Pengertian PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalahsuatu organisasi binaan dari Palang Merah
Indonesia yang berpusat di sekolah sekolah ataupun kelompok kelompok
masyarakat(sanggar,kelompok belajar,dll.)yang bertujuan membangun dan
mengembangkan karakter kepalang merahan agar siap menjadi relawan PMI pada
masa depan.
Pengertian BSMR
BSMR (Bulan Sabit Merah Remaja) adalah bagian dari kegiatan Organisasi Siswa
Intra Sekolahyang bersifat ekstrakurikuler yang bergerak di bidang Kemanusiaan,
Kesehatan dan Sosial.Wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja
BSMI.BSMI adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan
(kesehatan dan sosial).
Sejarah BSMR Di Dunia
Lembaga Bulan Sabit Merah didirikan dan digunakan pertama kali oleh Turki
pada 11 Juni 1868. Penggunaan simbol Bulan Sabit Merah pertama kali dalam
perang pada saat konflik bersenjata Kekaisaran Ottoman dan Rusia (1877-1878).
Selama perang Turki-Rusia sejak 1876 hingga 1878, Kekaisaran Ottoman
menggunakan Bulan Sabit Merah, Rusia komitmen menghormati penuh kesucian
semua personil dan fasilitas yang berhubungan dengan Bulan Sabit Merah.
Setelah kenyataan penilaian atas keabsahan yang sama terhadap simbol tersebut,
ICRC meresmikan pada 1878 bahwa seharusnya dimungkinkan dalam prinsip
untuk mengakui simbol perlindungan resmi tambahan bagi bukan negara-negara
kristen. Simbol Bulan Sabit Merah diadopsi konvensi internasional secara resmi
pada 1929 saat Konvensi Jeneva diamandemen, dan sampai saat ini Bulan Sabit
Merah telah digunakan oleh 33 negara-negara mayoritas berpenduduk muslim.
BSMI lahir dari proses evaluasi diri yang panjang terhadap masalah
kemanusiaan, muncul dari perenungan mendalam menghadapi tugas-tugas
panjang kemanusiaan yang mengacu pada prinsip kemanusiaan yang universal
dalam ajaran Islam, berkontribusi dalam menangani masalah-masalah
kemanusiaan, menghormati hak kehidupan, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan mempromosikan kerjasama persahabatan yang saling
menguntungkan diantara manusia. BSMI sebagai organisasi kemanusiaan yang
bersifat independen dalam memberikan dukungan dan pertolongan kepada yang
membutuhkan tanpa memandang RAS, kelas, negara, dan aspirasi politik.
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau
usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar
(10-12 tahun). Warna slayer hijau muda
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna slayer biru langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Atas (15-17 tahun). Warna slayer kuning cerah
PERAN DAN FUNGSI PMR
1. PMR mula berfungsi sebagai sebagai peer leadership yaitu dapat menjadi
contoh atau model keterampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
2. PMr madya berfungsi sebagai peer support yati memberikan
dukungan,bantuan,dansemangat kepada teman sebaya.
3. PMR Wira berfungsi sebagai peer edukator yaitu pendidik sebaya
keterampilan hidup sehat
2. KESAMAAN ( Impartiality )
3.KENETRALAN ( Neutrality )
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh
memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau
idiologi.
4.KEMANDIRIAN (Independence)
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh
keinginan untuk mencari keuntungan apapun
6.KESATUAN (UNITY)
Didalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh wilayah.
7.KESEMESTAAN ( Universality )
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat
semesta. Setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama
dalam menolong sesama manusia.
penilaian korban:
I. Evaluasi Situasi:
Sebelum mendekati korban, pastikan Anda telah memeriksa keamanan situasi
secara keseluruhan:
1. Keamanan Diri: Pastikan Anda dan tim pertolongan pertama aman. Jangan
membahayakan diri sendiri dalam proses membantu korban.
2. Keamanan Korban: Pastikan korban dalam keadaan aman. Jika ada bahaya
yang berkelanjutan, segera menghilangkan atau menjauhkan korban dari
bahaya tersebut.
