Anda di halaman 1dari 82

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan pembelian merujuk pada proses dimana konsumen

memilih untuk membeli atau tidak membeli produk atau jasa. Keputusan

pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,

persepsi, preferensi, dan faktor lingkungan. Salah satu faktor penting

dalam keputusan pembelian adalah motivasi. Konsumen dapat membeli

produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tertentu,

seperti kebutuhan fungsional, keinginan sosial, atau kebutuhan

eksplorasi.

Ketika konsumen membuat keputusan pembelian, mereka

memutuskan apakah akan bertindak atau melakukan sesuatu, dalam hal

ini apakah akan memanfaatkan barang atau jasa tertentu atau melakukan

pembelian. Pengambilan keputusan konsumen hanyalah sebuah

mekanisme untuk memecahkan masalah. Peneliti menggunakan variabel

pilihan pembelian ini karena meskipun semakin banyak pilihan yang

tersedia, masyarakat masih harus mempertimbangkan berbagai kriteria

saat melakukan pembelian. Sebagian besar pelanggan, termasuk

konsumen individu dan pembeli organisasi, mengikuti proses pemikiran

yang serupa saat memutuskan produk dan merek mana yang akan dibeli.

Konsumen dapat melakukan pembelian jika barang tersebut memenuhi

kebutuhan dan keinginannya.

1
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk

membeli suatu produk adalah meningkatnya standar hidup yang tinggi.

Konsumen kelas atas lebih cenderung memilih pembelian mereka dengan

Hati-hati. Semakin tinggi taraf hidup seseorang, semakin tinggi pula

standarnya dalam memilih barang yang akan digunakannya. Modernisasi

di berbagai perusahaan telah memberikan dampak yang signifikan

terhadap gaya hidup masyarakat saat ini, yang mendorong individu untuk

beradaptasidengan perkembangan zaman.

Pertumbuhan pemasaran sekarang sangat mempertimbangkan gaya

hidup. Karena setiap produk memiliki target pasar yang unik, maka

strategi melalui segmentasi pasar diperlukan untuk mengembangkan

preferensi dan kecenderungan masing-masing kelompok terhadap jenis

produk yang mereka sukai. Karena gaya hidup menggambarkan cara

hidup seseorang atau kelompok, termasuk interaksi sosial, kebiasaan

membeli, aktivitas, dan cara berinspirasi pakaian, gaya hidup merupakan

variabel segmentasi yang bagus untuk pasar. Selain mencerminkan

preferensi pribadi seseorang, gaya hidup biasanya mencerminkan

pendapat,keyakinan, atau pandangan dunianya. Produsen perlu memiliki

kekuatan untuk membujuk pelanggan untuk membeli dan menggunakan

produk mereka untuk menghasilkan pendapatan dan memastikan

kelangsungan bisnis jangka panjang mereka.

Telkomsel adalah salah satu perusahaan penyedia layanan

telekomunikasi terbesar di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun

1995 dan saat ini memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia,

termasuk di daerah pedesaan dan terpencil. Sebagai perusahaan yang


2
beroperasi di bidang telekomunikasi, Telkomsel telah mengembangkan

Brand Image yang kuat di mata konsumen. Beberapa faktor yang

mempengaruhi Brand Image Telkomsel antara lain:

1. Keandalan layanan: Telkomsel dikenal sebagai provider yang

memiliki jaringan yang andal dan stabil. Hal ini membuat banyak

orang memilih Telkomsel sebagai provider utama mereka untuk

mengakses layanan telekomunikasi.

2. Inovasi teknologi: Telkomsel selalu berusaha menghadirkan

teknologi terbaru dalam layanannya, seperti layanan internet 4G dan

5G, serta berbagai aplikasi digital yang dapat membantu kebutuhan

konsumen.

3. Dukungan masyarakat: Telkomsel selalu berusaha untuk

memberikan dukungan pada masyarakat Indonesia, baik melalui

program-program CSR maupun kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4. Kualitas layanan pelanggan: Telkomsel memiliki sistem pelanggan

yang baik dan selalu siap membantu pelanggan dalam mengatasi

masalah yang mereka alami.

Dengan Brand Image yang kuat tersebut, Telkomsel telah berhasil menjadi

salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.

Sesuai dengan tuntutan pelanggan dan perkembangan zaman, Telkomsel

berdedikasi untuk menyediakan layanan gaya hidup mobile yang terbaik.

Telkomsel menawarkan teknologi kepada masyarakat Indonesia agar mereka

dapat hidup lebih baik di masa depan sambil tetap berkontribusi terhadap

3
kelestarian bangsanya. Menyikapi perubahan gaya hidup, Telkomsel siap

melakukan lompatan signifikan dalam perkembangan komunikasi seluler.

Jaringan Telkomsel menawarkan dunia koneksi tanpa batas, beragam aplikasi

untuk mendukung gaya hidup kontemporer, dan pilihan barang untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik dan moderen.

Istilah "efektivitas" mengacu pada siklus input, proses, dan output

yang lengkap, yang berhubungan dengan hasil dari suatu program, organisasi,

atau kegiatan dan menunjukkan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, dan

waktu) telah tercapai juga. sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan.

pencapaian maksud dan tujuan organisasi. Ini menunjukkan bahwa hasil atau

tujuan yang ditargetkan adalah satu-satunya aspek kemanjuran yang penting.

Sinyal Telkomsel dapat dianggap efektif apabila dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan dalam melakukan panggilan suara dan transmisi data

dengan baik dan stabil. Jika sinyalnya tidak efektif atau sering terputus-

putus, pelanggan akan merasa frustrasi dan kecewa dengan pengalaman

penggunaan layanan Telkomsel, sehingga kemungkinan besar akan beralih

ke penyedia layanan lain yang dapat memberikan sinyal yang lebih baik.

Untuk itu, Telkomsel secara terus menerus melakukan investasi dalam

infrastruktur jaringannya agar dapat memberikan sinyal yang semakin

efektif dan stabil kepada pelanggan. Hal ini dapat membantu perusahaan

dalam mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan baru

untuk menggunakan layanan mereka.

Dalam hal ini, efektivitas sinyal Telkomsel dapat memainkan peran

penting dalam keputusan pembelian pelanggan terkait dengan produk dan

4
layanan telekomunikasi yang ditawarkan oleh perusahaan. Pelanggan

cenderung memilih penyedia layanan telekomunikasi yang dapat

memberikan sinyal yang baik dan stabil, sehingga Telkomsel harus

memastikan bahwa sinyalnya efektif agar dapat bersaing dengan penyedia

layanan lain di pasar.

Word OF Mouth adalah komunikasi verbal yang melibatkan pelanggan

sehingga pelanggan memilih untuk berbicara dengan orang lain tentang

produk, layanan, dan merek. Word OF Mouth adalah salah satu caran untuk

mengurangi perasaan menyesal karena dengan bertanya kepada

teman,keluarga, tetangga atau kerabat lainnya terdekat, akan bertambahnya

informasi lebih lanjut dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi pencarian

merek dan ulasan tentang merek yang diinginkan tanpa menghabiskan waktu

lebih banyak.

Persepsi Word OF Mouth dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

pengalaman pribadi pengguna, ulasan online, dan rekomendasi dari teman

atau keluarga. Jika persepsi Word OF Mouth mengenai kartu perdana

Telkomsel positif, maka konsumen mungkin lebih cenderung untuk membeli

produk tersebut. Namun, jika persepsi Word OF Mouth negatif, konsumen

mungkin akan memilih produk yang lain. Oleh karena itu, Telkomsel perlu

memperhatikan persepsi Word OF Mouth mengenai produk kartu perdana

mereka dan melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas produk dan

layanan mereka agar mendapatkan rekomendasi yang positif dari pengguna

yang ada. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen

dan memengaruhi keputusan pembelian mereka.

5
1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan masalah diatas, maka penelitui membuat rumusan

masalah sebagai berikut:

5. Apakah Brand Image berpengaruh terhadap keputusan pembelian

kartu perdana Telkomsel di Mojokerto?

6. Apakah efektivitas Signal berpengaruh terhadap keputusan pembelian

kartu perdana Telkomsel di Mojokerto?

7. Apakah persepsi Word OF Mouth berpengaruh terhadap keputusan

pembelian kartu perdana Telkomsel di Mojokerto?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

8. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image terhadap keputusan

pembelian kartu perdana Telkomsel di Mojokerto.

9. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas Signal terhadap keputusan

pembelian kartu perdana Telkomsel di Mojokerto

10. Untuk mengetahui pengaruh persepsi Word OF Mouth terhadap

keputusan pembelian kartu perdana Telkomsel di Mojokerto.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

11. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan dapat

dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Selain itu juga

diharapkan dapat memberi kontribusi untuk memperkaya

pengetahuan maupun referensi dalam bidang dan bentuk yang lain.

6
12. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

menambah wawasan tentang mahasiswa yang memiliki persepsi

berbeda terhadap Brand Image unggulan Telkomsel, keputusan

pembelian serta efektifitas signal dan persepsi Word OF Mouth.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-

pihak yang membutuhkan mengenai penelitian ini.

13. Bagi Perusahaan

Secara keseluruhan, penelitian adalah alat penting yang dapat

membantu Telkomsel dalam meningkatkan efisiensi operasional,

mengembangkan produk dan layanan yang inovatif, meningkatkan

pengambilan keputusan, dan mencapai tujuan bisnis jangka panjang

mereka.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Peneltian Terdahulu

Teori data kajian pustaka yang digunakan untuk perumusan

hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data yaitu materi yang lebih

fokus berlaku untuk objek yang diteliti:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO PENULIS JUDUL HASIL PEMBAHASAN

1 Muhamad Pengaruh Penelitian ini merupakan penelitian


Bagus Brand Image kuantitatif dengan menggunakan analisis
dkk.(2021) (Citra Merek) inferensial meliputi analisis garis regresi
Terhadap sederhana, analisis varian garis regresi,
Keputusan uji F, efektifitas garis regresi (R2 ) dan
Pembelian standart error of estimate. Lokasi
Konsumen penelitian memakai purposive area dan
Pada penentuan sampel menggunakan metode
Smartphone E purposive sampling responden sebanyak
Samsung 50 mahasiswa, disimpulkan bahwa ada
(Studi Kasus pengaruh yang signifikan Brand Image
Pada terhadap keputusan pembelian konsumen
Mahasiswa pada smartphone Samsung yaitu sebesar
FKIP 81%. Hasil penelitian menunjukkan
Universitas bahwa semakin baik Brand Image
Jember) produk Samsung maka akan semakin
tinggi pula keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian produk tersebut.

8
NO PENULIS JUDUL HASIL PEMBAHASAN

2 Yulianti Pengaruh Brad Pengaruh Brand Image,emotional desire


(2020) Image, Green dan penerapan strategi gren marketing
Marketing yang mempengaruhi keputusan pembelian
Strategy, Dan ditengah isu lingkungan dan kesehatan
Emotional yang dihadapi mc donalds. Menggunakan
Desire teknik regresi linear brganda dengan SPSS
Terhadap .Responden sebanyak 111 yang berasal
Keputusan dari denpasar,Jakarta,bandung,Surabaya,
Pembelian medan. Hasil penelitian ini menunjukkan
Produk MC variabel Brand Image memiliki pengaruh
Donald’s yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk McDonald’s.
3 Abi Pengaruh Pengaruh Brand Image dan kualitas
(2020) Brand Image produk terhadap keputusan pembelian
Dan Kualitas produk KFC di kota Bengkulu. Penelitian
Produk ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Terhadap dengan melibatkan 100 responden.
Keputusan Analisis data yang digunakan regresi
Pembelian Pada linier berganda. mengklaim bahwa citra
KFC Di Kota merek memiliki dampak yang signifikan
Bengkulu terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berimplikasi bahwa keputusan pembelian
konsumen akan dipengaruhi oleh citra
merek yang terkait dengan produk KFC.

