Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK ANALISIS DATA

1. Pengertian
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dalam
proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode
statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua
variabel, bila datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah Korelasi Spearman
Rank, sedang bila datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product
Moment. Bila akan menguji signifikansi komparasi data dua sampel, datanya interval atau
ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan Chi Kuadrat.
Selanjutnya bila akan menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, datanya
interval, digunakan Analisis Varian.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus
menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada
umurnnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga
teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering
mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and
Huberman (1984), bahwa "The most serious and central difficulty in the use of qualitative
data is that methods of analysis are not well formulate". Yang paling serius dan sulit
dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan
baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan: "There are no guidelines in qualitative
research for determining how much data and data analysis are necessary to support and
assertion, conclusion, or theory". Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk
menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung
kesimpulan atau teori.
Selanjutnya Nasution menyatakan bahwa: "Melakukan analisis adalah pekerjaan yang
sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan
intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan
analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok
dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sarna bias diklasifikasikan lain oIeh peneliti yang
berbeda" Dalam haI analisis data kualitatif. Bogdan menyatakan bahwa "Data analysis is
the process of systematically searching and arranging the interview transcripts,
fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding
of them and to enable you to present what you have discovered to others" Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unitunit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Susan Stainback, mengemukakan bahwa "Data analysis is critical to the qualitative
research process. It is to recognition, study, and understanding of interrelationship and
concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and evaluated"
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis
digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat
dikembangkan dan dievaluasi. Spradley (1980) menyatakan bahwa: "Analysis of any kind
involve a way of thinking. It refers to the systematic examination of something to
determine its parts, the relation among parts, and the relationship to the whole. Analysis
is a search for patterns" Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara
berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.
Analisis adalah untuk mencari pola.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh did sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-
ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan
secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
2. Proses Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
Iapangan , selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) menyatakan "Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori
yang "grounded". Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan
selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. In fact, data analysis in
qualitative research is an on going activity that occures throughout the investigative
process rather than after process. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.

A. Analisis Sebelum di lapangan


Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian, Namun demikian
fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
masuk dan selama di lapangan. Jadi ibarat seseorang ingin mencari pohon jati di suatu
hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklirn, rnaka dapat diduga bahwa hutan
tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat proposal
penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut, berikut
karakteristiknya.
Setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak
ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan penelitiannya.
Tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena fokus penelitian bersifat semen tara dan
akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif, kalau fokus penelitian
yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka peneliti akan merubah
fokusnya, tidak lagi mencari kayu jati lagi di hutan, tetapi akan berubah dan mungkin
setelah masuk hutan tidak lagi tertarik pada kayu jati lagi, tetapi beralih ke pohoh-
pohon yang lain, bahkan juga mengamati binatang yang ada di hutan
tersebut.

B. Analisis Data di lapangan Model Miles and Huberman


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam peri ode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap
kredibel. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkah-Iangkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Komponen dalam analisis data (flow model)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, seteIah peneliti melakukan


pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi
data. Anticipatory data reduction is occurring as the research decides (often without
full awareness) which conceptual frame work, which sites, which research question,
which data collection approaches to choose. Selanjutnya model interaktif dalam
analisis data ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.2 Komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Data Reduction (Reduksi Data)


Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jurnlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pad a hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti
komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Pada gambar berikut diilustrasikan bagaimana mereduksi hasil catatan


lapangan yang kompleks, rumit dan belum bermakna. Catatan lapangan berupa
huruf besar, huruf kecil, angka dan simbul-simbul yang masih semrawut, yang
tidak dapat difahami. Dengan reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data
yang pokok dan penting, membuat kategorisasi, berdasarkan ' huruf besar, huruf
kecil, dan angka. Data yang tidak penting yang diilustrasikan dalam bentuk
simbul-sirnbul seperti %, #, @ dsb, dibuang karena dianggap tidak penting bagi
peneliti.
Dalam suatu situasi sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi data mungkin
akan memfokuskan pada orang miskin, pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan
rumah tinggalnya. Dalam bidang manajemen, dalam mereduksi data mungkin
peneliti akan mernfokuskan pada bidang pengawasan, dengan melihat perilaku
orang-orang yang jadi pengawas, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara
pengawas dengan yang diawasi, serta hasil pengawasan. Dalam bidang
pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai temp at penelitian,
maka dalam mereduksi data
peneliti akan memfokuskan pada, murid-murid yang memiliki kecerdasan
tinggi dengan mengkategorikan pada aspek, gaya belajar, perilaku sosial,
interaksi dengan keluarga dan lingkungan, dan perilaku di kelas.
Gambar 2.3 Ilustrasi reduksi data, display data dan verifikasi