II. Evaluasi Korban:
Setelah melakukan penilaian awal, tentukan tindakan apa yang paling mendesak
berdasarkan kondisi korban:
1. Kasus Henti Jantung dan Pernapasan: Jika korban tidak bernapas atau
tidak memiliki denyut nadi, segera mulai CPR.
2. Perdarahan: Jika ada perdarahan yang signifikan, hentikan perdarahan
dengan memberikan tekanan langsung atau menggunakan perban.
3. Luka atau Cedera Lainnya: Tangani luka atau cedera lainnya sesuai
dengan tingkat keparahan. Misalnya, imobilisasi tulang yang patah atau
memberikan perawatan luka bakar.
4. Syok: Jika korban mengalami syok (tanda-tanda tekanan darah rendah,
pucat, bingung), bantu korban berbaring dengan kaki lebih tinggi dari
kepala.
5. Kondisi Medis Mendesak: Jika korban memiliki kondisi medis yang
mendesak, seperti alergi serius atau serangan jantung, berikan pertolongan
pertama sesuai dengan kebutuhan.
6. Pingsan atau Kesadaran Menurun: Jika korban pingsan atau mengalami
kesadaran menurun tanpa tanda-tanda henti jantung atau pernapasan,
pastikan mereka dalam posisi yang aman dan nyaman.
7. Pertolongan Pertama Lanjutan: Setelah tindakan pertolongan pertama
awal, terus monitor korban dan berikan perawatan tambahan sesuai
kebutuhan.
IV. Komunikasi:
V. Evaluasi Terus-Menerus:
Terus pantau korban dan ulangi penilaian secara berkala untuk memastikan
kondisinya tetap stabil atau memburuk. Sesuaikan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengan perkembangan kondisi korban.
Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.Ingatlah bahwa penilaian
korban adalah proses yang dinamis, dan prioritas tindakan dapat berubah seiring
waktu. Yang terpenting, tetap tenang, berkoordinasi dengan rekan tim pertolongan
pertama, dan berikan pertolongan sesuai dengan tingkat pelatihan Anda. Selalu
prioritas keselamatan, termasuk keselamatan Anda sendiri, selama memberikan
pertolongan pertama.
penanganan pendarahan:
1. Jenis Pendarahan:
Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.
Tekan Langsung: Tempatkan kain bersih, perban, atau tangan Anda sendiri (jika
tidak ada perban) di atas luka dan tekan dengan lembut. Tekanan ini bertujuan
untuk menghentikan perdarahan. Jangan mengangkat kain atau perban jika darah
menyerapnya; tambahkan lapisan di atasnya.
Angkat dan Dukung: Jika luka itu besar atau berat, Anda bisa menambahkan
bantal atau kain bersih di bawah bagian yang berdarah untuk mengangkatnya. Ini
membantu mengurangi aliran darah ke area tersebut.
Gunakan Tambahan Perban: Jika perban awal tidak cukup, Anda bisa
menambahkan perban baru di atas perban yang sudah ada. Pastikan perban baru
tetap terpasang erat.
Perdarahan di Tangan atau Kaki: Untuk pendarahan pada tangan atau kaki,
cobalah menggunakan pengikat tekanan, seperti tali atau ikat pinggang, di atas
luka dan di atas perban untuk meningkatkan tekanan dan menghentikan
perdarahan. Longgarkan ikatan sesekali untuk memastikan darah tetap mengalir
ke ujung anggota tubuh.
4. Evaluasi Terus-Menerus:
Selalu ingat untuk menjaga kebersihan diri Anda selama penanganan pendarahan
dan menghindari kontak langsung dengan darah korban jika memungkinkan.
Pendarahan yang tidak diobati dapat menjadi situasi yang mengancam jiwa, jadi
segera menghentikan perdarahan adalah prioritas utama dalam pertolongan
pertama.
penanganan luka:
Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.
2. Sarung Tangan Medis:
Pakailah sarung tangan medis jika tersedia untuk menghindari kontak langsung
dengan patah tulang dan mencegah penyebaran infeksi. Jika sarung tangan tidak
tersedia, pastikan tangan Anda bersih atau cuci dengan sabun dan air sebelum
menangani patah tulang.
Tetap Tenang: Berbicaralah dengan korban dan beri tahu mereka bahwa
Anda akan membantu. Pastikan mereka tetap tenang juga.
Imobilisasi Patah Tulang: Jangan mencoba memindahkan atau mengatur
ulang tulang yang patah. Biarkan tulang tetap dalam posisi alaminya. Anda
dapat memasang penahan atau imobilisasi sementara untuk mencegah
gerakan yang dapat merusak lebih lanjut.
Penahan Sederhana: Gunakan benda yang ada di sekitar Anda, seperti
papan, kayu, atau kain sebagai penahan sederhana. Letakkan penahan di
sekitar area patah dan ikat dengan perban atau tali, sehingga tulang tetap
dalam posisi yang benar. Pastikan penahan tidak terlalu ketat yang bisa
memotong peredaran darah.
Penahan untuk Lengan: Untuk patah tulang lengan, gunakan penahan
sederhana di sekitar lengan dan jari korban. Biarkan siku dan lutut
membungkuk alami untuk mengurangi ketegangan.
Penahan untuk Kaki: Untuk patah tulang kaki atau paha, gunakan penahan
sederhana dari panggul hingga ujung kaki, menjaga lutut sedikit ditekuk
untuk kenyamanan.
Selama korban menunggu bantuan medis, pastikan mereka tetap dalam posisi
yang nyaman dan aman. Gantilah penahan jika terlalu longgar atau terlalu ketat.
Jaga kebersihan kulit di sekitar patah tulang dengan menjaga area tersebut kering
dan bersih.
Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.
Ingatlah bahwa penanganan patah tulang tidak boleh mencoba untuk memasukkan
atau mengatur ulang tulang yang patah, karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan lebih lanjut. Yang paling penting adalah menjaga tulang tetap dalam
posisi yang benar dan memanggil bantuan medis secepat mungkin.
Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.
Jika luka bakar disebabkan oleh api atau panas, pastikan untuk memadamkan
sumber panasnya terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan selimut, air, atau
pemadam kebakaran jika tersedia.
Klasifikasi Luka Bakar: Luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkat
berdasarkan tingkat keparahan:
Luka Bakar Superfisial (Luka Bakar Tingkat 1): Mempengaruhi lapisan
atas kulit.
Luka Bakar Parsial (Luka Bakar Tingkat 2): Mempengaruhi lapisan kulit
yang lebih dalam
Luka Bakar Penuh (Luka Bakar Tingkat 3): Mempengaruhi semua lapisan
kulit dan mungkin jaringan di bawahnya.
Dinginkan dengan Air: Secepat mungkin, rendam luka bakar dalam air
dingin (tidak dingin beku) selama sekitar 10-20 menit. Ini membantu
menghilangkan panas dari kulit dan mengurangi rasa sakit. Jangan
gunakan es atau air dingin yang sangat dingin karena dapat merusak
jaringan.
Hindari Bahan Kimia: Jangan mengoleskan bahan kimia, seperti krim atau
minyak, ke luka bakar.
Lindungi Luka: Tutup luka bakar dengan perban steril atau plester yang
tidak melekat. Hindari mengoleskan bahan tertentu yang menempel pada
luka.
Berikan Analgesik: Jika diperlukan, berikan obat pereda nyeri seperti
parasetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk dosis.
penanganan keracunan:
6. Perawatan Simptomatik:
Berikan perawatan pertolongan pertama yang sesuai dengan gejala yang dialami
korban, seperti pernapasan buatan jika pernapasan terhenti, atau CPR jika detak
jantung terhenti.
2. Amankan Lingkungan:
Pastikan korban tidak berada di tempat yang berpotensi berbahaya, seperti di tepi
jalan atau di sekitar barang-barang tajam.
3. Periksa Responsifitas:
Cobalah memanggil nama korban atau memberikan rangsangan fisik lembut,
seperti menggoyangkan bahu. Tanyakan, "Apakah Anda baik-baik saja?" Jika
tidak ada respons, pastikan bahwa korban benar-benar tidak responsif.
Periksa juga denyut nadi korban. Ini bisa dilakukan dengan meraba leher (pulsus
karotis) atau pergelangan tangan (pulsus radialis). Hitung denyut nadi selama 10
detik dan kalikan dengan 6 untuk mendapatkan denyut per menit. Jika tidak ada
denyut nadi, Anda juga harus memulai CPR.
5. Letakkan Korban dalam Posisi yang Aman:
7. Pantau Korban:
Selama korban pingsan, pantau pernapasannya. Pastikan mereka dalam posisi
yang nyaman dan aman. Jika pernapasan atau denyut jantung korban terhenti,
segera mulai CPR.
2. Jangan Menggaruk:
Jangan menggaruk atau menggosok area yang tergigit atau tersengat. Hal ini dapat
memperburuk rasa sakit, memicu peradangan, atau menyebabkan infeksi.
3.Bersihkan Luka:
Cuci daerah yang terkena gigitan atau sengatan dengan sabun lembut dan air.
Pastikan area tersebut bersih dari kotoran atau kuman yang dapat menyebabkan
infeksi.
1. Serangan Jantung:
2. Stroke:
Pastikan korban aman dari bahaya fisik. Letakkan mereka di lantai jika
mungkin
Letakkan bantal atau benda lembut di bawah kepala korban untuk
melindungi kepala mereka.
Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut korban atau mencoba
menahan gerakan kejang mereka.
Setelah kejang berakhir, letakkan korban dalam posisi pemulihan yang
nyaman dan pantau mereka.
Bantu korban duduk dalam posisi yang nyaman dengan bahu agak
dimajukan.
Bantu mereka menggunakan inhaler atau nebulizer jika mereka
memilikinya.
Jika pernapasan korban berhenti, lakukan CPR.
Segera berikan epinefrin (adrenalin) jika tersedia dan sesuai dengan resep
atau petunjuk medis.
Panggil nomor darurat medis.
Bantu korban untuk duduk dalam posisi yang nyaman dan coba berikan
alat bantu pernapasan jika ada.
3. Perban:
Perban adalah gulungan kain yang digunakan untuk menjaga perban atau alat
medis lainnya tetap di tempat. Mereka juga bisa digunakan untuk mengikat
penahan pada luka atau untuk mengikat tulang yang patah. Pastikan perban
ditempatkan dengan cukup kencang untuk menjaga perlengkapan medis tetap di
tempat tanpa membatasi peredaran darah.
5. Gunting Medis:
Gunting medis berguna untuk memotong pakaian atau perban yang perlu
dihilangkan untuk merawat luka. Pastikan gunting medis tajam dan steril.
6. Penjepit Serpihan atau Pinset Medis:
Penjepit serpihan atau pinset medis digunakan untuk mengeluarkan serpihan atau
benda asing dari luka. Pastikan penjepit atau pinset steril sebelum digunakan.
penanganan syok:
Pentingnya Komunikasi:
Komunikasi adalah kunci dalam situasi darurat. Ini membantu mengidentifikasi
masalah, mengoordinasikan respons, memberikan informasi kepada petugas
medis, dan memberikan dukungan emosional kepada korban.
Komunikasi Efektif:
Berbicaralah dengan jelas dan tenang. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh semua orang yang terlibat.
Dengarkan aktif: Dengarkan dengan seksama apa yang dikatakan korban
atau saksi. Ini dapat membantu dalam penentuan langkah selanjutnya.
Pertimbangkan emosi: Ketika berbicara dengan korban atau saksi,
pertimbangkan emosi mereka. Tetap tenang dan berempati.
Berikan informasi yang relevan: Berikan informasi yang dibutuhkan
kepada petugas medis atau tim darurat, seperti lokasi, jumlah korban, dan
kondisi mereka.
Rencana Darurat:
Buat rencana darurat untuk situasi yang mungkin terjadi, seperti kebakaran,
gempa bumi, atau cuaca buruk. Rencana ini harus mencakup lokasi pertemuan
keluarga dan alamat darurat.
Tinjauan Reguler:
Tinjau pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama secara berkala.
Praktekkan keterampilan ini untuk menjaga ketepatan dalam respons darurat.
Kesiapan Mental:
Kesiapan juga termasuk kesiapan mental. Cobalah untuk tetap tenang dalam
situasi darurat dan tidak panik. Keputusan yang cepat dan tepat bisa
menyelamatkan nyawa.
Definisi Situasi Darurat: Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan situasi
darurat, yaitu situasi yang mengancam keselamatan, kesehatan, atau kehidupan
individu atau masyarakat secara umum.
Jenis-Jenis Situasi Darurat: Penjelasan tentang berbagai jenis situasi darurat
yang mungkin terjadi, seperti:
Bencana Alam: Gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, tornado, dan
lain sebagainya.
Kebakaran: Termasuk cara mengidentifikasi risiko kebakaran dan cara
menghadapinya.
Krisis Kesehatan: Penyebaran penyakit menular, wabah, atau pandemi.
Situasi Kekerasan: Konflik bersenjata, tindakan terorisme, atau ancaman
keamanan.
Peran dan Tanggung Jawab: Materi tentang peran dan tanggung jawab individu
dalam situasi darurat. Ini termasuk pemahaman tentang peran PMR dan peran
otoritas darurat seperti polisi, pemadam kebakaran, dan petugas medis.
Etika Kemanusiaan:
Prinsip Manusia Tidak Bersalah: Prinsip ini menegaskan bahwa manusia tidak
bersalah yang tidak terlibat dalam konflik atau kekerasan tidak boleh dihukum
atau menjadi korban tanpa alasan yang jelas. Mereka harus dilindungi dan
diberikan bantuan yang layak.
Pemahaman Stres:
Definisi stres: Penjelasan tentang apa itu stres dan bagaimana ia
memengaruhi tubuh dan pikiran.
Jenis-jenis stres: Menyebutkan jenis-jenis stres seperti stres akut, stres
kronis, dan stres situasional.
Tanda-tanda Stres:
Tanda-tanda fisik: Mengenali gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan
tidur, perut kembung, dan tegang otot.
Tanda-tanda emosional: Mengenali gejala emosional seperti perasaan
cemas, marah, atau depresi.
Tanda-tanda perilaku: Mengenali perubahan dalam perilaku seperti
menghindari tugas atau konflik interpersonal.
Pemicu Stres
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu stres, seperti tuntutan
pekerjaan, masalah keuangan, atau masalah hubungan.
Dampak Stres:
Dampak fisik: Menjelaskan bagaimana stres dapat memengaruhi kesehatan
fisik, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan
pencernaan.
Dampak mental: Mengenali efek stres terhadap kesehatan mental, seperti
kecemasan dan depresi.
Dampak perilaku: Menyebutkan perubahan perilaku yang dapat
disebabkan oleh stres, seperti penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Kebiasaan Sehat:
Pentingnya menjaga kebiasaan sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan ketahanan terhadap stres.
Definisi dan jenis: Penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan gangguan
psikologis dan berbagai jenis gangguan, seperti gangguan kecemasan, gangguan
mood, dan gangguan makan.
Pemahaman Gejala:
Identifikasi gejala: Mengenali gejala yang mungkin terkait dengan berbagai jenis
gangguan psikologis, seperti perubahan mood, perilaku, tidur, dan pola makan.
Mengatasi Stigma:
Pentingnya mengatasi stigma dan diskriminasi yang seringkali terkait dengan
gangguan mental.
Pertolongan Pertama:
Cara memberikan dukungan pertama kepada seseorang yang mungkin mengalami
krisis mental atau emosional. Ini termasuk mendengarkan tanpa menghakimi,
memastikan keselamatan, dan menghubungi bantuan profesional jika diperlukan.
Dukungan Sosial:
Peran dukungan sosial dalam pemulihan individu dengan gangguan psikologis.
Mengenali peran keluarga, teman, dan komunitas dalam memberikan dukungan.
Ketahanan Emosional:
Bagaimana mengembangkan ketahanan emosional yang dapat membantu
seseorang mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.
Manajemen Krisis:
Strategi untuk mengatasi situasi darurat yang terkait dengan gangguan psikologis,
termasuk tindakan yang harus diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang
lain.
Pendekatan Komunitas:
Bagaimana komunitas dapat berperan dalam mendukung individu dengan
gangguan psikologis, seperti melalui program-program dukungan sosial dan
kampanye kesadaran.