Anda di halaman 1dari 67

‫الرِح ْي ِم‬

َّ ‫ْح ِن‬
ٰ ْ ‫الر‬ ِ ‫بِس ِم‬
َّ ‫هللا‬ ْ
Meneladani Produktivitas dalam Berkarya dan
Semangat Literasi Masa Keemasan Islam

Daulah Abbasiyah
Rian Hidayat,
S.Pd.I., M.Pd., Gr
Kita Mulai Dengan Membaca
Setelah mempelajari materi ini, kalian dapat:
• Melalui model discovery learning kalian dapat menjelaskan sejarah
keemasan Islam pada era Daulah Bani Abbasiyah serta meyakini bahwa
mencari ilmu merupakan ajaran agama Islam dan memiliki semangat untuk
menjalankannya.
• Melalui metode information search, kalian dapat menjelaskan
perkembangan seni dan Bayt al-Ḥikmah di era Daulah Bani Abbasiyah serta
memiliki kecintaan terhadap seni dan pengetahuan Islam dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi untuk mendalaminya.
• Melalui pembelajaran berbasis produk, kalian dapat membuat infografis
Bayt al-Ḥikmah sebagai bentuk Keharmonisan intelektual antar-agama.
Pembahasan dalam PPT ini mencakup:
1. Alur Sejarah Sebelum Daulah Bani
Abbasiyah
2. Sejarah Bani Abbasiyah
3. Keindahan Kota Baghdad
4. Bayt al-Hikmah: Pusat Ilmu Pengetahuan
5. Nilai dari Sejarah Daulah Abbasiyah
Kata Kunci: • Daulah • Dinasti • Bani • Abbasiyah • Baghdad • Bayt Al-Hikmah • Ilmu Pengetahuan •
Sejarah • Alur
Alur Sejarah
Sebelum Dinasti
Abbasiyah
Mengenal Alur Sejarah Islam di Masa Klasik
Alur Sejarah Islam Islam dimasa Nabi Muhammad SAW

Periode Klasik (650-1250 M) Islam dimasa Khulafaurrasyidin


(Masa Kemajuan dan
Keeamasan Islam) Islam dimasa Bani Umayyah

Islam dimasa Bani Abbasiyyah

1. Kekaisaran Syafawi di Persia


Periode Periode Pertengahan (1250-
Sejarah 1800 M) (Masa Gelora Islam 2. Kekaisaran Moghul di India
Islam dan kelemahan)
3. Kekaisaran Usmani di Turki

Periode Modern (1800M-


Sekarang)
Wilayah Islam Sepeninggal Nabi
Mekkah 13 tahun
Islam dimasa Nabi Muhammad SAW 23 tahun
Madinah, 10 tahun
Abu Bakar, 2 tahun 3 bulan

Umar bin Khattab, 10 tahun


Islam dimasa Khulafaurrasyidin 31 tahun
Usman bin Affan, 13 tahun
Periode Klasik (650- Ali bin Abi Thalib, 6 tahun
1250 M) (Masa Kemajuan
dan Keeamasan Islam) Damaskus, 90 tahun 365
Islam dimasa Bani Umayyah tahun
Andalusia, 275 tahun

Islam dimasa Bani Abbasiyyah 37 khalifah, 500 tahun

Pada periode klasik, Islam mengalami masa kemajuan dan keemasan, ditandai dengan:
❖ Sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam yang utuh
❖ Adanya integrasi antar wilayah Islam
❖ Adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains
Khalifah yang memerintah pada masa Dinasti
Bani Umayyah di Damaskus
Yazid bin
Ibrahim Mu’awiyah
126 60
Yazid III Marwan II Mu’awiyah I Muawiyah II
126 127 41 64

al-Walid II Marwan I
125 BANI 64

UMAYYAH Abdul Malik


Hisyam bin Abdul DAMASKUS bin Marwan
Malik 65
105

Yazid II Walid I
101 86
Sulaiman bin Abdul
Umar bin Abdul Aziz
Malik
99
96
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah
memerintah dari tahun 661 M sampai 750 M
dengan Damaskus sebagai pusat
pemerintahannya.
Khalifah yang memerintah pada masa Dinasti Bani 2. Hisyam bin 3. Al-Hakam bin
Umayyah di Andalusia Abdurahman Hisyam
(Hisyam I) (Al-Hakam I)

