Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI MUQHOSHID SYARIAH TERHADAP PRODUK DAN

KINERJA BANK SYARIAH


Nurhasanah

ABSTRAK
Kegiatan ekonomi masyarakat yang semakin berkembang, membutuhkan ijtihad
para ulama dan cendikiawan muslim untuk menelaah dan memastikan bahwa
transaksi bisnis dan usaha tersebut halal dilakukan. Meskipun perkembangannya
tidak secepat ilmu ushul fiqh, namun keberadaannya telah dipraktikkan oleh para
ulama dalam segala keputusan hukum yang mereka ambil. Maqashid Syariah
sendiri adalah tujuan yang ingin dicapai oleh Syariah untuk kemaslahatan umat
manusia. Kepentingan di sini meliputi seluruh kehidupan manusia, salah satunya
dalam bidang ekonomi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji
mengenai implementasi muqhoshid syariah terhadap produk dan kinerja syariah.
Implementasi muqhoshid syariah pada nilai-nilai muqhoshid syariah yang
berkaitan dengan menjaga agama dalam artian lain berdasarkan al-quran dan
hadist dalam produk syariah secara khusus dan semua produk secara umumnya.
Menilai kinerja perbankan syariah tidak hanya dapat diukur menggunakan rasio
keuangan saja, tetapi juga harus dilihat dari sisi tujuan syariahnya. Hal ini
dikarenakan pentingnya mengukur kinerja perbankan syariah menggunakan
maqashid syariah index.
Kata kunci: Kinerja Bank Syariah, Muqhoshid Syariah, Produk Bank Syariah

PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi Islam semakin meningkat dari waktu ke waktu
dikarenakan banyaknya negara yang mulai menerapkan sistem Islam tidak
terkecuali Indonesia. Karena sebab itu perbankan syariah mulai berkembang pesat
di Indonesia. Sejalan dengan itu praktek perbankan syariah perlu memasukan
maqâshid al-Syari’ah sebagai salah satu strategi manajemen mereka agar dapat
memenuhi persyaratan syariah.
Kegiatan ekonomi masyarakat yang semakin berkembang, membutuhkan
ijtihad para ulama dan cendikiawan muslim untuk menelaah dan memastikan
bahwa transaksi bisnis dan usaha tersebut halal dilakukan. Saat ini berbagai
problematika kegiatan ekonomi yang beragam seringkali menjebak seseorang
terjerat pada riba dan jual beli gharar akibat dari spekulasi usaha. Oleh karena itu,
perlu adanya kajian teori kesejahteraan sosial yaitu maqashid syariah sebagai
rumusan utama dan pedoman bagi para ulama, cendikiawan, praktisi ekonomi
syariah, praktisi perbankan dalam menentukan ijtihad dan menetapkan hukum
pada setiap kegiatan bisnis yang dilaksanakan oleh masyarakat modern.
Muqhoshid Syariah adalah teori hukum Islam yang berawal pada tahap
awal pembentukan hukum Islam, kemudian dirangkum dan dikembangkan oleh
para ulama setelah masa tabi’ tabi’in. Meskipun perkembangannya tidak secepat
ilmu ushul fiqh, namun keberadaannya telah dipraktikkan oleh para ulama dalam
segala keputusan hukum yang mereka ambil. Maqashid Syariah sendiri adalah
tujuan yang ingin dicapai oleh Syariah untuk kemaslahatan umat manusia.
Kepentingan di sini meliputi seluruh kehidupan manusia, salah satunya dalam
bidang ekonomi. Di antara ketentuan Islam yang mengurus kehidupan manusia
ialah aspek ekonomi (muamalah, istishodiyah). Ada banyak ketentuan Islam
mengenai ekonomi, baik dalam Al-Qur'an, Sunnah, ijtihad para ulama dan praktik
bisnis sejarah.1
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
Implementasi Muqhoshid Syariah Terhadap Produk dan Kinerja Bank Syariah.