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan
segala sesuatu yang dip andang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola,
justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
reduksi data. Ibarat melakukan penelitian di hutan, maka pohon-pohon atau
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang belum dikenal selama ini,
justru dijadikan fokus untuk pengamatan selanjutnya. Reduksi data merupakan
proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman
wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi
data dapat mendiskusikan pada ternan atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi itu, maka wawasan peneJiti akan berkembang, sehingga dapat
mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang
signifikan.

b. Data Display(penyajian data)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin mudah difahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini
Miles and Huberman (1984) menyatakan "the most frequent form of display data
for qualitative research data in the past has been narrative text". Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah difahami tersebut. "looking at displays help us to understand what
is happening and to do some thing-further analysis or caution on that
understanding" Miles and Huberman (1984). Selanjutnya disarankan, dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa,
grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart. Untuk mengecek apakah
peneliti telah memahami apa yang didisplaykan, maka perlu dijawab
pertanyaan berikut. Apakah anda tahu, apa isi yang didisplaykan?
Dalam ilustrasi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3 terlihat
bahwa, setelah peneliti mampu mereduksi data ke dalam huruf besar, huruf
kecil dan angka, rnaka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam mendisplaykan data, huruf besar, huruf kecil dan angka disusun ke
dalam urutan sehingga strukturnya dapat difahami. Selanjutnya setalah dilakukan
analisis secara menclalam, ternyata ada hubungan yang interaktif antara tiga
kelompok tersebut.
Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena
sosial bersifat kompleks, dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat
memasuki lapangan dan setelah beriangsung agak lama di lapangan akan
mengalarni perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik
itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata
hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di
lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori
yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus-menerus.
Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama
penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi
berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir
penelitian.
Pada gambar berikut diberikan contoh display, salah satu hasil penelitian Surosso
(1999) tentang struktur pendidikan tenaga kerja pada industri modern, bidang
produksi dan teknologi. Berdasarkan data yang terkumpul di kedua bidang
tersebut, ternyata untuk bidang produksi, struktur pendidikan tenaga kerja
membentuk "belah ketupat", di mana Pendidikan pegawai yang terbanyak adalah
SMK. Jumlah tenaga kerja yang berpendidikan Sarjana Muda (SM), hampir sarna
dengan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan SLTP. Jumlah tenaga kerja yang
berpendidikan Sarjana (Sl , S2, S3) harnpir sarna dengan jurnlah tenaga kerja yang
berpendidikan
SD. Struktur pendidikan tenaga kerja pada industri modern, berbeda dengan
struktur pendidikan pegawai pada industri yang konvensional, yang pada
umumnya membentuk piramida, di mana jumlah karyawan yang terbanyak adalah
yang berpendidikan SD, dan paling sedikit adalah yang berpendidikan sarjana.
Dengan demikian telah terjadi perubahan struktur pendidikan tenaga kerja pada
industri modern dari pirarnida ke belah ketupat.
Selanjutnya pada bidang teknologi, yang tugas utamanya untuk
penelitian dan pengembangan, bentuknya adalah piramida terbalik, dimana
jumlah pegawai yang berpendidikan sarjana yang paling banyak.
Selanjutnya pada gambar berikut diberikan display, tentang faktor-faktor yang
menyebabkan benda rusak dalam proses produksi. Sebab-sebab tersebut
ditemukan melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara
dilakukan pada pekerja dan supervisor. Pengarnatan dilakukan pada proses
pelaksanaan kerja. Dokumentasi dilakukan pada dokumen desain benda kerja dan
proses pelaksanaan kerja, serta benda kerja yang telah jadi.

Gambar 2.4 Profil tenaga kerja industri modern bidang produksi. Bentuk belah
ketupat
Gambar 2.5 Profil tenaga kerja industri modern bidang teknologi. Bentuk
kerucut terbalik

Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dianalisis, selanjutnya


dapat dikategorikan bahwa, penyebab utama yang mempengaruhi benda
kerja yang dihasilkan oleh pekerja menjadi rusak (reject) sehingga tidak
diterima, dapat dikelompok menjadi adanya empat kesalahan. Kesalahan
pertama, yaitu kesalahan langsung dari pekerja/operator mesin, kesalahan
operator tidak langsung, kesalahan di luar operator, dan kesalahan yang tidak
diketahui. Setiap kategori kesalahan dapat dijabarkan pada kesalahankesalahan
yang lebih kecil. Sebagai contoh, kesalahan yang disebabkan oleh
kesalahan operator langsung, adalah kesalahan menge-set fixture, membaca
proses kerja, mengoperasikan mesin, repair benda kerja dan lain-lain.
Gambar 2.6 Data display menggunakan diagram tulang ikan, tentang beberapa
kesalahan yang mempengaruhi reject

c. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat semen tara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan
demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori. Data display yang dikemukakan bila telah didukung oleh data-data yang
mantap, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel. Dapat disimpulkan
bahwa strutur pendidikan tenaga kerja pada industri modern, pada bidang
produksi berbentuk "belah ketupat" Tenaga lulusan SMK yang terbanyak), dan
pada bidang teknologi atau penelitian dan pengembangan berbentuk kerucut
terbalik (sarjana terbanyak). Kesimpulan ini sebagai hipotesis, dan bila didukung
oleh data pada industri lain yang luas, maka akan dapat menjadi teori.

