SPESIFIKASI TEKNIK.......................................................................................................... 1
Pasal 1. Tempat Pekerjaan............................................................................................................... 1
Pasal 2. Macam Pekerjaan ............................................................................................................... 1
Pasal 3. Personil Managerial ............................................................................................................ 2
Pasal 4. Surat Dukungan .................................................................................................................. 2
Pasal 5. Peralatan Utama ................................................................................................................. 3
Pasal 6. TKDN ................................................................................................................................... 4
Pasal 7. Deskripsi kegiatan............................................................................................................... 6
Pasal 8. Metode Kerja..................................................................................................................... 16
1. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) ......................................... 16
2. Mobilisasi .............................................................................................................. 17
3. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian .................................................................. 17
4. Lapis Aggregat A................................................................................................... 20
5. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi............................................................ 21
6. Laston Lapis Antara (AC-BC)............................................................................... 22
7. Beton Fc’ 15 MPa .................................................................................................. 23
8. Pasangan Batu........................................................................................................ 24
Pasal 9. Referensi Hukum .............................................................................................................. 25
PERENCANAAN K3...................................................................................................................... 26
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan
Penanggung Jawab ........................................................................................................... 26
B.2. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan
Penanggung Jawab dengan nilai tertinggi........................................................................ 28
KERANGKA ACUAN KERJA ............................................................................................ 29
I. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 29
II. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................................................... 30
III. SUMBER DANA .................................................................................................................... 30
IV. MATA PEMBAYARAN UTAMA DAN OVERHEAD ...................................................... 30
V. RUANG LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................... 30
VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ................................................................................. 31
VII. KUALIFIKASI PENYEDIA ................................................................................................. 31
VIII. LOKASI PEKERJAAN ......................................................................................................... 31
IX. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ................................. 31
X. DATA PENUNJANG ............................................................................................................. 31
SPESIFIKASI TEKNIK
3. PERKERASAN BERBUTIR
Uraian Volume Satuan
Lapis Fondasi Agregat Kelas A 109,67 M3
4. PERKERASAN ASPAL
Uraian Volume Satuan
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi 1.280,54 Liter
Laston Lapis Antara (AC-BC) 176,71 Ton
1
5. STRUKTUR
Uraian Volume Satuan
Beton , fc’15 Mpa 1,80 M3
Pasangan Batu 27,66 M3
Keterangan :
* diperlukan untuk syarat pemilihan
** diperlukan untuk syarat berkontrak
2
• Sertifikat kelaikan Operasi dari Balai Besar Pelaksana Jalan (scan)
b. Apabila peserta tidak menyampaikan dokumen sebagaimana pada huruf a maka
dinyatakan gugur pada evaluasi teknis.
c. Pokja Pemilihan dapat melakukan klarifikasi dokumen tersebut, hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran penyedia.
1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Penyedia Jasa dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik
bersangkutan dimulai.
2. Daftar Peralatan Utama yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
Keterangan :
* diperlukan untuk syarat pemilihan
** diperlukan untuk syarat berkontrak
3
Pasal 6. TKDN
1. Perhitungan nilai TKDN pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Tepus - P.Pok Tunggal (0711)
PIWK
NO URAIAN %KDN
1 Pembuatan dokumen RKK, RMPK,RKPPL dan RMLLP 100%
2 Spanduk(Banner) 60,71%
3 Topi pelindung (Safety Helmet) 71,12%
4 Sepatu keselamatan (Safety Shoes,rubber safety shoes dan toe cap) 86,95%
5 Rompi Keselamatan (Safety Vest) 72,40%
6 Peralatan P3K 0,00%
7 Rambu petunjuk 26,98%
8 Rambu Peringatan 26,98%
9 Mobilisasi 100%
10 Timbunan Pilihan dari sumber galian 97,80%
11 Lapis Fondasi Agregat Kelas A 98,36%
12 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi 36,57%
13 Laston Lapis Antara (AC-BC) 57,34%
14 Beton , fc’15 Mpa 93,72%
15 Pasangan Batu 98,97%
2. Rekapitulasi nilai TKDN pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Tepus - P.Pok Tunggal (0711)
PIWK
4
Spanduk(Banner) 60,71%
Topi pelindung (Safety Helmet) 71,12%
Sepatu keselmatan (Safety Shoes,rubber safety shoes dan toe
86,95%
cap)
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 72,40%
Peralatan P3K 0,00%
Rambu petunjuk 26,98%
Rambu Peringatan 26,98%
Aspal Finisher 75,00%
Asphalt Distributor 100%
Asphalt Mixing Plan 75,00%
Compresor 75,00%
Concrete Batching Plant 75,00%
Concrete Mixer 100%
Concrete Vibrator 75,00%
Dump Truck 100%
Excavator 75,00%
Genset 75,00%
Motor Grader 75,00%
Pneumatic Tire Roller 75,00%
Tandem Roller 75,00%
Truck Mixer 75,00%
Vibratory Roller 75,00%
Water Tank Truck 75,00%
Water Tanker 100%
Wheel Loader 75,00%
Pemasok/Negara TKDN
No Uraian Spesifikasi Sertifikat TKDN
Asal (%)
1 2 3 4 5 6
7664/SJ-
Semen Kemasan 40Kg PT. Semen Gresik IND.8/TKDN/12/ 95,53%
2022
3808/SJ-
Aspal Emulsi
Viskositas (25°C) PT. Hutama Prima IND.8/TKDN/8/2 33,97%
CSS-1
022
10954/SJ-
PT. Pertamina
Aspal Curah IND.8/TKDN/11/ 27,61%
(Persero)
2021
Aggregat A Material Quarry - 97,71%
Agr Pch Mesin 100,00
Material Quarry -
5-10 & 10-15 %
Agr Pch Mesin 100,00
Material Quarry -
0-5 %
100,00
Batu Material Quarry -
%
5
100,00
Pasir Material Quarry -
%
o Pekerjaan Persiapan :
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
a) Mobilisasi Personil
▪ Pekerjaan harus personil yang berkemampuan / berkualitas,sesuai dengan cakupan
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan .
▪ Mutu Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga-tenaga ahli/ terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya, dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan/ petunjuk Tim Pengawas / konsultan pengawas.
Untuk pekerjaan tertentu yang memerlukan suatu keahlian, maka penyedia jasa
harus menggunakan tenaga kerja yang khusus / ahli sesuai yang dibuktikan dengan
menujukkan Sertifikat Tenaga Ahli / Terampil (SKA/SKT) yang diterbitkan oleh
Lembaga/instansi yang berwenang.
c) Pelaksanaan Mobilisasi
Mobilisasi harus digunakan selambat – lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK,
(1) Penyedia jasa harus memobilisasi peralatan dan fasilitas sesuai yang dibutuhkan
atau sesuai daftar yang tercantum dalam penawaran
(2) Penyedia jasa harus menyediakan gudang untuk menempatkan peralatan
peralatan
6
2. Manajemen Keselamatan Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan Rehabilitasi / Pemeliharaan Berkala Jalan setiap tahapan
pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan
akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus
lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan
raya
a) Tujuan butir butir dalam seksi ini adalah untuk menjamin bahwa selama
pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalulintas dan dijaga
dalam kondisi aman dan dapat digunakan dan pemukiman disepanjang jalan yang
berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman di
pemukiman mereka.
b) Dalam keadaan khusus penyedia jasa dapat mengalihkan lalulintas kejalan alih
sementara. Pengalihan ini harus mendapat perstujuan dari Konsultan Pengawas.
c) Yang dimaksud dengan “lalulintas” harus berarti semua lalulintas kendaraan dan
pejalan kaki.
Persyaratan
Standar/Pedoman Rujukan :
PSd T-12-2003 : Perambuan sementara pada pekerjaan jalan
Pelaksanaan
A Perlindungan pekerjaan terhadap kerusakan akibat lalulintas
(1)Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalulintas umum maupun proyek.
(2) Pengadilan lalulintas dan pengalihan lalu lintas sebagaimana diperlukan untuk
melindungi pekerjaan.
(3) pengendalian lalulintas harus menadapat perhatian khusus pada saat kondisi cuaca
sedang buruk, pada saat lalu lintas padat, dan selama periode dimana pekerjaan
sedang dilaksankan sangt peka terhadap kerusakan.
7
(4) jalan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk
kondisi lalulintas yang ada, denga memperhatikan ketentuan keselamatan dan
kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalulitas
umu ampai alinyemen, palaksanaan, drainase, dan pemesangan rambu lalulintas
sementra telah di setujui konsultan pengawas. Selama digunakan untuk lalulintas
umum penyedia jasa harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase
dan rambu lalulintas sampai diterima oleh Konsultan Pengawas.
(5) Penyedia jasa harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping
sementara untuk jalan umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilaman jaln
masuk tersebut sudah ada sebelum pekerjaan dimulai dan pada tempat lainya yang
di perlukan atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
(2) Selama pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus menjamin bahwa perkerasan
bahu jalan lokasi berdekatan dengan daerah milik jalan harus dijaga agar bebas
dari mengganggu dan membahayakan lalulintas yang lewat. Pekerjaan juga harrus
dijaga agar bebas darisetiap parkir liar atau keguaiatn perdagangan kaki lima
kecuali untuk daerah daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.
1. Perbedaan
a) Apabila terdapat perbedaan antara gambar dan RKS maka RKS lah yang mengikat.
b) Apabila dalam gambar kontak tertulis sedangkan pada RKS tidak tercantum maka
gambarlah yang mengikat.
