Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA INDONESIA”

Dosen pengampuh : sari ratna dewi S.H,M.Si

Disusun oleh:

Sarmila Ramadhani.Soloweno
Putri Maharani
Sarinayanti
Nurfani
Nur Afila
Nia Ramadani

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

PRODI MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Atas Kehadiran tuhan Yang Maha Kuasa Karena Telah Memberikan

Kesempatan Pada Penulis Untuk Menyelesaikan Makalah Ini. Atas Rahmat Dan Hidayah-Nya

Lah Penulis Dapat Menyelesaikan Makalah Yang Berjudul Identitas Nasional Sebagai

Karakter Bangsa Indonesia Tepat Waktu.

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Dua Dosen Pada Bidang Mata

Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain Itu, Penulis Juga Berharap Agar Makalah Ini

Dapat Menambah Wawasan Bagi Pembaca.

Penulis Mengucapkan Terima Kasih Sebesar-Besarnya Kepada Dosen Selaku Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan. Tugas Yang Telah Diberikan Ini Dapat Menambah Pengetahuan

Dan Wawasan Terkait Bidang Yang Ditekuni Penulis.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. latar belakang.....................................................................................1

B. Rumusan masalah...............................................................................3

C. Tujuan masalah...................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................5

A. Pengertian Identitas Nasional.............................................................5

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional.................................................6

C. Identitas Negara Indonesia.................................................................8

D. Sifat Identitas Nasional.......................................................................11

E. Hubungan Antara Identitas Nasinal

Dengan Karakter Bangsa....................................................................12

F. Proses Berbengsa Dan Bernegara

Sebgai Identitas Nasional..................................................................13

G. Sejarah Bhineka Tunggal Ika.............................................................18

H. Penetapan Lambang Bhineka Tunggal Ika

Sebagai Pilar Bansa Indonesia...........................................................20

I. Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan

iii
Cita- Cita Luhur Bansa Indonesia.....................................................23

............................................................................................................

BAB III PENUTUPAN.........................................................................30

A. Kesimpulan.........................................................................................30

B. Saran...................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................33

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Sebelum Disahkan Pada

Tanggal 18 Agustus 1945 Oleh PPKI, Nilai-Nilainya Telah Ada Pada Bangsa indonesia

Sejak Zaman Dahulu Kala Sebelum Indonesia Mendirikan Suatu Negara.Nilai-Nilai Itu

Berupa Adat Istiadat, Kebudayaan Serta Nilai-Nilai Religius. Nilai-Nilai tersebut Telah

Ada Dan Melekat Serta Teramalkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari sebagai Pandangan

Hidup Dan Nilai-Nilai Luhur Yang Dicita-Citakan. Nilai-Nilaitersebut Kemudian

Diangkat Dan Dirumuskan Secara Formal Oleh Para Bapak-Bapak Pendiri Bangsa Ini

Untuk Selanjutnya Dijadikan Dasar Filsafat Indonesia.Berdasarkan Kenyataan Tersebut,

Pancasila Selain Merupakan Dasar Negararepublik Indonesia, Merupakan Suatu

Ideologi, Pandangan Hidup, Jiwa Dankepribadian Bangsa Yang Mencerminkan

Identitas Nasional Bangsa Indonesia.Identitas Nasional Sendiri Merupakan Suatu Ciri

Dari Sebuah Bangsa Yangmembedakannya Dengan Bangsa Lain.Dengan Kata Lain

Setiap Bangsa Memilikikeunikan Dan Ciri Khas Yang Menentukan Identitas Bangsa

Tersebut. Berdasarkan Pengertian Yang Telah Disebukan, Identitas Suatu Bangsa Tidak

Dapat Dipisahkan dengan Jati Diri Dan Kepribadian Masyarakat Suatu

Bangsa.Penyusunan.

“Bhineka Tunggal Ika” Merupakan Semboyan Bangsa Indonesia. Semboyan

Tersebut Berasal Dari Bahasa Jawa Kuna. Semboyan Itu Sendiri Memiliki Arti

“Berbeda-Beda Tapi Tetap Satu”. Semboyan Ini Amatlah Cocok Untuk Keadaan

Indonesia Yang Dihuni Oleh Beragam Suku, Ras, Agama Dan Kebudayaan. Nilai

1
Kesatuan Amat Dijunjung Tinggi Oleh Leluhur Bangsa Indonesia. Namun Ironisnya,

Nilai Tersebut Semakin Luntur Dari Kehidupan Bermasyarakat. Masyarakat Indonesia

Tidak Menerapkan Dengan Baik Semboyan Yang Dimiliki Bangsanya. Tindakan Yang

Dilakukan Pun Cenderung Berlawanan Dengan Semboyan Tersebut. Di Beberapa

Daerah Di Indonesia, Kita Dapat Menemukan Perilaku Diskriminatif Terhadap Suku,

Ras Ataupun Agama Tertentu. Salah Satu Contoh Yang Paling Terlihat Jelas Adalah

Pembakaran Gereja. Perilaku Diskriminatif Ini Tentunya Amat Bertolak Belakang

Dengan Semboyan Yang Dianut Bangsa Indonesia. Sementara, Masih Banyak Contoh-

Contoh Lain Yang Tidak Diangkat Media Namun Ada. Tindakan Rakyat Indonesia

Tidak Mencerminkan Sama Sekali Semboyan Yang Dianuti. Perilaku Diskriminatif Ini

Dikarenakan Adanya Kesulitan Dalam Menerima Perbedaan Serta Kecendrungan

Menganggap Suku, Ras, Agama Serta Kebudayaan Yang Dimiliki Adalah Yang Paling

Benar Dan Paling Baik. Sementara Yang Lainnya Salah Dan Jahat. Karena Salah Dan

Jahat, Maka Tidak Salah Jika Disingkirkan Ataupun Dijauhi. Pada Kenyataannya, Tidak

Ada Yang Paling Benar. Semua Memiliki Kekurangan Masing-Masing Dan

Membutuhkan Orang Lain Untuk Memperbaiki Dan Menutupi Kekurangan. Perbedaan

Ada Sebagai Jawaban Atas Keperluan Itu. Perbedaan Selayaknya Dipandang Sebagai

Sebuah Berkah Dan Dihargai Karena Perbedaan Membuat Negara Indonesia Semakin

Kaya Dan Berwarna. Bangsa Indonesia Selayaknya Merasa Bangga Atas Keragaman

Yang Dimilikinya Ini. Serta Memanfaatkan Perbedaan Tersebut Sebagai Salah Satu

Cara Untuk Memperkaya Diri. Perbedaan Tidak Selayaknya Menjadi Pemecah

Kesatuan Indonesia.

2
Tanpa Kesatuan, Indonesia Dapat Dengan Mudah Diserang Bangsa Asing.

Karenanya, Amatlah Penting Untuk Menerapkan Semboyan “Bhineka Tunggal Ika”

Dalam Setiap Tindakan Kita. Melalui Karya Tugas Akhir Ini, Penulis Berharap

Karyanya Ini Mampu Menyadarkan Kembali Penonton Mengenai Indahnya Perbedaan

Dan Dimana Perbedaan Itu Bukanlah Suatu Hal Yang Harus Dipermasalahkan

Melainkan Diterima Sebagai Bagian Dari Kehidupan. Sehingga Pada Akhirnya,

Masyarakat Indonesia Diharapkan Mampu Bersikap Sesuai Dengan Semboyan Bangsa.

