan menggunakan data statitik Kota Bandung tahun 2005. Kota Bandung dipilih sebagai
studi kasus, karena Bandung merupakan salah satu kota yang diusulkan dapat membangun rumah susun
di wilayahnya berkaitan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Sedangkan Murbaintoro, dkk.
(2009) menggunakan metode analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, analisis
statistika, analisis finansial, analisis input-output (I-O), dan analisis sistem dinamik.

Namun di penelitian lainnya, Suhaeni (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Tipologi Kawasan
Perumahan Dengan Kepadatan Penduduk Tinggi Dan Penanganannya, Suhaeni menggunakan
metodologi data primer yang dikumpulkan dari lokasi penelitian di kawasan perumahan kumuh diolah
melalui analisis statistik SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengetahui pengaruh kepadatan penduduk
terhadap kenyamanan sirkulasi bangunan dapat mengadaptasi dari metode yang digunakan Prihandono
(2009) dengan wawancara bebas dan observasi, dan focus group discussion. Dan mengolah data dengan
mengadaptasi metode yang digunakan Suhaeni (2010) menggunakan analisis statistik.
3.2. Tahapan Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Survey

Membuat pertanyaan wawancara

Mengumpulkan data, metode sampling dan populasi

Menganalisa data

Data sekunder, jurnal dsb. Data primer, wawancara dsb.

Pembahasan, olah data

Kesimpulan dan Saran

Selesai
3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam menentukan populasi, peneliti menggunakan jalan di kelurahan Kali Anyar dimana pemukiman
daerah ini terpadat se-Asia (Tribunnews, 2014). Sehingga nantinya diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi perancang lainnya untuk merancang kota padat penduduk.

2. Sampel

Sampel yang digunakan merupakan jalan-jalan yang memenuhi kriteria. Dalam menentukan sampel,
peneliti menggunakan jalan yang lebar dengan sirkulasi cukup baik, jalan agak lebar dengan sirkulasi
yang tidak terlalu baik, dan jalan sempit dengan sirkulasi yang tidak baik (jalan gang kecil). Sehingga
dengan beberapa sampel yang berbeda lokasi peneliti dapat mengetahui dan membandingkan hasil
sampling.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Meliputi pembuatan proposal penelitian yang didahului dengan mengadakan survey untuk menjajaki
fenomena yang terjadi yang diangkat sebagai masalah penelitian.

Tahap penelitian lapangan meliputi:

1. Observasi lapangan, pengamatan langsung

Observasi dilakukan dengan berulang-ulang, lokasi penelitian benar-benar diteliti disetiap keadaannya
baik pagi hari, siang hari, maupun sore hari. Hal ini diperlukan agar observasi yang dilakukan bernilai
objektif dan perspektif yang lebih luas untuk penelitian sehingga penelitian menghasilkan hasil yang
baik. Selain itu dalam observasi, peneliti juga dapat mencatat kejadian apa saja yang terjadi dilokasi
penelitian. Dalam hal ini peneliti dapat mencatat baik berupa data ataupun gambar, serta dapat
menggunakan alat berupa video, foto ataupun sketsa. Perbandingan lokasi sekitar juga dapat dilakukan
dengan membandingkan sirkulasi bangunan antara Jalan yang lebar, jalan yang sedang dan jalang gang
kecil. Sehingga observasi yang didapat lebih bersifat objektif.
2. Pengambilan data primer (wawancara dengan kuisioner)

Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kejadian yang tidak dapat peneliti ketahui dari observasi
yang sudah dilakukan. Sehingga data yang didapat lebih bersifat mendalam. Peneliti selain memberi
kuisioner, dapat juga mewawancarai hal-hal yang sifatnya pendapat yang tidak hanya list checklist
seperti kuisioner, contohnya seperti kenyamanan yang dirasakan warga dengan kepadatan di Kali
Anyar ataupun keluh kesah yang warga rasakan dengan minimnya sirkulasi di Kali Anyar ini. Selain
itu dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan beberapa warga yang tinggal di Kali
Anyar dengan kriteria setidaknya 5 tahun atau lebih tinggal atau menetap disana.

3. Pengambilan data sekunder, yaitu kegiatan pencarian data dari


pustaka.

Dalam studi kepustakaan peneliti harus mencocokkan teori-teori apa saja yang baik dalam melakukan
penelitian kuantitatif ini.

3.5. Metode Analisa Data

Suhaeni (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Tipologi Kawasan Perumahan Dengan Kepadatan
Penduduk Tinggi Dan Penanganannya melakukan teknik pengumpulan data dengan cara pemilihan
sampel digunakan stratifikasi yang proporsional untuk setiap kelompok sampel. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Data primer
dalam penelitian ini adalah data hasil dari wawancara pada responden yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder, yakni buku-buku pendukung, dokumen dan sumber referensi lainnya yang
relevan dengan penelitian dimana peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari
sumbernya. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan.

Suhaeni (2010), Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner terstruktur yang dirancang untuk dapat
menjaring karakteristik fisik perumahan serta karakteristik sosial dan ekonomi penduduk. Setiap
kuisioner yang sudah diisi secara lengkap dikompilasi dengan format excel untuk mempermudah dalam
mengolah data menjadi informasi dalam bentuk format excel ataupun SPSS.
Hasil kompilasi data divalidasi dengan cara crosscheck melalui metode focus group yang dilakukan di
kantor kelurahan yang dihadiri oleh “mantri” statistik, tenaga lapangan, beberapa orang penduduk
setempat dan tokoh masyarakat. Pada tahap berikutnya, data diberikan coding, nominal angka atau
pembobotan. Pengolahan untuk analisis data dilakukan dengan beberapa cara, descriptive statistics
frequency, two step cluster, dan K-mean cluster. Pada dasarnya ketiga cara tersebut sama yaitu proses
identifikasi data melalui klasifikasi sampel data atas dasar kesamaan karakteristik dan faktor dominan

Anda mungkin juga menyukai