Anda di halaman 1dari 45

Kestabilan Lereng dalam Operasional Penambangan

PT Vale Indonesia
Tujuan
▪ Pemahaman tentang lereng, macam-macam dan
karakteristiknya.
▪ Faktor-faktor penyebab terjadinya longsoran.
▪ Bahaya bekerja pada daerah berlereng.
▪ Tanda-tanda ketidakstabilan pada lereng.
▪ Mengenali lokasi-lokasi yang rawan longsor.

1
Prinsip Dasar Kestabilan Lereng
▪ Kekuatan geser tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan keruntuhan
atau gelinciran yang terjadi pada massa tanah.
▪ Jika gaya-gaya yang bekerja pada suatu lereng melebihi kekuatan geser tanah
maka longsoran dapat terjadi.
▪ Semakin terjal lereng semakin besar gaya yang akan menyebabkan terjadinya
gelinciran.

2
Tujuan dari analisa kestabilan lereng
▪ Membuat rancangan lereng yang aman dan ekonomis.
▪ Mempelajari kemungkinan terjadinya longsoran, baik pada
lereng buatan maupun lereng alamiah.
▪ Menganalisis penyebab terjadinya longsoran dan cara
memperbaikinya.
▪ Menentukan kondisi atau mekanisme runtuhan yang terjadi
pada suatu longsoran (analisis balik).

3
Apa itu Longsoran ?

4
Longsoran (Landslides)
Suatu longsoran adalah keruntuhan dari material lereng (tanah atau
batuan) sehingga terjadi pergerakan massa ke bawah dan ke luar.

Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan


atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat.

5
Penyebab Terjadinya Longsoran
Kondisi material (tanah/batuan) bukan penyebab terjadinya
longsoran melainkan kondisi yang diperlukan agar longsoran
dapat terjadi.
Proses-proses pemicu terjadinya longsoran:
▪ proses alamiah: hujan, erosi, pelapukan, dan gempa bumi
▪ aktivitas manusia: penggalian dan penimbunan pada
konstruksi jalan raya, penggalian saluran air, penambangan.

6
Contoh Penyebab longsoran

7
Jenis-Jenis Longsoran

Bidang

Baji

8
Jenis-Jenis Longsoran
Guling

9
Jenis-Jenis Longsoran

Busur

10
Faktor-faktor penyebab terjadinya longsoran (2)

11
Retakan Tarik Pada Permukaan atau Bagian Atas Lereng (1)
▪ Retakan tarik merupakan tanda-tanda adanya pergerakan
material.
▪ Sebelum terjadi longsoran biasanya muncul retakan tarik.

12
Retakan Tarik Pada Permukaan atau Bagian Atas Lereng (2)

13
Cara bekerja yang aman
▪ Sebelum bekerja, lakukan pengamatan untuk melihat adanya tanda-
tanda ketidakstabilan pada lereng.
▪ Jika lokasi kerja tidak aman laporkan ke pengawas.
▪ Lakukan penggalian lereng sesuai rekomendasi yang diberikan:
▪ Sudut kemiringan lereng
▪ Tinggi lereng
▪ Lebar berm untuk lereng yang berjenjang

14
Penggalian lereng dengan shovel yang benar

▪ Harus terbentuk
kemiringan.
▪ Jangan sampai
terbentuk lereng yang
hampir tegak atau
menggantung.
▪ Gunakan dozer untuk
menurunkan ketinggian.

