191-Article Text-1298-1-10-20200316
191-Article Text-1298-1-10-20200316
ABSTRAK
Parik Paga sebagai lembaga yang menjaga ketertiban dan keamanan yang kurang
berjalan merupakan alasan utama dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaanya masih ada
kekurangan-kekurangan jika dilihat dari data yang ada. Artikel ini bertujuan untuk
mengeksplorasi pelaksanaan peran Parik Paga dalam menjaga ketertiban dan keamanan,
hambatan-hamabatan hingga upaya mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan informan walinagari, ketua Parik
Paga, anggota Parik Paga, Datuak Penghulu, dan masyarakat yang dipilih secara purposive.
Data penelitian dikumpulkan dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan
langkah-langkah pengolahan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan
peran Parik Paga masih kurang optimal karena masih belum melakukan sosilisasi secara
langsung kepada masyarakat, kualitas sumber daya manusiapun masih minim terlihat dari
perekrutan anggota tidak melalui seleksi. Sedangkan hambatan Parik Paga tersebut yaitu
anggaran dana tidak ada fasilitas sarana dan prasarana masih kurang dan regulasi belum
diatur. Mengatasi hal tersebut beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintahan
nagari dan Parik Paga hambatan-hambatan tersebut terselesaikan adalah mensosialisasikan
kepada masyarakat secara langsung Parik Paga tersebut, membuat regulasi-regulasi tentang
anggaran dana, fasilitas sarana prasarana maupun regulasi yang belum diatur serta
mengadakan pelatihan untuk Parik Paga.
Kata Kunci: Parik Paga, ketertiban dan keamanan, Sungai Pua
ABSTRACT
Parik Paga as an institution maintains order and security is not running is the main
reason in this research, in implementation there are still shortcomings when viewed from
existing data. This article aims to exploit implementation the role of Parik Paga in
maintaining order and security, barriers to efforts to overcome these obstacles. This study
used a descriptive qualitative approach with informants walinagari, head of Parik Paga,
members of Parik Paga, Datuak Penghulu, and the community chosen purposively. Research
data were collected by observation and interview using qualitative data processing steps. The
results showed that implementation of the role of Parik Paga was still not optimal because it
had not yet conducted direct socialization to the community, the quality of human resources
364 | peran Parik Paga..
was still minimal as seen from the recruitment of members not through selection. Meanwhile,
the barriers to paga are that the budget for funds does not have facilities is still lacking and
regulations have not been regulated. Overcoming this, several efforts that can be carried out
by the nagari government and Parik Paga these obstacles are resolved by directly socializing
the community, making regulations on budget funds, facilities and unregulated regulations
and conducting training for Parik Paga.
Keywords : Parik Paga, security, Sungai Pua
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
©2019 by author.
saku sendiri karena Parik Paga yang menurut penelitian Sanjaya (2017) juga
merupakan organisasi sosial mengatakan bahwa hambatan yang
kemasyarakatan yang hanya bersifat ditemui dalam pelaksana peran
sosial bukan pemerintahan yang menjaga ketertiban dan keamanan
bergerak karena kecintaan terhadap adalah minimnya regulasi sehingga
nagari. Gaji untuk Parik Paga sama tidak ada wewenang pelaksana dalam
sekali tidak ada, bahkan untuk menindak setiap bentuk pelanggaran
melaksanakan tugas sedikitpun yang dilakukan masyarakat. Dasar
mereka tidak mendapatkan dana hukum yang masih lawas sedangkan
operasionalnya. Padahal tanggung konsepsi dan filosofi tentang
jawab atas tugasnya yang berat tidak pelaksana sudah berbeda maka
sebanding dengan dana yang tidak pelaksana akan sulit menjalankan
mereka peroleh sedikitpun tugas pokok dan fungsinya secara utuh
menjadikan tanggung jawab atas (Hamudy, 2014: 265)
tugasnya semakin berat dan sulit Upaya untuk mengatasi hambatan-
untuk dilaksanakan. Sesuai dengan hambatan Parik Paga dalam Menjaga
hasil penelitian Sanjaya (2017) dan Ketertiban dan Keamanan di Nagari
Hamudy (2014) bahwa pelaksanaan Sungai Pua
peran menjaga ketertiban dan
keamanan masyarakat Bali ini juga Menurut Satjipto Rahardjo
terhambat oleh dana, mereka tidak ada (Henny. 2010: 30) ketertiban adalah
digaji sedikitpun mereka menjadi sesuatu yang dinamis. Ketertiban dan
pelaksana peran menjaga ketertiban keamanan sama-sama ada dalam asas
dan keamanan ini hanya yang mau proses sosial yang bersambung
dan bersedia (hanya luputan). (continum). Keduanya tidak
berseberangan, tetapi sama-sama ada
Adanya ketidaksesuaian dalam satu asas kehidupan social.
regulasi yang ada saat ini tentang Ketertiban bersambung dengan
tugas dan wewenang Parik Paga kekacauan dan kekacauan
dengan hukum adat yang ada membangun ketertiban baru. Dalam
Minangkabau. Hal ini terlihat dari ketertiban ada benih-benih kekacauan,
adanya pertikaian antara Parik Paga sedangkan dalam kekacauan
dengan kaum adat dalam mengambil tersimpan bibit-bibit ketertiban.
tindakan terhadap masyarakat yang Keduanya adalah sisi dari mata uang
melakukan pelanggaran. Regulasi yang sama. Dalam melaksanakan
yang belum diatur membuat Parik Paga tugasnya ada beberapa hambatan yang
dalam menjaga ketertiban dan ditemui seperti fasilitas sarana dan
keamanan menjadi tidak berjalan prasarana, anggaran maupun regulasi.
seperti kebiasaan masyarakat yang
berjudi pada saat malam adat. Parik Untuk mengatasi tersebut maka
Paga hanya bisa mengingatkan solusi yang ditawarkan yaitu
masyarakat karena kebiasaan tersebut sosialisasi yang dilakukan dengan dua
dalam regulasinya tidak ada mengatur metode yaitu sosialisasi secara
tentang hal itu. langsung dan tidak langsung.
Sosialisasi langsung dapat dilakukan
Regulasi mengenai anggaran dengan cara membuat pertemuan
dana Parik Paga pun tidak ada di atur langsung atau khusus kepada
dalam peraturan apapun. Adapun
P a g e | 369
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 4 2018
masyarakat mengenai peran Parik Paga (2018) adalah perlu adanya suatu
dalam menjaga ketertiban dan peraturan yang dituangkan pada
keamanan, pertemuan tersebut dapat peraturan-peraturan yang ada agar
berbentuk tanya jawab atau dapat memperkuat peran serta masyarakat
berbentuk seminar. Selanjutnya dalam menjaga lingkungan sendiri.
sosilisasi secara tidak langsung dapat Seperti yang dikatakan Soekanto
dilakukan dengan cara melibatkan (Bahar, 2016: 30) yaitu semakin baik
Parik Paga setiap ada kegiatan nagari, suatu peraturan hukum akan semakin
membuat selebaran mengenai Parik memungkinkan penegakannya.
Paga atau mendatangi masyarakat Sebaliknya, semakin tidak baik suatu
untuk mengatasi masalah yang peraturan hukum akan semakin
dihadapi. Menurut Sanjaya (2017) sukarlah menegakkannya.
mereka mengatakan sosialisasi perlu Upaya terakhir adalah Parik
di lakukan demi meningkatkan
Paga perlu diberikan pelatihan untuk
kesadaran masyarakat dengan cara
meningkatkan kecerdasan emosional
menyosialisasikan peran kepada serta peningkatan kemampuan,
masyarakat di setiap kesempatan. keahlian dan kepribadian ke arah yang
Seperti halnya yang dikatakan oleh
lebih baik. Pelatihan tidak hanya
Mead (Badrudin, 2017: 37) sosialisasi bersifat psikis saja namun untuk fisik
merupakan suatu proses dimana di
juga diperlukan seperti bela diri dan
dalamnya terjadi pengambilan peran
yang lainnya mengingat dari peran
(role taking) untuk mengetahui Parik Paga yang mengharuskan Parik
peranan yang harus dijalankannya
Paga untuk turun ke lapangan
serta peranan yang dijalankan orang
menyelesaikan secara langsung
lain. persoalan yang telah ada tidak
Pemerintahan nagari, Parik Paga menutup kemungkinan Parik Paga
dan masyarakat setuju mengupayakan akan mendapatkan tekanan atau
anggaran dana atau fasilitas sarana perlawanan dari pihak yang
dan prasarana yang lengkap melalui bersengketa. Sesuai dengan hasil
regulasi-regulasi yang harus penelitian dari Sanjaya (2017) bahwa
dirancang dan dilahirkan agar dana pelaksana yang menjaga ketertiban
yang didapatkan baik itu dari dana dan keamanan agar ditingkatkan
nagari, APBD atau dana dari pusat bisa pengetahuan dan keterampilannya
dianggarkan untuk dana operasional dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
atau gaji Parik Paga dalam yang ada baik yang diadakan oleh
melaksanakan tugasnya. Serta juga pihak kepolisian ataupun pihak
dapat dianggarkan demi lengkapnya pemerintah. Meliala (2013) juga
fasilitas sarana dan prasaran Parik mengatakan bahwa upaya ini
Paga. Pembuatan regulasi tentang dilakukan ditujukan supaya gerak dan
pelanggaran-pelanggaran yang belum langkah pelaksana peran semaksimal
diatur pada regulasi saat ini perlu terhindar dari tindakan-tindakan yang
diciptakan agar pelanggaran- menyimpang.
pelanggaran tidak terjadi lagi. KESIMPULAN
Upaya untuk mengoptimalkan Berdasarkan temuan peneliti dan
pelaksanaan peran menurut Kinasih pembahasan dapat disimpulkan
370 | peran Parik Paga..