Anda di halaman 1dari 35

SEPUTAR PMR DAN BSMR

Pengertian PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalahsuatu organisasi binaan dari Palang Merah
Indonesia yang berpusat di sekolah sekolah ataupun kelompok kelompok
masyarakat(sanggar,kelompok belajar,dll.)yang bertujuan membangun dan
mengembangkan karakter kepalang merahan agar siap menjadi relawan PMI pada
masa depan.

Sejarah PMR Di Dunia


Sejarah Palang Merah Remaja Di dunia sebagaimana di kutip dari buku rujukan
kompak sejarah PMR(2009)karya Mahdi shuid,di sebutkan bahwa Palang Merah
Remaja lahir dari kondisi dunia yang sedang carut marut akibat peperangan dan
bencana alam.
Terbentukya Palang Merah Remaja di latar belakangi oleh terjadinya perang
dunia I (1914-1918)yang tercatat sebagai salah satu pertempuran terbesar dlam
sejarah saat itu Austria yang sedang berperang melawan Francis mengalami
kekurangan tenaga Palang Merah.
Akhirnya,pemerintah mengkonsolidasikan agar anak laki-lakiyang berada di
instusi sekolah untuk turun langsung mengerahkan tenaganya untuk membantu
dalam kondisi perang.Laki-laki tersebut krmudian mengumpulkan baju baju bekas
sa majalah majalah bekas.Hal ini menjadi akar dari suatu organisasi yang bernama
Palang Merah Remaja di dunia dan menyebar luas ke berbagai negara seperti
Indonesia

Sejarah PMR DI Indonesia


PMR di Indonesia di mulai sejak kongres PMI ke-4pada bulan januari thn 1950
di kota jakarta.pada saat itu,organisasi Palang Merah Indonesia membentuk
Palang Merah Remaja Dengan di pmpim oleh Pramita Abdurrahman dan NY.Siti
Dasimah.
Pada tanggal 3 september 1945,presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk
membentuk suatu badan Palang Merah Indonesia.atas perintah presiden Soekarno
itu,maka pada tanggal 5 september 1945 di bentuklah panitia 5 oleh Dr.Buntaran
yang saat itu menjabat sebagai mentri kesehatan Republik Indonesia kabinet I.Dan
akhirnyaakhirnya pada tanggal 17 september 1945 perhimpunan Palang Merah
Indonesia Berhasil di bentuk dan di ketuai oleh Drs.Mohammmad Hatta.

Pengertian BSMR
BSMR (Bulan Sabit Merah Remaja) adalah bagian dari kegiatan Organisasi Siswa
Intra Sekolahyang bersifat ekstrakurikuler yang bergerak di bidang Kemanusiaan,
Kesehatan dan Sosial.Wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja
BSMI.BSMI adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan
(kesehatan dan sosial).
Sejarah BSMR Di Dunia

Lembaga Bulan Sabit Merah didirikan dan digunakan pertama kali oleh Turki
pada 11 Juni 1868. Penggunaan simbol Bulan Sabit Merah pertama kali dalam
perang pada saat konflik bersenjata Kekaisaran Ottoman dan Rusia (1877-1878).
Selama perang Turki-Rusia sejak 1876 hingga 1878, Kekaisaran Ottoman
menggunakan Bulan Sabit Merah, Rusia komitmen menghormati penuh kesucian
semua personil dan fasilitas yang berhubungan dengan Bulan Sabit Merah.

Setelah kenyataan penilaian atas keabsahan yang sama terhadap simbol tersebut,
ICRC meresmikan pada 1878 bahwa seharusnya dimungkinkan dalam prinsip
untuk mengakui simbol perlindungan resmi tambahan bagi bukan negara-negara
kristen. Simbol Bulan Sabit Merah diadopsi konvensi internasional secara resmi
pada 1929 saat Konvensi Jeneva diamandemen, dan sampai saat ini Bulan Sabit
Merah telah digunakan oleh 33 negara-negara mayoritas berpenduduk muslim.

Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman, Bulan Sabit Merah pertama kali


digunakan kemudian oleh bangsa Turki, diikuti oleh Mesir. Sejak pengakuan
secara resmi hingga sekarang, Bulan Sabit Merah menjadi simbol organisasi dari
hampir setiap perhimpunan nasional di negara-negara dengan populasi mayoritas
muslim. Perhimpunan nasional dari beberapa negara seperti Pakistan (1974),
Malaysia (1975), atau Bangladesh (1989) telah secara resmi mengganti nama dan
simbol mereka dari Palang Merah menjadi Bulan Sabit Merah.

Sejarah BSMR Di Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan masalah kemanusiaan di


Indonesia, baik yang diakibatkan oleh bencana alam, konflik antar etnis ataupun
disebab-sebab lainnya. Belum lagi masalah kesehatan yang semakin terabaikan
karena ketidakmampuan masyarakat untuk membeli produk kesehatan yang ada.
Ketidakmampuan tersebut merupakan akibat langsung dari turunnya kualitas
ekonomi yang dimiliki masyarakat saat ini.
Semua hal tersebut akan membuat masyarakat semakin tidak peduli dengan
standar kesehatan selama ini. Pada saat yang sama, di tengah masyarakat banyak
tumbuh lembaga-lembaga sosial kemanusiaan yang mencoba mengatasi
permasalahan yang ada. Sementara dilain pihak bermunculan pula lembaga
donatur yang bersedia membiayai kegiatan-kegiatan sosial. Bulan Sabit Merah
Indonesia lahir sebagai lembaga kemanusiaan yang tidak terkooptasi oleh
kepentingan individu dan lembaga.

BSMI lahir dari proses evaluasi diri yang panjang terhadap masalah
kemanusiaan, muncul dari perenungan mendalam menghadapi tugas-tugas
panjang kemanusiaan yang mengacu pada prinsip kemanusiaan yang universal
dalam ajaran Islam, berkontribusi dalam menangani masalah-masalah
kemanusiaan, menghormati hak kehidupan, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan mempromosikan kerjasama persahabatan yang saling
menguntungkan diantara manusia. BSMI sebagai organisasi kemanusiaan yang
bersifat independen dalam memberikan dukungan dan pertolongan kepada yang
membutuhkan tanpa memandang RAS, kelas, negara, dan aspirasi politik.

Penggunaan Lambang Bulan Sabit Merah sebagai simbol perhimpunan


masyarakat penolong di Indonesia dimulai sejak 8 Juni 2002 (27 Rabiul Awwal
1423H), bertepatan dengan didirikan dan diresmikannya Bulan Sabit Merah
Indonesia oleh Ketua MUI KH Amidan di Gedung Pertemuan Kompleks Masjid
Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Secara resmi Perhimpunan Bulan
Sabit Merah Indonesia disahkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor AHU-72.AH.01.06.Tahun 2008.
Di Negara Republik Indonesia penggunaan Bulan Sabit Merah juga dilakukan
oleh beberapa Rumah Sakit dan lembaga, antara lain:
1 Rumah Sakit Islam Jakarta
2 Rumah Sakit Islam Fatimah Banyuwangi
3 Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang
4 KSR STIKES Siti Khadijah Palembang
5 Rumah Sakit Islam Karawang

Kebijakan PMI & BSMI dan federasi tentang pembinaan Remaja


bahwa:

1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun


kegiatan kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan
proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan
5. Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan

Keanggotaan dan tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau
usianya

1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar
(10-12 tahun). Warna slayer hijau muda
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna slayer biru langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Atas (15-17 tahun). Warna slayer kuning cerah
PERAN DAN FUNGSI PMR

1. PMR mula berfungsi sebagai sebagai peer leadership yaitu dapat menjadi
contoh atau model keterampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
2. PMr madya berfungsi sebagai peer support yati memberikan
dukungan,bantuan,dansemangat kepada teman sebaya.
3. PMR Wira berfungsi sebagai peer edukator yaitu pendidik sebaya
keterampilan hidup sehat

Prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah Dan Bulan Sabit


Merah
1.KEMANUSIAAN ( Humanity )

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan


berdasarkan keinginan memberikan pertolongan tanpa membedakan korban
terluka di dalam pertempuran, berupaya dalam kemampuan bangsa dan antar
bangsa, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah
menumbuhkan saling pengertian, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama
manusia.

2. KESAMAAN ( Impartiality )

Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan,


agama/kepercayaan tingkatan atau pandangan politik. Tujuannya semata – mata
mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan
keadaan yang paling parah.

