KARYA AKHIR
CIPTO WIBOWO
1106041861
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
CIPTO WIBOWO
1106041861
Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT sembari
mengharapkan ridho-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya akhir yang berjudul “Analisis Kinerja Layanan
Jaringan Komputer Untuk Manajemen Ketersediaan : Studi Kasus PT CNAF”.
Karya akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister
Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas
Ilmu Komputer – Universitas Indonesia. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa
sejak masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini tidak terlepas
dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada
1. Bapak Rizal Fathoni Aji,M.Kom. selaku dosen pembimbing, yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyusun karya akhir ini;
2. Seluruh dosen dan karyawan Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu
Komputer – Universitas Indonesia;
3. Orang tua saya yang telah memberikan doa dan dukungan tiada henti;
4. Isteri saya, Muthia Rizka N. dan anak saya, Raniamozza H. Wibowo, yang
telah setia mendampingi dan memberikan doa, semangat, dan keceriaan
selama studi hingga tugas akhir ini selesai;
5. Saudara saya, kakak, adik, dan semua keluarga yang telah memberikan
dukungan dan doanya;
6. Didit W. Harmoko, teman seperjuangan dalam menyelesaikan Karya Akhir
ini;
7. Rekan-rekan di PT CNAF;
8. Teman-teman MTI SC 2011, atas kebersamaan kita selama ini; dan
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
iv
Penulis
PT CIMB Niaga Auto Finance is the premiere automotive finance company under
PT Bank CIMB Niaga Tbk. In order to achieve the vision, the company is
required to provide their services easily, quickly and safely to the consumers,
through the implementation of good operational activities. The use of information
systems and information technology as a support tools for the internal company,
can help to create a good implementation of operational activities. In this regard,
the provision of information systems needs to be supported by the availability of
reliable information technology infrastructure. One of very important aspect in the
provision of the information system is a computer network service availability.
The problems that often occured is the downtime on computer networks,
especially in the WAN (Wide Area Network). The geographical conditions of
each branch office, the reliability of network components, the impact of
infrastructure development activities, electrical power supply, and weather
conditions often lead to complicated problems in network services. The loss of
availability of the network services have an impact on the cessation of the use of
information systems.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
Lampiran 13. Tabel hasil pengukuran Availability perangkat WAN bulan Januari
2014
Lampiran 15. Tabel hasil pengukuran Availability perangkat WAN bulan Maret
2014
Teknologi informasi (TI) bagi suatu organisasi tidak hanya bermanfaat karena
ketersediaan infrastrukturnya, namun juga bagaimana infrastruktur TI tersebut
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan TI bagi unit bisnis
pengguna layanan. Selain itu, semakin maju dan berkembangnya organisasi,
layanan TI yang ada dituntut untuk selaras dengan tujuan organisasi. Dengan
keselarasan ini layanan TI dapat digunakan sebagai pendorong tercapainya tujuan
organisasi. Jika proses TI dan layanan TI didukung, disampaikan, dan diatur
dengan cara yang tepat, bisnis akan lebih berhasil (Shaohua Z, Zhingang D,
Yuwei Z, 2009).
Dalam konteks ini kualitas layanan TI menjadi hal yang harus mendapat
perhatian, agar kualitas layanan TI selalu terjaga dan meningkat. Dengan layanan
SI/TI yang prima diharapkan dapat menjadi suatu competitive advantage bagi
perusahaan, yang akan membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan
bisnis. Demikian pula yang sedang dihadapi oleh PT CNAF. PT CNAF adalah
salah satu perusahaan pembiayaan otomotif roda empat maupun roda dua yang
merupakan anak perusahaan PT CIMB Niaga Tbk. PT CNAF merupakan
perusahaan pembiayaan konsumen yang memiliki layanan dan produk
diantaranya retail financing, fleet financing, dan motorlaju. Dalam
mengembangkan bisnisnya, PT CNAF membuka beberapa kantor cabang sebagai
kantor pelayanan langsung kepada konsumen yang ingin mengambil kredit dari
produk yang ditawarkan. Keberadaan kantor cabang menjadi penting bagi
kelangsungan bisnis perusahaan. Berkaitan dengan kelangsungan bisnis,
perusahaan dituntut agar selalu dapat memberikan pelayanan prima kepada
konsumen melalui penyelenggaraan operasional yang baik, mudah, cepat, dan
aman seperti yang tertuang dalam visi dan misi organisasi.
1 Universitas Indonesia
Aktivitas bisnis di kantor pusat maupun cabang tidak terlepas dari pemanfaatan
layanan TI. Sistem informasi yang terintegrasi secara terpusat, digunakan untuk
membantu dalam mengontrol kinerja proses bisnis PT CNAF. Sistem informasi
tersebut tentunya perlu dijaga ketersediaannya, agar selalu dapat digunakan dan
memberikan layanan yang prima kepada pengguna di semua sektor unit baik pada
kantor pusat maupun kantor cabang. Oleh karena itu ketersediaan sistem
informasi perlu ditunjang dengan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penyediaan sistem informasi adalah
ketersediaan layanan jaringan komputer. Namun ketersediaan layanan jaringan di
PT CNAF saat ini masih menjadi faktor pemicu terhentinya penggunaan sistem
informasi yang terpusat tersebut. Masalah yang sering dihadapi adalah terjadinya
downtime pada jaringan komputer, terutama pada jaringan Wide Area Network
yang merupakan jalur komunikasi antara kantor cabang dengan kantor pusat.
Kondisi geografis tiap kantor cabang, ketersediaan dan keandalan komponen
jaringan, dampak aktivitas pembangunan prasarana oleh pihak tertentu, catu daya
listrik, dan kondisi cuaca, yang sering kali menimbulkan berbagai permasalahan
sulit pada layanan jaringan. Hilangnya ketersediaan dan penangangan gangguan
jaringan komputer yang lama, menimbulkan kendala bagi kegiatan operasional
cabang dan mengakibatkan pelayanan kepada konsumen menjadi terganggu
karena adanya kebutuhan menggunakan sistem informasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Jihong Zeng di tahun 2008 dengan judul “A Case
Study on Applying ITIL Availability Management Best Practice” menyajikan
sebuah studi kasus tentang bagaimana menerapkan manajemen ketersediaan untuk
penyediaan layanan web, berdasarkan kerangka kerja ITIL. Penelitian tersebut
membantu mewujudkan tingkat layanan yang diperlukan, menyediakan solusi
yang efektif, sehingga bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Gambaran dasar konsep ITIL untuk manajemen ketersediaan pada penelitian
tersebut, menyajikan dua parameter kunci yakni Mean Time Between Failure
(MTBF) untuk keandalan dan Mean Time To Repair (MTTR) untuk
pemeliharaan. Kemudian pada penelitian tersebut dilakukan pendekatan
pemodelan dengan diagram blok untuk menilai ketersediaan sistem informasi
yang disajikan secara keseluruhan. Diagram blok tersebut digunakan untuk
menggambarkan keterakaitan komponen-komponen atau sub-sistem guna
menentukan model sistem. Pada akhir penelitian Jihong Zeng, hasil pemodelan
digunakan untuk membantu menemukan visibilitas akar penyebab ketidak-
tersediaan layanan, mengidentifikasi resiko-resiko yang ada pada sistem
informasi, dan menyediakan dukungan untuk pengembangan aplikasi dan
infrastruktur dimasa datang, guna mencapai tingkat ketersediaan layanan bisnis
yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulandari pada tahun 2012 dengan judul
“Perancangan Manajemen Ketersediaan Layanan Jaringan Komputer
Pemerintah Kota Menggunakan Framework ITIL” menyajikan sebuah studi kasus
6 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sedangkan perbedaan antara penulisan ini dengan penulisan terdahulu yang telah
dipaparkan di atas adalah kaitannya dengan pembahasan variabel teknologi
informasi itu sendiri. Pada tesis ini kajian lebih difokuskan dan menjelaskan
secara deskriptif mengenai tingkat ketersediaan layanan jaringan pada salah satu
perusahaan pembiayaan, serta menggunakan variable teknologi informasi yang
mencakup semua teknologi jaringan komputer yang dipakai di perusahaan
pembiayaan yang dimaksud. Sedangkan dari penelitian terdahulu yang
dipaparkan di atas, tingkat ketersediaan layanan difokuskan pada layanan sebuah
web dan pengukuran tingkat ketersediaan layanan pada dengan basis teknologi
yang dipakai adalah wireless/radio.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Topologi Bus
Merupakan topologi jaringan dimana semua komputer dihubungkan secara
langsung pada media transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus.
Universitas Indonesia
3. Topologi Ring
Merupakan topologi jaringan yang berbentuk jaringan cincin, dimana setiap
sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain, dan hubungan ini akan
membentuk loop tertutup.
4. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah jenis topologi dimana setiap node yang berada pada
jaringan dapat berperan sebagai router sendiri. Topologi ini memungkinkan
sebuah node untuk meloncati node yang mengalami kerusakan atau dengan
kata lain mencari jalan hingga paket yang dikirimkan sampai ke tujuan.
Universitas Indonesia
5. Topologi Tree
Topologi tree merupakan topologi jaringan dimana topologi ini merupakan
gabungan atau kombinasi dari ketiga topologi yang ada yaitu topologi star,
topologi ring, dan topologi bus.
Universitas Indonesia
2.2.2.1 IT As Service
Menurut OGC (2007), IT adalah salah satu kategori layanan yang digunakan oleh
bisnis. Sebagai layanan, IT biasa berupa aplikasi-aplikasi dan infrastruktur yang
dipaketkan dan ditawarkan sebagai layanan-layanan (service) oleh internal IT
organisasi atau penyedia-penyedia jasa eksternal (OGC, 2007).
Fisher (2008) mencontohkan pada saat IT menyediakan kebutuhan desktop PC
untuk seorang karyawan baru, bagian unit organisasi yang melakukan permintaan
desktop PC mungkin tidak tertarik atau tidak ingin mengetahui mengenai standar-
standar peralatan yang ditetapkan sebelumnya, baik instalasi aplikasi, keamanan
maupun patches. Berdasarkan contoh di atas, Fisher (2008) mengatakan bahwa
kesanggupan layanan bukan hanya terletak pada komponen-komponen yang
dibutuhkan saat karyawan baru.
Universitas Indonesia
Mehravani et al., (2011) mengatakan bahwa ITIL yang dikeluarkan pada tahun
2000 memiliki bagian utama yaitu layanan TI, dengan dua komponen yakni
service delivery dan service support. Pada pertengahan 2007, dikeluarkan ITIL
versi 3 yang merupakan pengembangan proses dari ITIL versi 2 dalam sebuah
siklus model. Dalam siklus model ini, layanan dirancang, dibuat dan memasuki
tahap transisi menuju live environment, dukungan atas operasi dan peningkatan
yang berkelanjutan. Banyak organisasi melihat ITIL versi 3 merupakan evolusi
dari ITIL versi 2, bukan menggantikan versi sebelumnya, melainkan ITIL versi 3
merupakan keselarasan dari proses manajemen layanan TI dalam mendukung
proses bisnis. (Tan, et al., 2009).
Universitas Indonesia
2.2.3.1 ITIL V3
OGC (2007) mendefinisikan ITIL V3 adalah sebagai “ A set of Best Practice
guidance for IT Service Management”. OGC juga menyatakan bahwa ITIL
memberikan panduan mengenai ketentuan pada Quality IT Services dan proses-
proses serta fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung servis-servis
tersebut.
ITIL V3 diterbitkan pada tahun 2007 dan terdiri dari lima buku inti (core) yang
membahas mengenai service lifercycle, dengan Official Introduction sebagai buku
keenam (Cartlidge et al., 2007). Cartlidge et al., (2007) menyebutkan bahwa lima
inti yang dijabarkan pada setiap service lifecycle tersebut diantaranya service
strategy, service design, service transition, service operational, dan continual
service improvement.
al., 2009). Secara spesifik untuk ITIL V3, banyak organisasi melihat bahwa ITIL
V3 ditujukan untuk memfasilitasi penyelarasan proses-proses ITSM mereka
dengan keseluruhan kebutuhan bisnis dan untuk menghindari kerugian akibat
munculnya silo dari proses (Tan et al., 2009).
Fisher (2006) mengatakan bahwa aspek-aspek dari ITIL pada service management
dapat memberikan teknik-teknik untuk :
Universitas Indonesia
6. Tata kelola proyek yang efektif dan pelaksanaan yang baik berkontribusi
dalam kesuksesan sebuah proyek manajemen layanan TI.
Hasil studi kasus yang dilakukan oleh Shang dan Lin (2010) pada tiga perusahaan
dalam industi, mengidentifikasikan hambatan-hambatan dalam melakukan
implementasi atau melakukan investasi untuk ITIL. hambatan-hambatan yang
ditemukan adalah (Shang & Lin, 2010) :
Availability merupakan salah satu bagian yang paling penting dari penjaminan
suatu layanan. Jika layanan tidak dapat memberikan tingkat ketersediaan sesuai
kebutuhan, maka bisnis tidak akan mencapai nilai yang ditargetkan (OGC, 2009).
Manajemen Ketersediaan merupakan suatu proses untuk mendefinisikan,
menganalisis, merencanakan, mengukur dan meningkatkan semua aspek
ketersediaan layanan TI, dan memastikan bahwa semua infrastruktur TI, proses-
Universitas Indonesia
proses, sarana, peran, dan lainnya sesuai dengan target ketersediaan layanan yang
disepakati (OGC, 2009).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Reliability
Realibility menggambarkan ukuran dari lamanya suatu layanan, komponen-
komponen, atau CI (configuration item) dapat beroperasi tanpa mengalami
gangguan. Reliability biasanya dihitung berdasarkan waktu antara satu insiden
ke insiden berikutnya yang disebut Mean Time Between Service Incident
(MTBSI), atau berdasarkan waktu beroperasinya layanan hingga mengalami
gangguan yang disebut Mean Time Between Failure (MTBF).
Universitas Indonesia
3. Maintainability
Menggambarkan ukuran dari suatu layanan, komponen-komponen
infrastruktur, atau CI (configuration item) secara cepat dan efektif dapat
kembali beroperasi secara normal setelah mengalami gangguan.
4. Serviceability
Merupakan kemampuan dari pihak ketiga/vendor untuk memenuhi persyaratan
kontrak. Kontrak mencakup level dari availability, reliability dan
maintainbility yang disepakati untuk mendukung layanan dan komponen-
komponen infrastruktur.
Universitas Indonesia
1. Impact by user minutes lost, yaitu perhitungan yang didasarkan pada durasi
downtime dikalikan dengan jumlah pengguna yang terkena dampak. Hal ini
menjadi dasar untuk pelaporan ketersediaan atas hilangnya atau menurunnya
produktivitas pengguna, atau untuk menghitung presentase ketersediaan
berdasarkan perspektif pengguna, termasuk perhitungan biaya untuk
pemulihan.
2. Impact by business transaction, yaitu perhitungan yang didasarkan pada
jumlah transaksi yang tidak bisa diproses selama periode downtime.
Universitas Indonesia
1. Scope assignment
2. Plan assignment
3. Build hypotheses
4. Analyse key data
5. Interview key personel
6. Finding and conclusions
7. Recommendations
8. Report
9. Validation
costjustifiable oleh bisnis. Gambar 2.8 di bawah ini menunjukan hubungan antara
tingkatan ketersediaan layanan dengan biaya investasi yang dikeluarkan.
1. Definisi downtime layanan TI, yaitu kondisi dimana tanggapan bisnis terhadap
ketidak-tersediaan layanan TI.
2. Dapak dan resiko terhadap bisnis akibat ketidak-tersediaan layanan.
3. Persyaratan ketersediaan secara kualitatif, yaitu sejauh mana bisnis dapat
mentelolir downtime layanan atau layanan yang terdegradasi.
4. Jam pelayanan yang dibutuhkan, yaitu ketika layanan dibutuhkan
ketersediaanya.
5. Penilaian terhadap kepentingan relatif dari berbagai periode kerja.
6. Persyaratan khusus mengenai keamanan.
7. Layanan backup dan kemampuan pemulihan.
Universitas Indonesia
Teknik ini biasanya dibuat dalam bentuk tabulasi ketergantungan antara layanan
dengan komponen-komponen infrastruktur atau CI (configuration item). Adapun
cara untuk menandakan ketergantungan layanan terhadap tiap CI adalah sebagai
berikut :
Universitas Indonesia
CI yang banyak mempunyai tanda “x”, merupakan komponen kritis dan harus
memiliki cadangan atau alternatif serta memiliki prosedur pemulihan. CFI dapat
juga ditambahkan kolom-kolom seperti :
Universitas Indonesia
Selain itu analisa Single Point of Failure Analysis (SpoF) dengan CFIA dapat
membantu untuk mengidentifikasi komponen infrastruktur yang tidak memiliki
cadangan unit dan berpotensi menyebabkan gangguan sehingga berdampak pada
bisnis, pelanggan, atau pengguna ketika komponen tersebut mengalami
kegagalan.
2.2.6.5 Pemodelan
Untuk menilai komponen baru yang didesain sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan, maka penting untuk dilakukan pengujian agar ketersediaan yang
diharapkan dapat terpenuhi. Alat untuk simulasi, pemodelan, dan pengujian
beban layanan baru, harus dipertimbangkan secara serius, sehingga dapat
memastikan komponen infrastruktur bisa beroperasi terus-menerus hingga dalam
kapasitas dan kondisi maksimum.
1. Context definition
2. Risk identification
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2.9 SNMP
SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah protokol dari lapis aplikasi
yang umum digunakan untuk mengelola dan memonitor perangkat di jaringan
Internet. SNMP dipublikasikan pada tahun 1988 dan banyak digunakan sebagai
alat manajemen jaringan berbasis TCP/IP (Transport Control Protocol/Internet
Protocol). Penggunaan protokol SNMP memungkinkan sebuah admin jaringan
untuk mengetahui bagaimana keadaan dan status sebuah jaringan (Mauro,
2005:2).
2.2.10 QoS
Kinerja jaringan diukur dengan metode quality of services (QoS). Pesan yang
diharapkan adalah kualitas tinggi dengan menggunakan biaya yang rendah. QoS
jaringan dapat dikarakteristikkan pada 5 pengukuran dasar (Coombs and Coombs,
1998):
1. Ketersediaan Jaringan (network availability), rendahnya waktu downtime.
2. Kinerja yang berhubungan dengan kesalahan (error performance).
3. Kehilangan transmisi (kemacetan) dari dua jaringan yang bertukar data.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat koneksi.
5. Kecepatan deteksi kesalahan dan memperbaikinya.
Universitas Indonesia
32 Universitas Indonesia
Availability
ITSM ITIL Ver.3 Service Design
Management
Av ailability Plan
Proactive Activities
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
TAHAPAN PENELITIAN
Mulai
Melakukan monitoring,
target ketersediaan dan hasil monitoring, analisis
analisis,dan pelaporan
tindakan y ang terkait dan laporan ketersediaan
ketersediaan
selesai
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Observasi
Melakukan observasi terhadap proses-proses atau layanan TI di PT CNAF
secara umum. Kemudian juga melakukan observasi terhadap objek yang diteliti
terkait dengan availability management melalui pengumpulan data
ketersediaan layanan jaringan, termasuk hasil pengukuran kualitas jaringan.
Data pengukuran kualitas jaringan dilakukan selama 3 hari pada minggu
terakhir bulan Maret 2014.
2. Tinjauan atas dokumentasi
Data penelitian juga diperoleh dari hasil tinjauan atas dokumentasi yang
tersedia, seperti dokumen pencatatan data insiden (data insiden diambil dari
bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Maret 2014) yang diambil dari
aplikasi ticketing helpdesk, tinjauan dari hasil pemantauan layanan dengan
menggunakan aplikasi monitoring jaringan serperti Cacti, OpManger dan lain-
lain, serta dokumen pengelolaan infrastruktur jaringan yang meliputi
konfigurasi fisik dan logik.
3. Wawancara
Wawancara langsung dilakukan untuk mendapatkan informasi dari user
internal. Wawancara dilakukan dengan Kepala Divisi TI, Kepala Departemen
Data Center, dan Network Administrator.
Universitas Indonesia
Pada bulan Augustus 2010, PT Saseka Gelora Finance resmi berubah nama
menjadi PT CNAF disertai dengan perubahan logo. Didukung oleh group
perusahaan perbankan yang memiliki basis usaha besar dan strategis di Indonesia,
PT CNAF telah menjadi salah satu perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor
yang berkembang besar dan terpercaya.
PT CNAF
Gedung Mega Plaza Lt. 3 & 6
Jl. HR. Rasuna Said, kav C-3 Kuningan – Jakarta 129020
Telp : -
Email : HR@cnaf.co.id
Adapun visi dan misi perusahaan adalah sebagai berikut (CNAF, 2010) :
Universitas Indonesia
Fungsi – fungsi utama dari bisnis PT CNAF dijalankan oleh beberapa divisi di
bawah kepemimpinan direksi. Vice CEO membawahi beberapa divisi yakni Sales
and Marketing, Operation, Collection, 2W bussiness, dan Risk. Sedangkan PJ
PMN, Internal Audit and Operation Compliance, Coreporate Affair, Human
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
IT Division
Head
IT & MIS
Coordinator
Hepdesk and
IT Security & Administration
Policy
Universitas Indonesia
Saat ini sistem informasi yang digunakan di PT CNAF secara garis besar dapat
melayani kebutuhan organisasi / perusahaan untuk menjalankan proses bisnis
utamanya. Sistem informasi yang terpusat, digunakan oleh semua unit bisnis PT
CNAF baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Beberapa sistem informasi
utama yang diakses antara lain sistem informasi Confins, yang merupakan sistem
informasi utama yang digunakan untuk membantu menjalankan proses bisnis
utama yang berhubungan dengan proses kredit. Kemudian sistem informasi
lainnya seperti Data Warehouse, EGL, Focus, Portal, E-mail, Internet dan lain-
lain.
44 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, beberapa hal yang menjadi kendala bagi
operasional bisnis dalam kaitannya dengan SDM TI yang memberikan pelayanan
layanan jaringan komputer diantaranya :
1. Jumlah admin jaringan yang terbatas. Hal ini menjadi kendala bagi operasional
di kantor cabang dan sebagian di kantor pusat, khususnya pada hari sabtu.
Karena tidak ada tim admin jaringan yang bertugas untuk memberikan support
terhadap layanan jaringan pada hari tersebut.
2. Pemahaman konfigurasi perangkat dan topologi jaringan terpaku pada admin
jaringan, sehingga apabila terjadi insiden, maka ekalasi gangguan terpaku pada
admin jaringan.
3. Kurangnya kesadaran individu atas ketersediaan layanan, belum adanya
perawatan berkala atas infrastuktur jaringan yang ada.
Topologi jaringan LAN kantor pusat terdiri dari beberapa perangkat jaringan yang
dibagi menurut tingkat/ lapisan jaringan atau yang dikenal dengan model jaringan
hirarki. Model jaringan hirarki terdiri dari beberapa lapisan yaitu core layer,
distribution layer, dan access layer. Tedapat sebuah switch utama (core) yang
terhubung langsung dengan tiap perangkat switch distribusi yang berada di tiap
lantai gedung kantor pusat yakni lantai 6, 4 dan 3. Masing-masing switch
Universitas Indonesia
distribusi terhubung dengan beberapa switch akses. Switch akses tersebut yang
terhubung langsung dengan komputer user atau device lainnya seperti printer,
mesin absensi, dan lain-lain. Hampir keseluruhan koneksi jaringan LAN kantor
pusat menggunakan media kabel, namun pada beberapa ruang rapat terdapat
koneksi nirkabel seperti accesss point yang difungsikan untuk keperluan rapat
atau akses intenet bagi para tamu perusahaan.
Pada koneksi WAN disediakan 2 buah router untuk koneksi VPN IP dan metro
ethernet, dan 1 buah firewall untuk koneksi internet.
router v pn
proxy DHCP
VPN IP
Core Lay er
Metro Ethernet
UTP
FO
FO
Distribution Lay er
Access Lay er
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Switch
Ruang switch Perangkat jaringan yang terhubung
Akses 2
lantai 4 langsung dengan computer end user.
Cisco 2960
Switch
Ruang switch Perangkat jaringan yang terhubung
Akses 12
lantai 6 langsung dengan computer end user.
Cisco 2960
Ruang
D-Link
3 meeting, area Access Point untuk ruang rapat.
DAP-3520
BOD lantai 6
D-Link Ruang
1 Access Point untuk ruang rapat.
DAP-3520 meeting lt.4
Berbeda dengan kantor pusat, topologi jaringan LAN kantor cabang terdiri dari
satu buah perangkat router VPN yang menghubungkan kantor cabang dengan
kantor pusat dan dua buah switch layer sebagai switch akses. Topologi jaringan
LAN kantor cabang dapat di lihat pada gambar 5.2 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Perangkat di lokasi Disaster Recovery Center (DRC) terdiri dari 1 buah router
backhaul untuk koneksi metro ethernet dan 1 buah switch utama. Fungsi DRC
saat ini secara garis besar baru digunakan sebagai fasilitas untuk proses mirroring
database / backup data.
Universitas Indonesia
Gambar 5.4 di atas merupakan interkoneksi jaringan kantor pusat, kantor cabang
dan DRC yang terhubung dengan layanan jaringan WAN.
Besar bandwidth yang dipakai pun beragam, baik untuk jaringan LAN maupun
jaringan WAN. Adapun bandwidth yang tersedia dapat dilihat pada tabel 5.5.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Jumlah : 5 node. 2
menggunakan layanan VPN IP
VPN IP – kantor cabang 1 Mbps
Telkom, 1 layanan VPN Icon+,
2 LA
Jumlah : 28 node. 15
VPN IP – kantor cabang 512 Kbps menggunakan Telkom, 7 Icon+ ,
6 Lintas Arta
Jumlah : 32 node. 21
VPN IP – kantor cabang 256 Kbps menggunakan layanan VPN IP
Telkom, 11 Icon+
Berdasarkan pengamatan kondisi infrastruktur saat ini, ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian dalam kaitan dengan keamanan jaringan komputer,
diantaranya :
1. Belum ada segmentasi jaringan perimeter (DMZ) yang memberikan segmen
jaringan tersendiri untuk hosting public resources.
2. Beberapa fitur pada perangkat firewall dalam status tidak aktif / telah melewati
masa lisensi.
3. Perangkat firewall masih berperan menyaring lalulintas antara jaringan LAN
corporate dengan jaringan internet, tidak untuk jaringan WAN lainnya seperti
layanan VPN IP atau metro Ethernet.
4. Beberapa perangkat jaringan tidak terproteksi dengan password, dan tidak ada
pembaharuan password secara berkala, terutama pada perangkat jaringan
utama.
5. Penyalahgunaan outlet jaringan di kalangan pengguna masih sering dilakukan.
Hal ini dikarenakan outlet/port jaringan tidak terorganisasi dengan baik, mana
yang terpakai mana yang seharusnya dinon-aktifkan.
6. Belum tersedianya perangkat firewall untuk jaringan LAN DRC.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
REACTIVE ACTIVITIES
monitoring, measure,
analyses component Availability Management
availability Information
Berkaitan dengan penanganan insiden, proses eskalasi insiden jaringan saat ini
ditujukan langsung pada admin jaringan. Pada tahap awal tim helpdesk menerima
komplain dari user, melakukan pencatatan informasi insiden ke aplikasi helpdesk
ticketing yang kemudian disampaikan langsung ke IT layer dua (admin jaringan).
Tidak tersedianya prosedur / dokumentasi Statement of Work (SOW) pada sistem
helpdesk mengakibatkan semua insiden harus diselesaikan oleh admin jaringan.
Hal ini menyebabkan penanganan menjadi lebih lama apabila insiden yang terjadi
sebenarnya bisa diselesaikan panduan / prosedur penanganan umum. Kemudian
admin jaringan akan melakukan proses identifikasi masalah, identifikasi atas
komponen yang bermasalah, dan melakukan tindakan perbaikan atas komponen
layanan tersebut. Alur proses aktivitas reaktif pada manajemen ketersediaan saat
ini dapat ditunjukkan pada gambar 5.6 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Reactive Activities
memastikan
kembali
lay anan telah
2
normal
melakukan
admin jaringan analisa
ketersediaan
gangguan merumuskan
eskalasi ke
layanan tidakan
admin
jaringan perbaikan
jaringan lay anan
helpdesk Av ailability
ticketing Management
system Inf ormation
Proactive Activities
selesai
no
melakukan
perencanaan berdasar
melakukan
dapat melakukan tujuan bisnis.
1 y es perencanaan usulan kepada
peningkatan layanan?
ketersediaan manajemen / bisnis.
layanan jaringan penentuan v endor dan
jadwal pelaksanaan.
melakukan
Av ailability availability design
Management
perbaikan atas 2
criteria gangguan jaringan
Inf ormation
availability testing
schedule
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari : Risk
Management,
Supplier Relationship
Management, Serv ice
Lev el Management
Menggali kebutuhan
ketersediaan lay anan
Menetapkan
kebutuhan
ketersediaan
apakah kebutuhan
y ang ditetapkan
sesuai dengan no
sasaran y g dapat
diuukur?
yes
meny etujui
kebutuhan
ketersediaan
Ke : Merumuskan
kriteria desain
ketersediaan,
menetapkan langka-
langkah ketersediaan
dan pelaporan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tingkat Waktu
Item Layanan
Gangguan Pemulihan
Low H+1
Confins, Focus, &
Application Medium <5 jam
Data warehouse
High <3 jam
Low H+1
Network, Server, &
Infrastructure Medium <5 jam
Client
High <3 jam
(Sumber : SOP IT)
Keterangan :
Low : dampak ke satu user atau lebih tetapi tidak seluruh site/cabang
Medium : dampak ke satu cabang atau lebih
High : dampak ke seluruh site/cabang atau nasional
Disamping itu, ada jaminan ketersediaan yang diberikan oleh penyedia layanan
jaringan WAN dengan nilai SLA yang berbeda-beda berdasar lokasi dimana
layanan berada, Secara umum jaminan ketersediaan layanan jaringan di tiap lokasi
layanan dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tingkatan
Deskripsi
Kecenderungan
Rendah Kemungkinan ada resiko kecil terjadi pada beberapa waktu
mendatang.
Sedang Kemungkinan adanya resiko sedang terkait riwayat
timbulnya resiko yang pernah terjadi pada waktu lampau.
Tinggi Kemungkinan adanya resiko besar terkait riwayat timbulnya
resiko yang sering terjadi pada waktu lampau.
Tingkatan
Deskripsi
Dampak
Rendah Dampak yang diakibatkan oleh resiko menyebabkan timbulnya
gangguan terhadap layanan TI, namun tidak menghambat
kegiatan operasional organisasi.
Sedang Dampak yang diakibatkan oleh resiko menyebabkan timbulnya
gangguan terhadap layanan TI cukup besar, namun cukup
menghambat kegiatan operasional organisasi.
Tinggi Dampak yang diakibatkan oleh resiko menyebabkan timbulnya
gangguan terhadap layanan TI sangat besar, namun menghambat
kegiatan operasional organisasi.
Setelah diperoleh tingkatan kecenderungan dan dampak yang ada pada masing-
masing aset, langkah selanjutnya melakukan perbandingan antara tingkatan
kecenderungan dan dampak sehingga menghasilkan matrik nilai resiko seperti
tabel 5.12 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Dampak
Rendah Sedang Tinggi
Kecenderungan
Rendah Rendah Rendah Rendah
Sedang Rendah Sedang Sedang
Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Universitas Indonesia
3. Firewall Hanya melakukan filter paket antara Ancaman virus, Rendah tinggi rendah Re-design topologi dengan
jaringan LAN kantor pusat dengan worm, trojan, menempatkan firewall agar
intenet malware atau memfilter semua koneksi dari
Belum diterapkan segmentasi jaringan kejahatan cyber jaringan WAN
perimeter (DMZ) lainnya. Re-konfigurasi perangkat untuk
Belum tersedianya perangkat firewall di Kerusakan implementasi jaringan DMZ
lokasi DRC perangkat (perimeter)
Tidak ada monitoring berkala (capture Melakukan update pada fiture
informasi) pemakaian jaringan internet yang telah unlincesed
Beberapa fitur firewall tidak update Melakukan sistem monitoring
dan laporan secara berkala.
Universitas Indonesia
4. Switch Merupakan perangkat tunggal untuk Perangkat tidak Sedang Sedang Sedang Re-design topologi jaringan
Distribusi distribusi jaringan ke layer akses. berfungsi untuk memberikan jalur
Belum diterapkannya sistem redundansi sebagaimana redundan bagi switch akses
dengan switch distribusi lainnya untuk mestinya atau
meminimalisir kegagalan pada layer media link
distribusi. bermasalah
5 Switch Terpaku pada 1 switch layer distribusi, Perangkat tidak Sedang Sedang Sedang Re-design topologi jaringan
Akses belum ada redundasi link ke switch berfungsi atau dengan menambah jalur
distribusi lain. media koneksi redundan apabila switch
Belum ada pengaturan / manajemen untuk bermasalah. distribusi utama mengalami
membatasi penggunaan sumber daya Penyalahgunaan kegagalan.
jaringan (menutup port yang tidak outlet jaringan Dokumentasi terhadap
dipakai) untuk merusak penggunaan outlet jaringan
lalu lintas dan penetapan aturan
jaringan, seperti penggunaan sumber daya
distribusi ARP jaringan.
Poisoning
6 Wireless Otentifikasi penggunaan perangkat sudah Penggunaan Tinggi Sedang Sedang Perlu ada mekanisme request
LAN banyak diketahui secara bebas sumber daya setiap kali menggunakan
Tidak ada proses update password secara jaringan secara jaringan
berkala untuk hak akses . ilegal Update / melakukan perubahan
Perangkat berada di ruangan tanpa Perangkat rusak/ password sercara berkala.
pengendali suhu dan kondisi perangkat tidak berfungsi. Perangkat sebaiknya dimatikan
selalu dihidupkan. setelah opersional berakhir
Universitas Indonesia
7 Server Masih tergolong komponen tunggal. Distribusi IP Sedang Tinggi Sedang Membuat unit cadangan server
DHCP address terkendala DHCP atau memberikan
akibat kegagalan alternatif lain dengan
perangkat penggunaan fitur DHCP yang
terdapat pada perangkat
jaringan lain.
8 Server Belum ada sistem monitoring penggunaan Akses internet Sedang Sedang Sedang Membuat sistem monitoring
Proxy sumber daya jaringan internet. lambat untuk penggunaan sumber
Belum ada otentifikasi penggunaan proxy Penggunaan daya jaringan internet.
sumber daya Pembatasan hak akses jaringan
yang tidak internet berdasarkan
terkontrol kebutuhan.
9 Sumber Dapat memberikan pasokan / backup Sumber listrik Rendah Rendah Rendah Monitoring dan perawatan,
Listrik + listrik hanya selama 40 menit untuk gedung mati karena telah memiliki backup
UPS UPS ruang data center dan 2 menit dalam waktu lama unit.
untuk UPS ruang switch.
10 Pengendali Menggunakan AC central untuk ruang Suhu dan Rendah Rendah Rendah Menyediakan perangkat AC
suhu dan switch server. Tidak ada AC cadangan kelembaban yang tambahan untuk ruang switch
kelembaban Ruang data center sudah dilengkapi tidak stabil
ruangan beberapa AC tambahan namun tidak
menggunakan AC central
Universitas Indonesia
11 Media Tidak ada sistem penglabelan kabel Kendala Tinggi Sedang Redang Melakukan pelabelan dan
Kabel pada beberapa switch akses dan mendeteksi jalur dokumentasi secara lengkap
beberapa perangkat WAN. gangguan serta perawatan semua outlet
Beberapa label pada outlet jaringan di Penyelesaian jaringan
sisi user tidak sesuai dengan label kabel gangguan
pada switch akses. menjadi lambat
Banyak kabel terutama dikantor cabang Rusak fisik atau
yang tidak dilengkapi dengan pada konektor
pengaman tambahan
Jaringan WAN
12 Layanan koneksi tunggal dan tidak ada jalur Layanan provider Tinggi Tinggi Tinggi Review SLA provider secara
VPN-IP alternatif /redundan lain. terganggu (putus berkala untuk mengukur
Penyelesain gangguan tergantung kabel, atau tingkat ketersediaan.
provider kerusakan pada Mengukur kualitas layanan
Pemilihan protokol routing statis perangkat jaringan.
Kinerja beberapa perangkat wireless provider) Pengembangan jalur distribusi
tergantung pada cuaca koneksi sebagai jalur alternatif
Perlu penerapan dual link bagi
titik jaringan yang sering
mengalami gangguan.
13 Layanan Koneksi tunggal dan tidak ada jalur Layanan provider Sedang Tinggi Sedang Review SLA provider dan
Metro alternatif /redundan lain. terganggu (putus mengukur tingkat kualitas
Ethernet Gangguan di sisi provider meyebabkan kabel, atau layanan
penyelesaian tergantung provider kerusakan pada Penambahan jalur alternatif
perangkat
provider).
Universitas Indonesia
14 Layanan Merupakan jaringan publik Layanan provider Rendah Redang Rendah Review SLA layanan jaringan
Internet terganggu. provider secara berkala
Proses
15 Dokumen Tidak ada dokumentasi terkait perubahan Gangguan yang Sedang Sedang Sedang Membuat dokumen teknis yang
Teknis dan topologi maupun konfigurasi perangkat. membutuhkan memuat segala kegiatan
SOP Tidak ada dokumentasi / panduan dokumentasi pengelolaan jaringan
penanganan gangguan untuk komputer, termasuk pelaporan
Belum ada report berkala untuk penanganan. yang dimasukan dalam
pengelolaan jaringan komputer Availability Management
Belum ada OLA / SLA dari internal Information System (AMIS).
organisasi TI Merumuskan SLA atau OLA.
16 SDM Keterbatasan admin jaringan sehingga Sakit Sedang Sedang Sedang Pemanfaatan dan memperkaya
(admin tidak ada admin jaringan yang bertuga s Tidak berada di informasi pada Aplikasi
jaringan) pada hari sabtu. lokasi / knowldege management system
Kurangnya pemahaman oleh SDM TI melakukan sehingga dapat digunakan untuk
lainnya tentang jaringan komputer perjalanan dinas. meningkatkan kemampuan
sehingga penyelesain gangguan terpaku teknis.
pada admin jaringan.
Aplikasi Knowledge management
system yang tidak digunakan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
melakukan analisis
terhadap solusi
rencana
mengoptimalkan
karakteristik
av ailability
apakah karakteristik no
ketersediaan dapat
mengopitmalkan
solusi?
yes mengoptimalkan
karakteristik
recov ery
apakah kemampuan
recov ery dapat
no
mengopitmalkan
solusi?
yes
Ke:rancangan solusi,
menentukan target ketersediaan
Agar dapat membantu merumuskan kriteria desain, maka dalam penelitian ini
dilakukan beberapa analisis terhadap infrastruktur jaringan saat ini melalui
analisis Component Failure Impact Analysis (CFIA), Single Point of Failure
(SPoF), dan melakukan penilaian resiko serta solusi perbaikan untuk ketersediaan.
Universitas Indonesia
Aplikasi Aplikasi
koneksi
Configuration Item (CI) Confins E-mail Data Portal E-GL / HRIS Keterangan
internet
warehouse Focus
Router backhaul 1 Semua layanan tidak dapat
diakses dari kantor cabang yang
M M M M M M M
menggunakan layanan VPN IP
dari provider Telkom dan LA
Router backhaul 2 Layanan email akan terganggu,
dan semua layanan tidak dapat
M M M M M M M diakses dari kantor cabang
yang menggunakan layanan
VPN IP dari provider ICON+
Bandwidth controller x
Internet firewall x
Core switch x x x x x x x
Switch distribusi lt. 6 Layanan tidak dapat diakses
M M M M M M M
oleh beberapa user kantor pusat.
Switch distribusi lt. 4 Layanan tidak dapat diakses
M M M M M M M
oleh beberapa user kantor pusat.
Switch distribusi lt. 3 Layanan tidak dapat diakses
M M M M M M M
oleh beberapa user kantor pusat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
x
Kabel server HRIS
Kabel server cabang x x x x x x x
Kabel router cabang –
x x x x x x x
modem provider
Kabel router cabang –
M M M M M M M
switch cabang
Koneksi metro-e x
Kabel router DRC- core
x
switch DRC
Koneksi VPN IP cabang Layanan tidak dapat diakses
x x x x x x x
user kantor cabang.
Link VPN IP backhaul Semua cabang yang
Telkom menggunakan layanan VPN IP
x x x x x x x
dari provider Telkom tidak bisa
mengakses semua layanan.
Link VPN IP backhaul Semua cabang yang
Lintas Arta menggunakan layanan VPN IP
x x x x x x x
dari provider LA tidak bisa
mengakses semua layanan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
konfigurasi pada fitur DHCP yang tersedia. Kemudian untuk perangkat firewall,
apabila mengalami kegagalan, maka agar tetap bisa mengakses layanan internet
dapat dialihkan dengan melakukan re-konfigurasi perangkat router melalui
pengalihan alamat IP ke jaringan internet melalui metode Network Address
Translation (NAT).
Disamping itu dapat dikatakan saat ini perangkat yang juga masih tergolong
katergori SPoF adalah semua perangkat router di setiap kantor cabang. Namun
meski tergolong SPoF, kegagalan yang dialami perangkat router cabang hanya
akan berdampak pada kantor cabang itu sendiri.
Berdasarkan dari beberapa kebutuhan ketersediaan yang telah dirangkum setelah
melalui beberapa kegiatan analisis kebutuhan, maka sebagai kriteria ketersediaan
yang akan diterapkan, dapat disimpulkan kedalam beberapa hal, seperti pada tabel
5.15 di bawah ini
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari : Perumusan
kriteria desain
ketersediaan
menentukan
kebutuhan
ketersediaan bisnis
apakah matrik saat
ini memenuhi
kebutuhan ?
no
no
apakah kebutuhan desain langkah-
negosiasi kebutuhan ketersediaan selaras langkah baru dan
ketersediaan dengan kebutuhan pelaporan / tools
SLM? sy tems
yes
ke Change
Management
analisis kebutuhan
apakah perlu inisiasi request f or
ketersediaan lay anan
RFC?
yes change RFC
dan business impact
no
menetapkan langkah-
menetapkan tindakan
langkah y ang
baru, tools dan
diperlukan dan
pelaporan
pelaporan
membandingkan
kemampuan lay anan Ke : monitor, analisis, laporan ketersediaan,
saat ini. menghasilkan rencana ketersediaan
Dari kriteria solusi yang telah dipaparkan, maka sebagai target ketersediaan yang
ingin dilakukan adalah :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
distribusi beban kerja yang tidak seimbang, inefisiensi dalam desain aplikasi
atau infrastruktur, dan lain-lain.
6. Menetapkan baseline dan profil, dalam hal ini perlu memahami dan melakukan
analisis terhadap data yang dikumpul sehingga dapat mengidentifikasi trend
utilisasi normal, pola-pola umum, dan tingkat layanan yang dapat dibentuk.
7. Analisis pengecualian, hal ini dilakukan dengan menganalisis penyimpangan
yang signifikan pada tingkat operasi normal, ketersediaan yang mendekati atau
mendekati batas, yang kemudian membandingkannya dengan nilai sebenarnya
terhadap prediksi, seperti : pertumbuhan bisnis yang sebenarnya terhadap
pertumbuhan prediksi.
8. Memprediksi penggunaan masa depan, yang harus dilakukan untuk jangka
pendek, menengah, dan panjang.
9. Identifikasi peluang penyesuaian ketersediaan layanan. Aktivitas ini
menemukan beberapa area dimana ketersediaan layanan perlu ditingkatkan,
misalnya : kurang optimalnya pemilihan software dan hardware sehingga
tingkat ketersediaan layanan tidak tercapai, ketersediaan layanan, keandalan
layanan, serviceability, dan ketahanan dari solusi.
10. Menganalisis permintaan informasi, dalam aktivitas ini memeriksa permintaan
untuk laporan ketersediaan dan menentukan apa yang dibutuhkan.
11. Menentukan dan membuat laporan, hal ini dilakukan apabila laporan tidak ada,
sehingga perlu menentukan dan membangun report dengan
mempertimbangkan pengelompokan data, filter, grafik, periode waktu dan lain-
lain.
12. Menghasilkan dan mengkomunikasikan laporan. Laporan memuat SLM dan
pemanfaatan sumber daya pengecualian, dan laporan kinerja layanan TI.
Laporan harus mencerminkan pandangan jangka pendek, menengah dan
panjang. Laporan harus mencakup rekomendasi.
Gambar 5.11 di bawah merupakan proses monitoring, analisis, dan laporan
ketersediaan.
Universitas Indonesia
Dari :
Change Management
Conf iguration Mgmt
Capacity Management
analisis terhadap
analisis permintaan
inf rastruktur y ang
untuk inf ormasi
diubah
meny esuaikan
kemampuan
monitoring
ketersediaan
identif ikasi
kebutuhan untuk
analisis
butuh analisis?
no
y es
menghasilkan dan
mengkomunikasikan
laporan
Untuk memantau sumber daya dan layanan jaringan, maka penelitian ini
melakukan berbagai kegiatan monitoring meliputi pengukuran terhadap kualitas
jaringan komputer, pengukuran availaibility komponen dan layanan jaringan,
maupun proses yang dilakukan dalam aktivitas manajemen ketersediaan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
mulai
Admin Jaringan
Mengakses
monitoring sy stem
Apakah ada
gangguan?
melakukan
melakukan monitoring inv estigasi komponen
y es
lay anan dan lay anan serta
rencana perbaikan
no
Layanan jaringan yang diukur adalah semua koneksi WAN meliputi layanan VPN
IP, Metro Ethernet, dan Internet. Pengukuran dilakukan selama 3 hari, mulai
tanggal 26 sampai dengan tanggal 28 di bulan Maret 2014, dengan pertimbangan
tanggal tersebut adalah tanggal dalam minggu terakhir bulan Maret, dimana
tengah memasuki proses closing tiap akhir bulan. Pengukuran dilakukan dua kali
untuk setiap harinya yaitu mulai dari pukul 09:00 WIB sampai dengan pukul
12:00 WIB untuk sesi pertama, dan sesi kedua mulai dari pukul 13:00 WIB
hingga pukul 16:00 WIB, dengan pertimbangan waktu yang dipilih adalah waktu
jam sibuk.
Universitas Indonesia
kualitas
baik?
no selesai
y es
laporan hasil analisis hasil packet
Mengukur nilai packet
pengkuran packet loss dengan melihat rencana peningkatan
loss dari tiap titik
loss kriteria berdasarkan kualitas jaringan
jaringan
THIPON
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Packets
Titik Jaringan %
Jumlah Paket Lost
Lost
HO – Pluit 1569 653 41
HO - Kalimalang 1569 485 32
HO - Manado 1569 418 27
HO - Pekanbaru 1569 439 26
HO - 2w Cempaka 1569 423 24
Universitas Indonesia
Penelitian ini menetapkan nilai Agreed Service Time (AST) berdasarkan jumlah
waktu yang tersedia selama 1 bulan (60 menit x 24 jam x jumlah hari dalam 1
bulan) dalam satuan menit. Kemudian untuk dapat mengetahui jarak waktu antara
satu kerusakan suatu layanan dengan kerusakan berikutnya, dapat diketahui
berdasarkan nilai Mean Time Between Failures (MTBF). Nilai MTBF dapat
dihitung berdasarkan rumus di bawah ini. Perhitungan MTBF yang didapat
kemudian dikonversi dalam satuan hari.
pada availability perangkat jaringan LAN kantor pusat dan DRC, serta
availaibility pada layanan jaringan WAN. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya
informasi yang lengkap pada sistem monitoring berkaitan dengan ketersediaan
perangkat jaringan LAN kantor cabang. Hasil perhitungan availability,
maintainability, dan reliability kemudian dianalisis dan dilakukan komparasi
dengan SLA dan target pemulihan (recovery) layanan yang terlah disepakati.
Gambar 5.18 di bawah ini menunjukkan alur proses dari kegiatan perhitungan
availability, maintainability, dan reliability.
mulai
menghimpun
inf ormasi
ketersediaan
komponen dan
lay anan jaringan
Menghitung nilai
Menghitung nilai Menghitung nilai
maintainability
av ailability komponen reliability (MTBF)
(MTTR) lay anan
dan lay anan lay anan jaringan
jaringan
laporan hasil
laporan hasil laporan hasil
perhitungan
perhitungan MTBF perhitungan MTTR
av ailability
melakukan komparasi
hasil dengan SLA
y ang disepakati
sesuai
SLA?
no selesai
y es
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan grafik Gambar 5.19 dan 5.20 di atas, dapat disimpulkan persontase
ketersediaan layanan LAN kantor pusat dan DRC dalam 1 semester terakhir di
atas 99,80 %. Berdasarkan data lampiran availability perangkat LAN, jenis
perangkat yang sering mengalami gangguan adalah perangkat wireless LAN dan
beberapa perangkat switch akses seperti pada tabel 5.18 dan 5.19 di bawah ini.
Triwulan ke-1
Device Lokasi Availability Jumlah
(%) Gangguan (kali)
Triwulan ke-2
Device Lokasi Availability Jumlah
(%) Gangguan (kali)
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk nilai Mean Time Between Failures (MTBF) dan Mean Time To
Recovery (MTTR) dapat dilihat pada grafik Gambar 5.21, 5.22, 5.23, dan 5.24 di
bawah ini :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan grafik availability jaringan WAN pada gambar 5.25 dan 5.26
tersebut, dapat diketahui nilai rata-rata availability layanan WAN pada tri wulan
ke-1 di bawah 99,00 %, dan pada tri wulan ke-2 dibawah 98,00%. Hal ini
menunjukkan tingkat ketersediaan pada beberapa titik jaringan WAN untuk
layanan VPN IP belum memenuhi nilai SLA. Dari perhitungan availability
selama dua triwulan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 18 titik jaringan layanan
VPN IP yang memiliki tingkat ketersediaan dibawah 98%, seperti yang
ditunjukkan pada tabel 5.20 dibawah ini :
Universitas Indonesia
Untuk nilai MTBF layanan jaringan WAN pada masing-masing tri wulan dapat
dilihat pada gambar grafik 5.27 dan 5.28 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Sedangka untuk nilai MTTR layanan jaringan selama 2 tri wulan dapat dilihat
pada gambar 5.29 dan 5.30 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Dari hasil pengukuran kinerja dan ketersediaan jaringan komputer yang telah
dilakukan, maka dapat diperoleh gambaran kondisi layanan jaringan saat ini
sebagai berikut :
1. Beberapa titik jaringan WAN memiliki koneksi yang tidak stabil. Hal ini
ditandai dengan tingginya packet loss bahkan mengalami putus koneksi.
2. Ketersediaan layanan jaringan yang meliputi ketersediaan perangkat jaringan
di kantor pusat, terutama ketersediaan layanan jaringan WAN di beberapa titik
jaringan memiliki tingkatan yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat
availabiilty layanan lebih rendah dari SLA yang diberikan oleh provider.
3. Waktu pemulihan layanan jaringan di beberapa titik jaringan melebihi target
yang ditetapkan oleh organisasi. Hal ini dapat dilihat pada perhitungan MTTR
tri wulan ke-2, yang mana terdapat 7 titik jaringan dengan nilai MTTR di atas
5 jam.
Universitas Indonesia
summarize hasil
ketidak-tersediaan no
lay anan
yes
inisiasi perubahan
ke Change (RFC) untuk
Management memperbaiki root
cause
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gangguan Koneksi
Jaringan
delay /packet
loss tinggi
gagal dapat IP
DHCP serv er
Universitas Indonesia
Dari :
monitoring, analisis, dan laporan ketersediaan,
analisis ketidak-tersediaan
konsolidasi Ke :
komponen menjadi Portof olio Management,
rancangan y ang Serv ice Lev el Management
terintegrasi
Ke :
melakukan rev iew IT Strategy
dengan stakeholder Serv ice Lev el Management
inisiasi Request f or Ke :
Change (RFC) Change Management
mempublikasikan
rencana
Universitas Indonesia
Tujuan Perbaikan :
a. Mempecepat terbentuknya interkoneksi jaringan antara kantor cabang
dengan kantor pusat, hasil dari perubahan atau penambahan jaringan yang
dilakukan administrator jaringan di kantor pusat. Hal ini dikarenakan
perangkat router akan lebih cepat dan otomatis dalam berbagi informasi
routing.
Universitas Indonesia
Tujuan Perbaikan :
a. Mencegah penggunaan sumber daya jaringan yang berlebih.
b. Mencegah user yang tidak diizinkan memakai sumber daya jaringan.
c. Meminimalisir terjadinya gangguan jaringan LAN akibat intervensi
penggunaan perangkat jaringan lain secara ilegal.
Tujuan Perbaikan :
a. Dapat memberikan prioritas pada aplikasi-aplikasi yang kiritis pada
jaringan.
b. Agar dapat memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah
ada.
c. Dapat meningkatkan peformansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif
terhadap delay.
d. Untuk merespon terjadinya perubahan aliran traffic dalam jaringan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Core Layer
Distribution Layer
Access Layer
Gambar 5.35. Desain Model Topologi LAN Kantor Pusat PT CNAF Saat Ini
Berdasarkan kondisi saat ini dan hasil perencanaan re-design topologi yang telah
disebutkan, maka untuk melengkapi kebutuhan dari perencanaan topologi di atas,
perlu ditetapkan beberapa fitur tambahan yang akan diajukan seperti pada tabel
5.23 di bawah ini :
Jenis
No. Lokasi Rincian Perangkat
Perangkat
1 Data Center kantor WAN 1. Cisco C2911
pusat 2. Cisco C3560
Core Cisco 4507RE
Firewall WatchGuard - Firebox
x850
2 DRC Core Cisco 4507RE
WAN Cisco C3925
Universitas Indonesia
Jenis
No. Lokasi Detail Perangkat
Perangkat
1 Data Center kantor WAN 1. Cisco C2911
pusat 2. Cisco C3560
Core Cisco 4507RE
Cisco 4507RE
Firewall WatchGuard - Firebox
x850
2 DRC Core Cisco 4507RE
WAN Cisco C3925
Firewall Sonicwall 2040
1. Mengurangi beban kerja pada perangkat jaringan, dalam hal ini menghindari
perangkat agar tidak banyak melakukan “komunikasi” dengan perangkat
lainnya (mengurangi “CPU adjacencies”).
2. Membatasi broadcoast domain.
3. Meningkatkan kesederhanaan dan pemahaman topologi jaringan.
4. Memfasilitasi apabila terjadi perubahan atau pengembangan jaringan
kedepannya.
Model jaringan yang diharapkan untuk perubahan topologi jaringan kantor pusat
kedepannya adalah Partial-Mesh Hierarchical Model Design. Model ini memiliki
kelebihan diantaranya :
1. Merupakan jaringan kuat karena adanya redundansi link, sehingga tidak akan
menyebabkan seluruh sistem terhenti ketika satu link dalam keadaan tidak
stabil.
2. Dapat menghilangkan masalah lalulintas data secara umum ketika berberapa
perangkat berbagi.
Universitas Indonesia
3. Jika ada ekspansi jaringan, maka tidak menyebabkan gangguan pada sistem
jaringan lain.
4. Apabila terjadi gangguan jaringan, permasalahannya lebih mudah diditeksi.
5. Topologi ini menjamin kerahasiaan dan keamanan data karena data
dihantarkan melalui dedicated link.
Oleh karena itu sebagai solusi atas kondisi di atas, pada gambar 5.36 di bawah ini
merupakan model topologi jaringan LAN kantor pusat yang diharapkan untuk
kedepannya.
Core Layer
Penempatan Firewall
diantara jaringan
WAN dan LAN
Distribution Layer
Access Layer
Pada implementasi topologi tersebut nanti, tentu saja memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Seperti biaya untuk kebutuhan perangkat keras yang lebih banyak
seperti kabel jaringan, penggunaan port yang lebih banyak, atau biaya lain seperti
instalasi dan pemeliharaan. Sehingga demikian pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap mulai dari lapisan teratas (core layer) hingga lapisan terbawah (access
layer).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pada operasional kantor pusat maupun kantor cabang. Oleh karena itu beberapa
rencana pengembangan jalur koneksi yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan jalur koneksi antara DRC dengan kantor cabang. Hal ini
bertujuan memberikan jalur alternatif bagi cabang untuk komunikasi ke kantor
pusat apabila terjadi kegagalan pada link utama (backhaul) kantor pusat atau
terjadi kegagalan pada data center. Selain itu adanya penambahan jalur tersebut
dapat mempersingkat hop (simpangan) jaringan pada saat cabang mengakses
layanan email. Pada kondisi tersebut paket dari/ke layanan email tidak
melewati jaringan kantor pusat, sehingga demikian dapat mengurangi beban
kerja koneksi VPN IP utama maupun koneksi metro Ethernet.
2. Menyediakan jalur koneksi alternatif antara kantor pusat dengan DRC, hal ini
dapat mengurangi beban kerja jaringan dan memberikan ketersediaan jaringan
untuk akses layanan email apabila koneksi metro Ethernet mengalami
kegagalan.
3. Penggunaan dual link pada jaringan cabang yang sering mengalami gangguan
jaringan VPN IP, atau pada jaringan cabang yang pemakaian bandwidthnya
jauh dibawah kapasitas bandwidth sesungguhnya. Misalnya cabang yang
memiliki kapasitas bandwidth 1 Mbps dapat dibagi menjadi dua koneksi
berbeda yakni 768 Kbps dan 256 Kbps. Sehingga demikian akses ke aplikasi
satu dan lainnya dapat melalui jalur yang berbeda. Namun demikian pada
implementasi nanti, saat memprioritaskan kedua koneksi tersebut, perlu
disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masing-masing layanan (aplikasi).