14. Muhammad
IIII 4. Abdurrahman Al-Ausat
1. Abdurrahman (Abdurrahman II)
15. Hisyam
III Ad-Dakhil
13. Abdurrahman
V
BANI UMAYYAH
5. Abdullah bin
2
ANDALUSIA Muhammad

12. Abdurrahman
Pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia dibagi menjadi dua bentuk, keamiran
IV
dipimpin oleh gubernur (amir), dan kekhalifahan dipimpin oleh seorang khalifah. 6. Abdurrahman III
Sejak Abdurrahman Ad-Dakhil sampai Abdullah bin Muhammad berbentuk
keamiran, lalu sejak Abdurrahman III menjadi kekhalifahan pada 16 Januari 929 M.
11. Sulaiman II 7. Hisyam
(berkuasa kembali) II
10. Hisyam II 8. Muhammad
(berkuasa kembali) 9. Sulaiman II
Umayyah 1, wilayah yang diambil alih
oleh Bani Abbasiyah.
Wilayah Abbasiyah
Pada Masa Jayanya
Sejarah Dinasti
Abbasiyah
Mengenal Dinasti Monarki Masa Kejayaan Islam
Pengertian Daulah
Pengertian Daulah Bahasa Arab Wilayah Kekuasaan

Daulah adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang semuanya berasal dari satu keluarga.

Daulah Abbasiyah: Keturunan raja-raja yang memerintah yang berasal


dari keturunan keluarga (bani) Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi
Muhammad Saw yang termuda (566-652).

Daulah Abbassiyah didirikan oleh Abu


al-Abbas as-Safah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-
Abbas ( 104–136 H ),
SEJARAH TERBENTUKNYA BANI ABBASIYAH
Pendirian dinasti ini dilatar belakangi kaum Abbasiyah merasa lebih berhak memimpin umat Islam dibanding Bani
Ummayah, karena mereka keturunan Bani Hasyim yang secara nasab lebih dekat dengan Nabi Muhammad Saw.
Tiga poros utama dalam mendirikan Dinasti Abbasiyah; (1) Humaimah (Yordania) dijadikan pusat perencanaan / Gerakan bawah
tanah oleh Muhammad Al-Hanfiyyah, (2) Kufah (Irak) sebagai kota penghubung, dan (3) Khurasan sebagai pusat gerakan
praktis.

Bani Abbasiyah memulainya dengan melakukan propaganda terhadap umat Islam terutama kepada keturunan Bani Hasyim

Propaganda itu berhasil karena tiga hal:

2 3
Meningkatnya kekecewaan kelompok
Pecahnya persatuan Timbulnya kekecewaan masyarakat
Mawalli (Non-Arab, oposisi keturunan
antarsuku-suku bangsa dan keinginan mereka memiliki
Muhammad bin Ali) terhadap dinasti Bani
arab pemimpin yang kharismatik dan
Umayyah, menurut mereka yang berhak jadi
berintegritas keagamaan.
khalifah adalah keturunan Ali bin Abi Thalib.
Kekalahan Bani Umayyah = Kebangkitan Bani Abbasiyah
Gerakan bani Abbasiyah sudah berlangsung sejak masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz Khalifah ke-8 Bani Ummayah.

Setelah Muhammad bin Ali wafat digantikan oleh anaknya Ibrahim bin
Muhammad, pada 125 H Bani Umayyah mengalami kemunduran, empat
tahun kemudian Ibrahim bin Muhammad melakukan deklarasi di
Khurasan melalui panglimanya Musim al–Khurasani, namun gerakan ini
diketahui khalifah terakhir, Ibrahim pun ditangkap dan dipenjara.

Posisi Ibrahim digantikan oleh adiknya Abdullah bin Muhammad (As-Saffah), bersama rombongan ia berangkat ke Kufah secara
sembunyi–sembunyi. Pada tanggal 3 Rabi’ul Awal 132 H ia di bai’at sebagai khalifah Bani Abbasiyah, berita ini sampai kepada
Marwan bin Muhammad (Khalifah Terakhir Bani Umayyah), bersama pasukanya sang khalifah berangkat untuk memadamkan
pemberontakan As-Saffah.
Abdullah bin Ali, paman as-Saffah bersama pasukannya
berangkat menghadapi pasukan Marwan di daerah dekat
Mosul, di Jembatan Shiffin, setelah terjadi peperangan sengit
akhirnya pasukan Marwan dapat dikalahkan, dan Marwan
berlari menuju Syam, namun Abdullah terus mengejar sehingga
ia lari ke Mesir, pengejaran dilanjutkan adiknya Shalih, akhirnya
Marwan berhasil dibunuh di suatu desa bernama Bushir pada
tahun 132 H / 750 M.
POLA DAN SISTEM KEPEMIMPINAN
DAULAH ABBASIYAH
Periode I (132 -232 H ) Periode II (232 – 334 H ) Periode III (334-447 H) Periode IV (447-590 H) Periode V (490-656 H)

