Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN MINGGUAN

GEOLOGI EKSPLORASI
ACARA 5
“PENGENALAN TEKNIK PENGEBORAN”

NAMA : M. ZAKY NUBLIKARAMI (1809085017)


THALIA T. N. SASMITA (1809085018)
JAMES ANDREW E. P. GIGY (1809085020)
MEGA AULIA FITRIANI (1809085021)
NURHASIMAH NUGRAH (1809085022)
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN : AHMAD HUMAM FANANI
NIM : 1609085011

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemboran (drilling) merupakan suatu kegiatan untuk membuat lubang di permukaan
tanah sampai ke target di bawah permukaan, untuk mencari berbagai macam sumber daya
yang diperlukan manusia untuk kehidupan sehari-hari. Pengeboran adalah kegiatan untuk
membuat lubang dengan aman sampai menembus lapisan yang memiliki sumber daya yang
akan dieksploitasi seperti minyak atau gas. Lubang bor tersebut dilapisi dengan casing
kemudian disemen, dengan maksud untuk menghubungkan lubang bor tersebut dengan
permukaan bumi yang memungkinkan untuk pengambilan sumber daya yang akan
dieksploitasi. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk membuktikan bahwa
adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus, dan sarana mengalirkan
minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi. Kegiatan pemboran kelanjutan dari
analisa geologi, geofisika dan simulasi reservoir untuk membuktikan hasil analisis
mengenai kandungan hidrokarbon pada daerah tertentu. Kegiatan pemboran umumnya
pemboran secara vertikal, karena biaya operasi dari kegiatan pemboran tersebut lebih
murah dan lebih mudah untuk dilaksanakan. Akan tetapi dikarenakan alasan-alasan tertentu
tidak semua pemboran dapat dilakukan secara vertikal, sehingga harus dilakukan pemboran
berarah.

Kegiatan pengeboran dilakukan dengan maksud untuk pengeboran lubang ledak,


pengeboran air, pengeboran inti (coring), minyak atau gas alam dan hal lainnya.
Pengeboran untuk lubang dapat dilaksanakan di permukaan menuju ke bawah permukaan.
Adapun jenis-jenis alat bor yang digunakan banyak ragamnya, yaitu tumbuk (percussing),
putar (rotary) dan kombinasi tumbuk dan putar (rotarypercussing).

Oleh karena itu, dilakukan praktikum geologi eksplorasi mengenai pengenalan teknik
pemboran ini, agar praktikan dapat mengenali dasar-dasar untuk melakukan pemboran,
peran pemboran, jenis-jenis alat pemboran serta bagian-bagian dari alat pengeboran.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang praktikum, rumusan masalah ini yaitu:


1. Apa peran kegiatan pengeboran dalam kegiatan Eksplorasi?
2. Apa saja metode pengeboran?
3. Apa saja sistem-sistem pada bor putar atau rotary drilling?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini yaitu, sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui peran kegiatan pengeboran dalam kegiatan Eksplorasi.
2. Untuk mengetahui metode pengeboran.
3. Untuk mengetahui sistem-sistem pada bor putar atau rotary drilling.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar atau padat
modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada
operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik juga tentang keselamatan
kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancar, dan kecelakaan kerja dapat
dihindari (Amin, 2013).

2.1 Pengertian Pemboran

Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai menembus
lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang tersebut kemudian dilapisi
dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk menghubungkan lapisan formasi
tersebut dengan permukaan bumi yang memungkikan penambangan minyak atau gas secara
komersial. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk:
 Membuktikan bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus.
 Sarana mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi.
(Amin, 2013).

2.2 Perkembangan Metode Pengeboran

Makin banyak permasalahn dalam operasi pengeboran menuntut perkembangan teknologi


yang lebih canggih. Pada perkembangannya beberapa metode pengeboran telah digunakan,
beberapa metode pengeboran selama ini dilakukan antara lain:
1. Cable tool drilling (Bor Tumbuk)
Cara membuat lubang bor dibuat dengan menumbuk numbukkan mata bor pada
lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor tersebut terbuat dari semacam
lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang ujungnya dibuat bergigi yang kuat
untuk merusak batuan, sedang cutting nya masuk dalam silinder yang merupakan
perangkap atau trap, kemudian diangkat ke permukaan untuk di buang. Untuk
menjaga agar dinding lubang agar tidak runtuh maka secara bertahap casing
diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya pernah mencapai sampai 1.300 meter.