2. Laporan
Penyedia jasa harus membuat laporan :
a) Buku harus di isi oleh penyedai jasa dan diketahui oleh Konsultan Pengawas,
mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan
harian.
8
b) Laporan Harian :
Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Laporan harian berisi :
• Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja dilapangan
• Jenis dan kuantitas bahan dilapangan
• Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan
• Jenis kankuantitas pekerjaan dilaksanakan
• Cuaca dan peristiwa alam lainya yang memepengaruhi pelakasanaan pekerjaan
• Catatan lain yang dianggap perlu
c) Laporan Mingguan :
Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan mingguan serta Catatan lain yang dianggap perlu.
d) Laporan Bulanan :
Laporan Bulanan dibuat oleh penyedia jasa di setujui oleh Konsultan Pengawas
terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
bulana serta catatan yang dianggap perlu.
e) Laporan Mutu Pekerjaan
Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji kualitas berdasarkan spesifikasi teknis dan
hasil uji disusun dalam laporan mutu pekerjaan, laporan mutu Pekerjaan diperiksa dan
ditandatangani dan disetujui oleh konsultan pengawas
f) Laporan Akhir pekerjaan :
Laporan yang mebuat presentase total seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan,
kemudian dibandingkan dengan pekerjaan yang telah direncanakan/dikontrakan,
disertai alasan tertulis seperlunya untuk menjelaskan kalau terjadi perbedaan
prosentase pada seluruh pekerjaan. Bila ada perbedaan volume yang dikerjakan
dengan volume yang dikontrakan, maka harus dibuat berita acara/ Contract Change
Order (CCO). Laporan akhir pekerjaan dibuat penyedia jasa yang didukung back up
data, diperiksa dan ditandatangani dan distujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Rapat
Penyedia jasa harus mengadakan rapat setiap seminggu satu kali, untuk membicarakan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan kemajuan pekerjaan yang dicapai waktu, tempat dan
biaya disediakan oleh penyedia jasa.
9
pengambilan. Album foto-foto harus diserahkan pada Konsultan Pengawas sebelum
penyerahan pertama.
6. Logistik
1) Bahan :
Bahan yang diperlukan/ digunakan dalam pekerjaan harus :
• Memenuhi spesifikasi dan standart yang berlaku.
• Memenuhi ukuran pembuatan jenis dan mutu yang di syaratkan dalam gambar
dan butir lain dari psekasi atau sebagai mana secara khusus di setujui Konsultan
Pengawas
• Semua produk harus baru.
10
Bila mana menurut Konsultan Pengawas kegiatan pengangkutan akan merusak jalan
atau jembatan atau akan membuat kemacetan kendaraan maka Konsultan Pengawas
menghentikan pengangkutan dan memerintahkan kepada penyedia jasa untuk
mencari jalan alternatif.
4) Penyimpanan :
Penyimpanan bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin
serta tiap dipergunakan untuk pekerjaan tempat pekerjaan dilapangan harus bebas
dari tanaman dan sampah bebas dari genangan air dan permukaanya harus lebih
tinggi dari sekitarnya.
7. Pengujian
Semua bahan atau pekerjaan struktur harus di tes kekuatannya tarik atau kekuatan desaknya
atau yang lain pada laboraturium yang telah dikonsultasikkan di setujui oleh Konsultan
Pengawas.
8. Job Mix
Penyedia jasa harus membuat job mix untuk pekerjaan tertentu dan harus di konsultasikan
dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas.
2) Persyaratan
a.) Standar Rujukan
Standar Nasional indonesia (SNI) :
SNI 03-2850-1992 : Tata Cara Pemasangan Utillitas Jalan
b.) Persyaratan Kerja
Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan seksi ini harus dituangkan dalam program
kerja yang distujui oleh direksi.
3) Relokasi
a) Prinsip Dasar
Pekerjaan relokasi utilitas harus diselesaikan secepat mungkin sehingga gangguan
yang terjadi terhadap pelayanan utilitas tersebut dapat di minimasi. Jika diperkirakan
akan terjadi gangguan karena terhadappenggunaan utilitas karena pekerjaan, maka
penyedia jasa diwajibkan untuk meminta kepada konsultan pengawas agar
menerbitkan mengumumkan adanya gangguan dan memastikan bahwa pengelola
utilitas sudah mendapatkan pemberitahuan secara akurat.
b) Pengaturan dengan instansi terkait setempat
(1) Dalam konteks ini, istilah instansi terkait setempat harus berarti setiap utilitas
umum, intansi pemasok atau instasi lain yang bertanggung jawab etrhadap
utilitas umum dan pelayanan.
