Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PADA BANGUNAN KAMPUS

UNIVERSITAS DIPONEGORO
Oleh: Syahda Vania Whardhany

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pendekatan dalam perancangan arsitektur untuk
menganalisis dan merancang suatu objek rancangan arsitektur secara efektif yang diterapkan
pada bangunan kampus di Universitas Diponegoro Semarang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diabil pada 3
jenis bangunan di kampus dengan menentukan ciri-ciri arsitektural yang diterapkan pada setiap
bangunan. Dengan menggunakan tabel variabel, peneliti dapat menentukan jenis arsitektural
bangunan tersebut. Hasil dari 3 bangunan tersebut diperoleh dari nilai tertinggi dengan
persentase.
Hasil analisis dari pengolahan data penelitian diketahui bahwa dari meneliti dan mengkaji
elemen- elemen arsitektur dari suatu gedung, kita dapat menentukan jenis pendekatan arsitektur
yang diterapkan pada gedung tersebut. Ikatan antara pendekatan arsitektur dan elemen-elemen
arsitektur sangat erat dan saling memengaruhi. Dalam dunia arsitektur, pendekatan merujuk
pada filosofi atau metode yang digunakan oleh arsitek dalam merancang dan membangun
struktur. Sementara itu, elemen-elemen arsitektur adalah komponen dasar yang membentuk
bangunan dan mencakup hal-hal seperti dinding, atap, jendela, pintu, dan dekorasi.. Ketiga
gedung tersebut memenuhi ciri-ciri Pendekatan Arsitektur analogi (secara umum) dari
penelitian dengan menggunakan tabulasi variable pendekatan arsitektur.

Kata kunci : pendekatan, perancangan arsitektur, elemen arsitektur, bangunan, tabel variabel.

