Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung manis (Zea mays sacaratha L.) merupakan tanaman yang cukup
populer di masyarakat Indonesia, selain rasanya enak, kandungan karbohidrat,
protein, vitamin serta kadar gulanya cukup tinggi tetapi kandungan lemaknya
rendah. Selain dijadikan sebagai sayuran jagung manis juga bisa direbus dan
dibakar. Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat seiring
dengan munculnya pasar swalayan yang senantiasa membutuhkan dalam
jumlah yang cukup besar. Kebutuhan yang cenderung meningkat dan harga
yang tinggi merupakan faktor yang dapat merangsang para petani untuk
mengembangkan usaha tanaman jagung manis (Seprita dan Surtinah, 2012).

Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi Gorontalo setiap


tahunnya terus meningkat, pada tahun 2012 produksi jagung manis di Provinsi
Gorontalo mengalami peningkatan 7,24 ton/ha dari produksi tahun 2011 yang
hanya mencapai 6,31 ton/ha (BPS, 2013). Budidaya jagung di Provinsi
Gorontalo tersebut rata – rata masih menggunakan pupuk anorganik untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis. Hal ini dapat
berdampak kurang baik pada kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk
anorganik yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan dan penurunan
kesuburan tanah secara berkelanjutan
Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi Gorontalo akan terus
berkelanjutan, jika para petani bisa lebih bijaksana dalam memelihara
kesuburan tanah dengan menggunakan bahan organik dan anorganik sebagai
bahan pemupukan untuk tanaman jagung manis. Pemberian pupuk anorganik
sangat dibutuhkan oleh tanaman jagung menurut Koswara Saragih., et al.,
(1983) menjelaskan bahwa tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya.
Nitrogen diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji,
sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada
semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Pemberian pupuk yang
tepat selama pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil jagung.
Menurut Nurdin., et al., (2008) mengemukakan bahwa persentase
kontribusi pupuk N berpengaruh secara nyata terhadap umur berbunga betina
untuk pupuk N dan pupuk P berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman
dan berat 100 butir jagung tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap
persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering
jemur. Persentase kontribusi pengaruh kombinasi pupuk N (200 kg/ha) dan P
(100 kg/ha) berbeda nyata terhadap umur berbunga betina, tetapi tidak berbeda
nyata terhadap tinggi tanaman, persentase tinggi tongkol terhadap tinggi
tanaman, berat jerami kering jemur dan berat 100 butir jagung.
Pada penelitian selanjutnya mengenai pemupukan anorganik P dan K
sering mengalami perkembangan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tabri
(2010) tanaman jagung dengan pemberian pupuk P (150 kg/ha) dan K (100
kg/ha ) medapatkan hasil pipil kering terendah untuk hibrida sebesar 5,71 t/ha
dan komposit sebesar 5,23 t/ha. Uraian tersebut akan dijadikan sebagai
rekomendasi untuk penelitian mengenai pertumbuhan dan produksi jagung
manis melalui pemberian pupuk urea dan phonska.
1.2 Rumusan Masalah
Pemberian pupuk anorganik pada budidaya jagung manis akan
berdampak baik pada kesuburan tanah apabila penggunaan dosis sesuai
rekomendasi, sehingga tanah tersebut dapat secara berkelanjutan digunakan
untuk usaha pertanian berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah
penilitian ini adalah :
1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi jagung manis melalui pemberian
pupuk urea dan phonska?
2. Perlakuan pupuk urea dan phonska manakah yang terbaik dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagung manis?
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Neraca
2. Oven
3. Eksikator
4. Gelas ukur
5. Meteran
6. Pisau
7. Beaker gelas
8. Alat tulis
9. Polibag
10. Alat penyiram (Gembor)

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang diambil dari lapisan olah dan lolos ayakan 2,0 cm
2. Benih jagung hibrida
3. Pupuk Urea,TSP,KCL dan Kapur Pertanian ( CaCO3)
4. Pestisida

3.2. Pelaksanaan Percobaan


Pemberian bahan organik terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu;
● O0; tanpa pemberiaan bahan organik dan
● O1; pemberian 0,3 kg bahan organik per polybag. Pemberiaan unsur hara terdiri dari 6
(enam) taraf perlakuan,yaitu;
● HO (kontrol); Unsur hara tanpa N, P, K, & Ca,
● H1; Unsur hara lengkap N, P, K, & Ca,
● H2; tanpa unsur hara N (P, K, & Ca),
● H3: tanpa Unsur hara P (N, K, & Ca),
● H4; tanpa unsur hara K (N, P, & Ca),
● H5; tanpa unsur hara Ca (N, P, & K) (H5).