2 3 4 5

Pola kepemimpinan tidak


Pola kepemimpinan Pola kemimpinan Pola kepemimpinan Pola kepemimpinan terpegaruh oleh dinasti
masih terpengaruh terpaguruh oleh terpengaruh oleh terpengaruh oleh lain, tetapi kekuasaan
Persia yang pertama beberapa bangsa Turki Persia II Turki II hanya berlaku efektif
apabila berlaku di sekitar
Kota Baghdad
Kekhalifahan Abbasiyah 750 – 1258 (500 thn)
Pada masanya terjadi revolusi sosial atas keluarga Bani Umayyah dan Ibu kota Hasimiyah dibangun di sebelah kota Anbar
1. Abu Abbas as- di pinggir sungai Eufrat. Ia tidak terlalu fokus menaklukan daerah lain karena pertempuran di Kawasan Turki dan Asia
Saffah (132-137 H/ Tengah terus bergolak, ia juga mengurusi masalah internal untuk menguatkan pilar–pilar negara. Ia meninggal di kota
750-754 M) Hasyimiyah karena sakit cacar pada tahun 136 H / 753 M saat itu usia nya baru 33 tahun, sebelum meninggal ia menunjuk
saudaranya Abu Ja’far al- Manshur untuk menggantikannya.

2. Abu Ja’far al- Beliau diberi gelah al-Mansur karena beliau banyak memperoleh kemenangan dari pertempuran yang
Mansur (137-159 H/ diikutinya. Ibu kota Bagdad dibangun dengan mengambil lokasi di daerah pinggir belahan timur Sungai
754-775 M) Tigris

Dikenal sebagai pendiri sebenarnya Dinasti Abbasiyah, karena peletak dasar-dasar dan sistem pemerintahan. Dibai’at (dijadikan raja) pada usia 36
tahun. Pada tahun 762 H memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad dekat Ctesiphon, bekas ibu
kota Persia. Membentuk lembaga protokol negara dan sekretaris negara. Membentuk kepolisian negara dan membenahi angkatan bersenjata.
Mengangkat sejumlah personil untuk menduduki jabatan di Lembaga Eksekutif dan Yudikatif. Di bidang pemerintahan membentuk tradisi baru
dengan mengangkat Wajir sebagai kordinator departemen. Menunjuk Muhammad bin Abdur Rahman sebagai hakim. Menambah tugas jawatan pos,
untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah, para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat pada
khalifah. Menaklukan kembali daerah-daerah yang melepaskan dari pusat pemerintahan

Al-Mahdi hidup mewah, dan suka mabuk-mabukkan. Pada masa ini Empress Irene penguasa Byzantium pada tahun 782
3. Al-Mahdi (159- memohon perdamaian kepada Al-Mahdi dan bersedia membayar upeti sebesar 70.000 ringgit. Peristiwa ini terjadi ketika
169 H/ 775-785 M) Irene melihat ibu kota Konstatinopel telah terancam dengan pengepungan tentara dan armada Abbasiyah. Pada saat itu
panglima perang Daulah Abbasiyah adalah Harun al-Rasyid.

4. Al-Hadi (169-170 Nama lengkap beliau adalah Musa bin Muhammad al-Mahdi, ia memerintah hanya setahun tiga
H/ 785-786 M) bulan karena meninggal dunia. Ia anak Al-Mahdi, kakak dari Harun al-Rasyid.
Masa Keemasan
Kekhalifahan Abbasiyah 750 – 1258 (500 thn)
Nama lengkapnya adalah Harun bin Muhammad al-Mahdi, cucu al-Mansur. Beliau diberi gelar ar-Rasyid karena
5. Harun ar– kecendikiawanannya dalam melakukan perundingan, seperti yang terjadi pada kasus ayahnya dengan Irene. Berkuasa
Rasyid (170-194 H/ selama 23 tahun, masa keemasan Abbasiyah terjadi pada masanya. Wilayahnya meliputi: Iran, Afganistan, jazirah
786-809 M) Arabia di Selatan, serta Afrika Utara (kecuali Maroko). Wilayah Abbasiyah juga membentang dari laut hitam sampai ke
laut mediterania, termasuk pulau Siprus, Rhodes, Kreta, dan Sicilia.