Makalah Dengan Tema Ini Diharapkan Dapat Membantu memperluas Wawasan

Kita Mengenali Identitas Nasional Bangsa Indonesia Dan Bhineka Tunggal Ika sebagai

identitas bangsa Indonesia, Sehingga Dapat Diterapkan Dalam-Kehidupan Sehari-Hari.

B. Rumusan Masalah

1. Megetahui Pengertian Identitas Nasional

2. Mengetahui Faktor Pembentuk Identitas Nasional

3. Megetahui Identitas Negara Indonesia

4. Megetahui Sifat Identitas Nasional

5. Megetahui Hubungan Antara Identitas Nasinal Dengan Karakter Bangsa

6. Megetahui Proses Berbengsa Dan Bernegara Sebgai Identitas Nasional

7. Megetahui Sejarah Bhineka Tunggal Ika

8. Megetahui Penetapan Lambang Bhineka Tunggal Ika Sebagai Pilar Bansa

Indonesia

9. Megetahui Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan Cita- Cita Luhur Bansa

Indonesia

3
C. Tujuan Masalah

1. Untuk Megetahui Pengertian Identitas Nasional

2. Untuk Mengetahui Faktor Pembentuk Identitas Nasional

3. Untuk Megetahui Identitas Negara Indonesia

4. Untuk Megetahui Sifat Identitas Nasional

5. Untuk Megetahui Hubungan Antara Identitas Nasinal Dengan Karakter Bangsa

6. Untuk Megetahui Proses Berbengsa Dan Bernegara Sebgai Identitas Nasional

7. Untuk Megetahui Sejarah Bhineka Tunggal Ika

8. Untuk Megetahui Penetapan Lambang Bhineka Tunggal Ika Sebagai Pilar Bansa

Indonesia

9. Untuk Megetahui Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan Cita- Cita Luhur

Bansa Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas Sendiri Memiliki Arti Sebagai Ciri Yang Dimiliki Setiap Pihak Yang

Dimaksud Sebagai Suatu Pembeda Atau Pembanding Dengan Pihak Yang Lain.

Sedangkan Nasional Atau Nasionalisme Memiliki Arti Suatu Paham, Yang Berpendapat

Bahwa Kesetiaan Tertinggi Individu Harus Diserahkan Kepada Negara Kebangsaan.

Identitas Nasional Adalah Kepribadian Nasional Atau Jati Diri Nasional Yang Dimiliki

Suatu Bangsa Yang Membedakan Bangsa Satu Dengan Bangsa Yang Lainnya.

Identitas Nasional Dalam Konteks Negara Tercermin Dalam Simbolsimbol

Kenegaraan Seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional Yaitu Bahasa

Indonesia, Semboyan Negara Yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah Negara Yaitu

Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Yaitu Uud 1945 Serta Bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia Yang Berkedaulatan Rakyat. Pahlawan – Pahlawan Rakyat

Pada Masa Perjuangan Nasional Seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari Dan

Lain – Lain.

Dengan Terwujudnya Identitas Bersama Sebagai Bangsa Dan Negara Indonesia

Dapat Mengikat Eksistensinya Serta Memberikan Daya Hidup. Sebagai Bangsa Dan

Negara Yang Merdeka, Berdaulat Dalam Hubungan Internasional Akan Dihargai Dan

Sejajar Dengan Bangsa Dan Negara Lain. Identitas Bersama Itu Juga Dapat

Menunjukkan Jati Diri Serta Kepribadiannya Rasa Solidaritas Sosial, Kebersamaan

Sebagai Kelompok Dapat Mendukung Upaya Mengisi Kemerdekaan. Dengan Identitas

Yang Merupakan Kepribadian Bangsa Indonesia Sebagai Dasar Pengembangan

5
Kreatifitas Budaya Globalisasi. Sebagaimana Terjadi Di Berbagai Negara Di Dunia,

Justru Dalam Era Globalisasi Dengan Penuh Tantangan Yang Cenderung

Menghancurkan Nasionalisme, Muncullah Kebangkitan Kembali Kesadaran

Nasional.Bersama Itu Juga Dapat Memberikan Motivasi Untuk Mencapai Kejayaan

Bangsa Dan Negara Di Masa Depan.

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat Dua Faktor Penting Dalam Pembentukan Identitas Nasional Yaitu :

1. Faktor Primodial

Faktor Primodal Adalah Faktor Bawaan Yang Bersifat Alamiah Yang Melekat

Pada Bangsa Tersebut Seperti Geografi, Ekologi Dan Demografi. Kondisi

Geografis-Ekologis Yang Membentuk Indonesia Sebagai Wilayah Kepulauan

Yang Beriklim Tropis Dan Terletak Di Persimpangan Jalan Komunikasi Antara

Wilayah Dunia Di Asia Tenggara, Ikut Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan

Demografis, Ekonomis, Sosial Dan Kultural Bangsa Indonesia.

2. Faktor Kondisional

Faktor Kondisional Adalah Keadaan Yang Mempengaruhi Terbentuknya

Identitas Nasional. Faktor Subyektif Meliputi Faktor Historis, Sosial, Politik, Dan

Kebudayaan Yang Dimiliki Bangsa Indonesia. Faktor Historis Ini Mempengaruhi

Proses Pembentukan Masyarakat Dan Bangsa Indonesia, Beserta Identitasnya,

Melalui Interaksi Berbagai Faktor Yang Terlibat Di Dalamnya. Hasil Dari

Interaksi Dari Berbagai Faktor Tersebut.

6
Faktor Yang Tak Kalah Penting Yaitu Sejarah. Persepsi Yang Sama Diantara

Warga Masyarakat Tentang Sejarah Mereka Dapat Menyatukan Diri Dalam Satu

Bangsa. Persepsi Yang Sama Tentang Pengalaman Masa Lalu, Seperti Sama-

Sama Menderita Karena Penjajahan, Tidak Hanya Melahirkan Solidaritas Tetapi

Juga Melahirkan Tekad Dan Tujuan Yang Sama Antar Anggota Masyarakat Itu.

Perkembangan Ekonomi (Industrialisasi) Akan Melahirkan Spesialisasi Pekerjaan

Profesi Sesuai Dengan Aneka Kebutuhan Masyarakat. Semakin Tinggi Mutu Dan

Variasi Kebutuhan Masyarakat, Semakin Saling Tergantung Diantara Jenis

Pekerjaan. Setiap Orang Akan Saling Bergantung Dalam Memenuhi Kebutuhan

Hidup. Semakin Kuat Saling Ketergantungan Anggota Masyarakat Karena

Perkembangan Ekonomi, Akan Semakin Besar Solidaritas Dan Persatuan Dalam

Masyarakat. Solidaritas Yang Terjadi Karena Perkembangan Ekonomi Oleh

Emile Durkheim Disebut Solidaritas Organis. Faktor Ini Berlaku Di Masyarkat

Industri Maju Seperti Amerika Utara Dan Eropa Barat. Lembaga-Lembaga

Pemerintahan Dan Politik. Lembaga-Lembaga Itu Seperti Birokrasi, Angkatan

Bersenjata, Pengadilan, Dan Partai Politik. Lembaga-Lembaga Itu Melayani Dan

Mempertemukan Warga Tanpa Membeda-Bedakan Asal Usul Dan Golongannya

Dalam Masyarakat. Kerja Dan Perilaku Lembaga Politik Dapat Mempersatukan

Orang Sebagai Satu Bangsa.

7
C. Identitas Negara Indonesia

Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negara Indonesia

yang di dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Setiap negara Indonesia

memiliki identitas untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara

Indoenesia yang memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati

diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai

pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas Nasional menjadikan

negara Indonesia yang bermartabat diantara negara-negara lain yang memiliki

beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas tinggi.

Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera

negara Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta

simbol-simbol Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.

1. Bendera Negara Sang Merah Putih

Bendera Negara Diatur Dalam Undang-Undang No. 24 Tagun 2009 Pasal 4

Sampai 24, Bendera Warna Merah Putih Dikibarkan Pertama Kali Pada Tanggal

17 Agustus 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih Disimpan Dan

Dipelihara Di Monumen Nasional Jakarta.

2. Bahasa Negara Indonesia

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara Merupakan Hasil Kesepakatan Para

Pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia Berasal

Dari Rumpun Bahasa Melayu Yang Dipergunakan Sebagai Bahasa Pergaulan

(Lingua Franca), Setelah Itu Diangkat Dan Diikrarkan Srbagai Bahasa Persatuan

8
Pada Kongkres Pemuda II Tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia

Merupakan Bahasa Nasional Sekaligus Jati Diri Dan Identitas Nasional Indonesia.

3. Lambang Negara Garuda Pancasila Dan Simbol-Simbol Pancasila

Pada Tanggal 13 Juli 1945, Dalam Rapat Panitia Perancangan Undang-Undang

Dasar 1945. Salah Seorang Anggota Panitia Bernama Parada Harahap

Mengusulkan Tentang Lambang Negara . Tanggal 16 November 1945 Baru

Dibentuk Panita Indonesia Raya, Panitia Ini Bertugas Menyelidiki Arti Lambang-

Lambang Dalam Peradaban Bangsa Indonesia Sebagai Langkah Awal Untuk

Mempersiapkan Bahan Kajian Tentang Lambang Negara. Panitia Indonsia Raya

Diketua Oleh Ki Hajar Dewantara Dengan Seketaris Muhammad Yamin. Arti

Dan Makna Lambang Negara Menurut Kansil Dan Chistine Arti Dan Makna

Simbolik Dari Lambang Negara Ialah Garuda Ialah Burung Yang Dinamakan

Juga “Sang Raja Wali”, Seperti Yang Disebutkan Sdalam Cerita Ramayana Dan

Bharatayuda.

a. Bintang Yang Memiliki Lima Sudut Melambangkan Sila Pertama

Pancasila, Yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang Melambangkan

Sebuah Cahaya, Seperti Cahaya Yang Dipancarkan Oleh Tuhan Kepada

Setiap Manusia.

b. Rantai Melambangkan Sila Kedua Pancasila Yaitu Kemanusian Yang

Adil Dan Beradab. Rantai Tersebut Terdiri Atas Mata Rantai Yang

Berbentuk Segi Empat Dan Lingkaran Yang Saling Berkaitan Membentuk

Lingkaran. Mata Rantai 6 Segi Empat Melambangkan Laki-Laki,

Sedangkan Yang Lingkaran Melambaikan Perempuan Mata Rantai Yang

9
Saling Berkaitpun Melambangkan Bahwa Setiap Manusia, Laki-Laki Dan

Perempuan, Menumbuhkan Satu Sama Lain Dan Perlu Bersatu Sehingga

Menjadi Kuat Seperti Sebuah Rantai Pohon Beringin Melambangkan Sila

Ketiga, Yaitu Persatuan Indonesia.

c. Pohon Beringin Melambaikan Pohon Besar Yang Bisa Digunakan Oleh

Banyak Orang Sebagai Tempat Berteduh Dibawahnya. Hal Ini Mewakili

Keragaman Suku Bangsa Yang Menyatu Di Indonesia.

d. Kepala Banteng Melambangkan Sila Keempat Pancasila, Yaitu

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan. Kepala Banteng Melambangkan Hewan

Sosial Yang Suka Berkumpul, Seperti Halnya Musyawarah Dimana

Orang-Orang Harus Berkumpul Untuk Mendiskusikan Sesuatu.

e. Padi Dan Kapas Melambangkan Sila Kelima Pancasila Yaitu Keadilan

Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi Dan Kapas Dapat Mewakili

Sila Kelima, Karena Padin Dan Kapas Merupakan Kebutuhan Dasar

Setiap Manusia, Yakni Pangan Dan Sandang Sebagai Syarat Utama Untuk

Mencapai Kemakmuran.

4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Diatur Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun

2009 Mulai Pasal 58-64, Sebagai Lagu Kebangsaan Pertama Kali Dinyanyikan

Pada Kongres Pemuda Ii Tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya Menjadi Lagu

Kebangsaan Yang Di Perdengar Pada Setiap Upacara Kenegaraan.

5. Hukum

10
Negara Indonesia Adalah Negara Hukum, Demikian Bunyi Pasal 1 Ayat 3 Uud

1945 Setelah Diamandemen Ketiga Disahkan 10 November 2001. Penegasan

Ketentuan Konstitusi Ini Bermakna, Bahwa Segala Aspek Kehidupan Dalam

Kemasyarakatan, Kenegaraan Dan Pemerintahan Harus Senantiasa Berdasarkan

Hukum.

D. Sifat Identitas Nasional Identitas

Nasional Merupakan Jati Diri Bangsa Yang Bersifat Dinamis Dan Khas

Yang Menjadi Pandangan Hidup Dalam Mencapai Cita-Cita Dan Tujuan Hidup

Bersama. Pada Era Globalisasi Ini Eksistensi Bangsa-Bangsa Di Dunia Sedang

Dihadapkan Oleh Tantangan Yang Sangat Kuat Dari Kekuatan Internasional Baik Di

Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya Dan Politik. Apabila Bangsa Tersebut Tidak

Mempunyai Atau Tidak Mampu Mempertahankan Identitas Nasional Yang Menjadi

Kepribadiannya, Maka Bangsa Tersebut Akan Mudah Goyah Dan Terombang-

Ambing Oleh Tantangan Zaman. Bangsa Yang Tidak Mampu Mempertahankan

Identitas Nasional Akan Menjadi Kacau, Bimbang Dan Kesulitan Dalam Mencapai

Cita-Cita Dan Tujuan Hidup Bersama. Kondisi Suatu Bangsa Yang Sedemikianrupa

Sudah Tentu Merupakan Hal Yang Mudah Bagi Bangsa Lain Yang Lebih Kuat

Untuk Menguasai Bahkan Untuk Menghancurkan Bangsa Yang Lemah Tersebut.

Oleh Karena Itu, Identitas Nasional Sangat Mutlak Diperlukan Supaya Suatu Bangsa

Dapat Mempertahankan Eksistensi Diri Dan Mencapai Hal-Hal Yang Menjadi Cita-

Cita Dan Tujuan Hidup Bersama.

11
E. Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa

Identitas Kebangsaan (Political Unity) Merujuk Pada Bangsa Dalam

Pengertian Politik, Yaitu Bangsa Negara. Bisa Saja Dalam Negara Hanya Ada Satu

Bangsa (Homogen), Tetapi Umumnya Terdiri Dari Banyak Bangsa (Heterogen).

Karena Itu Negara Perlu Menciptakan Identitas Kebangsaan Atau Identitas Nasional,

Yang Merupakan Kesepakatan Dari Banyak Bangsa Di Dalamnya.

