Kadar HB Saat Menstruasi - Salma 22 (2) SALMA R Salinan
Kadar HB Saat Menstruasi - Salma 22 (2) SALMA R Salinan
Disusun oleh :
SALMAA RAHMAWATI
NIM :2118861
JEPARA
2023
1
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah- nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya
Dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini,penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
2.Ibu Yayuk Nor azizah Amd.Keb., SKM., M.Kes selaku Kepala Prodi
Hikmah Jepara.
kebersamaannya.
2
6.Semua pihak yang memberikan bantuan secara langsungmaupun tidak
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna, oleh karena itu
kesempurnaan tulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
3
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
PENDUHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian........................................................................................................4
A. Menstruasi.....................................................................................................................5
B. Hemoglobin...................................................................................................................9
C. Kadar Hemoglobin.........................................................................................................9
D. Definisi Polistemia.........................................................................................................9
E. Definisi Anemia.............................................................................................................9
A. Kerangka Konsep........................................................................................................15
B. VariabelPenelitian.......................................................................................................16
C. DefinisiOperasional.....................................................................................................16
E. DesainPenelitian.........................................................................................................16
G. Etika Penelitian............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah anemia dapat terjadi pada kelompok remaja akhir karena mulai terjadi
perubahan pola hidup. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok usia yang rentan
padat, waktu istirahat yang singkat, serta ketersediaan makanan yang umumnya
didominasi oleh junk food. Serta pada mahasiswi kehilangan zat besi (Fe) saat
mengalami keluhan seperti kepala pusing, lemah atau lesu, dan kurang
Negara maju yang pada umumnya anemia terjadi diseluruh dunia terutama
banyak diderita oleh wanita karena setiap bulan wanita mengalami menstruasi
5
(Yatim, 2012) menyebutkan anemia merupakan penurunan jumlah sel
darah merah atau keadaan konsentrasi Hemoglobin (Hb) seseorang dalam darah
sel, perdarahan atau gangguan penyerapan zat besi. Anemia dapat mengenai
laki-laki dan perempuan baik anak-anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut
tetapi yang lebih sering terkena resiko anemia adalah perempuan dengan
prevalensia anemia dunia pada remaja perempuan kurang lebih berkisar antara
40-88%.
dinding rahim (endometrium) dan sel telur yang tidak dibuahi yang terjadi secara
berulang kali setiap bulan kecuali pada saat hamil. (Engka, 2017).
ditambah dengan ketiadaannya dapur dalam ruang kos, sehingga urusan makan
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan umum
2.Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
ilmu dalam bidang Kesehatan dan menambah wawasan untuk pembaca serta
2. Manfaat Praktis
1.Bagi instusi
7
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk pengembangan ilmu,
2.Bagi Peneliti
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bagi peneliti
E. Keaslian Penelitian
pasca menstruasi
menstruasi
dari normal
8
3. Ni made pitri 2022 Gambaran Remaja putri dengan
aktivitas
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi
pembuluh darah dan sel telur yang tidak di buahi. Proses menstruasi dapat
terjadi dikarenakan sel telur pada organ wanita tidak dibuahi, hal ini
menstruasi yang terjadi setiap bulannya disebut siklus menstruasi. Normal siklus
menstruasi adalah 21 hari sampai 35 hari yang ditandai dengan keluarnya darah
siklus lebih dari 35 hari termasuk kategori siklus yang tidak normal, hal ini terjadi
2. Siklus Menstruasi
10
2 sampai 8 hari masih termasuk normal. Pendarahan menstruasi terdiri dari
jumlah yang tidak ditentukan. Biasanya darah berbentuk cair, tapi jika kecepatan
aliran darah terlalu besar, gumpalan dengan bermacam ukuran sangat mungkin
fibrinolitik lokal yang aktif di endometrium. Rata-rata jumlah darah yang hilang
pada wanita normal pada satu periode menstruasi ditentukan oleh beberapa
3. Mekanisme Menstruasi
dirangsang oleh hormon Follicle stimulating hormone (FSH). Selain itu, estrogen
untuk menahan ovulasi pada hari ke 14. Waktu sekitar ovulasi disebut fase
dan terjadi pendarahan (haid) pada hari ke 28. Fase ini disebut fase perdarah an
Menurut (Utami, dkk, 2015) mentstruasi atau haid pada wanita terjadi melalui
empat fase, ase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi dan fase luteal.
Menurut (Utami, dkk, 2015) mentstruasi atau haid pada wanita terjadi melalui
11
1. Fase Menstruasi
Di fase ini yang terjadi adalah keluarnya darah haid dari organ reproduksi
wanita yang ditandai dengan penurunan kondisi menjadi lemas dan dikatakan
normal apabila haid terjadi dari hari kelima sampai ketujuh. Menurunnya
hormone progesterone juga terjadi pada fase ini diselingi dengan keluarnya
2. Fase folikular
Hormone (FSH) oleh kelenjar hipofisia yang berperan sebagai pembuat folikel
pada ovarium sampai menjadi matang. Pada fase ini terjadi peningkatan
hormone estrogen.
3. Fase Ovulasi
Pada fase ini yang terjadi pada hormone estrogen sedang meningkat dan
hormone luteinizing pada sel telur yang telah matang akan di lepaskan menuju
4. Fase Luteal
Fase luteal adalah fase terakhir yang terjadi pada hari kelima belas
sampai siklus menstruasi berakhir. Bekas folikel yang telah ditinggalkan sel telur
progesterone..
12
4. Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Menstruasi
saraf dan metabolisme dalam tubuh bekerja secara tidak optimal. Apabila kadar
hemoglobin dalam darah menjadi rendah akan memicu gejala anemia ringan,
dari nilai normal. Hal ini disebabkan karena penurunan kualitas dan kuantitas sel
pusing, daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah terserang penyakit dan
rasa lelah, letih dan lesu yang juga menyebabkan produktivitas menurun.
a. Pola makan
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu
sehingga banyak remaja putri yang membatasi konsumsi makan dan banyak
makanan-makanan tertentu misalnya karbohidrat. Hal ini tidak sehat bagi remaja
yang sedang tumbuh dan memerlukan berbagai jenis makanan (Utami., Surjani,
Mardiyaningsih, 2015).
13
b. Pola menstruasi
siklus menstruasi dan disminorea. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari
siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-
15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari,
ada yang 7-8 hari. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat
badan, aktivitas fisik, tingkat stress, genetic dan gizi (Utami, Surjani, dan
Mardiyaningsih, 2015).
B. Hemoglobin ( Hb)
komponen padat yang berupa sel-sel darah dan komponen cair yang biasa
disebut plasma darah. Komponen padat yang merupakan sel-sel darah biasanya
terdiri dari tiga jenis komponen seperti eritrosit, trombosit transportasi O2 dan
CO2 antara jaringan dan paru-paru. Protein dari eritrosit yang merupakan
hemoglobin (Hb) juga memiliki fungsi yang sangat penting pada kedua proses
transport tersebut. Hemoglobin adalah protein dari eritrosit yang terdapat dalam
sel darah merah yang mengandung zat besi dan berfungsi sebagai
pengangkutan oksigen dari paru-paru ke semua sel jaringan tubuh. (Gunadi dkk,
2016).
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.
14
yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan
proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit
juga akan menurun dan tubuh menjadi kekurangan O2 Hal ini akan
konjugat protein. Inti Fe dan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin)
2016).
1. Pembentukan Hemoglobin
selama 24-48 jam proses pematangan. Waktu sel darah merah menua, sel ini
menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, dan akhirnya pecah. Hemoglobin terutama
difagositosis limfa, hati dan sumsum tulang kemudian direduksi menjadi heme
dan globin, globin masuk kembali ke dalam sumber asam amino. Besi
dibebaskan dari hem ddan sebagian besar diangkat oleh plasma transferin ke
15
2. Faktor yang mempengaruhi hemoglobin
a. pola makan
dikonsumsi memiliki nilai gizi yang baik, maka status gizi juga baik tanpa
b. Aktivitas fisik
dengan organ tubuh oleh aktivitas itu sendiri. Salah satu organ ini
oksigen yang memiliki peran penting setelah aktivitas. Peran penting ini
16
3. Dampak Kekurangan Hemoglobin (Hb)
Menurut Fajriah dan Fitrianto (2016) Dampak akut dari kekurangan hemoglobin
antara lain:
a. Sering pusing, merupakan respon dari sistem saraf pusat akibat otak
sel darah menjadi merah akan tampak pucat karena kekurangan yang
ekstrim.
4.Fungsi Hemoglobin
diantaranya:
17
a. Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh. Hb adalah suatu
molekul alosterik yang terdiri atas empat subunit polipeptida dan bekerja
dalam mempertahankan bentuk sel darah merah yang bikonkaf, jika terjadi
gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam
18
A. Metode Sahli
Pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli prinsip yang digunakan dalam
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart dalam alat itu.
Metode ini diniliai lemah karena larutan hematin asam bukan larutan sejati dan
alat yang di estimasi tidak dapat di standartkan. Cara ini juga dinilai tidak teliti
2010).
B. Metode Cyanmeth
yaitu darah yang diencerkan dengan larutan drabkin akan terjadi hemolysis
C. Metode Tallquist
dengan skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda
sampai merah tua. Metode tallquist menggunakan skala warna mulai dari merah
muda 10% di tengah-tengah ada bagian yang sengaja dilubangi dimana darah
19
D. Metode Impedensi Cyanide Free Haemoglobin
berdasarkan variasi impedansi aliran listrik terhadap sel-sel yang dilewatkan oleh
berkas cahaya. Prinsip yang digunakan adalah pengukuran jumlah dan sifat-sifat
sel yang dibungkus oleh cairan akan dialirkan melalui celah sempit sehingga sel
dapat lewat satu per satu dan kemudian dilakukan perhitungan jumlah sel dan
D. Definisi Polisitemia
sel darah merah melebihi 6 jjut/mm3 atau hemoglobin melebihi 18 g/dl), dapat
dimana keadaan dengan jumlah eritrosit (sel darah merah) naik melebihi normal
darah merah yang terlalu berlebihan sehingga dapat menyebabkan darah dalam
pusing, kesemutan, telinga berdenging, strok, sakit jantung, dan bahkan dapat
E. Definisi Anemia
20
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah
satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat
gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan
aktivitas. Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan
Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi tiga
anemia merupakan gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar
hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik tertentu. Gejala
ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh
21
a. Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas
padaekstremitas.
d. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
22
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
4. Penanggulangan Anemia
sebagai berikut:
1. Makan makanan yang mengandung zat besi dari baghan hewani (daging,
ayam, ikan, hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran, yang
nanas.
haid.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variable dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo 2010).
Menstruasi
Pola
menstruas
Peningkatanpendarahan
Penyebab
Penurunan zat besi (Fe) anemia :Statusgizi
Sosialekonomi
Anemiadefisiensibesi
KadarHemoglobin MorfologiEritrosit
MetodeCyanmethemoglobin MetodeMikroskopis
24
B. Variabel Penelitian
pengamatan penelitian. Sering pula variable penelitian itu sebagai faktor- fakor
yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata,
2010). Penelitian ini terdapat satu variable yaitu gambaran jumlah hemoglobin
pada mahasiswi.
C. DefinisiOperasional
yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau
diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan
bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa
yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain
(Suryabrata, 2010).
D. Populasi/Sampel/Sampling
1. Populasi
atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2012). Populasi penelitian ini
2. Sampel
25
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipilih dengan sampling
a. Kriteria Inklusi
meliputi :
b. Kriteria Eksklusi
4. Sampling
jumlah dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel
E. Desain Penelitian
26
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut
Sugiyono (2014) metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam penelitian ini peneliti hanya
Al-Hikmah Jepara.
penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik
27
c. Coding data (memberikan kode data)
Yaitu memberikan kode pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk
Seluruh data yang telah di coding, maka dilakukan entry data dengan
1. Analisa data
maka rumusan yang digunakan dalam menganalisa data guna untuk mengetahui
P= 100%
Keterangan :
P = angkapersentase
N = Jumlahseluruhresponden
28
a. 100% : Seluruhnya
d. 50% : Setengahnya
G.Etika penelitian
menjadi responden.
29
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Utomo Waras Budi, dan Febrianti, (2013). Lama Haid dan Kejadian
Anemia pada Remaja Putri, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Utami Baiq Nurlaily, Surjani, dan Mardiyaningsih Eko (2015). Hubungan Pola
Makan dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri, Akademi
Nomor 2.
Surakarta.
30
Febriani, A. Y. U., & Sijid, S. T. A. (2021). Review : Anemia Defisiensi Besi.
November, 137–142.
Mahasiswa. 4–16.
Prodi D-III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian Tahun 2018. Jurnal Maternity
Kristianti Septi, , Winarsih, dan Wibowo Trisno Agung, (2013). Hubungan Anemia
Utami Baiq Nurlaily, Surjani, dan Mardiyaningsih Eko (2015). Hubungan Pola
Makan dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri, Akademi
Nomor 2.
31