Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK ANALIS DATA KUALITATIF

Nama angggota Dwi Yuniar Kumala Sari1, Ferdy Aditya Ananda2, M. Yusril Huda3, Nila Nurul Azizah4,
Safna Urmila Devi5.
Sekolah Tinggi Agama Islam Pati
Email Yuniars@gmail.com1, Ferdy.vanjava123@gmail.com2, yusrilhuda01@gmail.com3,
nilanurul6@gmail.com4, safnaurmiladevi@gmail.comn5

ABSTRAK
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (tringulasi), dan dilakukan secara terus
menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan
variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif
(walapun tidak menolak data kuantitatif). Sehingga teknik analisis data yang igunakan
belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering kesulitan dalam melakukan analisis.
Seperti yang dinyatakan oleh Miles and Huberman, bahwa yang paling serius dan sulit
dalam analisis data kualitatif karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
Dalam analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dai hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan kedalam unit -unit, melakukan sintesa,menyusun kedalam pola,memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Spradley mengatakan bahwa analisis dalam penelitian jenis apapun,
merupakan cara berfikir, hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap
sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian , dan hubungan nya dengan
keseluuhan. Analisis adalah untuk mencari pola. Dapat disimpulan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara,catatan lapangan dan dokumentasi,dengan cara mengkorganisasikan data
kedalam kategori,menjabarkan kedalam unit-unit melakukan sintesa,menyusun kedalam
pola,memilih mana yang penting dan akan dipalajari. Dan membuat kesimpulan hingga
mudah di faham oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif adalah bersifat
induktif. Adapun penulisan artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan Analisis data model interaktif,
dikemukakan oleh Miles & Huberman, teknik analisis model Spradley dan Analisis isi (content analysis)
yang merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell,
yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara
sistematis, kemudian diberi interpretasi.

Kata Kunci : Teknik analisis data, Miles & Huberman, Spradley , analysis content

ABSTRACT
In qualitative research, data is obtained from various sources, using various data collection techniques
(tringulation), and is carried out continuously until the data is saturated. With continuous observations
resulted in very high data variation. The data obtained are generally qualitative data (although it does not
reject quantitative data). So that the data analysis technique used has no clear pattern. Therefore, it is often
difficult to carry out the analysis. As stated by Miles and Huberman, the most serious and difficult thing in
analyzing qualitative data is because the analytical method has not been well formulated. In qualitative data
analysis, Bogdan stated that data analysis is the process of systematically searching and compiling data

1 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
obtained from interviews, field notes, and other materials, so that they can be easily understood, and findings
can be informed to others. Data analysis is done by organizing the data, describing it into units, synthesizing it,
compiling it into a pattern, choosing what is important and what will be studied, and making conclusions that
can be told to others. Spradley said that analysis in any type of research, is a way of thinking, it is concerned
with the systematic examination of something to determine the parts, the relationship between the parts, and
their relationship to the whole. Analysis is to look for patterns. It can be concluded that data analysis is the
process of systematically searching and compiling data obtained from interviews, field notes and
documentation, by organizing the data into categories, describing them into units of synthesizing, compiling
into patterns, choosing which ones are important and will be studied. . And make conclusions so that they are
easily understood by themselves and others. Qualitative data analysis is inductive in nature. The writing of
this article aims to describe the interactive model of data analysis, proposed by Miles & Huberman, the
Spradley model analysis technique and content analysis which is a research that is an in-depth discussion of the
content of written or printed information in the mass media. The pioneer of content analysis is Harold D.
Lasswell, who pioneered the symbol coding technique, which is to systematically record symbols or messages,
then give them an interpretation.