Identitas Nasional Dapat Berasal Dari Identitas Satu Bangsa Yang

Kemudian Disepakati Oleh Bangsa-Bangsa Lainnya Yang Ada Dalam Negara Itu

Atau Juga Dari Identitas Beberapa Bangsa-Negara. Kesediaan Dan Kesetiaan Warga

Bangsa-Negara Untuk Mendukung Identitas Nasional Perlu Ditanamkan, Dipupuk,

Dan Dikembangkan Terus-Menerus. Warga Lebih Dulu Memiliki Identitas

Kelompoknya, Sehingga Jangan Sampai Melunturkan Identitas Nasional. Di Sini

Perlu Ditekankan Bahwa Kesetiaan Pada Identitas Nasional Akan Mempersatukan

Warga Bangsa Itu Sebagai “Satu Bangsa” Dalam Negara.

Sebagai Warga Negara Indonesia, Kita Perlu Mengetahui Proses

Terjadinya Pembentukan Negara Ini, Sehingga Dapat Menambah Kecintaan Kita

Pada Tanah Air Ini.

Para Pendiri Negara Indonesia (The Founding Fathers) Menyadari Bahwa

Negara Indonesia Yang Hendak Didirikan Haruslah Mampu Berada Di Atas Semua

Kelompok Dan Golongan Yang Beragam. Hal Yang Diharapkan Adalah Keinginan

Hidup Bersatu Sebagai Satu Keluarga Bangsa Karena Adanya Persamaan Nasib,

Citacita, Dan Karena Berasal Dalam Ikatan Wilayah Atau Wilayah Yang Sama.

Kesadaran Demikian Melahirkan Paham Nasionalisme, Paham Kebangsaan, Yang

12
Pada Gilirannya Melahirkan Semangat Untuk Melepaskan Diri Dari Belenggu

Penjajahan. Selanjutnya Nasionalisme Memunculkan Semangat Untuk Mendirikan

Negara Bangsa Dalam Merealisasikan Cita-Cita, Yaitu Merdeka Dan Tercapainya

Masyarakat Yang Adil Dan Makmur.

Dengan Demikian, Dapat Disimpulkan Bahwa Faktor-Faktor Yang

Penting Bagi Pembentukan Bangsa Indonesia Antara Lain:

1. Adanya Persamaan Nasib, Yaitu Penderitaan Bersama Di Bawah Penjajahan

Bangsa Asing Lebih Kurang Selama 350 Tahun.

2. Adanya Keinginan Bersama Untuk Merdeka, Melepaskan Diri Dari Belenggu

Penjajahan.

3. Adanya Kesatuan Tempat Tinggal, Yaitu Wilayah Nusantara Yang Membentang

Dari Sabang Sampai Merauke.

4. Adanya Cita-Cita Bersama Untuk Mencapai Kemakmuran Dan Keadilan Suatu

Bangsa.

F. Proses Berbangsa Dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional

Bangsa Adalah Sekelompok Besar Manusia Yang Memiliki Persamaan

Nasib Dalam Proses Sejarahnya, Sehingga Memiliki Persamaan Watak Dan

Karakter Yang Kuat Untuk Tinggal Bersama Disuatu Wilayah Tertentu Untuk

Membentuk Suatu Kesatuan Nasional. Negara Merupakan Suatu Wilayah Dimana

Terdapat Sekelompok Manusia Yang Melakukan Kegiatan Pemerintahan.

13
Pengertian Bangsa Menurut Para Ahli:

1. Menurut Otto Bauer

Bangsa Adalah Suatu Peresatuan Perangai Yang Timbul Dari Persamaan

Nasib

2. Rawink

Bangsa Adalah Sekumpulan Manusia Yang Bersatu Pada Satu

Wilayah Dan Mempunyai Keterikatan Dengan Wilayah Tersebut.

Dengan Batas Teritori Tertentu Dan Terletak Dalam Geografis Tertentu.

3. Hans Khon

Bangsa Adalah Buah Hasil Tenaga Hidup Manusia Dalam

Sejarah Ernest Renan Bangsa Terbentuk Karena Adanya Keinginan

Untuk Hidup Bersama (Sejarah & Cita-Cita).

Pengertian Negara Menurut Para Ahli:

1. Benedictus De Spinoza

Negara Adalah Susunan Masyarakat Yang Integral (Kesatuan)

Antara Semua Golongan Dan Bagian Dari Seluruh Anggota Masyarakat

(Persatuan Masyarakat Organis)

2. Prof.Mr. Kranenburg

Negara Adalah Suatu Organisasi Kekuasaan Yang Diciptakan Oleh

Sekelompok Manusia Yang Disebut Bangsa.

3. Prof.Mr. Soenarko

Negara Adalah Organisasi Masyarakat Di Wilayah Tertentu

Dengan Kekuasaan Yang Berlaku Sepenuhnya Sebagai Kedaulatan.

14
Teori Terjadinya Negara

Proses Terjadinya Negara Secara Teoritis

A. Teori Hukum Alam

Kondisi Alam Tempat Tumbuhnya Manusia Yang Terus Berkembang

Dan Membutuhkan Aturan Dan Ketertiban Hingga Membentuk Suatu

Pemerintahan, Dan Menjadi Negara

B. Teori Ketuhanan

Segala Sesuatu Terjadi Karena Kehendak Dan Ciptaan Tuhan

C. Teori Perjanjian

Manusia Menghadapi Kondisi Alam Dan Menimbulkan Manusia Akan

Musnaj Bila Tidak Mengubah Hidupnya. Akhirnya Mereka Bersatu

Untuk Mengatasi Tantangan Dan Menggunakan Persatuan Dalam Gerak

Tunggal Untuk Kebutuhan Bersama.

Proses Terjadinya Negara Di Zaman Modern

 Penaklukan

 Peleburan Atau Fusi

 Pemecahan

 Pemisahan Diri

 Perjuangan Atau Revolusi

 Penyerahan Atau Pemberian

 Pendudukan Atas Wilayah Yang Belum Ada

Pemerintahan Sebelumnya.

15
Bangsa Dan Negara Indonesia

Faktor-Faktor Penting Bagi Pembentukan Bangsa Indonesia Sebagai Berikut :

 Adanya Persamaan Nasib , Yaitu Penderitaan Bersama Dibawah Penjajahan

Bangsa Asing Lebih Kurang Selama 350 Tahun

 Adanya Keinginan Bersama Untuk Merdeka , Melepaskan Diri Dari Belenggu

Penjajahan

 Adanya Kesatuan Tempat Tinggal , Yaitu Wilayah Nusantara Yang Membentang

Dari Sabang Sampai Merauke

 Adanya Cita-Cita Bersama Untuk Mencapai Kemakmuran Dan Keadilan Sebagai

Suatu Bangsa

Cita- Cita, Tujuan Dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia Bercita-Cita Mewujudkan Negara Yang Bersatu, Berdaulat,

Adil Dan Makmur. Dengan Rumusan Singkat, Negara Indonesia Bercita-Cita

Mewujudkan Masyarakat Indonesia Yang Adil Dan Makmur Berdasarkan Pancasila Dan

UUD 1945. Hal Ini Sesuai Dengan Amanat Dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945

Yaitu Negara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat Adil Dan Makmur.

