Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RUTIN 2

Nama : ILHAM ARI AFFANDI PURBA


NIM : 6233111042
DOSEN : Asep Suharta, Dr. M.pd.
MATKUL : Pedagogi Olahraga

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
TUGAS MATERI 2

1. Mengapa Anda sebagai calon guru Penjas harus menguasai teori tentang
Karakteristik Peserta Didik dan perkembangan anak?
JAWAB : Karena setiap karakteristik anak yang satu dengan yang lain pastinya berbeda.
Dengan mengetahui karakteristik peserta didik, saya dapat memetakan kondisi peserta
didik, dan juga dapat mengetahui kemampuan peserta didik agar kemampuan peserta
didik tersebut dapat dikembangkan potensi atau bakat peserta didik.

2. Teori Perkembangan menyeluruh/global dikemukan oleh antara lain : Rousseau,


Stanley Hall, dan Havigurst. Jelaskan secara ringkas / poin poin tentang teori
tersebut.
JAWAB :
1. Teori Perkembangan Jeck Jacques Rousseau
Jean Jacques Rousseau adalah ahli pendidikan beraliran liberal yang menjadi
pendorong pembelajaran discovery. Menurut Jean Jacques Rousseau, perkembangan
anak terbagi menjadi 4 tahap/masa, yaitu tahap bayi, anak, remaja awal, dan remaja.

1. Masa bayi/infancy (usia 0-2 tahun)


Menurut Jean Jacques Rousseau, usia antara 0-2 tahun adalah masa
perkembangan fisik. Kecepatan pertumbuhan fisik lebih dominan dibandingkan
perkembangan aspek lain, sehingga anak disebut sebagai binatang yang sehat.

2. Masa anak / childhood (usia 2-12 tahun)


Masa antara 2-12 tahun disebut masa perkembangan sebagai manusia primitive.
Kecuali masih terjadi pertumbuhan fisik secara pesat, aspek lain sebagai manusia juga
mulai berkembang, misalnya kemampuan berbicara, berfikir, intelektual, moral, dll.

3. Masa remaja awal / pubescence (usia 12-15 tahun)


Masa usia 12-15, disebut masa remaja awal / pubescence, ditandai dengan
perkembangan pesat intelektual dan kemampuan bernalar juga disebut masa bertualang.

4. Masa remaja / adolescence (usia 15-25 tahun)


Usia 15-25 tahun disebut maswa remaja / adolescence. Pada masa ini tejadi
perkembangan pesat aspek seksual, social, moral, dan nurani, juga disebut masa hidup
sebagai manusia beradab.
2. Teori Perkembangan Stanley Hall
Stanley Hall adalah seorang psikolog dari Amerika Serikat yang menjadi salah satu
perintis kajian ilmiah tentang siklus hidup (life span) yang berteori bahwa perubahan menuju
dewasa terjadi dalam sekuens (urutan) yang universal bagian dari proses evolusi, parallel
dengan perkembangan psikologis, namun demikian, faktor lingkungan dapat mempengaruhi
cepat lambatnya perubahan tersebut. Misalnya, usia enam tahun adalah usia masuk sekolah
di lingkungan tertentu, tetapi ada yang memulai sekolah pada usia lebih lambat di
lingkungan yang lain. Konsekuensinya, irama perkembangan anak di kedua lingkungan
tersebut dapat berbeda. Stanley Hall membagi masa perkembangan anak menjadi empat
tahap, yaitu masa kanak-kanak, anak, puber, dan remaja.

1. Masa kanak-kanak / infancy (umur 0-4 tahun)


Pada usia-usia ini, perkembangan anak disamakan dengan binatang, yaitu melata atau
berjalan.

2. Masa anak / childhood (umur 4-8 tahun)


Menurut Stanley Hall, masa ini disebut masa pemburu, anak haus akan pemahaman
lingkungannya, sehingga akan berburu kemanapun, mempelajari lingkungan sekitarnya.