C. Analisis data Selama di Lapangan model Spradley


Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan
tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan penelitian kualitatif menurut Spradley
ditunjukkan pada gambar berikut. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, proses
penelitian kualitatif setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seseorang informan kunci "key informant" yang merupakan informan yang berwibawa
dan dipercaya mampu "membukakan pintu" kepada peneliti untuk memasuki obyek
penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan
mencatat hasil wawancara. Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan
memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil
wawancara. Berdasarkan hasil dari anaJisis wawancara selanjutnya peneliti
melakukan analisis domain. Pada langkah ke tujuh peneliti sudah menentukan fokus,
dan melakukan analisis taksonomi. Berdasarkan hasil analisis taksonomi, selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilanjutkan dengan analisis
komponensial. Hasil dari analisis komponensial, selanjutnya peneliti menemukan
tema-tema budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menu n laporan
penelitian etnografi.
Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian memfokus, dan
meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif,
yaitu analisis domain, taksonomi, dan komponensial, analisis tema kultural. Hal ini
dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar 2.7 Tahapan penelitian kualitatif
Gambar 2.8 Macam analisis data kualitatif (Spradley, 1980)

a. Analisis Domain
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang
terdiri atas, place, actor dan activity (PAA), selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi
deskriptif, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis domain. Dalam
hal ini Spradley menyatakan: "Domain analysis is the first type of ethnographic
analysis. In later steps we will consider taxonomic analysis, which involves a
search for the way cultural domains are organize, the componential analysis,
which involves a search for the attributes of terms in each domain. Finally, we
will consider theme analysis, which involves a search for the relationship among
domain and for how they are linked to the cultural scene as a whole".
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif.
Langkah selanjutnya adalah analisis taksonomi yang aktivitasnya adalah mencari
bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi lebih rinei. Selanjutnya
analisis komponensial aktivitasnya adalah mencari perbedaan yang spesifik setiap
rincian yang dihasilkan dari analisis taksonomi, Yang terakhir adalah analisis
tema, yang aktivitasnya adalah mencari hubungan di antara domain, dan
bagaimana hubungannya dengan keseluruhan, selanjutnya dirumuskan dalam
suatu tema atau judul penelitian. Dalam hal tema Spradley (1980) menyatakan:
"Theme as: a postulate or position, declare or implied, and usually controlling
behavior or stimulating activity, which tacitly approved or openly promoted in
society"
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian.
Data diperoleh dari grand tour dan minitour question. Hasilnya berupa gambaran
umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih di
permukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau kategori dari situasi
sosial yang diteliti.
Dalam situasi sosial terdapat ratusan atau ribuan kategori. A category is an
array of different objects that are treated as if they were equivalent (Spradley
1984). Suatu domain adalah merupakan katagori budaya (cultur category) terdiri
atas tiga elemen yaitu: cover term, included terms, dan semantic relationship.
Cover term adalah nama suatu domain budaya, included term nama-nama yang
lebih rinei yang ada dalam suatu kategori. Elemen ke tiga dari seluruh domain
budaya adalah hubungan semantik antar kategori. Mencari hubungan semantik ini
merupakan hal yang penting untuk menemukan berbagai domain budaya.
Kedudukan cover term, included terms, dan semantic relationship, dapat
digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar 2.9 Elemen dalam domain

Untuk menemukan domain dari konteks sosial/obyek yang diteliti, Spradley


menyarankan untuk melakukan analisis hubungan semantik antar kategori, yang
meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal, yang dapat
digunakan untuk berbagai jenis situasi sosial. Ke sembilan hubungan semantic
tersebut, adalah: strict inclusion (jenis), spatial (ruang), cause effect (sebab
akibat), rationale (rasional), location for action (lokasi untuk melakukan sesuatu),
Junction (fungsi), Means-end (cara mencapai tujuan), sequence (urutan),
attribution (atribut). Pada tabel berikut ini diberikan contoh analisis hubungan
semantik untuk jenjang dan jenis pendidikan. Untuk memudahkan dalam
melakukan analisis domain terhadap data yang telah terkumpul dari observasi,
pengamatan dan dokumentasi, maka sebaiknya digunakan lembaran kerja analisis
domain (domain analysis worksheet), seperti contoh seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Contoh Analisis Hubungan Sematik Pendidikan Kejuruan


Melalui lembaran kerja tersebut, semua included term (rincian domain yang
sejenis dikelompokkan) selanjutnya dimasukkan ke dalam tipe hubungan
semantik yang mana (sembilan hubungan), dan setelah itu dapatditentukan
masuk ke dalam domain apa. Sebagai contoh pendidikan penduduk yang
lulusan SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi sebagai domain dari pendidikan
penduduk masyarakat tertentu.