11
(2) Sesuai dengan syarat-syarat kontrak, penyedia jas bertanggung-jawab untuk
kontak dengan instansi terkait setempat dan menyerahkan kepada konsultan
pengawas berikut ini :
• Detil lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang dipindahkan,
ditempatkan atau terganggu sementara dalam mendukung pelaksanaan
pekerjaan jalan yang direncanakan.
• Salinan yang behubungan dengan peraturan petunjuk standar dan spesifikasi
dari instansi terkait setempat.
• Rencana kerja yang terinci yang menunjukan relokasi utilitas dan pelayanan
yang diperlukan.
• persetujuan tertulis atas rencana ini dari instansi setempat yang terkait, dan
• Persetujuan atau perijinan dari instansi terkait setempat yang diperlukan
(3) Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan
semacam ini, dan sebagainya harus menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk
berhubungan dengan instansi terkait setempat.
(4) setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh oprasi-
oprasi penyedia jasa harus diperbaiki penyedia jasa dengan biaya sendiri.
d) Metode kerja
• Pengaturan yang diperlukan dengan instansi terkait setempat, sebagaimana
disebutkan harus dilaksanakan selama perioremobilisasi atau seebelumnya, dan
penyedia jasa harus menyerahkan kepada konsultan pengawas suatuprogram
untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi
• bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat
dihindarkan selama pelaksanaan dalam kontrak, maka penyedia jasa harus
membuat pengaturan yang diperlukan instansi setempat, dan menyerahkan
program atas pekerjaan terseebut kepada konsultan pengawas, dalam 30 hari
setelah pemberitahuan tertulis dari konsultan pengawas atas persetujuan
tersebut.
• Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan di atas atau
menyababka keterlambatan pengaturan dengan instansi terkait setempat oleh
penyedia jasa menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan jalan dan
jembatan akibat dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan
sementara dalam pelayanan yang ada, tedak dianggap sebagai alasan untuk
memperpanjang waktu penyelesaian kontrak.
e) Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan oleh instansi terkait setempat
12
• Jika tidak di perintahkan lain oleh konsultan pengawas, peindahan, relokasi,
dan penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi
tanggung jawab dan atas biaya pemilik dan instansi terkait setempat yang
bersangkutan. Akan tetapi peyedia jasa harus bertanggung jawab untuk
membuat semua pengaturanyang di perlukan menjaga fasilitas yang
terekspos dari kerusakan, pembayaran biaya perijinan dan hal-hal lain
sebagaimana terinci dalam spesifikasi ini.
• bilamana akan terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalam
melaksanakan pekerjaan jalan dan jembatan, meskipun pelaksanaan oleh
penyedia jasa telah memenuhi ketentuan yang di syaratkan dalam spesifikasi
ini, konsultan pengawas menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan
dengan instansi setempat yang berkaitan dengan penyedia jasa untuk
melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi dan selain dari
pengawasan dari instansi setempat yang bersangkutan. Tidak ada pekerjaan
yang boleh dikerjakan tanpa persetujuan tertulis dari instansi terkait
setempat yang bersangkutan dan konsultan pengawas.
(2) Pelaksanaan atau pelaksanaan sebagian oleh Penyedia jasa
• bilamana konsultan pengawas memerintahkan beberapa atau semua
pekerjaan relokasi untuk dilaksanakan oleh penyedia jasa, penyedia jasa
harus melaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan
spesifikasi ini dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan
ketentuan lain atau petunjuk dari instansi terkait setempat yang
bersangkutan.
• penyedia jasa harus bertanggung jawab dalam memperoleh dari instansi
setempat semua informasi tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas
atau pelayan yang akan dipindahkan dan harus melakukan infestigasi secara
menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebelum memulai bekerja. Setiap
kerusakan yang diakibatkan oleh oprasi-oprasiini yang mengakibatkan
paengabaikan, kelalian, dan kekurangan kehatihatian dari penyedia jasa
harus di perbaiki oleh penyedia jasa dangan biayanya sendiri.
• Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen harus
dialihkan atau dipotong dengan tepat dan aman dibawah pengawasan
instansi terkait setempat dan semua bahan bongkaran harus di bersihkan
dengan ceramat dan disimpan di lapangan untuk pemulihan oleh pemilik
(baik instansi terkait stempat atau pemilik, sebagaimana memungkinkan).
• Bahan dengan permukaan lama yang dilapisi(coating)yang akan dipasang
kembali dilokasi baru harus disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh
konsultan pengawas dan sesuai dengan ketentuan instansi terkait setempat,
dengan perlindungan/pencegahan terhadap karat dan selanjjutnya harus di
cat ulang sebelum dipasang kembali.
• bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus
dibuang dari lapangan oleh penyedia jasa, dan diganti dengan bahan baru
sebagaiamana diperintahkan oleh konsultan pengawas. Bilamana bahan
lama menjadi tak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh
penyedia jasa harus diperbaiki atau diganti oleh penyedia jasa dengan biaya
sendiri keculai jika terjadi perjanjian keduabelah pihak yang menyatakan
bahwa kerusan tersebut memang tidak dapat dihindarkan.
• lubang atau kerusakan lainya yang terjadi dilapangan harus dikembalikan
kondisinya oleh penyedia jasa sebagaimana diperintahkan oleh konsultan
13
pengawas dan sesuai dengan persyaratan yang relavan dengan dokumen
Kontrak.
f) Pengukuran
Mata pembayaran yang terpisah untuk setiap instansi terkait setempat yang relavan
disediakan dalam seksi ini untuk pemindahan relovasi atau gangguan terhadap utilitas
dan pelayan yang ada. Pekerjaan yang di ukur menurut mata pembayaran ini adalah
pekerjaan yang dilaksanakan langsung oleh instansi terkait setempat dan harus
diukursesuai dengan pembayaran aktual yang dilakukan pada instansi terkait
setempat untuk pekerjaan yang telah disetujui dan diperintahkan oleh konsultan
pengawas. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa harus di ukur dan dibayar
menurut seksi dari spesifikasi ini sebagai berikut :
• Pengukuran untuk pembayaran menurut kontrak ini untuk bagian relokasi
Yang dilakasanakan oleh instansi terkait setempat atau perusahaan utilitas
yang berkaitan haruslah harga yang sebenarnya (at cost). Penyedia jasa harus
melakukan pembayaran langsung kepada instansi terkait setempat
berdasarkan perintah dari konsultan pengawas. Pembayaran kembali
(reimbursement) haruslah dengan harga sebenarnya (at cost) berdasarka
persetujuan antara direksi pekerjaan dengan instansi terkait setempat yang
terkait, setelah menerima atau dokumentasi yang sebagaimana mestinya
disediakan oleh penyedia jasa.
• Ongkos untuk perijinan dari instansi setempat, salinan peraturan yang ber-
kaitan, dsb. Yang telah dibayang oleh penyedia jasa, dan merupakan
pembayaran yang dilakukan menurut ketentuan spesifikasi ini harus dibayar
kembali (reimbursed) kepada penyedia jasa, pada hrga yang sesuai
sebagaimana ditentukan oleh peraturan pemerintah atau instansi terkait
setempat setelah menerima atau dokumentasi yang seusai telah disediakan
oleh penyedia jasa. Pembayaran kembali akan diperoleh dari jumlah yang
ditentukan oleh pekerjaan relokasi oleh instansi terkait setempat yang
relavan, menggunakan Variasi sebagaimana yang diisyaratkan dalam butir
butir yang relavan dalam syarat-syarat kontrak untuk menentukan dan
memerintahkan jumlah yang harus dibayar.
• Bilamana penyedia jasa diperintahkan intuk melaksankan langsung atau
beberapa pekerjaan relokasi, bagian pekerjaan yang aktual dikerjakaan oleh
penyedia jasa harus diukur aktual menurut divisi pekerjaan harian.
• pengembalian bentuk pada lokasi perkerasan setelah peneylesaian pekerjaan
relokasi akan diukur untuk pembayaran menurut seksi pengambilan kondisi
perkerasan. Penegembalian bentuk untuk bagian yang lain harus dianggap
telah tercakup penuh dalam seksi dari spesifikasi ini, termasuk bahan yang
relavan untuk di gunakan
14
Adonan terdiri dari semen Portland (PC) dicampur dengan agregat halus atau pasir
kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir.
• Tulangan
Baja tulangan yang diperlukan adalah baja tulangan yang bermutu seperti yang
diisyaratkan adalah mutu 0 – 24 dengan karaktersistik 2.400kg/cm
Kawat pengikat harus tebuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,yang
telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
• Kayu
Standard yang digunakan harus memenuhi syrat seperti mutu kayu adalah mutu I
sesuai dengan PBBI NI -3, bebas dari getah cacat cacat dan harus mengalami proses
pengeringan udara minimum 3 bulan.
Bahan bahan Lain yang digunakan kwalitas nya dalam spesifikasi ini harus
mempunyai standart yang sesuai dengan SII tentang bahan bahan tersebut.
• Aspal :
Bahan Aspal yang digunakan Aspal PEN 60/70 yang memenuhi AASHTO M20
• Pasir Pasang :
• Pasir Pasang yang digunakan adalah sekualitas pasir progo, harus tajam bebas dari
segala kotoran dan lumpur.
• Pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah batu
• Butir-butir halus bersifat kekal tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca .
• Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat
kering )
• Batu Pecah Hitam 3/5 cm ; 2/3 cm dan 0/5 cm
Syarat dasar sebagaimana butir – butir mempunyai tiga bidang sisi pecah (dipecah
manual atau dengan alat) dengan ukuran 3/5 cm ; 2/3 cm/ dan 0/5 cm.
• Batu Belah Hitam 5/7
Bahan Batu Hitam dari batu gunung atau batu sungai yang bersih ,kuat, awet, bebas
lumpur dan benda benda yang tidak dikehendaki dan harus memenuhi ketentuan :
• Abrasi dengan mesin Los Angeles pada 500 putaran maksimal 40%
• Kelekatan Agregat terhadap aspal minimal 95%
• Indeks kepipihan maksimal 25%
• Mempunyai tiga bidang sisi pecah (dipecah manual atau dengan alat) ukuran 5-7
cm
15
• Bahan – bahan material yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak baik oleh
pelaksana teknis harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam batas waktu 2 x
24 jam
• Penyedia Jasa harus menempatkan pejaga malam untuk keamanan bahan dan peralatan
apabila ada yang hilang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
16
2. Mobilisasi
Mobilisasi personel, alat berat, peralatan laboratorium dan material dimaksudkan untuk
mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh, yaitu pelaksanaan
fisik maupun administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.
a. Mobilisasi Alat
Untuk mobilisasi peralatan pada pekerjaan persiapan ini untuk sementara hanya diperlukan
sebatas pelaksanaan site plan, untuk selanjutnya mobilisasi peralatan akan dilakukan secara
bertahap disesuaikan dengan jadwal kebutuhan masing - masing jenis Pekerjaan
b. Mobilisasi Bahan
Untuk mobilisasi material pada pekerjaan persiapan ini untuk sementara hanya diperlukan
sebatas pelaksanaan site plan, untuk selanjutnya mobilisasi material akan dilakukan secara
bertahap disesuaikan dengan jadwal kebutuhan masing - masing jenis pekerjaan dan
perubahannya akibat bergesernya realisasi pelaksanaan terhadap Rencana Jadwal
Pelaksanaan dan penjadwalan pengadaan material / bahan.
b. Urutan Pelaksanaan
Penyiapan Tempat Kerja
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan
harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan Pasal
3.1.1.11), 3.1.2.1), dan 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa,
dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar
fondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
c) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih
dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru, maka lereng
lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh
mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal
tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk
kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.
d) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
17
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan
dalam Pasal 3.2.1.3). Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga samatebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase
sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut
dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat
pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi,
sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3 jam setelah
pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan
pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan
kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan
mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat
bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama
sedemikian sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar
harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian
harus ditutup secepat mungkin dengan lapis fondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan
jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana
diperlukan.
f) Lapisan penopang di atas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari
tiga hari setelah persetujuan setiap penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh
Pengawas Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan
tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagimana
diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Ketentuan Pasal 3.2.4.2) tidak
digunakan.
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Pengawas Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar
18
air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 1742:2008.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan
bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu
mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus
dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal
3.2.4.2) di bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan
timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa harus membuat timbunan
tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan
penimbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh lebih tinggi dari sisi lainnya,
penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan
diberikan oleh Pengawas Pekerjaan dan tidak melakukan timbunan sampai struktur tersebut
telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di
laboratorium di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut
telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang ditimbulkan oleh
metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya kerusakan atau regangan yang
di luar faktor keamanan.
g) Untuk menghindari gangguan terhadap pelaksanaan abutmen jembatan, tembok sayap dan
gorong-gorong persegi, Penyedia Jasa harus, untuk tempat-tempat tertentu yang ditetapkan
oleh Pengawas Pekerjaan, menunda pekerjaan timbunan yang membentuk oprit
dari setiap struktur semacam ini sampai saat ketika pelaksanaan selanjutnya boleh didahulukan
untuk penyelesaian oprit tanpa resiko mengganggu atau merusak pekerjaan jembatan. Biaya
untuk penundaan pekerjaan harus termasuk dalam harga satuan Kontrak untuk masing-masing
mata pembayaran yang relevan.
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal
harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan
dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum
10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
19
c. Pemenuhan Spesifikasi Pekerjaan
i. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud di mana bahan-bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara
tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai timbunan biasa.
ii. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh
timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 1744:2012, memiliki CBR paling
sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
iii. Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan
dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu
atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas
rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan tergantung
pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang
akan dipikul.
b. Urutan Pelaksanaan :
➢ Wheel Loader mencampur dan memuat Aggregat ke dalam Dump Truck Di Base Camp
➢ Dump truck mengangkut Aggregat ke lokasi pekerjaan dan di hampar dengan Motor Grader
➢ Hamparan Aggregat dibasahi dengan water tank sebelum dipadatkan menggunakan tandem
roller
20
➢ Pembayaran
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari
bahan yang sudah dipadatkan lengkap di tempat dan diterima.