16
Tujuan Negara Indonesia Selanjutnya Terjabar Dalam Alenia IV Pembukaan

UUD 1945. Secara Rinci Sebagai Berikut :

 Melindungi Seganap Bangsa Indonesia Dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia

 Memajukan Kesejahteraan Umum

 Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

 Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia Yang Berdasarkan Kemerdekaan ,

Perdamaian Abadi, Dan Keadilan Social

Adapun Visi Bangsa Indonesia Adalah Terwujudnya Masyarakat Indonesia Yang

Damai, Demokratis, Berkeadilan, Berdaya Saing, Maju Dan Sejahtera, Dalam Wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia Yang Didukung Oleh Manusia Indonesia Yang Sehat, Mandiri,

Beriman, Bertakwa Dan Berahklak Mulia, Cita Tanah Air, Berkesadaran Hukum Dan

Lingkungan, Mengausai Ilmu Pengetahuandan Teknologi, Serta Memiliki Etos Kerja Yang

Tinggi Serta Berdisiplin. Setelah Tidak Adanya GBHN Makan Berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Mengenah (RPJM) Nasional 2004-2009, Disebutkan Bahwa Visi

Pembangunan Nasional Adalah :

 Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu,

rukun dan damai.

 Terwujudnya masyarakat , bangsa dan negara yang menjujung tinggi hukum,

kesetaraan, dan hak asasi manusia.

 Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan

penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi

pembangunan yang berkelanjutan.

17
G. Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Awalnya, Semboyan Yang Dijadikan Semboyan Resmi Negara Indonesia Sangat

Panjang, Yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Semboyan

Bhinekatunggal Ika Dikenal Untuk Pertama Kalinya Pada Masa Majapahit Era

Kepemimpinan wisnuwardhana. Perumusan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Ini

Dilakukan Oleh Mputantular Dalam Kitab Sutasoma.

Perumusan Semboyan Ini Pada Dasarnya Merupakan Pernyataan Kreatif

Dalamusaha Mengatasi Keanekaragaman Kepercayaan Dan Keagamaan. Hal Itu

Dilakukan sehubungan Usaha Bina Negara Kerajaan Majapahit Saat Itu. Semboyan

Negara Indonesiaini Telah Memberikan Nilai-Nilai Inspiratif Terhadap Sistem

Pemerintahan Pada Masakemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika Pun Telah Menumbuhkan

Semangat Persatuan Dankesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Kitab Sutasoma, Definisi Bhineka Tunggal Ika Lebih Ditekankan Pada

Perbedaan Dalam Hal Kepercayaan Dan Keanekaragaman Agama Yang Ada Di

Kalangan masyarakat Majapahit. Namun, Sebagai Semboyan Negara Kesatuan Republik

Indonesia,Konsep Bhineka Tungggal Ika Bukan Hanya Perbedaan Agama Dan

Kepercayaan Menjadifokus, Tapi Pengertiannya Lebih Luas. Bhineka Tunggal Ika

Sebagai Semboyan Negaramemiliki Cakupan Lebih Luas, Seperti Perbedaan Suku,

Bangsa, Budaya (Adat Istiadat), Beda Pulau, Dan Tentunya Agama Dan Kepercayaan

Yang Menuju Persatuan Dan Kesatuan Nusantara.

Jika Diuraikan Kata Per Kata, Bhineka Berarti Berbeda, Tunggal Berarti Satu,

Danika Berarti Itu. Jadi, Dapat Disimpulkan Bahwa Walaupun Berbeda-Beda, Tapi

18
Padahakekatnya Satu. Dengan Kata Lain, Seluruh Perbedaan Yang Ada Di Indonesia

Menujutujuan Yang Satu Atau Sama, Yaitu Bangsa Dan Negara Indonesia.

Berbicara Mengenai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Lambanggaruda Pancasila Dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Ditetapkan Secara

Resmimenjadi Bagian Dari Negara Indonesia Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66

Tahun1951 Pada 17 Oktober 1951 Dan Di-Undang-Kan Pada 28 Oktober 1951 Sebagai

Lambang Negara. Usaha Pada Masa Majapahit Maupun Pada Masa Pemerintahan

Indonesia Berlandaskan Pada Pandangan Yang Sama, Yaitu Pendangan Mengenai

Semangat Rasa Persatuan, Kesatuan Dan Kebersamaan Sebagai Modal Dasar Untuk

Menegakkan Negara.

Sementara Itu, Semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa Dipakai Sebagai Motto

Lambang Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas). Makna Dari Semboyan Itu Adalah

“Tidak Ada Kebenaran Yang Bermuka Dua”. Namun, Lemhanas Kemudian

Mengubahsemboyan Tersebut Mejadi Yang Lebih Praktis Dan Ringkas, Yaitu “Bertahan

Karena Benar”.Makna “Tidak Ada Kebenaran Bermuka Dua” Sebenarnya Memiliki

Pengertian Agar Hendaknya Manusia Senantiasa Berpegangan Dan Berlandaskan Pada

Kebenaran Yang Satu.Semboyan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa

Adalaha Ungkapanyang Meamaknai Kebenaran Aneka Unsur Kepercayaan Pada

Majapahit. Tidak Hanya Siwadan Budha, Tapi Juga Seajumlah Aliran (Sekte) Yang Sejak

Awal Telah Dikenal Lebih Dukusebagian Besar Anggota Masyarakat Majapahit Yang

Memiliki Sifat Majemuk.

Sehubungan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, cikal bakal dari

Singasari,yakni pada masa Wisnuwardhana sang dhinarmeng ring Jajaghu (candi Jago),

19
semboyantersebut dan Candi Jago disempurnakan pada masa Kerajaan Majapahit. Oleh

karena itu,kedua simbol tersebut lebih dikenal sebagai hasil peradaban masa Kerajaan

Majapahit.

Dari segi agama dan kepercayaan, masyarakat Majapahit merupakan

masyarakatyang majemuk. Selain adanya beberapa aliran agama dan kepercayaan yang

berdirisendiri, muncul juga gejala sinkretisme yang sangat menonjol antara Siwa dan

Budhaserta pemujaan terhadap roh leluhur. Namun, kepercayaan pribumi tetap

bertahan.Bahkan, kepercayaan pribumi memiliki peranan tertinggi dan terbanyak di

kalanganmayoritas masyarakat.

Pada saat itu, masyarakat majapahiat tebagi menjadi beberapa golongan.

Pertama,golongan orang-orang Islam yang datang dari barat dan menetap di Majapahit.

Kedua,golongan orang-orang China yang mayoritas beasal dari Canton, Chang-chou, dan

Fukienyang kemudian bermukin di daerah Majapahit.

Namun, banyak dari mereka masuk agama Islam dan ikut menyiarkan

agamaIslam. Ketiga, golongan penduduk pribumi. Penduduk pribumi ini jika berjalan

tidakmenggunakan alas kaki, rambutnya disanggul di atas kepala. Penduduk pribumi

sepenuhnya percaya pada roh-roh leluhur.

H. Penetapan Lambang Bhineka Tunggal Ika sebagai Pilar Bangsa Indonesia

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali oleh Mpu Tantular,

pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup pada masa pemerintahan

RajaHayamwuruk, di abad ke empatbelas (1350-1389). Sesanti tersebut terdapat dalam

karyanya; kakawin Sutasoma yang berbunyi “Bhinna ika tunggal ika, tan hana

20
Dharmamangrwa, “ Yang Artinya “Berbeda- Beda Itu, Satu Itu, Tak Ada Pengabdian Yang

Mendua.”Semboyan Yang Kemudian Dijadikan Prinsip Dalam Kehidupan Dalam

Pemerintahankerajaan Majapahit Itu Untuk Mengantisipasi Adanya Keaneka-Ragaman

Agama Yangdipeluk Oleh Rakyat Majapahit Pada Waktu Itu. Meskipun Mereka Berbeda

Agama Tetapimereka Tetap Satu Dalam Pengabdian.Pada Tahun 1951, Sekitar 600 Tahun

Setelah Pertama Kali Semboyan Bhinnekatunggal Ika Yang Diungkap Oleh Mpu Tantular,

Ditetapkan Oleh Pemerintah Indonesia Sebagai Semboyan Resmi Negara Republik

Indonesia Dengan Peraturan Pemerintah No.66tahun 1951. Peraturan Pemerintah Tersebut

Menentukan Bahwa Sejak 17 Agustus 1950,

Bhinneka Tunggal Ika Ditetapkan Sebagai Seboyan Yang Terdapat Dalam

Lambang Negara Republik Indonesia, “Garuda Pancasila.” Kata “Bhinna Ika,” Kemudian

Dirangkaimenjadi Satu Kata “Bhinneka”. Pada Perubahan UUD 1945 Yang Kedua,

Bhinnekatunggal Ika Dikukuhkan Sebagai Semboyan Resmi Yang Terdapat Dalam

Lambang Negara,Dan Tercantum Dalam Pasal 36a UUD 1945 Yang

Menyebutkan :”Lambang Negara Ialahgaruda Pancasila Dengan Semboyan Bhinneka

Tunggal Ika”.