KONSEP MUQHOSHID SYARIAH


Maqashid berasal dari maqsad yang berakar kata dari qasadayaqsidu-
qasdan yang berarti: bermaksud, berniat, dan menghendaki. Kata syari’ah berasal
dari akar kata syara’a-yasyra’u-syar’an yang berarti membuat peraturan, undang-
undang dan hukum. Inti dari maqashid syariah ini adalah penetapan hukum islam
harus bermuara kepada kemaslahatan. Dapat kita pahami bahwa syariat islam
diturunkan oleh allah adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan
manusia secara keseluruhan.2

1
Oktaviani and Fatimatus Syadiyah, “Analisis Implementasi Maqasid Al-Syariah Dalam Maqasid
Syariah Index (MSI) Sebagai Alat Ukur Kinerja Perbankan Syariah” 3 (1) (2023): 37–46.
2
Agung Wahyudi, “Implementasi Metode Maqashid Syariah Index Terhadap Kinerja Perbankan
Syariah,” Lisyabab : Jurnal Studi Islam Dan Sosial 3, no. 2 (2022): 206–18,
https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v3i2.135.
Jadi tujuan diturunkan syari’at Islam (maqashid syari’ah) adalah untuk
mewujudkan kemashlahatan manusia. Mashlahah secara etimologi analogi dengan
kata manfa’ah baik dari segi wazan (bentuk kata) maupun ma’nanya, seperti
dalam Lisanul ‘Arab mashlahah merupakan semua hal yang mengandung
kemanfaatan, baik pencapaian suatu manfaat maupun pencegahan suatu
kerusakan. Sedang mashlahah dalam terminologi syara’ dapat di definisikan:
“suatu manfaat yang dimaksud oleh syari’ untuk hamba-hambaNya, yang berupa
penjagaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta dengan urutan tertentu”.
Manfaat sendiri adalah kenikmatan atau sarana untuk mencapai suatu kenikmatan,
serta penncegahan terhadap suatu penderitaan atau yang mengakibatkannya 3
Allah menurunkan hukum kepada manusia untuk mengatur tatanan
kehidupan sosial sekaligus menegakkan keadilan. Disamping itu juga, hukum
diturunkan untuk kepentingan umat manusia, tanpa adanya hukum maka manusia
akan bertindak sebebas-bebasnya tanpa menghiraukan kebebasan orang lain allah
mensyariatkan hukum-Nya bagi manusia tentunya bukan tanpa tujuan, setiap yang
disyariatkan Allah Swt mengandung maqashid (tujuan-tujuan) melainkan demi
kesejahteraan dan kemaslahatan umat itu sendiri, antara lain: 4
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat
dan lingkungan,
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat yang mencakup keadilan hukum dan
muamalah,
3. Tercapainya maslahah.
Dilihat dari tujuan utama ekonomi islam dapat diusahakan dalam sitem
perbankan yang dimana sudah mulai banyak instansi yang berlomba-lomba
mendirikan perbankan islam untuk menopang dan mewujudkan kemajuan
ekonomi yang sebenarnya. dalam hal ini, sudah dicontohkan oleh bank muamalat
Indonesia untuk senantiasa memperbaharui produknya dengan berlandaskan
maqashid syariah baik dari segi penghimpun dana, penyaluran dana, dan

3
Acmad Kholik and Imron Muzakki, “Implementasi Maqashid Syari’ah Dalam Ekonomi Islam
Dan Psikologi Islam,” 2021, 282.
4
Muhammad Alwi et al., “Konsep Maqasid As Syariah Dalam Perbankan Syariah,” Al-Amwal:
Journal of Islamic Economic Law 7, no. 2 (2022): 56–80.
jasa/layanan. Dalam produk-produk bank syariah bisa kita tinjau dengan nilai-
nilai maqashid syariah: 5
1. Menjaga agama
Dalam menjalankan segala system operasional nya bank muamalat
berpedoman pada Al-quran, hadits, dan sumber hukum islam lainnya. Dilihat
adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN)
sehingga lebih terlihat dan terjamin dalam keabsahan nilai-nilai islam yang
diterapkan.
2. Menjaga jiwa
Dapat dilihat dari akad-akad yang diterapkan dalam setiap transaksi baik
secara psikologis maupun sosiologis menuntun manusia untuk saling
menghargai dan menjaga amanah yang diberikan. Dan bisa dilihat juga dalam
pelayanan nasabah yang dituntun untuk berprilaku sopan, ramah, berpakaian
sopan dan islami.
3. Menjaga akal
Pihak bank dituntuk menjelaskan secara detail produknya kepada nasabah
tanpa ada yang ditutup-tutupi sedikitpun sehingga dalam transaksi tidak ada
pihak yang didzalimi.
4. Menjaga harta
Bank syariah diamanahkan menjaga dan mengalokasikan dana nasabah
dengan baik dan halal, dan juga bisa dilihat dari penerapan system zakat yang
bertujuan untuk membersihkan harta nasabah yang sudah mencapai nishabnya.
5. Menjaga keturunan
Hal ini akan terwujud jika keempat poin diatas terjaga, sehingga dana yang
halal dan perolehannya baik akan berdampak baik bagi keluarga nasabah yang
dinafkahinya.

SUMBER DAN DASAR MUQHOSHID SYARIAH


1. Sumber Muqhoshid Syariah

5
Popon Srisusilawati et al., “Implementasi Maqashid Syariah Terhadap Produk Perbankan
Syariah,” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah 7, no. 1 (2022): 1,
https://doi.org/10.24235/jm.v7i1.8409.
‫ُثَّم َجَع ْلٰن َك َع ٰل ى َش ِر ْيَعٍة ِّم َن اَاْلْم ِر َفاَّتِبْع َها َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو ۤا َء اَّلِذ ْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”. (Al-jaatsiyah (45) ayat
18).

‫َش َر َع َلُك ْم ِّم َن الِّدْيِن َم ا َو ّٰص ى ِبٖه ُنْو ًحا َّو اَّلِذ ْٓي َاْو َح ْيَنٓا ِاَلْيَك َو َم ا َو َّصْيَنا ِبٖٓه ِاْبٰر ِهْيَم‬
‫َو ُم ْو ٰس ى َو ِع ْيٰٓس ى َاْن َاِقْيُم وا الِّدْيَن َو اَل َتَتَفَّر ُقْو ا ِفْيِۗه َك ُبَر َع َلى اْلُم ْش ِر ِكْيَن َم ا َتْدُع ْو ُهْم ِاَلْيِۗه‬
‫ُهّٰللَا َيْج َت ْٓي ِاَلْيِه ْن َّيَش ۤا ُء َو َيْهِد ْٓي ِاَلْيِه ْن ُّيِنْيُۗب‬
‫َم‬ ‫َم‬ ‫ِب‬
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru
mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya)”. (Asysyuura (42) ayat 13).
Yang dimaksud agama disini ialah meng-Esakan Allah Swt,
beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat
serta mentaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Dasar Muqhoshid Syariah

‫َاَّلِذ ْيَن َيَّتِبُعْو َن الَّر ُسْو َل الَّنِبَّي اُاْلِّمَّي اَّلِذ ْي َيِج ُد ْو َنٗه َم ْك ُتْو ًبا ِع ْنَد ُهْم ِفى الَّتْو ٰر ىِة َو اِاْل ْنِج ْيِل‬
‫َيْأُم ُر ُهْم ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنٰه ىُهْم َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِح ُّل َلُهُم الَّطِّيٰب ِت َو ُيَح ِّر ُم َع َلْيِهُم اْلَخ ٰۤب ِٕىَث‬
‫َو َيَض ُع َع ْنُهْم ِاْص َر ُهْم َو اَاْلْغ ٰل َل اَّلِتْي َكاَنْت َع َلْيِهْۗم َفاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِبٖه َو َع َّز ُرْو ُه َو َنَص ُرْو ُه‬
‫ٰۤل‬
‫ࣖ َو اَّتَبُعوا الُّنْو َر اَّلِذ ْٓي ُاْنِز َل َم َع ٓٗهۙ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬
“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka bebanbeban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orangorang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-
a‟raf ayat 157.