Tabel 2.2 Contoh Lembaran Analisis Domain Pendidikan


Berdasarkan lembaran analisis domain tersebut, maka telah ditemukan
sembilan domain yang terkait dengan perguruan tinggi, yaitu: tugas perguruan
tinggi, bermacam-macam ruang di perguruan tinggi teknik, kepemimpinan,
kurikulum berbasis komptensi, alat yang digunakan mahasiswa untuk
mengerjakan tugas kuliah, adrninistrasi perkuliahan, dan gelar lulusan S1. Pada
gambar berikut ini diberikan contoh lembaran analisis domain untuk orang-orang
di rumah sakit, dan domain jenis pendidikan.

Gambar 2.10 Lembaran analisis domain penelitian di rumah sakit

Gambar 2.11 Lembaran analisis domain penelitian di sekolah dan


perguruan tinggi
Analisis domain terhadap jenjang pendidikan, misalnya akan ditemukan
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Domain
terhadap tugas perguruan tinggi adalah, menyelenggarakan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat, di mana ketiganya memiliki hubungan
yang sinergis, yang dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 2.12 Domain Tugas Pendidikan Tinggi

Sugiyono (1988) dalam penelitiannya dengan metode kualitatif, pada industri


permesinan modern menemukan domain yang akan menjadi pengamatan
selajutnya adalah: profil pekerjaan, profil tenaga kerja yang ideal, profil
pendidikan kerja yang ada, profil alat-alat kerja, dan system evaluasi kinerja. Hal
ini digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 2.13 Domain industri Permesinan Modern


b. Analisis Taksonomi
Setelah peneJiti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain
domian atau kategori dad situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang
dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai focus penelitian, perlu
diperdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data
dilakukan secara terus menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan
dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Oleh karena itu pad a
tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut dengan analisis taksonomi.
Jadi analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain
yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih
rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil analisis taksonomi dapat
disajikan dalam bentuk diagram kotak (box diagram), diagram garis dan simpul
(lines and node diagram) dan out line yang dapat digambarkan seperti berikut .

Diagram 2.1 Diagram kotak (Box Diagram)

Diagram 2.2 Diagram garis dan simpul (Lines and Nodes)


Diagram 2.3 Diagram Out Line

Sebagai contoh kalau domain yang menjadi fokus penelitian adalah jenjang
pendidikan formal, maka melalui analisis taksonomi untuk pendidikan dasar akan
terdiri atas Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMPIMTs);
selanjutnya untuk jenjang menengah terdiri atas SMUIMA dan SMKlMAK.
Selanjutnya pendidikan tinggi terdiri atas, Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi,
Institut dan Universitas. Lihat gambar berikut.
Gambar 2. 14 Hasil analisis domain (jenjang pendidikan) dan taksonomi (SD s/d
Universitas)

Diberikan contoh yang lain, misalnya domain yang ditetapkan


adalah profil pekerjaan industri permesinan modem, maka melalui analisis
taksonomi ditemukan bahwa, profil pekerjaan industri permesinan modem
dapat dibagi menjadi profil pekerjaan programer, operator mesin, supervisor,
quality assurance dan lain-lain. Khusus profil pekerjaan operator mesin,
dapat dijabarkan menjadi profil tingkat kesulitan pekerjaan dan metode
kerjanya.

c. Analisis Komponensial
Dalam analisis taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan
menjadi fokus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang
serupa atau serumpun. Ini diperoleh melalui observasi dan wawancara serta
dokumentasi yang terfokus. Pada analisis komponensial, yang dicari untuk
diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru
yang memiliki berbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpula data
yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda
pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis
taksonomi telah ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan
jenjang dan jenis pendidikan tersebut, selanjutnya dicari elemen yang spesifik dan
kontras pada tujuan sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan dan
sistem manajemennya.
Pada gambar berikut ditunjukkan contoh analisis data kualitatif tentang
jenjang pendidikan di Indonesia, yang meliputi analisis domain menghasilkan
jenjang pendidikan (dasar, menengah, tinggi), analisis taksonomi menghasilkan
jenjang dan jenis sekolah, dan analisis komponensial yang diharapkan diperoleh
data yang spesifik dan kontras pada setiap jenis dan jenjang pendidikan pada
aspek tujuan sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan dan sistem
manajemen pendidikan yang digunakan.