Dengan Demikian,Bhinneka Tunggal Ika Merupakan Semboyan Yang Merupakan

Kesepakatan Bangsa, Yangditetapkan Dalam UUD Nya. Oleh Karena Itu Untuk Dapat

Dijadikan Acuan Secara Tepatdalam Hidup Berbangsa Dan Bernegara, Makna Bhinneka

Tunggal Ika Perlu Difahamisecara Tepat Dan Benar Untuk Selanjutnya Difahami

Bagaimana Cara Untukmengimplementasikan Secara Tepat Dan Benar Pula.Bhinneka

Tunggal Ika Berisi Konsep Pluralistik Dan Multikulturalistik Dalamkehidupan Yang

Terikat Dalam Suatu Kesatuan. Prinsip Pluralistik Dan Multikulturalistikadalah Asas Yang

21
Mengakui Adanya Kemajemukan Bangsa Dilihat Dari Segi Agama, Keyakinan, Suku

Bangsa, Adat Budaya, Keadaan Daerah, Dan Ras. Kemajemukan Tersebutdihormati Dan

Dihargai Serta Didudukkan Dalam Suatu Prinsip Yang Dapat Mengikat Keanekaragaman

Tersebut Dalam Kesatuan Yang Kokoh. Kemajemukan Bukan Di Kembangkan Dan

Didorong Menjadi Faktor Pemecah Bangsa, Tetapi Merupakan Kekuatanyang Dimiliki

Oleh Masing-Masing Komponen Bangsa, Untuk Selanjutnya Diikat Secarasinerjik Menjadi

Kekuatan Yang Luar Biasa Untuk Dimanfaatkan Dalam Menghadapi Segalatantangan Dan

Persoalan Bangsa.Suatu Masyarakat Yang Tertutup Atau Eksklusif Sehingga Tidak

Memungkinkan Terjadinya Perkembangan Tidak Mungkin Menghadapi Arus Globalisasi

Yang Demikianderas Dan Kuatnya, Serta Dalam Menghadapi Keanekaragaman Budaya

Bangsa. Sifatterbuka Yang Terarah Merupakan Syarat Bagi Berkembangnya Masyarakat

Modern.

Sehingga Keterbukaan Dan Berdiri Sama Tinggi Serta Duduk Sama Rendah,

Memungkinkanterbentuknya Masyarakat Yang Pluralistik Secara Ko-Eksistensi, Saling

Hormatmenghormati, Tidak Merasa Dirinya Yang Paling Benar Dan Tidak Memaksakan

Kehendakyang Menjadi Keyakinannya Kepada Pihak Lain. Segala Peraturan Perundang-

Undangankhususnya Peraturan Daerah Harus Mampu Mengakomodasi Masyarakat Yang

Pluralistikdan Multikutural, Dengan Tetap Berpegang Teguh Pada Dasar Negara Pancasila

Dan UUD1945. Suatu Peraturan Perundang-Undangan, Utamanya Peraturan Daerah Yang

Memberi Peluang Terjadinya Perpecahan Bangsa, Atau Yang Semata-Mata Untuk

Mengakomodasi Kepentingan Unsur Bangsa Harus Dihindari. Suatu Contoh Persyaratan

Untuk Jabatan Daerah Harus Dari Putra Daerah, Menggambarkan Sempitnya Kesadaran

Nasional Yang Semata-Mata Untuk Memenuhi Aspirasi Kedaerahan, Yang Akan

22
Mengundang Terjadinya Perpecahan. Hal Ini Tidak Mencerminkan Penerapan Prinsip

Bhinneka Tunggal Ika.Dengan Menerapkan Nilai-Nilai Tersebut Secara Konsisten Akan

Terwujud Masyarakat Yangdamai, Aman, Tertib, Teratur, Sehingga Kesejahteraan Dan

Keadilan Akan Terwujud.

I. Implementasi Bhineka Tunggal Ika Dan Cita-Cita Luhur Bangsa Indonesia

Untuk dapat mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk memahami secara mendalam prinsip-

prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-prinsip tersebut

adalahsebagai berikut:

1. Dalam rangka membentuk kesatuan dari keaneka ragaman tidak terjadi

pembentukankonsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang

terdapat pada unsur-unsuratau komponen bangsa. Suatu contoh di negara

tercinta ini terdapat begitu anekaragam agama dan kepercayaan. Dengan

ke-tunggalan Bhinneka Tunggal Ika tidakdimaksudkan untuk membentuk

agama baru. Setiap agama diakui seperti apa adanya,namun dalam

kehidupan beragama di Indonesia dicari common denominator , yakni

prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yag memiliki kesamaan,

dan commondenominator ini yang kita pegang sebagai ke-tunggalan,

untuk kemudiandipergunakan sebagai acuan dalam hidup berbangsa dan

bernegara. Demikian pulahalnya dengan adat budaya daerah, tetap diakui

eksistensinya dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia yang

berwawasan kebangsaan. Faham Bhinneka Tunggal Ika,yang oleh Ir

23
Sujamto disebut sebagai faham Tantularisme, bukan faham

sinkretisme,yang mencoba untuk mengembangkan konsep baru dari

unsur asli dengan unsur yangdatang dari luar.

2. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif; hal ini

bermakna bahwadalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak

dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak

mengakui harkat dan martabat pihak lain.Pandangan sektarian dan

eksklusif ini akan memicu terbentuknya keakuan yang berlebihan dengan

tidak atau kurang memperhitungkan pihak lain, memupukkecurigaan,

kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat. Bhinneka Tunggal Ika

bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan

bernegara tidakmemaksakan kehendaknya pada golongan minoritas.

3. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya menunjukkan

perilakusemu. Bhinneka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya

mempercayai, salinghormat menghormati, saling cinta mencintai dan

rukun. Hanya dengan cara demikianmaka keanekaragaman ini dapat

dipersatukan.

4. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna

perbedaanyang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-

besarkan, tetapi dicari titiktemu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal

ini akan terwujud apabila dilandasioleh sikap toleran, non sektarian,

inklusif, akomodatif, dan rukun.

24
5. Prinsip atau asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal

Ikamendukung nilai:

a. inklusif, tidak bersifat eksklusif,

b. terbuka

c. ko-eksistensi damai dan kebersamaan

d. kesetaraan

e. tidak merasa yang paling benar

f. toleransi musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap

pihak lain yang berbeda.Setelah kita fahami beberapa prinsip

yang terkandung dalam BhinnekaTunggal Ika, maka langkah

selanjutnya adalah bagaimana prinsip-prinsipBhinneka Tunggal

Ika ini diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Setelah Kita Fahami Beberapa Prinsip Yang Terkandung Dalam Bhinnekatunggal

Ika, Maka Langkah Selanjutnya Adalah Bagaimana Prinsip-Prinsip Bhinneka Tunggal

Ika Ini Diimplementasikan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.

