Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG

“MENGANALISIS KETERSEDIAAN DEBIT AIR


MENGGUNAKAN METODE F.J MOCK PADA SUB DAS KALI
MADIUN DI KABUPATEN NGAWI”

Di Susun Oleh :

1. Nasyihat Haulla As Syafah (073002100037)


2. Antopal Pernanda Sima (112200092)
3. Bidicofft Johari (112200014)

Prodi Sarjana Teknik Pertambangan


Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta
2023

1
MENGANALISIS KETERSEDIAAN DEBIT AIR
MENGGUNAKAN METODE F.J MOCK PADA SUB DAS KALI
MADIUN DI KABUPATEN NGAWI

Dr. Tedy Agung Cahyadi1, Ir. Peter Eka Rosadi1, Ir. Faizal Agung Riyadi1, Nasyihat Haulla As
Syafah1, Antopal Pernanda Sima1, Bidicofft Johari1
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran”
Yogyakarta

ABSTRAK
Saat merencanakan pembangkit listrik tenaga air, faktor penting yang perlu diketahui adalah:
Besarnya aliran debit bulanan dan aliran debit utama serta topografi daerah aliran sungai.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ngawi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
selama kurun waktu 10 tahun (2011-2020) mengalami peningkatan sebesar 52.292 jiwa dari
817.765 jiwa pada tahun 2010 menjadi 870.057 jiwa pada tahun 2020. Pertumbuhan
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ngawi juga akan meningkat. berdampak pada
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air baku. Oleh karena itu, perlu adanya analisis
ketersediaan air untuk kebutuhan daerah di Kabupaten Ngawi untuk mengetahui apakah
kebutuhan air masyarakat di Kabupaten Ngawi dapat terpenuhi. Analisis ketersediaan air
dilakukan dengan menghitung debit aliran yang dapat diandalkan menurut metode F.J.Mock
Model ini memiliki probabilitas pelepasan muatan sebesar 90%. Menghitung curah hujan
regional menggunakan metode poligon Thiessen dengan menggunakan data dari 3 stasiun:
Waduk Ngawi, Purwantoro dan Notopuro. Sedangkan evapotranspirasi dihitung menggunakan
metode perbaikan Penman berdasarkan data BMKG Stasiun Nganjuk. Hasil analisis
perhitungan simulasi aliran menggunakan metode F.J.Mock untuk DAS Kali Madiun dengan
luas 3683,6414 km² .

Kata Kunci : Ketersediaan Air metode F.J Mock, Kebutuhan Air, Neraca Air

2
1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya hidup dari sektor


pertanian dan makanan utamanya adalah beras, sorgum dan ubi jalar sebagai hasil
pertanian. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bidang
yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, khususnya pemenuhan
kebutuhan pangan. Pertambahan jumlah penduduk berarti kebutuhan pangan juga
meningkat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mengembangkan
pertanian. Irigasi merupakan salah satu pilar keberhasilan pembangunan pertanian.
“Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, menurut
ketentuan umum Bab 1 Pasal 1, irigasi adalah kegiatan penyediaan, pengaturan, dan
pengolahan air irigasi untuk menunjang pertanian. ” Untuk menyediakan air bagi sawah
diperlukan jaringan irigasi dan air irigasi Oleh karena itu, irigasi sawah dan kegiatan
pertanian tidak dapat dipisahkan dari air.

Air merupakan faktor penting dalam kegiatan pertanian. Dengan meningkatkan


produksi pangan, irigasi berperan dalam penyediaan air. Salah satu faktor yang
mempengaruhi jumlah air yang tersedia adalah metode penyediaan dan pengolahan air
yang teratur. Konversi curah hujan menjadi limpasan merupakan suatu proses
pemodelan yang mengubah data curah hujan menjadi debit (limpasan/limpasan). Data
debit pada suatu wilayah sungai (river DAS) diperlukan untuk mengetahui seberapa
besar debit yang tersedia pada sungai saat ini yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Terdapat stasiun pengukur curah hujan di wilayah sungai tetapi tidak ada
stasiun pencatat aliran. Oleh karena itu diperlukan pemodelan untuk mengubah data
curah hujan menjadi data aliran sungai.

Air yang digunakan saat dibutuhkan bisa berasal dari banyak sumber seperti air
sungai, air hujan, dll. Setiap daerah mempunyai ketersediaan dan kebutuhan air yang
berbeda-beda. Dalam menganalisis ketersediaan air di suatu wilayah, sebaiknya
dilakukan penelitian terhadap dua aspek, yaitu jumlah air yang tersedia di wilayah
tersebut dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sensus tahun 2020, Kabupaten
Ngawi berpenduduk 870.057 jiwa. Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk
meningkat sebesar 0,62%, sedangkan pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten
Ngawi sebanyak 817.765 jiwa. Pertumbuhan penduduk ini akan meningkatkan
kebutuhan air di Kabupaten Ngawi. Meningkatnya jumlah penduduk di suatu wilayah
juga akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan air harian di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengetahui keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan
air baku di Kabupaten Ngawi, perlu dilakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan air
baku. negara-negara di Bupati Ngawi dari dalam dan luar negeri kedepannya Tahun
depan adalah tahun 2030.