3.KENETRALAN ( Neutrality )

Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh
memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau
idiologi.

4.KEMANDIRIAN (Independence)

Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional disamping membantu


Pemerintahannya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan
negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sesuai
dengan prinsip – prinsip gerakan ini.
5.KESUKARELAAN ( Voluntary Service )

Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh
keinginan untuk mencari keuntungan apapun

6.KESATUAN (UNITY)

Didalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh wilayah.

7.KESEMESTAAN ( Universality )

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat
semesta. Setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama
dalam menolong sesama manusia.

Tri Bhakti PMR


keterlibatan anggota PMR dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan merupakan
karya dan bakti nyata setelah mengikuti pelatihan serta pengakuan terhadap
keberadaan dan kompetensi dalam meningkatkan kualitas anggota dan organisasi,
serta memberikan jawaban atas berbagai minat bergabungnya remaja dengan PMI.
Ada pun isi dari Tri Bhakti PMR adalah:

1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat.


2. Berkarya dan berbakti di masyarakat.
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Prinsip Dasar BSMI/BSMR

1. Keikhlasan:BSMR dalam melaksanakan tugasnya selalu membawa niat


suci dan tulus. Aktivitaskerjanya tidak ditujuan untuk mencari keuntungan
pribadi atau golongan, melainkanhanya mengharapkan keridhaan Allah
‘Azza Wa Jalla
2. Amanah:Dalam bekerja BSMR selalu berusaha untuk bekerja sesuai
dengan tanggung jawab yangdiembannya
3. Profesionalitas:BSMR selalu mengusahakan keterampilan dan keahlian
yang memenuhi standar gerakankemanusiaan dalam setiap aksi
kemanusiaannya
4. Kemanusiaan:Aktivitas yang dilakukan BSMR merupakan gerakan yang
lahir dari keprihatinan yangmendalam terhadap kasus-kasus kemanusiaan
di dunia, dan khususnya di Indonesia.Maka dari itu tujuan utama
didirikannya lembaga ini adalah untk memberikan kontribusimaksimal
bagi penyelesaian kasus-kasus kemanusiaan
5. Kesamaan: BSMI menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Maka dari
itu dalam aktivitasnyaBSMI tidak membedakan korban kemanusiaan
berdasarkan apa pun kecuali penderitaannya. Sehingga seluruh kerja
BSMR ditujukan untuk meringankan penderitaanmanusia tanpa
memandang Agama, ras, warna kulit, kelas, kewarganegaraan aspirasi
politik maupun penyebab penderitaannya.
6. Kenetralan:Dalam aksi kemnusiaan yang dijalankan BSMR tidak boleh
memihak ketikamenemukan permusuhan atau pertikaian yang bersifat
politis, rasial, keagamaan maupunideologis.
7. Kemandirian:BSMR dalam menjalankan aksi kemanusiaannya tidak
bergantung kepada siapa pun8.
8. Kesatuan:Dalam aktivitas kemanusiaannya BSMR membuka luas lingkup
kerja sama dengan berbagai pihak9.
9. Kesemestaan:Ruang Lingkup BSMR tidak dibatasi oleh batasan geografis,
maupun politis, artinyaruang kerja BSMR mencakup nasional dan
internasional

Beberapa Hal Yang Wajib diketahui oleh anak-anak PMR:

Pertolongan Pertama: Keterampilan dasar pertolongan pertama adalah


yang paling penting. Mereka harus tahu bagaimana memberikan
pertolongan pertama dalam berbagai situasi, termasuk penanganan luka
ringan, luka bakar, pendarahan ringan, dan resusitasi jantung paru (CPR)
dasar.

Pertolongan Psikologis: Memahami cara memberikan dukungan


emosional kepada korban dalam situasi krisis atau trauma.

Komunikasi Efektif: Kemampuan berkomunikasi dengan baik sangat


penting dalam situasi darurat. Anak-anak PMR harus tahu cara
berkomunikasi dengan korban dan anggota tim dengan jelas dan tenang.

Pengetahuan Medis Dasar: Memahami dasar-dasar anatomi manusia,


fungsi organ-organ utama, dan gejala penyakit umum.
Etika Kemanusiaan: Memahami prinsip-prinsip etika kemanusiaan
seperti netralitas, mandiri, kesulitan, dan prinsip-prinsip yang mengatur
tindakan mereka dalam situasi krisis.

Keterampilan Evakuasi: Tahu bagaimana mengarahkan orang ke tempat


yang aman dan mengikuti prosedur evakuasi yang benar dalam situasi
darurat.

Keterampilan Navigasi: Memahami bagaimana menggunakan peta,


kompas, atau alat navigasi lainnya untuk menemukan arah di lingkungan
yang mungkin berantakan.

Keterampilan Manajemen Waktu: Kemampuan mengatur waktu dengan


baik untuk merespon dengan cepat dalam situasi darurat.

Pengenalan Situasi Darurat: Memahami berbagai jenis bencana dan


situasi darurat yang mungkin terjadi di wilayah mereka, termasuk tanda-
tanda peringatan.

Keselamatan Pribadi: Mengetahui cara menjaga keselamatan pribadi dan


menggunakan perlindungan yang sesuai dalam situasi berbahaya.

Pemahaman tentang Organisasi PMI (Palang Merah Indonesia):


Memahami tujuan, nilai, dan struktur organisasi PMI serta peran mereka
dalam organisasi tersebut.

Keterampilan Tim dan Kerjasama: Kemampuan untuk bekerja dalam


tim dan berkoordinasi dengan anggota tim lainnya serta pihak berwenang
dalam situasi darurat.

Keterampilan Pemimpin Kecil: Beberapa anak-anak PMR mungkin


diminta untuk mengambil peran kepemimpinan kecil dalam situasi darurat,
jadi mereka perlu memiliki keterampilan kepemimpinan dasar.

Pengetahuan Kesehatan dan Keamanan: Pemahaman dasar tentang


menjaga kesehatan dan keselamatan pribadi, termasuk nutrisi seimbang
dan pola hidup sehat.
Penggunaan Alat dan Teknologi: Pemahaman tentang cara
menggunakan alat-alat dan teknologi yang mungkin digunakan dalam
tugas PMR.
MATERI
Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama :
a) Menyelamatkan jiwa penderita.
b) Mencegah cacat
c) Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Seorang petugas Pertolongan Pertama ternyata ada aturan undang-


undangannya
a. Memberikan Pertolongan :
Pasal 531 K U H P
Barang Siapa Menyaksikan Sendiri ada orang dalam keadaan bahaya maut,
lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sipenderita
sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak
akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya
dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyakbanyaknya
Rp 4.500,-Jika orang yang perlu ditolong itu mati diancam dengan sangsi KUHP
45,165, 187, 304 s, 478, 525, 566.
b. Kerahasiaan :
Pasal 322 K U H P
1.Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib
menyimpannya oleh karena jabatan aau pekerjaannya baik yang
sekarang maupun yang dahulu dipidana dengan pidana penjara selamalamanya 9
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000
2. Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya
dapat dituntut atas pengaduan orang lain.

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama :


a) Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya.
Karena keselamatan diri dan tim harus menjadi prioritas.
b) Dapat menjangkau penderita. Dalam kasus kecelakaan atau musibah
kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita lain untuk dapat
menjangkau penderita ynag lebih parah.
c) Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d) Meminta bantuan / rujukan. Pelaku pertolongan pertama harus
bertanggung jawab sampai bantuan rujukan mengambil alih penanganan
penderita.
e) Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan
korban.
f) Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
g) Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
h) Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
i) Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

Kualifikasi Penolong Pertama


 Jujur dan bertanggung jawab
 Profesional
 Mempunyai kematangan emosi
 Mampu bersosialisasi
 Mempunyai kondisi fisik baik

Alat Pelindung Diri (APD)


Sebagai pelaku pertolongan pertama seseorang akan dengan mudah terpapar
dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong
dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan
tubuh dari penderita adalah darah dan semua cairan tubuh sebagai media
penularan penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular di antaranya adalah Hepatitis, TBC,


HIV/AIDS. Disamping itu, APD juga berfungsi untuk mencegah penolong
mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

Beberapa APD antara lain :


1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila
akan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka
sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.
2. Kacamata pelindung.
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah
terjadinya cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan
pertolongan.
3. Baju pelindung.
Penggunanya kurang popular di Indonesia, gunanya adalh untuk mencegah
merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
4. Masker penolong.
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
5. Masker resusitasi.
Diperlukan bila akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
6. Helm.
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas.
Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.

Selain APD,dalam PP kita juga memerlukan beberapa peralatan


-Kasa steril
-Pembalut gulung/perban
-Pembalut perekat/plester
-Gunting pembalut
-Bidai
-Pinset
-Senter
-Selimut
-Alkohol 70%
-Kapas
-Obat obatan

penilaian korban:
I. Evaluasi Situasi:
Sebelum mendekati korban, pastikan Anda telah memeriksa keamanan situasi
secara keseluruhan:

1. Keamanan Diri: Pastikan Anda dan tim pertolongan pertama aman. Jangan
membahayakan diri sendiri dalam proses membantu korban.
2. Keamanan Korban: Pastikan korban dalam keadaan aman. Jika ada bahaya
yang berkelanjutan, segera menghilangkan atau menjauhkan korban dari
bahaya tersebut.
II. Evaluasi Korban:

1. Responsif atau Tidak Responsif: Cobalah memanggil nama korban atau


memberikan rangsangan fisik lembut, seperti menggoyangkan bahu.
Tanyakan, "Apakah Anda baik-baik saja?" Jika tidak ada respons, korban
mungkin tidak responsif.
2. Panggil Bantuan Medis: Jika korban tidak responsif atau tampak sangat
sakit atau terluka, segera hubungi nomor darurat (misalnya, 112 atau 911).
3. Pemeriksaan Pernapasan: Periksa pernapasan korban. Letakkan telinga
Anda di dekat mulut dan hidung korban sambil memeriksa pergerakan
dada. Dengarkan napas korban. Jika tidak ada pernapasan normal, Anda
harus memulai CPR.
4. Pemeriksaan Detak Jantung: Periksa denyut nadi pada korban. Ini bisa
dilakukan dengan meraba leher (pulsus karotis) atau pergelangan tangan
(pulsus radialis). Hitung denyut nadi selama 10 detik dan kalikan dengan 6
untuk mendapatkan denyut per menit. Jika tidak ada denyut nadi, Anda
harus memulai CPR.
5. Pemeriksaan Luka atau Cedera: Cari tanda-tanda luka atau cedera pada
korban, seperti perdarahan, patah tulang, atau luka bakar. Berikan
pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang ditemukan.
6. Kondisi Medis Lainnya: Tanyakan kepada korban atau saksi apakah
korban memiliki kondisi medis khusus atau mengambil obat-obatan
tertentu. Ini bisa membantu dalam penilaian dan pertolongan pertama.

III. Prioritaskan Tindakan:

Setelah melakukan penilaian awal, tentukan tindakan apa yang paling mendesak
berdasarkan kondisi korban:
1. Kasus Henti Jantung dan Pernapasan: Jika korban tidak bernapas atau
tidak memiliki denyut nadi, segera mulai CPR.
2. Perdarahan: Jika ada perdarahan yang signifikan, hentikan perdarahan
dengan memberikan tekanan langsung atau menggunakan perban.
3. Luka atau Cedera Lainnya: Tangani luka atau cedera lainnya sesuai
dengan tingkat keparahan. Misalnya, imobilisasi tulang yang patah atau
memberikan perawatan luka bakar.
4. Syok: Jika korban mengalami syok (tanda-tanda tekanan darah rendah,
pucat, bingung), bantu korban berbaring dengan kaki lebih tinggi dari
kepala.
5. Kondisi Medis Mendesak: Jika korban memiliki kondisi medis yang
mendesak, seperti alergi serius atau serangan jantung, berikan pertolongan
pertama sesuai dengan kebutuhan.
6. Pingsan atau Kesadaran Menurun: Jika korban pingsan atau mengalami
kesadaran menurun tanpa tanda-tanda henti jantung atau pernapasan,
pastikan mereka dalam posisi yang aman dan nyaman.
7. Pertolongan Pertama Lanjutan: Setelah tindakan pertolongan pertama
awal, terus monitor korban dan berikan perawatan tambahan sesuai
kebutuhan.

IV. Komunikasi:

Selama seluruh proses penilaian dan pertolongan pertama, komunikasikan dengan


korban dengan tenang dan memberikan pengertian. Berbicaralah dengan mereka
untuk menjaga kenyamanan dan mengurangi kecemasan.

V. Evaluasi Terus-Menerus:

Terus pantau korban dan ulangi penilaian secara berkala untuk memastikan
kondisinya tetap stabil atau memburuk. Sesuaikan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengan perkembangan kondisi korban.

VI. Pelaporan dan Transfer:

Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.Ingatlah bahwa penilaian
korban adalah proses yang dinamis, dan prioritas tindakan dapat berubah seiring
waktu. Yang terpenting, tetap tenang, berkoordinasi dengan rekan tim pertolongan
pertama, dan berikan pertolongan sesuai dengan tingkat pelatihan Anda. Selalu
prioritas keselamatan, termasuk keselamatan Anda sendiri, selama memberikan
pertolongan pertama.

penanganan pendarahan:
1. Jenis Pendarahan:

Terdapat dua jenis utama pendarahan yang perlu dikenali:

 Pendarahan Luar: Pendarahan yang terjadi di luar tubuh, seperti


pendarahan dari luka terbuka.
 Pendarahan Dalam: Pendarahan yang terjadi di dalam tubuh, seperti
perdarahan internal akibat cedera organ dalam.
2. Langkah Pertama: Evaluasi Keselamatan:

Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.

3. Teknik Dasar untuk Menghentikan Pendarahan Luar:

Tindakan Pertama: Pakailah sarung tangan medis jika tersedia untuk


menghindari kontak langsung dengan darah korban.

Tekan Langsung: Tempatkan kain bersih, perban, atau tangan Anda sendiri (jika
tidak ada perban) di atas luka dan tekan dengan lembut. Tekanan ini bertujuan
untuk menghentikan perdarahan. Jangan mengangkat kain atau perban jika darah
menyerapnya; tambahkan lapisan di atasnya.

Angkat dan Dukung: Jika luka itu besar atau berat, Anda bisa menambahkan
bantal atau kain bersih di bawah bagian yang berdarah untuk mengangkatnya. Ini
membantu mengurangi aliran darah ke area tersebut.

Gunakan Tambahan Perban: Jika perban awal tidak cukup, Anda bisa
menambahkan perban baru di atas perban yang sudah ada. Pastikan perban baru
tetap terpasang erat.

Perdarahan di Tangan atau Kaki: Untuk pendarahan pada tangan atau kaki,
cobalah menggunakan pengikat tekanan, seperti tali atau ikat pinggang, di atas
luka dan di atas perban untuk meningkatkan tekanan dan menghentikan
perdarahan. Longgarkan ikatan sesekali untuk memastikan darah tetap mengalir
ke ujung anggota tubuh.

Elevasi: Jika mungkin dan tidak mengganggu pemberian pertolongan lainnya,


angkat anggota tubuh yang berdarah di atas tingkat jantung. Ini juga dapat
membantu mengurangi aliran darah ke area tersebut.

4. Evaluasi Terus-Menerus:

Selama penanganan pendarahan, terus pantau korban untuk memastikan


perdarahan berhenti. Jika perdarahan terus berlanjut atau korban mengalami syok
(tanda-tanda tekanan darah rendah), segera hubungi bantuan medis darurat.

5. Pertolongan Pendarahan dalam:

Pendarahan dalam mungkin tidak terlihat dari luar, tetapi tanda-tandanya


termasuk kulit pucat, pernapasan cepat, detak jantung lemah, dan gejala syok.
Korban mungkin mengeluh nyeri perut atau terluka di bagian dalam. Pertolongan
pertama untuk pendarahan dalam adalah memanggil bantuan medis darurat dan
memantau tanda-tanda vital korban sambil memberikan dukungan.

6. Pelaporan dan Transfer:

Setelah menghentikan perdarahan awal, jika diperlukan, laporkan kepada tim


medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses transfer korban ke fasilitas
medis yang lebih lengkap.

Selalu ingat untuk menjaga kebersihan diri Anda selama penanganan pendarahan
dan menghindari kontak langsung dengan darah korban jika memungkinkan.
Pendarahan yang tidak diobati dapat menjadi situasi yang mengancam jiwa, jadi
segera menghentikan perdarahan adalah prioritas utama dalam pertolongan
pertama.

penanganan luka:

1. Evaluasi Keselamatan Awal:


Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.

2. Sarung Tangan Medis:


Pakailah sarung tangan medis jika tersedia untuk menghindari kontak langsung
dengan luka korban dan mencegah penyebaran infeksi. Jika sarung tangan tidak
tersedia, pastikan tangan Anda bersih atau cuci dengan sabun dan air sebelum
menangani luka.

3. Teknik Dasar untuk Penanganan Luka:

 Pembersihan: Gunakan air bersih (atau larutan garam khusus jika


tersedia) untuk membersihkan luka. Hindari penggunaan alkohol atau
hidrogen peroksida yang dapat merusak jaringan. Pastikan air yang
digunakan bersih dan hangat.
 Perdarahan: Hentikan perdarahan dengan menekan luka menggunakan
kain bersih, perban, atau tangan Anda. Gunakan tekanan lembut dan
tambahkan lapisan jika perlu. Jika perdarahan sangat parah, tambahkan
tekanan dengan bantuan perban atau pengikat tekanan.
 Rendam Luka: Jika benda asing seperti serpihan kaca terperangkap di
dalam luka, jangan mencabutnya. Biarkan benda asing tetap di sana
dan basahi luka dengan air bersih untuk mengurangi risiko infeksi.
 Antiseptik: Jika Anda memiliki antiseptik (misalnya, larutan iodin atau
klorheksidin), oleskan dengan lembut di sekitar luka untuk membunuh
bakteri. Hindari mengaplikasikan antiseptik langsung ke dalam luka
terbuka.
 Perban atau Plester: Tutup luka dengan perban steril atau plester sesuai
ukuran. Pastikan perban atau plester menutupi seluruh luka dan
melekat dengan baik.
 Luka Terbuka Besar: Untuk luka terbuka besar atau dalam, seperti luka
sayatan yang dalam atau robekan, segera hubungi bantuan medis
darurat. Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih, dan jangan
mencoba membersihkan luka yang dalam sendiri.

4. Tetap Monitor dan Jaga Kebersihan:


Selama masa penyembuhan, terus pantau luka untuk memastikan tidak ada tanda
infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, nanah, atau demam. Ganti perban atau
plester jika kotor atau basah.Jaga kebersihan luka dengan menjaganya tetap kering
dan bersih. Hindari perendaman luka dalam air selama beberapa hari.

5. Antibiotik dan Vaksinasi:


Jika luka mungkin terkontaminasi oleh kotoran atau benda asing yang berpotensi
mengandung bakteri berbahaya (seperti luka gigitan hewan), berkonsultasilah
dengan profesional medis tentang perlunya antibiotik atau vaksinasi tambahan.

6. Pelaporan dan Transfer:


Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap, terutama jika luka sangat
serius atau mengancam jiwa.
Ingatlah bahwa penanganan luka harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan
kebersihan yang baik untuk mencegah infeksi. Jika Anda tidak yakin tentang cara
menangani luka tertentu, penting untuk mencari bantuan medis profesional.

penanganan patah tulang:


1. Evaluasi Keselamatan Awal:

Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.
2. Sarung Tangan Medis:

Pakailah sarung tangan medis jika tersedia untuk menghindari kontak langsung
dengan patah tulang dan mencegah penyebaran infeksi. Jika sarung tangan tidak
tersedia, pastikan tangan Anda bersih atau cuci dengan sabun dan air sebelum
menangani patah tulang.

3. Penanganan Patah Tulang:

 Tetap Tenang: Berbicaralah dengan korban dan beri tahu mereka bahwa
Anda akan membantu. Pastikan mereka tetap tenang juga.
 Imobilisasi Patah Tulang: Jangan mencoba memindahkan atau mengatur
ulang tulang yang patah. Biarkan tulang tetap dalam posisi alaminya. Anda
dapat memasang penahan atau imobilisasi sementara untuk mencegah
gerakan yang dapat merusak lebih lanjut.
 Penahan Sederhana: Gunakan benda yang ada di sekitar Anda, seperti
papan, kayu, atau kain sebagai penahan sederhana. Letakkan penahan di
sekitar area patah dan ikat dengan perban atau tali, sehingga tulang tetap
dalam posisi yang benar. Pastikan penahan tidak terlalu ketat yang bisa
memotong peredaran darah.
 Penahan untuk Lengan: Untuk patah tulang lengan, gunakan penahan
sederhana di sekitar lengan dan jari korban. Biarkan siku dan lutut
membungkuk alami untuk mengurangi ketegangan.
 Penahan untuk Kaki: Untuk patah tulang kaki atau paha, gunakan penahan
sederhana dari panggul hingga ujung kaki, menjaga lutut sedikit ditekuk
untuk kenyamanan.

4. Tetap Monitor dan Jaga Kebersihan:

Selama korban menunggu bantuan medis, pastikan mereka tetap dalam posisi
yang nyaman dan aman. Gantilah penahan jika terlalu longgar atau terlalu ketat.
Jaga kebersihan kulit di sekitar patah tulang dengan menjaga area tersebut kering
dan bersih.

5. Pertolongan Medis Darurat:

Setelah memberikan pertolongan pertama sementara, segera hubungi bantuan


medis darurat. Patah tulang memerlukan perawatan medis lanjutan untuk evaluasi
dan pengobatan yang lebih tepat.
6. Pelaporan dan Transfer:

Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.

Ingatlah bahwa penanganan patah tulang tidak boleh mencoba untuk memasukkan
atau mengatur ulang tulang yang patah, karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan lebih lanjut. Yang paling penting adalah menjaga tulang tetap dalam
posisi yang benar dan memanggil bantuan medis secepat mungkin.

penanganan luka bakar:


1. Evaluasi Keselamatan Awal:

Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.

2. Kendalikan Sumber Panas:

Jika luka bakar disebabkan oleh api atau panas, pastikan untuk memadamkan
sumber panasnya terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan selimut, air, atau
pemadam kebakaran jika tersedia.

3. Lakukan Evaluasi Luka Bakar:

Klasifikasi Luka Bakar: Luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkat
berdasarkan tingkat keparahan:
 Luka Bakar Superfisial (Luka Bakar Tingkat 1): Mempengaruhi lapisan
atas kulit.
 Luka Bakar Parsial (Luka Bakar Tingkat 2): Mempengaruhi lapisan kulit
yang lebih dalam
 Luka Bakar Penuh (Luka Bakar Tingkat 3): Mempengaruhi semua lapisan
kulit dan mungkin jaringan di bawahnya.

4. Penanganan Luka Bakar Superfisial (Luka Bakar Tingkat 1):

 Dinginkan dengan Air: Secepat mungkin, rendam luka bakar dalam air
dingin (tidak dingin beku) selama sekitar 10-20 menit. Ini membantu
menghilangkan panas dari kulit dan mengurangi rasa sakit. Jangan
gunakan es atau air dingin yang sangat dingin karena dapat merusak
jaringan.
 Hindari Bahan Kimia: Jangan mengoleskan bahan kimia, seperti krim atau
minyak, ke luka bakar.
 Lindungi Luka: Tutup luka bakar dengan perban steril atau plester yang
tidak melekat. Hindari mengoleskan bahan tertentu yang menempel pada
luka.
 Berikan Analgesik: Jika diperlukan, berikan obat pereda nyeri seperti
parasetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk dosis.

5.Penanganan Luka Bakar Parsial dan Penuh


(Luka Bakar Tingkat 2 dan 3):

 Lindungi Luka: Jangan mencoba menghilangkan baju yang melekat pada


luka bakar. Tutup luka dengan kain bersih, perban steril, atau kain bersih
yang tidak melekat, dan jangan tekan terlalu keras.
 Hindari Bahan Kimia: Jangan mengoleskan bahan kimia apa pun pada
luka bakar yang lebih parah.
 Tetap Panas: Jika luka bakar melibatkan luas tubuh yang besar, pastikan
korban tetap hangat dan hindari pendinginan tubuh yang berlebihan.

6. Pertolongan Medis Darurat:


Untuk luka bakar yang lebih serius atau luas, segera hubungi bantuan medis
darurat. Luka bakar yang parah memerlukan perawatan medis yang lebih lanjut,
termasuk hidrasi intravena dan perawatan spesialis.

7. Pelaporan dan Transfer:


Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.
Ingatlah bahwa penanganan luka bakar harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah infeksi dan meminimalkan kerusakan tambahan. Yang paling penting
adalah menjaga korban tetap tenang, menjauhkan dari sumber panas, dan
memberikan perawatan medis secepat mungkin, terutama untuk luka bakar yang
lebih serius.

penanganan keracunan:

1. Evaluasi Keselamatan Awal:


Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.
2. Identifikasi Agennya:
Cobalah untuk mengidentifikasi agen penyebab keracunan. Ini bisa berupa zat
kimia, makanan tertentu, obat-obatan, atau zat lainnya.

3. Hubungi Bantuan Medis Darurat:


Segera hubungi nomor darurat medis (misalnya, 112 atau 911) jika korban
mengalami gejala keracunan serius atau jika Anda tidak yakin apa yang
menyebabkan keracunan.

4. Tindakan Pertolongan Pertama:


Jika Korban Sadar: Jika korban sadar dan masih bisa berbicara, tanyakan kepada
mereka tentang agen penyebab keracunan, waktu paparannya, dan gejala yang
dirasakan. Informasi ini dapat membantu petugas medis saat tiba.
Jika Korban Tidak Sadar atau Tak Sadar Penuh: Pastikan korban dalam posisi
yang aman dan pasang mereka di sisi untuk mencegah tersedak dengan muntahan
atau cairan.

5. Jangan Memprovokasi Muntah (Kecuali diarahkan oleh petugas medis):


Tidak semua keracunan memerlukan pengosongan lambung. Jika korban telah
mengonsumsi bahan beracun, jangan mencoba memprovokasi muntah kecuali
diarahkan oleh petugas medis atau pusat pengendalian keracunan. Pemberian air
putih atau susu segera setelah keracunan dapat membantu mengencerkan agen
beracun.

6. Perawatan Simptomatik:
Berikan perawatan pertolongan pertama yang sesuai dengan gejala yang dialami
korban, seperti pernapasan buatan jika pernapasan terhenti, atau CPR jika detak
jantung terhenti.

7. Hindari Menyuntikkan Apapun:


Jangan mencoba memberikan obat-obatan atau ramuan tanpa petunjuk medis. Ini
dapat memperburuk kondisi korban.

8.Simpan Sampel Bahan Beracun (Jika Mungkin):


Jika Anda tahu atau mencurigai agen penyebab keracunan, cobalah menyimpan
sampelnya dalam wadah yang aman untuk membantu petugas medis dalam
diagnosis.
9. Pantau dan Berikan Dukungan Emosional:
Selama menunggu bantuan medis darurat, tetap bersama korban, berikan
dukungan emosional, dan pantau tanda-tanda vital mereka. Pastikan mereka tetap
dalam posisi yang nyaman.

10. Pelaporan dan Transfer:


Setelah pertolongan pertama awal, jika perlu, laporkan kepada tim medis yang
tiba di lokasi dan bantu dalam proses transfer korban ke fasilitas medis yang lebih
lengkap.
Ingatlah bahwa penanganan keracunan dapat sangat bervariasi tergantung pada
agen penyebab dan gejala yang dialami korban. Jika Anda tidak yakin tentang
cara menangani kasus keracunan tertentu, penting untuk mencari bantuan medis
profesional secepat mungkin, atau menghubungi pusat pengendalian keracunan
yang tersedia di beberapa wilayah. Jangan ragu untuk mendiskusikan kasus
keracunan dengan petugas medis saat mereka tiba di tempat kejadian.

Penanganan pertama untuk pingsan:


1. Evaluasi Keselamatan Awal:
Sebelum mendekati korban, pastikan bahwa Anda dan korban berada dalam
situasi yang aman. Jika ada bahaya yang berkelanjutan, pastikan untuk
menghilangkannya terlebih dahulu.

2. Amankan Lingkungan:
Pastikan korban tidak berada di tempat yang berpotensi berbahaya, seperti di tepi
jalan atau di sekitar barang-barang tajam.

3. Periksa Responsifitas:
Cobalah memanggil nama korban atau memberikan rangsangan fisik lembut,
seperti menggoyangkan bahu. Tanyakan, "Apakah Anda baik-baik saja?" Jika
tidak ada respons, pastikan bahwa korban benar-benar tidak responsif.

4. Pastikan Pernapasan dan Detak Jantung:


Jika korban tidak responsif, periksa pernapasan korban. Letakkan telinga Anda
dekat mulut dan hidung korban sambil memeriksa pergerakan dada dan dengarkan
napasnya. Jika tidak ada pernapasan normal, Anda harus memulai CPR.

Periksa juga denyut nadi korban. Ini bisa dilakukan dengan meraba leher (pulsus
karotis) atau pergelangan tangan (pulsus radialis). Hitung denyut nadi selama 10
detik dan kalikan dengan 6 untuk mendapatkan denyut per menit. Jika tidak ada
denyut nadi, Anda juga harus memulai CPR.
5. Letakkan Korban dalam Posisi yang Aman:

Jika korban tidak menunjukkan tanda-tanda cedera fisik dan pernapasannya


normal, letakkan korban dalam posisi terlentang dengan kaki sedikit diangkat. Ini
membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Namun, jika ada tanda-tanda
cedera fisik atau Anda tidak yakin apa yang terjadi, hindari mengubah posisi
korban dan panggil bantuan medis darurat.

6. Panggil Bantuan Medis Darurat:


Jika korban tidak pulih setelah beberapa menit atau jika mereka mengalami
pingsan berulang, segera hubungi nomor darurat medis (misalnya, 112 atau 911)
atau minta seseorang lain untuk melakukannya.

7. Pantau Korban:
Selama korban pingsan, pantau pernapasannya. Pastikan mereka dalam posisi
yang nyaman dan aman. Jika pernapasan atau denyut jantung korban terhenti,
segera mulai CPR.

8. Pelaporan dan Transfer:


Jika perlu, laporkan kepada tim medis yang tiba di lokasi dan bantu dalam proses
transfer korban ke fasilitas medis yang lebih lengkap.
Penting untuk diingat bahwa pingsan bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk dehidrasi, tekanan darah rendah, atau masalah medis yang lebih serius.
Jika seseorang sering mengalami pingsan atau pingsan tanpa alasan yang jelas,
mereka harus berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.

penanganan gigitan dan sengatan serangga atau binatang:

1. Identifikasi Gigitan atau Sengatan:


Jika mungkin, identifikasi serangga atau binatang yang menggigit atau menyengat
korban. Informasi ini dapat membantu dalam penanganan dan pengobatan yang
lebih tepat.

2. Jangan Menggaruk:
Jangan menggaruk atau menggosok area yang tergigit atau tersengat. Hal ini dapat
memperburuk rasa sakit, memicu peradangan, atau menyebabkan infeksi.
3.Bersihkan Luka:
Cuci daerah yang terkena gigitan atau sengatan dengan sabun lembut dan air.
Pastikan area tersebut bersih dari kotoran atau kuman yang dapat menyebabkan
infeksi.

4. Gunakan Dingin (Jika Tersedia):


Untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, Anda dapat mengompres area
yang tergigit atau tersengat dengan es atau kain dingin yang dibungkus dengan
kain bersih. Jangan langsung mengaplikasikan es pada kulit yang telanjang,
karena ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Gunakan selama 15-20 menit,
kemudian istirahatkan selama beberapa menit.

5. Perawatan Obat Topikal (Jika Tersedia):


Anda dapat menggunakan krim atau salep yang mengandung antihistamin atau
kortikosteroid non-preskripsi untuk membantu mengurangi gatal dan peradangan
pada gigitan atau sengatan serangga.

6. Batasi Aktivitas Fisik:


Jika gigitan atau sengatan serangga terjadi di tangan atau kaki, hindari aktivitas
fisik yang berlebihan pada anggota tubuh yang terkena. Ini membantu mengurangi
risiko penyebaran racun dalam aliran darah.

7. Penggunaan Antihistamin Oral (Jika Tersedia):


Jika korban mengalami reaksi alergi yang ringan seperti gatal-gatal atau bengkak
setelah gigitan atau sengatan serangga, Anda dapat memberikan antihistamin oral
sesuai petunjuk dosis. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang ada
pada kemasan atau sesuai anjuran dokter.

8. Pantau Gejala (Khususnya pada Alergi):


Jika korban mengalami reaksi alergi yang lebih serius, seperti kesulitan bernapas,
pembengkakan wajah atau bibir, detak jantung cepat, atau pingsan, segera
hubungi nomor darurat medis dan berikan informasi tentang gigitan atau sengatan
tersebut.