‫اْلَفَو اِح َش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َو اِاْل ْثَم َو اْلَبْغ َي ِبَغْيِر اْلَح ِّق َو َاْن‬ ‫ُقْل ِاَّنَم ا َح َّر َم َر ِّبَي‬
‫ُيَنِّز ْل ِبٖه ُس ْلٰط ًنا َّو َاْن َتُقْو ُلْو ا َع َلى ِهّٰللا َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن‬ ‫ُتْش ِر ُك ْو ا ِباِهّٰلل َم ا َلْم‬
“Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik
yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar
hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui." (Al-a‟raf ayat 33).

IMPLEMENTASI MUQHOSHID SYARIAH TERHADAP PRODUK


BANK SYARIAH
Implementasi konsep maqashid syariah pada pola pemikiran modern yaitu
memiliki peran strategis dalam merumuskan tujuan dasar ditetapkannya produk
syariah. Penerapan pola pemikiran dengan pendekatan maqashid syariah
melahirkan pola pikir yang filosofis, rasional dan subtansial dalam menelaah
akad-akad dan produk-produk perbankan syariah, sehingga produk tersebut
berkembang dengan baik dan dapat merespon kemajuan aktivitas bisnis syariah
yang terus berubah cepat, sehingga tidak kalah dengan produk-produk
konvensional. Sebaliknya, pemikiran yang hanya berbasis fiqh semata akan
menimbulkan pola pemikiran yang formalistik dan tekstualis. Oleh karena itu,
Semakin banyak persoalan ekonomi dan keuangan syariah yang muncul, maka
semakin besar peluang ijtihad untuk menjawab persoalan ekonomi yang
bermunculan.6
Aktualisasi konsep maqashid syariah dalam pengembangan produk syariah
dapat diterapkan pada transaksi modern seperti instrumen money market inter

6
Ahmad Mukri Aji and Syarifah Gustiawati Mukri, “Implementasi Maqashid Syariah Dan
Aktualisasinya Dalam Pengembangan Sistem Ekonomi Islam,” SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I 9, no. 4 (2022): 1107–16, https://doi.org/10.15408/sjsbs.v9i4.27108.
bank, skim-skim sukuk, repo, pembiayaan sindikasi antar bank syariah atau
dengan konvensional, restrukturisasi, pembiayaan property indent, ijarah, hybrid
take over dan refinancing, forfeiting, overseas financing, skim KTA, pembiayaan
multiguna, desain kartu kredit, hukum-hukum terkait jaminan fiducia, hypoteik,
dan hak tanggungan, maqashid dari anuitas, tawarruq, net revenue sharing, cicilan
emas, investasi emas, serta sejumlah kasus-kasus baru yang terus bermunculan
yang membutuhkan argumentasi solutif dan inovatif dalam pembentukan norma
baru pada transaksi kehidupan modern.
Maka pemahaman jiwa muqhoshid syariah akan membuat fikih muamalah
menjadi elastis, fleksibel, lincah, cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Ketentuan dan kebijakan regulator, pengawas serta praktisi tanpa memahami
maqashid syariah akan melahirkan pemikiran yang sempit dan kaku, dan
dampaknya selalu keliru serta mudah menyalahkan yang benar ketika mengaudit
perbankan syariah, bahkan mudah menolak produk inovatif yang sudah sesuai
syariah. Berbagai regulasi dan ketentuan tentang PSAK syariah akan rancu, kaku
dan mengalami kesalahan fatal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka para auditor
internal dan eksternal, praktisi perbankan, regulator, dewan pengawas syariah,
perumus PSAK, para ahli ekonomi syariah, dosen, pejabat bank Indonesia yang
bertugas mengawasi dan mengaudit bank syariah, pejabat OJK yang
mengawasi/meregulasi LKS, wajib dan harus memiliki pengetahuan tentang
maqashid syariah.7
Dalam prakteknya, implementasi muqhoshid syariah pada nilai-nilai
muqhoshid syariah yang berkaitan dengan menjaga agama dalam artian lain
berdasarkan al-quran dan hadist dalam produk syariah secara khusus dan semua
produk secara umumnya. Maka dapat dianilisis bahwa dalam prakteknya telah
menjalankan proses penjagaan agama melalui pelayanan-pelayanan yang
diberikan kepada nasabah mencerminkan nilai-nilai islam yang diperintahkan
Allah dan dicontohkan rasul kita dan penekanan kepada para karyawannya bahwa
bermuamalatpun salah satu bentuk pengabdian kita kepada Allah. Tentang
pencipta menggunakan imannya Allah SWT tercermin dalam bentuk-bentuk
ibadah yang diperintahkan, seperti sholat 5 waktu, membayar zakat, menunaikan