3. Masa puber / youth (umur 8-12 tahun)


Pada masa ini anak tumbuh dan berkembang tetapi sebagai makhluk yang belum beradab.
Banyak hal yang masih harus dipelajari untuk menjadi makhluk yang beradab di
lingkungannya, seperti yang berkaitan dengan sosial, emosi, moral, dan intelektual.

4. Masa remaja / adolescence (umur 12 – dewasa)


Pada masa ini, anak mestinya sudah menjadi manusia beradab yang dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan dunia yang selalu berubah. Perspektif life span seperti yang
dipelopori oleh Stanley Hall dkk.
3. Teori Perkembangan Havigurst
Menurut Robert J. Havighurst, perkembangan dibagi menjadi beberapa macam yaitu
diantaranya :
1. Masa bayi dan kanak-kanak awal (0-6 tahun)
Di masa ini manusia belajar untuk berjalan, merangkak, memakan makanan yang
padat, berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin, mengenali dan
membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan gender, belajar sedikit demi sedikit untuk
membaca, serta membentuk konsep dan mempelajari bahasa untuk mendeskripsikan
situasi fisik dan sosial yang riil.

2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)


Di masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk melakukan permainan
sederhana, menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku
yang sehat agar diterima secara sosial, mengenali peran-peran gender secara lebih
kompleks (maskulin-feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan
sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta sistem
sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap dan perilaku yang
sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya.

3. Remaja (13-18 tahun)


Di masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan yang matang dengan
kawan sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu
peran gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari orangtuanya dan
orang dewasa lainnya, menyiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih
perangkat nilai dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai
perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih pekerjaan.
4. Dewasa Awal (19-30 tahun)
Di masa ini manusia harus memilih pasangan, belajar untuk hidup berdampingan
dengan pasangan hidup, membangun keluarga, mengasuh anak, mengurus rumah,
memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab sosial secara luas, serta
menemukan social group yang menyenangkan.

5. Dewasa Lanjut (30-60 tahun)


Di masa ini manusia sudah mulai mendampingi remaja dan anak-anak agar
menjadi pribadi yang yang bahagia dan bertanggung jawab, menggapai inluensi
sosial dan tanggung jawab yang lebih luas dalam masyarakat, mencapai dan
memelihara performansi yang memuaskan dalam pekerjaan, membangun
aktivitas adult leisure time, menerima dan menyesuaikan perubahan-perubahan
psikologis pada masa paruh baya, dan menyesuaikan diri menjadi orangtua lanjut.

6. Usia Lanjut (diatas 60 tahun)


Di masa ini manusia biasanya menyesuaikan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan, menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan pensiun, menyiapkan
kematian pasangan, membangun afiliasi yang eksplisit terhadap salah satu kelompok
manula, mengadopsi dan mengadaptasi peranan sosial dalam cara-cara yang
fleksibel, serta membangun kepuasan fisik terhadap hidupnya.
3. Teori Perkembangan spesifik dikemukan oleh antara lain : Piaget, Kohlberg,
Erikson). Jelaskan secara ringkas / poin poin tentang teori tersebut.
JAWAB :
1. Teori Perkembangan Spesifik Piaget
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget ini menunjukkan bahwa kecerdasan akan
berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif anak tak hanya tentang
mendapatkan pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental
mereka. Berikut tahapannya :

1. Tahap Sensorimotor (Usia 0 Hingga 2 Tahun)


Menurut Piaget yang dilansir dari WebMD, bayi hanya bisa menyadari apa yang ada di
hadapan mereka. Dimana mereka akan fokus pada apa yang mereka lihat, apa yang mereka
lakukan, dan interaksi fisik dengan lingkungan yang ada di dekat mereka. Bayi bisa
menggunakan panca indera penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan juga pendengaran
untuk menjelajahi lingkungan dan tubuh mereka.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2 Hingga 7 Tahun)


Selama tahap ini, anak-anak bisa memikirkan berbagai macam hal secara simbolis.
Penggunaan bahasa mereka akan menjadi lebih dewasa. Selain itu, mereka juga
mengembangkan memori dan imajinasi yang memungkinkan mereka untuk memahami
perbedaan antara masa lalu dan masa depan. Namun pemikiran mereka ini didasarkan pada
intuisi dan masih belum sepenuhnya logis. Mereka belum bisa memahami konsep yang lebih
kompleks seperti misalnya konsep waktu, sebab dan akibat, serta perbandingan.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 Hingga 11 Tahun)