1. LATAR BELAKANG
Pendekatan dalam perancangan pendekatan dalam arsitektur, misalnya
arsitektur adalah suatu metode untuk pendekatan tipologi, morfologi, analogi,
menganalisis dan merancang suatu objek metafora, simbiolisme, dan lain-lain.
rancangan arsitektur secar efektif. Terdapat pendekatan yang kasat mata
Pendekatan dalam perancangan arsitektur seperti pendekatan metafora, namun ada
juga dapat digunakan sebagai pemacu juga pendekatan yang tidak kasat mata .
kreatifitas arsitek dan koridor dalam Hal ini berbeda-beda tergantung kepada
perancangan. Terdapat banyak jenis perancangnya. Pemilihan pendekatan tiap
perancang biasanya disebabkan karena penting seperti tersebut diatas. Karena itu
perbedaan ideologi dan gaya pada sejarah perkembangan perancangan
masing- masing individu perancang. arsitektur akan terkait pula dengan sejarah
Perbedaan ideologi ini dapat disebabkan perkembangan ipteks di zamannya.
karena perbedaan kepribadian, latar
belakang budaya, pelatihan profesional, 2. RUMUSAN MASALAH
cara berpikir , cara menghadapi masalah, Secara umum penelitian ini bertujuan
atau adanya perbedaan tiap orang dalam untuk memberikan kajian mengenai
mempelajari dan menghayati suatu Pendekatan Arsitektur Pada
masalah baru. Pemilihan pendekatan ini Bangunan Kampus Universitas
juga dapat berdasarkan bangunan yang Diponegoro yang dicapai oleh
dipilih. kesimpulan dari penjabaran dan
Perlu pula dicatat dalam analisis data.
membahas tata-cara atau teknik-teknik
atau metode perancangan arsitektur, yaitu 3. METODOLOGI
perkembangan zaman era saat sekarang Metode penelitian yang digunakan
ini yang secara langsung mempengaruhi dalam penelitian ini adalah metode
karya rancangan arsitekturnya. Hal-hal kuantitatif.
penting yang menyangkut perkembangan
era sekarang ini antara lain adalah: (a) 4. KAJIAN PUSTAKA
perkembangan terkait struktur dan 4.1 Definisi Pendekatan Arsitektur
konstruksi bangunan, (b) perkembangan Pendekatan dalam perancangan
terkait metode konstruksi/pelaksanaan arsitektur adalah suatu metode untuk
pembangunan di lapangan, (c) menganalisis dan merancang suatu objek
perkembangan terkait bahan/material rancangan arsitektur secara efektif.
bangunan, (d) perkembangan utilitas Pendekatan dapat digunakan untuk
pendukung bangunan, (e) perkembangan mengatur program ruang, visualisasi
terkait aspek kenyamanan bangunan, dan ruang, serta tatanan ruang.
(f) perkembangan aspek fisika bangunan. Terdapat banyak pendekatan
Hasil akhir dari produk perancangan arsitektur yang dapat digunakan,
arsitektur pada setiap zaman akan pemilihannya tergantung kepada objek
mencirikan pula tingkat pengetahuan dan rancangan serta metode yang digunakan
penguasaan ipteks dari aspek-aspek oleh perancang yang sekiranya dirasa
dapat membantu proses rancangnya. perancangan dapat membantu
Pendekatan arsitektur melibatkan memahami kebutuhan dan
serangkaian prinsip, nilai, dan metode aspirasi mereka dengan lebih
yang membimbing arsitek dalam baik.
mengambil keputusan terkait desain dan  Estetika: Prinsip estetika
pengembangan suatu bangunan atau menekankan keindahan dan
lingkungan. keberlanjutan bentuk, tekstur,
4.2 Prinsip Pendekatan Arsitektur warna, dan elemen-elemen
 Kontekstualitas: Prinsip ini desain lainnya.
menekankan pentingnya  Inovasi: Pendekatan arsitektur
mengintegrasikan bangunan ke yang inovatif mencakup
dalam konteks fisik, budaya, dan eksperimen dengan teknologi
sejarah lingkungan sekitarnya. baru, metode konstruksi
 Fungsionalitas: Bangunan harus revolusioner, atau penggunaan
dirancang agar berfungsi materi inovatif.
dengan baik sesuai dengan  Adaptabilitas: Bangunan harus
kebutuhan penghuni atau dirancang dengan
pengguna. mempertimbangkan
 Kenyamanan dan Keamanan: kemungkinan perubahan fungsi
Desain harus memperhitungkan di masa depan.
kenyamanan penghuni, termasuk  Keterjangkauan: Prinsip ini
aspek-aspek seperti sirkulasi menekankan pentingnya
udara, pencahayaan alami, merancang bangunan yang
akustik, dan suhu. terjangkau tanpa mengorbankan
 Keberlanjutan: Prinsip berkelanjutan.kualitas.
keberlanjutan menekankan 4.3 Tinjauan Umum Kampus
penggunaan sumber daya alam 4.3.1 Definisi Kampus
yang efisien, pemanfaatan energi Kampus adalah area atau
terbarukan, pengelolaan limbah, kompleks fisik yang terdiri dari
dan desain ramah lingkungan. berbagai bangunan, fasilitas, dan
 Partisipasi Pengguna: ruang terbuka yang digunakan untuk
Melibatkan pengguna atau kegiatan pendidikan, penelitian, dan
komunitas dalam proses administratif oleh sebuah institusi
pendidikan, seperti universitas,  Kegiatan ekstrakulikuler
perguruan tinggi, atau sekolah.  Kegiatan kepemimpinan
Kampus merupakan lingkungan di  Acara sosial dan kultural
mana mahasiswa, dosen, dan staf  Pelayanan Masyarakat
administratif berinteraksi untuk tujuan
 Olahraga dan kebugaran
pendidikan dan pengembangan ilmu
 Kegiatan kesehatan dan
pengetahuan.
kesejahteraan
Di kampus, terdapat fasilitas
 Kegiatan karir dan
kelas, laboratorium, perpustakaan,
pengembangan professional
pusat penelitian, fasilitas olahraga,
 Kegiatan kepemimpinan
tempat makan, tempat perbelanjaan,
akademik
asrama mahasiswa, dan berbagai
4.3.3 Tipologi
fasilitas pendukung lainnya. Selain itu,
"Tipologi di kampus" merujuk
kampus juga merupakan tempat di
pada berbagai tipe atau jenis bangunan
mana kegiatan akademik dan budaya,
dan fasilitas yang dapat ditemukan di
seperti kuliah, seminar, konferensi,
lingkungan kampus universitas atau
pertunjukan seni, dan kegiatan
perguruan tinggi. Tipologi ini
ekstrakurikuler, seringkali diadakan.
mencakup berbagai bentuk dan fungsi
Kampus menciptakan
bangunan yang dirancang untuk
lingkungan belajar dan pertumbuhan
memenuhi kebutuhan mahasiswa,
bagi mahasiswa. Selain itu, kampus
dosen, dan staf universitas.
juga merupakan pusat penelitian dan
 Fasilitas akademik
pengembangan ilmu pengetahuan,
 Fasilitas kesehatan dan
teknologi, dan seni. Institut atau
kesejahteraan
universitas biasanya memiliki kampus
 Fasilitas rekreasi dan olahraga
utama di lokasi tertentu, tetapi juga
 Fasilitas makanan dan minuman
dapat memiliki cabang atau kampus
tambahan di lokasi lain, terutama jika  Hasilitas akomodasi