Gambar 2.1 Skema Cable Tool Drilling

2. Rotary Drilling (Bor Putar)


Pada tahun 1903 metode putar mulai diperkenalkan dilapangan minyak Spindel top
negara bagian Pensylvania, Texas A.S. Rotary drilling dilakukan dengan maksud
membuat lubang sumur dengan memutar rangkain bor sampai di mata bor agar
lapisan batuan mudah dihancurkan, sedang cutting diangkat ke permukaan dengan
sistem sirkulasi lumpur pemboran. Untuk melakukan rotary drilling diperlukan
peralatan pendukung yang lainnya agar operasi pemboran aman. Rotary drilling
dapat dilaksanakan dengan didukung oleh lima sistem utama yang sangat penting
dalam kelancaran pemboran, yaitu :
1. Power System (Sistem Tenaga)
2. Hoisting System (Sistem Angkat)
3. Rotating System (Sistem Putar)
4. Circulating System (Sistem Sirkulasi)
5. Blowout Prevention System (Sistem Pencegah Semburan Liar)
(Amin, 2013).

Gambar 2.2 Rotary Drilling

2.3 Metode-Metode Pemboran

Tabel 2. 1 Klasifikasi Metode Pemboran

Cable Hollow
Rotary Auger Jetting Driving
Tool Rod
Other Percussio Hydraulic Continous Hydraulic Jet- Driven
names n rotary -flight - percussio well
Spudding (mud auger percussio n point,
Churn rotary, n stab
Drill down hole well
hammer,
reverse
circulation
)
Drilling Raising- Rotating Rotating Raising- Jetting Well
motion dropping drill string of augers dropping action of point
of drill and bit and bit of drill water and
stem and rods and exiting bit casing
bit bit driven
into
ground
to
displace
soil
materia
l
Drill Cable Swivel- Top head Swivel- Swivel- Drive
string with kelly drill drive drive drive cap-5
suspende rods- auger block block foct
d drill stabilizer- flights-bit drill rods- drill casing
string bit (top bit rods-bit lengths
(rope head or drive
socket, table point
drill stem, drive)
bit)
Casing As After After As As As
Installatio drilling drillhole is drillhole drilling drilling driving
n proceeds complete is proceeds proceeds proceed
complete s
Casing Driven Gravity Driven Driven Driven Driven
installatio (some
n method driving)
Drilling Water Bentonite Down Down
fluid type water annulus- drill
(mud up drill rods-up
rotary), rods annulus
air (air
rotary or
down hole
hammer),
water (rev.
rotary)
Direction Stationar Down drill Down Down
of fluid y rods-up annulus- drill
flow annulus up drill rods-up
(opposite rods annulus
in rev.
rotary)
Retieval of Bailer Flow into Deposited Flow into Flow into
cuttings mud pit on ground mud pit mud pit
with surface with with
drilling drilling drilling
fluid fluid fluid
Masing masing metode mempunyai varian yang banyak jenisnya diantaranya adalah
pada metode rotary yang variasinya meninjau bagaimana cara sirkulasi mengangkat
cutting, dan media pembawaan cuttingnya, diantara adalah:
a) Direct Circulation Mud Flush Rotary Drilling
b) Reverse Circulation Water Flush Rotary Drilling
c) Down Hole Air Hammer Rotary Drilling

Teknik pemboran dengan metode Rotary Drilling dapat dikelompokkan kedalam 4


(empat) metode yaitu:
a) Metode Putar Dengan Sistem Sirkulasi Langsung (Direct Circulation Rotary
Methods)
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah memanfaatkan momen putar yang
berasal dari drill string (stang bor) yang dihubungkan dengan prime over
melalui gear reduction system. Pada Down Hole system yang ujungnya dipasang
mata bor (drilling bit) akan berputar di dalam lubang bor dan mendapat tekanan
dari drill rod. Akibat gesekan dan tumbukan mata bor dengan batuan, akan
terbentuk potongan-potongan batuan yang berukuran kecil yang disebut dengan
serbuk pemboran atau cutting Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite
water base, keluar melalui mata bor dan selanjutnya ke permukaan melalui
annulus lubang bor sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke
permukaan. Sesampainya di Mud DrillingTank, partikel yang di bawa dari dasar
sumur akan diendapkan, dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan lagi melalui
pompa lumpur (mud pump).

b) Metode Putar Dengan Udara (Air Rotary Methods)


Prinsip kerja dari Air Rotary Methods hampir sama dengan metode Direct
Rotary Methods. Bedanya hanya terletak pada fungsi lumpur pemborannya. Pada
metode Direct Rotary Methods lumpur bor diganti dengan angin dari kompresor.
Metode ini biasanya dilakukan untuk pengeboran pada batuan keras atau pada
pekerjaan pemboran untuk proses peledakan dinamit atau pada pekerjaan
pertambangan.
c) Metode Tumbuk Dengan Putaran Udara (Air Rotary Percussion Methods)
Metode ini merupakan kombinasi dari Air Rotary Methods dengan teknik
percussion. Untuk mengangkat drill cutting dari dalam lubang bor ke permukaan
mengunakan tekanan angin dari kompresor. Sedangkan untuk menumbuk batuan
pada saat pemboran menggunakan pneumatic hammer yang berputar dengan
jumlah impact antara 10 – 15 tumbukan per detik.

d) Metode Putar Dengan Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation Rotary Methods)


Metode ini sama dengan metode direct rotary. Metode ini khusus digunakan
untuk pengeboran dengan diameter besar minimum 40 – 1,8 meter dengan
kondisi batuan yang unconsolidated. Dengan metode ini, Lumpur dari annulus
lubang bor dipompa keluar dengan bantuan pompa lain sehingga permukaan
lumpur selalu berada di level permukaan tanah. Dengan demikian, kemungkinan
terjadi runtuhan pada dinding sumur bor pada saat pemboran dilakukan akan
dapat diperkecil. Kapasitas pemompaan (kecepatan aliran di dalam pipa stang
bor harus sekitar 2 m/sec.). Dalam kesempatan ini metode yang sangat umum di
indonesia, yaitu Direct Circulation Mud Flush (KPUPR, 2018).

2.4 Pertimbangan Pemilihan Metode Pemboran

Pemilihan Metode Pemboran adalah metode untuk menentukan peralatan, jenis bor dan
metode yang akan digunakan.
Hal ini tergantung dari :
a) Kondisi topografi area pemboran.
Topografi yang lerengnya terjal seperti di pegunungan maka jenis bornya akan
berbeda kalau dilakukan di daerah yang landai.
b) Kondisi formasi batuan/litologi dan Geohidrologi setempat.
Untuk batuan/litologi yang keras jenis mata bornya yang digunakan akan
berbeda dengan batuan yang lunak. Untuk yang keras digunakan mata bor three
cone bit, sedangkan pada batuan lunak menggunakan jenis drag bit.
c) Kondisi medan/lokasi
Lokasi pemboran mudah untuk dijangkau sehingga memudahkan untuk
mobilisasi peralatan.
d) Debit rencana yang akan diperoleh.
Debit yang besarnya diatas 10 liter/detik jenis bor yang digunakan akan berbeda
dengan rencana debit dibawah 10 liter/detik. Debit yang diatas 10 liter/detik
akan menggunakan jenis mesin bor yang lebih besar daripada debit dibawah 10
liter per detik
(KPUPR, 2018).

2.5 Peralatan Pemboran

Peralatan pemboran adalah peralatan yang dipergunakan dalam melakukan pemboran


air tanah yang meliputi:
a) Drilling Rig
b) Mud Pump
c) Air Compressor
d) Truck Crane
e) Mesin Pompa
f) Alat-alat Bantu
(KPUPR, 2018).

1. Sistem tenaga (Power System)


Hampir sebagian besar daya yang tersedia pada rig dikonsumsi oleh hoisting system dan
circulating system dan sistem lainnya hanya sedikit mengkonsumsi daya yang tersedia.
Untungnya, hoisting dan circulating system ini tidak memerlukan daya pada waktu yang
besamaan, sehingga mesin (power system) yang sama dapat menyediakan daya untuk
kebutuhan kedua sistem tersebut. Total daya yang umum diperlukan pada sebuah rig
adalah bervariasi antara 1000 – 3000 hp. Untuk rig modern, sumber penggeraknya
biasanya berasal dari internal – combusition diesel engine dan secara umum ditinjau
dari cara mentransmisikan daya dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Diesel electric type (electrical transmission system)
2. Direct drive type (mechanical transmission system)
(Buntoro, 2015).

2. Sistem Pengangkatan (Hoisting System)


Sistem pengangkatan (hoisting system) merupakan salah satu komponen utama dari
peralatan pemboran. Fungsi utamanya adalah menyediakan ruang kerja cukup untuk
pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem
pengangkatan terdiri dari dari dua sub komponen utama, yaitu:
a) Struktur penyangga (Supporting Structure) yang lebih dikenal dengan nama ”rig”
adalah konstruksi menara kerangka baja yang ditempatkan diatas titik bor, berfungsi
untuk menyangga peralatan – peralatan pemboran. Strukturnya terdiri dari:
 Drilling tower (derrick atau mast)
 Substructure
 Rig floor
b) Peralatan pengangkatan (hoisting equipment), meliputi:
 Drawwork
 Overhead tools
 Drilling line
(https://id.scribd.com).

