Anda di halaman 1dari 35

SIMULASI SISTEM ALIRAN DAYA 3 BUSBAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Komputasi Sistem TenagaListrik

ANDI SITI AISYAH INZANA


421 19 071

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
Langkah – langkah membuat simulasi sistem aliran daya 3 busbar
menggunakan DIgSILENT PowerFactory 15.1

Memulai DIgSILENT PowerFactory

1) Membuka aplikasi DIgSILENT PowerFactory yang telah diinstal pada PC


dengan cara melakukan double klik pada shortcut ikon PowerFactory yang
ada pada desktop.

2) Maka akan muncul kotak dialog Backup Workspace dan PowerFactory


Examples. Pada kotak dialog Backup Workspace klik close . Selanjutnya
pada kotak dialog PowerFActory Examples hilangkan tanda centang (√) pada
Show at Startup, lalu klik close , seperti yang terlihat pada gambar
berikut.

3) Setelah itu akan muncul tampilan awal lembar kerja dari sebuah
DIgSILENT PowerFactory seperti gambar berikut.

Membuat Proyek Baru DIgSILENT PowerFactory

1) Membuat sebuah proyek baru pada DIgSILENT PowerFactory dapat


dilakukan dengan mengklik File  New  Project, seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.
2) Kemudian akan muncul kotak dialog Project. Pada kotak dialog Project, isi
nama proyek pada kolom Name dengan tulisan “Tugas 9” atau sesuai
keinginan. Lalu klik OK.

3) Selanjutnya mengisi nama dari sebuah grid. Pada kolom Name isi nama grid
dengan tulisan “Aliran Daya 3 Bus” dan kolom Nominal Frequency dengan
tulisan “50” Hz. Lalu klik OK.
4) Setelah itu, maka akan muncul tampilan lembar kerja baru proyek
DIgSILENT PowerFactory seperti gambar berikut.

Membuat Rangkaian Simulasi

1) Pada lembar kerja baru dari proyek DIgSILENT PowerFactory yang telah
dibuat, ubah tegangan menjadi 100 kV ( ).

2) Dalam membuat rangkaian, terlebih dahulu buat busbar tunggal. Klik ikon
Single Busbar System pada toolbox. Kemudian arahkan kursor pada
area lembar kerja lalu klik. Maka akan tampil sebuah busbar tunggal pada
lembar kerja seperti gambar berikut.
3) Lakukan langkah sebelumnya pada area yang berbeda sehingga pada lembar
kerja terdapat 3 busbar tunggal.

4) Atur posisi busbar yang telah dibuat, dengan cara klik kanan pada busbar
 Rotate  Clockwise.
5) Busbar yang telah diatur posisinya dapat dilihat pada gambar berikut.

6) Mengubah nama pada busbar tunggal dengan cara double klik pada busbar
tunggal kemudian pada kolom Name ubah menjadi “Bus 1”, lalu klik OK.
Lakukan hal yang sama pada busbar lainnya dengan nama “Bus 2” dan “Bus
3”.
7) Selanjutnya menyisipkan generator pada lembar kerja. Klik ikon

Synchronous Machine pada toolbox. Kemudian arahkan kursor pada


area lembar kerja dan atur posisi generator pada bagian atas busbar 1, lalu
klik pada lembar kerja. Selanjutnya arahkan dan klik pada busbar 1.
8) Setelah mengklik busbar 1 maka akan muncul tampilan terminal pada single
busbar seperti pada gambar dibawah. Arahkan kursor pada terminal yang
ditandai dengan nomor 1, 2, 3, dan 4. Klik salah satu terminal yang dipilih.

9) Berikut tampilan dari generator yang telag terhubung pada busbar 1

10) Lakukan hal yang sama untuk menyisipkan generator yang terhubung dengan
busbar 3. Seluruh generator yang terhubung pada busbar dapat dilihat pada
gambar berikut.
11) Selanjutnya menyisipkan beban pada single line diagram. Klik ikon General

Load pada toolbox. Kemudian arahkan pada area lembar kerja dan atur
posisi beban pada bagian atas busbar 2, lalu klik pada lembar kerja.
Selanjutnya arahkan dan klik pada busbar 2.

12) Setelah mengklik busbar 2 maka akan muncul tampilan terminal pada single
busbar seperti pada gambar dibawah. Arahkan kursor pada terminal yang
ditandai dengan nomor 1, 2, 3, dan 4. Klik salah satu terminal yang dipilih.
13) Berikut tampilan dari beban yang telah terhubung dengan busbar 2.

