Anda di halaman 1dari 26

BAHAN PELEDAK DAN

TEKNIK PELEDAKAN
(TA-
(TA-603)
SEKO LAH TI NGG I T EKNO LO GI MI NERAL I NDO NESIA (STTM I)

Pengeboran untuk penyediaan


lubang ledak
Inisiasi 2: Mekanis penetrasi pengeboran

Ir. Awang Suwandhi


Suwandhi,, MSc
MSc..
1
REFERENSI
2

1. Jimeno. C.L, Jimeno, E.L, and Carcedo, F.J.A. 1995. Drilling and
Blasting of Rocks. A.A.Balkema. Pp.1–91.
2. Hartman, H.L., 1990, Drilling , “Surface Mining 2nd Ed”, B.A.Kennedy
(Ed.), SME,Inc., Colorado, pp. 513 – 523.
3. Naapuri, J. 1988. Surface Drilling and Blasting. Tamrock. Pp. 12 – 62.
4. Persson, P.A., Holmberg, R., and Lee, J. 1992. Rock Blasting and
Explosives Engineering. CRC Press, London. pp. 5 – 54.
5. Hemphill, G.B. 1981. Blasting Operations. Mc.Graw-Hill Book
Company. Pp. 23 – 64.
6. ... Surface Drilling. Atlas Copco. A Technical Reference , 2nd Ed. 156 pp.
7. Home L.W, 1982, Underground Rotary Blasthole Drills, “Underground
Mining Methods Handbook”, W.A. Hustrulid (Ed.); Section 5 “Under-
ground Equipment”, P. Russel (Sect. Ed.), the AIMMP Engineers, Inc.,
New York, pp.1077 – 1082.
2. MEKANISME PENETRASI
3

a. Tipikal pengontrol alat bor utk


penyediaan lubang ledak:
1. Drifter
2. Carriage
3. Guide shell
4. Feed motor
5. Foot pad
6. Remote control valve
7. Guide swing cylinder
8. Guide tilt cylinder
9. Boom tilt cylinder
10. Oscilating cylinder
11. Pneumatic/hydraulic control
12. Traction control valve
13. Final drive
14. Operator step
15. Front idler
b. Jenis gaya dan mekanisme kerjanya pada proses
pembuatan lubang bor:
 Gaya tumbuk (percussion)
Pukulan piston di dalam drifter dgn. frekuensi tertentu
per menit terhadap komponen bor menimbulkan
gelombang kejut, kmd. disalurkan ke mata bor (bit) dan
terbtk. energi impak dan menghasilkan tegangan radial.
 Gaya tekan (feed force atau thrust force)
Tekanan atau dorongan komponen bor yang menjamin
bit selalu kontak dengan batuan.
 Gaya putar (rotation)
Putaran di dalam drifter disalurkan ke bit hingga
menimbulkan tegangan radial, tangensial dan geser
pada batuan dan akhirnya terbentuk lubang bor.
4
 Gaya bilas (flushing)
Tekanan udara melalui lubang saluran komponen bor
untuk mengeluarkan serbuk bor (cutting) dari dasar
lubang bor keluar permukaan.

5
c. Pengkondisian gaya-gaya yang bekerja pada proses
pengeboran:
 Frekuensi impak (blow frequency) pada mesin bor
pneumatik antara 1.600 – 3.400 impak/ menit.
PERCUSSION  Frekuensi impak pada mesin bor hidrolik antara
2.000 – 4.000 impak/menit.
 Pergeseran posisi bit hrs. berada diantara impak.

 Bila gaya dorong rendah, gelombang kejut tidak


sampai ke batuan seutuhnya dan dipantulkan
kembali sbg. gelombang tarik, shg. komponen bor
FEED FORCE terguncang hebat, dan ulir sambungan rusak.
 Bila gaya dorong tinggi, terjadi peningkatan
tahanan rotasi, shg. sambungan macet (terjepit),
kecep.putar tdk teratur, batang bor aus dan bisa
terjadi deviasi arah pengeboran.
6
 Bila rotasi rendah:
– Pada mesin bor tumbuk akan terjadi over
crush, bit terjepit, sambungan lepas atau
ROTATION patah, ulir cepat aus.
– Pada mesin bor putar penetrasi rendah.
 Bila rotasi terlalu tinggi:
– Pada mesin bor tumbuk penetrasi rendah
karena bit tdk. dirancang untuk berputar.
– Pada mesin bor putar bit cepat aus,
sambungan bisa macet

 Mengeluarkan serbuk bor dari dasar lubang agar


tidak terjadi over crush.
FLUSHING  Pendinginan komponen bor selama proses
pengeboran berlangsung.
 Kecepatan pembilasan tergantung besar butiran
serbuk, kedalaman lubang dan kecepatan aliran
kompresi udara.
 Kompresi udara pembilas dalam annulus sekitar
1.524 m/men (= 5.000 fpm).
7
 Pemanfaatan gaya yang bekerja pada saat bor beroperasi