3. Sistem Putar (Rotating System)


Fungi dari sistem putar (Rotating System) adalah mentransmisikan putaran meja putar
(rotary table) ke bit, melalui media drillstring (swivel, Kelly, drill pipe, dan drill
collar). Komponen – komponen utama dari sistem putar adalah:
 Swivel Kelly
 Rotary table
 Drill pipe
 Drill colar
Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama dibawah swivel dengan bentuk penampang
melintang berupa segi empat atau segi enam, sehingga dapat melanjutkan putaran dari
rotary table ke rangkaian dibawahnya. Drill pipe diklasifikasikan menjadi 3 bagian,
yaitu:
a) Range 1, panjangnya 18 – 22 ft
b) Range 2, panjangnya 27 – 23 ft (yang paling sering digunakan)
c) Range 3, panjangnya 38 – 45 ft.
(Buntoro, 2015).

4. Sistem Sirkulasi (Circulating System)


Fungsi nya adalah mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar lubang bor ke permukaan
melalui media lumpur pemboran. Lumpur pemboran (drilling fluids) adalah berupa
suspense dari clay dan material lainnya dalam air, dan agar cutting dapat terangkat ke
permukaan maka lumpur pemboran harus mempunyai visikositas dan laju alir yang
cukup. Selain itu, lumpur pemboran harus mempunyai sifat mengagar (gel) pada saat
tidak ada sirkulasi (statis), agar cutting tidak mengendap di dasar lubang bor yang
dapayt menyebabkan rangkaian pipa terjepit. Komponen – komponen utama dari sistem
sirkulasi adalah:
 Mud pumps
 Mud pits
 Mud mixing equipment
 Conditioning equipment.
(Buntoro, 2015).

5. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)


Fungsinya adalah mencegah aliran fluida formasi yang tidak terkendali dari lubang bor
dengan cara menutup sumur dengan menggunakan peralatan BOP stack. Komponen –
komponen utama dari sistem pencegah semburan liar adalah:
 Blowout preventer stack (annular preventer, ram preventer, drilling spool dan
casing head).
 Accumulator unit, merupakan hydraulic pressure unit yang menyimpan fluida
bertekanan tinggi dan berfungsi untuk mengontrol (membuka atau menutup)
BOP stack dalam keadaaan darurat, yaitu pada saat ada ”kick”.
Komponen penunjang pada BOP system, meliputi choke manifold, befungsi
untuk menjaga agar tidak terjadi intrusi susulan dari fluida pada saat
mengeluarkan “kick”. Kill line, berfungsi untuk mengalirkan lumpur berat ke
dalam lubang bor hingga tekanan hidrostatik lumpur dapat mencegah masuknya
fluida formasi
(Buntoro, 2015).

Pengeboran produksi (production drilling) merupakan salah satu proses awal yang
dilakukan di setiap tambang terbuka untuk menghasilkan lubang siap ledak (blast
holes). Lubang siap ledak tersebut kemudian diledakkan dengan menggunakan bahan
peledak yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group) untuk
menghasilkan material hancur hasil peledakan (broken muck) yang selanjutnya digali
oleh alat gali oleh alat gali dan dimuat oleh alat angkut (drump truck). Proses
pengeboran terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang dimulai dengan perencanaan
pengeboran dan penandaan loaksi pengeboran di lapangan oleh bagian Drill & Blast
Engineering Design dan Survei. Tahapan inti dalam rangkaian proses pengeboran
produksi meliputi persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran serta pelaksanaan
pengeboran produksi. Selain melakukan pengeboran produksi, bagian ini juga
melakukan pengeboran pre-split untuk tujuan pemotongan dinding dan pengeboran
ulang serta pengeboran proyek khusus (Mahler, 2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai Pengenalan
Teknik Pemboran adalah sebagai berikut:

3.1.1 Alat
- Alat tulis
- Penggaris

3.1.2 Bahan
- Kertas HVS A3
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Peran Pengeboran Dalam Eksplorasi

Peran pemboran dalam eksplorasi, dilakukan pengeboran untuk pengambilan sampel.