9. Identifikasi Toksisitas (Untuk Gigitan Binatang Berbisa):


Jika korban digigit oleh binatang berbisa (seperti ular berbisa), segera identifikasi
jenis binatang tersebut jika aman untuk dilakukan tanpa risiko tambahan. Ini
membantu petugas medis dalam pengobatan yang tepat.
10. Pertolongan Medis Darurat:
Jika korban mengalami reaksi alergi serius, gigitan atau sengatan oleh binatang
berbisa, atau jika Anda tidak yakin tentang kondisi korban, segera hubungi nomor
darurat medis (misalnya, 112 atau 911).
Selalu penting untuk berhati-hati dan waspada saat berada di lingkungan di mana
serangga atau binatang berpotensi menggigit atau menyengat. Jika korban
mengalami gigitan atau sengatan yang parah atau jika reaksi alergi serius terjadi,
penanganan medis segera diperlukan. Selalu ikuti petunjuk medis dan
konsultasikan dengan profesional medis jika ada keraguan atau ketidakpastian
dalam penanganan.

pertolongan pertama untuk beberapa kondisi medis mendadak umum:

1. Serangan Jantung:

 Tandai gejala serangan jantung, seperti nyeri dada yang menyebar ke


lengan kiri, leher, atau rahang, sesak napas, mual, dan keringat dingin.
 Segera hubungi nomor darurat medis (misalnya, 112 atau 911).
 Biarkan korban duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman, dan
bantu mereka mengunyah atau menelan aspirin (jika mereka tidak
memiliki alergi atau kontraindikasi terhadap aspirin) untuk mencegah
pembekuan darah yang dapat memperparah serangan jantung.
 Jika korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas, lakukan CPR.

2. Stroke:

 Ingatkan gejala stroke dengan mnemonic "FAST": Wajah (apakah salah


satu sisi wajah terjatuh?), Lengan (apakah salah satu lengan tidak bisa
diangkat?), Bicara (apakah bicaranya cadel atau tidak jelas?), Waktu
(segera hubungi nomor darurat jika ada gejala).
 Segera hubungi nomor darurat medis.
 Bantu korban untuk duduk atau berbaring dengan kepala sedikit diangkat.
 Jangan berikan makanan atau minuman kepada korban yang mengalami
stroke.
3. Kejang:

 Pastikan korban aman dari bahaya fisik. Letakkan mereka di lantai jika
mungkin
 Letakkan bantal atau benda lembut di bawah kepala korban untuk
melindungi kepala mereka.
 Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut korban atau mencoba
menahan gerakan kejang mereka.
 Setelah kejang berakhir, letakkan korban dalam posisi pemulihan yang
nyaman dan pantau mereka.

4. Penyakit Pernapasan Akut (misalnya, serangan asma):

 Bantu korban duduk dalam posisi yang nyaman dengan bahu agak
dimajukan.
 Bantu mereka menggunakan inhaler atau nebulizer jika mereka
memilikinya.
 Jika pernapasan korban berhenti, lakukan CPR.

5. Penyakit Perdarahan Mendadak (misalnya, pendarahan hebat):

 Tekan luka dengan kain bersih atau perban untuk menghentikan


perdarahan.
 Angkat anggota tubuh yang berdarah di atas tingkat jantung untuk
mengurangi aliran darah.
 Segera hubungi nomor darurat medis.

6. Alergi yang Menyebabkan Sesak Napas (misalnya, anafilaksis):

 Segera berikan epinefrin (adrenalin) jika tersedia dan sesuai dengan resep
atau petunjuk medis.
 Panggil nomor darurat medis.
 Bantu korban untuk duduk dalam posisi yang nyaman dan coba berikan
alat bantu pernapasan jika ada.

7. Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah):

 Berikan korban makanan atau minuman yang mengandung gula, seperti


permen atau jus.
 Segera hubungi nomor darurat medis jika korban tidak membaik atau jika
mereka kehilangan kesadaran.

Penting untuk selalu menghubungi bantuan medis darurat saat menghadapi


kondisi medis mendadak. Tindakan pertolongan pertama adalah langkah awal
yang penting untuk memberikan perawatan awal yang dapat meningkatkan
peluang keselamatan korban. Jika Anda tidak yakin tentang cara menangani
situasi medis tertentu, segera hubungi nomor darurat medis dan ikuti petunjuk
operator darurat.

penggunaan beberapa peralatan pertolongan pertama umum:

1. Sarung Tangan Medis:


Sarung tangan medis adalah perlengkapan pertama yang harus digunakan saat
merawat korban. Ini melindungi petugas pertolongan pertama dari paparan cairan
tubuh korban dan mencegah penularan infeksi. Pastikan untuk memakai sarung
tangan medis sebelum menyentuh korban atau luka.

2. Plester atau Band-Aid:


Plester atau Band-Aid digunakan untuk menutup luka kecil, lecet, atau goresan.
Pastikan luka dan kulit di sekitarnya bersih sebelum menempelkan plester. Pilih
plester yang sesuai dengan ukuran luka.

3. Perban:
Perban adalah gulungan kain yang digunakan untuk menjaga perban atau alat
medis lainnya tetap di tempat. Mereka juga bisa digunakan untuk mengikat
penahan pada luka atau untuk mengikat tulang yang patah. Pastikan perban
ditempatkan dengan cukup kencang untuk menjaga perlengkapan medis tetap di
tempat tanpa membatasi peredaran darah.

4. Alas Luka (Sterile Dressing):


Alas luka sterile digunakan untuk menutup luka terbuka yang lebih serius.
Pastikan alas luka sterile bersih dan tidak terkontaminasi sebelum
menempatkannya di atas luka. Gunakan perban atau perekat medis untuk menjaga
alas luka tetap di tempat.

5. Gunting Medis:
Gunting medis berguna untuk memotong pakaian atau perban yang perlu
dihilangkan untuk merawat luka. Pastikan gunting medis tajam dan steril.
6. Penjepit Serpihan atau Pinset Medis:
Penjepit serpihan atau pinset medis digunakan untuk mengeluarkan serpihan atau
benda asing dari luka. Pastikan penjepit atau pinset steril sebelum digunakan.

7. Alat Semprot Cairan untuk Membersihkan Luka:


Alat semprot cairan khusus digunakan untuk membersihkan luka yang
terkontaminasi. Ini bisa berupa larutan garam atau larutan antiseptik. Pastikan
untuk mengikuti petunjuk penggunaan alat semprot dan menjaga kebersihan saat
membersihkan luka.

8. Pembalut dan Benda Perban Lutut:


Pembalut dan benda perban lutut digunakan untuk mengobati berbagai jenis luka
seperti luka sayatan, lecet, atau goresan. Pastikan mereka selalu steril sebelum
digunakan.

9. Tourniquet (Alat Penyumbat Aliran Darah):


Tourniquet adalah alat yang digunakan untuk menghentikan perdarahan pada luka
yang parah. Ini sebaiknya digunakan hanya sebagai tindakan terakhir jika
perdarahan sangat serius dan sulit dikendalikan.

10. Alat Resusitasi Jantung (AED):


AED adalah alat yang digunakan untuk memberikan defibrilasi otomatis kepada
korban yang mengalami henti jantung. Pemakaian AED biasanya memerlukan
pelatihan khusus, dan mereka harus digunakan sesuai petunjuk yang ada pada
peralatan tersebut.
Penting untuk mendapatkan pelatihan yang sesuai dalam penggunaan peralatan
pertolongan pertama dan mengikuti prosedur yang benar. Selain itu, peralatan
pertolongan pertama harus tetap dalam kondisi yang baik dan steril. Pemahaman
tentang cara menggunakan peralatan ini akan membantu Anda memberikan
perawatan pertama yang efektif dalam situasi darurat.

penanganan syok:

1. Identifikasi Tanda-Tanda Syok:


Tanda-tanda syok bisa mencakup kulit pucat, keringat dingin, nadi lemah dan
cepat, tekanan darah rendah, kebingungan, kelemahan, napas cepat, atau
kehilangan kesadaran. Identifikasi tanda-tanda ini secara cepat dapat membantu
dalam penanganan yang lebih efektif.
2. Panggil Bantuan Medis Darurat:
Segera hubungi nomor darurat medis (misalnya, 112 atau 911) dan berikan
informasi tentang kondisi korban.

3. Pastikan Keselamatan Lingkungan:


Pastikan lingkungan sekitar korban aman dari bahaya fisik. Jika mungkin, hindari
lebih banyak cedera atau trauma.

4. Pertahankan Posisi Korban:


Letakkan korban dalam posisi terlentang dengan kaki sedikit diangkat. Ini
membantu meningkatkan aliran darah ke otak.