1. Perilaku Inklusif.

Dalam Kehidupan Bersama Yang Menerapkan Semboyan Bhinneka

Tunggal Ikamemandang Bahwa Dirinya, Baik Itu Sebagai Individu Atau

Kelompok Masyarakatmerasa Dirinya Hanya Merupakan Sebagian Dari Kesatuan

Dari Masyarakat Yang Lebihluas. Betapa Besar Dan Penting Kelompoknya

Dalam Kehidupan Bersama, Tidakmemandang Rendah Dan Menyepelekan

25
Kelompok Yang Lain. Masing-Masing Memiliki Peran Yang Tidak Dapat

Diabaikan, Dan Bermakna Bagi Kehidupan Bersama.

2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik.

Bangsa Indonesia Sangat Pluralistik Ditinjau Dari Keragaman Agama

Yangdipeluk Oleh Masyarakat, Aneka Adat Budaya Yang Berkembang Di

Daerah, Suku Bangsa Dengan Bahasanya Masing-Masing, Dan Menempati

Ribuan Pulau Yang Tiada Jarang Terpisah Demikian Jauh Pulau Yang Satu Dari

Pulau Yang Lain. Tanpamemahami Makna Pluralistik Dan Bagaimana Cara

Mewujudkan Persatuan Dalamkeanekaragaman Secara Tepat, Dengan Mudah

Terjadi Disintegrasi Bangsa. Sifattoleran, Saling Hormat Menghormati,

Mendudukkan Masing-Masing Pihak Sesuaidengan Peran, Harkat Dan

Martabatnya Secara Tepat, Tidak Memandang Remeh Pada Pihak Lain, Apalagi

Menghapus Eksistensi Kelompok Dari Kehidupan Bersama, Merupakan Syarat

Bagi Lestarinya Negara-Bangsa Indonesia. Kerukunan Hidup Perlu

Dikembangkan Dengan Sepatutnya. Suatu Contoh Sebelum Terjadi Reformasi,Di

Ambon Berlaku Suatu Pola Kehidupan Bersama Yang Disebut Pela

Gandong ,Suatu Pola Kehidupan Masyarakat Yang Tidak Melandaskan Diri Pada

Agama, Tetapisemata-Mata Pada Kehidupan Bersama Pada Wilayah Tertentu.

Pemeluk Berbagaiagama Berlangsung Sangat Rukun, Bantu Membantu Dalam

Kegiatan Yang Tidak Bersifat Ritual Keagamaan. Mereka Tidak Membedakan

Suku-Suku Yang Berdiam Diwilayah Tersebut, Dan Sebagainya. Sayangnya

Dengan Terjadinya Reformasi Yangmengusung Kebebasan, Pola Kehidupan

Masyarakat Yang Demikian Ideal Ini Telahtergerus Arus Reformasi.

26
3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri.

Menghormati Pendapat Pihak Lain, Dengan Tidak Beranggapan Bahwa

Pendapatnya Sendiri Yang Paling Benar, Dirinya Atau Kelompoknya Yang Paling

Hebat Perlu Diatur Dalam Menerapkan Bhinneka Tunggal Ika. Dapat Menerima

Dan Memberi Pendapat Merupakan Hal Yang Harus Berkembang Dalam

Kehidupan Yang Beragam.Perbedaan Ini Tidak Untuk Dibesar-Besarkan, Tetapi

Dicari Titik Temu. Bukandikembangkan Divergensi, Tetapi Yang Harus

Diusahakan Adalah Terwujudnyakonvergensi Dari Berbagai Keanekaragaman.

Untuk Itu Perlu Dikembangkanmusyawarah Untuk Mencapai

Mufakat.Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat.Dalam Rangka Membentuk

Kesatuan Dalam Keanekaragaman Diterapkan Pendekatan “Musyawarah Untuk

Mencapai Mufakat.” Bukan Pendapat Sendiri Yang Harus Dijadikan Kesepakatan

Bersama, Tetapi Common Denominator Yakni Intikesamaan Yang Dipilih

Sebagai Kesepakatan Bersama. Hal Ini Hanya Akan Tercapaidengan Proses

Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat. Dengan Cara Ini Segala Gagasanyang

Timbul Diakomodasi Dalam Kesepa-Katan. Tidak Ada Yang Menang Tidak Ada

Yangkalah. Inilah Yang Biasa Disebut Sebagai Win Win Solution

4. Dilandasi Rasa Kasih Sayang Dan Rela Berkorban.

Dalam Menerapkan Bhinneka Tunggal Ika Dalam Kehidupan Berbangsa

Dan Bernegara Perlu Dilandasi Oleh Rasa Kasih Sayang. Saling Curiga

Mencurigai Harusdibuang Jauh-Jauh. Saling Percaya Mempercayai Harus

27
Dikembangkan, Iri Hati, Dengkiharus Dibuang Dari Kamus Bhinneka Tunggal

Ika. Hal Ini Akan Berlangsung Apabila Pelaksanaan Bhnneka Tunggal Ika

Menerapkan Adagium “Leladi Sesamining Dumadi, Sepi Ing Pamrih, Rame Ing

Gawe, Jer Basuki Mowo Beyo.” Eksistensi Kita Di Duniaadalah Untuk

Memberikan Pelayanan Kepada Pihak Lain, Dilandasi Oleh Tanpa Pamrih Pribadi

Dan Golongan, Disertai Dengan Pengorbanan. Tanpa Pengorbanan, Sekurang-

Kurangnya Mengurangi Kepentingan Dan Pamrih Pribadi, Kesatuan Tidak

Mungkin Terwujud.

5. Toleran Dalam Perbedaan.

Setiap Penduduk Indonesia Harus Memandang Bahwa Perbedaan Tradisi,

Bahasa, Dan Adat-Istiadat Antara Satu Etnis Dengan Etnis Lain Sebagai, Antara

Satu Agamadengan Agama Lain, Sebagai Aset Bangsa Yang Harus Dihargai Dan

Dilestarikan.Pandangan Semacam Ini Akan Menumbuhkan Rasa Saling

Menghormati, Menyuburkansemangat Kerukunan, Serta Menyuburkan Jiwa

Toleransi Dalam Diri Setiap Individu.Bila Setiap Warga Negara Memahami

Makna Bhinneka Tunggal Ika, Meyakiniakan Ketepatannya Bagi Landasan

Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Serta Mau Dan Mampu

Mengimplementasikan Secara Tepat Dan Benar, Negara Indonesia Akan

Tetapkokoh Dan Bersatu Selamanya.Bhineka Tunggal Ika Pada Era Glablisasi

Saat Ini, Indonesia Pada Saat Ini Banyakmengalami Kemunduran Persatuan Dan

Kesatuan. Penyebabnya Adalah Adanyaketimpangan Sosial, Kesenjangan

Ekonomi, Belum Stabilnya Kondisi Politik Pemerintahandi Indonesia Menjadikan

Rakyat Tumbuh Menjadi Rakyat Yang Apatis Terhadap Pemerintah.Dampak

28
Buruk Globalisasi Yang Membawa Kebudayaan-Kebudayaan Baru

Menjadikankomposisi Kebudayaan Masyarakat Indonesia Menjadi Lebih

Kompleks Atau Rumit. Karena Banyaknya Kebudayaan Baru Yang Datang Dan

Diterima Begitu Saja, Menyebabkan terjadinya Penyimpangan Kebudayaan Di

Masyarakat. Belum Lagi Masalah Klasik Yangsepele Namun Berdampak Serius

Seperti Perbedaan Suku, Agama, Ras Dan Antar Golonganyang Semakin

Memecah Belah Kesatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia. Melihat