Dengan demikian terdapat 12 (2 x 6) unit percobaan, dengan nomor urut


sebagai berikut:
1) O0H0
2) O0H1
3) O0H2
4) O0H3
5) O0H4
6) O0H5
7) O1H0
8) O1H1
9) O1H2
10) O1H3
11) O1H4
12) O1H5

Masing-masing unit percobaan diulang 4 (empat) kali, sehingga total unit percobaan
sebanyak 48 unit. Dosis masing-masing pupuk sebagai sumber unsur hara; 1,0 g
Urea/polybag, 0,5 g TSP/polybag, 0,5 g KCl/polybag dan 10,0 g CaCO 3 /polybag.

Adapun langkah-langkah praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Lima (5,0) kg tanah kering udara dimasukkan ke dalam polybag ukuran 30 cm X
40 cm. Isi tanah sebanyak 48 polybag.
2. Pada perlakuan O1 tambahkan 300 g (0,3 kg) pukan ayam dan kemudian campur
dengan tanah sampai merata.
3. Pada perlakuan H 1 , H 2 , H 3 , & H 4 (perakuan no urut 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10,
dan 11) tambahkan 10 gram CaCO 3 untuk setiap polybag. Campur CaCO 3
dengan tanah secara mereta dengan cara mengeluarkan tanah dari polybag dan
mengacaunya, dan setelah merata isikan kembali ke dalam polybag.
4. Semua media tanah dalam polybag setiap hari disiram dengan air hingga sedikit
melewati kapasitas lapang. Lakukan selama satu minggu.
5. Satu minggu setelah pemberian CaCO 3 dan disiram setiap harinya:
 Tambahkan 1,0 g urea pada perlakuan nomor urut; 2, 4, 5, 6, 8, 10,11, & 12
 Tambahkan 0,5 g TSP pada perlakuan no. urut; 2, 3, 5, 6, 8, 9 , 11, & 12
 Tambahkan 0,5 g KCl pada perlakuan no. urut; 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10 &12

Campur pupuk dengan tanah dengan cara mengorek tanah bagian atas kira-kira
sedalam 5,0 cm.
Kembali siram setiap hari hingga sedikit di atas kapasitas lapang.
6. Dua (2) hari setelah pemberian pupuk Urea, TSP dan KCl, tanam 4 benih jagung
atau benih lain setiap polybag. Benih ditanam kira-kira 3 cm. Setelah tanaman
berumur 10 hari lakukan penjarangan menjadi 2 tanaman per polybag.
7. Kadar air tanah harus dipertahan lembab setiap hari dengan menyiram setiap hari.
8. Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan bila perlu.
9. Selama pertumbuhan lakukan pengamatan terhadap:
Tinggi tanaman umur 18, 25, 32, &39 hari setelah tanam (hst).
Tinggi diukur dari pangkal batang hingga ujung daun terpanjang.
Jumlah daun tanaman umur 18, 25, 32, & 39 hst.
Amati secara visiul dan catat gejala-gejala defisiensi yang timbul (lihat Panduan
pada Tabel 3).Pada umur 39 hari, tanaman dipanen dengan memotong
tanaman pada pangkal batang dengan pisau lipat. Segera timbang untuk
memperoleh bobot basah tanaman. Setelah ditimbang, masing-masing
tanaman dari setiap unit percobaan masukkan ke dalam kertas amplop dan
selanjutkan keringkan di dalam oven 70 o C selama 24 jam, dan setelah 24
jam dalam oven segera timbang untuk memperoleh bobot kering tanaman
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Tinggi tanaman Padi pada umur 18 HST
Perlakuan

Ulangan
Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)

O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 48 43 40 37 32 34 37 31 30 26 41 41

2 42 37 47 38 39 51 18 18 19 35 21 30

3 53 40 51 26 41 43 30 30 51 45 29 42

4 45 38 45.5 45 41 48 22 31 40.5 23.5 42.5 24

Jumlah 188 158 183.5 146 153 176 107 110 140.5 129.5 133.5 137

Rataan 47 39,5 45,88 36,5 38,25 44 26,75 27,5 35,13 32,38 33,38 34,25

Tabel 2. Tinggi tanaman Padi pada umur 25 HST


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 56 59 53 49 53 38 37 34 47 29 30 32

2 59 55 58 49 58 55 57 37 47 30 50 52

3 56 44 54 31 45 47 33 35 54 49 32 46

4 51 47 55 50 52 58 33 38 47 31 50 34

Jumlah 222 205 220 179 208 198 160 144 195 139 162 164

Rataan 55,5 51,25 55 44,75 52 49,5 40 36 48,75 34,75 40,5 41

Tabel 3. Tinggi tanaman Padi pada umur 32 HST


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 66 70 68 50 63 65 54 56 37 56 57 54

2 59 60 62 55 60 58 60 42 55 39 53 57

3 58 47 56 40 51 53 36 39 54 55 34 50

4 70 61 61 69 67 73 40 49 58 42 54 50

Jumlah 253 238 247 214 241 249 190 186 204 192 198 211

Rataan 63,25 59,5 61,75 53,5 60,25 62,25 47,5 46,5 51 48 49,5 52,75

Tabel 4. Tinggi tanaman Padi pada umur 39 HST


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 82 89 70 75 79 80 70 65 61 64 65 61

2 83 61 72 60 58 58 72 73 90 64 69 56

3 68 58 72 60 61 83 56 69 90 64 73 72

4 82 69 70 75 79 80 47 55 64 61 70 65

Jumlah 315 277 284 270 277 301 245 262 305 253 277 254

Rataan 78,75 69,25 71 67,5 69,25 75,25 61,25 65,5 76,25 63,25 69,25 63,5

Tabel 5. Jumlah daun tanaman Padi pada umur 18 HST


Ulangan Perlakuan
(blok)
Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4

2 5 4 8 4 4 5 3 3 2 4 2 3

3 3 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 6

4 6 4 5 6 5 11 4 3 6 4 5 4

Jumlah 18 16 23 18 17 23 15 11 17 15 15 17

Rataan 4,5 4 5,75 4,5 4,25 5,75 3,75 2,75 4,25 3,75 3,75 4,25

Tabel 6. Jumlah daun tanaman Padi pada umur 25 HST


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 6 9 9 6 10 9 4 4 5 2 8 4

2 11 9 9 8 12 10 13 5 6 2 8 14

3 5 6 6 7 6 5 6 4 6 6 5 7

4 7 5 7 6 8 11 4 3 8 4 7 4

Jumlah 29 29 31 27 36 35 27 16 25 14 28 29

Rataan 7,25 7,25 7,75 6,75 9 8,75 6,75 4 6,25 3,5 7 7,25

Tabel 7. Jumlah daun tanaman Padi pada umur 32 HST


Ulangan Perlakuan
(blok)
Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 12 13 13 14 15 15 14 10 3 10 11 15

2 12 10 10 9 13 11 14 7 9 5 9 15

3 7 5 7 6 6 5 5 5 6 6 4 7

4 15 14 12 11 14 13 8 5 7 5 13 4

Jumlah 46 42 42 40 48 44 41 27 25 26 37 41

Rataan 11,5 10,5 10,5 10 12 11 10,25 6,75 6,25 6,5 9,25 10,25

Tabel 8. Jumlah daun tanaman Padi pada umur 39 HST


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 7 11 9 11 7 9 12 8 10 9 7 6

2 16 14 15 15 16 15 15 7 8 10 15 8

3 9 7 9 11 11 7 6 7 10 9 8 12

4 16 14 15 13 16 15 8 7 9 10 15 7

Jumlah 48 46 48 50 50 46 41 29 37 38 45 33

Rataan 12 11,5 12 12,5 12,5 11,5 10,25 7,25 9,25 9,5 11,25 8,25

Tabel 9. Perhitungan bobot basah tanaman Padi (g) umur 39 hst


Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O1H4 O1H5

1 11,30 11,57 8,54 14,26 22,10 1,35 17,65 13,89 0,60 12,74 11,95 9,33

2 10,92 10,85 12,02 13,09 8,08 20,78 2,58 8.30 0.90 10,46 2,00 1,69

3 9,75 20,19 9,10 10,48 6,30 17,56 7,14 6,29 11,71 2,21 4,72 7,22

4 8,27 18,64 5,39 11,34 14,71 18,66 3,38 2,97 8,19 2,19 8,86 3.45
Jumlah 40,24 61,25 35,05 49,17 51,19 58,35 30,75 31,45 21,4 27,6 27,53 21,69

Rataan 10,06 15,31 8,76 12,29 12,80 14,59 7,69 7,86 5,35 6,90 6,88 5,42

Rataan 65% 100% 57% 80% 84% 95% 98% 100% 68% 88% 87% 67%
Relatif

Tabel 10. Perhitungan bobot kering tanaman Padi (g) umur 39 hst
Perlakuan

Ulangan Tanpa Bahan Organik(O0) Dengan Bahan Organik 0,5 kg/pot (O1)
(blok)
O0H0 O0H1 O0H2 O0H3 O0H4 O0H5 O1H0 O1H1 O1H2 O1H3 O,H4 O1H5

1 2,58 4,14 4,30 4,45 2,87 0,90 3,55 1,55 0,28 0,68 0.56 3,52

2 3,74 4,14 4,30 4,45 2,87 7,55 0,90 1,55 0,28 3,52 0,68 0,56

3 4,00 7,80 3,21 3,76 2,24 7,16 2,40 2,19 4,35 0,84 1,63 2,15

4 2,70 8,32 1,85 4,95 5,33 6,52 1,06 2,97 2,36 0,80 3,24 1,01

Jumlah 13,02 24,4 13,66 17,61 13,31 22,13 7,91 8,26 4,92 5,84 6,11 7,24

Rataan 3,26 6,10 3,42 4,40 3,33 5,53 1,98 2,06 1,23 1,46 1,53 1,81

Rataan 53% 100% 56% 72% 55% 91% 96% 100% 60% 71% 74% 88%
Relatif

Anda mungkin juga menyukai