5. Tetap Tenang dan Bantu Korban:


Berbicaralah dengan tenang kepada korban untuk menjaga mereka tetap tenang.
Jika mereka sadar, hindari memberikan makanan atau minuman.

6. Kendalikan Perdarahan (Jika Ada):


Jika syok disebabkan oleh kehilangan darah, cobalah menghentikan perdarahan
dengan menggunakan alas luka, perban, atau penjepit pembuluh darah jika
diperlukan.

7. Berikan Oksigen (Jika Tersedia):


Jika Anda memiliki akses ke oksigen dan alat bantu pernapasan, gunakan untuk
membantu korban bernapas lebih baik.

8. Pertolongan Medis Lanjutan:


Korban syok memerlukan perawatan medis lanjutan secepat mungkin. Jika
bantuan medis darurat belum tiba, segera bawa korban ke fasilitas medis yang
lebih lengkap jika memungkinkan.

9. Pantau Tanda-Tanda Vital:


Selama menunggu bantuan medis, pantau tanda-tanda vital korban seperti denyut
nadi, tekanan darah, dan pernapasan mereka secara berkala. Laporkan perubahan
signifikan kepada petugas medis saat mereka tiba.

10. Hindari Memberikan Makanan atau Minuman (Khususnya Jika


Pembedahan Mungkin):
Jika korban mungkin membutuhkan operasi darurat, hindari memberikan
makanan atau minuman kepada mereka. Ini akan membantu mencegah komplikasi
selama pembedahan.
Penting untuk diingat bahwa syok adalah kondisi medis yang serius dan
memerlukan perhatian medis segera. Tindakan pertama yang cepat dan tepat dapat
membantu meningkatkan peluang keselamatan korban. Jika Anda tidak yakin
tentang apa yang harus dilakukan, segera hubungi nomor darurat medis dan ikuti
petunjuk operator darurat.

komunikasi dan kesiapan dalam pertolongan pertama:

Komunikasi dalam Pertolongan Pertama:

Pentingnya Komunikasi:
Komunikasi adalah kunci dalam situasi darurat. Ini membantu mengidentifikasi
masalah, mengoordinasikan respons, memberikan informasi kepada petugas
medis, dan memberikan dukungan emosional kepada korban.

Komunikasi Efektif:
 Berbicaralah dengan jelas dan tenang. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh semua orang yang terlibat.
 Dengarkan aktif: Dengarkan dengan seksama apa yang dikatakan korban
atau saksi. Ini dapat membantu dalam penentuan langkah selanjutnya.
 Pertimbangkan emosi: Ketika berbicara dengan korban atau saksi,
pertimbangkan emosi mereka. Tetap tenang dan berempati.
 Berikan informasi yang relevan: Berikan informasi yang dibutuhkan
kepada petugas medis atau tim darurat, seperti lokasi, jumlah korban, dan
kondisi mereka.

Pertimbangan Khusus untuk Korban yang Kesulitan Berkomunikasi:


Dalam beberapa kasus, korban mungkin sulit untuk berkomunikasi, seperti korban
yang kesulitan berbicara atau korban anak-anak. Dalam situasi ini, cobalah untuk
memahami situasi sebaik mungkin dan cari tahu apa yang dibutuhkan.

Kesiapan dalam Pertolongan Pertama:

Pemahaman tentang Pertolongan Pertama:


Pemahaman tentang prinsip-prinsip pertolongan pertama dan prosedur dasar
adalah kunci kesiapan. Anda harus tahu apa yang harus dilakukan dalam berbagai
situasi darurat.
Peralatan Pertolongan Pertama:
Siapkan dan kenali peralatan pertolongan pertama yang biasa Anda gunakan.
Pastikan peralatan tersebut dalam kondisi yang baik dan mudah diakses.
Pelatihan dan Sertifikasi:
Ikuti pelatihan pertolongan pertama dan CPR. Memiliki sertifikasi dalam
pertolongan pertama dapat meningkatkan kemampuan Anda dan memberikan
kepercayaan diri.

Rencana Darurat:
Buat rencana darurat untuk situasi yang mungkin terjadi, seperti kebakaran,
gempa bumi, atau cuaca buruk. Rencana ini harus mencakup lokasi pertemuan
keluarga dan alamat darurat.

Tinjauan Reguler:
Tinjau pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama secara berkala.
Praktekkan keterampilan ini untuk menjaga ketepatan dalam respons darurat.

Kesiapan Mental:
Kesiapan juga termasuk kesiapan mental. Cobalah untuk tetap tenang dalam
situasi darurat dan tidak panik. Keputusan yang cepat dan tepat bisa
menyelamatkan nyawa.

Informasi Medis Pribadi:


Jika Anda atau anggota keluarga memiliki kondisi medis yang penting, pastikan
informasi medis ini selalu dapat diakses oleh petugas medis dalam situasi darurat.

Ketersediaan Nomor Darurat:


Simpan nomor-nomor darurat yang penting, seperti nomor telepon rumah sakit
terdekat atau pusat pengendalian keracunan, di tempat yang mudah diakses.
Kesiapan dan komunikasi yang baik adalah kunci dalam memberikan pertolongan
pertama yang efektif dalam situasi darurat. Dengan memahami dan
mempersiapkan diri dengan baik, Anda dapat menjadi anggota yang berharga
dalam merespons situasi darurat dan membantu menyelamatkan nyawa.

pengenalan situasi darurat:

Definisi Situasi Darurat: Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan situasi
darurat, yaitu situasi yang mengancam keselamatan, kesehatan, atau kehidupan
individu atau masyarakat secara umum.
Jenis-Jenis Situasi Darurat: Penjelasan tentang berbagai jenis situasi darurat
yang mungkin terjadi, seperti:
 Bencana Alam: Gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, tornado, dan
lain sebagainya.
 Kebakaran: Termasuk cara mengidentifikasi risiko kebakaran dan cara
menghadapinya.
 Krisis Kesehatan: Penyebaran penyakit menular, wabah, atau pandemi.
Situasi Kekerasan: Konflik bersenjata, tindakan terorisme, atau ancaman
keamanan.

Tanda-Tanda Peringatan: Pemahaman tentang tanda-tanda yang


mengindikasikan kemungkinan terjadinya situasi darurat, seperti peringatan cuaca
buruk, gempa bumi, atau laporan kegiatan mencurigakan.

Peran dan Tanggung Jawab: Materi tentang peran dan tanggung jawab individu
dalam situasi darurat. Ini termasuk pemahaman tentang peran PMR dan peran
otoritas darurat seperti polisi, pemadam kebakaran, dan petugas medis.

Langkah-langkah Pertama: Informasi tentang langkah-langkah pertama yang


harus diambil saat situasi darurat terjadi. Ini mungkin termasuk melindungi diri
sendiri, memperingatkan orang lain, dan menghubungi bantuan darurat.

Evakuasi dan Penyelamatan: Penjelasan tentang prosedur evakuasi jika


diperlukan, termasuk cara aman keluar dari bangunan atau area berbahaya, serta
cara menyelamatkan diri sendiri dan orang lain jika terjebak.

Pusat Evakuasi dan Shelter: Informasi tentang tempat-tempat evakuasi atau


shelter yang mungkin tersedia dalam situasi darurat.

Komunikasi Darurat: Cara menghubungi bantuan darurat seperti nomor telepon


darurat, frekuensi radio darurat, atau aplikasi ponsel yang berguna dalam situasi
darurat.

Pemantauan Informasi: Cara mendapatkan informasi terkini tentang situasi


darurat melalui radio, televisi, media sosial, atau sumber informasi resmi lainnya.

Perencanaan Darurat: Pentingnya memiliki rencana darurat pribadi atau


keluarga, termasuk titik pertemuan, kontak darurat, dan persediaan makanan dan
air.
Pentingnya Keselamatan Pribadi: Penekanan pada pentingnya keselamatan
pribadi dan bagaimana menjaga diri sendiri dari bahaya selama situasi darurat.

Kesiapan dan Latihan: Informasi tentang pentingnya latihan dan perencanaan


darurat secara teratur untuk memastikan bahwa semua orang siap menghadapi
situasi darurat.

Bantuan Kemanusiaan: Pemahaman tentang peran PMR dalam memberikan


bantuan kemanusiaan kepada korban situasi darurat dan bagaimana mereka dapat
membantu.

Peran Komunitas: Informasi tentang bagaimana anggota komunitas dapat


bekerja sama dalam situasi darurat untuk saling membantu dan mendukung.