institusi tersebut memiliki jangkauan  Fasilitas administrative

dan pengaruh regional atau global.  Fasilitas seni dan budaya


4.3.2 Jenis Kegiatan di Kampus  Fasilitas teknologi informasi
 Pendidikan dan pengajaran 4.4 Jenis Pendekatan Arsitektur
 Kegiatan penelitian  Arsitektur dekonstruktif
Ciri-ciri arsitektur seperti mudah, dinamika sosial dan
pengacakan bentuk, fragmentasi, budaya, dan ruang terbuka.
ketidaksesuaian, permainan  Arsitektur minimalis
cahaya dan ruang, Ciri-ciri arsitektur seperti desain
ekspresionisme, ketidakpastian, sederhana, warna netral, material
dan fungsionalitas menantang. jelas, penggunaan cahaya alami,
 Arsitektur kolonial ruang terbuka, fungsi lebih dari
Ciri-ciri arsitektur seperti estetika, detail tersembunyi,
menggunakan bahan lokal, bersinambungan dengan
pengaruh eropa, veranda, atap lingkungan, dan keheningan dan
terasa, ornament dekoratif, ketenangan.
simetris, dan kolonade.  Arsitektur high tech
 Arsitektur revival Ciri-ciri arsitektur seperti terdapat
Ciri-ciri arsitektur seperti eksposur teknologi, eksposur
inspirasi sejarah, detail arsitektur, struktur, penggunaan material
material tradisional, simetris, pola modern, tangga heliks, warna
beraliran, pintu dan jendela besar, kontras, penggunaan kaca, desain
dekorasi khas, dan teknologi modular, dan menggunakan
modern. teknologi terkini.
 Arsitektur klasik  Arsitektur neo ekologis
Ciri-ciri arsitektur seperti Ciri-ciri arsitektur seperti
menggunakan kolom, pemanfaatan energi terbarukan,
lengkungan, proporsi ideal, desain efisiensi energi,
pediment, ornament geometris, penggunaan bahan ramah
penggunaan marmer dan batu, lingkungan, pengelolaan air
dan fasad simetris. hujan, penggunaan taman atap,
 Arsitektur adaptif ventilasi alami, pengelolaan
Ciri-ciri arsitektur seperti terdapat limbah, desain adaptif, dan
fleksibilitas fungsional, penggunaan teknologi cerdas.
fleksibilitas structural, efisiensi  Arsitektur kontekstual
ruang, efisiensi energi, Ciri-ciri arsitektur seperti
aksesibilitas universal, sistem penghargaan terhadap
teknologi modern, pemeliharaan lingkungan, penghargaan
terhadap konteks budaya, skala dapat diketahui bahwa pada gedung
sesuai dengan lingkungan, fakultas psikologi diraih tertinggi oleh
menggunakan bahan lokal, Arsitektur Neo Ekologis dengan nilai
tatanan visual konsisten, adaptasi 11,6%, fakultas hukum Arsitektur
terhadap fungsi, adanya ruang Kolonial dengan nilai 15,6% dan
terbuka, dan fleksibilitas. gedung rektorat mencapai tertinggi
 Arsitektur analogi pada Arsitektur Revival dengan nilai
Ciri-ciri arsitektur seperti penyesuaian 16,1%. Artinya variabel pendekatan
dengan lingkunga, respon terhadap arsitektur pada ketiga gedung tersebut
iklim, konteks budaya dan sejarah, berbeda karena ditentukan dari ciri- ciri
skala sesuai dengan lingkungan, tata arsitektur yang diterapkan pada masing-
ruang responsive, keharmonisan masing gedung.
visual, elemen lokal, keberlanjutan Variab Gedung
N TOTAL
el F FRektorat
lingkungan, dan keterikatan dengan o.
Pende a a
katan k k
masyarakat Arsite ul u
ktur ta l
s t
5. ANALISIS HASIL PEMBAHASAN P a
si s
Berdasarkan data hasil Pendekatan k
ol H
Arsitektur pada gedung fakultas o u
gi k
psikologi, fakultas hukum dan rektorat u
kampus Universitas Diponegoro yang m
1 Arsitektur 4, 3 3 1
berisikan 10 variabel pendekatan Dekonstruktif 3 , , 1
% 0 7 ,
arsitektur, maka diketahui : % % 0
%
2 Arsitektur 4, 1 1 3
Kolonial 3 5 1 1
% , , ,
6 5 4
% % %
3 Arsitektur 8, 1 1 4
Revival 7 5 6 0
% , , ,
2 1 0
% % %
4 Arsitektur 5, 1 9 2
Klasik 1 1 , 6
% , 6 ,
7 % 4
% %
5 Arsitektur 11 8 8 2
Berdasarkan hasil analisis tabel 1, maka Adaptif ,6 , , 8
% 2 7 hukum dan rektorat memperoleh nilai
% %
yang sama yaitu 100,1% dari total
6 Arsitektur 16 9 9
Minimalis ,7 , ,
persentase masing- masing variabel
% 5 2 pendekatan arsitektur.
% %
a. Gedung Fakultas Psikologi
7 Arsitektur 17 6 4
High Tech ,4 , ,
% 1 1
% % Gedung Fakultas
8 Arsitektur Neo 11 4 8 18,0 16,7%17,
Ekologis ,6 , , % 14,5
% 8 3 16,0 11,6 11,6
% % % 8,7
14,0 5,8
% 4,3% 5,1
9 Arsitektur 5, 1 1
12,0
Kontekstual 8 1 5 %
% , , 10,0
7 1
% %
10 Arsitektur 14 1 1
Analogi ,5 4 3
% , ,
3 8
% % Berdasarkan tabel dan
TOTAL 10 1 1
0, 0 0 grafik pada data diatas mendapati
0 0 0
% , , bahwa Gedung Fakultas Psikologi
1 1
% % di dapat presentase variabel
pendekatan arsitektur yang
Berdasarkan hasil analisis tabel 2, maka terbesar pertama terdapat pada
dapat diketahui bahwa hasil nilai Arsitektur High Tech sebesar
tertinggi dari gedung fakultas psikologi, 17,4% dan terbesar kedua
fakultas hukum dan rektorat diperoleh terdapat pada Arsitektur
Arsitektur Analogi dengan nilai 42,6%. Minimalis sebesar 16,7%.
Dapat diketahui bahwa ketiga gedung Sedangkan, presentase variabel
tersebut terisi banyak dibandingkan pendekatan arsitektur yang
variabel lainnya. Pada gedung fakultas terkecil terdapat pada arsitektur
Gedung Fakultas dekonstruktif dan kolonial sebesar
N Variabel Pendekatan
Psikologi
O Arsitektur 4,3%.
1 Arsitektur Dekonstruktif 4,3%
2 Arsitektur Kolonial 4,3%
3 Arsitektur Revival 8,7% a. Gedung Fakultas Hukum
4 Arsitektur Klasik 5,1%
5 Arsitektur Adaptif 11,6% Ged
NO Variabel Pendekatan
6 Arsitektur Minimalis 16,7%
7 Arsitektur High Tech 17,4%
8 Arsitektur Neo Ekologis 11,6%
9 Arsitektur Kontekstual 5,8%
10 Arsitektur Analogi 14,5%
11 Total Nilai 4,3%
Arsitektur presentase variabel pendekatan
ung
Fak arsitektur yang terkecil terdapat
ultas
Huk pada arsitektur dekonstruktif
um
1 Arsitektur
sebesar 3,0%.
3,0%
Dekonstruktif
2 Arsitektur Kolonial 15,6%
3 Arsitektur Revival 15,2% b. Gedung Rektorat
4 Arsitektur Klasik 11,7%
5 Arsitektur Adaptif 8,2% Gedung Fakultas
NO Variabel Pendekatan
Rektorat
6 Arsitektur Minimalis 9,5% Arsitektur
7 Arsitektur High 6,1% 1 Arsitektur 3,7%
Tech Dekonstruktif
8 Arsitektur Neo 4,8% 2 Arsitektur Kolonial 11,5%
Ekologis
3 Arsitektur Revival 16,1%
9 Arsitektur 11,7%
4 Arsitektur Klasik 9,6%
Kontekstual
10 Arsitektur Analogi 14,3% 5 Arsitektur Adaptif 8,7%
11 Total Nilai 3,0% 6 Arsitektur Minimalis 9,2%
7 Arsitektur High Tech 4,1%
8 Arsitektur Neo 8,3%
Gedung Fakultas Ekologis
15,6%15,2% 9 Arsitektur 15,1%
16,0 14,
3% Kontekstual
%
1 9,5 10 Arsitektur Analogi 13,8%
14,0 8,2
% 6,1 11 Total Nilai 3,7%
12,0 4,8
3,0
%
10,0
Gedung