15
Berapa sudut kemiringan penggalian yang
diijinkan ?
Bahodopi Block 2-3 Geotech Design Parameter

PIT Design Parameters Waste Dump Design Parameters


ITEM VALUE ITEM VALUE
General Angle (°) 32 General Angle (°) 14
Bench Slope (°) 50 Bench Slope (°) 26
Bench Height (m) 4 Bench Height (m) 6
Berm Width (m) 3 Berm Width (m) 20
Ramp Width (m) 18 Minimum Operational Area (m) 30
Gradient (%) 10
Minimum Operational Area (m) 30
Minimum Outer Radius (m) 18

16
Bench
PIT Design Parameters
ITEM VALUE
General Angle (°) 32
Bench Slope (°) 50
Bench Height (m) 4
Berm Width (m) 3
Ramp Width (m) 18
Gradient (%) 10
Minimum Operational Area
30
(m)
Minimum Outer Radius (m) 18

Ramp

17
Waste Dump Design Parameters
ITEM VALUE
General Angle (°) 14
Bench Slope (°) 26
Bench
Bench Height (m)
PIT Design Parameters 6
ITEM VALUE
Berm Width (m) 20
General Angle (°) 32
Minimum Operational
Bench Slope (°)Area 50
30
(m)Height (m)
Bench 4
Berm Width (m) 3
Ramp Width (m) 18
Gradient (%) 10
Minimum Operational Area
30
(m)
Minimum Outer Radius (m) 18

Ramp

18
19
Prosedur Bekerja Pada Area Kaki Tebing
▪ Setiap pekerjaan harus
dilengkapi oleh JSA/Risk
Assessment/PTW.
▪ Sebelum memasuki area kerja,
harus dilakukan inspeksi
terhadap kondisi tebing.
Pastikan tidak ada kondisi
bahaya geoteknik pada area
tebing.
▪ Laporkan serta lakukan inspeksi
bersama jika menemukan
retakan maupun kondisi tidak ▪ Aktivitas pekerjaan pada kaki tebing tidak dapat
aman lainnya. dikerjakan, jika :
▪ Pastikan pekerja selalu ▪ Ada pekerjaan ataupun aktivitas alat berat
menghadap sisi tebing pada saat diatas tebing
melakukan aktivitas. ▪ Kondisi tebing tidak dapat dipantau secara
▪ Pekerjaan harus diawasi oleh visual.
pengawas (spotter) untuk ▪ Inspeksi kondisi tebing tidak dapat
memantau pergerakan tebing. dilakukan; retakan, bulging, sliding,
raveling, etc

20
Prosedur Bekerja Pada Area Crest Tebing
▪ Setiap pekerjaan harus dilengkapi
oleh JSA/Risk Assessment/PTW.
▪ Sebelum bekerja lakukan
pengecekan kondisi ujung tebing
(retakan, genangan air, kondisi
material, jatuhan material,etc).
▪ Jarak aman untuk melakukan
inspeksi adalah 5 m dari crest
tebing.
▪ Laporkan serta lakukan inspeksi
bersama jika menemukan retakan
maupun kondisi tidak aman pada
area crest.
▪ Jarak aman minimum untuk bekerja
dari ujung crest ada 2 m setelah
area diinspeksi. Tidak
direkomendasikan orang bekerja
dengan jarak < 2m dari crest.

21
Contoh pembentukan lereng yang benar (1)

22
Contoh pembentukan lereng yang benar (2)

23
Contoh prosedur penggalian yang benar (1)

24
Contoh prosedur penggalian yang benar (2)

25
Contoh prosedur penggalian yang tidak benar

26
Kestabilan Disposal (Waste Dump)

27
Gambar Beberapa Longsoran Disposal

28
Retakan Tarik
❑ Sebelum terjadi suatu longsoran biasanya terdapat retakan tarik pada
permukaan disposal.
❑ Jika retakan tarik berada di belakang batas dumping maka operasi
disposal harus dihentikan dan alat-alat dievakuasi ke tempat aman.
❑ Namun jika retakan tarik terjadi di depan batas dumping maka kondisi
disposal seringkali dapat distabilkan dengan cara melakukan
pendorongan menurun (resloping).