Dalam hal ini, peran kegiatan pengeboran merupakan salah satu bagian dari kegiatan
eksplorasi langsung untuk mendapatkan data-data geologi di bawah permukaan bumi.
Tujuan utama dari pengeboran untuk mengambil dan merekam data geologi yang
ditembus oleh alat bor. Kegiatan pengeboran dalam ekplorasi batubara ini secara umum
bertujuan untuk mengetahui data geologi bawah permukaan (subsurface), diantaranya
seperti sratigrafi, posisi dan ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel untuk
dianalisis termasuk untuk dikaji dengan tujuan untuk menambah keyakinan geologi
mengetahuin keadaan bawah permukaan seperti geohidrologi. Tujuan lain dari untuk
menambah titik informasi yang berguna untuk meningkatkan sumberdaya dan cadangan
serta.

4.2 Komponen-Komponen Alat Bor

A. Sistem Angkat (Hoisting System)


Sistem angkat (hoisting system) fungsi utamanya adalah memberikan ruang kerja
yang cukup bagi crew pengeboran dan untuk pengangkatan serta penurunan
rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya.
1. Struktur pendukung (Supporting structure)
2. Peralatan Angkat (Hoisting equipment)

Gambar 4.1 Sistem Angkat (Hoisting System)


1. Struktur pendukung (Supporting structure)
Supporting structure berfungsi untuk menyangga peralatan-peralatan
pengeboran dan juga memberi ruang yang cukup bagi operasi
pengeboran. Supporting structure terdiri dari drilling tower (derrick atau
mast), substructure dan rig floor.
a. Drilling tower atau biasa disebut menara pengeboran dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu :

Gambar 4.2 Menara Bor Darat

- Conventional/standart derrick, menara ini tidak dapat didirikan dalam


satu unit, akan tetapi pendiriannya disambung bagian demi bagian.
Banyak digunakan pada pengeboran sumur lepas pantai. Untuk
memindahkan derrick ini harus dilepas satu persatu bagian kemudian
dirangkai kembali di tempat tujuan.
- Protable Skid Mast. Menara ini posisi berdirinya dari bagian satu
dengan lainnya dilas maupun discrup. Tipe ini dapat juga didirikan
dengan cara ditahan oleh telescoping dan diperkuat oleh tali–tali yang
ditambatkan secara tersebar.
- Mobile atau trailer mounted type mast. Tipe mast tercantum dalam
standarter API 4D.

b. Substructure adalah konstruksi dari kerangka baja sebagai platform


yang terpasang di atas lubang bor langsung. Substructure memberikan
ruang kerja bagi pekerja dan peralatan di bawah/di atas lantai bor
Gambar 4.3 Substructure

c. Rig floor memiliki fungsi utamanya adalah memberi tempat kerja bagi
crew pengeboran dalam melakukan operasi pengeboran.

Gambar 4.4 Rig Floor

2. Peralatan angkat (Hoisting Equipment).


a. Drawwork
Drawwork merupakan peralatan yang sangat penting dalam sistem
angkat, karena melalui drawwork, seorang driller melakukan dan
mengatur operasi pengeboran.

Gambar 4.5 Drawwork

b. Overhead tools
Overhead tool merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri
dari crown block, traveling block, link, elevator dan deadline anchor.

Gambar 4.6 Overhead Tools

c. Drilling line
Drilling line terdiri dari dead line, fast line, drilling line, dan supply.
Drilling line digunakan untuk menahan (menarik) beban pada hook.

Gambar 4.7 Drilling Line

B. Sistem Putar(Rotating System)


Fungsi utama dari sistem putar (rotating system) adalah untuk memberikan
puataran pada rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan pada pahat dalam
mengebor suatu formasi. Putaran bersumber dari putaran rotary table (apabila
menggunakan Kelly) atau dari putaran motor pada top drive.
Gambar 4.8 Sistem Putar (Rotating System)

Komponen utama dari sistem angkat (rotating system) antara lain :


1. Swivel
2. Peralatan putar (Rotating Equipment)
3. Rangkaian pengeboran (Drill Stem)
4. Mata bor (Bit)

1. Swivel, alat ini terpasang pada ujung teratas rangkaian pipa bor dan
terhubung langsung dengan sistem angkat (hoisting system) dan juga sistem
sirkulasi (circulating system)

Gambar 4.9 Swivel

2. Peralatan putar (rotating equipment), peralatan-peralatan yang digunakan


untuk memberikan putaran pada rangkaian pengeboran. Beberapa fungsi
dari peralatan putar (rotating equipment) antara lain :
- Memutar batang bor selama operasi-operasi pemboran.
- Menahan dan menggantung batang bor atau pipa lainnya dengan slip-
slip atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor.putar (rotary slip)
sewaktu menambah atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor.

a. Rotary table (meja putar), dipasang diatas lantai bor di dalamnya


terdapat master bushing.