Dibaiat (dijadikan raja) pada usia 23 tahun.


Menyukai blusukan. Sangat memerhatikan
ilmuan dan budayawan. Sangat sulit mencari
penerima zakat, infaq dan sedekah. Semua
masyarakat merasa aman untuk keluar tengah
malam. Sangat mementingkan sarana
prasarana. Sangat giat menerjemahkan buku-
buku asing. Pada masa pemerintahannya
kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan
ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta
kesustraan berada pada masa keemasannya,
pada masa inilah negara Islam menempatkan
dirinya sebagai negara terkuat dan tak
tertandingi.
Kekhalifahan Abbasiyah 750 – 1258 (500 thn)
Al-Amin adalah Muhammad putra Harun ar Rasyid dari istrinya dari keturunan Bani Hasyim. Amin memecat saudaranya,
6. Al-Amin (194-
Abdullah Al-Ma’mun sebagai putra mahkota atas desakan orang-orang dekatnya. Al-Amin berkuasa hanya 4 tahun. Al-Amin
198 H/ 809-813 M) tewas dalam perang saudara yang berakhir dengan kemenangan di pihak Abdullah al-Ma’mun.

Nama aslinya Abdullah al-Ma’mun, putera ar-Rasyid dari isterinya keturunan Persia. Beliau sebagai khalifah setelah
merebutnya dari Al-Amin, ia berkedudukan di Merv, ibu kota Khurasan, sejak kecil berdomisili di sana. Pada masa ini
7. Al-Ma’mun (198-
mazhab negara adalah mu’tazilah, dan perjadi peristiwa mihnah, sampai masa al-Mu’tashim dan al-Wasiq. Pada masa
218 H/ 813-833 M) beliau dianggap sebagian sejarawan sebagai masa peradaban Islam yang gemilang. Berkuasa selama 20 tahun. Setelah itu
digantikan saudaranya, al-Mu’tashim.

Banyak menghadapi pemberontakan dari kelompok–kelompok yang tidak senang atas kematian saudaranya. Pertanian berkembang
pesat. Kafilah-kafilah dagang ramai datang kembali. Lintas dagang dengan Tiongkok melalui dataran tinggi Pamir (silk road), dan jalur
Masa laut (sea routes) dari teluk Persia kembali ramai. Menyediakan dorongan kuat kepada pengetahuan, ilmu kedokteran, matematika,
Keemasan
filsafat. Menerjemahkan buku-buku plato dan Aristoteles (Hunain bin Ishaq). Pernah mengirim utusan kepada raja Romawi, Leo
Armenia, untuk mendapatkan karya ilmiah Yunani kuno dan diterjemahkan kepada bahasa Arab. Wilayah Islam terus bertumbuh di
masanya.

Sejak pertengahan era al-Makmun, kekuasaan Daulah Abbasiyah mulai


melemah. Saat itu mulai muncul pemerintahan di negeri-negeri muslim
yang menyatakan merdeka dari kekuasaan Abbasiyah, seperti
Persia, Turki, Mesir, maupun Cordoba. Meskipun demikian Daulah
Abbasiyah masih bertahan sampai beberapa abad berikutnya.
Kekhalifahan
Abu al-Abbas meninggal dunia pada usia
33 tahun (754 M), karena penyakit cacar.
Kekuasaan kemudian dipegang oleh al-

Abbasiyah 750 – Mansur, saudara Abu al-Abbas.


Selanjutnya keturunan al-Mansur inilah

1258 (500 thn) yang melanjutkan kekuasaan Daulah


Abbasiyah sampai lima abad berikutnya

8. Al-Mu’tasim (218-228 H/ 833-842 M)

Al-Mu’tasim adalah Muhammad bin Harun ar-


Rasyid. pada masanya didirikan kota Samarra dan
beliau menggantikan peran orang-orang Persia
dengan orang-orang Turki, terutama ketentaraan,
sebab ibunya berasal dari keturunan Turki. Sejak itu
orang-orang Turki mulai berpengaruh dalam
kekuasaan Daulah Abbasiyah

9. Al-Watsiq (228-232 H/ 842-847 M)


Pada masanya terjadi peristiwa besar, yaitu
perpindahan secara besar-besaran penduduk
jazirah Arab bagian selatan ke pesisir Afrika bagian
Timur. Di sana mereka membuka Bandar-bandar
baru sebagai pusat perdagangan.
Kekhalifahan
Andalusia 750 –
1258 (500 thn)
KARAKTERISTIK DINASTI ABBASIYAH
Dinasti Abbasiyah bercorak Arab, tetapi juga terpengaruh oleh sistem
model kerajaan Persia dan Turki

Kepemimpinan Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan peradaban


dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah

Sistem pergantian kepala negara ditentukan melalui kepala negara


sebelumnya (Monarki), bukan atas pilihan rakyat.

