(PSI 309)
MODUL 9
ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
DISUSUN OLEH
SITI MASITOH, S.Psi., M.Psi., Psikolog
B. PENDAHULUAN
Setelah proses pengambilan data yang memakan waktu cukup panjang dan melelahkan,
peneliti masih berhadapan dengan satu lagi bentuk kegiatan yang juga krusial, yaitu
melakukan analisis terhadap data yang telah diambil. Analisis data merupakan permasalahan
yang tidak sepele, temuan apapun yang dihasilan suatu penelitian merupakan produk dari
analisis data, yang sangat mungkin akan dianggap sebagai kebenaran bagi para pembacanya
dan dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya ataupun kegiatan dan pembahasan--
pembahasan terkait. Kebanyakan pembaca, terutama masyarakat umum, tidak terlalu
mempedulikan darimana dan bagaimana sebuah data diperlakukan di dalam penelitian,
pembaca juga tidak terlalu mempertanyakan kemampuan peneliti dalam melakukan analisis
data, karena pembaca terutama masyarakat awam memiliki kecenderungan percaya saja pada
kemampuan peneliti dalam melakukan analisis data dan mau menerima apapun
hasilnya,“taken for granted”. Maka dapat dibayangkan, kepercayaan yang tinggi itu terhadap
hasil penelitian yang tidak akurat dikarenakan kelemahan peneliti dalam melakukan analisis
data, akan berlanjut dan menyebar secara luas tidak hanya dalam cakupan akademis tetapi
juga tataran praktis di masyarakat.
Seberapapun kekayaan data yang telah diperoleh peneliti selama proses pengumpulan
data dilakukan, menjadi tidak berarti jika peneliti keliru dalam analisis data, terlebih di dalam
penelitian kualitatif dimana data yang diperoleh dari tiap subjek tidak akan pernah sama.
Herdiansyah (2015) mengatakan, dari sumber data dan bentuk pengambilan data yang
beragam, misalnya data yang diperoleh dari wawancara mendalam, observasi ataupun focus
group discussion, haruslah dianalisis dengan teknik masing-masing dan membutuhkan
keahlian tersendiri bagi peneliti untuk mengolahnya. Artinya, tidak ada alasan bagi peneliti
untuk tidak menguasai teknik analisis data, karena dalam hal ini kecerebohan, kekurang-
pahaman, kekeliruan, akan menjadi ancaman bagi peneliti dalam melakukan analisis data, dan
merusak keseluruhan penelitian.
Bagan B.1
PROSES PENYUSUNAN KAJIAN KASUS
3. Analisis Isi
Melakukan identifikasi yang berhubungan dengan hal-hal penting, tema, ataupun
pola dalam data yang diperoleh. Setelah seluruh informasi dibaca, lalu diidentifikasi
ke dalam tema (seperti menyusun indeks), data diberi label, sehingga
menyederhanakan kompleksitas data ke dalam tema bermakna yang dapat dikelola.
Bagan B.2
Pelabelan dalam Analisis Isi
TEMA/LABEL
INFORMASI
sumber • latar belakang pola asuh
A
• bagaimana ekspresi emosi
sumber
B • pola penyelesaian masalah
sumber
C • bagaimana penyesuaian sosial
Bagan C.1
Alur/prosedur penelitian kualitatif
Penulisan
Penarikan
Hasil Verifikasi
kesimpulan
Temuan
Bagan C.2
Komponen Analisis Data
Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994)
Pengumpulan
data
Reduksi Display
data data
Kesimpulan/
Verifikasi
Tabel C.1
Hasil Reduksi Data
Keterangan:
▪ Baris: berisi tentang informasi urutan baris dari pernyataan peneliti dan subjek
penelitian/partisipan pada kolom uraian wawancara. Baris sangat diperlukan
dalam koding dan keperluan crosscheck data pada verbatim wawancara. Dalam
kolom baris, biasanya peneliti kualitatif mengisinya dengan pola interval 5, yaitu
tidak setiap persatuan baris tetapi hanya dalam kelipatan lima.
▪ Pelaku: berisi tentang susunan orang-orang yang terlibat dalam wawancara
tersebut, siapa saja yang berbicara dicantumkan berdasarkan urutan pembicaraan.
Untuk membedakan, antara peneliti dan selain peneliti, pada kolom “pelaku” dan
“uraian wawanara” ditulis dalam format miring dan normal.
▪ Uraian wawancara: berisi semua dialog yang terjadi sejak awal hingga selesai
tanpa sedikitpun mengubah isi dari setiap dialog tersebut. Setiap kalimat dalam
dialog ditulis apa adanya sesuai kondisi yang sebenarnya.
▪ Tema: berisi tema apa yang terdapat pada pernyataan yang dikemukakan oleh
subjek/partisipan atau respon jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan oleh
peneliti dalam wawancara tersebut. Tema ditulis dengan Bahasa peneliti sendiri
dan merupakan kalimat pasif. Tidak semua dialog memiliki tema, tetapi hanya
yang sesuai tujuan dan pertanyaan penelitian, yaitu respon yang bermakna,
berarti dan sesuai tujuan penelitian.