Gambar 2.15 Contoh hasil analisis data kualitatif analisis domain, taksonomi,
dan komponensial jenjang pendidikan di Indonesia

d. Analisis Tema Budaya


Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan
upaya mencari "benang merah" yang mengintegrasikan lintas domain yang ada
(Sanapiah Faisal, 1990). Dengan ditemukan .benang merah dari hasil analisis
domain, taksonomi, dan komponen sial tersebut, maka selanjutnya akan dapat
tersusun suatu "konstruksi bangunan" situasi sosial/obyek penelitian yang
sebelumnya masih gelap atau rernang-remang, dan setelah dilakukan penelitian,
maka menjadi lebih terang dan jelas.
Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis data kualitatif pada dasarnya adalah
ingin memahami situasi sosial (obyek penelitian dalam penelitian kuantitatif)
menjadi bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan
keseluruhan. Jadi ibaratnya seorang peneliti archeologi, menemukan batu-batu
pondasi, tiang-tiang, pintu, kerangka atap, genting dan akhirnya dapat
dikontruksikan menjadi rumah jenis tertentu, sehingga rumah terse but dapat
diberi nama. Jadi inti dari analisis tema kultural itu adalah bagaimana peneliti
mampu mengkontruksi barang yang berserakan menjadi rumah, dan rumah itu
jenis rumah apa. Misalnya rumah itu adalah rumah pedagang lembu. Jadi tema
budayanya adalah: Rumah Pedagang Lembu"
Dalam penelitian kualitatif yang baik, justru judullaporan penelitian tidak
sarna dengan judul dalam proposal. Hal ini berarti peneliti mampu melepaskan
diri tentang apa yang difikirkan sebelum penelitian, dan mampu melihat gejala
dalam situasi sosial/obyek penelitian yang alamiah, lebih mampu memperhatikan
kondisi yang sebenamya terjadi di lapangan, tidak terpengaruh oleh pola fikir
sebelum peneliti ke lapangan. Dengan menemukan judul baru dalam laporan
penelitian, berarti peneliti telah melakukan analisis tema, dan temanya
diwujudkan dalam judul penelitian.
Teknik analisis data yang diberikan oleh Miles and Huberman dan Spradley
saling melengkapi. Dalam setiap tahapan penelitian Miles and Huberman
menggunakan langkah-langkah data reduksi, data display, dan verification. Ketiga
langkah tersebut dapat dilakukan pada semua tahap dalam proses penelitian
kualitatif, yaitu tahap deskripsi, fokus, dan seleksi.

e. Analisis Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)


Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya pada
deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha
menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah memadainya
rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena sosial yang relevan, barulah
peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan di antara fenomenafenomena
yang ada, dan kemudian mengujinya dengan menggunakan porsi data yang lain. Tiga
aspek kegiatan yang penting untuk dilakukan, yaitu:
1. Menulis catatan atau note writing.
2. Mengidentifikasi konsepkonsep atau discovery or identification of concepts.
3. Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept definition and
the elaboration of theory.

3. Pendekatan Analisis Data Kualitatif


John W. Creswell (2015), mengemukakan bahwa ada lima pendekatan analisis pada
penelitian kualitatif yang biasa digunakan yaitu:
a. Studi narasi
b. Studi fenomenologi
c. Studi Grounded theory
d. Studi etnografi, dan
e. Studi kasus
Untuk lebih jelasnya, kelima pendekatan pada analisis data kualitatif, diuraikan sebagai
berikut:

a. Analisis dan Penyajian Riset Naratif


Analisis naratif merujuk pada sekumpulan metode untuk menafsirka teks yang sama-
sama memiliki bentuk paparan. Kerangka atau langkah-langkah penyajian dan analisis data,
adalah:
1. Organisasi data. Pada langkah ini peneliti menciptakan dan mengorganisasi-kan file
untuk data
2. Pembacaan memoing. Dimana peneliti membaca seluruh teks, membuat catatan
pinggir dan membentuk kode awal;
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
cerita atau rangkaian pengalaman dan menempatkannya dalam kronologi;
4. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti
mengidentifikasi cerita, mengidentifikasi ephiphanies, dan mengidentifikasi bahan
kontekstual;
5. Menafsirkan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan atau menafsirkan makna yang
lebih luas dari cerita tersebut; dan
6. Menyajikan, memvisualisasikan data. Pada tahap ini, peneliti menyajikan narasi
dengan berfokus padaproses, teori, dan ciri unik dan umum dari kehidupan tersebut.

b. Analisis dan Penyajian Fenomenologis


Analisis fenomenologis merujuk pada sekumpulan metode untuk menafsirka data.
Prosedur penyajian dan analisis data untuk analisis fenomenologi, adalah:
1. Organisasi data. Pada langkah ini peneliti menciptakan dan mengorganisasi-kan file untuk
data;
2. Pembacaan memoing. Dimana peneliti membaca seluruh teks, membuat catatan pinggir
dan membentuk kode awal;
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
pengalaman personal dan mendeskripsikan esensi dari fenomena tersebut;
4. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mengembangkan
pernyataan penting dan mengelompokkan pernyataan menjadi unit makna.
5. Menafsirkan data. Pada tahap ini, peneliti mengembangkan deskripsi tekstual tentang apa
yang terjadi, kemudian mengembangkan deskripsi struktural tentang bagaimana
fenomena tersebut dialami lalu terakhir mengembangkan esensi; dan
6. Menyajikan dan memvisualisasikan data. Pada tahap ini, peneliti menyajikan narasi
tentang esensi dari pengalaman tersebut dalam bentuk tabel, gambar atau pembahasan.