9
NO PENULIS JUDUL HASIL PEMBAHASAN
4 Rocky Pengaruh Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Rizaldo Efektivitas konsumen yang mengamati iklan android
dkk. Iklan Terhadap Oppo melalui media televisi di Kota
(2020) Keputusan Padang, menggunakan metode survei
Pembelian kuisioner. Teknik pengambilan sampel
Konsumen yaitu dengan teknik purposive sampling,
Pada Ponsel jumlah responden sebanyak 100 orang.
Android Merek Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
OPPO Di Kota empathy dan persuation berpengaruh
Padang positif terhadap keputusan pembelian
konsumen pada android merek Oppo,
sedangkan impact dan communication
tidak berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian konsumen pada
android merek Oppo.
5 Cindy Analisis Hasil penelitian ini ,uji hipotesis secara
(2017) Pengaruh parsial (uji t) menunjukkan bahwa harga,
Harga Paket, kualitas jaringan, dan promosi
Kualitas berpengaruh signifikan terhadap
Jaringan,Dan keputusan pembelian. Hasil uji koefisien
Promosi (R2 ) diperoleh R square sebesar 0,290
Terhadap (29%) bahwa kemampuan variabel harga,
Keputusan kualitas jaringan, dan promosi mampu
Pembelian menjelaskan variabel keputusan
Kartu Perdana pembelian sebesar 29% dan masih
Internet (Survei dipengaruhi variabel independen lainnya
Mahasiswa sebesar 71%.
FEB UMS)

10
NO PENULIS JUDUL HASIL PEMBAHASAN
6 Lestari dkk. Pengaruh 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini
(2019) Harga Dan harga berpengaruh signifikan terhadap
Word OF minat beli. Hal ini menyatakan bahwa
Mouth (WOM) hipotesis diterima, karena level sig. 0,001
Terhadap Minat < 0,05, berarti harga berpengaruh
Beli Laptop signifikan terhadap minat beli laptop
Merek Toshiba merek Toshiba dikalangan mahasiswa
Dikalangan Universitas Negeri Padang.
Mahasiswa 2. Hipotesis kedua dalam penelitian word
Universitas of mouth (wom) berpengaruh signifikan
Negeri Padang terhadap minat beli. Hal ini menyatakan
bahwa hipotesis diterima karena level sig.
0,00 < 0,05, berarti word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap minat
beli laptop merek Toshiba dikalangan
mahasiswa Universitas Negeri Padang

11
NO PENULIS JUDUL HASIL PEMBAHASAN
7 Rafli,Sujana Pengaruh Penelitian ini dilakukan terhadap 200 r1.
2022 Brand 1.Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Awareness, brand awareness berpengaruh positif dan
Kualitas signifikan secara langsung terhadap
Produk Dan keputusan pembelian. Hal ini diketahui
WOM dari critical ratio (C.R) antara variabel
Terhadap brand awareness dengan keputusan
Keputusan pembelian sebesar 2.021 atau (C.R) >
Pembelian 1,96. Dengan nilai probabilitas sebesar
Kartu Perdana 0,043 yang lebih kecil dari 0,05.
XL Di Kota 2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Bogor kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap
keputusan pembelian. Hal ini diketahui
dari critical ratio (C.R) antara variabel
kualitas produk dengan keputusan
pembelian sebesar 2.417 atau (C.R) >
1,96. Dengan nilai probabilitas sebesar
0,016 yang lebih kecil dari 0,05.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
word of mouth berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap
keputusan pembelian. Hal ini diketahui
dari critical ratio (C.R) antara variabel
word of mouth dengan keputusan
pembelian sebesar 5.426 atau (C.R) >
1,96. Dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05.esponden
yang merupakan pengguna xl.

12
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan

penjualan produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Landasan teori manajemen pemasaran meliputi beberapa

konsep dan prinsip dasar, antara lain:

1. Orientasi pada Konsumen: Konsumen harus menjadi fokus utama dalam

kegiatan pemasaran. Manajemen harus memahami kebutuhan,

keinginan, dan perilaku konsumen agar dapat menawarkan produk atau

jasa yang tepat dan memuaskan.

2. Segmentasi Pasar: Pelanggan tidak selalu homogen, sehingga

dibutuhkan pemecahan pasar menjadi segmen yang lebih kecil

berdasarkan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, atau

kebiasaan belanja. Hal ini memungkinkan manajemen untuk

menawarkan produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan

masing-masing segmen.

3. Pemasaran Campuran (Marketing Mix): Terdapat empat elemen penting

dalam pemasaran campuran, yaitu produk, harga, promosi, dan

distribusi (tempat). Manajemen harus mengkombinasikan keempat

elemen ini dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan

mencapai tujuan pemasaran.

4. Perencanaan Strategis: Perencanaan strategis merupakan proses untuk

menentukan tujuan jangka panjang dan cara untuk mencapainya. Dalam

13
konteks manajemen pemasaran, perencanaan strategis melibatkan

analisis pasar dan persaingan, pemilihan segmen pasar yang tepat,

penetapan sasaran pasar, dan penentuan rencana aksi untuk mencapai

sasaran tersebut.

5. Penelitian Pemasaran: Penelitian pemasaran merupakan proses untuk

memperoleh informasi tentang kebutuhan, keinginan, dan perilaku

konsumen. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki produk

atau jasa yang ditawarkan, memperbaiki strategi pemasaran, dan

mengoptimalkan keuntungan.

6. Perilaku Konsumen: Manajemen pemasaran harus memahami perilaku

konsumen untuk dapat membuat strategi pemasaran yang efektif.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi

motivasi, persepsi, keyakinan, sikap, dan pengalaman sebelumnya.

7. Pengukuran Kinerja: Manajemen pemasaran harus dapat mengukur

kinerja pemasaran untuk mengetahui apakah tujuan pemasaran telah

tercapai atau belum. Beberapa indikator kinerja pemasaran yang umum

digunakan meliputi penjualan, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, dan

loyalitas pelanggan.

Konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar di atas menjadi landasan teori

manajemen pemasaran yang penting untuk dipahami agar dapat

merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktivitas pemasaran

dengan efektif dan efisien.

14
2.2.2 Teori Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler, keputusan pembelian konsumen dapat

dipengaruhi oleh lima faktor utama yang disebut sebagai "model keputusan

pembelian konsumen". Kelima faktor tersebut adalah:

1. Kebutuhan Pengakuan: Kebutuhan untuk diakui oleh kelompok

sosial atau lingkungan tertentu. Konsumen mungkin membeli

produk tertentu untuk memperoleh pengakuan dari kelompok

tertentu atau untuk mempertahankan status sosial mereka.

2. Informasi: Konsumen membutuhkan informasi tentang produk

atau layanan yang akan mereka beli. Informasi ini dapat diperoleh

dari berbagai sumber seperti iklan, teman, keluarga, atau internet.

3. Pengalaman sebelumnya: Pengalaman sebelumnya dengan produk

atau merek tertentu dapat memengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Jika pengalaman sebelumnya positif, maka

kemungkinan besar konsumen akan membeli produk atau merek

yang sama lagi di masa depan.

4. Faktor psikologis: Ada beberapa faktor psikologis yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, seperti motivasi,

persepsi, keyakinan, dan sikap. Misalnya, konsumen mungkin

membeli produk karena merasa produk tersebut dapat memenuhi

kebutuhan atau keinginan mereka.

5. Faktor sosial dan budaya: Konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial

dan budaya dalam memilih produk atau merek tertentu. Misalnya,

preferensi makanan, gaya hidup, kebiasaan, dan nilai budaya dapat

15
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Dengan mempertimbangkan kelima faktor di atas, para pemasar

dapat merancang strategi pemasaran yang tepat untuk mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

2.2.3 Teori Brand Image

Brand Image adalah persepsi yang dibentuk oleh pelanggan tentang

merek atau produk tertentu. Landasan teori Brand Image didasarkan pada

pemahaman bahwa citra merek yang kuat dapat menjadi keuntungan

kompetitif bagi perusahaan dalam pasar yang sangat kompetitif saat ini.

Beberapa teori yang mendasari Brand Image antara lain:

1. Identitas merek (Brand Identity) - Identitas merek merujuk pada

elemen visual dan verbal dari merek seperti logo, slogan, dan

desain kemasan yang membantu mengidentifikasi merek dan

membedakannya dari pesaing. Identitas merek yang kuat dapat

membantu membangun citra merek yang kuat.

2. Asosiasi merek (Brand Association) - Asosiasi merek merujuk

pada konsep, ide, atau gambaran mental yang terkait dengan

merek dalam pikiran konsumen. Asosiasi merek yang positif dan

kuat dapat membantu meningkatkan persepsi merek dan

membedakan merek dari pesaing.

3. Citra merek (Brand Image) - Citra merek merujuk pada persepsi

yang dibentuk oleh pelanggan tentang merek. Citra merek yang

kuat dapat membantu mempengaruhi keputusan pembelian dan

menciptakan loyalitas merek.

16
4. Kesetiaan merek (Brand Loyalty) - Kesetiaan merek merujuk pada

kecenderungan konsumen untuk memilih merek tertentu

dibanding merek lain, bahkan jika merek lain menawarkan produk

yang serupa. Kesetiaan merek dapat terbentuk karena pengalaman

positif sebelumnya dengan merek, citra merek yang kuat, atau

asosiasi merek yang positif.

5. Reputasi merek (Brand Reputation) - Reputasi merek merujuk

pada persepsi umum tentang merek dalam masyarakat. Reputasi

merek yang kuat dapat membantu meningkatkan kepercayaan

konsumen dan membantu merek bertahan dalam jangka panjang.

6. Penting untuk dicatat bahwa Brand Image tidak hanya dibentuk


oleh elemen visual merek seperti logo atau desain kemasan, tetapi

juga oleh interaksi dan pengalaman konsumen dengan merek

secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan perlu fokus pada

pengalaman pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang

dengan pelanggan untuk membentuk citra merek yang positif.

Menurut para ahli Brand Image

1. David Aaker: Menurut Aaker, Brand Image terdiri dari lima

dimensi yaitu kepribadian, budaya merek, nilai merek, kualitas,

dan asosiasi merek. Dimensi ini digunakan untuk

mengidentifikasi, memahami dan mengukur Brand Image sebuah

merek.

2. Kevin Keller: Keller menekankan pentingnya manajemen merek

(Brand Management) dalam membangun citra merek yang kuat.

Ia mengidentifikasi Brand Equity sebagai nilai tambah atau


17
keunggulan yang dimiliki oleh suatu merek, yang dapat

ditingkatkan melalui asosiasi merek, kesetiaan merek, kesadaran

merek, dan kualitas persepsi.

3. Philip Kotler: Menurut Kotler, Brand Image dapat dibentuk

melalui enam aspek yaitu citra produk, citra merek, citra

perusahaan, citra negara asal, citra pengguna, dan citra distribusi.

Aspek-aspek ini dapat diintegrasikan untuk menciptakan citra

merek yang kuat dan membangun kepercayaan konsumen.

4. Al Ries dan Jack Trout: Menurut Ries dan Trout, Brand Image

dapat dibangun melalui diferensiasi dan posisi merek yang tepat

di pasar. Mereka menekankan pentingnya fokus pada satu atribut

yang unik dan dapat dibedakan dari pesaing untuk membangun

citra merek yang kuat.

