Anda di halaman 1dari 7

Anak Yang Jujur

Oleh: Kelompok 2

Penulis :
Giselle
Jocelyn

Anak Yang Jujur


Pada suatu desa, hiduplah seorang anak laki laki bernama Doni.
Dia hidup dalam keluarga yang miskin dan tidak berkecukupan. Tapi,
Doni tidak pernah mengeluh. Dia selalu ceria setiap hari dan
merupakan anak yang baik dan suka membantu. Doni hidup bersama
ibu dan kedua kakak laki lakinya. Berbeda dengan Doni, kakak-kakaknya
adalah pemuda yang pemalas dan tidak pernah membantu orang
tuanya.

Selain itu, mereka juga sangat serakah dan tidak jujur. Seperti saat
ibu mereka meminta mereka untuk berbelanja pada suatu pekan…
”Anak-anak, bisakah kalian membantu ibu berbelanja?” Ibu berkata
sambil membersihkan halaman. Kedua kakak laki lakinya menggerutu
”Ah,malas! Ibu tidak lihat aku sudah capek habis pulang sekolah masih
disuruh suruh!” ujar Dodo, kakak laki laki Doni yang pertama.”Iya, bu!
Suruh si Doni saja, itu dia juga nganggur!” kata Devon, kakak laki-
lakinya yang kedua. ”Biarkan saja bu, biar Doni saja yang pergi” kata
Doni sabar, meskipun dia juga lelah sepulang sekolah. Doni pun pergi ke
pasar. Dia membeli semua barang yang diperlukan, lalu ketika dia
hendak pulang dia mendengar suatu keributan.

Dia mendengar teriakan marah dari beberapa pejalan kaki dan


memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata mereka
meneriaki seorang nenek tua yang berada di pusat keramaian.
Tampaknya nenek itu sedang meminta pertolongan. Doni pun
mendekati nenek tua itu. ”Ada apa,nek?” Doni bertanya dengan
lembut. ”Oh,anak muda, aku membutuhkan bantuan untuk membawa
sekeranjang sayur yang baru saja kubeli ke rumahku yang ada di tepi
bukit.” Dia menunjuk rumahnya. Rumahnya sangat jauh dan tampaknya
akan sangat sulit untuk berjalan kesana, apalagi dengan sekeranjang
sayur berat ditangan. Doni pun memutuskan untuk membantu nenek
itu.

Mereka berjalan selama sekitar 2 jam lebih hingga akhirnya tiba di


rumah si nenek. Doni sangat lelah, tapi dia tetap senang karena mampu
membantu nenek itu. Nenek itu berjalan menghampirinya dengan
membawa subuah mangkuk usang. ”Terima kasih banyak,wahai anak
muda. Kau adalah anak laki laki paling baik yang pernah aku temui. Aku
berharap bisa membalas budimu, tapi aku sangat miskin, yang aku
miliki hanyalah mangkuk ini. Kumohon terimalah.” Dia menyodorkan
mangkuk itu kepada Doni. Doni memperhatikan mangkuk itu, lalu
kemudian dia menyadari, mangkuk itu terbuat dari emas!!. ”Nenek, aku
tidak bisa menerima ini ” kata Doni segera. ”Mangkuk ini terbuat dari
emas. Aku tidak akan menerimanya apapun yang terjadi.” Nenek itu
terkesima dengan kejujuran dan kebaikan hati Doni. Dia pun segera
masuk ke dalam rumahnya dan keluar dengan sekeranjang buah-
buahan segar, beberapa coklat batang, dan sebuah telur yang sangat
besar. ”Kau adalah anak yang baik hati dan jujur,nak” kata nenek tua
itu. ”Tolong terimalah ini sebagai tanda terima kasihku. Doni pun
menerima keranjang itu.

Sesampainya di rumah, Doni menceritakan kejadian tadi kepada


ibunya. Ibunya sangat bangga pada Doni karena kejujurannya. Tenyata,
kedua kakak laki-lakinya menguping dari balik pintu kamar
mereka .”Bodoh benar si Doni itu, kenapa tidak dia terima saja
mangkuknya ,dasar!”Kata Dodo sebal .”Hei,kak aku punya ide bagus”
kata Devon dengan mata yang berkilat jahat. ”Bagaimana jika besok
kita pergi ke pasar,mencari nenek tua itu,dan menipunya?.”Dodo
menyukai ide adiknya itu. Mereka pun menyusun rencana sepanjang
malam untuk menipu nenek itu.

Maka keesokan harinya, sesuai rencana mereka Dodo dan Devon


pergi ke pasar sepulang sekolah .Mereka kemudian melihat nenek tua
itu. Seperti kemarin,dia sedang memohon pertolongan seseorang untuk
membawa sebuah keranjang berat ke rumahnya di tepi bukit. Mereka
pun menghampirinya dengan lagak sok penting. ”Hei,nenek tua kau
tampaknya kesulitan membawa keranjang itu” kata Dodo. ”Ayo kami
bantu!” kata Devon, menyambar keranjang dari tangan si nenek.

Tidak sampai setengah perjalanan, mereka berdua sudah


kelelahan. ”Woy nenek, bantu kami bawa dong! ini kan barang nenek,
masa cuma kami yang bawa begini!” teriak mereka. Setelah beberapa
menit, nenek membawa keranjang itu sendiri.

Satu jam kemudian, mereka tiba di rumah nenek. Mereka segera


melempar diri ke kursi, sementara nenek dengan susah payah
membawa keranjang itu ke dalam rumahnya.”Woy nenek,kami haus!
cepat beri kami minum!” teriak Dodo. ”Maaf, anak-anak. Nenek tidak
punya minuman layak yang bisa ditawarkan.”jawab nenek.
”Ah,bohong! Nenek saja punya uang untuk membeli semua itu! Kalau
tidak diberi minum, kami minta bayaran!” kata Dodo lagi. Nenek itu
menghela napas, lalu membawakan mereka segelas air. ”Cuma air
putih? Dasar nenek tak tau terima kasih” gumam keduanya .”Oh iya
nek, mana hadiah kami? kemarin adik kami datang kesini dan nenek
beri dia sekeranjang hadiah. Nah,kami kan berdua,jadi hadiahnya dua
kali lipat ya nek!”kata Dodo. Tanpa berkata apapun nenek memberikan
mangkuk emas itu kepada mereka. Tapi,keserakahan mereka pun
muncul.”Apa? Cuma 1 mangkuk lusuh begini saja?!”teriak Devon” Kami
dengan susah payah kesini bukan untuk hadiah jelek seperti
ini!.”Baiklah,kalau begitu bawa keranjang ini juga” kata nenek,
memberikan keranjang yang sangat mirip dengan keranjang yang
diberikannya kepada Doni. Merasa sangat puas, keduanya
meninggalkan nenek itu tanpa berkata-kata lagi.
Sudah malam saat mereka tiba di rumah. Ketika mereka tiba,
mereka heran melihat ibu dan adik mereka sangat bahagia. ”Apa ada
sesuatu yang terjadi,bu?” tanya Dodo. ”Anak anak, dengar!”kata ibu
mereka dengan sangat bahagia.” Di keranjang yang dibawa pulang
adikmu kemarin, ada sebuah telur yang besar. ”Kami penasaran dengan
isinya jadi kami membukanya, dan ternyata ada banyak sekali perhiasan
di dalam sana! Nenek itu sama sekali tidak miskin! Dia hanya berpura-
pura karena dia ingin melihat kebaikan hati orang yang ada
disekitarnya. Oh,kemiskinan kita akan segera berakhir!” Ibu memeluk
ketiga anaknya itu dengan gembira. ”Apa itu,kak?” tanya Doni,
menunjuk keranjang Dodo dan Devon. Mereka berdua segera
menyembunyikan mangkuk emas itu. Mereka tidak ingin membagikan
sedikit pun uang yang akan mereka dapatkan kepada Doni. ”Kami
membantu seorang nenek tua dan dia memberi kami ini sebagai balas
budi ”kata Devon .Lalu mereka pun teringat dengan keranjang mereka.
Mereka langsung membukanya dengan tidak sabar. Benar saja,ada
sekitar 10 telur didalam keranjang mereka,itu jelas lebih bagus dari
pada keranjang Doni, begitu pikir mereka…

Mereka langsung membuka telur-telur itu dengan keserakahan


yang luar biasa. Tapi,bukannya perhiasan seperti yang ada di telur Doni,
yang ada disana adalah cacing, kalajengking, ulat, kecoak dan banyak
hewan kecil lainnya. Mereka berdua berteriak ketakutan, dan tanpa
sengaja menjatuhkan mangkuk emas itu.”Tidaaaaaak, mangkukku!”
teriak Dodo.”Ah, itu mangkuk emas nenek itu,kan!” kata Doni. Ibu
mereka mengambil pecahan mangkuk itu. Dia tertawa.”Anak-anak ini
bukan mangkuk emas! Hanya dicat dengan warna emas .Ini hanyalah
mangkuk lusuh biasa. Tapi, Doni syukurlah kamu tidak serakah seperti
kedua kakakmu ini, sehingga kita bisa mendapatkan perhiasan-
perhiasan itu. “Dan kalian”, ia menatap mereka dengan
kemarahan .”Ibu tidak membesarkan kalian untuk menipu orang lain
seperti itu! Ibu sangat kecewa! Sekarang cepat bersihkan rumah dan
usir semua serangga itu!”. Merasa malu dan kecewa, Dodo dan Devon
pun menuruti perkataan ibu mereka. Sejak saat itu,mereka tidak
pernah lagi mencoba menipu orang lain. Mereka berubah menjadi anak
yang jujur dan suka membantu.

----------------------------------------TAMAT…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai