TENTANG
“TUBERKULOSIS”
JURUSAN APOTEKER
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
DEFINISI TUBERKULOSIS (TB)
1. Infeksi primer biasanya diakibatkan oleh menghirup partikel udara mengandung M. tuberculosis.
2. Partikel ini, yang disebut droplet nuclei, mengandung satu sampai tiga bacilli dan cukup kecil (1
sampai 5 mm) sampai mencapai permukaan alveolar.
3. Pada permukaan alveolar, si bacilli itu yang disampaikan oleh inti tetesan yang tertelan oleh paru
makrofag.
4. Pada permukaan alveolar, si bacilli itu yang disampaikan oleh inti tetesan akan ditelan oleh makrofag
didalam paru.
5. Jika makrofag ini dapat menghambat atau membunuh basil infeksi tidak akan terjadi
perkembangbiakan basil M.TB, sebaliknya jika makrofag tidak bisa membunuh M.Tb maka akan
terjadi fase infeksi oleh M.Tb
GEJALA DAN TANDA KLINIS
TUBERKULOSIS
TB DEWASA
TB ANAK
– Ket: Suspek TB Paru: batuk berdahak selama 2-3 minggu/lebih disertai dg atau
tanpa gejala lain
– Gambar: Bagan Diagnosis pada TB Paru (Depkes RI, 2011)
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA ANAK
Tdk ada/tdk
jelas kontak
Tidak ada akses
TB paru **
Tdk foto rontgen toraks
diperiksa & uji tuberkulin Uji tuberkulin Ada kontak Observasi
(-) & tdk ada TB paru ** gejala slm
kontak TB 2 minggu,
Pemeriksaan Skor bila
Ada akses foto paru **
mikroskopis/ Sistem <6 persisten
Negatif rontgen toraks &
tes cepat skoring Uji tuberkulin → rujuk u/
uji tuberkulin *
dahak (+) & ada evaluasi
kontak TB
paru ** TB anak
Skor klinis
>6
Terapi
OAT ***
TB anak
Positif
terkonfirmasi
bakteriologis
Ket: * : Dapat dilakukan bersamaan dg pemeriksaan sputum
** : Kontak TB paru dewasa dan kotak TB paru anak terkonfirmasi bakteriologis
*** : Evaluasi respon pengobatan, jika tidak merespon baik dg pengobatan adekuat, evaluasi ulang diagnosis dan rujuk
DIAGNOSIS TB
ANAK
Sekurang-kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
• Kasus Gagal: BTA tetap positif atau menjadi positif lagi setelah pengobatan selama 5
3 bulang/lebih
• Pengobatan terputus: Terputus berobat selama 2 bulan/lebih dan kembali dengan BTA positif,
4 atau kadang-kadang negatif tetapi pemeriksaan radiologi memberi kesan TB aktif.
• Kasus Kronik: BTA tetap positif atau menjadi positif lagi setelah menjalani pengobatan ulang
5 di bawah pengawasan
• Kasus Pindah: Pasien yang dibutuhkan dari unit pelayanan kesehatan yang mempunyai register
6 TBC ketempat lain u/ melanjutkan pengobatannya.
Tujuan dan Program Terapi
1. Deteksi ada kasus TB baru secara cepat
2. Mengumpulkan sampel u/ pemeriksaan smerar dan kultur
3. Menghilangkan gejala secara cepat setelah pengobatan awal
4. Menyembuhkan pasien secepat mungkin (umumnya dengan minimal
6 bulan pengobatan)
5. Isolasi pasien yang positif TBC supaya tidak menyebar
6. Patuh pada regimen terapi dan tidak timbul resisten obat
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan
4 atau 7 bulan. Selama fase intesif akan terjadi pengurangan jumlah kuman disertai dengan
perbaikan klinis. Sebagian pasien dengan sputum BTA(+) akan menjadi BTA (–) dalam 2 bulan.
Sedangkan pada fase lanjutan bertujuan membersihkan kuman dan mencegah kekambuhan.
SUMBER: - KATZUNG BG. 2002. BASIC & CLINICAL PHARMACOLOGY. 12TH EDITION. HLM. 840-845.
- PMK RI NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG: PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
Tabel dosis untuk Paduan OAT KDT
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT 3 tab 4KDT + 750 mg 3 tab 2KDT +3 tab
38-54 kg 3 tab 4KDT
Streptomisin inj Etambutol
>=71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT 4 tab 4KDT + 1000 4 tab 2KDT +4 tab
55-70 kg 4 tab 4KDT
mg Streptomisin inj Etambutol
Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk paket berupa obat Kombinasi Dosis Tetap
(OAT-KDT).
Kanamisin
Amikasin
Kuinolon
Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asam klavulanat
Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia antara lain :
Kapreomisin
Sikloserino
PAS (para amino salisilat) (dulu tersedia)
Derivat rifampisin dan INH
Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
BEBERAPA KEUNTUNGAN KOMBINASI DOSIS TETAP (KDT)
DALAM PENGOBATAN TBC:
1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat
dan mengurangi efek samping.
2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan resiko terjadinya
resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep.
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi
sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien.
EFEK SAMPING DAN EFEK BERBAHAYA DARI OBAT –OBAT TBC
SERTA PENATALAKSANAANYA
Ny SR 35 tahun dengan berat badan 35 kg dan tinggi 150 cm datang ke poli paru untuk kontrol rutin TB yang di
deritanya. Saat ini pasien masih mengeluh batuk berdahak, sputum berwarna kuning tua, dan dada sesak. Dari hasil
wawancara ke pasien, diketahui pasien juga sedang menggunakan kontrasepsi oral. Untuk pengobatan TB dokter
meresepkan obat sebagai berikut:
S 1 dd 1
S 1 dd 1
R/ FortibiNo. XXX
S 2 dd 1
PERTANYAAN
Jawaban:
Berdasarkan terapi yang diperoleh pengobatan pasien berada pada fase lanjutan (intermitten), karena dari
kasus penyakit tuberkulosis, pasien datang ke poli paru untuk melakukan kontrol rutin TB yang diderita.
Selain itu, berdasarkan resep yang diberikan yaitu rifampicin dan INH merupakan obat untuk pasien OAT
KDT untuk kategori 1
Jawaban:
Pada kasus ini pasien berada pada fase lanjutan (fase intermitten) sedangkan etambutol hanya berada pada
fase awal (fase intensif) dimana biasanya obat ini dikombinasikan dengan 4 obat, misalnya INH + R + E + Z.
Jika etambutol diberikan pada fase intermitten maka terjadi resistensi obat dan BTA (Bakteri Tahan Asam)
masih positif dimana ini tidak sesuai dengan pengobatan TB.
3. APA INDIKASI FORTIBI PADA RESEP DI ATAS?
Jawaban:
Sebagai terapi penunjang untuk menstimulasi sistem imun dan terapi penunjang alami untuk TB (suplemen
dan terapi penunjang tuberkulosis).