Gambar 4.10 Rotary Table

b. Master bushing (bantalan utama) adalah alat yang dapat dilepasdan


diganti dengan ukuran yang sesuai dengan lubang pada meja pemutar
dan kebutuhan operasi.

Gambar 4.11 Master Bushingtipe solid


c. Kelly bushing ini adalah alat yang dipasang masuk ke dalam master
bushing untuk menyalurkan gaya putar pada kelly dan batang bor
sewaktu mengebor sumur bor (lubang).
d. Rotary slip adalah alat untuk menggantung rangkaian pengeboran pada
rotary table disaat Kelly dilepas, untuk menambah drillpipe yang baru.

Gambar 4.12 Rotary Slip

e. Slip Bowl adalah bantalan pengisi dari logam yang diletakkan didalam
master bushing untuk mengatur atau menyesuaikan ukuran pipa dan slip
yang dipakai yang berubah-ubah menurut keperluannya.

Gambar 4.13 Slip Bowl

f. Safety clamp digunakan saat menahan drill collar, dimana drill


collar yang tidak punya tool joint.

Gambar 4.14 Safety Clamp


g. Rotary tong adalah kunci-kunci besar yang digantung diatas lantai rig
dekat meja putar, yang dipasang pada bagian-bagian dari batang bor,
baik untuk menyambung maupun melepas sambungan.

Gambar 4.15 Rotay Tong

h. Kelly spinner di pasang pada bagian bawah dari swivel stem. Alat ini
dipakai untuk menyambung kelly dengan pipa bor secara cepat di dalam
rat hole (lubang tempat menyimpan dan memasang atau membongkar
rangkaian pipa).

Gambar 4.16 Kelly Spinner

f. Rangkaianpengeboran (drill stem)merupakan serangkaian pipa yang


saling tersambung mulai dari terhubung dengan swivel sampai dengan
mata bor.

a. Kelly, merupakan rangkaian pipa bor yang berbentuk irisan segiempat,


segitiga, dan segienam.
Gambar 4.17 Kelly

b. Upper Kelly Cock Merupakan suatu valve yang dipasang antara swivel
dan Kelly.
c. Lower Kelly CockAdalah suatu keran yang terletak diantara kelly dan
kelly saver sub.
d. Kelly saver sub ditempatkan diantara kelly dan drillstring, Sub ini
digunakan untuk memperpanjang umur kelly.
e. Drillpipe, merupakan bagian rangkaian pipa bor yang terpanjang
untuk mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan.
f. Heavy Weight Drill Pipe dikembangkan sejak tahun 1960, adalah
merupakan pipa yang menyerupai drill pipe, berdinding lebih tebal
dan lebih berat.

Gambar 4.18 Heavy Weight Drill Pipe

g. Drill Collar, berbentuk seperti DP, tetapi diameter dalamnya lebih


kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar “tool joint”
DP.
Gambar 4.19 Drill Collar

Perbedaan antara Drill pipe dengan Drill collar : perbedaan pokoknya


terletak pada ukuran, berat, dan strength.
Bottom Hole Assembly adalah peralatan pemboran yang termasuk perlengkapan
khusus, yangdipakaipada kondisi operasi pemboran tertentu.
- Bit Subs adalahalat penyambung antara pahat bor dengan alat diatasnya.
Pupjoints adalah pipa yang pendek, dipergunakan pada
susunanrangkaian pemboran vertikal dan berarah.
- Stabilizer meupakan alat penyambung diantara Drill Collar.
- Down Hole Motor adalah pemutar pahat bor yang berada sedekatmungkin
dengan pahat bor.
- Drilling jar adalah suatu alat yang dapat dipasang pada rangkaianpemboran,
berfungsi untuk memberikan pukulan keatas sewaktu terjadi jepitan pada
rangkaian pemboran, dalam usaha untuk melepaskan jepitan tersebut.
- Hole Opener adalah suatu alat untuk memperbesar diameter lubangbor.
- Under Reamer adalah suatu alat untuk memperbesar lubang bordibagian
bawah.
- Shock absorber dipasang di atas bit karena bitmempunyai kecenderungan
bergetar keatas atau kebawah didasar lubang.
Gambar 4.20 Bottom Hole Assembly : (a) Bit Sub ; (b) Pup Joint ; (c) Stabilizer ; (d)
Down Hole Motor ; (e) Under Reamer ; (f) Hole Opener ;(g) Drilling Jar ; (h) Shock
Absorber

