Anda di halaman 1dari 2

BAB I

Pendahuluan

Fast fashion adalah industri yang melakukan produksi yang sangat berlebihan, pada
setiap tahunnya kelebihan stok produksi yang berlebihan dan tidak terjual akan dibakar selain itu
pakaian-pakaian bekas atau tekstil akan berada di pembuangan hingga terurai, sedangkan bahan
tekstil dapat terurai selama 20 tahun hingga 200 tahun dan untuk penggunaan bahan yang eco-
friendly seperti katun dapat terurai dalam waktu yang lebih singkat yaitu 1 minggu hingga 5
bulan tergantung pada jenis katun yang digunakan.
Sampah tekstil merupakan salah satu industri utama yang menyebabkan pencemaran
lingkungan. Tekstil yang dibuang tidak diapa-apakan berakhir terurai ditempat pembuangan
sampah. Pabrik tekstil menghasilkan seperlima dari polusi air industri dunia dan menggunakan
20.000 bahan kimia, banyak dari mereka karsinogenik, untuk membuat pakaian 10% emisi gas
rumah kaca, 20% air limbah global.
Menurut Naurah, pada 2018 silam, dia bersama dengan komunitas Zero Waste Indonesia
mengikuti sebuah acara yang diadakan di Pantai Ancol Timur bersama dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan. “Sayangnya, yang didapatkan di sana itu malah mayoritas sampahnya
bukan sampah plastik, melainkan sampah tekstil dan sampah jaring yang dibuat dari benang,”
ungkap Naurah dalam IG live Tukar Baju, belum lama ini.
Dia menyebut, jumlah perkiraan prosentase sampah tekstil dan sampah jaring yang
ditemukan di sana adalah sekitar 80 persen hingga 81 persen dari sampah yang ditemukan. Lalu,
di tahun yang sama pula, salah satu tim dari Zero Waste Indonesia yang memiliki kesempatan
melakukan penelitian di Pulau Saparua, Maluku.
Untuk mengurangi banyaknya limbah tekstil yang banyak tesebar di lingkungan, daur
ulang kain merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dampak pencemarang lingkungan
yang disebabkan oleh sampah teksil sekaligus membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat
dengan memanfaatkan limbah tekstil yang berada di lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai