Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 5 Hukum Kekayaan Intelektual

Gambar hanya ilustrasi

Rahasia Dagang adalah salah satu jenis kekayaan intelektual, jika melihat produk diatas, menurut
anda apakah terdapat bagian yang dapat diberikan perlindungan rahasia dagang? Uraikan jawaban
anda dan diskusikan dengan rekan mahasiswa yang lainnya.

Mohon Izin menanggapi

Ilustrasi tersebut diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa informasi yang bersifat rahasia
sangat rentan untukbisa terbuka kepada pihak yang kita tidak inginkan. Oleh karena itu perlu
tindakan yang nyata untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Hukum akan berjalan untuk melindungi
si pemilik rahasia dagang, jika si pemilik rahasia dagang melakukan tindakan nyata untuk menyimpan
rahasia dagang tersebut. Di era globalisasi saat ini, pentingnya perlindungan hukum rahasia dagang
pada perdagangan telah meningkat. Munculnya penerapan dan pengembangan tindakan-tindakan
perlindungan terhadap informasi dikarenakan kondisi kemajuan yang pesat dalam teknologi dan
telekomunikasi, manusia yang terampil dalam menggunakan alat komunikasi, jaringan bisnis yang
luas dan strategis, media sosial yang semakin marak, keingintahuan masyarakat yang besar akan
informasi. Perlindungan rahasia dagang dapat dilakukan dengan mekanisme hukum melalui
konstruksi hukum hak kekayaan intelektual. Perlindungan rahasia dagang sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan perusahaan dan keunggulan kompetitif perusahaan bahkan kelangsungan hidup
pelaku usaha/bisnis tersebut.

Perlindungan rahasia dagang dalam mekanisme hak kekayan intelektual memang tergolong unik dan
karakteristik. Hal ini didasari oleh karakteristik dan keunikan rahasia dagang yang sangat berbeda
dengan hak kekayaan intelektual lainnya seperti merek, indikasi geografis, cipta, desain industri,
desain tata letak sirkuit terpadu, paten, dan varietas tanaman. Informasi rahasia yang dugunakan
dalam perdagangan dapat dikatakan sebagai suatu ide atau gagasan yang berasal dari intelektual
manusia yang perlu juga untuk dilindungi karena persoalan keadilan dan penghargaan bagi si pemilik
rahasia dagang. Tidak setiap informasi yang bersifat rahasia dalam perdagangan akan selalu
mendapatkan perlindungan dari kekayaan intelektual dan tidak mudah pula mengkatagorikan bahwa
setiap informasi dalam perdagangan masuk sebagai rahasia dagang.

Pelaku usaha/bisnis akan sulit untuk mengkatagorikan informasi sebagai rahasia dagang. Penentuan
mengenai hal ini dapat dilihat dengan faktor-faktor di bawah ini:

1. Sejauh mana informasi tersebut di kenal oleh pihak lain selain pemilik rahasia dagang tersebut.
Informasi yang bersifat rahasia tidak akan diberitahukan begitu saja kepada pihak lain tanpa adanya
suatu pengamanan. Semakin sedikit orang yang mengetahui mengenai rahasia dagang tersebut maka
semakin besar kemungkinan menjadi informasi yang masuk ke dalam rahasia dagang.

2. Sejauh mana informasi tersebut diketahui oleh karyawan si pemilik rahasia dagang tersebut dan
pihak-pihak lain yang terlibat dalam usaha/bisnis si pemilik rahasia dagang. Upayakan untuk hanya
sedikit karyawan yang mengetahui, maka akan semakin baik. Jika memang harus diketahui oleh
karyawan maka buatlah perjanjian antara karyawan dengan pemilik rahasia dagang. Perjanjian
tersebut berisikan bahwa karyawan ikut merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia tersebut.
3. Langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kerahasiaan informasi. Beberapa
langkah yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha/bisnis atau perusahaan untuk menjaga agar
informasi tersebut tetap dalam lingkup rahasia dagang. Salah satu langkah yaitu dengan tidask
memperbolehkan orang lain masuk ke daerah dimana terdapat informasi yang sifatnya rahasia.

4. Nilai ekonomis yang ada pada informasi terutama bagi perdagangan dan kompetitor. Informasi
tersebut memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan kompetitor atau perusahaan pesaing, sehingga
akan sangat fatal jika informasi tersebut sampai diketahui oleh perusahaan kompetitor. Misalnya
informasi daftar pelanggan/konsumen tetap, daftar pemasok barang/produk, dll.

5. Jumlah uang yang diinvestasikan pertama kali pelaku usaha/bisnis memulai usaha/bisnisnya.
Informasi tersebut dapat dikatakan rahasia karena dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak tertentu
untuk kepentingan lain. Misalnya modal yang dikeluarkan pelaku usaha untuk membangun usahanya.
Jika hal itu diketahui oleh pihak lain maka besar kemungkinan pelaku usaha lain akan menambahkan
modalnya agar mampu bersaing dengannya.

6. Informasi melakukan pengembangan (R&D) atau sekedar penelitian biasa. Informasi yang dimiliki
si pemilik rahasia dagang didapat melaui R&D atau didapat hanya dengan penelitian biasa yang tiadk
mengeluarkan biaya yang banyak. Informasi yang didapat dengan melalui R&D akan sangat
mengeluarkan biaya yang mahal sehingga patut untuk dilakukan tindakan pengamanan

7. Kemudahan atau kesulitan bagi pihak lain untuk mendapatkan informasi tersebut dan melakukan
salinan (copy). Informasi yang sulit didapatkan, maka akan menentukan arti pentingnya. Semakin
sulit maka akan semakin berharga informasi tersebut

Pelaku usaha/bisnis yang membuat dan mengembangkan produk dengan cara yang lebih hemat
biaya. Proses membuat dan mengembangkan produk dengan cara hemat biaya akan memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan terutama dihadapan para perusahaan kompetitornya. Pelaku
usaha/bisnis sangat menghargai informasi rahasia tersebut dan berusaha agar perusahaan lain tidak
mengetahuinya. Beberapa karyawan dan mitra kerja yang mengetahui informasi rahasia tersebut
harus dipastikan bahwa pihak-pihak yang mengetahui rahasia dagang tersebut menjaga informasi
rahasia dagang dengan baik agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap rahasia dagang .

bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha,
dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Lingkup perlindungan Rahasia Dagang
meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum,
termasuk resep makanan/minuman, formula, proses produksi, daftar klien atau rencana pemasaran.
Perlindungan Rahasia Dagang walaupun tidak mensyaratkan pendaftaran di Ditjen HKI sebagaimana
paten, namun tidak berarti dapat diperoleh secara otomatis. Pemilik rahasia dagang perlu
memahami UU Rahasia Dagang untuk mengenali hal-hal yang harus dilakukan dan juga harus
dihindari agar terhidar dari kehilangan perlindungan tersebut.

Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya
dan memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial
(Pasal 4 UURD).

Apabila upaya-upaya menjaga kerahasiaan telah dilakukan sesuai UU Rahasia Dagang, maka jika
terjadi penggunaan atau pengungkapan informasi rahasia tersebut kepada pihak ketiga untuk
kepentingan komersial, dapat diduga telah terjadi pelanggaran rahasia dagang. Pemegang Hak
Rahasia Dagang atau penerima Lisensi dapat mengambil tindakan hukum baik secara perdata (Pasal
11 UURD) atau pidana (Pasal 17 UURD) terhadap siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran rahasia dagang dengan cara mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari
kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang
yang bersangkutan secara sengaja. Pelanggaran juga dianggap terjadi pada saat seseorang
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian, ada beberapa kelemahan
perlindungan rahasia dagang yang perlu dicermati pemilik rahasia dagang. Berbeda dengan paten,
apabila ada pihak lain yang memperoleh teknologi yang sama dengan teknologi yang dirahasiakan,
namun dengan iktikad baik (misalnya melalui penelitian sendiri), perlindungan rahasia dagang tidak
dapat menghalangi pihak lain memiliki, mengkomersialkan bahkan memperoleh paten atas teknologi
penemuannya tersebut jika penemuannya memenuhi persyaratan pemberian paten. Begitu pula
apabila informasi rahasia melekat pada sebuah produk sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pihak lain mempelajari, menelaah dan menganalisis rahasia tersebut (rekayasa ulang atau reverse
engineering). Tindakan "Rekayasa Ulang" (reverse engineering), menurut UURD, adalah suatu
tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu teknologi yang sudah ada.
UURD tidak menganggap pelanggaran Rahasia Dagang manakala tindakan rekayasa ulang atas
produk yang dihasilkan dari penggunaan Rahasia Dagang milik orang lain dilakukan semata-mata
untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.

Untuk memperoleh perlindungan merek, pencipta makanan/minuman perlu menciptakan nama


yang unik untuk produk inovatifnya. Hindari pemberian nama yang sifatnya menerangkan produk
atau “descriptive” atau nama yang umum atau “generic”. Merek “Martabak” untuk martabak, tentu
saja tidak akan mendapat perlindungan hukum dan tidak dapat didaftarkan sebagai merek. Namun,
nama-nama unik seperti “Rainbow” untuk cake atau “Crepes” untuk martabak tipis, misalnya, dapat
didaftarkan sebagai merek.

Melakukan search atau penelusuran baik di internet maupun di Ditjen HKI juga disarankan sebelum
memutuskan memakai dan mendaftarkan sebuah nama untuk produk Anda, untuk menghindari
konflik atau sengketa dengan pemilik merek yang terdaftar lebih dahulu, yang justru dapat
merugikan Anda di kemudian hari.

Perlindungan atas sebuah informasi rahasia berupa formula resep inovatif di bidang industri
makanan melalui mekanisme perlindungan paten, merupakan pilihan yang kurang tepat, terutama
jika Anda tidak ingin mempublikasikannya kepada umum dan ingin memilikinya selama mungkin.
Dengan tidak mengungkapkan formula resep Anda kepada orang lain dan melakukan upaya-upaya
menjaga kerahasiaannya, sebenarnya Anda telah memberi perlindungan HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) atas formula resep tersebut melalui mekanisme pelindungan Rahasia Dagang atau Trade
Secret. Di Indonesia, perlindungan rahasia dagang diatur dalam UU No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang ("UU Rahasia Dagang" atau "UURD"). Coca-Cola, dan Pepsi Cola adalah contoh-
contoh dari sekian banyak pelaku industri makanan dan minuman berskala internasional yang
memanfaatkan sistem perlindungan Rahasia Dagang untuk melindungi formula resep inovatif
mereka.

Sumber Referensi :

>. https://repository.utssurabaya.ac.id/161/1/HUKUM%20HKI%20%28Gabung%20Cover%29.pdf

>. https://lib.unnes.ac.id/58089/1/1.%20Rahasia%20Dagang%20Buku_.pdf

>. https://www.hukumonline.com/klinik/a/perlindungan-resep-kue-lt4feadb7627be1/

>. BMP Hak kekayaan Intelektual

>. http://repository.untar.ac.id/6311/

Anda mungkin juga menyukai