14) Selanjutnya menghubungkan busbar 1 dengan busbar 2. Klik ikon Line


pada toolbox. Kemudian arahkan kursor pada area lembar kerja, klik busbar 1
maka akan muncul tampilan terminal pada single busbar 1. Klik salah satu
terminal yang masih kosong yang ditandai dengan warna merah.
15) Kemudian arahkan kursor dan klik pada busbar 2.

16) Setelah mengklik busbar 2 maka akan muncul tampilan terminal pada single
busbar 2. Klik salah satu terminal yang masih kosong yang ditandai dengan
warna merah.
17) Berikut tampilan dari line yang menghubungkan busbar 1 dengan busbar 2.

18) Lakukan hal yang sama yaitu menyisipkan line untuk menghubungkan busbar
1 dengan busbar 3, dan busbar 2 dengan busbar 3. Seperti yang terlihat pada
gambar berikut.
Penginputan Data

1) Double klik pada generator yang terhubung pada busbar 1, maka akan muncul
kotak dialog Synchronous Machine. Klik tab Basic Data kemudian pada
kolom Name ubah menjadi “Generator 1”.
2) Untuk menginput data klik Type  New Project Type.

3) Maka akan muncul tampilan berikut. Input data berikut:


Nominal Apparent Power 300 MVA
Nominal Voltage 100 kV
Power Factor 0,8
Connection YN
Lalu klik OK.
4) Klik tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Beri
centang pada Reference Machine. Input data pada:
Active Power 0 MW
Dispatch
Voltage 1,02 pu
Min - 1 pu
- 300 Mvar
Reactive Power Scaling Factor (min.) 100%
Operational Limits Max 1 pu
300 Mvar
Scaling Factor (max.) 100%
Max 240 MW
Active Power Rating
Rating Factor 1

Lalu klik OK.

5) Selanjutnya penginputan data pada generator yang ditujukan sebagai swing


bus. Double klik pada generator yang terhubung dengan busbar 3, maka akan
muncul kotak dialog Synchronous Machine. Klik tab Basic Data kemudian
pada kolom Name ubah menjadi “Generator 2”.

6) Untuk menginput data klik Type  New Project Type.


7) Maka akan muncul tampilan berikut. Input data berikut:
Nominal Apparent Power 300 MVA
Nominal Voltage 60 kV
Power Factor 0,8
Connection YN
Lalu klik OK.

8) Klik tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Input data
pada:
Active Power 300 MW
Dispatch
Voltage 1,01 pu
Min - 1 pu
- 300 Mvar
Reactive Power Scaling Factor (min.) 100%
Operational Limits Max 1 pu
300 Mvar
Scaling Factor (max.) 100%
Max 240 MW
Active Power Rating
Rating Factor 1

Lalu klik OK.


9) Selanjutnya penginputan data pada beban. Double klik pada General Load
yang terhubung pada busbar 2, maka akan muncul kotak dialog General Load.
Klik tab Basic Data kemudian pada kolom Name ubah menjadi “Beban 2”.
10) Klik tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Input data
pada:
Active Power 700 MW
Reactive Power 400 Mvar
Voltage 1 p.u
Scaling Factor 1

Centang pada Adjusted by Load Scaling. Lalu klik OK.

11) Selanjutnya penginputan data pada line. Double klik line yang terhubung
antara busbar 1 dengan busbar 2, maka akan muncul kotak dialog Line. Klik
tab Basic Data kemudian pada kolom Name ubah menjadi “Line 1-2”.
12) Untuk menginput data klik Type  New Project Type  Line Type
(TypLne).

13) Maka akan muncul tampilan berikut. Pada kolom Name ubah menjadi “Line
1-2”. Kemudian input data berikut:
Rated Voltage 60 kV
Rated Current 70 kA
Nominal Frequency 50 Hz
Cable/OHL OHL
System Type AC
Phases 3
Number of Neutral 0
AC – Resistance R’(20˚C) 0,04 Ohm/km
Reactance X’ 0,08 Ohm/km
AC – Resistance R0’ 0 Ohm/km
Reactance X0’ 0 Ohm/km

Lalu klik OK dua kali.

14) Selanjutnya penginputan data pada line berikutnya. Double klik line yang
terhubung antara busbar 1 dengan busbar 3, maka akan muncul kotak dialog
Line. Klik tab Basic Data kemudian pada kolom Name ubah menjadi “Line
1-3”.
15) Untuk menginput data klik Type  New Project Type  Line Type
(TypLne).
16) Maka akan muncul tampilan berikut. Pada kolom Name ubah menjadi “Line
1-3”. Kemudian input data berikut:
Rated Voltage 60 kV
Rated Current 70 kA
Nominal Frequency 50 Hz
Cable/OHL OHL
System Type AC
Phases 3
Number of Neutral 0
AC – Resistance R’(20˚C) 0,02 Ohm/km
Reactance X’ 0,04 Ohm/km
AC – Resistance R0’ 0 Ohm/km
Reactance X0’ 0 Ohm/km

Lalu klik OK dua kali.

17) Selanjutnya penginputan data pada line berikutnya. Double klik line yang
terhubung antara busbar 2 dengan busbar 3, maka akan muncul kotak dialog
Line. Klik tab Basic Data kemudian pada kolom Name ubah menjadi “Line
2-3”.
18) Untuk menginput data klik Type  New Project Type  Line Type
(TypLne).

19) Maka akan muncul tampilan berikut. Pada kolom Name ubah menjadi “Line
2-3”. Kemudian input data berikut:
Rated Voltage 60 kV
Rated Current 70 kA
Nominal Frequency 50 Hz
Cable/OHL OHL
System Type AC
Phases 3
Number of Neutral 0
AC – Resistance R’(20˚C) 0,025 Ohm/km
Reactance X’ 0,05 Ohm/km
AC – Resistance R0’ 0 Ohm/km
Reactance X0’ 0 Ohm/km

Lalu klik OK dua kali.

Menjalankan Simulasi DIgSILENT

1) Setelah melakukan penginputan data, maka selanjutnya adalah menjalankan


simulasi. Untuk menjalankan simulasi klik ikon Calculate Load Flow .

2) Maka akan muncul kotak dialog Load Flow Calculation, lalu klik Execute.
3) Berikut tampilan simulasi setelah dijalankan.

4) Program dari rangkaian simulasi yang telah dijalankan dapat dilihat dengan

mengklik Maximize Output Window .


5) Berikut tampilan hasil simulasi di DIgSILENt PowerFactory 15.1

6) Untuk melihat analisis perhitungan keluaran, klik Output Calculation

Analysis .

7) Maka akan muncul kotak dialog Output of Results, lalu klik Execute.
8) Berikut tampilan analisis perhitungan keluaran.
Menghentikan Simulasi DIgSILENT

1) Untuk menghentikan simulasi, klik Reset Calculation

2) Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut, klik Yes.

3) Tampilan simulasi setelah dihentikan.

Menyimpan File DIgSILENT

1. Tutup file yang terbuka terlebih dahulu, klik File  Deactive Project.
2. Menyimpan file DIgSILENT dengan klik File  Export  Data
(*.pfd;*.dz)…

3. Maka akan muncul tampilan berikut, klik OK.


4. Simpan File pada lokasi yang diinginkan. Lalu klik Save.

5. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, klik Execute.


Data Hasil Simulasi dengan Software DigSILENT PowerFactory
Pembangkit Beban
Tegangan Sudut
Bus P Q P Q Ket.
(pu) (0˚)
(MW) (Mvar) (MW) (Mvar)
1 1.02 0 728 297.6 - - Slack
2 0.57 -19.9 - - 700 400 Load
3 1.01 -7.4 300 758.3 - - PV

Perbandingan hasil yang diperoleh dengan software MATLAB menggunakan


metode Newton-Raphson, Gauss-Seidel, dan Fast Decoupled :
a. Data Hasil Perhitungan Metode Newton-Raphson
Pembangkit Beban
Tegangan Sudut
Bus Q P Q Ket.
(pu) (0˚) P (MW)
(Mvar) (MW) (Mvar)
1 1.02 0 728.1 297.81 - - Slack
2 0.5721 -19.93 - - 700 400 Load
3 1.01 -7.3 300 758.41 - - PV

b. Data Hasil Perhitungan Metode Gauss-Seidel


Pembangkit Beban
Tegangan Sudut
Bus Q P Q Ket.
(pu) (0˚) P (MW)
(Mvar) (MW) (Mvar)
1 1.02 0 726.94 297.21 - - Slack
2 0.5385 -19.9 - - 700 400 Load
3 1.01 -7.5 300 756.91 - - PV

c. Data Hasil Perhitungan Metode Fast Decoupled


Pembangkit Beban
Tegangan Sudut
Bus Q P Q Ket.
(pu) (0˚) P (MW)
(Mvar) (MW) (Mvar)
1 1.02 0 727.87 297.57 - - Slack
2 0.5721 -19.93 - - 700 400 Load
3 1.01 -7.3 300 758.17 - - PV

Anda mungkin juga menyukai