Etika Kemanusiaan:

Netralitas: Netralitas adalah prinsip yang mengharuskan organisasi dan individu


untuk tidak memihak atau mengambil pihak dalam konflik atau perang saudara.
Mereka harus memberikan bantuan kemanusiaan kepada semua orang yang
membutuhkan tanpa memandang ras, agama, etnis, atau afiliasi politik.

Kesulitan: Prinsip ini menekankan pentingnya memberikan bantuan kepada


mereka yang paling rentan dan membutuhkan, terlepas dari faktor-faktor lain
seperti kebangsaan atau status sosial. Kesulitan harus menjadi faktor penentu
dalam pembagian bantuan.

Mandiri: Organisasi kemanusiaan harus menjaga kemandiriannya dan tidak


menjadi alat atau pion dalam konflik politik atau militer. Mereka harus dapat
beroperasi secara independen dan terbebas dari pengaruh eksternal yang dapat
mengganggu kemanusiaan misi mereka.

Prinsip Manusia Tidak Bersalah: Prinsip ini menegaskan bahwa manusia tidak
bersalah yang tidak terlibat dalam konflik atau kekerasan tidak boleh dihukum
atau menjadi korban tanpa alasan yang jelas. Mereka harus dilindungi dan
diberikan bantuan yang layak.

Prinsip Kehati-hatian dalam Tindakan: Organisasi kemanusiaan harus berhati-


hati agar tidak memperburuk situasi yang sudah buruk. Tindakan mereka harus
mempertimbangkan dampak sosial, politik, dan ekonomi serta dampak
kemanusiaan
Prinsip Keberlanjutan: Bantuan kemanusiaan harus mempertimbangkan aspek
keberlanjutan. Ini berarti memberikan bantuan yang tidak hanya memenuhi
kebutuhan segera, tetapi juga membantu masyarakat untuk pulih dan membangun
kembali kehidupan mereka.

Prinsip Keamanan: Organisasi dan individu harus memprioritaskan keamanan


dan perlindungan masyarakat sasaran. Ini termasuk melindungi hak-hak individu
dan menghindari tindakan yang dapat membahayakan orang lain.

Prinsip Transparansi: Transparansi adalah prinsip yang mendorong organisasi


kemanusiaan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan masyarakat, donor, dan
pihak berwenang tentang tujuan, sumber daya yang digunakan, dan hasil bantuan
mereka.

Prinsip Pertanggungjawaban: Organisasi dan individu harus bertanggung jawab


atas tindakan mereka dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Ini termasuk
pemantauan dan evaluasi program, serta mengambil tindakan korektif jika terjadi
masalah.

Prinsip Kepercayaan: Membangun kepercayaan adalah kunci dalam bantuan


kemanusiaan. Organisasi dan individu harus berupaya memenangkan dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat yang mereka layani.

Pertolongan stress/Gangguan psikologi:

Pemahaman Stres:
 Definisi stres: Penjelasan tentang apa itu stres dan bagaimana ia
memengaruhi tubuh dan pikiran.
 Jenis-jenis stres: Menyebutkan jenis-jenis stres seperti stres akut, stres
kronis, dan stres situasional.

Tanda-tanda Stres:
 Tanda-tanda fisik: Mengenali gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan
tidur, perut kembung, dan tegang otot.
 Tanda-tanda emosional: Mengenali gejala emosional seperti perasaan
cemas, marah, atau depresi.
 Tanda-tanda perilaku: Mengenali perubahan dalam perilaku seperti
menghindari tugas atau konflik interpersonal.
Pemicu Stres
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu stres, seperti tuntutan
pekerjaan, masalah keuangan, atau masalah hubungan.

Dampak Stres:
 Dampak fisik: Menjelaskan bagaimana stres dapat memengaruhi kesehatan
fisik, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan
pencernaan.
 Dampak mental: Mengenali efek stres terhadap kesehatan mental, seperti
kecemasan dan depresi.
 Dampak perilaku: Menyebutkan perubahan perilaku yang dapat
disebabkan oleh stres, seperti penggunaan alkohol atau obat-obatan.

Strategi Penanganan Stres:


 Olahraga dan aktivitas fisik: Mengenali manfaat berolahraga dalam
meredakan stres.
 Teknik relaksasi: Belajar teknik pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau
biofeedback untuk meredakan stres.
 Manajemen waktu: Bagaimana mengatur waktu dan prioritas untuk
mengurangi stres.
 Mendukung jaringan sosial: Pentingnya dukungan dari teman, keluarga,
atau profesional dalam mengatasi stres.
 Merawat diri: Bagaimana menjaga pola tidur yang baik, makan seimbang,
dan menjalani gaya hidup sehat.
 Menetapkan batasan: Belajar untuk mengatakan "tidak" dan menetapkan
batasan yang sehat dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Manajemen Konflik:
Belajar cara mengatasi konflik dengan baik untuk menghindari penumpukan stres.

Pentingnya Dukungan Profesional:


Memahami bahwa dalam beberapa kasus, stres parah atau gangguan mental
memerlukan bantuan profesional seperti psikoterapis atau psikiater.

Kebiasaan Sehat:
Pentingnya menjaga kebiasaan sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan ketahanan terhadap stres.

Mengembangkan Ketahanan Emosional: Bagaimana mengembangkan


ketahanan emosional untuk menghadapi stres dengan lebih baik.
Penanganan Stres di Tempat Kerja:
Bagaimana manajemen dan karyawan dapat menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung kesejahteraan mental.
Strategi penanganan stres di tempat kerja, seperti program kesehatan mental

Pemahaman Gangguan Psikologis:

Definisi dan jenis: Penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan gangguan
psikologis dan berbagai jenis gangguan, seperti gangguan kecemasan, gangguan
mood, dan gangguan makan.

Pemahaman Gejala:
Identifikasi gejala: Mengenali gejala yang mungkin terkait dengan berbagai jenis
gangguan psikologis, seperti perubahan mood, perilaku, tidur, dan pola makan.

Pentingnya Penilaian Profesional:


Pentingnya konsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk diagnosis dan
penanganan yang tepat.

Mengatasi Stigma:
Pentingnya mengatasi stigma dan diskriminasi yang seringkali terkait dengan
gangguan mental.

Pertolongan Pertama:
Cara memberikan dukungan pertama kepada seseorang yang mungkin mengalami
krisis mental atau emosional. Ini termasuk mendengarkan tanpa menghakimi,
memastikan keselamatan, dan menghubungi bantuan profesional jika diperlukan.

Dukungan Sosial:
Peran dukungan sosial dalam pemulihan individu dengan gangguan psikologis.
Mengenali peran keluarga, teman, dan komunitas dalam memberikan dukungan.

Terapi dan Pengobatan:


Berbagai pendekatan terapi dan pengobatan yang digunakan dalam penanganan
gangguan psikologis, termasuk terapi kognitif perilaku, terapi bicara, dan
pengobatan obat-obatan.

Peran Terapis dan Konselor:


Peran terapis dan konselor dalam membantu individu merancang rencana
pengobatan dan pemulihan yang efektif.
Self-Care dan Pencegahan:
Kebiasaan sehat yang dapat membantu mencegah gangguan psikologis dan
mempromosikan kesejahteraan mental, termasuk olahraga, makan seimbang, dan
manajemen stres.

Ketahanan Emosional:
Bagaimana mengembangkan ketahanan emosional yang dapat membantu
seseorang mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.

Pengobatan dalam Jangka Panjang:


Bagaimana merawat gangguan psikologis dalam jangka panjang, termasuk
perawatan berkelanjutan dan pemantauan.

Manajemen Krisis:
Strategi untuk mengatasi situasi darurat yang terkait dengan gangguan psikologis,
termasuk tindakan yang harus diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang
lain.

Pemahaman Hak dan Privasi


Hak dan privasi individu yang mengalami gangguan psikologis, termasuk hukum
dan peraturan yang mengatur perlindungan mereka.

Pendekatan Komunitas:
Bagaimana komunitas dapat berperan dalam mendukung individu dengan
gangguan psikologis, seperti melalui program-program dukungan sosial dan
kampanye kesadaran.

Pentingnya Perencanaan Pemulihan:


Bagaimana merencanakan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk
tujuan-tujuan yang realistis dan dukungan jangka panjang.

Sumber Daya Kesehatan Mental:


Informasi tentang sumber daya dan layanan kesehatan mental yang tersedia di
komunitas, seperti pusat kesehatan mental, hotlines krisis, dan kelompok
dukungan.

Anda mungkin juga menyukai