29
Contoh Retakan Tarik (1)

30
Contoh Retakan Tarik (2)

31
Contoh Subsidense (Penurunan)

32
Penyebab terjadinya longsoran disposal
Pembebanan berlebih:
• Elevasi aktual melebihi elevasi plan (over elevasi)
• Sudut kemiringan disposal terlalu terjal (biasanya karena ramp-up)
• Batas dumping terlalu dekat dengan ujung disposal atau dump truck melewati batas
dumping
Penurunan kekuatan material disposal:
• Kaki disposal tergenang air.

Genangan air di
bawah kaki disposal

33
Jenis disposal berdasarkan sekuen penimbunan
Finger
Disposal
baru

Disposal
lama

Semi-induced flow

34
Kemiringan pada area pendorongan
Kemiringan pada area pendorongan dapat berupa salah satu kondisi sebagai
berikut:
▪ Menurun (ramp-down) / resloping
▪ Mendatar (flat)
▪ Menanjak (ramp-up)

35
Dorongan menanjak vs dorongan menurun

Dorongan menanjak:
▪ Pada ujung pendorongan, tebal timbunannya bertambah dan
sudut kemiringan lerengnya lebih curam
▪ Lebih gampang longsor

Dorongan menurun:
▪ Pada ujung pendorongan, tebal timbunannya berkurang dan
sudut kemiringan lerengnya lebih landai
▪ Lebih aman
36
Batas dumping
▪ Area di belakang batas dumping adalah area yang sudah stabil.
▪ Area di depan batas dumping kondisi masih belum padat sehingga dapat terjadi amblesan
▪ Batas dumping diperuntukkan untuk dump truck bukan untuk dozer dan dirancang agar truck pada saat
melakukan penongkangan berada pada area yang sudah stabil.
▪ Kemungkinan terjadinya longsoran di depan batas dumping cukup besar karena lerengnya belum
terbentuk secara baik.
▪ Hanya dozer yang diizin untuk beroperasi di depan batas dumping. Dan Dozer digunakan untuk
membantu menstabilkan kaki disposal.

37
Dua kontrol agar disposal aman dioperasikan
1. Batas dumping untuk dump truck.
2. Elevasi disposal
Semakin tebal disposal maka semakin rawan untuk longsor.
❖ Batas dumping dan kontrol dielevasi dibuat agar pembebanan yang terdapat pada daerah
pendorongan tidak melebihi pembebanan yang dirancang serta dump truck hanya beroperasi pada
daerah yang sudah stabil.

38
Contoh Pengawasan Operasiona di Area Disposal (1)

1. Pengawasan Batas dumping.

39
Contoh Pengawasan Operasiona di Area Disposal (2)

2. Pengawasan Kontrol Elevasi Actual.

40
41
Cara bekerja yang aman
❑ Ikuti petunjuk dan lakukan rekomendasi yang diberikan.
❑ Jika ditemukan kondisi yang tidak aman (over level, ramp-up) atau
retakan tarik di depan batas dumping maka segera lakukan perbaikan
terhadap disposal.
❑ Jika terdapat tanda-tanda ketidakstabilan disposal (retakan tarik, keluar
air dari kaki disposal) informasikan kepada pengawas.

Rambu-rambu Disposal
42
Cara bekerja yang aman
• Potensi bahaya geoteknik banyak dijumpai di lokasi tambang
yakni di lokasi Pit, Disposal, dan MHR
• Segala potensi bahaya dan kejadian kecelakaan kerja dapat
dihindari dengan cara melakukan praktek kerja yang aman serta
mengikuti standard yang berlaku.
• Segala kelengkapan kerja meliputi patok-patok survey, rambu
disposal, rambu pit adalah sebagai alat bantu untuk memastikan
kondisi lapangan sesuai dengan standard/ design dan memenuhi
syarat faktor keamanan (safety factor).
• Pastikan segala kelengkapan kerja telah terpasang lengkap di
lapangan.
• Pastikan Supervisor & Operator memahami operasi kerja yang
aman dan memenuhi standard serta memahami semua potensi
bahaya yang ada di setiap lokasi kerja.

43
Terima kasih

44

Anda mungkin juga menyukai