3
Metode F.J.Mock merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mendemonstrasikan analisis neraca air dengan cara menghitung limpasan bulanan
berdasarkan data curah hujan, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan air tanah.
Metode F.J.Mock didasarkan pada prinsip bahwa sebagian air hujan yang jatuh ke
daerah tangkapan air akan hilang melalui penguapan, sebagian menjadi limpasan
langsung dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah. Metode F.J.Mock menunjukkan
metode perhitungan yang relatif sederhana untuk berbagai komponen berdasarkan hasil
studi wilayah sungai di seluruh Indonesia, oleh karena itu metode ini diterapkan dalam
penelitian ini.

Data hidrologi seperti data curah hujan dan data aliran sungai penting untuk
digunakan, misalnya dalam perencanaan berbagai infrastruktur hidrolik, pengelolaan
sumber daya air serta pemenuhan kebutuhan data penelitian hidrologi. Namun,
ketersediaan dan akses data seringkali tidak memadai dan tidak terjangkau. Dengan
terbatasnya stasiun pengukur curah hujan di daerah aliran sungai, terutama di daerah
terpencil, penelitian atau analisis sumber daya air berdasarkan data curah hujan akan
sulit dilakukan. Di sisi lain, lokasi stasiun pengukur hujan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap keakuratan pengukuran curah hujan di suatu wilayah sungai, sehingga
dapat menunjukkan keadaan wilayah sungai tersebut.

Metode dapat digunakan untuk menentukan ketersediaan air beberapa, salah


satunya adalah metode F.J.Mock. Metode F.J.Mcok merupakan metode hidrologi yang
cukup sering digunakan di Indonesia. Untuk memperkirakan debit suatu sungai, metode
ini mengikuti prinsip keseimbangan air. perhitungan F J. Mock meminta data regional
tentang curah hujan dan evapotranspirasi. Perhitungan curah hujan regional
menggunakan metode poligon Thiessen dan perhitungan evapotranspirasi
menggunakan metode Penman yang dimodifikasi. Perhitungan kebutuhan air baku
dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas umum yang ada di
Kabupaten Ngawi.

.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Pengumpulan Data dan Metode
Data yang dikumpulkan adalah data curah hujan, data debit Sungai, data
evapotranspirasi aktual, dan data jumlah penduduk yang berada di wilayah sekitar.
Metodelogi penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yaitu pembentukan model
F.J.Mock, kalibrasi model berdasarkan fungsi objektif, dan analisis keandalan air
menggunakan hasil perhitungan kebutuhan air dan ketersediaan air. Data
pengukuran debit Sungai Kali Madiun di Pos Ketonggo pada tahun 2011- 2020 yang
di dapatkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. 3. Data klimatologi
di wilayah DAS Kali Madiun dari BMKG Nganjuk.

2.2 Model F.J.Mock


Model hidrologi F.J.Mock menghitung curah hujan dan data evapotranspirasi
aktual dari daerah aliran Sungai. Kalibrasi dilakukan untuk membandingkan debit

4
model dan debit observasi. Perhitungan model Mock diawali dengan menentukan
kalibrasi nilai parameter yang akan digunakan. Penentuan parameter model Mock
dilakukan secara trial and error dengan menggunakan fitur add-ins solver yang
terdapat pada aplikasi Microsoft Excel agar lebih mudah dan didapatkan nilai
parameter yang lebih optimum.

3. PROSEDUR ANALISIS
Prosedur analisis pada penelitian dilakukan dengan dibagi menjadi beberapa
tahap, yaitu tahap pendahuluan, pengumpulan data, tahap pemodelan dengan F.J. Mock,
kalibrasi, dan perhitungan.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode F.J.Mock


Dengan metode Neraca Air (Water Balance) dari F.J.Mock Sebuah percobaan
dapat diperoleh dari estimasi eksperimental untuk mendapatkan aliran yang andal.
Metode ini berdasarkan parameter data hujan, evapotranspirasi dan karakteristik
lokal daerah aliran sungai. Untuk mendapatkan debit bulanan, harus
mempertimbangkan hidrologi daerah irigasi yang digunakan.

Metode F.J Mock dikembangkan oleh F.J.Mock untuk memperkirakan besarnya


Debit Daerah Aliran Sungai (DAS) Berdasarkan konsep neraca air. Air hujan
Siapapun yang jatuh (hujan) pasti mengalaminya evapotranspirasi sesuai dengan
vegetasi Menutupi area yang terkena hujan. Respirasi evaporatif menggunakan
metode F.J Mock evaporasi-transpirasi terpengaruh menurut jenis vegetasi,
permukaan tanah dan jumlah hari.