7
Srisusilawati et al., “Implementasi Maqashid Syariah Terhadap Produk Perbankan Syariah.”
haji dan umrah, membayar hutang, wakaf, dan kebutuhan lain yang diperlukan
untuk memperkuat iman dan mempertahankan iman Islam. untuk melaksanakan
Menjaga iman dari pelanggan. Hal ini dicapai dengan menggunakan Bank
Muamalat yang menggunakan Al-Qur'an, Hadits dan aturan Islam lainnya sebagai
panduan dalam membuat semua sistem dan produk bekerja. Dengan adanya
Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN), legitimasi
bank atas nilai dan anggaran syariah semakin terjamin dan beritikad baik terhadap
umat Islam, baik yang beragama maupun yang non-Muslim.8

IMPLEMENTASI MUQHOSHID SYARIAH TERHADAP KINERJA


BANK SYARIAH
Pemahaman tentang pengukuran kinerja dapat diurai dengan memahami
makna kinerja (performance), yaitu merupakan catatan hasil yang dihasilkan pada
fungsi atau kegiatan pekerjaan tertentu selama periode waktu. Manajemen kinerja
adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan atau organisasi, termasuk masing-masing individu dan kelompok kerja
di perusahaan tersebut.
Muqhoshid syariah indeks merupakan sebuah model pengukuran kinerja
perbankan syariah yang sesuai dengan karekteristik dan aspek-aspek yang
berkaitan dengan prinsip syariah. Menurut Abu Zahrah bahwa keberadaan syariat
Islam adalah sebagai rahmat bagi manusia, sehingga tujuantujuan yang hendak
dicapai dalam penetapan hukum syariah (maqasid syariah) meliputi: 9
1. Mendidik individu (Tahdhib al-fard), yaitu agar masingmasing
individu menjadi sumber kebaikan bagi komunitasnya bukan
sebaliknya menjadi sumber keburukan bagi setiap manusia. Sehingga
berbagai macam ibadah yang disyariatkan bertujuan untuk melatih
jiwa agar tidak cenderung pada keburukan yang menghasilkan
tindakan dholim, keji, dan munkar terhadap orang lain sehingga
tercipta keharmonisan dalam masyarakat.
8
Azmi Bassalem et al., “Implementasi Maqashid Syariah Di Dalam Pengembangan Inovasi
Produk-Produk Perbankan Syariah Di Indonesia” 1, no. 1 (2023).
9
Rudi Setiyobono, Nurmala Ahmar, and Darmansyah, “Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah
Berbasis Maqashid Syariah Index Bank Syariah Di Indonesia : Abdul Majid Najjar Versus Abu
Zahrah,” Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP) 6, no. 02 (2019): 111–26,
https://doi.org/10.35838/jrap.v6i02.1249.
2. Menegakkan keadilan (Iqamah al-‘Adl), yaitu mewujudkan keadilan
dalam semua bidang kehidupan manusia, dalam bidang muamalah
dengan menghormati hak dan melaksanakan kewajiban antar pihak
yang bermuamalah, karena di mata hukum semua manusia adalah
sama tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin, yang kuat dan
yang lemah memiliki kewajiban yang sama yaitu menghormati hak
orang lain dan melaksanakan kewajibannya.
3. Menghasilkan kemaslahatan (Jalb al-Maslahah), yaitu menghasilkan
kemaslahatan umum bukan kemaslahatan yang khusus untuk pihak
tertentu. Kemaslahatan berdasarkan hukum-hukum syariah dan nash-
nash agama merupakan kemaslahatan yang sebenarnya karena
mengarah pada penjagaan terhadap agama, jiwa, harta, akal, dan
keturunan.
Teori maqashid syariah Abu Zahrah tersebut menjadi model penilaian
kinerja bank Islam berdasarkan muqhoshid syariah. Untuk dapat menjelaskan
sebuah konsep dan membuatnya dapat diukur, dilakukan dengan melihat pada
dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditujukan oleh konsep . 10 Berdasarkan
metode Sekaran, karakteristik yang akan diukur diturunkan ke dalam suatu
konsep. Metode sekaran dibagi menjadi tiga gagasan atau konsep yang
dinotasikan sebagai (C). Konsep akan diturunkan lagi ke dalam beberapa dimensi
yang akan lebih mudah diamati dan terukur, yang dinotasikan dengan (D).
Dimensi akan diturunkan kembali ke dalam beberapa unsur yang lebih jelas
pengukurannya, yang disebut dengan elemen yang dinotasikan dengan (E).

KESIMPULAN
Muqhoshid syariah ini adalah penetapan hukum islam harus bermuara
kepada kemaslahatan. Dapat kita pahami bahwa syariat islam diturunkan oleh
allah adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan manusia secara
keseluruhan. Implementasi muqhoshid syariah pada nilai-nilai muqhoshid syariah
yang berkaitan dengan menjaga agama dalam artian lain berdasarkan al-quran dan
hadist dalam produk syariah secara khusus dan semua produk secara umumnya.
10
Aji and Mukri, “Implementasi Maqashid Syariah Dan Aktualisasinya Dalam Pengembangan
Sistem Ekonomi Islam.”
Menilai kinerja perbankan syariah tidak hanya dapat diukur menggunakan rasio
keuangan saja, tetapi juga harus dilihat dari sisi tujuan syariahnya. Hal ini
dikarenakan pentingnya mengukur kinerja perbankan syariah menggunakan
maqashid syariah index.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, Ahmad Mukri, and Syarifah Gustiawati Mukri. “Implementasi Maqashid
Syariah Dan Aktualisasinya Dalam Pengembangan Sistem Ekonomi Islam.”
SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 9, no. 4 (2022): 1107–16.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v9i4.27108.
Alwi, Muhammad, Muslimin H. Kara, M. Wahyuddin Abdullah, and Muhammad
Fachrurrazy. “Konsep Maqasid As Syariah Dalam Perbankan Syariah.” Al-
Amwal: Journal of Islamic Economic Law 7, no. 2 (2022): 56–80.
Bassalem, Azmi, Candra Ekajaya, Fitri Triastuti, and Rakiman. “Implementasi
Maqashid Syariah Di Dalam Pengembangan Inovasi Produk-Produk
Perbankan Syariah Di Indonesia” 1, no. 1 (2023).
Kholik, Acmad, and Imron Muzakki. “Implementasi Maqashid Syari’ah Dalam
Ekonomi Islam Dan Psikologi Islam,” 2021, 282.
Oktaviani, and Fatimatus Syadiyah. “Analisis Implementasi Maqasid Al-Syariah
Dalam Maqasid Syariah Index (MSI) Sebagai Alat Ukur Kinerja Perbankan
Syariah” 3 (1) (2023): 37–46.
Rudi Setiyobono, Nurmala Ahmar, and Darmansyah. “Pengukuran Kinerja
Perbankan Syariah Berbasis Maqashid Syariah Index Bank Syariah Di
Indonesia : Abdul Majid Najjar Versus Abu Zahrah.” Jurnal Riset Akuntansi
& Perpajakan (JRAP) 6, no. 02 (2019): 111–26.
https://doi.org/10.35838/jrap.v6i02.1249.
Srisusilawati, Popon, Putri Diani Hardianti, Neli Erlianti, Isfi Rizka Pitsyahara,
and Siti Karomah Nuraeni. “Implementasi Maqashid Syariah Terhadap
Produk Perbankan Syariah.” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Syariah 7, no. 1 (2022): 1. https://doi.org/10.24235/jm.v7i1.8409.
Wahyudi, Agung. “Implementasi Metode Maqashid Syariah Index Terhadap
Kinerja Perbankan Syariah.” Lisyabab : Jurnal Studi Islam Dan Sosial 3, no.
2 (2022): 206–18. https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v3i2.135.

Anda mungkin juga menyukai