18,0 16,1 15,1%


% 13,
16,0 11,5
% 9,6% 8,3
8,7%
14,0
% 3,7 4,1
12,0
Berdasarkan tabel dan grafik %
10,0
pada data diatas mendapati
bahwa Gedung Fakultas Hukum
di dapat presentase variabel
pendekatan arsitektur yang
terbesar pertama terdapat pada Berdasarkan tabel dan grafik
Arsitektur Kolonial sebesar pada data diatas mendapati
15,6% dan terbesar kedua bahwa Gedung Rektorat di
terdapat pada Arsitektur Revival dapat presentase variabel
sebesar 15,2%. Sedangkan, pendekatan arsitektur yang
terbesar pertama terdapat pada MODEL INNERCOURT. Program
Arsitektur Revival sebesar Studi Arsitektur Fakultas Teknik
16,1% dan terbesar kedua Universitas Muhammadiyah Surakarta,
terdapat pada Arsitektur 13(2), 73–88.
Kontekstual sebesar 15,1%. Budiwodo, F. X., & Sugiarto, Y. S. (2014).
Sedangkan, presentase variabel Teknik Pendekatan Desain Bentuk
pendekatan arsitektur yang Estetik Arsitektural (E. Setiyowati & Y.
terkecil terdapat pada arsitektur Bayu, Eds.). PT.Sanikius.
dekonstruktif sebesar 3,7%. Candra Fausa, S., & Arsandrie, Y. (2022).
KENYAMANAN TERMAL PADA
6. KESIMPULAN BANGUNAN PASAR
Berdasarkan hasil data observasi pada KLEWER SURAKARTA. Universitas
ketiga gedung (Gedung Fakultas Muhammadiyah Surakarta, III.
Psikologi, Gedung Fakultas Hukum, http://siar.ums.ac.id/
Gedung Rektorat) Gedung Fakultas Desyanti, & Asri, K. (n.d.). SEKOLAH
Hukum dan Rektorat memperoleh MENENGAH INTERNASIONAL DI
nilai tertinggi dari total seluruh JAKARTA DENGAN PENEKANAN
variabel pendekatan arsitektur dengan PADA GREEN ARCHITECTURE.
nilai yang sama sebesar 100,1%. Dhia, A., & Ahida, S. (2018). Perubahan
Total nilai presentase yang di dapat Tata Ruang Rumah Tinggal Karena
berdasarkan ketiga gedung (Gedung Religiusitas Penghuni. Fauzi, M.
Fakultas Psikologi, Gedung Fakultas (2022, November 30). Daftar 5
Hukum, Gedung Rektorat) dalam Sekolah Internasional yang Ada di
kategori variabel pendekatan yang Kota Semarang.
tertinggi terdapat pada Arsitektur Cilacapupdate.Com.
Analogi, sedangkan terendah terdapat Munawaroh, A. S., & Elbes, R. (2019).
pada Arsitektur Dekonstruktif. Penilaian kenyamanan termal pada
bangunan perpustakaan Universitas
Bandar Lampung. ARTEKS : Jurnal
7. DAFTAR PUSTAKA Teknik Arsitektur, 4(1), 85–98.
Azizah, R. (2014). KAJIAN https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.83
KENYAMANAN TERMAL PADA Perkins, B. (2002). Building Type
RUMAH TINGGAL DENGAN Basics for Elementary and
Secondary Schools. Wiley.
https://www.google.co.id/books/edition/
Building_Type_Basics_for_Elementary_
and/dp5ft9olf_ QC?hl=id&gbpv=1
Setyohadi, B. (2021). KAJIAN
KENYAMANAN THERMAL PADA
BANGUNAN RUMAH
TINGGAL ARSITEKTUR
KOLONIAL MODERN. Universitas
Negeri Semarang (UNNES), 13(1), 9–
20.
Stables, A., Daniels, H., Ming Tse, H., &
Cox, S. (Eds.). (2018). Designing
Buildings for the Future of Schooling.
Taylor & Francis.
https://www.google.co.id/books/edition/
Designing_Buildings_for_the_Future_of
_Sc/NOZ3DwA AQBAJ?hl=id&gbpv=1
Tika, O. :, & Sari, N. (2020). SKEMATIK
TATA RUANG STUDIO
PERANCANGAN SEKOLAH
ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Arsitektur Fakultas

Anda mungkin juga menyukai