8
 Proses penghancuran batuan oleh pemboran

9
KOMPONEN BOR

10
A) MATA BOR (BIT)
Ada dua tipe mata bor yang digunakan pada mesin bor
tumbuk-putar (rotary-percussive ), yaitu BUTTON BITS
dan INSERT BITS.
1. KARAKTERISTIK RANCANGAN BIT
a) Batang bor disambung dengan bit menggunakan
sistem ulir agar transmisi energi impak bisa dikenakan
langsung ke batuan.
b) Bit memiliki lubang tepat ditengahnya dan juga saluran
dibagian sampingnya agar proses pembilasan cutting
berlangsung seimbang keluar melalui annulus.
c) Bit dirancang berbentuk konis dengan bagian yang
lebar terletak dibawah bit untuk mengadaptasi
kondisi lubang bor.
11
2. BUTTON BITS
a) Mata bor memiliki kancing-kancing silinder
(buttons) berdiameter 50 – 251 mm terbuat dari
tungsten-carbide yang dipasang dgn pola tertentu
pada bagian dasar bit.
b) Button bits mudah beradaptasi dgn rotary drilling,
shg laju penetrasi bisa lebih cepat.
3. INSERT BITS
Ada 2 rancangan, yaitu cross bits dan X-bits.
a) Pada cross bits dipasang 4 pahat dari tungsten-
carbide saling tegak lurus. Diameternya antara 35
– 57 mm.
b) Pada X-bits 4 pahat dari tungsten-carbide itu
dipasang dgn sudut 75⁰ dan 10⁰. Diameternya
bisa mencapai 64 mm dan penterasinya lebih
cepat dari cross bit. 12
l
g g k
k g i i
D j D l D
m k
j
n
BUTTON BIT X- BIT CROSS BIT

b
a. Clearance angle
c b. Insert angle
c. Insert length
d. Skirt diameter
f e. Skirt length
h f. Insert height
g. Sludge groove
a h. Length of clearance angle
i. Hard metal insert
e j. Center metal insert
k. Side flushing hole
l. Insert width
m. Center button
n. Gauge button
D. Bit diameter
d

TIPE-TIPE MATA BOR DAN BAGIAN-BAGIANNYA 13


4. SPECIAL BITS
Ada 4 bit yang dirancang khusus, yaitu:
(1) Retrac bits
Dilengkapi dengan sayap pada bagian sisi badan
bit gunanya untuk membantu menarik batang
bor keatas bila dinding lubang runtuh saat di
bor.

Retrac bits tipe


Sayap bor button

14
(2) Reaming bits
Digunakan pada pengeboran dibawah tanah untuk
membuka membuka jalan bagi diameter bit yang
lebih besar dan lubang yang dihasilkan lurus. Jenis
bit ini disebut juga “pilot bit”.

(3) Drop center bits


Digunakan pada pengeboran batuan yang lunak
yang mudah dibor. Jenis bit ini perlu ruang
pembilasan yang lebar, untuk itu dirancang
adanya jarak antar button bit yang renggang agar
memudahkan penyaluran cutting. Lubang
pembilas terdapat di pusat bit 15
(4) Ballistic bits
Perbedaannya dengan bit konvensional terletak
pada button yang lebih panjang dari button
standar, shg. memberi keunggulan sbb:
– Proses pembilasan lancar karena ruang
(clearance) antara bit dgn dasar lubang lebar,
– Proses pembersihan cutting efisien,
– Laju penetrasi lebih cepat
seitar 25 – 50% dari yang
standar.

16
(5) Rekomendasi tipe bit untuk pengeboran pada
batuan yang berbeda sbb:

Jimeno, 1995

17
B) BATANG BOR (ROD, DRILL STEEL, DRILL
STRING, DRILL ROD)
 Tipenya, extension atau integral
 Potongannya, hexagonal atau melingkar.
 Ulirnya, tunggal atau ulir ganda.
 Penyambungnya, male-male atau male-female.
 Bahannya, tungsten-carbide

18
19
20
C) KOPLING (COUPLING)
 Menyambung batang bor yang satu
dengan lainnya hingga panjang yang
dikehendaki terpenuhi,
 Efektivitas transmisi energi dari
drifter sampai bit untuk pembuatan
lubang pada batuan terjamin.
 Ada 5 tipe kopling, yaitu:
a) Sleeve atau tembus
b) Semi-bridge atau penahan
sebagian
c) Full-bridge atau penahan penuh
d) Helical splines dibagian luar
e) Dilengkapi pemotong
21
 Kopling untuk berbagai ukuran batang bor, yaitu:

Jimeno, 1995

22
D) SHANK ADAPTOR (SHANK ROD)
 Adalah elemen dipasang
pada chuck di dalam
drifter utk mentransmisi-
kan energi impak ke
batang bor, torsi putar
dan gaya dorong.
 Ada 2 tipe shank adaptor,
yaitu:
a) Shank Leyner
b) Shank Splined

23
E) PERHITUNGAN KEBUTUHAN KOMPONEN BOR

 Kebutuhan Bit:

 Kebutuhan Rod:

 Kebutuhan Kopling:

 Kebutuhan Shank Rod:

Keterangan :
M = jumlah batuan yang dibongkar, m3
Y1 = hasil batuan per meter pemboran, m3/ drm
Ab = umur layanan bit, drm
Ar = umur layanan batang bor, drm
Ac = umur layanan kopling, drm
As = umur layanan shank adaptor, drm
24
 Contoh perhitungan
Produksi batugamping = 1.000.000 ton/ tahun
Density batugamping = 2,40 ton/m3
Diameter lub. Bor = 102 mm ;
Kedalaman = 20 m.

Produksi batu M = 416.700 m3/tahun


Hasil batuan per meter Y1 = 13,3 m3/drm
Umur layanan bit Ab = 2.700 drm
Umur layanan batang bor Ar = 2.900 drm
Umur layanan kopling Ac = 2.500 drm
Umur layanan shank As = 3.200 drm

Keperluan bit Nb = 12 buah


Keperluan batang bor Nr = 11 buah
Keperluan kopling Nc = 13 buah
Keperluan shank Ns = 10 buah
25
26

Anda mungkin juga menyukai