Terbentuknya tentara-tentara profesional yang sebelumnya tidak pernah


ada.
Keindahan Kota
Baghdad
Kota Internasional di Masa Itu
Pada awalnya pusat
pemerintahan Bani
Abbasiyah terletak di Kota
Anbar. Di kota ini Abu al-
Abbas membangun istana
yang bernama Hasyimiyah

Kegubernuran Al
Anbar merupakan salah satu
kegubernuran, di Irak. Ibu
kotanya ialah Ramadi.
Kegubernuran ini terletak di
bagian baratdaya di negara itu.
Kegubernuran ini memiliki luas
wilayah 138.501 km² dengan
memiliki jumlah penduduk
1,432,717 jiwa (1999).

Setelah dikukuhkan menjadi


khalifah, al-Mansur memutuskan
untuk membangun pusat
pemerintahan di Baghdad. Pada
saat itu Baghdad hanyalah suatu
perkampungan kecil. Meskipun
demikian Baghdad merupakan
situs Mesopotamia kuno di era
Kerajaan Babilonia beberapa
abad sebelum Masehi
Al-Mansur mulai membangun Baghdad pada tahun 762 M. Ia mempekerjakan sekitar 100 ribu arsitek, pengrajin,
dan buruh yang didatangkan dari berbagai wilayah, seperti Syria (Suriah dan sekitarnya), Mesopotamia (Irak dan
sekitarnya), dan daerah-daerah lain.
Pembangunan Kota Baghdad berhasil diselesaikan dalam waktu empat tahun. Setelah
selesai, al-Mansur memberikan nama resmi kepada Kota Baghdad dengan sebutan
Madīnat al-Salām (Kota Perdamaian)
Dana yang dihabiskan untuk pembangunan Baghdad sebesar 4.883.000 dirham. Saat ini, berdasarkan perhitungan logammulia.com, satu coin dirham
seberat 2,975 gr senilai dengan uang sebesar 92.593 rupiah. Jika dana pembangunan Baghdad saat itu dikurskan dengan nilai yang sama dengan coin
dirham tersebut, maka pembangunan Baghdad menghabiskan dana lebih dari 452 milyar atau hampir setengah triliun rupiah
Tata kota Baghdad dirancang dalam bentuk bundar. Karenanya Baghdad dikenal dengan istilah kota bundar. Di sekeliling Baghdad
dilapisi oleh dua tembok besar yang tingginya 90 kaki (sekitar 27 meter). Di luar tembok dibangun parit yang berfungsi sebagai
saluran air sekaligus benteng pertahanan.
Tepat di tengah kota bundar itu dibangun Istana Emas (al-Qaṣr al- żżahabi). Di samping istana dibangun Masjid Jami’ Al-Mansur
seluas 100 x 100 meter dengan kubah menjulang ke atas setinggi 130 kaki (39 meter lebih).
Kawasan pemukiman dibagi menjadi empat kwadran. Masing-masing ditempati oleh pejabat pemerintahan, para pengawal istana,
pemukiman penduduk dan pasar.
Ada empat gerbang yang dibangun untuk menuju pusat kota. Di sebelah Barat Daya ada gerbang Kufah, di arah Barat Laut terdapat
Gerbang Syam (Damaskus), di Tenggara disediakan gerbang Basrah, dan gerbang Khurasan terletak di arah Timur Laut. Di
setiap pintu gerbang terdapat menara pengawas dan tempat beristirahat yang dihiasi ukiran-ukiran yang indah.
Seiring dengan perkembangan pemerintahan Daulah Abbasiyah, kota Baghdad pun ikut berkembang. Pada awalnya pusat kota hanya dibangun dengan
diameter 2 mil atau sekitar 3,2 km. Tak lama kemudian kota ini berkembang melampaui rencana aslinya. Ada perluasan mencakup pinggiran kota seluas
5 mil persegi atau sekitar 8 km persegi yang tumbuh di tepian kota. Di kawasan ini terdapat taman besar dan tempat hiburan, kantong etnis, serta
kawasan Kristen yang dihiasi dengan gereja dan tempat suci.
Sementara itu, di tepi timur sungai Tigris, dibangun istana al-Rusafah untuk putra al-Mansur, yaitu putra mahkota Muhammad al-Mahdi. Di sekitar
istana pun segera tumbuh kawasan baru yang dikenal dengan nama al-Khuld (Rumah Surga). Kawasan ini dibatasi oleh taman-taman luas yang terletak
di sepanjang tepi barat.
Istana Jawsaq al-Khaqani atau Istana Emas dibangun oleh
Khalifah Al-Mu'tashim Billah pada 836. Al-Mu'tashim Billah
adalah penguasa Abbasiyah periode 833-842, yang dikenal
sebagai pendiri Kota Samarra. Istana yang juga memiliki
nama lain Dar al Khilafa atau Istana Khalifah ini berbentuk
persegi, yang dilengkapi dengan air mancur dan taman.
Istana Qasr al-'Ashiq,
yang terletak di dekat
Kota Samarra,
dibangun pada sekitar
tahun 870-an. Istana
ini menampilkan gaya
arsitektur khas Daulah
Abbasiyah, yang
terbuat dari batu bata
dan berbentuk persegi
panjang. Qasr al-
'Ashiq memiliki
halaman luas yang
dikelilingi tembok
tinggi seperti benteng,
di mana bagian
luarnya terdapat parit.
Istana Ukhaidir merupakan salah satu
bangunan tertua yang dibangun oleh
Dinasti Abbasiyah, yaitu pada tahun 775.
Letak istana ini berada di gurun, sekitar
180 kilometer ke arah selatan dari Bagdad.
Istana Ukhaidir, berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 175x169 meter, dan
dilengkapi empat gerbang. Dulunya,
bangunan ini diperkirakan berfungsi
sebagai tempat tinggal pasukan dan warga
sipil, serta benteng atau pos penjagaan
sebelum memasuki Bagdad Di kompleks
Istana Ukhaidir terdapat aula, masjid,
pengadilan, dan kompleks perumahan.
Perkembangan
Peradaban
Pada Masa Abbasiyah
MEGAHNYA KEHIDUPAN ZAMAN
ABBASIYAH
Kota Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan tempat
berkumpulnya para ulama dari mancanegara

