Abstrak
Operasi pengeboran bertujuan untuk membuat lubang agar bisa terhubung antara
permukaan dengan formasi yang ada di bawah permukaan (reservoir). Dalam operasi
pengeboran diperlukan teknologi yang dipakai untuk membuat lubang tersebut dan
salahsatu teknologi tersebut adalah pahat bor (drilling bit). Pahat bor (Drillingbit) merupakan
alat penghancur bantuan sehingga bisa membentuk lubang. Pahat bor (Drilling bit)
merupakan alat yang harus ada dalam operasi pengeboran sehingga perlu diperhitungkan
jenis bit dan efisiensi kerja bit yang dipakai. Tipe Pahat bor (Drilling bit) yang digunakan
sangat berpengaruh dalam operasi pengeboran karena suat Pahat bor (Drilling bit)
mempunyai batasan- batasan terhadap kriteria formasi yang ditembus. Batasan-batasan
tersebut antara lain kekerasan formasi yang ditembus, durability Pahat bor (Drilling bit),
feature Pahat bor (Drilling bit), dll. Pemilihan Pahat bor (Drilling bit) juga dilihat dari Rate of
Penetration(ROP)dan umur Pahat bor (Drilling bit). Saat operasi pengeboran berlangsung,
Pahat bor (Drilling bit) akan mengalami keausan sehingga efisiensi pengeboran akan turun
jauh. Ada beberapa metode yang dipakai untuk megetahui kapan sebaiknya Pahat bor
(Drilling bit) diganti, salah metode yang digunakan adalah pendekatan ekonomi yaitu
metodaCost per Foot (CPF).
60
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
61
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
gigi yang akan kontak langsung dengan untuk bagian yang muncul serta
batuan yang akan ditembus. Kemampuan dipasang jarang untuk jarak antara satu
mengebor atau menembus batuan dari gigi dengan lainnya. Untuk formasikeras
rollingcutterbit ini tergantung pada offset gigi-gigi insertnya sedikit lebih kecil
dari cones. Offset merupakan ukuran bagian yang muncul, dan ujungnya
berapa besar sudut yang dibentuk oleh tumpul serta lebih pendek. Gigi yang
sumbu conesterhadap titik pusat dari bodi dipasang lebih rapat dan jarang antara
pahat bor (drilling bit). Pada rollingcutter bit satu gigi dengan gigi lainnya lebih dekat.
terdapat 2 buah spesifikasi yang berbeda
yaitu :
Milledtoothcutter
Milledtoothcutter adalah rollingcutter
yang gigi-giginya dibuat dengan
memiling baja sehingga berbentuk
kerucut, biasanya dilapisi dengan
tungstencarbide.Bentuk bentuk dari gigi
dapat dilihat dari panjang pendeknya a b
dan jumlah gigi tersebut. Bentuk gigi-gigi
yang panjang dan bersudut kecil atau Gambar 2. Pahat Bor (Drilling Bit)Tipe
tajam dan jumlahnya sedikit a)MilledTooth bit dan b)Insert Bit.
dipergunakan untuk formasi lunak.
Sedangkan bentuk gigi-gigi yang 3.1.3. PolycrystalineDiamondCompa
bersudut besar atau tumpul dan ct bit (PDC) dan Diamond bit
jumlahnya lebih banyak dipergunakan PolycrystallineDiamondCompact
untuk jenis formasi yang semakin keras. memiliki cutter berbahan PDC sebagai
Untuk formasi lunak gigi bit harus struktur cutter utamanya. PDC dibuat
sepanjang mungkin agar didapatkan dengan steelbody atau matrixbody. PDC
kecepatan pembuatan lubang bor yang cutter terdiri dari lapisan diamondyang
maksimal karena kekerasan batuan dipasang pada substraksitungstencarbide
yang rendah. Untuk formasi keras dan untuk menghasilkan cutterseutuhnya.
abrasiveterhadap poros-poros cone PolycrystallineDiamondCompact memiliki
bertemu satu titik sehingga dapat cara perusakan batuan yaitu :
melakukan perusakan-perusakan compressiveaction, plowingaction,
batuan dengan pemecahan murni abrassiveaction.
Insert bit
Insertbit adalah rollingcutterbit yang gigi-
giginya terbuat dari tungsten. Tungsten
dibuat secara terpisah lalu dimasukkan
atau ditanamkan ke dalam cone-cone
yang ada padarollingcutter bit tersebut.
Karena bentuk dan kekerasan giginya,
maka keausan insertnya relatif sangat
kecil. Gigi-gigi insert bituntuk formasi
lunak konstruksi atau bentuknya
Gambar 3. PolycrystalineDiamondCompact bit
berpangkal silinder dengan diameter
(PDC) dan Diamond bit
besar dan ujungnya tajam, panjang
62
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
3.2. Klasifikasi Rolling Cutter Bit (drilling bit), sedangkan angka lima sampai
menurut IADC dengan delapan menunjukkan pahat bor
International Association (drilling bit) tipe inserttooth, untuk formasi
DrillingContractor (IADC) lunak sampai formasi sangat keras.
menerbitkansebuah standardcode Bilangan kedua menunjukkan tipe dari
penamaan pahat bor (drilling tingkat atau grade kekerasan dari formasi
bit)berdasarkan konstruksinya untuk untuk setiap serie. Setiap serie dibagi atas
memudahkan dalam memilih atau mencari empat tipe yaitu satu sampai empat, kode
pengganti yang sesuai dengan jenis pahat tipe yang berangka lebih besar
bor (drilling bit).Setiap perusahaan yang menunjukkan grade kekerasan yang lebih
memproduksi pahat bor (drilling bit) besar, seperti pada tabel 2. korelasi kode
memiliki spesifikasi yang berbeda-beda seri dan tipe IADC dengan formasi.
sehingga diperlukan suatustandarisasi Sedangkan bilangan ketiga berupa angka
klasifikasi pahat bor (drilling bit). Pada satu sampai dengan angka delapan
rollingcutter bit, terdapat 4 digit angka yang menunjukkan bentuk kekhususan dari
memiliki arti masing-masing. setiap jenis pahat bor (drilling bit). Untuk
Digit 1 : Seri struktur cutting lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Digit 2 : Tipe struktur cutting Desain gigi pahat bor (drilling bit) dan
Digit 3 : Bearing bearing bergantung pada kelas pahat bor
Digit 4 : Feature bit (drilling bit). ketika kelas dari suatu bit
Bilangan pertama menunjukkan tipe diganti maka parameter seperti panjang
pahat bor (drilling bit), angka satu sampai gigi dan jumlah gigi juga ikut berubah
tiga menunjukkan milledtooth untuk formasi sehingga mempengaruhi kapasitas
lunak sampai keras, angka empat adalah bearing maupun gigi pahat bor (drilling
untuk spesifikasi khusus dari pahat bor bit).
Tabel 1. Kode Klasifikasi IADC untuk Rolling Cutter Bit
63
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
3.3. Metode Analisa Biaya Kriteria pemilihan pahat bor (drilling bit)
Pengeboran yang didasarkan pada cost per foot
Beberapa metode yang sering dipakai dihitung dengan menggunakan persamaan:
dalam dalam menganalisa biaya yang B+Rt(Tt+tr)
CPF= , $/foot
dipakai dalam pemilihan pahat bor (drilling F
bit)pada operasi pengeboran antara lain :
Metode cost per foot CPF = Cost per Foot, $/foot
Metode Minimum CostDrilling B = Harga pahat bor (drilling bit),
Metode Perhitungan OptimasiWOB- $
RPMGalle Woods Rt = Biaya sewa rig per jam,
Perhitungan SpecificEnergy $/jam
3.3.1.Metode Cost Per Foot Tt = Waktu trip, jam
64
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
tr = Waktu rotasi (umur pahat 2. Cost per foot dapat naik secara tiba-tiba
bor), jam oleh karena saat operasi pengeboran
F = Footage (kedalaman yang menembus formasi yang keras dan
ditembus oleh satu kali run pahat dapat turun secara tiba-tiba jika kembali
bor), ft. melewati lapisan yang lunak.
65
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
K''
L=
WNb
66
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
67
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
68
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
3. Berdasarkan pola keausan gigi yang mengangkat pahat bor (drilling bit). Dari
terjadi, tentukan harga p dariTabel 5, data dullgrading yang pertama dan
jika pola keausan gigi tidak diketahui kedua. Kemudian nilai tersebut dibagi 8.
bisa diambil harga p = 0,5. Data Maka itulah nilai p.
keausanjugadiperolehdariDullGrading
IADC yang dilakukan setelah
69
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
Tr .i
Af =
m.U
Dimana :
Tr = waktu lama bit mengebor
i = didapat dari langkah perhitungan Tabel 7. Penentuan harga k dan r
no.2 Kekerasan Eksponen Eksponen
formasi jenis berat (k) kecepatan
m = didapat dari langkah perhitungan
pahat (r)
no.1 Lunak
U = didapat dari langkah perhitungan S-3, S-4 0.95 0.7
no.4 (atau ekuivalen)
6. Berdasarkan jenis batuan yang dibor, Sedang
M4H, M4L 1.00 0.6
tentukan parameter k dan r dari Tabel 7.
(atau ekuivalen)
Sebagai dasarnya adalah penulisan Keras
kode IADC awal, untuk pahat bor H7, H7U 1.05 0.5
(drilling bit)inserteddimana jika kode (atau ekuivalen)
IADC awalnya 4 atau 5 maka formasi
relatif lunak. Sedangkan jika nilai kode
IADC awal 7 sampai 8 berarti 7. Berdasarkankondisikeausangigi pahat
formasinya adalah formasi keras. Untuk bor (drilling bit) yang terjadi (D),
nilai kode IADC awal 6 berarti formasi tentukannilai z dari Tabel 6.
yang dibor tingkat kekerasan sedang. 8. Dari data interval kedalaman yang dibor
Sedangkan untuk tipe milledtooth bit, (footage= F), tentukan faktor drillabillity
caranya baca nilai kode IADC pertama, dengan persamaan :
nilai 1 untuk yang lembut, 2 untuk yang
sedang dan untuk kode IADC awal F.i
Cf = k
bernomor3 menandakan bahwa m. W .Z
formasinya keras.
Dimana :
F = footage (ft)
70
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
71
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
dengan bit cost dan tripcost sudah tersebut berjalan dengan baik. Pemilihan
ditetapkan. pahat bor (Drilling bit) dilihat dari
Biaya perfoot pada awal usiapahat kekerasan formasi, compressivestrength,
bor (drilling bit)akan terjadinaik dan feature yang ada di pahat bor (Drilling
danturundengan cukup cepat seirama bit) tersebut. Penggunaan pahat bor
dengan bertambahnya panjang lubang (Drilling bit) pada operasi pengeboran
yang dihasilkan. Apabila perhitungan dilakukan sampai batas efisiensi
mencapai titik dimana biaya perfootsudah pengeboran baik dari segi ekonomi
mulai naik kembali dan waktu usia pahat maupun kebutuhan energi. Salah satu
bor (drilling bit) sudah cukup lama, maka metode yang digunakan untuk pemilihan
saat itu merupakan waktu yang tepat untuk pahat bor (Drilling bit) yaitu Cost Per Foot
dipertimbangkan mencabut dan mengganti (CPF). Selain itu dapat juga dilakukan
pahat bor (drilling bit). dengan melihat fisik dari pahat bor
Apabila pahat bor (drilling bit) (Drilling bit) tersebut. Seorang
diperkirakan masih dibawah usia drillingengineer harus mampu
normalnya, maka perlu dilakukan menentukan kapan sebaiknya pahat bor
pengecekan kembali faktor-faktor yang (Drilling bit) diganti. Dan juga denga
mempengaruhi rate of penetration (ROP) mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
seperti Weight on bit (WOB) dan Rotation dapat mempengaruhi rate of penetration
per minuts (RPM) yang dipergunakan telah (ROP) seperti WOB, RPM yang dipakai,
tepat, adakah perubahan-perubahan mudproperties, hydaulic program dan
formasi cocok dengan wireline logging formasi yang sedang dibor.
correlation, adakah program hydraulic Pahat bor (Drilling bit) yang
sudah tepat, mud properties lumpur sudah diproduksi oleh beberapa perusahaan yang
cukup baik dan lain sebagainya. berbeda-beda akan memiliki karakteristik
yang berbeda pula. Pahat bor (Drilling bit)
V. PENUTUP yang memiliki tipe yang sama belum
Pahat bor (Drilling bit) merupakan tentu menunjukkan kinerja yang sama.
alat yang bersentuhan langsung dengan Tulisan ini membahas bagaimana
batuan yang ada di formasi-formasi yang mengoptimalkan pahat bor (Drilling bit)
ditembus. Batuan tersebut akan yang ada untuk mengurangi biaya
dihancurkan oleh pahat bor (Drilling pengeboran dengan menaikkan laju
bit)hingga terbentuk lubang sumur. penetrasi sumur sehingga menghemat
Formasi yang ditembus pahat bor waktu dan mengurangi biaya sewa pahat
(Drilling bit) akan berbeda-beda mulai dari bor (Drilling bit).
jenis batuan sampai tingkat Ada beberapa metode lain yang bisa
kekerasannya. Pemilihan pahat bor digunakan dalam pemilihan pahat bor
(Drilling bit)harus dilakukan dengan teliti (Drilling bit). Hal tersebut akan dibahas
dan benar agar penembusan formasi pada tulisan berikutnya.
72
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
DAFTAR PUSTAKA
73