Pada tahapan ini, anak-anak sudah berusia SD dan pra remaja, di usia 7 sampai 11 tahun,
mereka akan menunjukkan penalaran yang lebih logis dan konkret. Mereka bisa memahami
bahwa peristiwa tidak selalu berkaitan dengan mereka dan bahwa orang lain juga
mempunyai sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi, mereka belum bisa melakukan hal
yang sama untuk konsep abstrak atau hipotesis.

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 Tahun ke Atas)


Pada tahap akhir di masa perkembangan kognitif, anak-anak sudah bisa menggunakan
simbol-simbol yang berkaitan dengan konsep abstrak, seperti sains dan aljabar. Mereka juga
bisa memikirkan berbagai macam hal dengan cara yang sistematis, mempertimbangkan
kemungkinan, dan menghasilkan teori. Tahapan ini dikenal sebagai penalaran hipotesis-
deduktif yang mana merupakan bagian dari tahap operasional formal.

2. Teori Perkembangan Spesifik Kohlberg


Berdasarkan teori yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan
kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral. Ia menulis disertasi doktornya
pada tahun 1958 yang menjadi awal dari apa yang sekarang disebut tahapan-tahapan
perkembangan moral dari Kohlberg.
Teori ini mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. setiap tahap
memiliki perspektif yang baru, dan lebih komprehensif, beragam, dan terintegrasi dibanding
tahap sebelumnya.

1. Tahap Pertama
individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka
yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila
orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin
salah tindakan itu.

2. Tahap dua
menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa
yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada
kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap
kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk juga
punggungmu.

3. Tahap Tiga
seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima
persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan
persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya.

4. Tahap Empat
adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna
dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari
sekadar kebutuhan akan penerimaan individual.

5. Tahap Lima
individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang
berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak.

6. Tahap Enam
penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal.
Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga
menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil.

3. Teori Perkembangan Spesifik Erikson


Erikson mengembangkan teori psychosocial development, yaitu bagaimana kebutuhan
individu seseorang (psycho) tergabung dengan keperluan dan tuntutan masyarakat (social).
Erikson mengajukan 8 tahapan yang harus kita lewati dalam proses perkembangan kita.
Pada setiap tahapan tersebut, terdapat sebuah konflik yang harus dihadapi dan di selesaikan
agar kita memiliki perkembangan yang normal.

1. Trust vs Mistrust (0-18 Bulan)


Pada tahapan ini, seorang anak belajar untuk mempercayai caregivers mereka. Anak
bergantung sepenuhnya kepada caregivers untuk keperluan makan, minum, tampat tinggal,
dan kasih sayang (trust).

2. Autonomy vs Shame and Doubt (18 Bulan – 3 Tahun)


Pada tahapan ini, seorang anak sudah memiliki autonomy dan independence. Anak
sudah mulai memiliki makanan favorit dan mereka sudah memiliki preference terhadap
suatu hal.

3. Initiative vs Guilt (3-5 Tahun)


Pada tahpan ini, seorang anak mulai mengambil inisiatif dan mengontrol apa yang terjadi
ketika bermain dengan teman-temannya.

4. Industry vs Inferiority (5-12 Tahun)


Pada tahapan ini, seorang anak mulai merasa bangga atas keberhasilan dan kesuksesan
dirinya. Anak mulai harus berinteraksi dengan lebih banyak orang dan mengejar kegiatan
akademis mereka.

5. Identity vs Role Confusion (12-18 Tahun)


Tahapan ini adalah ketika seornag anak mencari jati diri mereka. Mereka mencari identitas
dengan cara mempertimbangkan kepercayaan, tujuan, dan nilai-nilai yang mereka pegang.

6. Intimacy vs Isolation (18-40 Tahun)


Tahapan ini adalah ketika seseorang membangun hubungan jangka panjang dengan orang
lain. Bila seseorang belum berhasil melengkapi tahapan sebelumnya dan belum memiliki
sense of identitiy yang kuat, tidak akan bisa membangun hubungan intim dengan orang lain.

7. Generativity vs Stagnation (40-65 Tahun)


Pada tahapan ini, seseorang merasa dirinya harus melakukan sesuatu yang berkontribusi
kepada masyarakat.

8. Ego Integrity vs Despair (65 Tahun keatas)


Tahapan ini adalah ketika seseorang melihat kembali kehidupan mereka sampai saat ini. Bila
mereka beerhasil memenuhi tahapan-tahapan sebelumnya, mereka akan merasa bangga dan
puas.

4. Carilah Artikel/Konsep tentang Karakateristik Fisik Anak Usia SD, Anak Usia
SMP, dan Anak Usia SMA.
Jawaban Ringkasan (1/2 halaman) Link (SD)
Jawab :
Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu,
guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Belajar sambil bermain, inilah sebuah atmosfer yang senantiasa diinginkan oleh anak-
anak usia SD. Mereka sangat bosan bila hanya duduk berjam-jam mendengarkan pengajaran
guru pengajar di depan kelas, apalagi jika kreatifitas pengajaran kurang sejalan dalam
mendukung pembelajaran anak.

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132319838/pengabdian/Karakteristik+Siswa+SD.pdf

Jawaban Ringkasan (1/2 halaman) Link (SMP)


Jawab :

Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP) antara lain:

1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan,


2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
keinginan utuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang
tua.
4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
7. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
8. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

https://siln-riyadh.kemdikbud.go.id/smp/2020/04/16/karakteristik-siswa-sekolah-
menengah-pertama-smp/

Jawaban Ringkasan (1/2 halaman) Link (SMA)


Jawab :
Fisik
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:

1. Perubahan Eksternal

Perubahan yang terjadi selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:

1. Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat matang pada usia antara 17 dan 18 tahun, rata-rata
anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan
makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih
tinggi dipada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih
banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terlambat.

2. Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan
berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung
sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan
dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih
cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika
perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi
gemuk gilik (gemuk pendek).

3. Proposi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya, badan
melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.

4.Organ Seks

Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa
remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

5. Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa
remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-
laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara.

2. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan
ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:

1.Sistem Pencernaan

Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang
dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat,
hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

2. Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali berat pada
waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.

3.Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahu; anak laki-laki mencapai
tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.

4. Sistem Endokrin

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara
dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat
dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau
awal masa dewasa.

5. Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang, khususnya
bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

https://smaypm2.sch.id/read/7/karakteristik-perkembangan-anak-usia-sma

5. Apa kritik anda terhadap materi 2 ?


Jawab :
Kritik saya terhadap materi 2 ini adalah sangatlah bagus, karena bagi saya ini dapat
memperluas wawasan saya tentang bagaimana calon guru selain memberi materi yang harus
diajarkan kepada siswa, juga harus tau karakteristik siswa masing-masing.
Itu dikarenakan setiap jenjang siswa seperti SD, SMP, hingga SMA pastinya karakteristik
siswa juga bakal berubah. Dan metode pengajaran terhadap jenjang antara SD, SMP, dan
SMA juga pastinya berbeda.
Materi 2 ini sangat membantu para Calon Guru Penjas kedepannya yang dimana Calon Guru
Penjas termasuk saya dapat memahami karakteristik antara satu siswa dengan siswa yang
lain. Sehingga ketika sudah tahu karakteristik para siswa, pastinya kita akan memahami apa
kemauan siswa kedepannya agar dapat dikembangkan bakat sesuai karakteristik para peserta
didik.
Demikian ini saja kritik saya mengenai Materi 2 ini. Terimakasih atas Materi ini pak.

Selamat Belajar dan Bekerja


Terimakasih

Jawaban di Ketik dalam Word atau Tulis Tangan diScan, kemudian dikirim
melalui Link
bit.ly/tugas_pedagogi_or

Anda mungkin juga menyukai