4. Bit (Mata bor), merupakan ujung dari rangkaian pipa bor yang langsung
menyentuh formasi, dengan fungsi untuk menghancurkan dan menembus
formasi, dengan cara memberi beban pada mata bor. Jenis-jenis mata bor
:Drag Bit, Roller-Cone (Rock Bit), Diamond Bit

Gambar 4.21 Drag Bit, Roller Cone Bit dan Diamond Bit

C. Sistem Sirkulasi (Circulating System)


Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang memegangperanan penting di
dalam operasi pengeboran putar (rotary drilling).Tugas utamanya adalah membantu
sistem pemutar didalam “mengebor sumur” dengan menyediakan perlengkapan-
perlengkapan yang sesuai untuk mengatur bahan-bahan lumpur dan tempat-tempat
kerja untuk mempersiapkan, merawat dan mengganti fluida pengeboran. Sistem
sirkulasi tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu :
1. Lumpur pengeboran (drilling fluid)
2. Tempat persiapan (preparation area)
3. Peralatan sirkulasi (circulating equipment)
4. Tempat pengkondisian lumpur (Conditioning area atau solid control
equipment)
Berikut ini penjelasannya
1. Lumpur pengeboran (drilling fluid) merupakan faktor yang penting dalam
pengeboran.
Jenis-jenis lumpur pengeboran yang biasa digunakan antara lain :
a. Water based
b. Oil based mud
c. Oil or Gas based mud

Gambar 4.22 Material Lumpur Pengeboran

2. Tempat persiapan (preparationarea) ditempatkan pada tempat dimulainya


sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa lumpur.
3. Peralatan sirkulasi (circulating equipment)merupakan komponen utama dalam
sistem sirkulasi.

D. Sistem Tenaga(Power System)


Sistem tenaga dalam operasi pengeboran terdiri dari power suplayequipment, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang biasa dikenal dengan nama “prime mover”
dan distribution equipment yang berfungsi untuk meneruskan tenaga yang
diperlukan untuk mendukung jalannya kegiatan pengeboran.

Gambar 4.23 Prime Mover

E. Sistem Pencegah Semburan Liar (Blow Out Preventer System)


Lumpur pengeboran merupakan pencegah semburan liar (blow out) yang utama
atau primer, sedangkan blowout preventer (BOP) system merupakan pencegah
blowout sekunder. Apabila kick sudah terjadi, segera penutupan sumur sesuai
prosedur kemudian dilakukan sirkulasi untuk mematikannya.
Blowout merupakan hambatan dalam operasi pengeboran yang paling banyak
menimbulkan kerugian. Semburan liar (blow out) ini adalah peristiwa
mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Penyebab
terjadinya well kick adalah karena tekanan didalam lubang bor (hydrostatic
pressure) lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh:
a. Lubang Bor Tidak Tidak Penuh
b. Swabbing Sewaktu Trip
c. Lumpur Yang Kurang Berat
d. Loss Circulation
Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan. Maka
pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama dari
keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa
mengetahui tanda-tanda kick secara dini. Adapun tanda-tanda kick adalah :
a. Drilling Break.
b. Bertambahnya Kecepatan Aliran Lumpur.
c. Volume Lumpur Di dalam Tangki Bertambah.
d. Berat Jenis Lumpur Turun.
e. Stroke Pemompaan Lumpur Bertambah.
f. Tekanan Sirkulasi Lumpur Turun.
g. Adanya Gas Cut Mud.
Untuk keperluan penutupan sumur diperlukan suatu perlengkapan khusus yang
disebut peralatan pencegah semburan liar (blowout preventer equipments).
Peralatan ini harus memiliki dan memenuhi persyaratanserta dapat melakukan
beberapa tugas penting sebagai berikut :
1. Dapat melakukan penutupan lubang sumur dalam keadaan lubang
kosong, atau ada pipa didalamnya dan dapat untuk melakukan
stripping
2. Dapat menahan tekanan sumur tertinggi yang akan timbul
3. Dapat dipergunakan untuk mengendalikan tekanan saat sirkulasi
mematikan kick.
4. Dapat untuk menggantung drill pipe (hangging off), memotong drill
pipe pada keadaan darurat, dan dapat dengan mudah melepas riser
dari subsea BOP stack.
5. Memiliki sistem peralatan cadangan (redundancy) apabila salah satu
rusak, khusus untuk pengeboran lepas pantai dengan subsea BOP
stack.

Gambar 4.24 BOP System


Gambar 4.25 BOP Stack

Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing atau kepala
sumur langsung dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack meliputi :
a. Annular preventer, ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular
preventer berisi rubber packing elemen yang dapat menutup lubang annulus
baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer, dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau
pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
c. Drilling Spools, terletak diantara preventers. Drilling spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat).
d. Casing head (well head), merupakan alat tambahan pada bagian atas casing
yang berfungsi sebagai pondasi BOP Stack.
e. Accumulator unitditempatkan sekitar seratus meter dari rig. Accumulator unit
bekerja pada BOP Stack dengan “high pressure Hydraulis” (saluran hidrolik
bertekanan tinggi).

Supporting System
a. Choke Manifold, merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet
yang dikendalikan secara manual atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack
dengan “high pressure line“ disebut “choke line”.
b. Kill Line, bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan langsung dengan
choke manifold dan choke line.
4.3 Metode-Metode Pengeboran

1. Cable tool drilling (Bor tumbuk). Cara membuat lubang bor dibuat dengan
menumbuk numbukkan mata bor pada lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor
tersebut terbuat dari semacam lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang
ujungnya dibuat bergigi yang kuat untuk merusak batuan, sedang cuttingnya masuk
dalam silinder yang merupakan perangkap atau trap, kemudian diangkat
kepermukaan untuk dibuang. Untuk menjaga agar dinding lubang agar tidak runtuh
maka secara bertahap casing diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya pernah
mencapai sampai 1.300 meter.
2. Rotary Drilling (Bor Putar) Pada tahun 1903 metode putar mulai diperkenalkan
dilapangan minyak Spindel top Negara bagian Pensylvania Texas A.S. Rotary
drilling dilakukan dengan maksud membuat lubang sumur dengan memutar
rangkaian bor sampai di mata bor agar lapisan batuan mudah dihancurkan, sedang
cutting diangkat kemerkuaan dengan sistem sirkulasi lumpur pemboran. Untuk
melakukan rotary drilling diperlukan peralatan pendukung yang lainnya agar
operasi pemboran aman. Rotary drilling dapat dilaksanakan dengan didukung oleh
lima sistem utama yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran, yaitu:
1. Sistem Tenaga (Power System)
2. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
3. Sistem Putar (Rotating System)
4. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Peran pemboran dalam eksplorasi, dilakukan pengeboran untuk pengambilan sampel. Peran
kegiatan pengeboran merupakan salah satu bagian dari kegiatan eksplorasi langsung
untuk mendapatkan data-data geologi di bawah permukaan bumi. Tujuan utama dari
pengeboran untuk mengambil dan merekam data geologi yang ditembus oleh alat bor.
Kegiatan pengeboran dalam ekplorasi batubara ini secara umum bertujuan untuk
mengetahui data geologi bawah permukaan (subsurface), diantaranya seperti
sratigrafi, posisi dan ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel untuk dianalisis
termasuk untuk dikaji dengan tujuan untuk mengetahuin keadaan bawah permukaan
2. Terdapat 2 (dua) metode dalam teknik pengemboran diantaranya, yaitu bor tumbuk
atau cable tool drilling dan bor putar atau rotary drilling.
3. Rotary drilling dapat dilaksanakan dengan didukung oleh lima sistem utama yang
sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran, yaitu:
1. Sistem Tenaga (Power System)
2. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
3. Sistem Putar (Rotating System)
4. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System).

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya materi dapat dijelaskan secara satu per satu dan
juga langsung, agar praktikan dapat memahami praktikum dengan lebh mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Drs. M. Mustaghfirin. 2013. Dasar – Dasar Teknik Pemboran. Jakarta:


Departement Pendidkan Nasional.
Buntoro, Ir. Aris. 2015. Teknik Pemboran. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional.
Mahler, Armando dkk. 2008. Dari Grasberg Sampai Amamapare: Proses
Penambangan Tembaga & Emas Mulai Hulu Hingga Hilir. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Tim Pusdiklat & Konstruksi. 2018. Modul 1 Dasar-Dasar Pemboran Pelatihan
Pemboran. Bandung: Kementerian PUPR.
https://id.scribd.com/doc/154307568/bab-iii-sistem-pengangkatan (diakses pada
tanggal 30 November 2020).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai