Anda di halaman 1dari 31

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWI

UNIVERSITAS AL-HIKMAH JEPARA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan ujian akhir program

pendidikan Diploma lll Kebidanan

Disusun oleh :

SALMAA RAHMAWATI

NIM :2118861

UNIVERSITAS AL-HIKMAH JEPARA

JEPARA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat ALLAH SWT,yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah- nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah dengan judul ‘’ GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SAAT

MENSTRUASI PADA MAHASISWI UNIVERSITAS AL-HIKMAH JEPARA”

Dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini,penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Proposa KaryaTulis Ilmiah ini.Adapun rasa terima kasih penulis

1.Ibu Dr. Ita Rahmawati, S.Si.T., M.Kes selaku Rektor Universitas

memberi kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti Pendidikan di

Universitas Al Hikmah Jepara.

2.Ibu Yayuk Nor azizah Amd.Keb., SKM., M.Kes selaku Kepala Prodi

Diploma III Kebidanan Universitas Al Hikmah Jepara yang telah memberi

kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti Pendidikan di Universitas Al

Hikmah Jepara.

3.Seluruh dosen dan staf karyawan universitas al hikmahjepara yang

telah memberikan motivasidan dukungan dalam pembuatan proposal

karya tulis ilmiah ini.

4.Keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat

untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

5.Teman-temanku seangkatan yang telah memberikansemangat dan atas

kebersamaannya.

2
6.Semua pihak yang memberikan bantuan secara langsungmaupun tidak

langsung dalam penyusunan proposal karyatulisilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan tulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya,serta bagi perkembangan

pelaksanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah di masa yang akan datang

3
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

PENDUHULUAN.......................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................4

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................4

E. Keaslian Penelitian........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................5

A. Menstruasi.....................................................................................................................5

B. Hemoglobin...................................................................................................................9

C. Kadar Hemoglobin.........................................................................................................9

D. Definisi Polistemia.........................................................................................................9

E. Definisi Anemia.............................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................15

A. Kerangka Konsep........................................................................................................15

B. VariabelPenelitian.......................................................................................................16

C. DefinisiOperasional.....................................................................................................16

D. Populasi data Sampel.................................................................................................16

E. DesainPenelitian.........................................................................................................16

F. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data............................................................17

G. Etika Penelitian............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang sering

dijumpai di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.

Masalah anemia dapat terjadi pada kelompok remaja akhir karena mulai terjadi

perubahan pola hidup. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok usia yang rentan

mengalami hal tersebut karena mahasiswa memiliki jadwal perkuliahan yang

padat, waktu istirahat yang singkat, serta ketersediaan makanan yang umumnya

didominasi oleh junk food. Serta pada mahasiswi kehilangan zat besi (Fe) saat

menstruasi setiap bulannya sehingga membutuhkan lebih banyak asupan zat

besi (Fe). Kegiatan mahasiswa yang padat membuat sebagian mahasiswa

mengalami keluhan seperti kepala pusing, lemah atau lesu, dan kurang

berkonsentrasi saat pembelajaran (Surjadi, 2013).

Anemia terjadi pada 45% wanita di Negara berkembang dan 13% di

Negara maju yang pada umumnya anemia terjadi diseluruh dunia terutama

didaerah berkembang. Terjadinya anemia karena adanya peningkatan

kebutuhan zat besi sebagai pembentukan hemoglobin pada tubuh, diantaranya

pada saat menstruasi, kehamilan dan melahirkan. Secara biologis anemia

banyak diderita oleh wanita karena setiap bulan wanita mengalami menstruasi

sehingga pengeluaran zat besi harus diimbangi (Kristianti dkk, 2014).

5
(Yatim, 2012) menyebutkan anemia merupakan penurunan jumlah sel

darah merah atau keadaan konsentrasi Hemoglobin (Hb) seseorang dalam darah

berada dibawah nilai normal dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan

sel, perdarahan atau gangguan penyerapan zat besi. Anemia dapat mengenai

laki-laki dan perempuan baik anak-anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut

tetapi yang lebih sering terkena resiko anemia adalah perempuan dengan

keadaan menstruasi. Menurut World Health Organization (WHO) (2013) angka

prevalensia anemia dunia pada remaja perempuan kurang lebih berkisar antara

40-88%.

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena proses pelepasan

dinding rahim (endometrium) dan sel telur yang tidak dibuahi yang terjadi secara

berulang kali setiap bulan kecuali pada saat hamil. (Engka, 2017).

Mahasiswa dengan segudang aktititas, kegiatan perkuliahan yang padat

disertai dengan keikutsertaan mahasiswa pada kegiatan-kegiatan tertentu

ditambah dengan ketiadaannya dapur dalam ruang kos, sehingga urusan makan

sehari-hari tidak lagi diawasi secara langsung oleh orangtua seringkali

berdampak pada pengambilan keputusan mahasiswa dalam konsumsi makanan

yang serba praktis dan murah (Rusyadi Sabila, 2017).

6
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: Bagaimana kadar Hemoglobin saat menstruasi pada

mahasiswi Universitas Al-Hikmah Jepara ?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan umum

Mengetahui kadar hemoglobin saat menstruasi pada mahasiswi

universitas Al-Hikmah jepara.

2.Tujuan Khusus

Mengidenifikasi jumlah kadar hemoglobin saat menstruasi pada

mahasiswi universitas Al-Hikmah jepara

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat digunakan untuk pengembangan

ilmu dalam bidang Kesehatan dan menambah wawasan untuk pembaca serta

dapat dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

1.Bagi instusi

7
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk pengembangan ilmu,

khususnya bidang Kesehatan terkait dengan kadar Hemoglobin saat menstruasi

2.Bagi Peneliti

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya untuk mengetahui indikator lain mengenai hemoglobin.

E. Keaslian Penelitian

NO Nama Tahun Judul Hasil penelitian

1. Siti Nuraini 2018 Perbedaan Kadar Adanya hubungan

Hemoglobin antara penurunan

sebelum hemoglobin pada saat

menstruasi dan menstruasi

pasca menstruasi

2. Sitnatin Soulissa 2022 Gambaran kadar Sebagian mahasiswi

hemoglobin dan pada saat menstruasi

morfologi eritrosit memiliki kadar

pada mahasiswi hemoglobin yang tidak

dengan lama normal

menstruasi

normal dan lebih

dari normal

8
3. Ni made pitri 2022 Gambaran Remaja putri dengan

suciati lamanya usia 18-21 memiliki

menstruasidan kadar hemoglobin tidak

kadar hemoglobin normal karna faktor

pada remaja putri pola makan dan

aktivitas

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi

1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi

karena luruhnya dinding rahim bagian dalam yang mengandung banyak

pembuluh darah dan sel telur yang tidak di buahi. Proses menstruasi dapat

terjadi dikarenakan sel telur pada organ wanita tidak dibuahi, hal ini

menyebabkan endometrium atau lapisan dinding rahim menebal dan menjadi

luruh yang kemudian akan mengeluarkan darah melalui saluran reproduksi

wanita. Menstruasi hanya terjadi pada wanita normal, kebiasaan wanita

menstruasi yang terjadi setiap bulannya disebut siklus menstruasi. Normal siklus

menstruasi adalah 21 hari sampai 35 hari yang ditandai dengan keluarnya darah

sebanyak 10 hingga 80 ml perhari. Menstruasi atau haid yang terjadi dengan

siklus lebih dari 35 hari termasuk kategori siklus yang tidak normal, hal ini terjadi

disebabkan banyak perantara seperti keadaan hormone yang tidak seimbang,

stress, penggunaan KB, atau karena tumor. (Tombokan, dkk, 2017).

2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah pola yang menggambarkan jarak antara hari

pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Secara umum,

masa menstruasi berlangsung selama 28 hari (Setyowati, 2017). Lamanya

perdarahan menstruasi juga bervariasi, umumnya 4 sampai 6 hari, namun antara

10
2 sampai 8 hari masih termasuk normal. Pendarahan menstruasi terdiri dari

serpihan-serpihan endometrium yang terkelupas tercampur dengan darah dalam

jumlah yang tidak ditentukan. Biasanya darah berbentuk cair, tapi jika kecepatan

aliran darah terlalu besar, gumpalan dengan bermacam ukuran sangat mungkin

ditemukan. Pembekuan menstruasi yang normal disebabkan oleh sistem

fibrinolitik lokal yang aktif di endometrium. Rata-rata jumlah darah yang hilang

pada wanita normal pada satu periode menstruasi ditentukan oleh beberapa

kelompok penelitian, yaitu 25-60 ml (Kartini, 2020).

3. Mekanisme Menstruasi

Hari ke 1 sampai 14, pertumbuhan serta perkembangan oleh folikel primer

dirangsang oleh hormon Follicle stimulating hormone (FSH). Selain itu, estrogen

terhambat oleh pembentukan FSH dan diperintahkan hipofisis untuk

memproduksi LH yang berfungsi untuk merangsang folikel Graaf yang matang

untuk menahan ovulasi pada hari ke 14. Waktu sekitar ovulasi disebut fase

estrus (Marwaningsih1, 2019).

Luteinizing hormone (LH) merangsang folikel kosong untuk berubah menjadi

tubuh kuning (corpus luteum). Endometrium kering kemudian akan mengelupas

dan terjadi pendarahan (haid) pada hari ke 28. Fase ini disebut fase perdarah an

atau fase menstruasi (Setyowati, 2017).

Menurut (Utami, dkk, 2015) mentstruasi atau haid pada wanita terjadi melalui

empat fase, ase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi dan fase luteal.

Menurut (Utami, dkk, 2015) mentstruasi atau haid pada wanita terjadi melalui

empat fase, fasemenstruasi, fasefolikular, faseovulasi dan fase luteal.

11
1. Fase Menstruasi

Di fase ini yang terjadi adalah keluarnya darah haid dari organ reproduksi

wanita yang ditandai dengan penurunan kondisi menjadi lemas dan dikatakan

normal apabila haid terjadi dari hari kelima sampai ketujuh. Menurunnya

hormone progesterone juga terjadi pada fase ini diselingi dengan keluarnya

darah menstruasi sebanyak 10 sampai 80 ml

2. Fase folikular

Pada fase folikular terjadi pelepasan hormone Follicle Stimulating

Hormone (FSH) oleh kelenjar hipofisia yang berperan sebagai pembuat folikel

pada ovarium sampai menjadi matang. Pada fase ini terjadi peningkatan

hormone estrogen.

3. Fase Ovulasi

Pada fase ini yang terjadi pada hormone estrogen sedang meningkat dan

hormone luteinizing pada sel telur yang telah matang akan di lepaskan menuju

tuba fallopi dan bertahan selama kurang lebih 12 sampai 24 jam.

4. Fase Luteal

Fase luteal adalah fase terakhir yang terjadi pada hari kelima belas

sampai siklus menstruasi berakhir. Bekas folikel yang telah ditinggalkan sel telur

akan membentuk korpus luteum yang kemudian menghasilkan hormone

progesterone..

12
4. Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Menstruasi

Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan sel- sel

saraf dan metabolisme dalam tubuh bekerja secara tidak optimal. Apabila kadar

hemoglobin dalam darah menjadi rendah akan memicu gejala anemia ringan,

anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin seseorang kurang

dari nilai normal. Hal ini disebabkan karena penurunan kualitas dan kuantitas sel

darah merah. Anemia ringan juga dapat mempengaruhi kemampuan konsentrasi

belajar, menurunkan kemampuan fisik, kesegaran tubuh berkurang, muka pucat,

pusing, daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah terserang penyakit dan

rasa lelah, letih dan lesu yang juga menyebabkan produktivitas menurun.

(Wahyuningsih dan Astuti, 2012).

5. Faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja putri

a. Pola makan

Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah

pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu

tertentu. Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk badannya,

sehingga banyak remaja putri yang membatasi konsumsi makan dan banyak

pantangan terhadap makanan. Masa remaja sering kali merupakan masa

pertama kalinya orang-orang mempertimbangkan untuk mengikuti diet dalam

rangka mengubah betuk tubuh mereka. Diet ketat biasanya menghilangkan

makanan-makanan tertentu misalnya karbohidrat. Hal ini tidak sehat bagi remaja

yang sedang tumbuh dan memerlukan berbagai jenis makanan (Utami., Surjani,

Mardiyaningsih, 2015).

13
b. Pola menstruasi

Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri dari

siklus menstruasi dan disminorea. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari

pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi peride berikutnya. Sedangkan

siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-

15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari,

ada yang 7-8 hari. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat

badan, aktivitas fisik, tingkat stress, genetic dan gizi (Utami, Surjani, dan

Mardiyaningsih, 2015).

B. Hemoglobin ( Hb)

Definisi Hemoglobin adalah Darah tersusun dari dua komponen, yaitu

komponen padat yang berupa sel-sel darah dan komponen cair yang biasa

disebut plasma darah. Komponen padat yang merupakan sel-sel darah biasanya

terdiri dari tiga jenis komponen seperti eritrosit, trombosit transportasi O2 dan

CO2 antara jaringan dan paru-paru. Protein dari eritrosit yang merupakan

hemoglobin (Hb) juga memiliki fungsi yang sangat penting pada kedua proses

transport tersebut. Hemoglobin adalah protein dari eritrosit yang terdapat dalam

sel darah merah yang mengandung zat besi dan berfungsi sebagai

pengangkutan oksigen dari paru-paru ke semua sel jaringan tubuh. (Gunadi dkk,

2016).

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat

molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.

Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia,

14
yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan

proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit

rendah, maka kemampuan eritrosit membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh

juga akan menurun dan tubuh menjadi kekurangan O2 Hal ini akan

menyebabkan terjadinya anemia (Gunadi, Mewo, dan Tiho, 2016)

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan

konjugat protein. Inti Fe dan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin)

menyebabkan warna darah merah. Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi

karboksi hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri mengandung

oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Sudikno dan Sandjaja,

2016).

1. Pembentukan Hemoglobin

Proses pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang melalui

stadium pematangan. Sel darah merah pada memasuki sirkulasi sebagai

retikulosit dari sumsum tulang. Sejumlah kecil hemoglobin masih dihasilkan

selama 24-48 jam proses pematangan. Waktu sel darah merah menua, sel ini

menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, dan akhirnya pecah. Hemoglobin terutama

difagositosis limfa, hati dan sumsum tulang kemudian direduksi menjadi heme

dan globin, globin masuk kembali ke dalam sumber asam amino. Besi

dibebaskan dari hem ddan sebagian besar diangkat oleh plasma transferin ke

sumsum tulang pembentukan sel darah merah baru (Sadikin 2014).

15
2. Faktor yang mempengaruhi hemoglobin

a. pola makan

Makanan keseharian remaja yang kurang mengandung zat besi memiliki

pengaruh pada tubuh remaja sehingga meningkatkan kejadian anemia

secara langsung. Makanan yang dikonsumsi oleh remaja sangat

berkaitan dengan status gizinya. Dapat diartikan apabila makanan yang

dikonsumsi memiliki nilai gizi yang baik, maka status gizi juga baik tanpa

melihat faktor-faktor yang memengaruhi. Selain peningkatan Berat Badan

Lahir Rendah, perdarahan dan peningkatan risiko kematian akibat anemia

adalah terjadinya penurunan kecerdasan, produksi kerja. Kondisi ini

secara langsung mengakibatkan kerugian secara ekonomi. (Sulistiyanti A,

Yuliana A, Veranita W. 2022).

b. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan faktor penting untuk kesehatan. Kemampuan

aktivitas fisik seseorang bervariasi. Variasi ini berhubungan langsung

dengan organ tubuh oleh aktivitas itu sendiri. Salah satu organ ini

berfungsi dalam sirkulasi darah dan komponennya untuk mentransfer

oksigen yang memiliki peran penting setelah aktivitas. Peran penting ini

dipegang khususnya untuk eritrosit, karena di dalam eritosit yang

mengandung hemoglobin tersebut membawa oksigen lalu diteruskan ke

organ penting. Sehinngga jumlah eritosit yang kurang akan

mempengaruhi juga transfer oksigen tersebut (Moosavizademonir, 2011).

16
3. Dampak Kekurangan Hemoglobin (Hb)

Menurut Fajriah dan Fitrianto (2016) Dampak akut dari kekurangan hemoglobin

antara lain:

a. Sering pusing, merupakan respon dari sistem saraf pusat akibat otak

sering mengalami periode kekurangan pasokan oksigen yang di bawa

hemoglobin terutama saat tubuh memerlukan energi yang banyak.

b. Mata berkunang-kunang, merupakan respon dari saraf pusat akibat

kurangnya oksigen ke otak dan mengganggu pengaturan saraf mata.

c. Napas cepat atau sesak napas, merupakan respon dari system

kardiovaskular. Hemoglobin rendah, maka kebutuhan oksigen untuk otot

jantung juga berkurang dan kompensasinya menaikkan frekuensi nafas.

d. Pucat, merupakan respon dari jaringan epitel, hemoglobin yang mewarnai

sel darah menjadi merah akan tampak pucat karena kekurangan yang

ekstrim.

e. Selain akibat akut yang ditimbulkan akibat kekurangan hemoglobin,

terdapat dampak kesehatan yang lebih berbahaya jika tidak dilakukan

upaya meningkatkan kadar hemoglobin menjadi normal seperti anemia

4.Fungsi Hemoglobin

Menurut Sherwood (2012) Hemoglobin mempunyai beberapa fungsi

diantaranya:

17
a. Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh. Hb adalah suatu

molekul alosterik yang terdiri atas empat subunit polipeptida dan bekerja

untuk menghantarkan O2 dan CO2. Hb mempunyai afinitas untuk

meningkatkan O2 ketika setiap molekul diikat, akibatnya kurva disosiasi

berbelok yang memungkinkan Hb menjadi jenuh dengan O2 dalam paru

dan secara efektif melepaskan O2 ke dalam jaringan.

b. Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh

untuk dipakai sebagai bahan bakar. Hemoglobin adalah suatu protein

yang kaya akan zat besi. Hemoglobin dapat membentuk oksihemoglobin

(HbO2) karena terdapatnya afinitas terhadap O2 itu sendiri. Melalui fungsi

ini maka O2 dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan-jaringan

c. Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme menuju ke

paru-paru untuk dibuang.

Hemoglobin merupakan porfirin besi yang terikat pada protein globin.

Protein terkonyungasi ini mampu berikatan secara reversible dengan O2 dan

bertindak sebagai transpor O2 dalam darah. Hemoglobin juga berperan penting

dalam mempertahankan bentuk sel darah merah yang bikonkaf, jika terjadi

gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam

melewati kapiler menjadi kurang maksimal (Maretdiyani, 2013)

5. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

18
A. Metode Sahli

Pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli prinsip yang digunakan dalam

pemeriksaan ini adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian

warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart dalam alat itu.

Metode ini diniliai lemah karena larutan hematin asam bukan larutan sejati dan

alat yang di estimasi tidak dapat di standartkan. Cara ini juga dinilai tidak teliti

karena tidak semua hemoglobin seperti karboxyhemoglobin, methemoglobin, dan

sulfhemoglobin bisa diubah menjadi hematin asam. (Gandasoebrata,

2010).

B. Metode Cyanmeth

Pada pemeriksaan metode cyanmeth menggunakan prinsip pemeriksaan

yaitu darah yang diencerkan dengan larutan drabkin akan terjadi hemolysis

eritrosit dan konversi hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin. Larutan

yang sudah terbentuk kemudian diperiksa dengan spektrofotometer yang

absorbansinya sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah. Metode

fotometrik cyanmethemoglobin dinilai metode estimasi kadar hemoglobin yang

paling akurat. (Prastika, 2011).

C. Metode Tallquist

Prinsip kerja pada metode tallquist adalah membandingkan darahasli

dengan skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda

sampai merah tua. Metode tallquist menggunakan skala warna mulai dari merah

muda 10% di tengah-tengah ada bagian yang sengaja dilubangi dimana darah

dapat di perbandingkan secara langsung. (Prastika, 2011).

19
D. Metode Impedensi Cyanide Free Haemoglobin

Metode ini menghitung dan mengukur sel-sel darah secara otomatis

berdasarkan variasi impedansi aliran listrik terhadap sel-sel yang dilewatkan oleh

berkas cahaya. Prinsip yang digunakan adalah pengukuran jumlah dan sifat-sifat

sel yang dibungkus oleh cairan akan dialirkan melalui celah sempit sehingga sel

dapat lewat satu per satu dan kemudian dilakukan perhitungan jumlah sel dan

ukurannya. (Prastika, 2011).

D. Definisi Polisitemia

Polisitemia merupakan peningkatan konsentrasi sel darah merah (jumlah

sel darah merah melebihi 6 jjut/mm3 atau hemoglobin melebihi 18 g/dl), dapat

primer atau sekunder (Handayani, 2008). Polisitemia diartikan juga sebagai

dimana keadaan dengan jumlah eritrosit (sel darah merah) naik melebihi normal

yang disebabkan karena hipoksia (missalnya: karena sedikitnya kadar O2 di

atmosfer, atau karena gagalnya pengiriman O2 ke jaringan-jaringan).

Polisitemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh produksi sel

darah merah yang terlalu berlebihan sehingga dapat menyebabkan darah dalam

tubuh manusia lebih kental. Akibatnya, penderita polisitemia akan merasa

pusing, kesemutan, telinga berdenging, strok, sakit jantung, dan bahkan dapat

menyebabkan seseorang meninggal (Iriyanto.2015)

E. Definisi Anemia

20
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah

satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat

oksigen dan menghantarkannya keseluruh jaringan tubuh. Oksigen diperlukan

oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.

Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan

gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan

aktivitas. Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan

membentuk sel darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang

harus dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai

penyebabnya (Briawan, 2013).

1. Tanda dan Gejala

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi tiga

golongan besar yaitu sebagai berikut:

1. Gejala Umum Anemia

Gejala anemia disebut juga sindrom anemia. Gejala umum

anemia merupakan gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar

hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik tertentu. Gejala

ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh

terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila diklasifikasikan

menurut organ yang terkena adalah sebgaia berikut:

21
a. Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas

saat beraktivitas, angina pectoris, dan gaagl jantung.

b. Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-

kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin

padaekstremitas.

c. Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.

d. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta

rambut tipis dan halus.

2. Gejala Khas Masing-masing Anemia

Gejala khas yang menjadi cirri dari masing-masing jenis

anemia adalah sebagai berikut:

a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.

b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)

c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.

d. Anemia aplastik; perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.

3. Gejala Akibat Penyakit Dasar

Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia

tersebut.misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan karena infeksi cacing

tambang berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotisdan telapak

tangan berwarna kuning seperti jerami.

Menurut Kurniawan, dkk (2012), tanda-tanda Anemia meliputi:

a. Lesu, lemah, Letih, Lelah, Lelai (5L)

22
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.

c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak

tangan menjadi pucat.

4. Penanggulangan Anemia

Menurut Tarwoto, dkk (2010), upaya-upaya untuk mencegah anemia,

sebagai berikut:

1. Makan makanan yang mengandung zat besi dari baghan hewani (daging,

ayam, ikan, hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran, yang

berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe).

2. Banyak makan makanan sumber vitamin C yang bermanfaat untuk

meningkatkan penyerapan zat beai, mslanya jambu, jeruk, tomat, dan

nanas.

3. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari khususnya, saat mengalami

haid.

4. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan

ke dokter untuk dicari penyebab ya dan diberikan pengobatan.

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variable dengan

variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo 2010).

Menstruasi

Pola
menstruas

Siklusm Lamapendarahan Jumlahp Adatidakn


enstruasi endarahan yadismen
ore
>8 hari 1-8
(lebihdarinor hari(nor
mal)

Peningkatanpendarahan
Penyebab
Penurunan zat besi (Fe) anemia :Statusgizi
Sosialekonomi
Anemiadefisiensibesi

KadarHemoglobin MorfologiEritrosit

MetodeCyanmethemoglobin MetodeMikroskopis

Normal Abnormal Abnormal: Ukuran


<12-13g/dL anisositosis,bentukovalosit,seltar Normal:ukurannor
12–13
>13g/dL get,eliptosit, sferosit, titik air mositik,
mata,akantosit, helm, sel duri, sel bentukcakrambiko
sabit,stomatosit dan sel krenasi, nkaf,warnanormok
warnahipokromik rom

24
B. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Sering pula variable penelitian itu sebagai faktor- fakor

yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata,

2010). Penelitian ini terdapat satu variable yaitu gambaran jumlah hemoglobin

pada mahasiswi.

C. DefinisiOperasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau

diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan

bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa

yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain

(Suryabrata, 2010).

D. Populasi/Sampel/Sampling

1. Populasi

Populasi penelitian atau universe adalah keseluruhan objek penelitian

atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2012). Populasi penelitian ini

adalah seluruh mahasiswi Universitas Al-Hikmah Jepara.

2. Sampel

25
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk bias memenuhi atau mewakili populasi (Setiadi, 2007).

Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dan suatu populasi

target dan terjangkau yang akanditeliti (Nursalam, 2016). Kriteria Inklusi

meliputi :

a. Mahasiswi universitas al-hikmah jepara

b. Mahasiswi berusia 18-21 tahun

c. Bersedia membantu untuk dijadikan responden dalam penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi criteria inklusi dan studi karena berbagai penyebab (Nursalam,

2016). Kriteria Eksklusi meliputi :

b. Tidak bersedia membantu untuk dijadikan esponden dalam penelitian.

4. Sampling

Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah proses penyeleksian

jumlah dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel

adalah berbagai cara yang ditempuh untuk pengambilan sampel agar

mendapatkan sampel yang benar-benar sesuai dengan seluruh subyek

penelitian tersebut (nursalam ,2013.)

E. Desain Penelitian

26
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut

Sugiyono (2014) metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatuhasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam penelitian ini peneliti hanya

menggambarkan kadar hemoglobin saat menstruasi pada mahasiswi universitas

Al-Hikmah Jepara.

F. Pengumpulan dan analisa data

Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah salah satu langkah terpenting untuk memperoleh

penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik

(Notoatmodjo, 2010). Kemudian setelah data terkumpul dianalisa maka dilakukan

pengolahan data melalui 3 tahap yaitu : editing , coding, tabulating.

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian inia dalah sebagai berikut :

a. Editing data (memeriksa data) Editing merupakan upaya untuk

memeriksa kembali kebenaran data yang didapatkan atau dikumpulkan.

Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul (Hidayat, 2014).

b. Tahapan ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang terkumpul

dengan cara memeriksa kelengkapan dan kesalahan pengisian

kuesioner. Editing data dilakukan oleh peneliti, bila terdapat

kekuranglengkapan atau kesalahan pengisian data maka kuesioner

dikembalikan kepada responden untuk melengkapi.

27
c. Coding data (memberikan kode data)

Yaitu memberikan kode pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk

memudahkan pengolahan data.

d. Entry data (memasukan data)

Seluruh data yang telah di coding, maka dilakukan entry data dengan

menggunakan bantuan program komputer.

e. Cleaning data (data yang telahdiolah dan saipdianalisa) / tabulasi data

Setelah dilakukan pengentrian data, kemudian dilakukan pengecekan

ulang untuk memastikan apakah data sudah bersih dari kesalahan,

sehingga data siap untuk dianalisa dengan bantuan program komputer.

1. Analisa data

Setelah data terkumpul perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap

identitas responden. Hasil analisa data menggunakan pendekatan deskriptif

maka rumusan yang digunakan dalam menganalisa data guna untuk mengetahui

presentase setiap variabel yang diteliti adala hsebagai berikut :

P= 100%

Keterangan :

P = angkapersentase

F = frekuensi yang diukur

N = Jumlahseluruhresponden

28
a. 100% : Seluruhnya

b. 76-99% : Hampir seluruhnya

c. 51-75% : Sebagian besar

d. 50% : Setengahnya

e. 26-49% : Hampir dari setengahnya

f. 1-25% : Sebagian kecil

g. 0% : Tidak ada satu pun

G.Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian menekankan etika yang meliputi:

1. Informed Consent (Persetujuan responden), dimana subjek harus

mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang

dilaksanakan, mempunyai hakuntuk bebas berpartisipasi atau menolak

menjadi responden.

2. Anonimity (tanpanama), dimana subjek mempunyai hak untuk meminta

bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan.

3. Rahasia (Confidentiality), kerahasiaan yang diberikan kepada responden

dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2016).

29
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Utomo Waras Budi, dan Febrianti, (2013). Lama Haid dan Kejadian

Anemia pada Remaja Putri, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Volume 4, Nomor 1.

Engka Joice N.A, Tombokan Kevin C, dan Pangemanan Damajanty H. C, (2017).

Hubungan antara Stress dan Pola Siklus Menstruasi pada Mahasiswwa

Kepaniteraan Klinik Madya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, Volume 5, Nomor 1.

Utami Baiq Nurlaily, Surjani, dan Mardiyaningsih Eko (2015). Hubungan Pola

Makan dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri, Akademi

Kebidanan dan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran, Volume 10,

Nomor 2.

Nugrahani Ika, (2013). Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

Menstruasi Pada Mahasiswa DIII Keperawatan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

30
Febriani, A. Y. U., & Sijid, S. T. A. (2021). Review : Anemia Defisiensi Besi.

November, 137–142.

Kartini. (2020). Pengaruh Tingkat Stres Terhadap Siklus Menstruasi pada

Mahasiswa. 4–16.

Setyowati, F. (2017). Pola Menstruasi Remaja Putri. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hubungan Lama Menstruasi Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Di

Prodi D-III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian Tahun 2018. Jurnal Maternity

and Neonatal, 2(5), 318–324.

Kristianti Septi, , Winarsih, dan Wibowo Trisno Agung, (2013). Hubungan Anemia

dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Imogiri,

Yogyakarta, Volume 3, Nomor 1.

Utami Baiq Nurlaily, Surjani, dan Mardiyaningsih Eko (2015). Hubungan Pola

Makan dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri, Akademi

Kebidanan dan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran, Volume 10,

Nomor 2.

31

Anda mungkin juga menyukai