Universitas Indonesia
Telkom
cabang A
MPLS - VPN IP
Icon+
Telkom, ICON+,
Lintas Arta
Telkom Lintas Arta cabang B
Icon+
Lintas Arta
cabang C
Kantor Pusat
(Data Center)
Metro Ethernet
Telkom Sigma
provider 2
Telkom
cabang A
MPLS - VPN IP
Icon+
Telkom, ICON+,
Lintas Arta
Telkom Lintas Arta cabang B
Icon+
Lintas Arta
Telkom
X Icon+
Lintas Arta
cabang C
Kantor Pusat
(Data Center)
X
Metro Ethernet
Telkom Sigma
provider 2
Universitas Indonesia
5.2.6.4 Pemodelan
Pada tahap ini dilakukan pemodelan dari topologi yang telah dirancang. Model
yang dibuat akan disimulasikan menggunakan software simulasi jaringan yaitu
Cisco Packet Tracert ver. 6. Model topologi yang akan disimulasikan adalah
topologi untuk jaringan LAN kantor pusat dan koneksi WAN untuk layanan VPN
IP, dalam kasus ini adalah koneksi VPN IP dan metro ethernet. Sebagai
gambaran topologi secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 5.40 di bawah
ini.
Kantor Cabang
MPLS-VPN IP
(telkom, icon+, lintas arta)
internet
(biznet,lintas arta)
DMZ
web server
Distribution Layer
Access Layer
Dari hasil rancangan topologi WAN yang dibuat, maka untuk memanfaatkan
teknologi ketika layanan jaringan WAN terutama pada layanan VPN-IP
mengalami gangguan, dapat dilakukan berdasarkan alur proses penanganan
gangguan. Koneksi dari cabang ke kantor pusat dapat dialihkan menggunakan
secondary link, atau melewati jalur DRC apabila koneksi backhaul mengalami
gangguan. Alur proses ini ditunjukkan pada gambar 5.41 di bawah ini
Universitas Indonesia
link
link cabang
backhaul
down ?
down ?
gangguan
no lay anan jaringan
VPN IP
no y es
y es
backhaul
VPN DRC
ada
down? melakukan
secondary
y es y es pemindahan koneksi
link?
ke link secondary
koneksi no
no
metro-e
re-konf igurasi routing down?
statis untuk jaringan
y es
cabang melewati koneksi
DRC (metro-e)
melakukan tindakan
perbaikan (lapor ISP)
untuk link y g down
memastikan semua
koneksi sudah
kembali normal
Beberapa aktivitas uji coba pada simulasi yang akan dilakukan diantaranya :
Universitas Indonesia
link pada swich akses 1. Setelah pemutusan, pada kondisi tersebut dilakukan
pengiriman paket dari host yang berada pada switch akses1 (ip address :
10.11.1.10) ke host lain pada perangkat switch dan segmen jaringan yang berbeda
(ip address : 10.11.2.10 dan 10.11.3.10). Alhasil status paket berhasil diterima
oleh semua host. Dari simulasi tersebut dapat disimpulkan paket berhasil dikirim
melalui jalur dan perangkat switch distribusi yang menjadi alternatifnya /
redundan.
Hasil simulasi pada aktvitas shutdown perangkat switch utama pada gambar 5.43.
menunjukkan bahwa switch cadangan mampu memberikan peran yang sama
dengan switch utama. Hal demikian dikarenakan switch cadangan memiliki
kesamaan konfigurasi dengan switch utama.
Universitas Indonesia
Pada gambar 5.44 di bawah, dilakukan simulasi pemutusan 3 jalur koneksi VPN
IP utama yang berada pada router backhaul kantor pusat dari tiap provider.
Kemudian dilakukan pengiriman paket dari router tiap cabang ke switch utama
kantor pusat. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa koneksi dari kantor
cabang ke kantor pusat dapat dialihkan melewati DRC, yang kemudian
menggunakan jaringan metro Ethernet untuk komunikasi ke jaringan kantor pusat.
Hasil traceroute menunjukkan packet melewati 6 hop untuk mencapai jaringan
LAN kantor pusat (switch utama). Jumlah hop yang dilewati akan lebih sedikit
dibandingkan saat kondisi koneksi VPN IP dalam keadaan normal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
REACTIVE ACTIVITIES
monitoring, measure,
analyses component AMIS (Availability
availability Management
Information System)
Sedangkan unuk perbaikan pada alur proses reactive activities, dimana semua
monitoring, pengukuran, analisa dan semua rencana perbaikan perlu
didokumentasikan dan update report ke dalam sistem informasi manajemen
ketersediaan (AMIS). Kemudian perbaikan pada cara penanganan gangguan, yaitu
Universitas Indonesia
Reactive Activities
memastikan
kembali
Closed Ticket
lay anan telah
3
normal
melakukan
admin jaringan analisa
ketersediaan
Av ailability
Management Report
Untuk proses pada proactive activities yang perlu diperbaiki adalah melakukan
kegiatan penilaian resiko atas seluruh layanan jaringan baik infrastruktur, maupun
proses-proses, sehingga demikian dapat mengetahui kerentanan vulnerability dari
komponen dan layanan. Perbaikan tersebut dapat membantu dalam membuat
rencana-rencana dalam usaha peningkatan ketersediaan layanan jaringan.
Disamping itu perihal reporting dan dokumentasi atas perubahan konfigurasi dan
desain infrastruktur jaringan yang harus selalu ter-update secara berkala. Proses
perbaikan ini dapat dilihat pada gambar 5.48 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Proactive Activities
selesai
no
melakukan
perencanaan berdasar
melakukan
dapat melakukan tujuan bisnis.
1 y es perencanaan usulan kepada
peningkatan layanan?
ketersediaan manajemen / bisnis.
layanan jaringan penentuan v endor dan
jadwal pelaksanaan.
mengidentifikasi,
melakukan
mengukur resiko,
2 perbaikan atas 3
untuk ketersediaan
gangguan jaringan
layanan
Availability
Management
AMIS
Report
(Availability
Management availability design
Information criteria
System)
availability testing
schedule
Universitas Indonesia
Apakah ada
gangguan?
no
y es
Alert Gangguan
Admin Jaringan
Monitoring Sy stem
mulai Dashboard
Mengakses Sy stem
Monitoring
lay anan
normal?
Melakukan
Improv ement
y es
(counter-measure)
dan pelaporan
no
melakukan
inv estigasi komponen
dan lay anan serta
Selesai
rencan perbaikan
Universitas Indonesia
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, mengenai
analisis kinerja layanan jaringan komputer untuk manajemen ketersediaan, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
6.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat memberikan
saran sebagai bahan masukan untuk manajemen dalam rangka upaya peningkatan
ketersediaan layanan jaringan, yaitu :
1. Melakukan review secara berkala pada setiap layanan jaringan LAN maupun
WAN, baik kualitas maupun ketersediaan layanannya, sehingga kinerja dan
ketersediaan layanan dapat selalu terpantau.
2. Melakukan perubahan konfigurasi perangkat agar dapat meningkatkan kinerja
layanan jaringan dan meminimalisasi resiko terjadinya ancaman pada sumber
daya jaringan.
3. Melakukan perubahan pada desain topologi jaringan, termasuk menyiapkan
unit cadangan bagi perangkat yang tergolong katergori SPoF seperti switch
utama, karena akan mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap
layanan SI (VBFs) apabila mengalami kerusakan, disamping itu melakukan
pengembangan jalur distribusi koneksi sebagai jalur alternatif untuk
komunikasi data antara kantor pusat, kantor cabang, dan DRC.
4. Melakukan pembenahan dokumentasi baik berkaitan dengan perubahan
konfigurasi perangkat atau desain topologi, prosedur monitoring layanan,
prosedur penanganan insiden pada helpdesk sehingga dapat mempercepat
penyelesaian gangguan, laporan pengelolaan jaringan berkala kepada
manajemen, serta meningkatkan mutu dan potensi SDM TI.
5. Menetapkan jaminan ketersediaan layanan yang dirumuskan dengan SLA dan
mendefinisikan Operation Level Agreement (OLA) agar dapat menjelaskan
bagaimana layanan secara teknis dapat mendukung SLA seoptimal mungkin.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Sofana, Iwan., 2010. Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.
OGC., (2007). ITIL Version 3 Service Design. United Kingdom : The Stationary
Office for OGC.
Sarno, Riyanarto., (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya : ITS
Press.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 13. Tabel hasil pengukuran Availability perangkat WAN bulan Januari
2014
Lampiran 15. Tabel hasil pengukuran Availability perangkat WAN bulan Maret
2014
Universitas Indonesia