2.2.4 Teori Efektivitas

Efektivitas adalah kemampuan suatu program atau kegiatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien, yaitu dengan

menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal. Landasan teori

efektivitas mencakup beberapa pendekatan dan teori di antaranya adalah:

1. Teori Sistem: Efektivitas dapat dipahami sebagai hasil dari

interaksi yang kompleks antara elemen-elemen sistem yang

saling berhubungan. Dalam hal ini, efektivitas tergantung pada

bagaimana sistem tersebut dirancang dan dioperasikan.

2. Teori Manajemen: Efektivitas dapat dipahami sebagai

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efisien. Dalam


18
hal ini, efektivitas tergantung pada kemampuan manajer untuk

merencanakan,mengorganisasi,mengarahkan,dan mengendalikan

kegiatan organisasi.

3. Teori Perilaku: Efektivitas dapat dipahami sebagai hasil dari

interaksi antara individu yang terlibat dalam suatu program atau

kegiatan. Dalam hal ini, efektivitas tergantung pada kemampuan

individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan memenuhi

tuntutan tugas mereka.

4. Teori Pengambilan Keputusan: Efektivitas dapat dipahami


sebagai hasil dari pengambilan keputusan yang tepat dan

berdasarkan informasi yang akurat. Dalam hal ini, efektivitas

tergantung pada kemampuan para pemimpin untuk menganalisis

situasi, mengevaluasi opsi, dan memilih tindakan yang paling

tepat.

5. Teori Komunikasi: Efektivitas dapat dipahami sebagai hasil dari

komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam

program atau kegiatan. Dalam hal ini, efektivitas tergantung pada

kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan

dengan baik, dan merespons dengan tepat.

6. Teori Keterlibatan Karyawan: Teori ini berpendapat bahwa

karyawan yang terlibat dalam pekerjaan mereka, memiliki

motivasi intrinsik, dan merasa dihargai oleh organisasi cenderung

menjadi lebih produktif dan efektif. Dalam teori ini, efektivitas

organisasi bergantung pada kemampuan manajemen untuk

mengembangkan budaya kerja yang memungkinkan karyawan


19
merasa terlibat dan dihargai.

7. Teori Keterlibatan Karyawan: Teori ini berpendapat bahwa

karyawan yang terlibat dalam pekerjaan mereka, memiliki

motivasi intrinsik, dan merasa dihargai oleh organisasi cenderung

menjadi lebih produktif dan efektif. Dalam teori ini, efektivitas

organisasi bergantung pada kemampuan manajemen untuk

mengembangkan budaya kerja yang memungkinkan karyawan

merasa terlibat dan dihargai.

Pendekatan dan teori di atas dapat digunakan untuk memahami

berbagai faktor yang memengaruhi efektivitas suatu program atau kegiatan,

dan dapat membantu dalam merancang program atau kegiatan yang lebih

efektif. Berikut adalah landasan teori efektivitas menurut beberapa para

ahli:

1. Peter Drucker: Menurut Drucker, efektivitas adalah kemampuan

untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia secara efisien. Ia juga menekankan

pentingnya merancang tujuan yang jelas dan terukur untuk

mencapai efektivitas.

2. James E. Grunig: Grunig mengembangkan model PR "Excellence

Theory", yang menyatakan bahwa efektivitas komunikasi

tergantung pada empat faktor:pengelolaan hubungan,

peningkatan kapasitas organisasi, penggunaan penelitian dan

evaluasi, serta perhatian terhadap lingkungan.

20
3. Frederick Herzberg: Menurut Herzberg, efektivitas tergantung

pada kepuasan kerja karyawan. Ia mengemukakan bahwa

kepuasan kerja dapat ditingkatkan dengan memberikan tugas

yang menantang, pengakuan atas prestasi, dan kesempatan untuk

tumbuh dan berkembang.

4. Robert Quinn: Quinn mengembangkan model efektivitas

organisasi yang dikenal sebagai "Competing Values Framework".

Model ini mengidentifikasi empat dimensi efektivitas organisasi:

keinginan untuk berubah, orientasi pada tugas, orientasi pada

manusia, dan orientasi pada kontrol.

5. W. Edwards Deming: Deming mengembangkan konsep "Total

Quality Management" (TQM), yang menekankan pentingnya

kualitas dalam mencapai efektivitas organisasi. Ia mengajarkan

bahwa kualitas harus menjadi fokus utama organisasi, dan bahwa

perbaikan berkelanjutan harus menjadi tujuan utama dalam

mencapai efektivitas.

Pendekatan dan teori di atas memberikan kontribusi penting dalam

memahami dan meningkatkan efektivitas organisasi dan program. Dalam

prakteknya, teori-teori tersebut sering digabungkan untuk membentuk

kerangka kerja yang lebih komprehensif dalam merancang dan

mengevaluasi program atau kegiatan.

21
2.2.5 Teori Persepsi Word OF Mouth

Persepsi Word OF Mouth dapat dijelaskan dengan beberapa teori dan

konsep, di antaranya:

1. Teori Komunikasi: Teori komunikasi menyatakan bahwa

komunikasi terjadi ketika satu orang atau lebih menyampaikan

pesan kepada orang lain melalui suatu media atau saluran

komunikasi. Word OF Mouth merupakan salah satu bentuk

komunikasi antar individu, di mana seseorang menyampaikan

informasi atau pengalaman tentang suatu produk, merek, atau

layanan kepada orang lain.

2. Teori Sosial: Teori sosial menjelaskan bahwa perilaku individu

dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

Word OF Mouth dapat dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai

sosial, seperti kepercayaan, kejujuran, dan kepentingan bersama.

3. Teori Psikologi: Teori psikologi mempelajari cara individu

memproses informasi dan membuat keputusan. Persepsi Word OF

Mouth dipengaruhi oleh proses kognitif seperti persepsi,

interpretasi, dan evaluasi informasi.

4. Teori Difusi Inovasi: Teori difusi inovasi menjelaskan bagaimana

inovasi atau ide baru menyebar dalam suatu populasi. Word OF

Mouth dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi difusi

inovasi, di mana seseorang yang menerima informasi melalui

Word OF Mouth dapat mempercepat atau memperlambat

penyebaran ide atau inovasi tersebut.

22
Dalam konteks pemasaran. Persepsi Word OF Mouth dapat

berdampak pada citra merek, kepercayaan konsumen, dan keputusan

pembelian. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan

dan memanfaatkan potensi Word OF Mouth dalam strategi pemasaran

mereka.

Persepsi Word OF Mouth (WOM) adalah cara bagaimana seseorang

menafsirkan dan memahami informasi yang diterimanya dari orang lain

melalui komunikasi lisan atau tulisan. Beberapa ahli yang membahas teori

tentang persepsi Word OF Mouth antara lain:

1. Katz dan Lazarsfeld (1955)

Katz dan Lazarsfeld berpendapat bahwa Word OF Mouth

memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk sikap dan

perilaku seseorang. Mereka menemukan bahwa orang cenderung

lebih mudah terpengaruh oleh Word OF Mouth dari orang yang

dekat dengan mereka, seperti teman atau keluarga, daripada

sumber informasi yang tidak dikenal.

2. Rogers dan Shoemaker (1971)

Rogers dan Shoemaker mengembangkan konsep Diffusion of

Innovation, yang menggambarkan bagaimana suatu inovasi atau

ide menyebar melalui masyarakat. Mereka menyatakan bahwa

Word OF Mouth merupakan salah satu cara utama dalam

menyebarkan informasi dan mempengaruhi orang lain dalam

mengadopsi inovasi baru.

23
3. Arndt (1967)

Arndt menyatakan bahwa Word OF Mouth memiliki

pengaruh yang kuat dalam memengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Menurutnya, konsumen cenderung lebih percaya pada

rekomendasi dari orang yang mereka kenal daripada iklan atau

promosi dari perusahaan.

4. Brown dan Reingen (1987)

Brown dan Reingen menyatakan bahwa Word OF Mouth

memiliki efek yang lebih besar dalam mempengaruhi keputusan

pembelian jika informasi yang diterima dianggap relevan dan

bermanfaat bagi konsumen. Selain itu, persepsi konsumen

terhadap sumber informasi Word OF Mouth juga dapat

mempengaruhi keefektifan Word OF Mouth tersebut.

5. Herr et al. (1991)

Herr et al. menyatakan bahwa Word OF Mouth memiliki

pengaruh yang kuat dalam membentuk citra merek dan reputasi

perusahaan. Mereka menemukan bahwa konsumen cenderung

lebih mempercayai informasi yang diterima dari Word OF Mouth

daripada sumber informasi lainnya dalam menilai kualitas produk

atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

24
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Brand Image
X1
H1

Efektivitas Signal
H2 Keputusan Pembelian
X2
Y
H3
Persepsi Word OF
Mouth

H4
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Ket :

: Pengaruh secara parsial atau pervariabel

: Pengaruh secara simultan

Berdasarkan gambar diatas dan landasan teori serta menurut penelitian

terdahulu, disusun kerangka pemikirn pada penelitian model ini. Model

yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 3 variabel independen,

variable tersebut adalah Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word

OF Mouth. Kemudian terdapat satu variable dependen yaitu Keputusan

Pembelian.

25
2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Brand Image berpengaruh positif terhadap keputusan Pembelian

pada produk Kartu Perdana Telkomsel

H2 : Efektifitas Signal berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian pada produk kartu perdana Telkomsel

H3 : Persepsi Word OF Mouth berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian pada produk Kartu Perdana Telkomsel

H4: Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth

berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian produk kartu

Perdana Telkomsel

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2009:8), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu., pengumpulan data

menggunakan intrumen penelitian, analisis bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan

deskripsi di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode penelitian survei.

Penelitian survei adalah penelitian dengan tidak melakukan

perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang

diteliti. Penelitian survei merupakan metode terbaik yang tersedia bagi

peneliti social yang tertarik untuk mengumpulkan data guna menjelaskan

populasi yang terlalu besar untuk diamati secara langsung (Morissan,

2012:166). Menurut Masri Singarimbun (1989:3), penelitian survei adalah

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Desain penelitian

kuantitatif juga mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek

penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk

definisi opersional variabel masing- masing dan pemahaman dari luar

(outward). Sehingga, alasan peneliti menggunakan jenis penelitian survei

27
adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Image, Efektivitas Signal, dan

Persepsi Word OF Mouth Terhadap Keputusan Pembelian.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan

penelitian yang nantinya dijadikan sebagai bagian daripada pengumpuan

data yang diperlukan. Tempat atau lokasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah di Mojokerto melalui g-form kursioner dikarenakan lebih mudah

untuk menyebarkan kursioner tanpa ada batasan karena di mojokerto

wilayahnya luas dan sebagaian penduduk menggunakan kartu perdana

telkomsel yang disebut jaringan yang kuat dan anti lelet, sehingga

memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Begitu banyaknya definisi mengenai populai, sehingga

seringkali peneliti keliru dalam memahami arti daripada populasi itu

sendiri. Secara sederhana, populasi adalah kumpulan dari keseluruhan

pengukuran, objek atau individu yang sedang dikaji (Jamaludin,

2015:137). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna

Kartu Perdana Telkomsel di Mojokerto

28
3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya

lebih sedikit daripada jumlah populasinya) (Subagyo dan Djarwanto,

2014:93)[37]. Begitu juga menurut Jamaludin (2015:140)[38], bahwa

sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi.

Penggunaan sampel ini dilakukan karena peneliti memiliki keterbatasan

waktu, biaya, tenaga dan jumlah populasi yang sangat banyak. Maka,

jumlah sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin (Sugiyono, 2014:57)[39] sebagai berikut :

Rumus : n = 𝑁
1+𝑁𝑒²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = jumlah seluruh populasi

e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel (10%)

Sehingga : n =
1,001
n=
1+1,001 𝑋 0,01

1,001
n=
11.01

N = 90.91 dibulatkan menjadi 91

Diketahui dari hasil perhitungan sampel yang dihitung menggunakan rumus

slovin, responden atau sampel untuk penelitian ―Pengaruh Brand Image,

Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth Terhadap Keputusan

Pembelian Kartu Perdana Telkomsel di Mojokerto sejumlah 91 responden.

29
3.3.2.1 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini teknik yang

digunakan untuk melakukan penarikan sampel adalah Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sekaran (2003:235)

mendefinisikan, purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari target

spesifik yang mampu menyediakan informasi yang diinginkan dan satu

satunya yang memberi informasi yang dibutuhkan atau karena mereka

sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Pursosive Sampling. Sampel

diambil dari populasi berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment)

tertentu atau jatah kuota tertentu (Jogianto, 2010).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan ini

diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek

yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner.

Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian

pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner in

dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh

jawaban- jawaban dari para responden (Kriyantono, 2007:93)[44].

30
2. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan merupakan

suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan

menelaah teori- teori, pendapat pendapat, serta pokok-pokok pikiran

yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang

menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian (Sarwono, 2010:34)[45].

3.5 Definisi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel di dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas

(Independen Variable), satu Varibael terikat (Dependent Variable).

Variabel tersebut adalah Brand Image (X1), Efektivitas Signal (X2),

Persepsi Word OF Mouth (X3) dan variabel terikatnya Keputusan

Pembelian (Y).

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel (Operational Definition of

Variables/DOV) adalah proses menjelaskan variabel dalam bentuk

operasional atau langkah konkret untuk mengukurnya secara obyektif.

Dalam hal ini, variabel yang ingin dioperasionalisasikan adalah pengaruh

Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth, terhadap

Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkomsel di Mojokerto.

31
Tabel 3.5.2 DOV (Definisi Operasional Variabel)

Variabel Definisi Operasional Indikator


Brand Skor rata-rata dari 1. Telkomsel memiliki desain
Image kuesioner yang berisi logo yang menarik dan mudah
(X1) pertanyaan tentang diingat
persepsi responden 2. Telkomsel terkenal sebagai
terhadap citra merek merek yang terpercaya dan
Telkomsel dalam hal aman
kualitas, keandalan, dan
3. Telkomsel sering tampil di
keunggulan dibandingkan
iklan atau media social
dengan merek lain di
pasar.  Desain Logo

 Kepercayaan

 Tingkat Kepopuleran

Efektivitas Persentase responden 1. Saya jarang mengalami


Signal yang menyatakan masalah Signal ketika
(X2) kepuasan mereka menggunakan Telkomsel
terhadap kualitas Signal
2. Sinyal Telkomsel lebih stabil
Telkomsel di area tempat
dibandingkan dengan merek
tinggal atau area yang
lain di pasar
sering mereka kunjungi.
3. Saya dapat menggunakan
internet dengan lancar ketika
menggunakan Telkomsel

 Frekuensi Masalah Signal


 Kestabilan Signal
 Kualitas Internet

32
Variabel Definisi Operasional Indikator
Persepsi Skor rata-rata dari 1. Saya menganggap bahwa
Word OF kuesioner yang berisi merek Telkomsel dianggap
Mouth pertanyaan tentang positif oleh masyarakat luas
(X3) pengalaman positif atau
2. Orang-orang di sekitar saya
negatif responden
memiliki pengalaman positif
dengan produk kartu
dengan Telkomsel
perdana Telkomsel yang
mereka dengar dari 3. Telkomsel dikenal sebagai

keluarga, teman, atau merek yang terkenal dan

orang lain. Keputusan dipercaya oleh banyak orang

pembelian kartu perdana  Citra Positif


Telkomsel:  Pengalaman Positif Orang Lain
 Tingkat Kepopuleran
Keputusan Persentase responden 1. Saya memilih Telkomsel
pembelian yang menyatakan mereka karena kartu perdana yang
Kartu akan membeli kartu ditawarkan sesuai dengan
perdana Perdana Telkomsel kebutuhan saya
Telkomsel dalam waktu dekat
2. Saya memilih Telkomsel
(Y) setelah menjawab
karena harga yang ditawarkan
kuesioner ini.
sesuai dengan budget saya

3. Saya memilih Telkomsel


karena Telkomsel memiliki
banyak keuntungan
dibandingkan merek lain

4. Saya akan membeli kartu


perdana Telkomsel dalam
waktu dekat

 Kesesuaian Kebutuhan
 Harga
 Keuntungan
33
3.6 Uji Instrumen

Sugiono(2008:62)[41] menyatakan jika penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel

penelitian. Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa angket

yang berisi butir‖ pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh para subyek

penelitian.Penyusunan angket tersebut didasarkan pada konstruksi teoritik

yang telah disusun sebelumnya. Kemudian atas dasar teoritik tersebut

dikembangkan dalam indikator-indikator dan selanjutnya dikembangkan

dalam butir-butir pertanyaan. Penelitian ini menggunakan kuesioner

sebagai instrumen untuk memperoleh data yang akan diteliti. Hal ini

instrumen yang perlu dibuat yaitu instrumen untuk mengetahui apakah

terjadi Pengaruh Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF

Mouth terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkomsel di

Mojokerto.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Soegoto (2009) validitas alat ukur mempunyai maksud

suatu skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas

instrumen dilakukan dengan menggunakan aplikasi dari SPSS. Pengujian

validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap skor item dengan

skor total menggunakan teknik Korelasi Pearson (Product Moment).

Kriteria pengujian menyatakan apabila koefisien korelasi (riT) > korelasi

table (rtabel) berarti item kuesioner dinyatakan valid atau mampu

mengukur variabel yang diukur.


34
3.6.2 Uji Realibilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

aplikasi SPSS. Reliabilitas alat ukur menunjuk pada adanya konsistensi

dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu yang diperoleh dari alat

ukur yang kita buat (Soegoto Dkk, 2009:123). Di dalam teknik

pengukuran ini menggunakan pengukuran sekali saja (one shot).

Kemudian hasilnya harus dibandingkan dengan. pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antara jawaban dan pertanyaan. Pengukuran reliabilitas

melalui statistik ini ditentukan oleh koefisien reliabilitas alpha dari

cronbach (Soegoto Dkk, 2009). Pengujian reliabilitas variabel

dimaksudkan untuk mengetahui kehandalan dan konsistensi instrumen

penelitian sebagai alat untuk mengukur variabel yang diukurnya.

Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach's Alpha. Kriteria

pengujian menyatakan apabila koefisien Cronbach's Alpha≥ 0.6 berarti

item kuisioner dinyatakan reliabel atau konsisten dalam mengukur

variabel yang diukur.

3.7 Uji Asumsi Klasik

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu prosedur statistik yang digunakan untuk

menguji apakah data yang dimiliki berasal dari distribusi normal. Dalam

statistik, distribusi normal (juga dikenal sebagai distribusi Gaussian)

merupakan salah satu distribusi probabilitas yang paling umum

digunakan karena banyak metode statistik yang memerlukannya sebagai

asumsi. Distribusi normal memiliki bentuk lonceng simetris, di mana

sebagian besar data berada di sekitar nilai rata-rata, dan semakin menjauh

35
dari nilai rata- rata, semakin jarang data ditemukan. Distribusi normal

memiliki beberapa sifat penting, seperti rata-rata (mean) dan simpangan

baku (standard deviation) yang dapat digunakan untuk menggambarkan

dan menyimpulkan tentang data tersebut. Dalam konteks uji normalitas,

ada beberapa metode yang sering digunakan. Dua di antaranya adalah:

1. Uji Shapiro-Wilk: Ini adalah salah satu uji statistik paling umum

yang digunakan untuk menguji normalitas data. Uji ini cocok

untuk sampel data berukuran kecil hingga menengah (biasanya

kurang dari 5.000 sampel). Uji ini memberikan statistik W dan

nilai p (p-value) sebagai hasilnya.

2. Uji Kolmogorov-Smirnov: Uji ini juga digunakan untuk menguji

normalitas data. Dalam uji ini, perbandingan dilakukan antara

fungsi distribusi empiris dari data dengan fungsi distribusi

kumulatif dari distribusi normal yang diuji. Uji ini lebih cocok

untuk sampel data yang lebih besar.

Penting untuk diingat bahwa uji normalitas tidak selalu menentukan

apakah data berasal dari distribusi normal dengan tepat. Namun, uji ini

membantu untuk mengevaluasi sejauh mana data kita berbentuk normal

dan apakah asumsi distribusi normal dapat digunakan dalam analisis

statistik lebih lanjut. Jika data tidak terdistribusi normal, kita harus

menggunakan metode statistik yang lebih sesuai dengan karakteristik data

yangsebenarnya.

3.7.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah suatu prosedur statistik yang

dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada masalah multikolinearitas

36
dalam analisis regresi. Multikolinearitas terjadi ketika dua atau lebih

variabel independen dalam model regresi memiliki hubungan yang tinggi

satu sama lain, sehingga menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi

kontribusi masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Penting

untuk mendeteksi multikolinearitas karena dapat menyebabkan beberapa

masalah,termasuk:

1. Tidak dapat memperoleh estimasi yang stabil dan dapat

diandalkan dari koefisien regresi.

2. Koefisien regresi menjadi sulit diinterpretasikan.

3. Memperburuk tingkat ketepatan dan signifikansi model.

4. Memperkecil nilai t-statistik dan mengurangi keakuratan tes

hipotesis individu variabel independen.

Beberapa metode yang umum digunakan untuk menguji multikolinearitas

adalah:

1. Matriks korelasi: Menghitung matriks korelasi antara variabel

independen. Jika ada korelasi yang tinggi (mendekati 1 atau -1)

antara dua atau lebih variabel independen, ini bisa menjadi

indikator adanya multikolinearitas.

2. Variance Inflation Factor (VIF): VIF mengukur seberapa

banyak varians dari koefisien regresi dari suatu variabel yang

meningkat karena multikolinearitas dengan variabel lain. VIF

lebih besar dari 1, umumnya dianggap sebagai indikasi masalah

multikolinearitas yang signifikan.

3. Toleransi: Toleransi adalah kebalikan dari VIF. Nilai toleransi

yang rendah (mendekati nol) menandakan tingkat

37
multikolinearitas yang tinggi.

4. Uji eigenvalue: Uji ini melibatkan analisis nilai eigen dari

matriks korelasi. Nilai eigen yang mendekati nol menandakan

adanya multikolinearitas.

Jika multikolinearitas terdeteksi, beberapa tindakan yang dapat diambil

untuk mengatasi masalah tersebut adalah:

1. Menghapus salah satu variabel yang sangat terkait dalam

analisis (jika memungkinkan dan bermakna dari segi teori).

2. Menggabungkan beberapa variabel terkait menjadi satu variabelbaru.

3. Menggunakan teknik seperti regularisasi (misalnya, ridge

regression atau lasso regression) untuk mengurangi efek

multikolinearitas.

4. Mencari data baru atau mengubah pertanyaan penelitian untuk

menghindari multikolinearitas.

Penting untuk diingat bahwa pencegahan multikolinearitas sejak

awal dalam analisis regresi adalah pendekatan terbaik. Memilih variabel

yang saling independen dan relevan dengan variabel dependen akan

membantu menghindari masalah multikolinearitas dan menghasilkan

hasil yang lebih dapat diandalkan dan interpretable.

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah suatu analisis statistik yang

digunakan untuk memeriksa apakah variansi dari variabel terikat tidak

konstan di seluruh tingkat variabel independen. Dalam konteks regresi,

heteroskedastisitas terjadi ketika ada pola perubahan variansi residual

(sisa) dari model regresi, yang menandakan bahwa kesalahan prediksi

38
model tidak konstan di seluruh rentang nilai prediktor.

Heteroskedastisitas dapat menyebabkan masalah dalam analisis regresi,

seperti menyimpangnya asumsi asumsi klasik regresi seperti

homoskedastisitas, normalitas, dan tidak adanya korelasi serial.

Akibatnya, interpretasi dan ketepatan estimasi parameter regresi dapat

terganggu. Ada beberapa metode untuk mendeteksi heteroskedastisitas,

salah satunya adalah dengan menggunakan plot residual. Plot residual

adalah grafik yang menampilkan nilai residual (selisih antara nilai

observasi aktual dan nilai prediksi dari model) pada sumbu vertikal

terhadap nilai prediksi pada sumbu horizontal. Heteroskedastisitas dapat

terdeteksi dari pola bentuk atau pola yang menyebar secara tidak merata

di sekitar garis nol.

Selain itu, ada beberapa tes statistik formal yang digunakan untuk

menguji heteroskedastisitas, seperti:

1. Uji White (White's Test): Uji ini adalah salah satu yang paling

umum digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam

model regresi. Uji White dapat dijalankan setelah mengestimasi

model regresi dan menghitung nilai residual kuadrat.

2. Uji Glejser: Uji ini melakukan regresi tambahan untuk menguji

apakah variabel prediktor tertentu secara signifikan

mempengaruhi variansi residual.

3. Uji Breusch-Pagan (BP Test) dan Uji Cook-Weisberg:

Keduanya adalah uji yang menggunakan statistik chi-square

untuk menguji apakah variansi residual bergantung pada

variabel prediktor.

39
4. Uji Goldfeld-Quandt: Uji ini membagi data menjadi dua

kelompok berdasarkan variabel independen tertentu, kemudian

membandingkan variansi residual antara kedua kelompok

tersebut.

Jika uji heteroskedastisitas menunjukkan adanya heteroskedastisitas,

beberapa langkah yang dapat diambil adalah transformasi data,

menggunakan metode robust standard errors, atau mengubah model

regresi dengan mempertimbangkan variabel lain yang dapat

menjelaskan heteroskedastisitas tersebut.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah salah satu elemen penting dalam

penulisan skripsi. Metode analisis data digunakan untuk mengolah dan

menganalisis data yang telah dikumpulkan selama proses penelitian.

Kegunaan metode analisis data dalam skripsi meliputi:

1. Mengolah data: Metode analisis data membantu mengatur,

menyusun, dan memformat data agar mudah dipahami dan

dianalisis. Pengolahan data ini dapat melibatkan langkah-

langkah seperti pengkodean data, entri data, dan penghapusan

data yang tidak valid atau duplikat.

2. Mengidentifikasi pola dan tren: Dengan menggunakan metode

analisis data, Anda dapat mengidentifikasi pola dan tren dari

data yang telah dikumpulkan. Analisis ini dapat membantu

Anda memahami hubungan antar variabel, perubahan seiring

waktu, dan perbedaan antara kelompok data.

40
3. Menarik kesimpulan: Metode analisis data memungkinkan

Anda untuk mengambil kesimpulan berdasarkan data yang telah

dianalisis. Kesimpulan ini dapat berupa jawaban dari pertanyaan

penelitian yang diajukan atau hipotesis yang telah diajukan.

4. Menguji hipotesis: Metode analisis data memungkinkan Anda

untuk menguji Dengan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian. menerapkan teknik statistik yang sesuai, Anda dapat

mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan signifikan antara

kelompok data atau apakah hubungan antar variabel

berdasarkan data yang ada.

5. Validasi temuan: Metode analisis data membantu dalam

menguji validitas temuan penelitian. Dengan melakukan

analisis yang cermat, Anda dapat menentukan sejauh mana

temuan Anda dapat dipercaya dan direpresentasikan secara

akurat.

6. Memberikan dukungan untuk argumen: Analisis data

memberikan dukungan empiris untuk argumen yang diajukan

dalam skripsi Anda. Data dan hasil analisis dapat menjadi dasar

untuk mendukung atau membantah teori dan klaim yang telah

Anda ajukan.

7. Menyampaikan temuan: Metode analisis data memungkinkan

Anda untuk mengomunikasikan temuan penelitian dengan lebih

efektif. Hasil analisis yang dipresentasikan dengan jelas dan

tepat dapat membantu pembaca atau audiens Anda memahami

temuan penelitian dengan baik.

41
Membangun pengetahuan: Metode analisis data membantu

dalam membangun pengetahuan baru atau mendalam tentang

topik penelitian Anda. Dengan menganalisis data secara

sistematis, Anda dapat mengungkap wawasan baru dan

menyumbangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang

subjek tertentu.

Dengan menggunakan metode analisis data yang tepat, skripsi ini

akan memiliki dasar yang kuat untuk memberikan kontribusi nyata

terhadap bidang studi yang di teliti.

3.9 Analisis Regresi Linear Berganda

Tujuannya untuk mengetahui besarnya pengaruh atau hubungan

fungsional antara dua atau lebih variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y) Model persamaan regresi linear berganda sebagai

berikut : Y = a +b1X1+b2X2+b3X3

Y = Variabel dependen keputusan pembelian

a = Konstanta persamaanregresi b1, b2, b3 Koefisien regresi variabel

independen

X1 = Variabel Brand Image

X2 = Variabel Efektivitas Signal

X3 = Variabel Persepsi Word OF Mouth.

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Uji t (Parsial)

Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui

pengaruh parsial variabel terhadap variabel terikat menggunakan uji t.

Nilait dihitung kriteria pengujian yang digunakan dalam uji t adalah :


42
a) Jika thit Ho diterima Hi ditolak, artinya variabel bebas (X)

secara partial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

(Y).

b) Jika — thit - ttab atau thit > ttab Ho variabel bebas (X) secara

partial berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Perhitungan dilakukan dengan program SPSS[49].

3.10.2 Uji F (simultan)

Pengujian Menggunakan uji F bertujuan untuk menguji apakah

semua variabel bebas secara statistik berpengaruh terhadap perubahan

nilaivariabel terikat (Algifari, 2000: 129).

3.10.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi, yang biasa disimbolkan dengan R-squared

(R²), adalah ukuran statistik yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen dalam suatu model regresi. Dalam istilah sederhana, R-

squared mengindikasikan seberapa baik model regresi cocok dengan

data observasi yang sebenarnya. Nilai R-squared berkisar antara 0

hingga 1. Ada beberapainterpretasi terkait nilai R-squared:

1. R-squared = 0: Model tidak dapat menjelaskan variasi sama

sekali, dan variabel independen tidak mempengaruhi variabel

dependen.

2. 0 < R-squared < 1: Model dapat menjelaskan sebagian variasi

dari variabel dependen. Semakin mendekati 1, semakin baik

model dalam menjelaskan variasi data.R-squared = 1: Model

43
secara sempurna menjelaskan semua variasi data. Namun,

dalam kebanyakan kasus, nilai R-squared yang sangat

mendekati 1 mungkin menimbulkan dugaan adanya overfitting.

44
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kartu perdana Telkomsel adalah salah satu jenis kartu SIM yang

disediakan oleh Telkomsel, salah satu operator telekomunikasi terbesar

di Indonesia. Kartu ini digunakan untuk mengakses jaringan seluler

Telkomsel dan menikmati layanan telekomunikasi seperti panggilan

suara, SMS, dan akses internet.

1. Fisik: Kartu perdana Telkomsel memiliki bentuk kecil dan

tipis, mirip dengan kartu kredit atau kartu debit. Biasanya

terbuat dari plastik dengan ukuran yang standar, yang

memungkinkan Anda untuk memasukkannya ke dalam slot

SIM pada ponsel atau perangkat lain yang mendukung kartu

SIM.

2. Nomor Telepon: Setiap kartu perdana Telkomsel memiliki

nomor telepon yang unik. Nomor ini digunakan untuk

mengidentifikasi pengguna kartu dan digunakan dalam

panggilan suara atau untuk menerima SMS dari pengguna

lain.

3. Identifikasi Operator: Kartu perdana Telkomsel biasanya

memiliki logo atau merek dagang Telkomsel yang tercetak

di atasnya. Ini membedakannya dari kartu perdana operator

lain.

45
4. Paket Layanan: Kartu perdana Telkomsel biasanya datang

dengan paket layanan tertentu yang dapat diaktifkan oleh

pengguna. Paket layanan ini mencakup layanan panggilan

suara, SMS, dan akses internet dengan kuota data yang

berbeda-beda tergantung pada paket yang dipilih.

5. Registrasi: Untuk menggunakan kartu perdana Telkomsel,

pengguna harus melakukan registrasi kartu dengan mengisi

data pribadi mereka seperti nama, alamat, dan Nomor Induk

Kependudukan (NIK). Hal ini penting untuk mengaktifkan

kartu dan mematuhi peraturan pemerintah terkait registrasi

kartu SIM.

6. Pengisian Pulsa: Kartu perdana Telkomsel membutuhkan

pulsa atau saldo untuk digunakan dalam melakukan

panggilan, mengirim SMS, atau membeli paket data.

Pengguna dapat mengisi ulang pulsa mereka dengan

membeli voucher pulsa, menggunakan aplikasi mobile

banking, atau melalui berbagai metode lainnya yang

disediakan oleh Telkomsel.

7. Fitur Tambahan: Kartu perdana Telkomsel juga dapat

memiliki fitur tambahan seperti layanan pesan singkat

berbasis teks (SMS), pesan multimedia (MMS), layanan

pesan instan, akses ke aplikasi khusus Telkomsel, dan

layanan lainnya yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan

oleh pengguna.

46
4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Jenis Kelamin

Jumlah jenis kelamin responden dari pengguna produk Kartu

Perdana Telkomsel dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 4.1 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase


Laki-Laki 42 46,2
Perempuan 49 53,8
Jumlah 91 100%
Sumber: Data Primer
Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat 42 orang

berjenis kelamin laki-laki (46,2%), terdapat 49 orang berjenis kelamin

perempuan (53,8%).

4.2.2 Usia Responden

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden


Usia Responden Jumlah Responden Persentase
Kurang dari 18 tahun 9 9,9
18 - 25 tahun 58 63,7
26 – 35 tahun 8 8,8
35 – 45 tahun 8 8,8
Lebih dari 45 tahun 8 8,8
Jumlah 91 100%
Sumber : Data Primer
Dari table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat 9

orang berusia kurang dari 18 tahun (9,9%), terdapat 58 orang berusia 18-25

tahun (63,7%), terdapat 8 orang berusia 26-35 tahun (8,8%), terdapat 8 orang

berusia 35-45 tahun (8,8%), terdapat 8 orang lebih dari 45 tahun (8,8%).

47
4.2.3 Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase
SD/Sederajat 13 14,3
SMP/Sederajat 6 6,6
SMA/Sederajat 55 60,4
DIPLOMA 2 2,2
S1 13 14,3
S2 2 2,2
Jumlah 91 100%
Sumber: Data Primer

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat 13

orang berpendidikan SD/Sederajat (14,3%), terdapat 6 orang berpendidikan

SMP/Sederajat (6,6%), terdapat 55 orang berpendidikan SMA/Sederajat

(60,4%), terdapat 2 orang berpendidikan DIPLOMA (2,2%), terdapat 13

orang berpendidikan S1 (14,3%), terdapat 2 orang berpendidikan S2 (2,2%).

4.2.4 Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Responden Jumlah Responden Persentase

Pelajar/Mahasiswa 51 56

Wiraswasta 11 12,1

Karyawan Swasta 20 22

Pegawai Negeri 3 3,3

Lainnya 6 6,6

Jumlah 91 100%

Sumber: Data Primer

48
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat 51

orang sebagai Pelajar/Mahasiswa (56%), terdapat 11 orang sebagai

Wiraswasta (12,1%), terdapat 20 orang sebagai Karyawan Swasta (22%),

terdapat 3 orang sebagai Pegawai Negeri (3,3%), dan 6 orang sebagai

Lainnya (6,6%).

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Distribusi frekuensi dan jawaban responden yang diperoleh dari

penyebaran kursioner dengan responden yang berjumlah 91 orang dan

dapatdinyatakan dalam sebuah tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel

Brand Image (X1)

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %

1. Kartu Perdana 65 71.4% 26 28.6% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
memiliki desain
logo yang
menarik dan
mudah diingat.

49
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %

2. Kartu Perdana 70 76.9% 21 23.1% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
terkenal sebagai
merek yang
terpercaya dan
Aman.

3. Kartu Perdana 65 71.4% 26 28.6% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel sering
tampil di iklan atau
media sosial.

4. Kartu Perdana 65 71.4% 26 28.3% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
memberikan nilai
tambah dalam
pengalaman
penggunaan
produk.

5. Kartu Perdana 69 75.8% 22 24.2% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
merupakan
pilihan utama
dalam memenuhi
kebutuhan
telekomunikasi.

50
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %

6. Kartu Perdana 68 74.7% 23 25.3% 0 0% 0 0 0 0%


Telkomsel
%
memiliki program
loyalitas yang
menarik bagi
konsumen.

7. Kartu Perdana 75 82.4% 16 17.6% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel terus
melakukan
inovasi dan
pengembangan
produk untuk
meningkatkan
kepuasan
konsumen.

8. Kartu Perdana 67 73.6% 24 26.4% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
mampu
memberikan
solusi dan layanan
yang sesuai
dengan kebutuhan
konsumen.

9. Kartu Perdana 74 81.3% 17 18.7% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
menjadi perdana
terpecaya di
Indonesia.

51
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %

10. Produk perdana 75 81.5% 16 17.4% 0 0% 0 0% 0 0%


telkomsel
memiliki
keunikan yang
membedakan dari
produk lain.

Sumber: Data Olahan Penulis,2023


Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kursioner 1 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 71.4%, pada kursioner 2 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 76.9% , pada kursioner 3 paling besar

menjawab Sangat Setuju 71.4% , pada kursioner 4 paling besar menjawab

Sangat Setuju (SS) 71.4% , pada kursioner 5 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 75.8% , pada kursioner ke 6 paling besar menjawab Sangat

setuju (SS) 74.7% , pada kursioner ke 7 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 82.4% , pada kursioner ke 8 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 73.6% , pada kursioner ke 9 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 81.3% , pada kursioner ke 10 paling besar Sangat Setuju (SS)

81.5%.

52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel
Efektivitas Signal (X2)

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
1. Saya jarang
mengalami 69 75.8% 22 24.2% 0 0% 0 0% 0 0%
masalah Signal
ketika
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel.

2. Signal Kartu
Perdana 76 83.5% 15 16.5% 0 0% 0 0% 0 0%
Telkomsel lebih
stabil
dibandingkan
dengan merek
lain di pasar.

3. Saya dapat
menggunakan 70 76.9% 21 23.1% 0 0% 0 0% 0 0%
internet dengan
lancar ketika
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel.

53
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
4. Saya tidak pernah
mengalami 73 80.2% 18 19.8% 0 0% 0 0% 0 0%
masalah Signal
ketika
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel.

5. Saya lebih
memilih 72 79.1% 19 20.9% 0 0% 0 0% 0 0%
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel karena
telah memiliki
reputasi yang
baik dalam hal
kualitas Signal.

6. Saya merasa
Kartu Perdana 70 76.9% 21 23.1% 0 0% 0 0% 0 0%
Telkomsel
memiliki layanan
pelanggan yang
responsif dan
membantu dalam
menyelesaikan
masalah terkait
signal.

54
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
7. Saya lebih
memilih 74 81.3% 17 18.7% 0 0% 0 0% 0 0%
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel karena
telah memiliki
jaringan signal
yang luas di
wilayah tempat
saya tinggal.

8. Saya merasa
kualitas signal 70 76.9% 21 23.1% 0 0% 0 0% 0 0%
Telkomsel
berpengaruh
besar terhadap
kepuasan saya
sebagai pengguna

.
9. Saya merasa
paket data yang 62 68.1% 29 31.9% 0 0% 0 0% 0 0%
ditawarkan Kartu
Perdana
Telkomsel cukup
memadai untuk
kebutuhan saya.

55
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
10. Saya cenderung
memilih provider 67 73.6% 24 26.4% 0 0% 0 0% 0 0%
seluler Telkomsel
yang memiliki
kualitas sinyal
yang lebih baik
dengan harga
bisa disesuaikan
dengan
kebutuhan saya.

Sumber : Data Olahan Penulis, 2023

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kursioner 1 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 75.8%, pada kursioner 2 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 83.5% , pada kursioner 3 paling besar

menjawab Sangat Setuju 76.9 % , pada kursioner 4 paling besar menjawab

Sangat Setuju (SS) 80.2% , pada kursioner 5 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 79.1% , pada kursioner ke 6 paling besar menjawab Sangat

setuju (SS) 76.9% , pada kursioner ke 7 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 81.3% , pada kursioner ke 8 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 76.9% , pada kursioner ke 9 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 68.1% , pada kursioner ke 10 paling besar Sangat Setuju (SS)

73.6%.

56
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel
Persepsi Word OF Mouth (X3)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
1. Saya berpendapat
bahwa merek 60 65.9% 31 34.1% 0 0% 0 0% 0 0%
Kartu Perdana
Telkomsel
dianggap positif
oleh masyarakat
luas.
2. Orang-orang di
sekitar saya 59 64.8% 32 35.2% 0 0% 0 0% 0 0%
memiliki
pengalaman
positif dengan
menggunakan
Kartu Perdana
Telkomsel.
3. Kartu Perdana
Telkomsel dikenal 66 72.5% 25 27.5% 0 0% 0 0% 0 0%
sebagai merek
yang terkenal dan
dipercaya oleh
banyak orang.
4. Saya sering
mendengar 67 73.6% 24 26.4% 0 0% 0 0% 0 0%
rekomendasi
produk Kartu
Perdana
Telkomsel dari
teman atau
keluarga saya

57
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
5. Saya sering
memperhatikan 60 65.9% 31 34.1% 0 0% 0 0% 0 0%
rekomendasi
produk Kartu
Perdana
Telkomsel dari
orang lain di
media social.
6. Saya akan
merekomendasi 70 76.9% 21 23.1% 0 0% 0 0% 0 0%
kan produk Kartu
Perdana
Telkomsel kepada
teman atau
keluarga setelah
menggunakan
kartu perdana
7. Saya cenderung 66 72.5% 25 27.5% 0 0% 0 0% 0 0%
mempercayai
informasi yang
diberikan oleh
teman atau
keluarga tentang
Telkomsel
8. Saya akan
mencari informasi 67 73.6% 24 26.4% 0 0% 0 0% 0 0%
tambahan tentang
Telkomsel setelah
mendapatkan
rekomendasi dari
teman atau
keluarga
58
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)

F % F % F % F % F %
9. Saya memotivasi
konsumen baru 64 70.3% 27 29.7% 0 0% 0 0% 0 0%
untuk membeli
produk Kartu
Perdana
Telkomsel.
10. Saya mendorong
konsumen untuk 64 70.3% 27 29.7% 0 0% 0 0% 0 0%
membeli Kartu
Perdana
Telkomsel dengan
harga terjangkau
sesuai
kebutuhannya.

Sumber: Data Olahan Penulis, 2023

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kursioner 1 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 65.9%, pada kursioner 2 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 64.8% , pada kursioner 3 paling besar

menjawab Sangat Setuju 72.5% , pada kursioner 4 paling besar menjawab

Sangat Setuju (SS) 73.6% , pada kursioner 5 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 65.9% , pada kursioner ke 6 paling besar menjawab Sangat

setuju (SS) 76.9% , pada kursioner ke 7 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 72.5% , pada kursioner ke 8 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 73.6% , pada kursioner ke 9 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 70.3% , pada kursioner ke 10 paling besar Sangat Setuju (SS)

70.3%.

59
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel
Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkomsel (Y)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
F % F % F % F % F %
1. Saya memilih Kartu 73 80.2% 18 19.8% 0 0% 0 0% 0 0%
Perdana Telkomsel
karena kartu perdana
yang ditawarkan
sesuai dengan
kebutuhan saya.
2. Saya memilih Kartu 68 74.7% 23 25.3% 0 0% 0 0% 0 0%
Perdana Telkomsel
karena harga yang
ditawarkan sesuai
dengan budget saya.
3. Saya memilih Kartu 63 69.2% 28 30.8% 0 0% 0 0% 0 0%
Perdana Telkomsel
karena Telkomsel
memiliki banyak
keuntungan
dibandingkan merek
lain.
4. Saya akan membeli 74 81.3% 17 18.7% 0 0% 0 0% 0 0%
kartu perdana
Telkomsel dalam
waktu dekat
5. Saya memiliki 64 70.3% 27 29.7% 0 0% 0 0% 0 0%
kepuasan karena
membeli produk
Kartu Perdana
Telkomsel.

60
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
F % F % F % F % F %
6. Saya membeli 66 72.5% 25 27.5% 0 0% 0 0% 0 0%
produk telkomsel
karena berkualitas.

7. Saya mencari 68 74.7% 23 25.3% 0 0% 0 0% 0 0%


informasi produk
Kartu Perdana
Telkomsel dari
kerabat terdekat. dan
saya akan
membelinya.

8. Kartu Perdana 71 78.0% 20 22.0% 0 0% 0 0% 0 0%


Telkomsel
memberikan manfaat
meningkatkan
kualitas aktifitas saya

9. Saya membutuhkan 76 83.5% 15 16.5% 0 0% 0 0% 0 0%


Produk Kartu
Perdana Telkomsel
untuk berkegiatan
sehari-hari.

10. Saya selalu membeli 74 81.3% 17 18.7% 0 0% 0 0% 0 0%


Kartu Perdana
Telkomsel karena
bisa memenuhi
harapan saya.

Sumber: Data Olahan Penulis, 2023


61
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kursioner 1 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 80.2%, pada kursioner 2 paling besar

menjawab Sangat Setuju (SS) 74.7% , pada kursioner 3 paling besar

menjawab Sangat Setuju 69.2% , pada kursioner 4 paling besar menjawab

Sangat Setuju (SS) 81.3% , pada kursioner 5 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 70.3% , pada kursioner ke 6 paling besar menjawab Sangat

setuju (SS) 72.5% , pada kursioner ke 7 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 74.7% , pada kursioner ke 8 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 78.0% , pada kursioner ke 9 paling besar menjawab Sangat

Setuju (SS) 83.5% , pada kursioner ke 10 paling besar Sangat Setuju (SS)

81.3%.

4.4 Hasil Uji Instrumen

4.4.1 Uji Validitas

Percobaan keabsahan dipakai untuk menyamakan angka r jumlah serta

r bagan dari sesuatu sah bila tiap item lebih dari 2 kali dimensi bagan yang

dijelaskan berikut: bukti angket yang diserahkan. Informasi dianggap bila

angka r hitung lebih besar dari angka r tabel. Dengan memakai percobaan 2

bagian serta signifikansinya 0,05 ataupun 5%, keabsahan uji bisa

didetetapkan. Jumlah partisipan (n) = 91, serta df (n- 2) serupa dengan

0,2061, alhasil bagan R diperlihatkan. Statment pada angket bisa

diperoleh:

62
Tabel 4.9 Uji Validitas Brand Image (X1)

Pernyataan R (hitung) R(tabel) Keterangan


Valid / Tidak
X1.1 0,726 0,2061 VALID
X1.2 0,608 0,2061 VALID
X1.3 0,633 0,2061 VALID
X1.4 0,679 0,2061 VALID
X1.5 0,595 0,2061 VALID
X1.6 0,650 0,2061 VALID
X1.7 0,495 0,2061 VALID
X1.8 0,656 0,2061 VALID
X1.9 0,544 0,2061 VALID
X1.10 0,511 0,2061 VALID
Sumber: Data primer diolah 2023
Berdasarkan hasil uji validitas diatas maka dapat dinyatakan semua

item pertanyaan pada variabel Brand Image dinyatakan valid karena nilai r

hitung ≥ r table (0,2061).

Tabel 4.10 Uji Validitas Efektivitas Signal (X2)


Pernyataan R(hitung) R(tabel) Keterangan
Valid / Tidak
X2.1 0,653 0,2061 VALID
X2.2 0,673 0,2061 VALID
X2.3 0,562 0,2061 VALID
X2.4 0,506 0,2061 VALID
X2.5 0,420 0,2061 VALID
X2.6 0,469 0,2061 VALID
X2.7 0,483 0,2061 VALID
X2.8 0,562 0,2061 VALID
X2.9 0,516 0,2061 VALID
X2.10 0,539 0,2061 VALID
Sumber: Data primer diolah 2023

63
Berdasarkan hasil uji validitas diatas maka dapat dinyatakan semua

item pertanyaan pada variabel Efektivitas Signal dinyatakan valid karena

nilai r hitung ≥ r table (0,2061).

Tabel 4.11 Uji Validitas Persepsi Word Of Mouth (X3)

Pernyataan R(hitung) R(tabel) Keterangan


Valid / Tidak
X3.1 0,675 0,2061 VALID
X3.2 0,590 0,2061 VALID
X3.3 0,584 0,2061 VALID
X3.4 0,547 0,2061 VALID
X3.5 0,651 0,2061 VALID
X3.6 0,699 0,2061 VALID
X3.7 0,653 0,2061 VALID
X3.8 0,609 0,2061 VALID
X3.9 0,597 0,2061 VALID
X3.10 0,682 0,2061 VALID
Sumber: Data primer diolah 2023

Berdasarkan hasil uji validitas diatas maka dapat dinyatakan semua

item pertanyaan pada variabel Persepsi Word Of Mouth dinyatakan valid

karena nilai r hitung ≥ r table (0,2061).

64
Tabel 4.12 Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Pernyataan R(hitung) R(tabel) Keterangan


Valid / Tidak
Y.1 0,477 0,2061 VALID
Y.2 0,591 0,2061 VALID
Y.3 0,549 0,2061 VALID
Y.4 0,376 0,2061 VALID
Y.5 0,459 0,2061 VALID
Y.6 0,556 0,2061 VALID
Y.7 0,452 0,2061 VALID
Y.8 0,632 0,2061 VALID
Y.9 0,458 0,2061 VALID
Y.10 0,659 0,2061 VALID
Sumber: Data primer diolah 2023

Berdasarkan hasil uji validitas diatas maka dapat dinyatakan semua

item pertanyaan pada variabel Keputusan Pembelian dinyatakan valid

karena nilai r hitung ≥ r table (0,2061).

4.4.2 Uji Realibilitas

Uji reliabilitas adalah cara untuk mengukur kuesioner yang

menunjuk pada suatu variabel atau konsep. Dengan melihat nilai cronbach

Alpha (α) > 0,6 suatu konstruk dinyatakan reliabel atau konsisten. Hasil dari

uji reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan nilai keseluruhan dari

cronbach’s alpha > 0,6 sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian

dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 4.13 sebagai berikut :

65
Tabel 4.13 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Crombach’s Standar Keterangan


Alpha Realiabilitas
Brand Image 0,819 0,6 Reliabel
(X1)
Efektivitas Signal 0,726 0,6 Reliabel
(X2)
Persepsi Word OF 0,830 0,6 Reliabel
Mouth (X3)
Keputusan Pembelian 0,701 0,6 Reliabel
(Y)
Sumber: Data primer diolah 2023

Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas pada

masing-masing variabel Brand Image (X1), Efektivitas Signal (X2),

Persepsi Word OF Mouth (X3) dan Keputusan Pemblian (Y) memiliki nilai

cronbach’s alpha lebih besar (>) 0,6 sehingga hasil tersebut dapat dikatakan

reliabel dan digunakan sebagai pengumpulan data penelitian.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan metode yang dipergunakan untuk

mengenali apakah informasi tertebar dengan cara wajar ataupun tidak. Pada

riset ini akan dipakai software SPSS 29 for Windows untuk mengecek

normalitas dari masing-masing variabel. Normalitas diuji dengan melihat

apakah garis putus-putus mengikuti diagonal. Jika ya, gambar dikatakan

terdistribusi normal. Hasil pengujian uji normalitas data penelitian dapat

dilihat pada gambar 4.1:

66
Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 91
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.39751311
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Gambar 4.2 Uji Normalitas

Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

67
Gambar diatas dapat diketahui nilai uji normalitas adalah 0,200 >

0,05, maka dapat dinyatakan bahwa hasil uji normalitas berkontribusi

normal.

4.5.2 Uji Multikoliniearitas

Uji Multikolinearitas adalah suatu prosedur statistik yang dilakukan

untuk mengevaluasi apakah ada masalah multikolinearitas dalam analisis

regresi. Multikolinearitas terjadi ketika dua atau lebih variabel independen

dalam model regresi memiliki hubungan yang tinggi satu sama lain,

sehingga menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi kontribusi

masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Hasil pengujian bebas

multikolinearitas apabila VIF > 10 dan Tolerance < 0,1 pengujian dari pada

metode ini dijelaskan berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF


X1 0,289 3,462
X2 0,463 2,160
X3 0,320 3,122
Sumber: Data primer diolah 2023

Dari data yang telah didapati Variance Inflation Factor (VIF) pada

variabel Brand Image, variabel Efektivitas Signal dan variabel Word OF

Mouth adalah>10. Sedangkan untuk nilai Tolerance pada variabel Brand

Image, variabel Efektivitas Signal dan variabel Word OF Mouth adalah

kurang < 0,1. Bisa dibuat pernyataan bahwasannya tidak ada indikasi gejala

multikolinieritas.

68
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Dari variabel terikat tidak konstan di seluruh tingkat variabel

independen. Dalam konteks regresi, heteroskedastisitas terjadi ketika ada

pola perubahan variansi residual (sisa) dari model regresi, yang

menandakan bahwa kesalahan prediksi model tidak konstan di seluruh

rentang nilai predictor. Hasil pengujian dapat dikatakan bebas dari

heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil

uji ini dijelaskan pada tabel 4.15:

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedasitas

Variabel Signifikansi Keterangan


X1 0,624 Tidak Terjadi Heteroskedastistas
X2 0,978 Tidak Terjadi Heteroskedastistas
X3 0,113 Tidak Terjadi Heteroskedastistas
Sumber: Data primer diolah 2023

Dapat diketahui pada tabel data diatas signifikansi pada Brand

Image (X1) adalah 0,624 sedangkan Efektivitas Signal (X2) adalah 0,978

dan Persepsi Word OF Mouth (X3) adalah 0,113. Dan nilai signifikansi

keduanya > 0,05 sehingga tidak ditemukan indikasi heteroskedestisitas.

Keluaran SPSS dapat digunakan untuk menghasilkan grafik

scatterplot, yang menunjukkan bahwa dalam sekala sumbu Y angka 0

bentuk titik terlihat menyebar secara acak dalam evaluasi terhadap indikasi

heteroskedastisitas. Dimungkinkan untuk memiliki berbagai varian

69
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 15.803 3.243 4.873 .000


X1 .328 .106 .391 3.091 .003
X2 .056 .098 .057 .572 .569
X3 .288 .092 .375 3.123 .002
a. Dependent Variable: Y

Gambar 4.4 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda


Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan SPSS 29, Maka

diperoleh hasil persamaan sebagai berikut: Y = 15.803 + 0.328 + 0.056 +

0.288 Persamaan regresi diatas memperlihatkan hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependen secara parsial, dan persamaan

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:

70
1. Nilai konstanta sebesar 15.803 berarti bahwa apabila Brand Image

(X1), Efektivitas Signal (X2), Persepsi Word OF Mouth (X3)

bernilai nol, maka nilai keputusan pembelian (Y) adalah sebesar

15.803 . Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa variabel

Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth,

maka variabel keputusan pembelian akan bernilai sebesar 15.803

satuan.

2. Nilai koefisien Brand Image (X1) sebesar 0.328 dengan nilai positif.

Hal ini menunjukkan bahawa peningkatan Brand Imge (X1) sebesar

1 kali maka keputusan pembelian kartu Perdana Telkomsel akan

meningkat sebesar 0.328 dengan asumsi variabel yang lain juga

konstan.

3. Nilai koefisien Efektivitas Signal (X2) sebesar 0.056 dengan nilai

positif. Hal ini menunjukkan bahawa peningkatan Efektivitas Signal

(X2) sebesar 1 kali maka keputusan pembelian kartu Perdana

Telkomsel akan meningkat sebesar 0.056 dengan asumsi variabel

yang lain juga konstan. Nilai koefisien Persepsi Word OF Mouth

(X3) sebesar 0.288 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan

bahawa peningkatan Persepsi Word OF Mouth (X3) sebesar 1

kali maka keputusan pembelian kartu Perdana Telkomsel akan

meningkat sebesar 0.288 dengan asumsi variabel yang lain juga

konstan.

71
4.7 Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk

menguji klaim atau hipotesis tentang parameter populasi berdasarkan data

sampel. Dalam statistik, ada dua jenis hipotesis yang umum dikenal:

hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif (alternative

hypothesis):

 Hipotesis Nol (H0): Merupakan klaim yang akan diuji

kebenarannya. Biasanya, hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan, tidak ada efek, atau tidak ada hubungan antara parameter

populasi yang sedang diuji.

 Hipotesis Alternatif (Ha): Merupakan klaim yang bertentangan

dengan hipotesis nol. Hipotesis alternatif menyatakan bahwa ada

perbedaan, ada efek, atau ada hubungan antara parameter populasi

yang sedang diuji.

4.7.1 Hasil Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari

variable Brand Image (X1), Efektivitas Signal (X2), dan Persepsi Word OF

Mouth (X3) yang secara parsial terhadap variable keputusan pembelian (Y).

pengambilan keputusan atau hasil perhitungan yaitu apabila nilai

signifikansi lebih kecil daro 0,05 (< 0,05) dan thitung lebih besar dari

pada ttabel (thitung > ttabel). Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang dapat

diartikan terdapat pengaruh yang signifikan, begitu juga sebaliknya.

Berikut hasil perhitungan pada uji t disajikan pada gambar 4.5

72
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Sig
Model B Std. Error Beta t .
1 (Constant) 15.803 3.243 4.873 .000
BRAND IMAGE .328 .106 .391 3.091 .003
EFEKTIVITAS SIGNAL .056 .098 .057 .572 .569

PERSEPSI WORD OF MOUTH .288 .092 .375 3.123 .002


a.
Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU PERDANA TELKOMSEL

Gambar 4.5 Hasil Uji t (Parsial)


Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

Berdasarkan dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pengaruh masing

masing variabel independent terhadap variabel dependen adalah sebagai

berikut:

a) Brand Image terhadap keputusan pembelian

Dari gambar 4.5 yang menjelaskan bahwa pengaruh variabel

Brand Image terhadap keputusan pembelian memperoleh

nilai signifikan sebesar 0,003 artinya nilai signifikansinya

lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung yang diperoleh adalah

3,091, maka nilai thitung lebih besar dari ttabel (3,091 >

1,988). Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

Brand Image secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

pembelian Kartu Perdana Telkomsel.

b) Efektivitas Signal terhadap keputusan pembelian

Dari gambar 4.5 yang menjelaskan bahwa pengaruh variable

Efektivitas Signal terhadap keputusan pembelian


73
memperoleh nilai signifikan sebesar 0,569 artinya nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung yang

diperoleh adalah 0,572, maka nilai thitung lebih kecil dari

ttabel (0,572 < 1,988). Dari hasil tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa Efektivitas Signal secara parsial tidak

atau kurang berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Kartu Perdana Telkomsel.

c) Persepsi Word OF Mouth terhadap keputusan pembelian

Dari gambar 4.5 yang menjelaskan bahwa pengaruh variabel

Persepsi Word OF Mouth terhadap keputusan pembelian

memperoleh nilai signifikan sebesar 0,002 artinya nilai

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung yang

diperoleh adalah 3,123, maka nilai thitung lebih besar dari

ttabel (3,123 > 1,988). Dari hasil tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa Persepsi Word OF Mouth secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kartu Perdana

Telkomsel.

4.7.2 Hasil Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengatahui seberapa jauh pengaruh semua

variabel independent Brand Image(X1),Efektivitas Signal(X2) dan

Persepsi Word OF Mouth(X3) secara simultan atau bersama–sama

terhadap variabel dependen keputusan pembelian(Y). Pengambilan

keputusan dari hasil perhitungan yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil

dari 0,05 (< 0,05) dan Fhitung lebih besar dari pada (Ftabel > Fhitung). Maka Ho

ditolak dan Ha akan diterima yang dapat diartikan bahwa terdapat


74
pengaruh yang signifikan, begitu juga sebalikanya. Berdasarkan hasil

perhitungan dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut:

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 260.666 3 86.889 43.006 .000b
Residual 175.774 87 2.020
Total 436.440 90

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU PERDANA TELKOMSEL


b. Predictors: (Constant), PERSEPSI WORD OF MOUT (X3), EFEKTIVITAS
SIGNAL (X2), BRAND IMAGE (X1)

Gambar 4.6 Hasil Uji F(Simultan)


Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pengaruh dari variabel

independen secara simultan atau bersama – sama terhadap variabel

dependen dengan memperoleh nilai signifikan 0,000 yang dapat diartikan

bahwa nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Dan nilai Fhitung

yang diperoleh 43,006, maka nilai Fhitung lebih besar dar Ftabel (43,006 > 2,71).

Maka Ho ditolak dan Ha akan diterima. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa

Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth secara

simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kartu Perdana

Telkomsel.

4.7.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi dari variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dengan satu. Nilai

R² yang kecil diartikan bahwa kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel – variabel independen memberikan hampir


75
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi untuk model regresi dapat

dilihat pada gambar 4.7 berikut:

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .773 a .597 .583 1.42140
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Gambar 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi


Sumber: Hasil Output SPSS 29, 2023

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa angka koefisien kolerasi (R)

sebesar 0,773 dan mendekati angka 1. Hal ini dapat diartikan bahwa

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar

77,3%. Dari angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan

antara variabel independent dengan dependen adalah kuat. Dari gambar 4.7

diketahui bahwa nilai Adjusted R Square (R²) adalah 0,583 atau 58,3%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian (Y) dapat

dijelaskan oleh variabel Brand Image (X1), Efektivitas Signal (X2), dan

Persepsi Word OF Mouth (X3), Sedangkan sisanya 41,7% dijelaskan oleh

variabel lain diluar penelitian ini.

4.8 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian Kartu Perdana Telkomsel di

Mojokerto. Responden yang digunakan dalam penelitian ini seluruh

pengguna Kartu Perdana Telkomsel yang berada di Mojokerto. Responden

dalam penelitian ini yang berjumlah 91 responden. Responden yang mengisi

76
kursioner terdiri dari responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah

42 orang (53,8)% dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 49 orang

(46,2%). Berdasrkan usia penelitian ini responden didominasi usia < 18

tahun berjumlah 9 orang (9,9%), 18-25 tahun berjumlah 58 orang (63,7%),

26-35 tahun berjumlah 8 orang (8,8%), 35-45 tahun berjumlah 8 orang

(8,8%), > 45 tahun berjumlah 8 orang (8,8%). Berdasarkan pendidikan

penelitian ini didominasi oleh responden yang berpendidikan SD/Sederajat

13 orang (14,3%), terdapat 6 orang berpendidikan SMP/Sederajat (6,6%),

terdapat 55 orang berpendidikan SMA/Sederajat (60,4%), terdapat 2 orang

berpendidikan DIPLOMA (2,2%), terdapat 13 orang berpendidikan S1

(14,3%), terdapat 2 orang berpendidikan S2 (2,2%). Berdasarkan pekerjaan

penelitian ini didominasi oleh responden yang berlatar belakang responden

terdapat 51 orang sebagai Pelajar/Mahasiswa (56%), terdapat 11 orang

sebagai Wiraswasta (12,1%), terdapat 20 orang sebagai Karyawan Swasta

(22%), terdapat 3 orang sebagi Pegawai Negeri (3,3%), dan 6 orang sebagai

Lainnya (6,6%).

4.8.1 Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel Brand Image

(X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) karena nilai t hitung

pada variabel Brand Image (X1) sebesar 3,091, lebih besar dari ttabel (3,091

> 1,988). Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Brand Image

secara parsial berpengaruh dalam meningkatnya keputusan pembelian Kartu

Perdana Telkomsel. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian oleh

Muhamad Bagus dkk.(2021) yang berjudul ―Pengaruh Brand Image (Citra

Merek) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Smartphone

77
Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa FKIP Universitas Jember)‖.

Bahwasannya pengaruh Brand Image berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian.

4.8.2 Pengaruh Efektivitas Signal terhadap Keputusan Pembelian

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel Efektivitas

Signal (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) karena nilai t

hitung pada variabel Efektivitas Signal (X2) sebesar 0,569 artinya nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung yang diperoleh adalah

0,572, maka nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,572 < 1,988). Dari hasil

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Efektivitas Signal secara parsial

tidak atau kurang berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian

Kartu Perdana Telkomsel.

4.8.3 Pengaruh Persepsi Word OF Mouth terhadap Keputusan Pembelian

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel Word OF

Mouth (X3) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) karena nilai t

hitung pada variabel Word OF Mouth (X3) sebesar 0,002 artinya nilai

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung yang diperoleh adalah

3,123, maka nilai thitung lebih besar dari ttabel (3,123 > 1,988). Dari hasil

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Word OF Mouth secara parsial

berpengaruh dalam meningkatnya keputusan pembelian Kartu Perdana

Telkomsel. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian oleh

Muhamad Fajar dkk. (2019) yang berjudul ―Pengaruh Persepsi Konsumen

terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana IM3‖. Bahwasannya

pengaruh Persepsi Word OF Mouth berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian.

78
4.8.4 Pengaruh Brand Image, Efektivitas Signal dan Persepsi Word OFMouth

terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan olah data melalui uji F (simultan) bahwa Brand Image,

Efektivitas, Signal dan Persepsi Word OF Mouth secara simultan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kartu Perdana Telkomsel di

Mojokerto yang dapat dilihat pada gambar hasil uji F (simultan) yaitu nilai

Fhitung yang diperoleh 43,006, maka nilai Fhitung lebih besar dar Ftabel (43,006 >

2,71). Maka Ho ditolak dan Ha akan diterima. Dan dapat ditarik kesimpulan

bahwa Brand Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth

secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kartu Perdana

Telkomsel di Mojokerto.

79
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan

pada bagian sebelumnya bahwa terdapat pengaruh diantara ketiga variabel

Brand Image, Efektivitas Signal dan Persepsi Word OF Mouth terhadap

Keputusan Pembelian. Hasil analisis berpacu pada hasil data yang didapat

dari beberapa indikator yang digunakan sebagai acuan untuk

mengoptimalkan Brand Image seperti: Telkomsel memiliki desain logo

yang menarik dan mudah diingat, Telkomsel terkenal sebagai merek yang

terpercaya dan aman, Telkomsel sering tampil di iklan atau media social,

desain logo, kepercayaan, tingkat kepopuleran. Indikator dari Efektivitas

Signal seperti: Saya jarang mengalami masalah Signal ketika menggunakan

Telkomsel, Signal Telkomsel lebih stabil dibandingkan dengan merek lain

di pasar, saya dapat menggunakan internet dengan lancar ketika

menggunakan Telkomsel, frekuensi masalah Signal, kestabilan Signal,

kualitas internet. Indikator dari Persepsi Word OF Mouth seperti: saya

menganggap bahwa merek Telkomsel dianggap positif oleh masyarakat

luas, Indikator keputusan pembelian seperti: saya memilih Telkomsel

karena kartu perdana yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan saya, saya

memilih Telkomsel karena harga yang ditawarkan sesuai dengan budget

saya, saya memilih Telkomsel karena Telkomsel memiliki banyak

keuntungan dibandingkan merek lain, saya akan membeli kartu perdana

Telkomsel dalam waktu dekat, kesesuaian kebutuhan, harga, keuntungan.

80
Sehingga berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian Kartu Perdana Telkomsel di Mojokerto. Maka

keputusan pembelian. Kartu Perdana Telkomsel mampu dipengaruhi oleh

variabel independent dan dependent sebesar 77,3%. Dari hasil uji f

(simultan) dapat ditarik kesimpulan bahwa Brand Image, Efektivitas Signal,

dan Persepsi Word OF Mouth secara simultan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian Kartu Perdana Telkomsel di Mojokerto.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Brand

Image, Efektivitas Signal, dan Persepsi Word OF Mouth terhadap keputusan

pembelian Kartu Perdana Telkomsel. Maka ada saran yang diajukan oleh

peneliti, saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT Telkom Indonesia di bidang keputusan pembelian produk

Kartu Perdana Telkomsel, yang berpengaruh terhadap peningkatan

pembelian konsumen di Mojokerto perlu meningkatkan daya

kekuatan signal didesa maupun daerah yang terpencil, supaya

konsumen bisa mengakses tanpa terkendala jaringan signal, maka

konsumen tidak akan berpikir 2X untuk memutuskan pembelian

yang lebih banyak mengenai produk Kartu Perdana Telkomsel

81
82

Anda mungkin juga menyukai