21
1. Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada
perkerasan jalan yang ada atau permukaan, semua kerusakan perkerasan atau bahu harus
diperbaiki terlebih dahulu.
2. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan kotoran lainnya harus disingkirkan
terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sifat mekanis atau semprotan angin atau
kombinasi keduanya.
3. Tonjolan – tonjolan yang disebabkan oleh benda – benda asing lainnya harus disingkirkan
dari permukaan memakai penggaruk baja atau dengan cara lainnya.
4. Pembersihan harus dilanjutkan / melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
5. Memberi tanda atau tali di sepanjang tepi jalan yang akan di semprot untuk mendapatkan
batas penghamparan yang baik.
6. Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) di atas lapis pondasi agregat
Kelas A, permukaan akhir yang telah di bersihkan harus rata, rapat, bermosaik agregat
kasar dan halus.
7. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat di pasang harus pada permukaan jalan yang kering
atau sedikit lembab dan Lapis Perekat harus dipasang hanya pada permukaan jalan yang
benar – benar kering. Menggunakan Asphalt Distributor yang akan menyemprot sekaligus
separuh badan jalan.
8. Takaran Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) pada umumnya dalam batas – batas 0.4
sampai 1.3 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat kelas A, sedangkan untuk
Pondasi tanah semen sekitar antara 0.2 sampai 1.0 liter permeter persegi.Takaran Lapis
Perekat ( Tack Coat ) pada umunnya dalam batas – batas 0.15 sampai 0.35 liter per meter
persegi.
b. Pemenuhan Spesifikasi.
Pemenuhan Bahan.
Persyaratan yang harus dipenuhi sesuai spesifiaksi teknis yaitu :
➢ Semua material yang akan digunakan pada pekerjaan ini (Agregat, dan Aspal) ditest di
Laboratorium untuk mendapatkan kepastian bahwa material yang akan digunakan memenuhi
persyaratan spesifikasi.
➢ Rancangan Campuran / Design Mix Formula, DMF dibuat untuk mendapatkan proporsi
campuran yang memenuhi persyaratan spesifikasi.
➢ Rancangan Campuran ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan campuran yang berkenaan
dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-
22
lintas rencana. Rancangan campuran untuk setiap jenis campuran terlebih dahulu dibuatkan
Design Mix Formula (DMF) dan sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Usulan Design Mix
Formula (DMF) untuk campuran yang digunakan dalam pekerjaan yang mencakup :
- Ukuran nominal maksimum partikel.
- Sumber agregat berasal.
- Abrasi material yang digunakan.
- Presentase setiap fraksi agregat yang akan digunakan pada penampung dingin dan panas.
- Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang yang disyaratkan.
- Kadar aspal/bitumen total dan efektif terhadap berat total campuran.
- Temperatur campuran.
Pemenuhan Kepadatan
• Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah di padatkan, seperti di tentukan dalam
SNI 03-6757-2002 tidak boleh kurang dari 97 % kepadatan standar kerja yang tertera dalam
JMF untuk lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainya.
• Benda uji inti utuk pengujian kepadatan harus sama denga benda uji untuk pengukuran tebal
lapis. Cara pengambilan benda uji campuran beraspal dan pemadatan benda uji di laboratorium
masing-masing harus sesuai dengan SNI 06-2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm
atau ASTM D5581-96 untuk ukuran butir 50 mm.
• Jumlah total benda uji inti yang di ambil acak dalam setiap segmen tidak kurang dari 3 (tiga)
benda uji inti duplo untuk setiap kelipatan 200 meter panjang dan jumlah 3√ panjang untuk
sisa panjang yang kurang dari 200 meter dengan lokasi titik uji di tentukan secara acak sesuai
dengan SNI-03-6868-2002.
4. Pembayaran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik terpasang dan diterima sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar oleh pengawas pekerjaan.
8. Pasangan Batu
a. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti
yang diperintahkan Pengawas pekerjaan yang dibuat dari pasangan batu, Pekerjaan meliputi
pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh
pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang tertulis di gambar dan oleh
pengawas pekerjaan
24
b. Bahan
Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis
atau lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit harus ditolak.
b) Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama.
c) Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan tentang pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Spesifikasi Umum, mata pembayaran, ketentuan penggunaan
bahan/material dan ketentuan lain yang belum diatur dalam Spesifikasi Teknis ini mengacu
pada Surat Edaran Nomor 16.1/SE/Db/2020 Tentang Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
25
PERENCANAAN K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab
26
3 Pekerjaan Perkerasan Beraspal Jenis bahaya dan Seluruh Pengendalian resiko a. SDM yang
- Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair resiko Pekerjaan K3 berpengalaman.