Kondisiseperti Ini Tentu Kita Semua Tidak Boleh Pesimis Dan Patah Semangat,

Semboyan Negarabhinneka Tunggal Ika Yang Berarti Berbeda-Beda Tetapi Tetap

Satu Jua, Selamanya Akantetap Relevan Untuk Mengiringi Kehidupan Bernegara

Di Negeri Yang Multikultural Ini,Karena Komposisi Kehidupan Rakyat Indonesia

Akan Terus Beragam Sampai Kapanpun.Ketimpangan Sosial, Kesenjangan

Ekonomi, Perbedaan Suku, Agama, Ras Dan Antar golongan Di Antara Kita

Janganlah Dijadikan Pembeda. Perkembangan Jaman Yang Cepat dan Masuknya

Budaya Baru Biarkanlah Berlalu, Karena Pada Dasarnya Kita Semua Satu,Satu

Bangsa, Bangsa Indonesia. Satu Tanah Air, Tanah Air Indonesia. Satu Bahasa,

Bahasaindonesia. Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-Beda Namun Tetap Satu Jua.

29
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Identitas Nasional Adalah Kepribadian Nasional Atau Jati Diri Nasional Yang

Dimiliki Suatu Bangsa Yang Membedakan Bangsa Yang Satu Dengan Yang Lainnya.

Identitas Nasional Dalam Konteks Negara Tercermin Dalam Simbol-Simbol Kenegaraan

Seperti: Pancasila. Identitas Nasional Indonesia:

a. Bahasa Nasional Atau Bahasa Persatuan Yaitu Bahasa Indonesia.

b. Bendera Negara Yaitu Sang Merah Putih.

c. Lagu Kebangsaan Yaitu Indonesia Raya.

d. Lambang Negara Yaitu Pancasila.

e. Hukum

Penerapan Tentang Identitas Nasional Harus Tercermin Pada Pola Pikir, Pola

Sikap, Dan Pola Tindak Yang Senantiasa Mendahulukan Kepentingan Bangsa Dan

Negara Dari Pada Kepentingan Pribadi Atau Kelompok. Dengan Kata Lain, Identitas

Nasional Menjadi Pola Yang Mendasari Cara Berpikir, Bersikap, Dan Bertindak Dalam

Rangka Menghadapi Berbagai Masalah Menyangkut Kehidupan Bermasyarakat,

Berbangsa, Dan Bernegara.

Pemahaman Nilai-Nilai Bhinneka-Tunggal Ika Dalam Masyarakat Indonesia

Dapatwujud Secara Integral Dengan Kerjasama Seluruh Komponen Bangsa, Baik Oleh

Pemerintahselaku Penyelenggara Negara Maupun Setiap Insan Pribadi Warga.

Peningkatan Sosialisasiaktualisasi Pemahaman Nilai- Keseharian Seluruh Kompenen

Warga Dalam Rangkamemperkuat Integrasi Nasional, Karena Indonesia Dengan

30
Keberagaman Budaya,Suku/Etnik, Bahasa, Agama, Kondisi Geografis, Dan Strata Sosial

Yang Berbeda. Indonesiadengan Gambaran Masyarakat Majemuk Yang Terdiri Dari

Suku-Suku Bangsa Yang Beradadi Bawah Kekuasaan Sebuah Sistem Nasional,

Termasuk Di Dalamnya Pemerintah Yangmenjalankan Proses Pembangunan Masyarakat

Harus Bersinergis Untuk Bersama-Samadengan Rakyat Tanpa Membedakan

Keberagaman Budaya, Bahasa, Agama, Suku/Etnik, Dan Bahkan Strata Sosial,

Mewujudkan Cita-Cita Bangsa Sesuai Dengan Komitmen Bersama, Berlandaskan Nilai-

Nilai Yang Terkandung Dalam Ke-Bhinneka Tungal Ika-An Yangtermaktub Dalam

Pancasila. Ciri Kemajemukan Masyarakat Indonesia Yang Terintegrasisecara Nasional

Adalah Sangat Penting Sebagai Kekayaan Dan Merupakan Potensi Yangdapat

Dikembangkan Sehingga Dapat Dimanfaatkan Dalam Sistem Komunikasi Sebagaiacuan

Utama Bagi Menunjukkan Jati Diri Bangsa Indonesia Sebagai Nasionalismepeningkatan

Pemahaman Terhadap Kemajemukan Sosial Budaya Sebagai Pencitraandari Budaya

Bangsa Indonesia Yang Semakin Dewasa Merupakan Upaya Membangun Citradiri

Didasarkan Aktualisasi Pemahaman Nilai-Nilai Ke-Bhinneka-An Yang Dimiliki,

Dapatmenjadi Investasi Yang Diandalkan Pada Pelaksanaan Pembangunan Nasional

Sebagaisalah Satu Pilar Demokrasi. Untuk Itu Diharapkan Tindakan Nyata Oleh

Pemerintah Agarmemaknai Pentingnya Kondisi Kemajemukan Yang Terintegrasi Secara

Nasional Melaluiwawasan Kebangsaan Di Era Globalisasi Saat Ini Untuk Menjaga

Kedaulatan Nkri. Untukmerealisasikan Harapan Ini, Masyarakat Dan Segenap Komponen

Bangsa Harus Lebihdewasa Dalam Mengaktualisasikan Pemahaman Nila-Nilai Ke-

Bhinneka Tunggal Ika-Andalam Mewujudkan Integrasi Nasional Di Negara Yang

Dikenal Dengan Kemajemukannya Berlandaskan Pancasila Dan Uud 1945 Demi

31
Pencapaian Tujuan Nasional.Nilai Ke-Bhinneka Tunggal Ika-An Harus Dilakukan

Melalui Tindakan Nyata Dalam Kehidupan.

B. Saran

Demikianlah Makalah Ini Kami Susun, Semoga Makalah Ini Bermanfaat Bagi

Para Pembaca. Dalam Penulisan Ini Kami Sadari Masih Banyak Kekurangan, Saran Dan

Kritik Yang Membangun Sangat Kami Harapkan Untuk Menyempurnakan Makalah

Kami Ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37948606/

MAKALAH_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_KELOMPOK_8

https://id.scribd.com/document/476870441/MAKALAH-BHINNEKA-TUNGGAL-IKA

https://www.academia.edu/8352416/

Pancasila_Sebagai_Identitas_Nasional_Bangsa_Indonesia

https://id.scribd.com/document/476870441/MAKALAH-BHINNEKA-TUNGGAL-IKA

https://nakhoda.ejournal.unri.ac.id/index.php/njip/article/download/70/68

Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: IAIN Jakarta Press,

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Yogyakarta: Samudra Biru

Nikmah, Azah.

“http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan Bernegara,

Sunarso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi),.

Khon, Prof. Hans, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga, 1984.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/

20bb958d430cc7d21ef6c2b58d14da41.pdf

https://www.academia.edu/8352416/

Pancasila_Sebagai_Identitas_Nasional_Bangsa_Indonesia

https://www.academia.edu/37948606/MAKALAH_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_KELM

33

Anda mungkin juga menyukai