c. Analisis dan Penyajian Data Studi (Grounded Theory)


Analisis naratif pada studi Grounded Theory menempuh langkahlangkah sebagai
berikut:
1. Organisasi data dilakukan dengan menciptakan dan mengorganisasi-kan file untuk data;
2. Pembacaan memoing. Dimana peneliti membaca seluruh teks, membuat catatan pinggir
dan membentuk kode awal;
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
kategori koding tersbuka;
4. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti memilih satu
kategori coding terbuka untuk fenomena sentralnya, kemudia melakukan coding
aksial/kondisi kausal, konteks, kondisi pengganggu, strategi konsekwensi;
5. Menafsirkan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan coding selektif dan saling
menghubungkan kategori untuk mengembangkan cerita atau proposisi; dan
6. Menyajikan, memvisualisasikan data. Pada tahap ini, peneliti
menyajikan model visual atau teori dan menyajikan proposisi.

d. Analisis dan Penyajian Etnografi


Analisis etnografi dilakukan dengan beberapa langkah penyajian
dan analisis data, sebagai berikut:
1. Organisasi data. Pada langkah ini peneliti menciptakan dan mengorganisasi-kan file untuk
data;
2. Pembacaan memoing. Dimana peneliti membaca seluruh teks, membuat catatan pinggir
dan membentuk kode awal;
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
lingkungan sosial, para pelaku, peristiwa dan menggambar lingkungan (setting);
4. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti menganalisis
data untuk tema dan keteraturan berpola;
5. Menafsirkan data. Pada tahap ini, peneliti menafsirkan dan memaknai temuan bagaimana
kebudayaan bekerja; dan
6. Menyajikan, memvisualisasikan data. Pada tahap ini, peneliti menyajikan presentasi
naratif yang diperkaya dengan tabel, gambat dan sketsa.

e. Analisis dan Penyajian Data Studi Kasus.


Analisis dan penyajian data pada studi kasus dilakukan dengan langkah-langkah atau
tahapan sebagai berikut:
1. Organisasi data. Pada langkah ini peneliti menciptakan dan mengorganisasi-kan file untuk
data;
2. Pembacaan memoing. Dimana peneliti membaca seluruh teks, membuat catatan pinggir
dan membentuk kode awal;
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
kasus dan konteksnya;
4. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema. Pada tahap ini peneliti menggunakan
agregasi kategorikal untuk membentuk tema dan pola;
5. Menafsirkan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan penafsiran langsung kemudian
mengembangkan generalisasi naturalistic tentang pelajaran yang dapat diambil; dan
6. Menyajikan, memvisualisasikan data. Pada tahap ini, peneliti menyajikan gambaran
mendalam tentang kasus (atau beberapa kasus) dengan menggunakan narasi, tabel dan
gambar.

Berdasarkan kelima analsis dan penyajian data seperti yang dikemukakan di atas dapat
dlihat bahwa langkah-langkah atau tahapan penyajian dan analisis memiliki kesamaan, namun
yang membedakan adalah konten dari setiap tahapan. Bahkan pada tahapan organisasi data
dan memoing, kelima model analisis tersebut memiliki kesamaan. Perbedaan isi dan konteks
hanya terjadi pada tahapan keempat samai tahap keenam.

Analisis data yang dikemukakan di atas, pada prinsipnya peneliti melakukan analisis
dengan proses sebagai berikut:
A. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber
datanya tetap dapat ditelusuri,
B. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan
membuat indeksnya.
C. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan
menemukan pola,hubungan-hubungan dan temuan-temuan umum.

Pada analisis data kualitatif, yang perlu dimiliki oleh peneliti adalah kemampuan
menyusun kata-kata dengan baik. Hal ini penting karena penelitian kualitatif hasil analisis
data diungkapkan dengan kata-kata berupa narasi sesuai kaidah bahasa yang benar. Narasi
yang diungkapkan dibangun dari hasil pengumpulan data dengat teknik wawancara dan
diskusi kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan
dirangkum.