Tabel C.3
Format Tabel Akumulasi Tema
Nama Subjek/Informan : ……………
Jumlah akumulasi tema : ……………
Jumlah wawancara yang dilakukan : ……………
Frekuensi
No. Tema yang Muncul
W1 W2 W3
Tabel C.4
Format Tabel Akumulasi Observasi
(metode Behavioral Checklist)
Observasi ke : ……….
Observee : ……….
Lokasi : ……….
Waktu : Tanggal ……….; Jam ……….
Setting* : ……………………………………………….
Indikator Perilaku yang Nampak Ya Tidak Keterangan
*setting: berisi tentang situasi, kondisi subjek dan setting lingkungan yang
terjadi saat observasi dilakukan.
Tabel C.5
Format Table Kategorisasi dan Coding Tema Wawancara Subjek
Format kode:
Bagan C.2
Tahapan Display Data
d) Kesimpulan / Verifikasi
Ini merupakan tahap akhir dari rangkaian analisis data kualitatif menurut model
interaktif yang dikemukakan Miles & Huberman (1984) dalam Herdiansyah (2015).
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa kesimpulan dalam analisis data kualitatif
menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan
mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut, esensinya berisi
tentang uraian dari seluruh sub-kategorisasi tema yang tercantum pada table
kategorisasi dan koding yang sudah terselesaikan, disertai dengan quote verbatim
wawancara. Untuk menyimpulkan dengan benar, peneliti melakukannya dalam tiga
tahap, yaitu:
▪ Menguraikan sub-kategori tema dalam table kategorisasi dan coding, disertai
dengan quote verbatim wawancaranya.
▪ Menjeaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian
berdasarkan aspek/komponen/faktor/dimensi dari central phenomenon
penelitian.
▪ Membuat kesimpulan dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan
penelitian yang diajukan.
Ketika tiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, itu mengindikasikan bahwa
secara analisis data kualitatif, penelitian yang dilakukan telah selesai dan peneliti
telah memiliki hasil atau jawaban dari pertanyaan penelitian.
Bagan C.3
Ilustrasi tentang validitas dalam penelitian kualitatif
Gap 1 Gap 2
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa dari fenomena yang sebenarnya menuju
pemahaman peneliti terhadap fenomena, terdapat dua gap, dimana pada masing-
masing gap memungkinkan muncul bias, dari sisi si subjek dan dari sisi si peneliti.
b) Reabilitas dalam penelitian kualitatif adalah adanya kesamaan atau kedekatan
respon dari beberapa subjek/responden serta adanya benang merah diantara respon-
respon tersebut. Metode untuk mencari kesamaan, menemukan kedekatan ataupun
benang merah dari informasi data itu dapatlah berbagaimacam, baik melalui
wawancara, observasi ataupun studi dokumen/catatan-catatan terhadap fenomena
penelitian.
F. TRIANGULASI
Dalam analisis data, ada suatu metode penting yang perlu dikuasai peneliti
kualitatif, yaitu triangulasi. Triangulasi menurut Patton (2006) adalah suatu cara untuk
membangun pengawasan (monitoring) dan keseimbangan, melalui strategi pengumpulan
data ganda. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak ada metode tunggal yang dapat
mencukupi untuk menunjukkan fakta/informasi karena setiap metode dapat menyatakan
aspek dan realitas yang berbeda pada suatu fenomena. Denzim (1978, dalam Patton
2006) menyebutkan empat tipe dasar tiangulasi, yaitu: 1) triangulasi data, yaitu
penggunaan beragam sumber data; 2) triangulasi investigator, yaitu penggunaan
beberapa peneliti untuk meminimalisir bias; 3) triangulasi teori, yaitu mendapatkan
landasan teori dalam berbagai sudut pandang dalam menafsirkan satu fenomena; 4)
triangulasi metodologis, yaitu penggunaan banyak metode untuk mengkaji fenomena.
G. LATIHAN
JAWAB:
Setelah data direduksi kedalam format verbatim wawancara, lalu diakumulasi tema, dan
membuat akumulasi observasi, maka diperoleh bentuk sript. Setelah didapat bentuk
script, maka mulailah proses display data, yang harus dilakukan adalah data setengah
jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan/script tadi, sudah memiliki alur tema
yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam table akumulasi tema) ke dalam suatu
matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan,
serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan
sederhana yang disebut sub-tema, yang diakhiri dengan pemberian kode (coding) dari
sub-tema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan. (lihat
halaman 11-12)
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Yusuf (2010). Validitas Data Melalui Triangulasi pada Penelitian Kualitatif.
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10, No.1
http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/meyakinkan-validitas-data-melalui-
triangulasi-pada-penelitian-kualitatif.pdf