Pusat perdagangan dan persentraan keuangan, menjadikan kekhalifahan Abbasiyah


sebagai pusat ekonomi yang penting pada masa itu.

Berbagai kebudayaan dan agama bertemu di wilayah kekhalifahan Abbasiyah,


menghasilkan keragaman budaya dan pertukaran ilmu pengetahuan.

Pembangunan masjid-masjid megah dan istana-istana indah menjadi bukti perkembangan


seni dan arsitektur pada masa itu.

Baghdad pun berkembang menjadi magnet sekaligus pusat peradaban dunia. Semua
orang dari berbagai kawasan dan etnis, mulai dari China, India, Persia, sampai Eropa,
saling berinteraksi di kota Baghdad
PERKEMBANGAN PERADABAN DINASTI ABBASIYAH

Kemajuan dalam Bidang Sosial Budaya.

Perkembangan dan Kemajuan Bahasa dan Sastra.

Perkembangan Seni Musik.

Kemajuan dalam Bidang Pendidikan.

Kemajuan Bani Abbasiyah dalam Ilmu Pengetahuan.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan Agama pada Masa Dinasti Bani


Abbasiyah
Bidang Seni yang Berkembang di Baghdad

Seni Arsitektur Seni Patung & Lukis Seni Industri

Kemegahan dalam pembangunan kota Seniman-seniman patung dan Lukis ini Seni industri yang berkembang pada
Baghdad begitu rapi & terencana. Beberapa kebanyakan beragama Kristen. Karena masa itu diantaranya permadani &
bangunan di dalam dan di luar kota Baghdad seniman islam meyakini bahwa mereka keramik. Seni permadani dan keramik
memang dibangun dengan sentuhan seni tidak diperbolehkan membuat gambar ini banyak dipengaruhi oleh budaya
arsitektur yang sangat indah. dari makhluk yang bernyawa. Persia.
Bidang Seni yang Berkembang di Baghdad