Keywords: Data analysis techniques, Miles & Huberman, Spradley, content analysis

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan menuntut kita untuk selalu berinovasi dalam
pembelajaran. Dengan pembelajaran yang terstruktur, terarah, terinci dan inovatif
tentunya akan menghasilkan kualtitas pembelajaran sesuai dengan yang kita harapkan.
Inovasi-inovasi tersebut tidak muncul serta merta tetapi dibutuhkan suatu penelitian yang
tidak “gampang”. Dibutuhkan ketekunan, ketelitian dan kemauan yang keras untuk dapat
menghasilkan inovasi yang mutakhir.
Keseriusan tersebut juga diwujudkan oleh pemerintah dengan ikut ambil bagian
dalam usaha menemukan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan
adanya peraturan bahwa untuk mencapai golongan tetentu dalam strata PNS, seseorang
harus mengusulkan suatu pengembangan profesi yang berupa penelitian dalam bidangnya
masing-masing. Selain itu lembaga-lembaga di bidang pendidikan juga sedang gencar-
gencarnya mengadakan seleksi sebagai usaha mencari inovasi-inovasi baru hasil penelitian
yang untuk selanjutnya dikembangkan dan disosialisasikan.
Untuk menghasilkan penelitian yang inovatif, banyak hal yang perlu kita perhatikan
yaitu sebelum pelaksanaan penelitian, saat penelitian sampai pada penulisan hasil
penelitian. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu
penelitian. Dengan kata lain, rencana penelitian, proses penelitian dan penulisan hasil
penelitian harus menjadi fokus utama penelitian.
Berbagai tahapan dalam penelitian perlu kita cermati mulai dari ide penelitian, jenis
penelitian yang kita pilih, sampel yang diambil, proses pengambilan data, cara menganalisa
data selama proses penelitian, metode dalam menganalisa data sampai pada pengambilan
kesimpulan hasil penelitian. Analisis data dianggap sebagai kunci utama dalam suatu
penelitian, karena dengan cara menganalisis data yang benar dan sesuai kita dapat
menuangkan hasil penelitian sebagai suatu laporan ilmiah yang dapat diambil manfaatnya.
Sehingga peneliti yang bijak harus mengetahui segala teori-teori yang berkaiatan dengan
analisis data agar dapat melakukan penelitian sesuai yang mereka inginkan.
Menurut Patton (Dalam Nugrahani 2014: 170), pembahasan atau analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola kategori dan
satuan uraian dasar. Patton membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberi arti yang
signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan
di antara dimensi-dimensi uraian. Sementara itu,menurut Bogdan dan Taylor (Dalam
Nugrahani 2014: 170) mendefinisikan analisis data sebagai proses menemukan tema dan
merumuskan hipotesis kerja. Dalam analisis data ini dilakukan proses mengorganisasikan

2 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema, mengingat prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori
dari data.
Pembahasan atau analisis permasalahan dalam penelitian kualitatif didasarkan pada
deskripsi data dan telaah pustaka mencakup uraian masalah secara rinci, alternatif model
dan pemecahan masalah secara runtut. Pembahasan harus memuat analisis data, dan
interpretasi, yang merupakan jawaban rinci atas permasalahan yang berhubungan dengan
penelitian secara proporsional. Pembahasan mengenai hal-hal yang bersifat teoretis yang
sebagian besar diperoleh dari hasil telaah pustaka ditempatkan pada permulaan
penguraian masalah. Data beserta analisisnya yang diperoleh melalui penelitian dibahas
setelah itu.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber. Data yang beraneka ragam itu dibaca dengan
cermat,
dipelajari, dan direduksi dengan jalan membuat rangkuman inti (abstraksi). Setelah
meuliskan abstraksi, data disusun sesuai tema-temanya, kemudian dilakukan penafsiran
untuk memperoleh temuan sementara, yang secara berulang-ulang perlu direduksi agar
mampu menjadi sebuah teori substantive yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengadakan sintensis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang pentingdan
membuat keputusan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif merupakan sebuah proses yang terdiri atas langkah-langkah
berikut.
1. Mencatat peristiwa yang ada di lapangan dalam bentuk catatan lapangan,
kemudian diberi kode sehingga sumber data dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, melakukan klasifikasi, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan memberi indeks.
3. Berpikir untuk memperjelas kategori data sehingga data yang ada bermakna
dengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan
membuat temuantemuan umum.
Berbagai langkah dalam analisis data kualitatif, pada dasarnya merupakan suatu
usaha penyederhanaan data yang kompleks, banyak, dan variatif, menjadi sejumlah data.
Dalam format yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Untuk itu, sebelum
melakukan analisis data, dilakukan pengolahan, penyederhanaan dan pengaturan data
melalui editing, coding, dan tabulating.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data, dan terus berlangsung hingga pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian
sepenuhnya dapat terjawab. Menurut Singarimbun dan Effendi, analisis data kualitatif itu
dilakukan dengan menginterpretasikan data, untuk mencari makna dan implikasinya yang
lebih luas sebagai hasil penelitian.
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Melakukan interpretasi terbatas. Peneliti hanya melakukan interpretasi atas
data dan hubungan yang ada dalam penelitian. Ini langkah yang sangat
penting, namun sering dilupakan oleh para peneliti.
2. Menghubungkan interpretasi peneliti dengan teori. Pada langkah ini peneliti
mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil analisis yang
didapatkannya dengan cara membandingkan dengan simpulan peneliti
lain dan menghubungkan kembali dengan teori yang ada.
Tahap ini sangat penting, namun sering tidak dilaksanakan oleh peneliti pada
bidang sosial. Proses analisis data penelitian kualitatif dilakukan secara induktif,
yaitu analisis data yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dalam
proses siklus. Hal itu sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif yang
memisahkan secara tegas antara proses pengumpulan data dengan analisisnya.
Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk memberi makna
terhadap data guna memecahkan masalah dalam penelitian. Sementara itu, analisis

3 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
data dalam penelitian kuantitatif tujuannya adalah untuk menjawab hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. penelitiannya, peneliti tidak akan mengalami
kendala dalam memecahkan masalah dan akhirnya dapat menarik simpulan
dengan tepat (Nugrahani 2014: 171-172).
Menurut Dezim ( Dalam Asfar, 2017:2) Dari sejarah tampak bahwa dokumen
memegang peranan penting dalam kelangsungan ilmu sosial. Pada awalnya, dokumen
memang sekadar diperlakukan sebagai data akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu,
perspektif ini pun mulai berubah. Perjalanan intelektual telah bergeser dari sekadar
rekonstruksi pengalaman pribadi hingga menjadi epistemology dan produksi teks.
Pergulatan analisis konten semakin diperkaya dengan persoalan konteks atau dengan
tertanamnya cerita atau teks di dalam pengalaman individu maupun kelompok. Penelitian
ini menggunakan data-data yang diambil dari buku harian, surat dan dokumen-dokumen
pribadi lain yang dipakai sebagai sarana untuk menjelaskan dampak imigrasi yang
memengaruhi para imigran polandia yang ketika itu hijrah ke Amerika.
Sosiologi ditegakkan sebagai sebuah disiplin ilmu baru pada tahun 1951 melalui
karya Emile Durkheim yang berjudul Suicider, sejak saat itu sosioligi dan ilmu-ilmu sosial
lain mulai mendasarkan penelitiann pada metode positivistik (Metode yang berpegang pada
prinsip bahwa dunia bisa dijelaskan dan tereproduksi melalui berbagai macam contoh
yang jauh lebih sederhana) dan berbagai konsep pemikiran lain seperti konsep validitas,
reabilitas, generalisasi, prediksi, dan pengendalian. Para sosiolog meramu metodologi dan
teknik tersebut (dengan menggunakan perhitungan statistik sebagai pegangan), dengan
susah payah namun kerja keras tersebut jarang sekali menuai hasil teoritis yang
maksimal. Pemakaian data dokumenter kerap kali memancing polemik, yang biasanya
bermula pada persoalan validitas, reabilitas, representativitas, generalitas dari temuan-
temuan tekstual. Sebagai contoh, di dalam psikologi teks dianalisis melalui serangkaian
kombinasi tes projektif, analisis klinis, dan berbagai macam cara yang bisa digunakan
untuk menguji konten dokumen tertulis.
Ironisnya keberadaan metodologi untuk menginterpretasikan bahasa, dan bukan
angka yang ada dalam polemik tersebut. Ilmu sosial terkecuali yang berkenaan dengan
analisis konten, belum mampu mengembangkan teknik evaluatif yang sistematis untuk
melakukan analisis dokumenter
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik
surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang
lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai
teknik/metode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan
analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian
sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%)
( Sonhaji, 1994:40).
Berikut ini akan diuraikan berbagai model analisis data yang lazim digunakan. Model
ini dapat dipilih untuk diterapkan sesuai penelitian yang dilakukan. Pemilihan salah satu
model analisis data itu dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaiannya
dengan fokus masalah yang dikaji, jenis data yang dikumpulkan, dan tujuan penelitian
yang dilakukan. Melalui model analisis yang dan tepat sesuai karakteristik maka dari itu
perlu penjelasan tentang analisis interaktif dari milles dan huberman , analisi etnografis
dari spradley selain itu juga ada content analyasis.

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitaif yang bersifat


studi pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan dokumen berupa buku literature dan jurnal penelitian sebelumnya. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan menelaah buku literature
dan jurnal penelitian sebelumnya yang dapat memberikan
gambaran dan keterangan yang secara jelas, objektif, sistematis, analitis dan kritis

4 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
mengenai . Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman, Teknik Analisis Data Model
Spradley dan content analysis.

PEMBAHASAN
1. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman
Analisis data model interaktif, dikemukakan oleh Miles & Huberman (Dalam
Nugrahani, 2014:173). Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen,
yaitu: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi.
Menurut Miles dan Huberman (Dalam Nugrahani, 2014:173) ketiga komponen utama
yang terdapat dalam analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis data
kualitatif, sebab hubungan dan keterkaitan antara ketiga komponen itu perlu terus
dikomparasikan untuk menentukan arahan isi simpulan sebagai hasil akhir
penelitian.
Dalam model analisis interaktif ini, analisis data sudah mulai dilakukan ketika
proses pengumpulan data berlangsung di lapangan dan analisis data dilakukan
dalam bentuk siklus. Analisis data dimulai dengan proses pengumpulan data yang
dilakukan secara terus-menerus hingga peneliti dapat menarik simpulan akhir.
Apabila simpulan penelitian yang ditarik masih dirasa meragukan, peneliti dapat
mengulang kembali langkah
penelitian dari awal, yaitu memulai kembali dari proses pengumpulan data di
lapangan, hingga diperoleh kembali datadata penelitian baru, sebagai dasar bagi
penarikan simpulan kembali dengan lebih mantap.
Pola analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman (Dalam
Nugrahani, 2014:173) itu, dapat dilihat dalam gambar berikut.

Analisis interaktif dilakukan dalam proses siklus dengan mengkomparasikan


semua data yang diperoleh dengan data lain secara berkelanjutan. Proses interaktif
dilakukan antar komponen, sejak dimulai proses pengumpulan data, yang dilakukan
dalam
bentuk siklus. Dalam analisis ini, peneliti bergerak di antara tiga komponen
analisis, yaitu sajian data, reduksi data, dan verifikasi. Setiap simpulan yang ditarik
selama proses analisis data selalu dimantapkan dengan pengumpulan data yang
berkelanjutan, sampai pada tahap akhir penelitian atau verifikasi.
Dalam model analisis ini, peneliti dimungkinkan untuk melakukan pencarian
kembali data baru di lapangan, atau menelusuri kembali semua bukti penelitian
yang tersimpan, apabila data yang diperoleh dirasa kurang mantap sebagai dasar
penarikan simpulan. Dengan demikian, selama analisis data dilakukan dalam proses
siklus, secara tidak langsung telah dilakukan triangulasi data untuk kepentingan
penarikan simpulan akhir penelitian. Ketiga langkah dalam komponen analisis
interaktif adalah sebagai berikut.
a. Reduksi Data

5 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
Tahap pertama dalam menganalisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah reduksi data atau data reduction. Komponen pertama
dalam analisis data kualitatif adalah reduksi data. Dalam reduksi data
peneliti melakukan proses pemilihan atau seleksi, pemusatan perhatian
atau pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstraksian dari semua jenis
informasi yang mendukung data penelitian yang diperoleh dan dicatat
selama proses penggalian data di lapangan. Proses reduksi ini dilakukan
secara terusmenerus sepanjang penelitian masih berlangsung, dan
pelaksanaannya dimulai sejak peneliti memilih kasus yang akan dikaji.
Ketika pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan
dengan membuat catatan ringkas tentang isi dari catatan data yang
diperoleh di lapangan. Dalam hal ini peneliti dapat melakukan coding,
mencari dan memusatkan tema, menentukan batas permasalahan, dan
menuliskan catatan peneliti (memo). Langkah semacam ini terus dilakukan
hingga proses penulisan laporan penelitian dilakukan.
Pada dasarnya proses reduksi data merupakan langkah analis data
kualitatif yang bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, memperjelas, dan membuat fokus, dengan membuang hal-
hal yang kurang penting, dan mengorganisasikan serta mengatur data
sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dapat dipahami denganbaik,
dan mengarah pada simpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada
dasrnya dalam reduksi data ini peneliti merusaha menemukan data yang
valid, sehingga ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh
dapat dilakukan pengecekan ulang dengan informasi yang lain dari sumber
yang berbeda.
Tahap reduksi data adalah tahap mereduksi atau menyederhanakan
data agar bisa sesuai dengan kebutuhan dan tentunya mudah untuk
didapatkan informasi. Data yang didapatkan dari hasil wawancara, survei
kepuasan pelanggan, pengamatan langsung di lapangan, dan sebagainya
tentu memiliki bentuk yang kompleks. Semua data yang sudah didapatkan
kemudian dikelompokan dari data yang sangat penting, kurang penting, dan
tidak penting. Data yang masuk ke dalam kelompok data tidak penting
kemudian aman untuk dibuang atau tidak digunakan. Sehingga tersisa data
yang sifatnya penting dan kurang penting. Peneliti bisa membuang juga data
kurang penting, yang kemudian hanya menyisakan data yang sifatnya
penting. Data ini kemudian menjadi lebih sederhana, sesuai dengan
kebutuhan penelitian, dan dianggap mampu mewakili semua data yang
sudah didapatkan. Sehingga lebih mudah untuk diproses ke tahap
selanjutnya agar menjadi informasi yang bulat, jelas, dan menjawab suatu
permasalahan(Nugrahani, 2014:174).
b. Penyajian Data
Komponen kedua dalam analisis kualitatif adalah sajian data. Sajian
data adalah sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan kepada
peneliti untuk menarik simpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data ini
merupakan suatu rakitan organisasi informasi, dalam bentuk deskripsi dan
narasi yang lengkap, yang disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang
terdapat dalam reduksi data, dan disajikan menggunakan bahasa peneliti
yang logis, dan sistematis, sehingga mudah dipahami. Sajian data harus
ditata dengan baik, peneliti perlu mengelompokkan hal-hal yang serupa
dalam kategori atau kelompok yang menunjukkan tipologi yang ada sesuai
dengan rumusan masalahnya. Sajian data dalam penelitian kualitatif pada
umumnya disampaikan dalam bentuk narasi, yang dilengkapi matriks,
gambar, grafik, jaringan, bagan, tabel, skema, ilustrasi, dan sebagainya, agar
data yang disajikan untuk persiapan analisis tampak lebih jelas, rinci, dan
mantap, dan mudah dipahami. Sajian data ini disusun dengan sistematik,

6 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
sesuai tema-tema inti agar mudah dipahami interaksi anatarbagiannya
dalam konteks yang utuh, bukan terlepas antara satu dan lainnya.
Tujuan dalam melakukan displey data atau menyajikan data ini adalah
untuk menjawab permasalahan penelitian melalui proses analisisdata.
Untuk keperluan itu, sajian data perlu dikemas dalam bentuk yang
sistematik, agar dapat membantu peneliti dalam melakukan proses analisis.
Melalui pemahaman terhadap sajian data ini, peneliti dapat melakukan
analisis data untuk dapat merumuskan temuan-temuan dalam penelitian
dan mengemukakan simpulan akhir penelitian
Karena, Bentuk penyajian data beragam bisa disajikan dalam bentuk
grafik, chart, pictogram, dan bentuk lain, Sehingga kumpulan data tersebut
bisa lebih mudah disampaikan kepada orang lain. Selain itu juga
mengandung informasi yang jelas dan pembaca bisa dengan mudah
mendapatkan informasi tersebut.
Proses penyajian data diperlukan dalam analisis data kualitatif untuk
bisa menyajikan atau menampilkan data dengan rapi, sistematis, tersusun
dengan pola hubungan tertentu, terorganisir, dan sebagainya. Sehingga data
ini tidak lagi berupa data mentah akan tetapi sudah menyajikan suatu
informasi (Nugrahani , 2014:175).
c. Penarikan Kesimpulan
Makna adalah hal penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti harus
berusaha menemukan makna berdasarkan data yang telah digali secara
teliti, lengkap, dan mendalam. Bagaimana cara menarik simpulan untuk
memperoleh makna peritiwa yang ditelitinya, perlu dipikirkan dengan hati-
hati.
Penarikan simpulan merupakan kegiatan penafsiran
terhadap hasil analisis dan interpretasi data. Penarikan simpulan ini
hanyalah salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh. Hal ini sangat
berbeda dengan penarikan simpulan dalam penelitian kuantitatif yang
berkaitan dengan pengujian hipotesis. Simpulan perlu diverifikasi selama
penelitian berlangsung agar dapat
dipertanggungjawabkan. Makna-makna yang muncul dari data harus
selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.
Proses verifikasi terhadap simpulan sementara dapat dilakukan
dengan pengulangan langkah penelitian, yaitu dengan menelusuri kembali
semua langkah penelitian yang telah dilakukan, meliputi pemeriksaan data
yang terkumpul dari lapangan, reduksi yang dibuat berdasarkan catatan
lapangan, dan simpulan sementara yang telah dirumuskan.
Penarikan simpulan akhir sebaiknya dibuat secara singkat, jelas dan
lugas agar mudah dipahami. Simpulan dari penelitian harus sesuai dengan
hal-hal berikut. (1)Tema/topik dan judul penelitian; (2) Tujuan penelitian; (3)
Pemecahan permasalahan; (4) Data-data dalam penelitian; (5) Temuan-
temuan dari hasil analisis data dalam penelitian; dan (6) Teori/ilmu yang
relevan.
Kesimpulan ini menjadi informasi yang bisa disajikan dalam laporan
penelitian dan ditempatkan di bagian penutup. Yakni pada bagian
kesimpulan, sehingga para pembaca laporan penelitian juga bisa
menemukan kesimpulan tersebut(Nugrahani, 2014:176).
Proses menarik kesimpulan baru bisa dilakukan ketika semua data
yang variatif disederhanakan, disusun atau ditampilkan dengan memakai
media tertentu, baru kemudian bisa dipahami dengan mudah.
Misalnya saja data kepuasan pelanggan dari PT X, di mana
ditampilkan pada grafik menunjukan angka kepuasan yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Ditunjukan dengan banyaknya respon positif dari
pengguna jasa dan pertambahan jumlah pengguna jasa baru.

7 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
Ketika data ini disajikan dalam bentuk grafik, maka seseorang sudah
bisa melihat kesimpulannya. Bahwa layanan yang disediakan oleh PT X
memang bagus dan mampu memberi kepuasan kepada para pelanggannya.

2. Teknik Analisis Data Model Spradley


Jika membahas tentang macam-macam analisis data kualitatif maka selain
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Juga ada pendapat lain, yakni yang
disampaikan oleh Spradley. Kemudian teknik analisis data kualitatif ini disebut
teknik atau model Spradley.
Oleh Spradley juga dijelaskan tentang tahapan dalam menganalisis data
kualitatif. Jika Miles dan Huberman menjelaskan ada 3 (tiga) tahapan, maka oleh
Spradley dijelaskan ada 4 (empat) tahapan. Yaitu:

a. Analisis Domain
Tahap pertama adalah analisis domain yaitu proses untuk
mendapatkan gambaran umum dari objek yang diteliti atau dari sebuah isu
sosial yang diangkat menjadi tema penelitian. Gambaran umum ini
diperlukan untuk bisa masuk ke tahap selanjutnya dalam analisis data
kualitatif. Gambaran umum bisa didapatkan dari banyaknya data yang
didapatkan selama melakukan proses pendataan. Setiap data nantinya akan
memiliki domain khusus dan tersendiri. Domain ini bisa dijadikan pijakan
untuk melakukan penelitian lanjutan.
Jika membutuhkan banyak domain, maka akan membutuhkan lebih
banyak kegiatan pengumpulan data. Sehingga peneliti membutuhkan waktu
lebih lama lagi untuk bisa menyelesaikan proses pengumpulan data
penelitian. Semua data ini kemudian akan masuk ke tahap selanjutnya.

b. Analisis Taksonomi
Tahap kedua di dalam analisis data kualitatif menurut Spradley
adalah tahap analisis taksonomi. Jadi, saat mempelajari tentang macam-
macam analisis data kualitatif maka analisis taksonomi juga akan
dipelajari dan kemudian dipraktekan.

Pada tahap analisis taksonomi semua domain dari data yang sudah
didapatkan kemudian akan dikaji atau dibedah untuk bisa diketahui
struktur internalnya seperti apa. Sehingga peneliti bisa mengetahui unsur
apa saja yang membangun domain-domain data penelitian tersebut.

c. Analisis Komponensial
Tahap selanjutnya adalah analisis komponensial yang dilakukan
dengan membedah lagi unsur yang menyusun domain. Jadi, setelah tahap
analisis taksonomi selesai dilakukan maka akan langsung ke tahap
analisis komponensial. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui ciri
spesifik dari semua unsur yang menyusun domain data penelitian. Ciri
khusus ini kemudian akan memberi informasi mengenai perbedaan antara
satu domain data dengan domain lainnya.
Data yang digunakan adalah data yang memang menjadi data
mayoritas bukan minoritas. Sehingga data ini bisa mewakili penilaian atau
pendapat dari objek penelitian yang sudah menyampaikan pendapat
(memberi data bersifat subjektif).

d. Analisis Tema Kultural


Tahapan akhir di dalam analisis data kualitatif menurut Spradley
adalah tahap analisis tema kultural. Pada tahap ini semua domain data
yang sudah diketahui ciri spesifiknya kemudian dicari hubungannya

8 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
dengan domain lain. Hubungan antar domain data ini kemudian ditarik
kesimpulan.
Kesimpulan yang berhasil didapatkan kemudian dirumuskan menjadi
sebuah kalimat atau judul. Judul ini bisa digunakan peneliti yang
bersangkutan sebagai judul penelitian. Selain itu juga memberi gambaran
bagi peneliti untuk menarik kesimpulan atas semua data penelitian yang
didapatkan.
Dari macam-macam analisis data kualitatif menurut dua pendapat
ahli di atas, mana yang sangat mungkin untuk kamu gunakan? Setiap
peneliti tentu memiliki jawabannya sendiri-sendiri. Namun yang pasti
tujuannya adalah sama, yakni mendapatkan hasil penelitian dari olah data
kualitatif dengan tepat dan jelas(Nungrahani, 2014:177-178).

3. Content analysis
Content analysis disebut juga analisis isi. Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain
secara manual kini telah tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian
analisis isi, yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan
“kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer Program.
Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi
dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
a) Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang
terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
b) Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan
tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
c) Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-
data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat
sangat khas/spesifik.

a) Desain Analisis Isi


Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang
menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur
komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to
whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian tersebut dapat
memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswell tersebut.
Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalam
praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan.
Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.

(1) Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang
berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai
kecenderungan isi komunikasi.
(2) Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal
dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang
pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.
(3) Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap
penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-
ciri audience terhadap isi dan gaya komunikasi.
(4) Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada
waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi
tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan
dokumen (sering disebut kontingensi (contingency).
(5) Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua
sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator. Kedua,
penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua
message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel

9 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada
sumber B.
(6) Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B.
Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses
komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what
effect)?

b) Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi


Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.
Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan
berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau
sedikit dan sebagainya.
Kedua, pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri.
Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan
terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan
pencarian data tersebut.
Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang
dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait
dengan faktor-faktor lain.

c) Metode Analisis Isi


Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan
studi analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu (1) merumuskan
pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, (2) melakukan sampling terhadap
sumber-sumber data yang telah dipilih, (3) pembuatan kategori yang
dipergunakan dalam analisis, (4) pendataan suatu sampel dokumen yang
telah dipilih dan melakukan pengkodean, (5) pembuatan skala dan item
berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan (6) interpretasi/
penafsiran data yang diperoleh.
Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau
dibalik. Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan
langkah berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit,
dan mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha
penelitian.
Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab
melalui penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian
atau hipotesis statistik. Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan
tertentu, disesuaikan dengan rumusan masalah dan kemampuan
peneliti.Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan digunakan untuk
analisis didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan
acuan tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-
indikator yang bersifat terukur.Kemudian, pengumpulan atau coding data,
dilakukan dengan menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang
sudah dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian
diinterpretasikan maknanya.

d) Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi


Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang
bertujuan khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort,
menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan
mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala
9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan

10 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang
menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk
menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah
tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai. Dalam hal
ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan kesahihan
(validitas) pengukuran.
Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison
scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak
melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk
mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-
pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan
suatu skala relatif antaritem.

e) Reliabilitas dan Validitas


Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran
(kesahihan) merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh
ditinggalkan. Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang
dipakai dalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur
dengan tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.
Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.
1. Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari
dalam.
2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara
juri-juri pemberi nilai.
3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan
penempatan data dalam berbagi kategori.
Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam
penelitian. Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara
atau metode sebagai berikut.
1. Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu
studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan
variabel.
2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan
peristiwa yang akan datang.
3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang
dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian
tersebut.

f) Analisis Isi Kualitatif


a. Analisis Wacana
Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif
dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan
menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama ini
banyak digunakan oleh para peneliti. Jika pada analisis kuantitatif,
pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa” (what) dari pesan
atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan untuk
melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan
juga bagaimana pesan itu disampaikan.
Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan
analisis isi yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut. Analisis
wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan dalam
analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan pada
pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam
analisis isi. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah
muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan

11 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
analisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent
(tersembunyi).Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan
“apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana
ia dikatakan (how).Analisis wacana tidak berpretensi melakukan
generalisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif memang diarahkan
untuk membuat generalisasi.
Model analisis wacana yang diperkenalkan oleh van Dijk sering
kali disebut sebagai “kognisi sosial”, yaitu suatu pendekatan yang
diadopsi dari bidang psikologi sosial. Menurut van Dijk, ada 3 dimensi
yang membentuk suatu wacana sehingga analisis yang dilakukan
terhadap suatu wacana harus meliputi ketiga dimensi tersebut, yaitu
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

b. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)


Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu
tanda” (sign) dan segala yang berhubungan dengannya cara
berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa
dipertimbangkan sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik
binatang, semiotik tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode
cecapan, paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-
kode musik, bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak
dikenal, kode rahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek,
dan sebagainya. Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak
terbatas, misalnya saja bisa mengambil objek penelitian, seperti
pemberitaan di media massa, komunikasi periklanan, tanda-tanda
nonverbal, film, komik kartun, dan sastra sampai kepada musik.

c. Analisis Framing
Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan
penilaian tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul
atau tampak di media. Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral
yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu
simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device
menunjuk pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan
“julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning device menunjuk
pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’,
yaitu metafora, perumpamaan atau pengandaian( Asfar,2017:54-56).
KESIMPULAN
Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen, yaitu: (1) reduksi data,
(2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga komponen utama yang
terdapat dalam analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis data kualitatif, sebab
hubungan dan keterkaitan antara ketiga komponen itu perlu terus dikomparasikan untuk
menentukan arahan isi simpulan sebagai hasil akhir penelitian.
Teknik analisis data model spradley memiliki berbagai analisis etnografis yang
memeiliki empat analisis yaitu analisis domain , analisis taksonomik, analisis komponen
daan analis tema.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia
komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat terdiri atas 2
macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut
General Inquirer Program.

12 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )
Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat
dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
a) Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi
(buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
b) Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang
dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
c) Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang
dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat
khas/spesifik.

DAFTAR PUSTAKA
Taufan Asfar, A.M.Irfan. 2017. Analisis Konten. Penelitian : Penelitian Kualitatif (14)( 7 ):
1-54
Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Cendana Printama

Sonhaji, Ahmad. 1994. Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan.
Malang: Kalimasada Press

13 | M e t o d e P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f / K e l a s C 3 ( G ) / 3 ( T i g a )

Anda mungkin juga menyukai