Secara umum beberapa tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut:

a. Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka membaca, mendengar, dan
melihat;
b. Transkrip wawancara dari perekam;
c. Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;
d. Anonim dari data yang sensitive
e. Koding;
f. Identifikasi tema;
g. Pengkodingan ulang;
h. Pengembangan kategori
i. Eksplorasi hubungan antara kategori;
j. Pengulangan tema dan kategori;
k. Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;
l. Pengujian data dengan teori lain; dan
m. Penulisan laporan,

Pelaksanaan analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak awal peneliti
mengumpulkan data. Analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif kemudian
dikembangkan melalui pengumpulan data di lapangan untuk digunakan menarik kesimpulan
akhir, bukan untuk membuktikan hipotesis. Oleh karenanya peneliti harus menggali informasi
selengkap mungkin. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Maksudnya bahwa analisis data sudah dilakukan sejak awal, tidak sama dengan dengan
analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah semua data terkumpul.
Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu pengumpulan data masih berlangsung,
misalnya dalam bentuk perbandingan antar unit data, pengelompokan data, maupun
pengumpulan data sudah berakhir.

4. Implementasi Model Analisis Data Kualitatif


Berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa lireratur yang penulis rujuk, maka berikut in
disajikan pula model teknik analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu:

A. Model Analisis Interaktif Miles & Huberman;


B. Model Analisis Domain (Domain Analysis)
C. Model Analisis Taksonomi (Taksonomic Analysis)
D. Analisis Komponensial (Componential Analysis)
E. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes)
F. Teknik Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative
Analysis)

Untuk lebih jelasnya, penulis menguraikan kelima model analisis data kualitatif tersebut,
sebagai berikut:

A. Model Analisis Interaktif Miles & Huberman


Dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data pada waktu
peneliti berada di lapangan maupun setelah kembali dari lapangan baru dilakukan analisis.
Pada penelitian ini analisis data telah dilaksanakan bersamaan dengan proses pengumpulan
data. Alur analisis mengikuti model analisis interaktif sebagaimana diungkapkan Miles dan
Huberman. Teknis yang digunakan dalam menganalisis data dapat divisualisasikan sebagai
berikut: Proses analisis dalam penelitian model ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:

1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat dalam
catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif. Catatan
deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan
dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti
terhadap fenomena yang dialami. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan,
komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan merupakan
bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.
2. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data, guna memilih data yang
relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan masalah,
penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kemudian
menyederhanakan dan menyusun secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting
tentang hasil temuan dan maknanya. Pada proses reduksi data, hanya temuan data atau
temuan yang berkenaan dengan permasalahan penelitian saja yang direduksi. Sedangkan
data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian dibuang. Dengan kata lain reduksi
data digunakan untuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan
membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data, sehingga memudahkan
peneliti untuk menarik kesimpulan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel.
Tujuan sajian data adalah untuk menggabungkan informasi sehingga dapat
menggambarkan keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, agar peneliti tidak kesulitan dalam
penguasaan informasi baik secara keseluruhan atau bagianbagian tertentu dari hasil
penelitian, maka peneliti harus membuat naratif, matrik atau grafik untuk memudahkan
penguasaan informasi atau data tersebut. Dengan demikian peneliti dapat tetap
menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan informasi yang dapat
membosankan. Hal ini dilakukan karena data yang terpencarpencar dan kurang tersusun
dengan baik dapat mempengaruhi peneliti dalam bertindak secara ceroboh dan
mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat dan tidak mendasar. Untuk display
data harus disadari sebagai bagian dalam analisis data.
4. Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti halnya
proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai maka selanjutnya diambil
kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan
akhir. Sejak awal penelitian, peneliti selalu berusaha mencari makna data yang
terkumpul. Untuk itu perlu mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang
sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan yang diperoleh mula-mula bersifat
tentatif, kabur dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data baik dari hasil
wawancara maupun dari hasil observasi dan dengan diperolehnya keseluruhan data hasil
penelitian.Kesimpulan–kesimpulan itu harus diklarifikasikan dan diverifikasikan selama
penelitian berlangsung. Data yang ada kemudian disatukan ke dalam unit-unit informasi
yang menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan
dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan. Data mengenai informasi yang dirasakan
sama disatukan ke dalam satu kategori, sehingga memungkinkan untuk timbulnya
ketegori baru dari kategori yang sudah ada.

B. Analisis Domain (Domain analysis)


Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran
umum tentang data untuk menjawab focus penelitian. Caranya ialah dengan membaca
naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja
yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan
memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain
atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat permukaan tentang berbagai
ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau
bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 (tiga) elemen dasar domain yaitu
Cover term, Included term dan Semantic relationship. Sedangkan pada proses analisisnya
terdapat 6 (enam) tahap yang harus dilalui untuk melakukan analisis domain yaitu:
1. Tahap pertama: Peneliti memilih salah satu hubungan semantic untuk memulai dari
sembilan hubungan semantik yang tersedia;
2. Tahap kedua: Peneliti menyiapkan lembar analisis domain;
3. Tahap ketiga: Peneliti memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir,
untuk memulainya;
4. Tahap keempat: Peneliti mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan
hubungan semantik dari catatan lapangan;
5. Tahap kelima: Peneliti mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan
semantik habis; dan
6. Tahap keenam: Peneliti membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).

C. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).


Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan suatu
semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural. Pada tahap
analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus
masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam,
dan membaginya lagi menjadi subdomain, dan dari sub domain itu dirinci lagi menjadi
bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis
(exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bias mendalami domain dan subdomain yang
penting lewat konsultasi dengan bahan bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih
dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu:
1. Memilih salah satu domain untuk dianalisis;
2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk
domain itu;
3. Mencari tambahan istilah bagian;
4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub
bagian dari domain yang sedang dianalisis;
5. Membentuk taksonomi sementara;
6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan;
7. Membangun taksonomi secara lengkap.

D. Analisis Komponensial (Componential Analysis).


Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang
diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang
relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan
merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi.
Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan
perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan
mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi
komponen ini yaitu:
1. Memilih domain yang akan dianalisis;
2. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan;
3. Menyiapkan lembar paradigm;
4. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai;
5. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu;
6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada;
7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data;
8. Menyiapkan paradigma lengkap.

E. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).


Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas
dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus
budaya, nilai, dan simbolsimbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis
ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis,
sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema
yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada analisis tema kultural ada beberapa
tahap yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Membaca secara cermat keseluruhan catatan penting,
2. Memberikan kode pada topik-topik penting,
3. Menyusun tipologi,
4. Membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian.

Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi,


narasi dan argumentasi. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:
1. Melebur diri;
2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan;
3. Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan
budaya;
4. Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis;
5. Mengidentifikasi domain terorganisir;
6. Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain;
7. Mencari tema universal, dipilih satu dari beberapa topik misalnya: konflik sosial,
kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan
menjaga status dan memecahkan masalah.

F. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)


Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkonsentrasikan dirinya pada
deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha
menghasilkan pernyataanpernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah memadainya
rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena social yang relevan, barulah
peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan di antara fenomena-fenomena yang
ada, dan kemudian mengujinya dengan menggunakan porsi data yang lain. Tiga tahapan
kegiatan yang penting untuk dilakukan pada analisis ini, yaitu:
1. Menulis catatan atau note writing.
2. Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts
3. Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept definition and
the elaboration of theory.

Selain model yang disebutkan di atas, secara khusus Lexy J.


Moleong (2016) mengemukakan 3 (tiga) model analisis data kualitatif,
yaitu: Metode perbandingan tetap (constant comparative method), Metode analisis data
menurut Miles & Huberman dan Metode analisis data menurut Spradley. Ketiga model
analisis data kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Moleong, diuraikan sebagai berikut:

1. Metode Perbandingan Tetap (Constant Comparative Method)


Metode ini dikatakan sebagai metode perbandingan tetap atau constant comparative
method karena dalam analisa data, secara tetap membandingkan satu datum dengan
datum yang lainnya, dan kemudian secara tetap membandingkan katagori dengan
katagori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup:
a. Reduksi data. Pada tahap reduksi data, peneliti melakukan identifikasi satuan unit
data yang merupakan bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna. Sesudah satuan data diperoleh maka dilakukan pembuatan koding.
b. Katagorisasi data. Tahapan ini dimulai dengan menyusun kategorisasi. Setiap
kategori diberi nama yang disebut label.
c. Sintesisasi. Pada tahap ini, peneliti mencari kaitan antara satu kategori dengan
kategori lainnya dan diberi nama/label.
d. Menyusuna hipotesis kerja. Pada tahap ini peneliti merumuskan suatu pertanyaan
yang proporsional.

2. Metode Analisis Data Menurut Miles & Huberman


Miles dan Huberman (2014) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Kegiatan dalam analisis data menurut Miles
dan Huberman meliputi:
a. Penyajian data (data display);
b. Reduksi data (data reduction);
c. Verifikasi data (data verification); dan]
d. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)

Menurut Miles dan Huberman, pada tahapan analisis data pada penelitian kualitatif,
peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa data. Analisis data
dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak peneliti sudah terjun ke
lapangan. Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk menuju
pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus berpatokan pada tujuan
penelitian dan rumusan masalahnya.

G. Metode Analisis Data Menurut Spradley.


Analisis data menurut model Spradley ini tidak lepas dari keseluruhan proses
penelitian. Adapun keseluruhan proses peneltian terdiri atas: pengamatan deskriptif, analisis
domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis
komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema. Secara umum, analisis data model
Spradley meliputi 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu:
1. Analisis domain;
2. Analisis Taksonomi
3. Analisis Komponen;
4. Analisis tema

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian
merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya lokasi
penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam
masyarakat. Lokasi penelitian digunakan untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan dalam
penelitian. Sedangkan situs penelitian ini adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap keadaan
sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Situs
penelitian di pilih sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian.

Daftar Referensi

Sirajuddin Saleh. (2016). Penerbit Pustaka Ramadhan, Bandung. Analisis Data Kualitatif, 180.
https://core.ac.uk/download/pdf/228075212.pdf

Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Anda mungkin juga menyukai