- Laston Lapis Antara AC-BC a) Tertindas alat Perkerasan a) Memakai safety b. Training/Pelatihan
berat -> luka Beraspal proyek Tenaga.
berat memenuhi b) Rambu – rambu c. Simulasi/Peragaan
b) Terkena Aspal Prinsip peringatan Kejadian
Panas -> luka Keselamatan, c) APD
ringan Zerro Accident
27
PERENCANAAN K3
B.2. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab dengan nilai tertinggi
28
KERANGKA ACUAN KERJA
I. LATAR BELAKANG
Sektor prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi
wilayah, sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalah suatu hal
yang sangat penting. Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jalan dan atau
jembatan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna jalan dan/atau jembatan
maupun bagi wilayah secara keseluruhan. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang tepat
dalam penyelenggaraan jalan sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan
pertumbuhan ekonominya.
Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, terutama jalan nasional dan atau
jalan perkotaan diantaranya adalah kurang memadainya sistem jaringan jalan primer dan
atau kolektor dalam melayani arus lalu-lintas menerus dan atau arus lalu-lintas perkotaan.
Hal ini telah menyebabkan terhambatnya arus barang / jasa dan manusia tingkat regional,
nasional bahkan internasional yang menyebabkan biaya ekonomi dan sosial yang semakin
tinggi.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik didaerah tersebut. Selain berperan dalam menunjang kelancaran
kegiatan sosial ekonomi juga akan menunjang perkembangan fisik didaerah yang
bersangkutan.
Visi RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2021 - 2026 adalah "Terwujudnya
Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Gunungkidul yang Bermartabat Tahun 2026” guna
mewujudkan Visi tersebut maka diperlukan peningkatan infrastruktur yang memadai
untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah, maka
diharapkan dengan perencaan DED jalan lingkar selatan tersebut dapat memberikan
pelayanan secara maksimal dan memenuhi syarat baik dari segi teknis, keamanan,
kenyamanan dan sebagainya, maupun dari segi biaya fisik konstruksi jalan nantinya yang
seminimal mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan
Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gunungkidul yang
merupakan salah satu perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul yang
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab atas penyelenggaraan seluruh jaringan jalan
yang ada.
Jenis pekerjaan ini yang merupakan pekerjaan fisik konstruksi, Peningkatan Ruas Jalan
Tepus - P.Pok Tunggal (0711) PIWK pada Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Kabupaten
/ Kota Tahun Anggaran 2023.
29
II. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat trase jalan yang lebih baik dan
mengembalikan fungsi jalan
b. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas jalan untuk menuju ke
lokasi pariwisata
Kegiatan ini dibiayai dari sumber dana APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran
2023
a. Mata Pembayaran Utama Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Tepus - P.Pok Tunggal
(0711) PIWK adalah:
1. Laston Lapis Antara (AC-BC)
2. Lapis Fondasi Agregat Kelas A
b. Penyedia Barang/Jasa mengalokasikan untuk Overhead paling sedikit sebanyak 3%
(tiga persen) untuk pekerjaan ini.
1. UMUM
Uraian Volume Satuan
Pembuatan dokumen RKK, RMPK,RKPPL dan RMLLP 1,0 Set
Spanduk (Banner) 2,0 Buah
Topi pelindung (Safety Helmet) 5,0 Buah
Sepatu keselamatan (Safety Shoes,rubber safety shoes dan toe cap) 2,0 Pasang
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 5,0 Buah
Peralatan P3K 1,0 Set
Rambu petunjuk 2,0 Buah
Rambu Peringatan 2,0 Buah
Mobilisasi 1,0 LS
30
3. PERKERASAN BERBUTIR
Uraian Volume Satuan
Lapis Fondasi Agregat Kelas A 109,67 M3
4. PERKERASAN ASPAL
Uraian Volume Satuan
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi 1.280,54 Liter
Laston Lapis Antara (AC-BC) 176,71 Ton
5. STRUKTUR
Uraian Volume Satuan
Beton , fc’15 Mpa 1,80 M3
Pasangan Batu 27,66 M3
X. DATA PENUNJANG
Penyedia jasa harus mencari sendiri data dan informasi yang dibutuhkan selain data dan
informasi yang diberikan oleh PPK (DED dan Gambar) saat pelaksanaan pekerjaan, serta
harus memeriksa kebenaran data dan informasi yang didapat. Kesalahan informasi
31
yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
Referensi Hukum
a) Surat Edaran Nomor 16.1/SE/Db/2020 Tentang Spesifikasi Umum 2018 Untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2)
b) Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
c) Perpres No 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa
d) Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 46 Tahun 2022 Tentang Standar Satuan Harga
dan Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2023
Wadiyana, S.T.,M.T
NIP. 19780514 199703 1 001
32