Anda di halaman 1dari 3

Mengapa Kain Viscose adalah

Masa Depan Industri Fashion


Februari 15, 2022
Terdapat peningkatan kesadaran di seluruh dunia bahwa industri fast fashion menimbulkan
dampak lingkungan yang besar, dengan pakaian yang dirancang untuk hanya dipakai
beberapa kali sebelum dibuang.
Kecuali jika ada aksi perubahan, maka pada tahun 2030 kita dapat berada di jalur yang tepat
untuk membuang lebih dari 134 juta ton tekstil setiap tahun. Sebagian besar limbah fesyen ini
tidak dapat terurai secara hayati – terutama kain paling populer berikut; nilon, poliester, dan
akrilik, semuanya berbentuk plastik dan akan tetap berada di tempat pembuangan sampah
selama berabad-abad.
Konsumen semakin menuntut pilihan akan fesyen yang lebih berkelanjutan, dan brand mulai
bergegas untuk mengejar ketinggalan.

Hal ini mendandakan ada peningkatan fokus tentang dari mana bahan baku pakaian berasal,
bagaimana garmen diproduksi, dan apa yang terjadi pada mereka di akhir masa pakainya.
Dan kain berbasis alam, seperti rayon viscose, memiliki tempat yang jelas di masa depan,
industri fesyen yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Apa itu Fashion Berkelanjutan?
Viscose rayon APR diproduksi dari pohon yang ditanam di perkebunan yang dikelola secara
berkelanjutan yang disertifikasi secara independen, terutama melalui badan internasional
PEFC. Itu berarti bahan mentah diproduksi dengan dampak minimal terhadap lingkungan
dan, sebagai bagian dari agenda APR 2030 kami, kami berkomitmen untuk nol emisi bersih
dari penggunaan lahan melalui integrasi vertikal dengan pemasok utama yakni APRIL, serta
mengurangi separuh intensitas karbon produk APR per ton produksi viscose.
Mengurangi dan menggunakan kembali
Serat alami memiliki keunggulan biodegradable, artinya ketika dibuang akan terurai secara
alami di dalam tanah. Viscose APR misalnya telah diverifikasi secara independen
untuk terurai secara alami di tanah dan air. Hal ini berarti berdampak dalam mengurangi
volume sampah fesyen yang menumpuk di tempat pembuangan sampah.
Mengurangi dampak limbah fesyen di tempat pembuangan sampah adalah penting, tetapi
tujuan utama industri fesyen adalah menghentikan sampah itu sejak awal, dengan mendaur
ulang kain yang dibuang dalam proses produksi, serta pakaian bekas yang seharusnya
dibuang.
Hal ini tentu lebih sulit daripada kedengarannya. Kain yang dicampur dengan bahan lain
harus dibuka, ritsleting dan kancing harus dilepas, dan pewarna harus diekstraksi – dan
sebagian besar teknologi untuk melakukan rangkaian proses ini masih berada dalam tahap
awal.

Sebagai bagian dari sasaran APR2030 kami, APR telah berkomitmen untuk menggunakan
20% kandungan tekstil daur ulang dalam produksi serat stapel viscose (VSF) kami pada
tahun 2030. Sebagian hal ini akan dicapai melalui investasi US$200 juta oleh perusahaan
induk APR, RGE, untuk mengarusutamakan penggunaan tekstil daur ulang dan mempercepat
sirkularitas dalam industri tekstil.

Baik bagi Masyarakat


Industri fesyen yang lebih berkelanjutan juga harus memperhatikan cara produksi bahan
baku, kain, dan pakaian itu sendiri. Selain menciptakan lapangan kerja di operasional sekitar,
APR juga bertujuan untuk memberikan dampak positif di area tempat kami beroperasi.
Misalnya, kami telah bermitra dengan produsen kain batik tradisional, untuk membantu
mereka menggunakan viscose berkelanjutan dan pewarna alami dalam pekerjaan mereka.
Dan sebagai bagian dari komitmen APR2030 kami, kami akan bekerja sama dengan Grup
APRIL untuk membantu memberantas kemiskinan ekstrem dalam radius 50 km dari operasi
kami.
Perusahaan masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan janji fesyen
berkelanjutan, tetapi jelas bahwa kain viscose akan memainkan peran penting di masa depan
industri fesyen.
###

Anda mungkin juga menyukai