F.J.Mock menyediakan perhitungan sederhana untuk banyak tipe komponen


berdasarkan hasil kajian wilayah sungai di seluruh Indonesia. Perhitungan model
simulasi diawali dengan perhitungan neraca air. Saat menghitung, mulailah dengan
mencari curah hujan bersih atau kelebihan yang nantinya akan menjadi pengisian
kembali kelembaban tanah sebelum menjadi kelebihan air. Selanjutnya, cari tempat
untuk menyimpan kelembapan tanah bulanan. Nilai SMS yang lebih besar dari
SMC akan menyebabkan overwatering atau air berlebih, dan jika SMS lebih kecil
maka nilai WS akan menjadi nol atau tidak terjadi infiltrasi air. Kemudian untuk

5
menghitung cadangan airtanah, dihitung nilai aliran dasar berdasarkan selisih
cadangan airtanah (tanah penyimpanan air) setiap bulannya.

4.2 Flowchart Water Ballance Metode F.J.Mock

Gambar 3.2 Flowchart Metode F.J.Mock


 Daerah Tangkapan
Wilayah daratan yang menampung dan menyimpan air dari curah hujan
dan mengalirkannya ke Danau secara langsung atau melalui sungai yang
bermuara ke Danau.
 Evapotranspirasi Aktual
Menunjukkan nilai evapotranspirasi yang sesungguhnya dengan kondisi
air yang terbatas. Beberapa persamaan dikembangkan untuk menghitung
besarnya evapotranspirasi aktual, dua di antaranya adalah persamaan dalam
makalah Dr. F.J. Mock tahun 1973 (AET) dan persamaan dalam pedoman FAO
No. 56 tahun 1990 (ETc). Dalam studi ini, Model Mock dibagi menjadi dua
berdasarkan persamaan evapotranspirasi aktual yang digunakan: Mock I adalah
Model Mock dengan Persamaan I (AET), sedangkan Mock II adalah Model
Mock dengan Persamaan II (ETc).
 Kapasitas kelembapan tanah (SMC) Kapasitas kelembapan air tanah (SMC)
merupakan kapasitas kandungan air pada lapisan tanah permukaan. Besarnya
SMC yakni berkisar 50 – 200 mm2.
 P-Eact atau P-Sebenarnya (P = curah hujan bulanan, mm/bulan)

6
 SMC Maksimum
Merupakan pendekatan yang sangat akurat terhadap grafik rekombinasi
sebelumnya.
 Soil Moisture Storage (Penyimpanan kelembaban tanah)
Merupakan faktor kunci dalam keseimbangan air suatu wilayah sungai,
karena menyediakan reservoir jangka pendek yang mempertahankan keluaran
berkelanjutan dari penguapan dan transpirasi wilayah sungai dari masukan
curah hujan yang terputus-putus.
 Soil storage
Adalah perubahan volume air yang ditahan oleh tanah yang besarnya
tergantung pada (P-Et), soil storage periode sebelumnya. Soil moisture adalah
volume air untuk melembabkan tanah yang besarnya tergantung pada (P-Et),
soil storage dan soil moisture periode sebelumnya.
 Soil Moisture Capacity atau SMC
Adalah kapasitas kandungan air pada lapisan tanah permukaan (surface
soil) per m2.SMC= SM Cawal+(P-Eact)
 Water Surplus
Dapat di artikan sebagai air hujan (presipitasi) yang telah mengalami
evapotranspirasi dan mengisi tampungan tanah (soil storage). Water surplus ini
berpengaruh langsung pada infiltrasi atau perkolasi dan total run off yang
merupakan komponen debit.
 Infiltrasi
Merupakan suatu proses masuknya air hujan ke dalam tanah sebagai
akibat dari adanya gaya kapiler sekaligus gaya gravitasi supaya air dapat masuk
ke tanah yang lebih dalam. Infiltrasi ini juga dapat disebut juga sebagai cara air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan
menuju muka air tanah.
 Penyimpanan air tanah
Adalah perbedaan antara pengisian ulang dan pembuangan air tanah
dalam jangka waktu terjadinya proses ini, mulai dari beberapa hari hingga
ribuan tahun.

7
 Perubahan penyimpanan air tanah (GWS)
Mewakili keseimbangan antara pengisian ulang (aliran masuk ke akuifer
dari tanah dan air permukaan) dan pembuangan (aliran keluar ke sistem air
permukaan) atau pengambilan air tanah (Freeze dan Cherry, 1979).
 Aliran dasar (baseflow)
Adalah bagian aliran sungai yang berasal dari air di bawah permukaan
tanah.
 Limpasan langsung (Direct run off)
Terjadi ketika aliran permukaan dan bawah permukaan dalam keadaan
permeable atau jenuh air yaitu dalam keadaan tidak dapat meresap dan
menampung air sehingga aliran melaju dengan cepat dan bersatu menuju ke
aliran dasar sungai.
 Limpasan Total (RO) Koefisien limpasan (C)
Adalah suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui nilai
infiltrasi maupun limpasan dari air hujan yang jatuh di suatu wilayah dengan
perbandingan antara volume aliran permukaan dan volume hujan yang jatuh.
 Debit atau debit air
Merupakan volume fluida yang melewati suatu area dalam satu satuan
waktu. Artinya, debit air adalah ukuran banyaknya fluida yang mengalir dalam
suatu selang waktu. Atau sederhananya, debit air adalah volume per satuan
waktu.

4.3 Analisis Curah Hujan Wilayah Kabupaten Ngawi(mm)


Pada analisis curah hujan wilayah ini dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus :
p̅ = P1.A1 + P2.A2 + P3.A3
Atotal
Dengan menggunakan rumus di atas maka akan di dapatkan data seperti pada
table 4.1.

8
Tabel 4.1
Perhitungan Curah Hujan Bulanan Tahun 2011 (mm)

BULAN P1.A1 P2.A2 P3.A3 Atotal p̅


Januari 55729,9 551582,9 837703,5 3683,64 278,267
Februari 65587,53 325554,1 309741,7 3863,64 190,269
Maret 175118,7 415985,8 588509,3 3683,64 320,230
April 169215,8 335200,2 360758 3683,64 234,869
Mei 189548 247180 109320,6 3683,64 148,236
Juni 39352,52 0 0 3683,64 10,683
Juli 28859,51 0 0 3683,64 7,834
Agustus 0 0 0 3683,64 0
September 41976,02 36172,68 45550,25 3683,64 33,580
Oktober 89854,92 57876,29 29152,16 3683,64 48,018
November 192171,5 442512,5 819904,5 3683,64 394,877
Desember 135110,3 315908,1 214997,2 3683,64 180,803

Tabel 4.2
Hasil Rekapitulasi Curah Hujan Wilayah Bulanan DAS Kali Madiun (mm/bulan)

BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2011 278,267 190,269 320,230 234,869 148,236 10,683 7,834 0,0000 33,580 48,018 394,877 180,803
2012 301,911 236,776 169,117 215,146 152,177 26,842 0,0000 0,0000 0,0000 62,176 131,713 381,643
2013 417,647 251,889 248,813 306,460 143,642 101,535 62,197 0,0000 0,0000 65,300 123,794 358,823
2014 242,481 234,197 324,553 248,190 56,761 47,321 11,000 0,5342 4,946 1,424 249,439 393,077
2015 200,448 343,143 280,887 265,522 77,420 1,246 0,0000 0,7122 0,0000 6,409 95,369 240,743
2016 290,983 466,473 410,075 171,990 169,169 179,718 49,722 138,326 286,256 253,864 426,940 216,690
2017 363,457 335,436 259,070 293,489 37,234 26,420 22,944 0,0000 63,396 127,046 357,148 204,253
2018 364,970 288,513 346,407 74,803 10,607 33,376 0,0000 0,0000 1,246 14,125 324,593 253,087
2019 217,300 311,513 374,938 158,462 81,972 0,0000 4,494 0,0000 3,383 8,059 68,580 335,785
2020 265,948 559,254 300,544 188,722 168,114 17,559 8,124 36,987 4,550 142,718 240,160 342,683
rata-rata 294,341 321,746 303,463 215,765 104,533 49,411 23,759 87656.5 56,765 72,914 241,261 290,759

9
Grafik Curah Hujan (mm/bulan)

CURAH HUJAN (MM/BULAN) 600,000


500,000
400,000
300,000
200,000 2019
100,000
0 2015

JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AUG
2011

SEP

ACT

NOV

DEC
BULAN

CURAH HUJAN

0-100,000 100,000-200,000 200,000-300,000


300,000-400,000 400,000-500,000 500,000-600,000

Gambar 1.4 Grafik Curah Hujan Bulanan (mm/bulan)

4.4 Evapotranspirasi
Metode perhitungan Evapotranspirasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode Penman Modifikasi. Sebelumnya dilakukan pengumpulan data yang
akan digunakan dari instansi terkait.

Tabel 4.3
Data Iklim untuk Perhitungan Evapotranspirasi Penman Modifikasi

Data Satuan Januari Februari Maret April Mei Juni


Temperatur °C 22,7 23,15 23,3 23,1 23,4 23,0
Kelembapan % 87,3 83,86 83 85,8 82,6 75
Kec.Angin km/h 312,155 253,029 214,606 184,320 183,948 201,600
Sunshine % 28,97 39,72 49,27 47,37 61,25 77,75
Data Satuan Juli Agustus September Oktober November Desember
Temperatur °C 22,9 22,79 23,9 24,9 23,8 23,5
Kelembapan % 75 72,06 67,4 71,2 84,2 86,5
Kec.Angin km/h 222,968 228,542 241,920 248,052 198,720 189,523
Sunshine % 86,45 90,12 89,58 78,23 53,10 33,08
Sumber : BMKG, 2022

Berikut merupakan perhitungan yang digunakan untuk perhitungan


evapotranspirasi dengan menggunakan metode Penman Modifikasi :

10
1. Faktor Penyesuaian kondisi cuaca siang dan malam ( c )
Tabel 4.4
Faktor Koreksi
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
C 1,1 1,1 1,0 0,9 0,9 0,9 0,9 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1
Sumber : Direktorat Irigasi, Pedoman dan Kriteria Perencanaan Teknik Irigasi (1980)

2. Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari (W)


Nilai factor yang mempengaruhi penyinaran matahari menggunakan
interpolasi berikut:
W = ( 𝑋−𝑋1) 𝑥 (𝑌2 − Y1 ) + Y1
𝑋2−𝑋1
3. Tekanan Uap Jenuh (es)
Dengan nilai udara yang di dapatkan dari BMKG maka perlu
dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai tekanan uap jenuh. Berikut
adalah perhitungannya :

Es = ( 𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛−𝑇1) 𝑥 (𝑒𝑠2 − 𝑒𝑠1 ) + 𝑒𝑠1

𝑇2−𝑇1
4. Tekanan Uap Aktual
Berikut merupakan perhitungan tekanan uap actual :
Ea = es x (RH / 100)
5. Radiasi Netto (Rn)
Berikut adalah perhitungannya :
a. Radiasi yang diserap oleh bumi (Rns)
Perhitungan ini perlu dilakukan interpolasi sebagai berikut :
Ra = ( 𝑋−𝑋1 ) 𝑥 (𝑌2 − Y1 ) + Y1
𝑋2−𝑋1
Setelah didapatkan nilai Ra maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan nilai radiasi matahari dengan menggunakan persamaan :
Rs = (0,25+0,5(n/N) x Ra
Selanjutnya menghitung nilai Rns dengan nilai α = 0,25
Rns = (1- α) x Rs

11
b. Radiasi yang dipancarkan oleh bumi (Rn1)
Untuk menentukan nilai radiasi yang dipancarkan bumi (Rn1)
perlu mencari nilai koreksi akibat tekanan uap air ƒ(ed), koreksi rasio
penyinaran matahari ƒ(n/N), dan koreksi akibat temperatur ƒ(T).
Berikut adalah perhitungannya
ƒ(ed) = (0,34-0,044 x ed0.5)
ƒ(n/N) = (0.1+0.9(n/N))
ƒ(T) = ( 𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛−𝑇1) 𝑥 (ƒ(T)2 − ƒ(T)1 ) + ƒ(T)1
𝑇2−𝑇1
Rn1 = ƒ(T) x ƒ(ed) x ƒ(n/N)
Setelah mendapatkan nilai dari persamaan di atas maka akan
dilakukan perhitungan dengan radiasi netto menggunakan persamaan
berikut :
Rn = Rns – Rn1
6. Faktor Kecepatan Angin ((ƒ(U))
Berikut adalah perhitungan dari faktor kecepatan angin :
(ƒ(U)). ƒ(U) = 0,27 x (1+U/100)
7. Evapotranspirasi Potensial (ETo)
Selanjutnya dilakukan perhitungan evapotranspirasi dengan
menggunakan persamaan seperti berikut:
ETO = c.(W.Rn + (1-W).f(U).(es-ea))

12
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Potensial 2011 (Eto)
Bulan Satuan Ket Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Jumlah Hari Hari Data 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Temperatur (t) °C Data 22,735 23,146 23,348 23,143 23,413 22,973 22,884 22,790 23,897 24,923 23,760 23,510
RH % Data 87,290 83,857 83,419 85,767 82,645 74,867 75,258 72,065 67,433 71,226 84,167 86,452
Sunshine (n/N) % Data 28,966 39,722 49,274 47,371 61,250 77,750 86,452 90,121 89,583 78,226 53,102 33,083
Kec.Angin U km/h Data 312,155 253,029 214,606 184,320 183,948 201,600 222,968 228,542 241,920 248,052 198,720 189,523
Nilai Koreksi, c Tabel 1,100 1,100 1,000 0,900 0,900 0,900 0,900 1,000 1,100 1,100 1,100 1,100
Faktor Pembobot (W) Tabel 0.732 0,736 0,738 0,736 0,739 0,734 0,733 0,732 0,743 0,754 0,742 0,740
Tekanan Uap Jenuh (es) mbar Tabel 27,650 28,349 28,692 28,344 28,802 28,055 27,903 27,744 29,624 31,553 29,392 28,966
Tekanan Uap Aktual (ea) mbar Perhitungan 24135685 23,772,621 23934579 24309798 23803413 21003937 20,999,240 19993713.6 19976351.9 22473940 24738364.64 25041686.32
Ra mm/hari Tabel 13,640 14,540 15,313 15,573 15,273 14,960 15,073 15,373 15,300 14,827 13,940 13,353
Rs mm/hari Perhitungan 5,385 6,523 7,601 7,582 8,496 9,556 10,284 10,771 10,678 9,506 7,186 5,547
Rns mm/hari Perhitungan 4,039 4,892 5,701 5,687 6,372 7,167 7,713 8,078 8,009 7,129 5,390 4,160
kor. Temp, ƒ(T) Tabel 15,147 15,229 15,270 15,229 15,283 15,195 15,177 15,158 15,379 15,631 15,352 15,302
Kor. Tek. Uap air, ƒ(ed) Perhitungan 0.124 0.125 0.125 0.123 0.125 0.138 0.138 0.143 0.143 0.131 0.121 0.12
Kor. Pen. Matahari, ƒ(n/N) Perhitungan 0.361 0.458 0.543 0.526 0.651 0.8 0.878 0.911 0.906 0.804 0.578 0.938
Radiasi Bumi, Rn1 mm/hari Perhitungan 678.040308 871.86025 1036.451 985.28584 1243.654 1677.528 1838.906028 1974.67813 1992.47248 1646.3194 1073.688176 1722.39312
Radiasi Netto, Rn mm/hari Perhitungan 3,361 4,020 4,665 4,702 5,128 5,489 5,874 6,103 6,017 5,483 4,316 2,438
Faktor Kec.Angin f(U) Perhitungan 1.113 0.95 0.85 0.77 0.77 0.81 0.87 0.89 0.92 0.94 0.81 0.78
Evapotranspirasi, ETo mm/hari Perhitungan 3,860 4,52 4,50 3,85 4,31 5,00 5,32 6,31 7,43 6,85 4,59 3,67
Evpotranspirasi, ETo (month) mm/bulan Perhitungan 119,674 126,55 139,56 115,47 133,55 149,95 164,87 195,52 222,87 212,45 137,61 113,77

Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Eto (mm/bulan)

TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
2020 117,353 116,207 124,891 120,042 126,946 119,416 137,048 164,263 180,322 156,445 132,312 99,059
2019 122,448 125,475 121,729 126,565 160,003 146,041 160,603 192,651 212,292 237,284 190,230 158,958
2018 121,235 121,966 127,316 144,677 152,750 137,965 161,072 179,550 209,392 212,373 157,580 125,589
2017 98,759 103,503 124,473 122,479 145,335 136,976 147,101 183,007 192,342 179,062 109,054 108,385
2016 123,127 93,979 123,530 134,368 134,954 118,178 141,722 149,693 168,812 141,871 108,402 108,189
2015 103,580 108,200 123,279 119,254 139,562 141,711 153,003 176,213 196,229 212,213 168,652 112,249
2014 86,065 106,759 127,065 121,442 136,346 127,804 124,830 169,871 210,400 204,334 167,577 91,523
2013 113,850 110,222 124,331 129,588 146,860 132,675 149,491 194,189 218,206 244,618 129,749 96,880
2012 111,734 144,318 133,988 149,730 151,791 140,601 167,472 201,924 244,290 231,483 177,814 122,026
2011 119,674 126,549 139,561 115,471 133,549 149,870 164,870 195,521 222,874 212,445 137,607 113,773
mean 111,783 115,718 127,016 128,362 142,810 135,124 150,721 180,688 205,516 203,213 147,898 113,663

13
EVAPOTRANSPIRASI (mm/bulan)
250,000
Evapotranspirasi (mm/bulan)

200,000

150,000

100,000

50,000

0
0 2 4 6 8 10 12
Evapotranspirasi

Gambar 4.2 Grafik Evapotranspirasi (mm/bulan)

4.5 Analisis Metode F.J.Mock


4.5.1 Kalibrasi Parameter Metode F.J.Mock
Untuk menentukan parameter model F.J.Mock dilakukan dengan
cara trial and error menggunakan fungsi add-ins solver yang terdapat pada
aplikasi Microsoft Excel untuk memudahkan memperoleh nilai parameter
yang optimal. Penentuan parameter tersebut dilakukan dalam batas nilai
masing-masing parameter. Sebelumnya perhitungan dilakukan dengan
menggunakan nilai trial namun hasilnya kurang maksimal. Oleh karena itu,
diimplementasikan menggunakan add-ins solver. Parameter tersebut
selanjutnya akan digunakan untuk menghitung debit air menggunakan
model F.J.Mock. Simulasikan sedemikian rupa sehingga nilai parameter
yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 4.7
Parameter F.J.Mock
NO PARAMETER MIN NILAI MAKS
1 Initial soil moisture 30 128,991 200
2 Soil moisture capacity 100 128,991 300
3 Dry Infiltration Coef. 0.35 0.75 0,75
4 Wet Infiltration Coef 0.1 0.348 0.975
5 Groundwater Recession 0,75 0,750 0,975
6 Initial ground water storage 50 195,060 2000

14
4.6 Perhitungan Debit Menggunakan Model F.J.Mock
Berikut adalah perhitungan debit menggunakan model F.J.Mock dengan
menggunakan parameter yang sudah di kalibrasi
1. Data Meteorologi
a. Curah Hujan Bulanan
Berdasarkan perhitungan curah hujan pada table 1.1 nilai curah
hujan untuk bulan januari tahun 2011 mencapai 278,267 mm/bulan.
b. Jumlah Hari Hujan
Jumlah hari hujan bulan januari didapatkan hasil dengan
menghitung rata-rata hujan untuk 3 titik yang digunakanan. Berikut
adalah perhitungannya

n = n1 + n2 + n 3

c. Jumlah Hari 1 Bulan


Jumlah hari dalam 1 bulan untuk Bulan Januari adalah 31 hari.
2. Evapotranspirasi Aktual (Et)
a. Evapotranspirasi Potensial (ET0)
Berdasarkan perhitungan evapotrasnpirasi potensial diperoleh
nilai evapotranspirasi potensial bulanan untuk bulan januari sebesar
ET0= 119,674 mm/bulan.
b. Exposed Surface (m)
Tata guna lahan untuk daerah DAS Kali Madiun sebagian besar
berupa daerah ladang pertanian yang dilakukan pengolahan. Oleh
karena itu, nilai m adalah 30%-50%. Besarnya nilai m tergantung pada
kondisi daerah dan musim.
c. E/ETo = (m/20) x (18-n)
d. E = Ep (m/20) x ( 18-n)
e. ETa = ETO – E
Dari perhitungan tersebut akan didapatkan nilai untuk
evapotranspirasi actual yang terjadi di DAS Kali Madiun. Dari
perhitungan tersebut dapat didapatkan untuk nilai evapotranspirasi

15
aktual yang terjadi di DAS Kali Madiun pada Bulan Januari sebesar
118,956 mm/bulan.
3. Keseimbangan Air
Pada keseimbangan air ini di awali dengan perhitungan untuk mencari
kelebihan hujan atau excess rainfall.
a. ER = P-Et
b. Soil Moisture Storage (SMS)
Perhitungan SMS ini menggunakan nilai Initial Soil Moisture
(ISM) dengan proses trial and error. Berikut adalah perhitungan untuk
mencari nilai SMS
SMS = ISM + ER
c. Water Surplus (WS)
Jika nilai WS < 0 maka nilai WS =0
WS = ER – (SMC-ISM)
4. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
a. Infiltrasi (I)
Perhitungan menggunakan koefisien infiltrasi yang berbeda
untuk setiap musimnya yang dimana pada saat musim kemarau
menggunakan wet infiltration coefficient (WIC) dan menggunakan dry
infiltration coefficient (DIC) untuk musim kemarau yang keduanya telah
dilakukan optimasi. Berikut adalah perhitungan untuk infiltrasi :
I = WIC x WS
b. Ground Water Storage (GWS)
Perhitungan GWS menggunakan nilai k yang telah di optimasi.
Berikut adalah perhitungannya:
GWS = 0,5 x (1+k) x I + k x IGWS
c. Base Flow (BSF)
Perhitungan aliran dasar atau BSF ini dilakukan dengan rumus :
BSF = I – (GWS – IGWS)
d. Direct Run Off (DRO)
Berikut adalah perhitungan dari Direct Run Off
DRO = WS – I

16
e. Total Run Off ( TRO)
TRO merupakan total dari nilai DRO + BSF. Berikut adalah perhitungan
untuk mencari TRO :
TRO = DRO + BSF
f. Debit Bulanan
Nilai debit bulanan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Q = A x TRO x 1000/ H x 24 x 3600

Tabel 4.8
Perhitungan Debit Metode F. J. Mock Untuk Tahun 2011
Bulan
NO Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Data Meteorologi
1 Hujan Bulanan (p) mm/bulan 278,267 190,269 320,230 234,869 148,236 10,683 7,834 0 33,581 48,019 394,878 180,804
2 Jumlah Hari Hujan (n) hari 17,667 12,667 16,667 12,667 8,667 0,333 0,667 0,000 1,667 3,667 19,667 13,333
3 Jumlah Hari 1 Bulan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Evapotranspirasi Aktual
4 Evapotranspirasi Potensial mm/bulan 119,674 126.55 139.56 115.47 133.55 149.95 164.87 195.52 222.87 212.445 137.61 113.77
5 Exposed Surface (m) % 35,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000 45,000 40,000
6 E/Ep = (m/20) x (18 - n) % 0.006 0.08 0.02 0.08 0.14 0.265 0.303 0.36 0.368 0.358 -38 0.093
7 E = Ep (m/20) x (18 - n) mm/bulan 718.044 10.124 2.7912 9.2376 18.697 39.73675 49.95561 70.3872 82.01616 76.05531 -5229.18 10.58061
8 Et = Ep - E mm/bulan 118,956 116.426 136.7688 106.2324 114.853 110.21325 114.91439 125.1328 140.85384 136.38969 5366.79 103.18939
Keseimbangan Air
9 As = P-Et mm/bulan 159,311 190,153 320,093 234,763 148,121 10,573 7,719 -125.1328 33,440 47,883 389,511 180,701
10 SMS = ISM + ER mm 288,302 319,144 449,084 363,754 277,112 139,564 0 0 0 0 518,502 309,692
11 Water Surplus mm 159,311 190,153 320,093 234,763 148,121 0 0 0 0 0 389,511 180,701
Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
12 Infiltrasi (I) mm/bulan 55440 66173 111392 81697 51546 0 0 0 0 0 292133 62884
13 Volume Air Tanah (G) 48,456 22,463 55,808 39,131 21,912 0 0 0 0 0 37,575 23,621
14 k.IGWS mm 147.278 146.856 127.037 137.186 132.287 115.693 86.802 65.126 48.863 36.661 27.506 48.829
15 GWS mm 195.734 169.319 182.846 176.317 154.199 115.693 86.802 65.126 48.863 36,661 65,081 72,450
16 GWS - IGWS mm -0.563 169.882 12.962 163.353 -9.154 124.847 -38.044 103.171 -54.307 90.969 -25.888 98.338
17 Base Flow (BSF) mm/bulan 55.932 52.083 50.244 51.243 47.156 38.506 28.891 21.676 16.263 12.202 14.516 19.622
18 DRO mm/bulan 103,871 123,979 208,701 153,065 96,575 0 0 0 0 0 97,378 117,817
19 Total Limpasan (Tro) mm/bulan 103,927 124,032 208,751 153,117 96,622 39 29 22 16 12 97,392 117,837
20 Debit Bulanan m3/s 142,932 170,582 287,098 210,583 132.885 53.637 39.884 30.256 22.005 16.503 133.944 162.062

17
Tabel 4.9
Rekapitulasi Debit Perhitungan Tahun 2011-2020 (m3/s)
Bulan
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
2011 219,849 152,661 233,713 192,090 76,332 54,723 39,734 30,811 23,113 17,781 135,153 96,657
2012 181,771 121,738 68,677 105,641 38,803 27,209 23,380 20,792 19,092 16,418 15,076 132,226
2013 421,623 253,109 203,554 277,223 50,109 22,506 17,335 12,251 10,496 6,891 5,341 135,323
2014 118,058 123,213 165,367 132,296 34,803 32,699 28,768 27,155 25,572 20,620 20,311 215,203
2015 128,058 278,346 192,283 188,326 46,976 44,089 40,768 36,035 34,035 30,037 27,525 32,450
2016 181,213 391,268 311,038 110,587 100,123 88,326 53,930 105,887 107,580 108,580 359,275 177,651
2017 415,099 415,084 271,261 295,436 107,120 84,018 60,256 35,024 25,421 25,421 138,615 123,748
2018 223,125 187,390 229,261 35,254 31,029 30,162 26,668 22,940 20,311 19,311 65,535 235,012
2019 95,413 203,639 244,379 67,016 23,199 22,771 20,930 20,515 19,515 18,939 17,608 61,336
2020 154,688 442,963 185,687 113,784 34,527 34,613 30,130 26,009 26,009 16,099 25,395 23,333
mean 213,890 256,941 210,522 151,765 54,302 44,112 34,190 33,742 31,114 28,010 80,983 123,294

Gambar 4.3 Grafik Debit Bulanan F.J.Mock

Berdasarkan Gambar 4.3 grafik yang didapatkan dari hasil perhitungan debit
menggunakan F.J. Mock terbesar terdapat pada bulan Februari tahun 2016 yaitu
sebesar 391,268m³/s. Grafik juga menunjukan debit mulai turun pada musim

18
kemarau antara mei sampai dengan juni dan naik kembali saat memasuki musim
hujan disekitar bulan November.

5. PENUTUP
Metode F.J.Mock didasarkan pada prinsip bahwa sebagian air hujan yang jatuh
ke daerah tangkapan air akan hilang melalui penguapan, sebagian menjadi limpasan
langsung dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah. Dalam mencari debit bulanan
metode F.J.Mock ada beberapa data yang diperlukan seperti data curah hujan,
evapotranspirasi actual, serta data limpasan dan penyimpanan air tanah. Pada analisis
debit air pada Kali Madiun di Kabupaten Ngawi didapatkan hasil perhitungan F.J.Mvok
terbesar yaitu pada bulan februari tahun 2016 dengan nilai sebesar 391,268 m3/s. Pada
metode F.J.Mock harus di lakukan kalibrasi parameter F.J.Mock untuk menghitung
debit air pada SUB DAS Kali Madiun di Kabupaten Ngawi ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ariswandi, D. (2021, Mei). ANALISA KETERSEDIAAN DEBIT AIR SUNGAI CIBUNI. Retrieved
from https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/JSTS/article/download/1475/896/4925

Fauzi, A. N. (2013, April 16). Teori F.J.MOCK. Retrieved from


https://www.scribd.com/doc/136194180/Teori-Fj-Mock

Imam Doipuloh, N. S. (2019, September). ANALISIS KETERSEDIAAN AIR BENDUNG


RENGRANG DI SUNGAI CIPELES. Retrieved from
https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Konstruksi/article/view/2767

Qorni, U. A. (2022, Oktober 2022). ANALISIS KETERSEDIAAN AIR MENGGUNAKAN. Retrieved


from
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/41496/17511253.pdf?sequen
ce=1

Sudinda, T. W. (2019, April). PENENTUAN DEBIT ANDALAN DENGAN METODA FJ MOCK .


Retrieved from
https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/3933/3243/10723#:~:text
=Prinsip%20metode%20Model%20FJ%20Mock,dalam%20tanah%20atau%20terjadi%
20infiltrasi.

19
20

Anda mungkin juga menyukai