Seni Kaligrafi Seni Musik

Kemunculan seni kaligrafi menyebabkan pamor seni Beberapa khalifah pernah menyelenggarakan festival dengan
patung & lukis menurun. Melalui seni kaligrafi, umat Isalam mendatangkan banyak penyanyi. Mereka, para Perempuan
mencari saluran bagi sifat jiwa seninya. melakukannya di balik tirai. Alat musik yang sering digunakan
adalah kecali dan biola.
Kebijakan Sosial dan Politik
Dengan berdirinya kekuasaan dinasti Abbasiyah terjadilah beberapa perubahan sosial politik.
Perubahan yang paling menonjol adalah tampilnya kelompok Mawalli (non-Arab), khususnya
Persia-Irak. Mereka menduduki peran dan posisi penting dalam pemerintahan menggantikan
kedudukan bangsawan Arab.

Menurut janji Jurzi Zaidah, masyarakat terdiri dari dua kelompok, yaitu:
Kelompok khusus dan Kelompok umum.

Kerajaan Islam daulah Abbasiyah tersusun dari beberapa unsur bangsa yang
berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, jazirah Arab, Iraq, Persia, Turki

Pernikahan campur dan melahirkan anak dari unsur campur darah.

Terjadinya pertukaran pendapat, cerita, pikiran, sehingga muncul


kebudayaan baru.
Kebijakan Sistem Ekonomi
Pada awal masa kepemimpinan Bani abbasiyah perbendaharaan Negara penuh dan
berlimpah ruah, uang yang masuk lebih banyak dari pada uang pengeluaran. Pada
masa ini yang menjadi khalifah adalah Al-Mansur. Keberhasilan dalam bidang ekonomi
di dukung oleh sektor:
1. Pertanian, Khalifah al-Mansur membela dan menghormati kaum tani
2. Perindustrian, Khalifah al-Mansur menganjurkan untuk beramai-ramai membangun
industri
3. Perdagangan. Para pedagang memperdagangkan hasil dari pertanian dan industri
tersebut ke wilayah kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain. Perdagangan barang
tambang juga sangat gencar, yaitu tambang emas dari Nubia dan Sudan Barat
sehingga meningkatkan perekonomiannya.
Bayt Al-Hikmah
Pusat Ilmu Pengetahuan di Masa Itu
Pada awalnya Bayt al-Ḥikmah didirikan oleh Khalifah Harus al-Rasyid pada awal masa pemerintahannya.
Saat itu Bayt al-Ḥikmah difungsikan sebagai perpustakaan pribadi.
Pada masa Khalifah al-Makmun, Bayt al-Ḥikmah diformalkan menjadi
lembaga pendidikan tinggi Islam. Lembaga ini merupakan lembaga
pendidikan tinggi pertama Islam.
Bayt al-Ḥikmah juga berfungsi sebagai biro penerjemahan dan perpustakaan.
Al-Makmun juga mengembangkan Bayt al-Ḥikmah menjadi observatorium
sebagai tempat pengajaran astronomi dan rumah sakit sebagai pusat studi
kedokteran
Bayt al-Ḥikmah juga
berfungsi sebagai kegiatan
penerjemahan buku-buku
ilmu pengetahuan
berbahasa Yunani.
Mereka menerjemahkan
buku-buku tentang
aritmatika, geografi, filsafat,
dan lain-lain dari bahasa
Yunani ke bahasa Syria.
Baru setelah itu
diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa Arab.
Para penerjemah dating dari beragam kalangan. Di antaranya adalah Hunayn ibn Ishaq, yang
beragama Kristen Nestorian, dan Tsabit ibn Qurrah dari kalangan Sābi‘īn (penyembah
Matahari). Mereka adalah penerjemah-penerjemah produktif yang di kemudian hari diberi
kepercayaan oleh para khalifah untuk bekerja di Bayt al-Ḥikmah
Para penerjemah digaji penguasa. Hunayn ibn Ishaq yang mendapatkan gaji 500 dinar sebulan. Menurut catatan Philip K. Hitti 500
dinar setara dengan 250 pounsterling. Jika dikurskan dengan rupiah, maka nilainya sekitar 5 juta rupiah. Selain itu ia juga
mendapatkan emas untuk setiap buku yang diterjemahkan seberat buku yang diterjemahkan itu.
Penerjemahan meluas ke buku-buku berbahasa Persia dan India. Banyak ilmu pengetahuan
dan ilmuan yang terlahir dan berkembang dari lembaga ini. Seperti Ibnu Sina, al-Battani, al-
Khawarizmi, al-Kindi, al-Farabi, hingga al-Ghazali.
Banyak para pelajar dari berbagai belahan dunia, seperti China, India, Persia, maupun Eropa
yang belajar ke Bayt al-Ḥikmah
Keberadaan Bayt al-Ḥikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia terus
berkembang sampai beberapa penguasa berikutnya, yakni al-Muktasim (833
- 842 M) dan al-Watsiq (842-847 M). Namun kejayaan Bayt al-Ḥikmah mulai
meredup pada masa al-Mutawakil (847-861 M).
Sampai akhirnya Bayt al-
Ḥikmah dihancurkan
oleh tentara Mongol
yang menaklukkan dan
menguasai Baghdad
pada tahun 1258 M.
Saat itu tentara Mongol
hanya peduli dengan
emas. Semua hal selain
emas mereka bumi
hanguskan, termasuk
Bayt al-Ḥikmah dan
perpustakaan-
perpustakaan yang
tersebar di seantero
Baghdad.
Meneladani
Produktivitas, Literasi,
dan Keharonisan
Inelektual Antar Agama
Seni Pangkal Keindahan
Kota Baghdad dibangun dengan sentuhan seni yang menyeluruh
1. dan sangat indah. Sampai-sampai kota Baghdad dikenal sebagai
metropolitannya dunia pada masa itu. Tidak ada satupun kota di
dunia yang bisa menandingi keindahan kota Baghdad. Termasuk
Bizantium yang menjadi ibu kota Romawi Timur pada saat itu.

