Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al Quran merupakan firman Allah ta’ala yang diturunkan kepada nabi

Muhammad shallahu alaihi wasallam melalui malaikat Jibril. Ia diturunkan

sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum mukminin.

Meski demikian, banyak kaum muslimin yang belum bisa membaca Al

Quran dengan baik dan benar. Diantara mereka ada yang bahkan buta aksara

Al Quran sebagaimana hasil data riset Hidayatullah tahun 2020 yang menemu

kan ada 65 persen muslim di tanah air yang buta Al Quran1. Kementerian

agama juga mengungkapkan keprihatinannya akan hal ini sebagaimana

diungkap oleh Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama

Rohmat Mulyana Sapdi.2

Disisi lain, ternyata animo kaum muslimin terhadap dunia menghafal Al

Quran atau tahfizhul Quran semakin tinggi. 3 Demikian juga animo masyarakat

terhadap acara yang mengedepankan tahfizhul Quran juga tinggi, meski di

saat pandemi.4 Demikian perlombaan tahfizhul Quran yang disponsori

perusahaan besar seperti PT. Astra Tbk juga ikut mendongkrak animo

1
Republika Online, https://www.republika.co.id/berita/qxnxjg385/atasi-buta-aksara-alquran-
jebolan-mesir-gelar-ngajol-gratis (diakses 9 Maret 2022)
2
Tribun News, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/05/kemenag-prihatin-banyak-
siswa-tidak-bisa-baca-alquran (diakses 9 Maret 2022)
3
Republika Online, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/18/mtaab3-
tren-menghafal-alquran-makin-berkembang, (diakses 9 Maret 2022)
4
Muslim Okezone, https://muslim.okezone.com/read/2021/04/12/614/2393114/hafiz-indonesia-
2021-semangat-dakwah-saat-pandemi (diakses 9 Maret 2022)

1
2

masyarakat untuk menghafal Al Quran.5 Dukungan baik dari pemerintah6,

maupun institusi pendidikan tinggi7 berupa bantuan beasiswa juga semakin

banyak bagi penghafal Al Quran menjadikan tahfizhul Quran seolah olah

menjadi primadona baru di kalangan kaum muslimin. 8 Hal ini dibuktikan

dengan semakin menjamurnya sekolah, lembaga pendidikan maupun rumah

tahfizh yang menjadikan tahfizhul Quran sebagai unggulannya, apalagi

dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat seperti yang ada di

kabupaten Bogor.9

Meski demikian, menghafal Al Quran tidaklah seperti menghafal yang

lain. Hal ini dikarenakan Al Quran yang merupakan kalam Allah yang

berbahasa arab memiliki pengucapan berbeda dengan bahasa lain, dan sangat

sensitif dalam pengucapan panjang pendeknya, harokatnya, bahkan

sampai tempat berhentinya/waqofnya. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang

berkompeten dalam mengajar Al Quran baik membacanya maupun

menghafalnya.

Menghafal Al Quran adalah fardhu kifayah. Artinya harus ada dikalangan

kaum muslimin yang mempelajari dan bergelut dalam menghafal Al Quran.

5
Republika Online, https://www.republika.co.id/berita/r802fn377/360-penghafal-alquran-ikuti-
lomba-tahfidz-nasional-yayasan-amaliah-astra (diakses 9 Maret 2022)
6
Kompas,https://regional.kompas.com/read/2017/06/17/11521131/
gubernur.babel.janjikan.beasiswa.bagi.musa.bocah.penghapal.al.quran, (diakses 9 Maret 2022)
7
Tempo, https://tekno.tempo.co/read/1476219/10-perguruan-tinggi-ini-menerima-mahasiswa-
baru-lewat-jalur-hafidz-al-quran/full&view=ok, (diakses 9 Maret 2022)
8
Detik.com, https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3950917/jumlah-penghafal-alquran-
meningkat-di-indonesia, (diakses 9 Maret 2022)
9
Situs resmi PemKab Bogor, https://bogorkab.go.id/post/detail/bupati-bogor-dukung-penuh-
pembangunan-rumah-tahfidz-untuk-mendorong-terwujudnya-1000-hafidz-al-quran-di-kabupaten-
bogor, (diakses 9 Maret 2022)
3

Dengan demikian, maka pembelajaran menghafal Al Quran menjadi hal yang

penting.

Menyelenggarakan pembelajaran menghafal Al Qur’an membutuhkan

pemikiran dan analisis mendalam dari hal perencanaan, metode, alat, sarana

prasarana, target hafalan, evaluasi hafalan dan sebagainya dan tentu juga

penyiapan SDM yang memadai guna mengajarkannya.

Oleh karena itu dibutuhkan pula manajemen pelatihan dan pengembangan

bagi SDM itu sendiri yang tepat diharapkan dapat menghasilkan para

penghafal Quran yang kelak mereka bisa mendakwahkan dan menyampaikan

Al Quran ini kepada generasi selanjutnya yang tentunya mereka juga

mengamalkan Al Quran ini.

Dalam rangka menghasilkan para penghafal Al Quran ini, maka banyak

lembaga pendidikan menjadikan tahfizhul Quran atau menghafal Al quran

sebagai sebuah nilai lebih dan program unggulan. Salah satu dari pesantren

yang menjadikan tahfizhul Quran sebagai program unggulan adalah pesantren

madinatul quran jonggol yang menyediakan program pembelajaran mulai dari

SD, SMP, SMA hingga tadribud duat/penyiapan kader dai.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut karena

lembaga tersebut adalah lembaga yang mengadakan pembelajaran formal

dengan memberikan porsi tahfizhul Quran sebagai titik berat, sesuai dengan

visi lembaga/ pesantren madinatul quran yaitu “Qurani, Berkarakter dan


4

Visioner”. Penelitian dilakukan pada lembaga formal SMA madinatul Quran

yang telah berdiri semenjak 2016 silam.

SMA MQ yang menitikberatkan pada tahfizhul quran awalnya dirintis

guna menjawab kebutuhan lulusan SMP MQ yang berkeinginan meneruskan

pendidikan mereka ke jenjang SMA di pesantren yang sama. Semakin tahun

berganti maka animo dan minat orang tua menyekolahkan anaknya di SMA

MQ semakin tinggi dan pada tahun ajaran 2021/2022 sekarang jumlah santri

163 yang terdiri atas 102 santri dan 61 santriwati.

Santri dan santriwati yang telah menyelesaikan hafalan Quran mereka 30

juz sejauh ini ada 30 siswa dengan 27 santri dan 4 orang santriwati 10. Jumlah

ini akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu -insya Allah- terlebih

dengan pengampu halaqoh yang bertambah banyak dan memungkinkan santri

menyelesaikan hafalan 30 juz mereka dengan bimbingan pengampu tersebut.

Belum lagi keikutsertaan santri/santriwati dalam ajang perlombaan MHQ baik

tingkat nasional maupun regional diantaranya juara 3 MHQ 30 juz putra, serta

juara harapan 2 tingkat 20 juz di ajang MHQ internasional ke – 6 yang

diselenggarakan oleh pesantren Daarun Najah pada tanggal 8-11 november

2021. 11

Keberhasilan ini tentunya berkat kemudahan dari Allah, kemudian

manajemen pelatihan dan pengembangan SDM tahfizh quran yang

10
Wawancara dengan ustadz Wisnu Pamungkas selaku koordinator tahfizhul quran dan waka
Quran SMA PPMQ tanggal 17 november 2021, hari rabu pukul 10.30
11
Ibid.
5

mendukung terlaksananya program pembelajaran tahfizhul quran di SMA

MQ.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan

mengungkap bagaimana pengelolaan atau manajemen pembelajaran tahfihzhul

quran di SMA MQ dengan judul “Manajemen Pelatihan dan

Pengembangan SDM Tahfizhul Quran di Pesantren Madinatul Quran

Jonggol”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah SDM dalam dunia pendidikan dan khususnya tahfizhul quran

adalah sangat banyak, diantaranya yang berkaitan dengan internal SDM itu

sendiri seperti motivasi, passion musyrif/pembimbing halaqoh maupun

eksternal dalam hal ini sistem pelatihan, sistem kesejahteraan, reward dan

punishment bagi SDM. Hal hal tersebut didapati pada seluruh institusi

pendidikan tahfizhul Quran dan tidak terkecuali manajemen SDM program

tahfizhul Quran di SMA Madinatul Quran yang terletak di desa Singasari,

kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang ada berkaitan dengan manajemen

pelatihan dan pengembangan SDM tahfizhul Quran maka yang diangkat

dalam penelitian ini dibatasi dalam masalah sistem pelatihan dan

pengembangan bagi para musyrif/pembimbing Al Quran dalam mengajarkan


6

membaca Al Quran dengan baik dan men-tahfizh santri atau menjadikan santri

hafal Al Quran.

Dua masalah inilah yang akan penulis ulas dalam tesis “Manajemen Dan

Pelatihan dan Pengembangan SDM Tahfizhul Quran di Pesantren Madinatul

Quran Jonggol” ini. Penulis juga membatasi masalah pada jenjang SMA dari

jenjang yang ada di pesantren madinatul quran.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka disusun rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pelatihan dan pengembangan kemampuan mengajar baca Al

Quran bagi SDM tahfizhul Quran di SMA Madinatul Quran Jonggol?

2. Bagaimana pelatihan dan pengembangan kemampuan men-tahfizh santri

bagi SDM tahfizhul Quran di SMA Madinatul Quran Jonggol?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pelatihan dan pengembangan kemampuan mengajar baca Al Quran bagi

SDM tahfizhul Quran di SMA Madinatul Quran Jonggol

2. Pelatihan dan pengembangan kemampuan men-tahfizh santri bagi SDM

tahfizhul Quran di SMA Madinatul Quran Jonggol

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini setidaknya dari dua aspek, yaitu :


7

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian diharapkan akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan

khususnya dalam manajemen pelatihan dan pengembangan SDM tahfizhul

Quran.

b. Sebagai bahan atau referensi untuk penelitian selanjutnya dalam kaitannya

dengan manajemen pelatihan dan pengembangan SDM tahfizhul Quran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti; diharapkan menambah khazanah keilmuan dan jika

kedepannya peneliti menjadi pimpinan lembaga yang memfokuskan pada

tahfizhul Quran maka dapat mengelola program tersebut dengan sebaik

baiknya.

b. Bagi lembaga terkait; hasil penelitian ini semoga dapat menjadi masukan

berharga dalam upaya perbaikan berkesinambungan dalam mengelola

program tahfizhul Quran.

c. Bagi guru atau kepala sekolah; penelitian ini diharapkan mampu

menjawab kendala dalam menyelenggarakan program tahfizhul Quran.

Anda mungkin juga menyukai