Literasi Pangkal Kemajuan dan Peradaban


2. Keberadaan Bayt al-Hikmah dan berbagai kegiatan di dalamnya
menjadi sebab Baghdad juga dikenal sebagai pusat ilmu
pengetahuan dunia. Banyak orang dari segala penjuru dunia
belajar di Bayt al-Hikmah. Bahkan banyak ilmuwan lahir pada masa
ini.
3.

Toleransi Pangkal Keharmonisan

Masa keemas an Daulah Abbasiyah tidak hanya berbicara tentang kesuksesan umat islam. Ada
peran-peran umat non-islam yang berkontribusi besar terhadap keemasan itu. Di antaranya adalah
peran para penerjemah yang beragama Kristen Nestorian ataupun kaum Sabi’in. Para penguasa
benar-benar menjamin kebebasan beragama secara penuh untuk semua kalangan masyarakatnya.
Kemunduran
Abbasiyah
Berkembang selama tiga abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya
merupakan bagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk.
PERPECAHAN ABBASIYAH

Kemunduran dan kehancuran Dinasti


Abbasiyah turut dipengaruhi oleh berdirinya
dinasti-dinasti kecil yang menikmati
independensi dari kekhalifahan pusat
pemerintahan. Beberapa dinasti itu antara lain:
•Dinasti bangsa Turki, yaitu Thuluniyah di Mesir
•Ikhsyidyah di Turkistan
•Gaznawiyah di Afghanistan
•Dinasti Seljuk/Salajiqah dan cabang-
cabangnya
•Dinasti Safariyah di Farsa
Penyebab runtuhnya Dinasti Abbasiyah adalah serangan bangsa Mongol yang berhasil menghancurkan Kota Baghdad.
Pada 1258, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang menyerang Baghdad. Khalifah terakhir Daulah
Abbasiyah, Al-Musta'shim, benar-benar tidak berdaya membendung tentara mongol sebanyak itu.
Penyebab Runtuhnya
Abbasiyah

Faktor Internal Faktor Eksternal

• Disintegrasi negara-negara bagian


• Ketergantungan khalifah Abbasiyah 1. Perang salib
kepada tentara bayaran 2. Serangan bangsa Mongol
• Ketidakmampuan para khalifah dalam
mengendalikan pemerintahan
• Konflik internal keluarga istana
• Tampilnya dominasi militer
• Permasalahan keuangan
• Berdirinya dinasti dinasti kecil
• Fanatisme keagamaan
Tentang Penulis
• Rian Hidayat, S.Pd.I., M.Pd., Gr
• GPAI SMP-SMA Semesta Semarang
• Konselor MIBS Semarang
• Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang
• Pengurus MGMP PAI SMA Jawa Tengah
• FB: Rian Hidayat Abi
• IG: @rianhidayatabi
• Twitter: @rianhidayatabi
• Youtube 1: Rian Hidayat Abi
• Youtube 2: Pendidikan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai